• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pemerintahan Konsumen Sabun Cuci Dengan Transition Probability

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pemerintahan Konsumen Sabun Cuci Dengan Transition Probability"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh:

ERIX ANDERSON SITUMEANG

NIM: 090423012

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Sarjana ini dengan baik. Laporan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh penulis untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis melaksanakan penelitian ini pada Kilang Sabun Sinar Morawa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi sabun cuci batangan dengan merk Serimpi kemudian melakukan observasi pasar di Komplek Perumahan Waikiki Kelurahan Tanjung Selamat. Judul penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah “Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Perpindahan Konsumen Sabun Cuci Dengan Transition Probability”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, Kilang Sabun Sinar Morawa, dan pembaca lainnya.

Medan, Desember 2012

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini Penulis banyak mendapatkan dorongan dan bantuan baik material maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan antara lain :

1. Bapak Ir. Abadi Ginting, MSIE selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan bantuan bimbingan dan selalu sabar mendidik penulis dari awal sampai akhir penelitian dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T selaku Ketua Departemen Teknik industri yang membantu penulis dalam mengurus kelengkapan studi selama saya kuliah. 3. Bapak Ir.A. Jabbar M. Rambe, M.Eng dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T selaku

Dosen Pembanding yang telah membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Jhonson Surbakti selaku HRD di Kilang Sabun Sinar Morawa yang telah meluangkan waktu untuk menerima dan membantu selama melakukan penelitian, dan juga seluruh karyawan perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa. 5. Teristimewa buat kedua orang tua Penulis yang tercinta Derita Situmeang,

S.Pd dan Tidour Siagian, S.Pd yang selalu memberikan Doa, dukungan, dan mendidik penulis dengan cinta kasih.

(6)

7. Kekasih tercinta Mutiara Simatupang, S.Si, tempat berbagi dalam suka dan duka, pemberi semangat dan selalu memperhatian penulis dengan penuh cinta. Terimakasih Hasian’qu.

8. Teman-teman stambuk 2009 ekstensi yang selalu memberikan motivasi dan teman bertukar-pikiran dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini terutama teman senasib-seperjuangan penulis sewaktu Penelitian Tugas Akhir ini yaitu Sunan Winanda dan Okdivina Sitepu yang selalu saling membantu dalam semua halangan demi menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Staff Pegawai Jurusan Teknik Industri yaitu Pak Mijo, Pak Nurmansyah, Pak Ridho dan Kak Dina.

10.Adik stambuk 2010 dan 2011 trimakasih smuanya, semoga cepat selesai juga meraih gelar Sarjana nya.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan Tugas Sarjana ini. Semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberi Kasih-Nya untuk kita. Amin

Medan,28 Desember 2012

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

ABSTRAK ... xxiii

I PENDAHULUAN ... I-1

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.6.1. Mesin dan Peralatan untuk Skala Home Industri ... II-16 2.7. Organisasi dan Manajemen ... II-19 2.7.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-19 2.7.2. Struktur Organisasi ... II-19 2.7.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-20 2.7.4. Jam Kerja ... II-21 2.7.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya ... II-22

III LANDASAN TEORI ... III-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.4.1. Klasifikasi Biaya ... III-17 3.4.1.1. Biaya Berdasarkan Kegiatan Manufaktur ... III-18 3.4.1.2. Biaya Berdasarkan Tingkat Kegiatan Volume ... III-19 3.4.1.3. Biaya Menurut Departemen Dalam Pabrik ... III-19 3.4.1.4. Biaya Berdasarkan Periode Akuntansi ... III-20 3.4.1.5. Biaya Menurut Jenis Kegiatan Fungsional ... III-21 3.4.1.6. Biaya Per Unit Produk ... III-22 3.4.2. Biaya Overhead Pabrik ... III-22 3.4.2.1. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik ... III-22 3.4.2.2. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.15.3. Probabilitas Steady State ... III-61 3.16. Perilaku Konsumen ... III-62 3.16.1. Proses Keputusan Pembelian ... III-62 3.16.2. Loyalitas Konsumen ... III-63 3.16.3. Preferensi Konsumen ... III-64 3.17. Metode Observasi ... III-65 3.17.1. Jenis-jenis Observasi ... III-65 3.17.2. Jenis Teknik Observasi ... III-66

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.11. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-8 4.12. Pengolahan Data ... IV-9 4.13. Analisis Data ... IV-13

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Prosedur Pembuatan Sabun Cuci Batangan ... V-1 5.1.2. Data Aktivitas Produksi Sabun Cuci Batangan ... V-3 5.2. Perincian Data Biaya Produksi ... V-6 5.2.1. Biaya Bahan Baku Pembuatan Sabun Cuci Batangan ... V-7 5.2.2. Biaya Bahan Tambahan untuk Pembuatan Sabun Cuci

Batangan ... V-8 5.2.3. Biaya Bahan Penolong untuk Pembuatan Sabun Cuci

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.3.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) ... V-18 5.3.4. Hasil Data Eksperimen Sabun Cuci Batangan, Cream

dan Cair ... V-21 5.3.4.1. Data Komposisi Bahan untuk Sabun Cuci

Batangan ... V-21 5.3.4.2. Data Komposisi Bahan untuk Sabun Cuci

Cream ... V-22 5.3.4.3. Data Komposisi Bahan untuk Sabun Cuci Cair V-23 5.3.5. Produksi Sabun Cuci Batangan Skala Industri Rumah

Tangga ... V-23 5.3.5.1. Cara Membuat Sabun Cuci Batangan ... V-24 5.3.6. Produksi Sabun Cuci Cream Skala Industri Rumah

Tangga ... V-26 5.3.6.1. Cara Membuat Sabun Cuci Cream ... V-27 5.3.7. Produksi Sabun Cuci Cair Skala Industri Rumah

Tangga ... V-29 5.3.7.1. Cara Membuat Sabun Cuci Cair ... V-30 5.3.8. Biaya Operasional Untuk Pemasaran Skala Industri

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.4. Data Observasi Konsumen ... V-34 5.4.1. Segmentasi ... V-34 5.4.2. Targetting ... V-35 5.4.3. Positioning ... V-35 5.4.4. Penentuan Jumlah Sampel ... V-36 5.5. Transisi Probability Terhadap Sabun Cuci Batangan, Cream

dan Cair ... V-37 5.5.1. Data Pemilihan Produk Sabun Cuci ... V-38 5.5.2. Matriks Aljabar Primer ... V-39 5.5.3. Matriks Transisi Probability ... V-42 5.5.4. Kondisi Steady State (kemantapan) ... V-43

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Pembebanan Biaya Produksi ... VI-1 6.1.1. Analisis Pembebanan Biaya Bahan Baku ... VI-1 6.1.2. Analisis Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung ... VI-2 6.1.3. Analisis Pembebanan Biaya Listrik ... VI-2 6.2. Analisis Pembebanan Biaya Produksi Tidak Langsung ... VI-3

(16)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.2. Analisis Pembebanan Biaya Penyusutan ... VI-3 6.2.3. Analisis Pembebanan Biaya Reparasi dan Perawatan ... VI-4 6.2.4. Analisis Pembebanan Biaya Pembelian Suku Cadang ... VI-4 6.2.5. Analisis Pembebanan Pelumas ... VI-5 6.3. Analisis Perbandingan Profitabilitas ... VI-5

6.3.1. Kontribusi Penetapan Biaya Berdasarkan Sistem Activity Based Costing dalam Penentuan Harga Jual ... VI-6 6.4. Analisis Produksi Untuk Sabun Cuci Batang ... VI-7 6.5. Analisis Produksi Untuk Sabun Cuci Cream ... VI-8 6.6. Analisis Produksi Untuk Sabun Cuci Cair ... VI-10 6.7. Analisis Transisi Probabilitas Terhadapa Sabun Cuci Batangan,

Cream, dan Cair ... VI-10

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... VI-4 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data Harga Pokok Produksi Metode

(19)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Spesifikasi Tangki Alkali ... II-10 2.2. Spesifikasi Pompa Reaktor ... II-14 2.3. Spesifikasi Mesin Pemotong ... II-15 2.4. Pembagian Tenaga Kerja ... II-19 5.1. Biaya Bahan Baku Hasil Eksperimen Dalam Skala Perusahaan ... V-7 5.2. Biaya Bahan Baku di Kilang Sabun Sinar Morawa Periode

Juni 2012 ... V-8 5.3. Biaya Bahan Tambahan Dari Hasil Eksperimen Dalam Skala

Perusahaan ... V-8 5.4. Perincian Biaya Bahan Tambahan di Kilang Sabun Sinar

Morawa Periode Juni 2012 ... V-9 5.5. Perincian Biaya Bahan Penolong Pembuatan Sabun Cuci

Batangan Periode Juni 2012 ... V-10 5.6. Upah Tenaga Kerja Langsung ... V-11 5.7. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ... V-11 5.8 Biaya Pembelian Suku Cadang Bulan Juni 2012 ... V-13 5.9. Rekapitulasi Biaya-Biaya Lain pada Bulan Juni 2012 ... V-14 5.10. Neraca Laporan Harga Pokok Penjualan ... V-17 5.11. Total Biaya Produksi Menggunakan Sistem Activity Based

(20)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.12. Neraca Laporan Harga Pokok Produksi ... V-21 5.13. Komposisi Bahan Sabun Cuci Batangan ... V-21 5.14. Komposisi Bahan Pembuatan Sabun Cuci Cream ... V-22 5.15. Komposisi Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cair ... V-23 5.16. Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cuci Batangan ... V-24 5.17. Perbandingan Harga Sabun Cuci Batangan Hasil Industri

Rumah Tangga dan Sabun Merk Serimpi ... V-25 5.18. Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cuci Cream ... V-28 5.19. Perbandingan Harga Sabun Cream Buatan Industri Rumah

Tangga dan Sabun Cream Ber-merk ... V-29 5.20. Perincian Biaya Bahan Pembuatan Sabun Cair ... V-31 5.21. Perbandingan Harga Sabun Cair Hasil Industri Rumah

Tangga dan Sabun Cair Ber-merk ... V-33 5.22. Jumlah Responden Periode Bulan Pebruari 2012 ... V-37 5.23. Jumlah Responden Periode Bulan Juni 2012 ... V-38 5.24. Alasan Responden Memilih Produk Sabun Cuci ... V-38 5.25. Pangsa Pasar Pada Periode Juni 2012 ... V-39 5.26. Jumlah Responden Pengguna Sabun Cuci untuk Periode

(21)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.27. Pola Perpindahan Konsumen Sabun Cuci ... V-40 5.28. Nilai Pangsa Pasar ... V-42 5.29. Perhitungan Matriks Transisi Probabilitas ... V-42 5.30. Estimasi Perolehan Pasar Hingga Kondisi Steady State

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Perhitungan Biaya Depresiasi ... L-1 2. Perhitungan KWh Listrik ... L-2 3. Lampiran Activity Based Costing ... L-3 4. Kuisioner Terbuka ... L-4 5. Lembar Pengamatan (Check list) ... L-5 6. Harga-Harga Bahan Kimia ... L-6 7. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-7 8. Surat Permohonan Perubahan Judul Tugas Sarjana ... L-8 9. Surat Riset Tugas Sarjana ke Pabrik ... L-9 10. Surat Ijin Riset Tugas Sarjana dari Pabrik ... L-10 11. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-11 12. Surat Perpanjangan Keputusan Tugas Sarjana ... L-12 13. Surat Permohonan Mahasiswa Penggunaan Laboratorium Departemen

Teknik Kimia Fakultas Teknik USU ... L-13 14. Surat Penelitian Tugas Sarjana ke Departemen Teknik Kimia Fakultas

Teknik USU ... L-14 15. Surat Ijin Penelitian Tugas Sarjana dari Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik USU ... L-15 16. Surat Ijin melakukan Observasi dari Kepala Lingkungan IX

(23)
(24)

ABSTRAK

Kilang Sabun Sinar Morawa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi sabun cuci batangan (proses saponifikasi). Proses produksi di Kilang Sabun Sinar Morawa dilakukan seadanya, walaupun sudah bertahun-tahun dilaksanakan.

Upaya peningkatan kwalitas sabun untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dilakukan dengan menerapkan model eksperimental faktorial dan Respon Surface Method (RSM). Selanjutnya dihitung harga pokok produksi sabun secara laboratorium dan pabrikasi secara Activity Based Costing (ABC), diperoleh harga yang relatif tidak jauh berbeda yaitu Rp1058,- per batang dan Rp1039 per batang. Seharusnya dengan konsep pabrikasi harga produk ini akan jauh lebih murah dibandingkan dengan laboratorium. Dengan demikian ada besar potensi untuk melakukan penetrasi pasar apabila memasuki salah satu marketing mix (product, price, promotion, and place ) yaitu harga. Dimana harga adalah sebagai faktor dominan peralihan (transisi) dalam bargaining.

Perubahan animo terhadap pemilihan sabun cuci diuji dalam Matrix probability transition dengan melakukan sampling pendapat di Komplek Perumahan Waikiki, dimana terjadi transisi kejenuhan sekitar 5 bulan. Tingkatan matriks yang dilakukan adalah matriks ordo 3x3 dengan persentasi pelanggang sabun cream (0,4000; 0,2400; 0,3600), sabun batangan (0,2917; 0,5417; 0,1666) dan sabun cair (0,5239; 0,0476; 0,4285). Kondisi Transisi probability akan mencapai steady state (kondisi kemantapan) pada periode ke-14 dengan perolehan pasar untuk sabun cream 41,42%, sabun batangan 25,16% dan sabun cair 33,42%.

(25)
(26)

ABSTRAK

Kilang Sabun Sinar Morawa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi sabun cuci batangan (proses saponifikasi). Proses produksi di Kilang Sabun Sinar Morawa dilakukan seadanya, walaupun sudah bertahun-tahun dilaksanakan.

