33
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses seleksi calon penerima bantuan biaya studi dari Kabupaten Pucak didasari ataskriteria seperti mengumpulkan surat keterangan aktif kuliah, transkrip nilai semester 2 (dua), kartu rencana studi (KRS) dan foto kopi kartu tanda mahasiswa. Namun dalam tahap seleksi masih terjadi penyelewengan berupa pengunggahan data fiktif untuk kepentingan oknum tertentu.
2. Penyaluran Dana Bantuan biaya studi tersebut disalurkan kepada mahasiswa yang benar-benar telah melengkapi persyaratan yang ditetapkan pada saat proses seleksi. Fakta menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang bisa melengkapi persyaratan dan ada yang tidak bisa melengkapi persyaratan. Jika telah melengkapi persyaratan, maka beasiswa ditransfer ke rekening mahasiswa besangkutan dan sebaliknya. Sistem pemberian bantuan studi ini sebenarnya sudah baik. Namun masih terdapat kelemahan seperti masih kurangya sosialisasi tentang ketentuan keriteria bagi calon mahasiswa penerima mahasiswa dan belum konsistennya waktu penyaluran yang mengakibatkan keributan antara mahasiswa penerima beasiswa dengan tim yang diutus untuk penyaluran dana.
3. Proses monitoring dilakukan oleh pihak Dinas Sosial diwakili oleh Kepala bidang perlindungan dan jaminan sosial. Kegiatan monitoring difokuskan untuk mengecek keaktifan mahasiswa baik aktifitas di dalam maupun luar kampus. Setelah melakukan pengecekan,
34 makaDinas Sosial melalui Kepala bidang perlindungan dan jaminan Sosial melakukan evaluasi. Proses evaluasi dilakukan dengan mengangkat berbagai persoalan lalu menindaklanjutinya dengan berbagai alternatif kebijakan untuk mereduksi berbagai pelanggarang yang (mungkin) terjadi di lapangan.Namun persoalan yang nampak di lapangan adalah tidak sinkronnya data dari masing-masing pihak yang membuat kesulitan dalam poroses monitoring dan evaluasi.
4. Penempatan bagi mahasiswa penerima beasiswa yang telah lulus belum sepenuhnya dilakukan secara konsisten. Artinya, masih ada lulusan (penerima beasiswa) yang belum menerima kepastian akan karirnya ke depan.
5.2. Saran
Mensikapi persoalan yang masih ditemukan dalam proses seleksi sampai pada penempatan, maka ke depannya pemerintah melaui dinas terkait harus lebih memantapkan proses seleksi, penyaluran, monitoring dan evalusi sampai dengan paska penempatan dengan membentuk tim independen atau memberikan kewenangan kepada pihak kampus, sehingga praktik-praktik kecurangan yang serjadi selama ini bisa diminimalisir.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Konsekuensi logis dari proses pemberian beasiswa oleh pihak pemerintah membuat penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang proses seleksi sampai paska penempatan kerja. Hal ini disebabkan oleh jarak Papua yang sangat jauh dari Kota Salatiga. Kemudian, sangat singkatnya waktu dari kegiatan monitoring yang dilakukan oleh tim penyalurdari pemerintah membuat peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif.