• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

107 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

PKS adalah satu dari 12 partai yang turut meramaikan kontestasi PEMILU 2014 lalu. Sebagai salah satu partai yang lahir pasca Reformasi, PKS sudah mengalami empat kali Pemilu yakni pada PEMILU 1999, 2004, 2009 dan yang terakhir ialah PEMILU 2014. Pada empat kali pemilu tersebut PKS mengalami pasang surut perolehan jumalh kursi untuk DPR RI akan tetapi untuk jumlah perolehan suara sendiri PKS mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan yakni disekitar 8 juta suara selama tiga kali pemilu berlangsung dari 2004 sampai 2014.

Sebagai partai kader, PKS pun memanfaatkan mobilisasi seluruh kadernya dari berbagai golongan. Mulai dari ranah birokrasi, professional, kaum intelek, masyarakat pekerja atau buruh hingga dari kalangan pelajar baik itu mahasiswa maupun pelajar tingkat sekolah menengah. Kader mahasiswapun memiliki porsi yang cukup penting dalam menajalankan berbagai strategi pemenangan politik PKS. Akan tetapi melalui politik PKS yang baiklah para kader atau aktivis PKS dari kalangan mahasiswa dapat mengikuti berbagai macam instruksi dan merespon dengan baik. PKS dengan basis massa ialah Jamaah Tarbiyah, maka tidak jauh dengan agenda-agenda politik dari Ikhwanul Muslimin yang berada di Mesir maupun Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Turki. Dalam mobilitas seluruh kadernya Ikhwanul Muslimin di Mesir, AKP di Turki ataupun Jamaah Tarbiyah di Indonesia sama-sama berlandaskan pada kalimat "al-hizb huwal jama'ah, al-jama'ah hiyal hizb" memiliki arti "partai adalah jama'ah, jama'ah adalah partai"

Untuk ranah mahasiswa sendiri PKS memiliki sejarah panjang karena ikatannya dengan jamaah tarbiyah. Di kampus UGM sendiri mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang tarbiyah ataupun yang berafilisasi dengan PKS

(2)

108 telah “berkuasa” dalam dunia perpolitikan kampus semenjak Partai Bunderan menguasai Pemira 1999 hingga sekarang. Hal tersebut menjadikan UGM sebagai salah satu wadah terbaik pengakderan PKS dari kalangan mahasiswa yang notabene adalah kaum terdidik dan memiliki sikap kritis dan daya rasionalitas yang tinggi.

Pada Pemilu 2014 yang lalu , PKS pun telah menyusun berbagai macam strategi pemenangan dari setiap wilayah termasuk wilayah DIY dan menurun kepada mahasiswa UGM yang menjadi bagian dari partisipan pemenangan PKS. Untuk kader mahasiswa UGM berada di bawah naungan tim Pemenangan DPW PKS DIY dan memiliki otoritas tersendiri dalam tim pemenangan kader kampus. Ada lima poin utama instruksi pemenangan yang disampaikan kepada seluruh kader melalui murobbiy atau kader senior kampus. Lima instruksi tersebut diantaranya:

1. Menjadikan momentum pileg/pilpres sebagai ladang amal shalih. Mengajak masyarakat untuk memilih calon-calon pemimpin yang amanah.

2. Mengkondisikan keluarga dan orang-orang dalam wilayah pengaruh (tetangga, saudara, teman) untuk memilih calon-calon dari PKS pada semua level pencalonan (DPR RI, DPRD Provinsi dan kota/kabupaten)

3. Memberikan kontribusi apapun sesuai dengan kemampuannya masing-masing untuk pemenangan partai dakwah.

4. Memenuhi kebutuhan saksi baik tingkat TPS, PPS, PPk maupun kabupaten/kota hingga provinsi bila diperlukan.

5. Memenuhi kebutuhan tim data center bila dibutuhkan.

Namun dari kelima instruksi tersebut tidak semua kader kampus UGM menerimanya bahkan melaksanakannya banyak hal yang menjadi alasan mendasara mereka tidak mengikuti atau menjalankan komunikasi politik dari PKS tersebut. Hingga akhirnya dari penelitian ada tiga respon dari kader PKS di

(3)

109 kampus UGM terkait komunikasi politik pemenangan PKS pada pemilu 2014 yang diantaranya: Respon positif, netral dan juga negatif.