Upaya peningkatan kwalitas sabun untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dilakukan dengan menerapkan model eksperimental faktorial dan Respon Surface Method (RSM). Selanjutnya dihitung harga pokok produksi sabun secara laboratorium dan pabrikasi secara Activity Based Costing (ABC), diperoleh harga yang relatif tidak jauh berbeda yaitu Rp1058,- per batang dan Rp1039 per batang. Seharusnya dengan konsep pabrikasi harga produk ini akan jauh lebih murah dibandingkan dengan laboratorium. Dengan demikian ada besar potensi untuk melakukan penetrasi pasar apabila memasuki salah satu marketing mix (product, price, promotion, and place ) yaitu harga. Dimana harga adalah sebagai faktor dominan peralihan (transisi) dalam bargaining.

Perubahan animo terhadap pemilihan sabun cuci diuji dalam Matrix probability transition dengan melakukan sampling pendapat di Komplek Perumahan Waikiki, dimana terjadi transisi kejenuhan sekitar 5 bulan. Tingkatan matriks yang dilakukan adalah matriks ordo 3x3 dengan persentasi pelanggang sabun cream (0,4000; 0,2400; 0,3600), sabun batangan (0,2917; 0,5417; 0,1666) dan sabun cair (0,5239; 0,0476; 0,4285). Kondisi Transisi probability akan mencapai steady state (kondisi kemantapan) pada periode ke-14 dengan perolehan pasar untuk sabun cream 41,42%, sabun batangan 25,16% dan sabun cair 33,42%.

(27)
(28)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kilang Sabun Sinar Morawa bergerak dalam bidang pengolahan minyak kelapa sawit menjadi sabun batangan yang dikenal sebagai sabun cuci. Jumlah produksi sabun batangan cukup berfluktuasi dengan hadirnya berbagai jenis sabun, antara lain sabun cream, sabun cair, dan bahkan sabun bubuk.

Kilang Sabun Sinar Morawa menghasilkan sabun cuci batangan yang bahan utamanya adalah CPO (Crude Palm Oil) dan basa kuat NaOH. Produk yang sejenis dipakai masyarakat adalah sabun cream yang bahan utamanya adalah Dedocyl Benzene Sulfonat (DDBS) dan NaOH. Sabun pelengkap yang menggunakan bahan basa lunak KOH dan texapon adalah sabun cair, yang banyak digunakan pada kulit.

(29)

Perhitungan biaya produksi di pabrik menjadi tolak ukur untuk eksperiment di laboratorium. Setelah dilakukan perhitungan biaya dengan komposisi bahan yang tepat, diperoleh perbandingan harga yang sangat kecil. Harga sabun cuci yang ditemukan dipasaran berkisar Rp.1800- Rp.2500. Hasil ini memungkinkan perbedaan pembuatan sabun cuci ini semata-mata berdasarkan harga. Berdasarkan hasil ini, peluang konsumen untuk membelinya akan lebih tinggi, karena diyakini harga masih bisa ditekan.

1

Dicoba memasuki pasar dengan melakukan observasi, ditemukan peluang pergeseran konsumen terhadap pembelian/pemakaian sabun cuci ternyata ada. Pergeseran ini disebabkan adanya kejenuhan dari pembeli (user). Untuk itu dilakukan pengamatan pada konsumen pemakai sabum cuci, untuk mengetahui tingkat pergeseran dari sabun cuci batangan dengan pembandingnya sabun cream dan sabun cair menggunakan metode transition probability (kemungkinan pergeseran).

Dengan memodifikasi salah satu unsur marketing mix yang terdiri dari produk (product), tempat distribusi (place), harga (price) dan promosi (promotion), akan besar peluang pasar yang dimiliki. Harga (price) merupakann unsur dalam marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen serta salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang berfungsi menciptakan keunggulan komparatif bagi perusahaan. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsure yang lainnya hanya merupakan biaya saja.

(30)

Dalam penelitian yang dilakukan 2Gert de Cooman, yakni analisis sensitivitas untuk Markov Chains terbatas dalam waktu diskrit, bagaimana pendekatan menggunakan transisi probabilitas tepat pada interpretasi perilaku konsumen beralih sesuai harapan keinginan. Penelitian lainnya dilakukan oleh 3Datong, G. Monday tentang analisis model rantai markov dari bauran pemasaran (marketing mix) penyedia layanan jaringan GSM , dimana setiap nilai masa depan selalu dapat diperkirakan dengan ketentuan bahwa probabilitas transisi tetap tidak berubah. Perusahaan perlu menentukan pangsa pasar produk mereka di interval yang cukup untuk mengambil tanggung jawab dari posisi kompetitif mereka dan memuaskan pelanggan mereka dengan pemasaran sesuai kebutuhan dan keinginan. Dengan mengetahui kemungkinan peralihan (transition probability), akan mudah suatu perusahaan dalam menentukan strategi pemasarannya.

1.2. Perumusan Masalah

Berkenaan dengan deskripsi di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh perubahan harga sabun cuci terhadap keputusan konsumen dalam memilih sabun cuci dan memprediksi peluang peralihan pembeli/pengguna sabun cuci dalam berbagai jenis sabun yang beredar.

2 Gert, Decooman. 2009

(31)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Menerapkan harga jual sabun cuci yang susuai, untuk memperoleh laba yang maksimum dari segmen pasar (market skimming), dengan tidak mengabaikan kualitas produk sabun yang sesuai standar SNI.

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini dilaksanakan adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan harga pokok produksi berdasarkan pembuatan secara uji laboratorium dan pabrikasi.

2. Untuk mengetahui kemungkinan peralihan (transition probability) konsumen dalam memilih membeli sabun cuci yaitu sabun batangan, cream dan cair.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengimplementasikan teori-teori tentang biaya produksi, marketing mix, dan kemungkinan peralihan (transition probability).

b. Dapat mengetahui proses pembuatan sabun cuci batangan.

(32)

d. Mendapatkan peluang untuk dapat mencari solusi dari permasalahan yang ada di perusahaan ditinjau dari sudut pandang akademis.

e. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan awal untuk menyelesaikan suatu penelitian.

f. Menyelesaikan Program Studi S1 Ekstensi Teknik Industri. 2. Bagi Perusahaan

a. Memberikan penyelesaian terhadap permasalahan pada manajemen pemasaran untuk menjaga kestabilan produk dengan harga jual produk tetap kompetitif.

b. Perusahaan mendapatkan informasi secara teoritis tentang hal-hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu Teknik Industri dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi perusahaan.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asumsi.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan di Kilang Sabun Sinar Morawa yang memproduksi sabun cuci berbentuk batangan.

2. Objek dalam penelitian ini adalah sabun batang, cair dan cream.

(33)

4. Responden dalam penelitian ini masyarakat di Perumahan Komplek Waikiki Kelurahan Tanjung Selamat.

5. Kejenuhan konsumen terhadap penggunaan suatu produk relative berubah selama 5 bulan.

6. Penelitian ini mengacu pada sejumlah pertanyaan bagi pengguna sabun, tampa mencantumkan trade mark.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tidak ada perubahan metode kerja selama penelitian berlangsung.

