• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13

TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

TERHADAP

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK

INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

JUMAT, 11 MARET 2011

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011 PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Asep Ruhiyat Suhesti Dianingsih Bambang Mardiyanto ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Jum’at, 11 Maret 2011 Pukul 14.00 – WIB

Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Achamd Sodiki (Ketua)

2) Maria Farida Indrati (Anggota)

3) Muhammad Alim (Anggota)

(3)

Pihak yang Hadir: Pemohon: - Asep Ruhiyat - Suhesti Dianingsih - Bambang Mardiyanto K

(4)

1. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sidang untuk Perkara Nomor 19/PUU-IX/2011 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Baik, Assalamualaikum wr.wb. Selamat siang Bapak-Bapak, Saudara-Saudara sekalian, salam sejahtera untuk kita semua. Kami persilakan Pemohon, silakan memperkenalkan diri. Bapak, Ibu?

2. PEMOHON: ASEP RUHIYAT

Baik, Assalamualaikum wr.wb. Pertama-tama kami ucapkan terima

kasih atas penerimaan yang begitu baik yang diberikan kepada kami…, dari Bandung kami, dari karyawan Hotel Papandayan, yang tergabung dalam Serikat Mandiri Hotel Papandayan Bandung. Yang baru-baru ini, sudah satu tahun ini kami kena PHK, Pak ya. Makanya kami mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan di…, dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 huruf d, itu.

Baik. Saya atas nama Serikat Mandiri Hotel Papandayan, beserta dengan Ibu…, nama saya Asep Ruhiyat, Pak. kemudian Ibu Suhesti, kemudian itu disebelah kiri saya itu, Pak Bambang Mardiyanto. Juga dibelakang saya ada rekan-rekan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Hotel Papandayan, yang menjadi korban PHK sejumlah 38 orang, Pak. Demikian terima kasih, Pak.

3. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baik, sekarang Saudara Asep, Ibu Suhesti, dan Saudara Bambang. Saya ingin mengetahui secara garis besar terlebih dahulu, apa saja yang Saudara kemukakan dalam pernohonan ini? Terutama ada hubungannya dalam Pasal 61, 64 ayat (3) yang…, yang menurut Saudara barangkali itu merugikan kedudukan Saudara sebagai serikat pekerja, saya persilakan. Nanti pada…, barangkali pada pokok-pokoknya saja, ya! Silakan Saudara.

4. PEMOHON: ASEP RUHIYAT

Baik terima kasih, Yang Mulia. Ya, ceritanya begini Pak bahwa Hotel Papandayan itu melakukan renovasi terhadap seluruh gedungnya, dari bintang empat…, rencananya dari bintang empat menjadi bintang lima, demikian Pak. Kemudian kami sebagai pekerja 198 orang pada awalnya,

SIDANG DIBUKA PUKUL 13.41 WIB

(5)

kami dinyatakan PHK secara sepihak, oleh pihak perusahaan yaitu Hotel Papandayan Bandung. Kami para pekerja yang sudah bekerja lebih kurang 20 tahun Pak, untuk mengabdi kepada Hotel Papandayan, pada prinsipnya kami ingin tetap bekerja untuk Hotel Papandayan karena kami merasa bahwa selama 20 tahun kami sudah memberikan kontribusi yang sangat besar, kemudian juga kami sudah apa namanya…, selama ini pun tidak pernah ada permasalahan di Hotel Papandayan tersebut, makanya ketika kami dinyatakan secara sepihak di PHK, kami mempertanyakan hal tersebut, tetapi pihak perusahaan kemudian membawa kasus kami ke jalur hukum, yaitu melalui…, awalnya dari Disnaker, mediasi, kemudian juga sampai ke tingkat PHI dan semuanya ke Mahkamah Agung, dan kami sebagai tergugat dalam hal ini, jadi kami korban PHK bukan menggugat, tetapi sebagai tergugat di PH ini Pak, demikian.

Kemudian karena hotel renovasi, sebenarnya kan hotel renovasi berarti kan perusahaan ingin meningkatkan bangunannya menjadi taraf bintang lima, kemudian juga servisnya akan menjadi baik, fasilitasnya bertambah, dan lain sebagainya Pak, untuk kategori menjadi bintang lima gitu. Kemudian juga para pekerjanya tentu dicari pekerja yang profesional yang memenuhi kriteria sebagai sebuah hotel yang mempunyai taraf bintang lima. Kami berpendapat bahwa kami memenuhi kriteria seperti itu, makanya ketika pengadilan pun mengabulkan permohonan pengusaha, yaitu dengan mempergunakan Pasal 164 yaitu efisiensi Pak, di Undang-Undang di Ketenagakerjaan. Ya, jadi memakai Pasal 164 ayat (3) tentang Efisiensi.