Untuk respon positif, mereka adalah kader yang memiliki tujuan yang memag sama dengan PKS dalam ranah politik praktis. Mereka meyakini dan juga sudah paham terkait urgensi adanya partai politik dan tujuan dakwah tarbiyah di Indonesia. Rasionalitas mereka sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa PKS memang menjadi sarana untuk mencapai tujuan kemashlahatan yang sesuai dengan ideologi mereka. Bahkan terkait taklimat merka sigap dan mengikuti berbagai macam arahan. Walalupun ada beberapa hal atau agenda yang mereka tidak bisa ikut ada adab-adab perizinan yang dipakai dan disampaikan secara halus dan baik.

Bagi mereka yang termasuk pada respon netral ialah mereka kader mahasiswa yang memang hanya sekedar mengikuti berbagai macam agenda pemenangan PKS selama pemilu 2014. Mereka sudah sadar bahwa mereka adalah bagian dari jamah dan jamaah adalah partai. Akan tetapi kesedaran mereka masih belum terlalu kuat dan cenderung biasa saja. Mereka melaksanakan instruksi dengan kesadran dan tanpa tuntutan lebih. Kepuasan mereka pun bisa dibilang biasa saja, berbeda dengan yang respon positif dimana saat mereka telah melaksanakan isntruksi-instruksi tersebut mereka bangga dan merasa sangat memiliki PKS.

Yang terakhir ialah respon negatif. Mereka yang berada dalam lingkup ini ialah kader-kader yang mengikuti alur kaderiasi jamaah tarbiyah yakni halaqoh pekanan atau liqo. Akan tetapi mereka tidak peduli terhadap partai dan ranah politik praktis. Sehingga pada saat mereka menerima instruksi dari partai melalui

murobbiy mereka masing-masing, mereka menghormati namun tidak

melaksanakannya. Kecenderungan sikap mereka pada lingkup ini ialah acuh. Walalupun demikian mereka tetap memilih PKS pada Pemilu 2014.

Sementara itu saat pelakasaan berbagai langkah strategi pemenangan PKS pada Pemilu 2014 kemarin kendala dan kelemahan tetap saja ada. Apa yang telah direncanakan bisa saja berbeda dengan kondisi lapangan. Salah satu kelemahan

(4)

110 utama ialah masalah teknis di lapangan saat menjadi tim tabulasi data. Kebutuhan waktu yang cukup banyak akrena lebih dari satu hari, akhirnya banyak kader yang silih berganti pulang karena ada aktivitas lain. Status mereka sebagai mahasiswa menuntut mereka harus tetap kuliah dan menjalankan berbagai kegiatan organisasi kampus hingga akhirnya yang tersisa di tim tabulasi data adalah mereka kader yang memang sudah tidak ada kuliah atau mereka yang memang tidak memiliki kegiatan di kampus.

Selain itu ada juga kelemahan-kelemahan strategi yang telah disusun dan banyak harapan untuk memperbaiki kelemahan tersebut dari kader-kader mahsiswa kampus UGM untuk pemenangan PKS berikutnya. Salah satu harapan ialah PKS harus mencontoh kinerja atapun cara kader muda terutama di kampus UGM dalam menarik massa. Terbutkti Partai Bunderan yang lahir dari Rahim jamaah tarbiyah berhasil berkuasa di UGM selama lebih dari 10 tahun. Lalu PKS pun diharapkan dapat memanfaatkan media, karena potensi media dalam menarik animo masyarakat sangatlah besar.