2. Data yang diperoleh dari perusahaan, masyarakat dan bahan literatur adalah benar.

3. Responden dianggap merupakan konsumen yang aktif menggunakan ketiga produk.

4. Relatif harga bahan adalah sama dengan harga bahan dalam pabrik.

5. Terjadinya pergeseran pengguna atau animo dari masyarakat dalam menggunakan sabun batangan, cream dan cair adalah lumrah terjadi, diakibatkan karena berbagai stimulus terjadi.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut :

(34)

Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi secara singkat sejarah dan gambaran umum perusahaan Kilang Sabun Sinar Morawa, baik organisasi, manajemen perusahaan dan uraian proses produksi.

BAB III: TINJAUAN PUSTAKA

Berisi konsep dan teori minyak kelapa sawit, sabun, desain eksperimen dan hal-hal yang menjadi dasar dalam menganalisa dan membahas persoalan-persoalan penelitian.

BAB IV: METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan langkah-langkah atau tahap-tahap yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan penelitian berdasarkan prosedur yang dilakukan dalam melakukan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan evaluasi, serta kesimpulan dan saran.

BAB V: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi pengumpulan dan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang akan dipakai untuk membahas dan menyajikan hasil-hasil analisa dari hasil pengolahan data-data.

BAB VI: ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya.

(35)

Berisi kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara ringkas dan jelas.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan sabun cuci batangan ini awalnya didirikan pada tahun 1960 di kota Medan tepatnya di Jalan Area Kel. Banten Timur, Perumnas Mandala dengan nama Kilang Sabun Sempurna dibawah pimpinan pertama bernama Sulistio. Produk yang dihasilkan tidak hanya sabun cuci batangan, tetapi juga menghasilkan sabun cuci cream dan detergen. Seiring berjalannya waktu, sabun cuci cream dan detergen tidak diproduksi kembali dikarenakan mahalnya harga bahan baku dan kalah bersaing di pasar. Semakin padatnya pemukiman penduduk di sekitar pabrik meyebabkan kesulitan menjalankan proses produksi yang akhirnya memaksa kilang ini pindah ke lokasi baru.

(36)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha perusahaan hanya memproduksi jenis sabun cuci batangan dengan berbagai merek. Namun sebelumnya terdapat beberapa produk seperti sabun cream dan detergen, tetapi kedua produk ini kurang diminati konsumen di daerah pemasaran dan keadaan ini membuat pabrik mengalami kerugian. Oleh karena itu perusaaan memutuskan untuk menghentikan produksi sabun cream dan detergen.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi Kilang Sabun Sinar Morawa berada di jalan Raya Medan-Tg. Morawa km 13,5, Tanjung Morawa.

2.4. Daerah Pemasaran

Dearah pemasaran produk terdiri dari bebrapa daerah yaitu Medan, Langkat, Deli Serdang dan sebagian produk dikirim keluar Provinsi Sumatera Utara seperti Provinsi NAD dan Pekan Baru tergantung pada pesanan.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan

(37)

2.5.2. Bahan-Bahan

2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, dimana sifat dan bentukya akan mengalami perubahan fisika maupun kimia dan ikut dalam proses produksi serta memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya.

Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci batangan yaitu:

1. Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO)

CPO yang digunakan adalah CPO yang memiliki kualitas sedang yang masih mengandung kadar asam lemak bebas yang sedang. Hal ini dikarenakan asam lemak bebas akan bereaksi dengan larutan NaOH sehingga membantu terjadinya sabun.

2. Natrium Hidroksida (NaOH)

NaOH yang digunakan adalah NaOH teknis, berbentuk padat, dan berwarna putih. Penggunaan NaOH teknis dikarenakan untuk mengurangi biaya produksi karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan NaOH murni (p.a). NaOh teknis tersebut dilarutkan terlebih dahulu sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan.

(38)

Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk memberikan nilai tambah (added value) terhadap produk akhir. Adapun bahan tambahan yang digunakan antara lain:

1. Air

Air digunakan untuk melarutkan NaOH dan natrium karbonat serta mengurangi viskositas sabun cuci yang terbentuk sehingga memudahkan sirkulasi hasil reaksi. Air yang digunakan berasal dari air sumur yang berada di area belakang pabrik.

2. Natrium Karbonat (Na2CO3)

Natrium karbonat adalah bahan yang berbentuk serbuk putih dan mempunyai harga yang murah. Natrium karbonat yang digunakan terlebih dahulu dilarutkan sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan.

3. Minyak Kelapa

Minyak kelapa digunakan sebagai pemberi konsistensi kekerasan sabun, memiliki kemampuan membersihkan yang tinggi dan mengahsilkan busa yang lembut. Ini dikarenakan di dalam minyak kelapa lebih banyak mengandung asam laurat.

4. Pewarna

Pewarna yang digunakan adalah pewarna sintetis (fragrance oil). Pemberian warna dilakukan untuk memberikan nilai estetika terhadapa sabun cuci batangan tersebut.

(39)

Pewangi atau parfum yang diberikan untuk menghilangkan bau bahan-bahan kimia yang terdapat dalam sabun cuci tersebut. Penggunaan parfum juga tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan pH sabun menjadi tinggi.

2.5.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Adapun bahan penolong yang digunakan antara lain:

1. Hidrogen peroksida (H2O2)

Bahan ini digunakan apabila CPO yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit berwarna pucat atau gelap sehingga perlu dilakukan pemutihan (bleaching). Jika tidak dilakukan pemutihan (bleaching), maka akan sangat banyak dibutuhkan pewarna untuk menghilangkan warna pucat atau gelap terhadap sabun yang dihasilkan saat pengolahan. Penggunaan bahan ini tidak boleh dalam konsentrasi besar karena akan merusak kulit.

2. Plastik dan kertas pembungkus

Sabun yang telah dipotong-potong, kemudian dibungkus dengan plastik dan kertas pembungkus.

3. Kardus, lem dan lakban

Sabun yang telah dibungkus dengan plastik atau kertas pembungkus, kemudian dimasukkan ke dalam kardus dan di lem serta dilakban.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

(40)

2.5.3.1. Stasiun Penimbunan Bahan Baku

Stasiun ini berada di bagian belakang pabrik. Bahan-bahan baku yang disimpan di dalam stasiun ini adalah:

a. CPO, disimpan di dalam tangki yang berkapasitas 5 ton.

b. Minyak kelapa, disimpan di dalam drum yang berkapasitas 1 ton.

c. Hidrogen Peroksida (H2O2), disimpan di dalam drum yang berkapasitas 50 kg. d. NaOH, yang telah berbentuk larutan dan disimpan di dalam tangki yang

berkapasitas 5 ton.

e. Natrium karbonat (Na2CO3), disimpan di dalam goni yang berkapasitas 50 kg. f. Pewarna, disimpan di dalam tong kecil yang berkapasitas 2,5 kg.

g. Pewangi atau parfum, disimpan di dalam tong kecil yang bekapasitas 2,5 kg. h. Plastik, kertas pembungkus, kardus dan lem serta lakban disimpan di dekat

stasiun pengepakan bahan jadi.

2.5.3.2. Stasiun Pengolahan Sabun

(41)

CPO yang telah dipanaskan, kemudian dialirkan melalui pipa menuju tong besar utama dan sambil diaduk. Kemudian larutan NaOH dialirkan untuk membentuk prose penyabunan (saponifikasi). Proses penyabunan yang sempurna ditandai dengan adanya bentuk benang-benang saat dipegang.