Renovasi di Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13, itu tidak diatur bagaimana jika perusahaan melakukan renovasi itu tidak ada Pak, jadi artinya menurut kami bahwa dalam hal ini ada ketidakadilan dan terlampau dipaksakan terhadap situasi perusahan kami. Karena menurut Undang-Undang Pasal 164 itu tentang Efisiensi tersebut yang menyatakan bahwa…, isinya, Pak ya…, mohon maaf Yang Mulia. “Satu, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus-menerus selama 2 tahun atau keadaan memaksa (force majeur), sehingga ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak, sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”

Kemudian ada juga, “Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh pihak akuntan publik.”

Kemudian yang ke tiganya, “Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh, berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

(6)

penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”

Makanya kami dalam hal ini mempertanyakan, Pak, Yang Mulia. Bahwa perusahaan dan juga pengadilan, itu memaksakan kehendaknya dengan cara mencari pasal-pasal yang tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya, yaitu bahwa perusahaan hanya melakukan renovasi terhadap gedung dan memberikan fasilitas penambah-penambah yang lainnya. Seperti itu, Majelis Hakim.

Jadi, kami dalam hal ini, kenapa kami meminta uji materil terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 ini, terutama Pasal 164 ayat (3)-nya tersebut disandingkan dengan Undang-Undang Dasar 1945 sama Amandemen, yaitu Pasal 28 ayat (2) yang memberikan jaminan atas pekerjaan sebagaimana disebutkan…, mohon maaf, diulangi Majelis. Dilandaskan pada Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang memberikan jaminan atas pekerjaan sebagaimana disebutkan, “Setiap orang berhak untuk berkerja, serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”

Nah, jadi dalam hal ini kami tentu mempertanyakan hal tersebut. Satu sisi Undang-Undang Dasar 1945 tidak boleh melebihi…, atau undang-undang yang lain tidak boleh melebihi Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Jadi itu, Yang Mulia Majelis Hakim, kenapa kami mengajukan permohonan itu. Mohon kiranya Majelis Hakim dapat mempertimbangkan atas permohonan kami ini. Untuk sementara demikian terima kasih, Yang Mulia.

5. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya baiklah. Jadi Saudara sudah memaparkan pokok-pokok permohonan Saudara bahwa Pasal 164 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ini, ini merugikan Saudara karena hak-hak Saudara yang ada di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2), dan seterusnya, ini merasa dirugikan karena keberadaan Pasal 164 ayat (3) ya? Ya, baik.

Demikian ini waktu adalah saat Saudara akan coba untuk mendengarkan beberapa pandangan Hakim atau pandangan Majelis, ya. Saya persilakan Bapak Hakim Muhammad…, ya silakan Pak Alim.

6. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terima kasih, Pak Ketua. Saudara Pemohon, ini saya terus ke petitum dulu ya, angka 9 di halaman 9, itu di sini yang 1, 2, 3, ya, sudah betul itu, tapi yang ke empat ini…, apa ya…, menyatakan pemutusan hubungan kerja karena perusahaan melakukan renovasi, ini kan kasus konkret ini. Jadi itu mungkin…, mungkin tidak usah itu. Kami memerintahkan (suara tidak terdengar jelas) itu kalau dikabulkan, betul itu.

(7)

Yang ke empat itu, mungkin nanti Saudara pikirkan baik-baik. Kemudian ini tadi Saudara mengatakan penekanannya ini kan kalau pasal ini dari ayat (1) sampai ayat (3) kalau perusahaan tutup, kan begitu. Tetapi ayat…, yang Saudara uji kan hanya ayat (3)-nya, jadi tidak dikaitkan dengan ayat (1) dan ayat (2). Karena ayat…, ayat (3)-nya yang…, yang Saudara Pemohon uji itu hanya berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja, bukan karena kerugian, bukan karena perusahaan tutup, tapi karena efisiensi, kan gitu? Nah, kalau yang satu, dua itu memang itu kalau ditutup misalnya, tapi ini kan yang Saudara ujikan ayat (3)-nya. Ini titik tekannya kalau efisiensi, kan gitu? Mungkin Saudara harus pikirkan kembali itu.

Kemudian ada yang Saudara katakan di sini, “Peristiwa itu terjadi pada tahun 2001.” Apa yang Saudara maksud di angka 23 itu? Ini kalau Saudara bandingkan dengan Hotel Regent Jakarta. Kemudian kan mengenai pemutusan hubungan kerja ini, itu kasus konkretnya Anda kan sudah mengalami tho? Ya, dengan kawan-kawan karena menurut Anda saat tadi, menurut si Pemohon tadi bahwa telah sampai kepada…, apa…, pengadilan hubungan industrial, kan? Dan sudah selesai, kan begitu?

Nah, itu…, itu…, itu kasus konkretnya. Sekarang ini yang saya tidak paham itu kenapa kok di sini soal efisiensi, tapi Saudara menekankan pada ayat (1) dan (2) yang merupakan penutupan perusahaan, padahal itu kan tidak Saudara uji. Dimungkit…, mungkin itu dipikirkan nanti. Buat sementara dulu, Pak Ketua.

7. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Terima kasih, Pak Ketua. Ya, ini permohonan ke Mahkamah Konstitusi itu adalah pengajuan pengujian norma dari suatu undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Sehingga kita menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat umum, abstrak, ya? Dan kalau kita mendengar tadi pemaparan yang diajukan, itu tadi suatu hal yang konkret, tetapi permasalahannya bukan selalu bahwa kalau yang konkret Anda kemukakan, belum tentu itu tidak menjadi jalan ke pengujian undang-undang. Artinya, hal-hal yang bersifat konkret seperti PHK itu dapat dikemas, sehingga meyakinkan Hakim bahwa pasal yang Anda uji itu memang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, ya?

Nah, jadi…, dan karena pasal ini tentunya tidak berdiri sendiri. Nah, ayat (1), ayat (2), ayat (3). Kalau kita lihat di sini, ayat (3) itu mengatakan, “Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja, buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 ton berturut-turut, atau bukan karena keadaan memaksa, tetapi perusahaan melakukan efisiensi.” Ini harus…, dimana ini…, bagaimana Anda bisa menjelaskan kepada kami bahwa efisiensi ini bukan dengan renovasi itu karena mungkin bagi pemilik hotel, dia mengatakan, “Kalau saya tingkatkan menjadi bintang lima, maka saya lebih akan banyak untung. Kalau dulu mungkin hanya 100 kamar, tapi karena bintang empat, mungkin kita menjadi 80 kamar tapi bintang lima orang akan lebih ke sana.

(8)

Sehingga itu akan melihat bahwa saya dengan renovasi itu menjadikan keuntungan saya lebih banyak, walaupun kemudian kamarnya berkurang.” Gitu.

Nah, ini yang harus dikemukakan sehingga memang betul-betul bahwa ini adalah suatu pertentangan norma, ya? Nah, jadi hal-hal yang konkret tadi bisa diulas, sehingga untuk meyakinkan norma ini memang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Nah, kemudian kalau Anda tadi membandingkan dengan Hotel Regent ya, peristiwa itu terjadi pada tahun 2001. Nah, ini bisa dilihat apakah 2001 ini karena undang-undang ini kan 2003, harus dilihat apakah 2001 itu dengan undang-undang yang lama, ada tidak, aturan yang seperti ini. Sehingga Anda bisa membandingkan kalau dulu dengan aturan ini dia melakukan ini, mestinya dengan undang-undang yang baru ini harus juga…, diatur yang sama juga, jadi begitu ya? Jadi, ini hal-hal ini yang bisa kemudian nanti dengan uraian yang jelas bagaimana…, karena di sini kalau Anda mengatakan dengan Anda yang menjadi Tergugat, itu tentu tidak akan menjadi kewenangan Mahkamah untuk menilai pengadilan yang lain tapi dengan contoh-contoh konkret dan kemudian perbandingan antara dua aturan tersebut. Oh, dulu begitu, maka Hotel Regent melakukan seperti itu. Maka mestinya aturan yang baru itu akan lebih bagus dari aturan yang lama, begitu kan? Nah, itu yang kemudian Anda bisa membuat suatu alasan sehingga kemudian Anda menyatakan pasal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, ya?

Jadi, tidak selalu bahwa hal-hal yang konkret itu kemudian tidak bisa diajukan pengujian, tapi hal-hal yang konkret itu hanya merupakan suatu landasan sehingga kita akan menguji suatu pasal atau norma-norma dalam undang-undang itu terhadap Undang-Undang Dasar. Ya, saya rasa itu.

8. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, jadi dicatat saja, nanti dipertimbangkan bagi Saudara, ya. Ada beberapa hal yang mungkin telah disebut tadi, Saudara mengatasnamakan sebagai serikat pekerja atau yang mewakili, begitu ya? dalam Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang MK, yang menjadi Pemohon itu adalah dalam pengujian undang-undang itu perorangan, Warga Negara Indonesia, kesatuan masyarakat hukum adat, badan hukum publik atau privat, lembaga negara. Nah, serikat pekerja ini badan hukum atau bukan? Kalau bukan badan hukum Saudara lebih baik menjadi pemohon itu secara perseorangan.

Pengalaman yang Saudara paparkan itu nanti perlu dipaparkan supaya akibat adanya Pasal 16, berapa tadi, Pasal 164 ayat (3) itu Saudara kehilangan hak-hak konstitusionalnya. Ya ini, jadi sebaiknya Saudara ini karena serikat pekerja itu bukan badan hukum ini lebih baik perorangan, MK ya? Ini.

(9)

Kemudian terkait dengan PHK yang dilakukan oleh perusahaan, apakah perusahaan hanya mem-PHK karyawan yang merupakan serikat pekerja saja atau mungkin ada yang diluar itu? Ya, ini kaitannya dengan posita Saudara poin 21 huruf a, barangkali ada konflik diantara para serikat pekerja ya.

Nah, tadi juga sudah disebutkan sebaiknya Saudara menguraikan di dalam alasan atau posita Saudara itu. Apakah sebelumnya Pemohon itu melakukan upaya hukum, di PHK yang dialami Pemohon? Jadi ini kasus-kasus konkritnya ada begitu ya. Jadi Saudara juga menyebut dalam halaman 8 ya tentang Putusan MK Nomor 012/PUU/2003. Apakah dimaksud untuk menjelaskan bahwa permohonan itu tidak nebis in idem

ya. Ini perlu diketahui bahwa perkara nebis in idem adalah apabila ada norma yang diuji, kemudian akan diuji kembali. Setelah diuji kemudian diuji kembali.

Nah, Pasal 164 ayat (3) ini, belum pernah dimintakan pengujian di sini. Dalam Perkara 012/PUU/2003, sehingga nampaknya enggak perlu itu, ya. Ini tadi sudah disebut juga ayat yang lain kami enggak perlu mengulang lagi.

Kemudian, nah kalau Pasal 164 ayat (3) itu Saudara minta dibatalkan ya, menurut ketentuan di MK, yang itu mengakibatkan kerugian Saudara pasal-pasal itu, itu berarti kalau itu dikabulkan itu Anda tidak lagi menderita kerugian, maknanya begitu. Jadi, kalau Pasal 164 ayat (3) itu dibatalkan itu berarti kalau pasal itu dikabulkan pembatalannya itu hak-hak Saudara bisa pulih, begitu loh atau tidak akan menderita kerugian. Ini logika ini harus dipakai karena kalau enggak begitu ini seakan-akan lalu seperti perkara perdata nanti, ini perkara pengadilan tata negara, jadi lain ya! Apa kira-kira begitu ya. Sehingga sebetulnya ini Anda harus mempertimbangkan permohonan Saudara ini baik-baik supaya tidak apa..., tidak gagal.

Ini semuanya adalah nasihat supaya Saudara mengerti kedudukan dari apa yang Saudara maksudkan itu. Kalau kemudian itu dibatalkan, lalu hak-hak Saudara dipulihkan atau potensial tidak akan..., atau tidak akan menderita kerugian kalau itu dibatalkan, itu maksudnya adalah itu, gitu lo.

Nah, ini Saudara kalau menyebut efisiensi itu sesuatu yang dianggap merugikan Saudara. Saudara boleh memohon supaya itu konstitusional bersyarat asalkan efisiensi itu dimaknai begini, begini, begini, itu yang dimohonkan ya. Nah, ini sebaiknya Saudara kalau bisa minta konsultasi ke LBH yang masih free, artinya tidak usah bayar begitu ya. Itu juga bisa minta, kan banyak itu di Bandung, saya kira ya.

Jadi itu nanti karena Saudara menganggap Pasal 164 ayat (3) itu, dengan adanya kata ‘efisiensi’ itu, kemudian Saudara dikalahkan karena maknanya begitu, kan begitu toh. Nah, ini Saudara itu lalu apa? Apakah efisien itu Saudara maknai berapa? Bagaimana supaya Saudara tidak menderita kerugian. Itu namanya konstitusional bersyarat, ya. Nah ini…, sebelum apa…, mencerna apa yang kita kemukakan atau kita…, Majelis kemukakan itu, hati-hati juga karena ini Pasal 164 ayat (3) dan sebagainya

(10)

itu mungkin berkaitan dengan pasal-pasal yang lain, supaya ini…, supaya dicermati, ya. Ini…, ini Saudara masih mempunyai waktu untuk memikir kembali atau untuk memperbaiki, ya. Ya, ini tentunya suda…, tujuan Saudara ini supaya Anda dengan Pasal 28D ayat (2) ini kan berhak untuk bekerja lagi. Gitu tho? Maksudnya begitu tho? Mendapat imbalan dan perlakuan yang adil.