Harapan lainnya yang tak kalah penting ialah kesenjangan kader. Kesenjangan kader yang terjadi terutama terkait kepahaman kader yang berbeda. Kader yang sudah paham dan sudah sadar akan pentingnya jamaah dan partai tidak sama dengan mereka yang belum paham padahal mereka masih satu angkatan di kampus. Kesenjangan ini juga lah yang memunculkan tidak sedikitnya kader di kampus UGM yang acuh terhadap isntruksi pemenangan PKS pada Pemilu 2014 kemarin. Hanya kader-kader yang memiliki kepahaman tinggilah yang selalu berkutat dengan kegiatan jamaah atau partai. Sehingga perataan kepahaman harus dilakukan agar PKS ini tetap menjadi partai kader yang solid.

(5)

111

B. Saran

Berdasar hasil penelitian ini, peneliti memadu padankan dari harapan-harapan yang ada oleh setiap kader muda PKS dan asumsi peneliti. Saran-saran tersebut terangkum dalam beberapa rekomendasi, yang diantaranya:

1. Rekomendasi Akademik

a. Penelitian tentang PKS sudah cukup banyak sehingga perlu digali lagi penelitian serupa yang terjadi di partai-partai politik lainnya. Agar dapat menjadikan pembanding secara akademis terkait permasalahan yang sama antara satu partai dengan partai lainnya. b. Untuk melihat perkembangan selanjutnya terkait strategi pemengan

PKS dapat dilakukan penelitian kembali pada Pemilu 2019, apakah PKS tetap stagnan suaranya di angka 8 juta suara atau bahkan bisa bertambah dengan berbagai perubahan strategi yang ada.

c. Penelitian terkait komunikasi politik menjadi sangat penting, karena dapat mengetahui berbagai strategi atau muatan unsur politis pada ranah politik.

2. Rekomendasi Praktisi

a. Bagi kader-kader PKS yang akan melanjutkan eksistensinya di ranah politik terutama dalam tubuh partai PKS dapat menjadi pedoman untuk membuat partai tersebut bisa lebih baik selanjutnya.

b. Evaluasi mendasar pada strategi pemenangan sebuah partai politik dalam kontestasi pemilihan umum bukan hanya dilihat dari hasil suara perolehan partai atau strategi yang diterapkan, tetapi juga dengan evaluasi internal komunikasi politik yang dijalankan. c. Kondisi kader-kader partai dari berbagai golongan atau level

masyarakat harus selalu menjadi perhatian sebuah partai, bagaimanapun juga karena adanya kader-kader tersbut sebuah partai dapat berdiri kokoh dan masih eksis di ranah perpolitikan Tanah Air.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya panjang dan kesungguhan yang telah penulis lakukan selama mengerjakan tugas akhir kuliah ini, penulis mendapatkan berbagai macam pengalaman dan ilmu maka

Dalam agama Buddha hal itu tergambar pada berbagai bangunan cina terutama pada warna-warna di Vihara Avalokitesvara Banten Lama.Warna kuning dalam kepercayaan agama

Pesan moral yang dapat diambil dari pembahasan tentang penafsiran zinā, fāḥisyah dan khabīṡah adalah perlindungan terhadap diri sendiri dari berbagai kejahatan,

Selain itu, saat mensponsori berbagai kegiatan komunitas yang dilaksanakan sacara rutin dan berkelanjutan di TKC, justru audiens sasaran dari kegiatan komunitas

5.2 SARAN 5.2.1 Bagi Posyandu dan Para Kader Posyandu Mengacu pada hasil yang didapatkan, maka disarankan posyandu untuk meningkatkan sumber informasi tentang penyelenggaraan

Bagi kader yang masih baru masa kerja 1-5 tahun, lebih baik mengikuti pendidikan dan pelatihan agar pengetahuan, sikap, dan keterampilan khususnya tentang pengukuran antropometri dan

Proses evaluasi dilakukan dengan mengangkat berbagai persoalan lalu menindaklanjutinya dengan berbagai alternatif kebijakan untuk mereduksi berbagai pelanggarang yang mungkin terjadi di

73 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan kader dalam pemberian penyuluhan sesbelum dan sesudah diberikan pelatihan penyuluhan