Setelah itu, dialirkan natrium karbonat sebagai penghasil busa pada sabun. Sabun tersebut terus diaduk sambil dialirkan air untuk mengurangi viskositas sabun cuci. Kemudian tambahkan minyak kelapa untuk memberikan konsistensi kekerasan dan pengilat sabun. Setelah itu, pewarna ditambahkan ke dalam sabun untuk memberikan nilai estetika dan tambahkan pewangi atau parfum yang berfubgsi untuk menghilanhkan bau-bau bahan kimia yang terdapat di dalam sabun. Sabun terus diaduk kurang lebih 4 jam setelah semua bahan telah dicampurkan.

2.5.3.3. Stasiun Pencetakan

Sabun yang telah selesai diolah tidak langsung dicetak, tetapi didinginkan terlebih dahulu. Pencetakan dilakukan minimal satu hari setelah pengolahan. Pencetakan dialirkan ke dalam peti-peti besar sebanyak 18 peti untuk sekali pengolahan.

2.5.3.4. Stasiun Pemotongan

(42)

2.5.3.5. Stasiun Pengepakan

Sabun yang telah dipotong-potong, kemudian dibungkus dengan plastik dan kertas pembungkus. Pengepakan yang dilakukan berbeda-beda. Dalam 1 kardus, ada yang berisi 10 batang, 20 batang dan 40 batang.

2.5.3.6. Stasiun Penyimpanan Produk

Produk jadi yang telah dikepak, kemudian disimpan di gudang. Produk disusun berdasarkan kapasitas per kardus guna memudahkan dalam pendistribusian saat permintaan terhadap produk.

2.6. Mesin dan Peralatan

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan di Kilang Sabun Sinar Morawa pembuatan sabun cuci batangan adalah sebagai berikut:

(43)

Gambar 2.1. Mesin Mixer 200L/5000L

Spesifikasi mesin

1. Place of Origin: Jiangsu China (Mainland) 2. Brand Name: FULUKE

3. Model Number: FMC-I 4. Mixer Type: Homogenizer 5. Aplication : Liquid

6. Model Number : FMC-I 7. Additional Capabilities : mixer

8. Mesin pembuatan sabun cair ISO 9001-2000 9. FOB Price : US $3000-8000/set

b. Mesin Tangki NaOH

(44)

Spesifikasi tangki alkali dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Spesifikasi Tangki Alkali

Spesifikasi 500L 600L 1000L 2000L 3000L 4000L 5000L

Heating area 1,9 2,5 4,5 7,5 8,5 10,5 12

Rotation Rate (mph) 36 36 36 36 36 36 36

Power (Kw) 0,55 0,75 1,1 1,5 1,5 1,5 2,1

Price US $1000-5000/ SET

c. Storage Tanks- Tangki CPO

Gambar 2.3 Tangki CPO

Spesifikasi alat yaitu :

1. Kapasitas 4000-200.000 liter

2. Tenaga arus 0,55-21 Kw

3. Aplikasi untuk bahan liquit

(45)

d. Hydrolik Lift

Gambar 2.4. Hidrolik Pengangkat

Spesifikasi alat yaitu :

1. Lift hidrolik dengan desain sederhana, kuat dan ringan

2. Meminimalkan persediaan, rendah biaya unit, dukungan jangka panjang 3. Memiliki jangkauan panjang

4. Mekanik Pegas

5. Mempunyai maksimal ketinggian dukungan teknis dan desain penyngga konsultasi

(46)

9. Harga US $100-1,200/SET 10.Daya angkat Kapasitas : 400 kg 11.Tinggi daya angkat : 1800 mm 12.Lebar Keseluruhan : 3420 mm 13.Nomor Model : car lift QL4W

14.Tempat penghasil : Zhejiang China (Mainland) e. Pompa Sirkulasi Air

Gambar 2.5. Circulation Pump Water

Spesifikasi alat: 1. Fitur-fitur

a) Kode Identifikasi WRS20/9-Z b)WRS screwed-end pump c) 20mm/ 3/4 inch connection size d)8 Kecepatan – bagian mematikan 2. Data Teknik

a) Cairan yang cocok : air panas VD12035

(47)

3. Performance

a) Batas temperatur cairan :-10°C-110°C b)Tekanan kerja maximum: 10 bars c) Temperatur suhu sampai 40°C d)Tenaga : 1-230V 50 HZ e) Motor

f) Degree of protection: IP44

g)Material : Badan pompa terbuat dari besi, pendorong (impeller) terbuat dari Stainless steel, poros terbuat dari graphite atau keramik

4. Bagian Pompa

a) Screwed end single head pump b)3 pengatur kecepatan secara manual c) Non over loading single phase motor d)Cast iron body: 180mm port to port e) Cast iron body: 130mm port to port f. Pompa Reaktor

(48)

a. Pompa jet dengan sistem tekanan b. Terbuat dari bahan Stainless

c. Menyimpan energi dengan penjang kemampuan 100%

Tabel 2.2. Spesifikasi Pompa Reaktor

Rated Power 600W 800W 1000W 1200W

V&Hz 230V/50Hz 230V/50Hz 230V/50Hz 230V/50Hz

Max. Pump

Rate 2800L/H 3200L/H 3200L/H 3500L/H

Max. Height 35M 40M 44M 46M

Max. Sucking

Height 7M 8M 8M 8M

Bar(min~max) 1.2-3.0 1.2-3.0 1.2-3.0 1.2-3.0

Dia. Of Pipe 1" 1" 1" 1"

Cable H05RNF3G

1.0mm2x1.2

H05RNF3G 1.0mm2x1.2

H05RNF3G 1.0mm2x1.2

H05RNF3G 1.0mm2x1.2

Package Size 47X33X57cm 47X33X57cm 47X33X57cm 47X33X57cm

Weight Approx 10.0/11.5KG 10.8/12.3KG 11.6/13.1KG 12.3/13.8KG

Qty/20'CTN 380pcs 380pcs 380pcs 380pcs

g. Sanyo Pompa Air

(49)

Spesifikasi alat : a. type pw H136 b. power 220v 50Hz

c. non automatic pump

h. Mesin Pemotong Sabun (Cutting machine and drive)

Gambarb 2.8. Gambar Mesin Pemotong Sabun

Spesifikasi alat yaitu :

1. Nomor model : AMSIM0133 dan Nama Brand: AMISY 2. Asal produk dari Henan, China(Mainland)

3. Bahan: Stainless stell dan carbon steel

4. Mesin pemotong sabun, sabun batangan :50-320 gram 5. Tenaga : 2,2 kw

6. US $ 900 - 1,500 / Set

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Pemotong

Spesifikasi Mesin Pemotong Sabun Batangan

(50)

Voltage 380Vv, 3 Phase

Tenaga motor 2,2 kw

Produksi 50-120 batang/ menit

Dimensi Mesin 800L*360W*800H mm

N.W 200Kg

G.W 220 Kg

i. Kipas

Gambar 2.9.Kipas

Spesifikasi kipas:

1. Bahan Material terbuat dari steel

2. Voltage/ frequency : 110-130 V AC/60 Hz, 220-240VAC/150Hz 3. Tenaga : 70W

4. Spesifikasi mesin : Ø78 x 16 mm 5. Kecepatan perputaran mesin : 150 RPM 6. Kecepatan : 3 speed

2.6.1. Mesin dan Peralatan Untuk Skala Home Industri

Peralatan yang utama dalam produksi sabun cair skala home industri terdiri dari ;

(51)

Gambar mesin mixer low speed dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Mesin Mixer Low Speed 10 liter

Mixer untuk produksi sabun cair dengan pesifikasi alat sebagai berikut: 1. Type: 100 rpm

2. Daya: 1/2Hp/375W 3. Kapasitas: 10 ltr

4. Dimensi : 71x56x126 cm 5. Berat: 40 Kg

Pengolahan diharuskan menggunakan low speed, karena jika menggunakan high speed, akan banyak menimbulkan busa, sehingga akan berpengaruh pada proses produksi. shampoo, handsoap, softener, kosmetik. Menggunakan motor listrik sebagai penggerak. Baling-baling terbuat dari stainless. Bak produksi terbuat dari plastic. Rangka terbuat dari besi dicat.