Ini Saudara mestinya harus menganalisis Pasal 164 ayat (3) itu, mengandung kata-kata, unsur-unsur yang bertentangan dengan hak-hak yang dijamin oleh Pasal 28. Apakah Saudara dengan Pasal 164 itu melihat sesuatu yang merugikan Saudara di…, dimana ini dalam kata-katanya, ya. Melakukan pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tutup, bukan karena mengalami kerugian dan seterusnya, tapi perusahaan melakukan efisiensi. Lha, ini mestinya efisiensi itu…, ini bagaimana ini? Efisiensi yang bisa tidak melupakan hak-hak Saudara untuk bisa bekerja dan mendapatkan imbalan ini karena rupanya Saudara sudah ndak puas tho itu? Ya itu.

Jadi itu beberapa hal yang Saudara kalau fokus pada Pasal 164 ayat (3) itu, sebenarnya lihat di situ. Apakah kemudian Saudara mempertimbangkan bahwa dua kali uang pesangon, dua kali itu sangat tidak manusiawi, misalnya. Ya tho? Uang penghargaan satu kali itu juga begitu ya. Ya ini Saudara bisa mencari argumen-argumen yang lebih mendasar bahwa begitu. Padahal Saudara sudah 20 tahun membesarkan perusahaan yang ada di situ, ya.

Jadi ini…, saya kira itu beberapa hal yang bisa dikemukakan oleh Majelis, ya. Nanti Saudara diberi waktu 14 hari untuk bisa memperbaiki ini, konsultasilah dengan Ahli Perburuhan lah. Mesti banyak itu Ahli-Ahli begitu dimintai tolong, begitu, ya. Di Bandung banyak sarjana hukum. Apa ada yang Saudara ingin kemukakan?

9. PEMOHON: ASEP RUHIYAT

Ya, baik Yang Mulia, terima kasih atas segala masukan dan nasihatnya, barangkali akan menjadi bahan pertimbangan buat kami. Barangkali juga untuk…, seperti yang disampaikan bahwa kami akan lebih banyak berkonsultasi lagi dengan…, dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah ini, seperti itu. Terima kasih sekali lagi, Yang Mulia.

(11)

10. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baiklah, jadi pemeriksaan pendahuluan ini kita anggap cukup dan nanti Saudara diberi waktu dua minggu. Setelah itu kita akan buka sidang lagi, ya. Dan saya kira cukup, saya kira dengan demikian maka sidang saya nyatakan selesai dan ditutup.

Jakarta, 11 Maret 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah,

t.t.d. Mula Pospos

NIP. 19610310 199203 1 001

KETUK PALU 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 14.09 WIB

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

Referensi

Dokumen terkait

Dihadapan 263 peserta yang terdiri dari unsur guru, komite sekolah, kepala sekolah, pengawas dan unsur dinas pendidikan serta kemenag Kabupaten Bener Merian, Wakil Bupati,

Disdikpora dan Dinas Sosial 6 Rabu, 31 Maret 2015 15.00 Wita - Selesai - Pembukaan Lomba-Lomba Oleh Bupati Gianyar dalam rangka HUT Ke-244 Kota Gianyar Lapangan Astina

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan.. Lembaran Negara Republik Indonesia

b. Terkait dengan kualifikasi pendidikan, Kantor regional I BKN mengadakan Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, dengan Narasumber dari BKN Pusat jakarta. Selain

Artinya: Urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka. Ayat di atas merupakan teks yang jelas bahwa masalah-masalah kaum muslim terutama yang penting, dilakukan dengan jalan

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan hasil pertumbuhan dengan pengaruh campuran media tanam dengan pupuk hayati (biofertilizer) menunjukkan bahwa penggunaan media tanam

Penelitian ini merupakan sebuah perbandingan hasil analisis isi SK dan KD dengan KI dan KD. Rumusan Masalah:1)bagaimanakah Taksonomi Tujuan Pembelajaran dalam SK

Melalui tahap-tahap pembelajaran di atas, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan, kemampuan serta ketrampilan untuk mengkonstruksi pengetahuannya atau membangun pemahaman