(52)

Mesin pengemas untuk sabun berbentuk cair yang digunakan untuk skala produksi home indusri dapat dibeli di took-toko mesin. Mesin pengemas dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11. Mesin Pengemas Kapasitas 10-1000 ml

Spesifikasi alat antara lain;

Tipe : AW 603J Liquid Maksipack

• Produk : Liquid seasoning, oil, Ketchup, sauce

• Tipe Seal : Center seal (pillow)

• Model mesin : volumetric cup system

• Dimensi seal : W: 50 – 160 mm, L: 20-200 mm

• Berat Produk : 10-1000 ml

• Dimensi mesin : 765x710x1930 mm

• Material packing : PET/AL, NY/PE, NY/AL/PE, CCP/OPP

• Kecepatan / Kapasitas : 40-100 pack / min

• Listrik : 3.5 kVA / 18 amps, 220/380V, 1ph/ 3ph, Neutral 50 Hz

• Harga :Rp.64.000.000

(53)

Bahan bahan pendukung seperti ember, batang pengaduk, jeregen tempat larutan kimia dan botol kemas apabila hendak dijual per botol.

2.7. Organisasi dan Manajemen

2.7.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di Kilang Sasbun Sinar Morawa dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Pembagian Tenaga Kerja

No Bagian/Jabatan Tenaga Kerja (Orang)

1 Pimpinan/Owner 1

2 Human Resource Development (HRD) 1

3 Sales 2

4 Karyawan 13

Jumlah 17

(Sumber: Kilang Sabun Sinar Morawa)

Untuk jam kerja yang berlaku di Kilang sabun Sinar Morawa adalah mulai dari jam 08.00 wib – 16.00 wib. Jam istrahat dari jam 12.00-13.00 wib. Total jam kerja adalah 7 jam sehari. Khusus hari Jumat, yang beragama Muslim istrahat jam 11.30-13.00 wib.

2.7.2. Struktur Organisasi

(54)

Pimpinan/Owner

Human Resource Development

Karyawan Sales

Gambar 2.12. Struktur Organisasi Kilang Sabun Sinar Morawa

Struktur ini umumnya dijumpai dalam perusahaan yang berskala kecil dimana pimpinan umumnya juga pemilik dari perusahaan itu sendiri. Disini semua keputusan-keputusan baik yang bersifat strategis maupun operasional diambil oleh pimpinan yang dibantu oleh HRD. Dalam organisasi ini, semua karyawan akan diharapkan untuk bisa melibatkan diri dalam berbagai macam aktivitas sehingga tidak membutuhkan seorang spesialis/ahli.

2.7.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada Kilang Sabun Sinar Morawa sebagai berikut:

1. Pimpinan

a. Mengkoordinir semua aspek kegiatan operasional dan administrasi. b. Mengarahkan kegiatan operasional melalui komunikasi kepada karyawan. 2. Human Resource Development (HRD)

(55)

b. Membantu mengawasi kegiatan operasional, pemasaran, dan administrasi serta personalia.

c. Berusaha untuk selalu bekerja secara loyalitas dan menjaga nama baik kilang.

3. Sales

a. Bertanggung jawab kepada HRD.

b. Melakukan pencatatan segala transaksi seperti pemasaran, penjualan,dll. c. Melaporkan jika ada produk yang rusak saat pemasaran dan

pendistribusian.

d. Berusaha untuk selalu bekerja secara loyalitas dan menjaga nama baik kilang.

4. Karyawan

a. Bertanggungjawab kepada HRD. b. Melaksanakan kegiatan operasional.

c. Melaporkan jika ada mesin dan peralatan yang rusak pada saat pengolahan. Berusaha untuk selalu bekerja secara loyalitas dan menjaga nama baik kilang.

2.7.4. Jam Kerja

(56)

16.00 WIB. Jam istirahat mulai pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Hari Minggu dan hari libur (tanggal merah pada kalender) tidak bekerja.

2.7.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan untuk karyawan dan sales berdasarkan UMR dan diberikan dua minggu sekali, tetapi pengupahan untuk HRD ditentukan sendiri oleh pimpinan/owner.

(57)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Minyak Sawit4

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu:

a. Tahan oksidasi dengan tekanan tinggi.

b. Mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya. c. Mempunyai daya melapis yang tinggi.

d. Tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin, ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak.

4

(58)

Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % Free Fatty Acid (Asam Lemak Bebas). Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % 2,1 % (terendah). Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida.

3.2. Proses Penyabunan

3.2.1. Minyak

Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya ether, benzene, chloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air. Kelompok lipida dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya atau berdasarkan struktur kimia tertentu.

a. Kelompok Trigliserida ( lemak,minyak,asam lemak dan lain-lain) b. Kelomok turunan asam lemak ( lilin,aldehid asam lemak dan lain-lain ). c. Fosfolipida dan serebrosida ( termasuk glikolipida )

d. Sterol-sterol dan steroida. e. Karotenoida

(59)

Trigliserida5 merupakan kelompok lipida yang paling banyak dalam jaringan hewan dan tumbuhan. Trigliserida dalam tubuh manusia bervariasi jumlahnya tergantung dari tingkat kegemukan seseorang dan dapat mencapai beberapa kilogram. Fosfolipida, glikolipida, sterol dan steroida terdapat dalam jaringan hewan dan tumbuhan dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada trigliserida. Dalam tubuh manusia, kelompok ini hanya merupakan beberapa persen saja dari bahan lipida seluruhnya. Karotenoida dalam tubuh manusia lebih sedikit lagi jumlahnya, biasanya dalam seluruh tubuh manusia hanya terdapat kurang dari 1 gram. Dalam jaringan tanaman, karotenoida terdapat dalam jumlah lebih banyak. Secara Dentitif, lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat larut dalam pelarut organik yang mempunyai kecenderungan nonpolar. Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Adapun reaksinya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Reaksi Kimia Asam Lemak dengan Gliserol

5

(60)

Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak.

Reaksi dan sifat kimia pada minyak atau lemak: 1. Esterifikasi

Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip trans-esterifikasiFiedel-Craft.

2. Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisa, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol, proses ini dibantu adanya asam, alkali, uap air, panas, dan eznim lipolitik seperti lipase. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak yaitu “hydrolytic rancidity” yaitu terjadi flavor dan rasa tengik pada lemak atau minyak. Hal ini terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut. Adapun reaksi hidrolisa pada trigliserida dapat dilihat pada gambar 3.2.

(61)

3. Penyabunan

Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan kemudian gliserol dipulihkan dengan penyulingan. 4. Enzimatis

Enzim yang dapat menguraikan lemak atau minyak dan akan menyebabkan minyak tersebut menjadi tengik, ketengikan itu disebut “Enzimatic rancidityLipase yang bekerja memecah lemak menjadigliserol dan asam lemak serta menyebabkan minyak berwarna gelap. Enzim peroksida membantu proses oksidasi minyak sehingga menghasilkan keton.

5. Oksidasi

Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik kepada minyak atau lemak “Oxidativerancidity”.

6. Hidrogenasi

Proses Hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai dari karbon asam lemak pada lemak atau minyak. Setelah proses Hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.

3.2.2. Pengenalan Sabun

(62)

yang panjang. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH) sehingga menghasilkan gliserol dan garam alkali Na (sabun). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat.Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya.

Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya. Sabun merupakan komoditi hasil olahan minyak kelapa sawit yang popular yang berfungsi sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat benda asing.Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.

3.2.3. Proses Saponifikasi

(63)

merupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Reaksi saponifikasitripalmitin / trigliserida dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Reaksi Saponifikasi Trigliserida

Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi Fatty Acid (FFA), namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya gliserin (Glycerol), karena saat proses pembuatan Fatty Acid, glycerol sudah dipisahkan tersendiri. Adapun reaksi saponifikasi asam lemak dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Reaksi Saponifikasi Asam Lemak

Selain dari minyak atau lemak dan NaOH pada pembuatan sabun dipergunakan bahan-bahan tambahan sebagai berikut:

(64)

b. Zat pewarna

c. Parfum, agar baunya wangi. d. Zat pemutih, misal natrium sulfat

Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran, sabun, dan air. Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak. Untuk mempermudah penjelasan, mari kita tinjau minyak goreng sebagai contoh. Minyak goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat, dan asam kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah asam oleat, asam linoleat, dan asam linolena.

3.2.4. Penentuan Kualitas Sabun Cuci Batangan

1. Penentuan Kadar Air

- Ditimbang 5 g sabun dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui berat tetapnya.

- Dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam sampai berat tetap. Perhitungan :

(65)

2. Penentuan Alkali Bebas (dihitung sebagai NaOH)

- Ditimbang 5 g sabun dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. - Ditambahkan 150 ml alkohol netral.

- Campuran dipanaskan hingga larut.

- Ditambahkan 3 tetes indiator phenolptalein.

- Dititrasi dengan asam sulfat 0,1 N sampai warna merah hilang. Perhitungan :

V H2SO4 = volume asam sulfat yang dipakai N H2SO4 = normalitas asam sulfat

BM = berat molekul NaOH

W = berat sampel

3. Penentuan Asam Lemak Bebas

- Ditimbang 5 g sabun dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. - Ditambahkan 150 ml alkohol netral.

- Campuran dipanaskan hingga larut.

- Ditambahkan 3 tetes indikator phenolptalein.

(66)

V NaOH = volume NaOH yang dipakai N NaOH = normalitas NaOH

20 = faktor setara asam lemak (200/100%)

W = berat sampel

3.3. Sabun Krim dan Sabun Cair6

Perkembangan deterjen sebagai sarana kebersihan tidak lepas dari kebutuhan setiap orang mulai dari sabun mandi, sabun cuci, pembersih kaca, pembersih keramik, pencuci mobil dan motor, pencuci piring, dan lain-lain. Berbagai merek deterjen dalam kemasan ataupun curah memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memilih jenis deterjen yang dibutuhkan dari bahan baku alami maupun kimiawi, keunggulan dan harga menjadi pilihan bagi konsumen untuk menentukan sebuah produk, walaupun demikian hampir semua orang menginginkan bahan sabun alami dan ramah lingkungan.

Proses pembuatan sabun yang lebih cepat dan menghasilkan produk lebih banyak dari cara tradisional mula dikembangkan sejak beberapa puluh tahun yang lalu sehingga dari proses pembuatan sabun ini mengalami berbagai permasalahan dari serangkaian percobaan membuat sabun dalam bentuk padat, bubuk, krim, dan cair. Sabun padat merupakan sabun yang dibuat menggunakan bahan-bahan pengental seperti CMC agar bentuk bisa dipertahankan, tidak rusak, awet, praktis, mudah dibawa, dan mudah penggunaannya. Produk seperti ini banyak ditemukan

6

(67)

dalam bentuk sabun mandi dan sabun pencuci pakaian. 7

Dalam proses pembuatan sabun padat memiliki proses yang lebih rumit dan panjang karena tuntutan jenis produk yang hasilkan dalam bentuk-bentuk sesuai kebutuhan seperti bulat, oval, kotak dan lain-lain sehingga membutuhkan alat pencetak sabun, hal ini berbeda dengan sabun krim dan cair yang tidak membutuhkan alat pencetak sabun serta proses yang lebih pendek waktunya, agar tidak mudah berjamur dan awet dalam jangka waktu lama dibutuhkan bahan tambahan pengawet berupa natrium benzoate.

Sabun krim dan cair dikabarkan merupakan produk gagal dari proses pembuatan sabun padat akan tetapi karena masih memiliki fungsi pembersih, kegagalan produk ini menjadikan sebuah inovasi baru dalam produk pencuci, bahkan setelah itu mulai dikembangkan berbagai jenis bahan pencuci dalam bentuk yang lain dan fungsi yang lebih beragam mulai dari sabun mandi cair, shampo yang merupakan pengembangan dari produk sabun dikhususkan untuk pembersih rambut, sabun pencuci piring dan peralatan dapur, sabun pencuci pakaian, pembersih lantai dan keramik, shampo untuk merawat kendaraan seperti mobil dan motor yang diproses dengan formula khusus sesuai jenis bahan yang dibersihkan, komposisi bahan sabun berperan mutlak dalam proses pembuatan sabun agar dihasilkan sebuah produk pembersih yang aman, murah, mudah digunakan, dan praktis.

3.3.1. Sabun Cream

Sabun krim adalah sabun detergen mempunyai bentuk lembek/pasta

7

(68)

basah dan tidak kering, menyebabkan mudah untuk digunakan, mudah ditakar serta mudah untuk digunakan membersihkan bagian bagian yang sulit pada pakaian maupun bahan yang lain. Kelebihan-kelebihan praktis detergen ini memberikan peluang untuk dikembangkan dalam kegiatan bisnis yang cukup menarik. Pengembangan dapat dimulai dari usaha kecil skala rumah tangga, skala menengah maupun skala industri. Selain itu juga dapat dibuat utk memenuhi kebutuhan sendiri sehari-hari.

Sabun colek merupakan salah satu jenis sabun keras. Sabun keras sendiri merupakan sabun yang mengandung ion natrium, karena dalam proses pembuatannya digunakan Natrium hidroksida (NaOH) disebut juga soda api atau kaustik soda. Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa yang lebih keras dari pada kalium hidroksida (KOH). Daya pemutihnya sangat iritatif (bersifat melukai) terhadap kulit. Oleh karena itu, sabun jenis ini tidak cocok untuk membersihkan tubuh. Proses pembuatan sabun keras melibatkan reaksi kimia berikut ini.

Natrium hidroksida+gliserol tristearat → natrium stearat (sabun cream) + gliserol atau

Natrium hidroksida + gliserol tripalmitat → natrium palmitat(sabun cream) + gliserol

Berikut ini bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun krim beserta kegunaannya dalam proses pembuatan sabun.

(69)

Merupakan eter polimer selulosa linear dan berupa senyawa anion, yang bersifat biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 – 10, bereaksi dengan garam logam berat membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan senyawa organik.

b. ABS (alkyl benzene sulfonat)

Adalah bahan aktif ( active ingredient) untuk membuat sabun krim dan bahan yang mutlak harus dipakai pada proses membuat sabun krim yang nantinya akan menentukan hasil akhir. Tanpa bahan ini sabun krim tidak akan memiliki daya bersih dalam pemakaian sabun krim, bahan ini berbentuk cairan yang biasanya berwarna coklat tua, yang berfungsi sebagai pembersih, ciri – ciri cairan ini adalah memiliki busa yang banyak bila di kucek.

c. Soda Caustik

Bahan ini berguna sebagai penetralisir sifat keasaman yang di akibatkan dalam pemakaian ABS. bahan ini berbentuk batangan atau flake. sebelum dilakukan pencampuran, bahan ini harus dilarutkan dengan air dengan perbandingan 4:6 ( misalnya : 40 gr kaustik soda dengan 60 cc air campuran).

(70)

Soda abu atau Soda Ash berbentuk bubuk, dan warnanya putih fungsinya untuk meningkatkan daya bersih, penambahan soda abu tidak boleh terlalu banyak, karena dapat menimbulkan rasa panas di tangan saat sabun krim digunakan.

e. Water Glass

Bahan ini berbentuk cairan kental dan tidak berwarna (bening). Berfungsi sebagai pengikat material dalam sabun krim. penggunaan silikat juga akan memberikan kesan berkilau pada sabun krim, bahan ini sangat mudah beku, jadi bila tidak dipakai, sebaiknya bahan ini di simpan dengan tutup yang rapat.

f. Pewarna dan Pewangi

Berfungsi sebagai bahan tambahan (addictive) dan tidak akan mengurangi kualitas dari sabun krim, warna sabun krim yang asli adalah coklat, dan berbau kurang menarik. jadi penambahan parfum dan pewarna dapat mempengaruhi perhatian konsumen terhadap sabun krim, jadi akan cepat terjual bila akan dijual. biasanya di gunakan warna kuning dan aroma jeruk agar lebih dapat menghilangkan bau kotoran yang akan di bersihkan.

g. STPP(Sodium Tripolyphosphate)

(71)

buffer pH. Ini membuat air deterjen menjadi tdak keras lagi dan dapat digunakan sebagai pengobatan air.

h. Air

Air merupakan bahan utama dalam pembuatan sabun colek, berfungsi untuk menyempurnakan reaksi dari formula sabun colek, air juga berfungsi untuk mengatur kekentalan sabun colek yang akan dihasilkan dari proses formula sabun colek. sebaiknya air yang digunakan adalah air yang telah melalui proses deminelarisasi (deminelarized water) tetapi air biasa juga bisa digunakan.

3.3.2. Sabun Cair

Sabun cair merupakan produk yang lebih banyak disukai dibandingkan sabun padat oleh masyarakat sekarang ini, karena sabun cair lebih higienis dalam penyimpanannya dan lebih praktis dibawa kemana-mana.

Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.

(72)

minyak, sementara mereka yang bersifat ionik yang senang dengan dan air akan membuat molekul sabun menyatu dengan air, sehingga minyak atau kotoran dapat ikut terikat ke dalam air. Selanjutnya, partikel kotoran yang semula terperangkap dengan minyak kini bebas untuk ikut mengalir bersama air ketika pembilasan.

Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Texapon adalah surfaktan buatan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair, sampo, dan pasta gigi. Texapon disebut juga

sodium laurilsulfate

Gambar 3.5. Contoh Sabun Cair Buatan Home Industri

3.4. Konsep Biaya8

Biaya adalah pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang. Biaya dalam

(73)

akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense.

Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, contoh; persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai dan aktiva yang belum digunakan.

Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan mamfaat dan sekarang telah habis. Biaya ini dimasukkan kedalam laba-rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan, contoh; beban penyusutan, beban pemasaran, dan beban yang tergolong sebagai biaya operasi.

3.4.1. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyajikan data biaya yang berguna bagi manajemen untuk mencapai berbagai tujuan. Biaya dapat diklasifikan berdasarkan:

1. Kegiatan Manufaktur

2. Tingkat Kegiatan atau Volume

3. Departemen yang ada dalam suatu Pabrik 4. Periode Akuntansi.

(74)

3.4.1.1. Biaya Berdasarkan Kegiatan Manufaktur9

Biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur disebut biaya produksi. Biaya ini diklasifikasikan dalam tiga elemen utama sehubungan dengan produk yang dihasilkan, yaitu:

1. Bahan Langsung (Direct Material)

Biaya bahan langsung merupakan biaya yang ditimbulkan dari seluruh bahan langsung yang menjadi bagian yang membentuk barang jadi.

2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari semua tenaga kerja lagsung yang secara fisik baik menggunakan tangan maupun mesin yang ikut dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk atau barang jadi.

3. Overhead Pabrik (Factory Overhead)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Istilah lain adalah biaya produksi tidak langsung, dimana istilah ini sesuai dengan sifat biaya overhead pabrik yang terdiri dari berbagai elemen biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung kepada pekerjaan atau produk tertentu. Biaya ini dapat diklasifikasikan dalam tiga unsur pokok, yaitu:

a. Bahan tidak langsung b. Tenaga kerja tidak langsung

c. Biaya produksi tidak langsung, seperti: asuransi dan penyusutan peralatan pabrik.

(75)

3.4.1.2. Biaya Berdasarkan Tingkat Kegiatan atau Volume

Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume, maka biaya dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis biaya, yaitu: 1. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi ataupun volume penjualan. Biaya-biaya produksi yang diidentifikasikan sebagai biaya variabel adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume.

3. Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost)

Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai unsur biaya tetap dan variabel. Unsur tetap ini merupakan biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan, seperti biaya listrik, telepon, dan sebagainya. Pembebanan biaya listrik terdiri dari elemen tetap yaitu biaya beban minimum dari daya.

3.4.1.3. Biaya Menurut Departemen Dalam Pabrik

(76)

menentukan harga pokok produk yang lebih tepat. Dalam perusahaan manufaktur terdapat dua jenis departemen, yaitu:

1. Departemen Produksi

Departemen produksi merupakan unit organisasi dari suatu perusahaan manufaktur, dimana proses produksi dilaksanakan secara langsung atas produk. Biaya yang terjadi dalam departemen ini seluruhnya dibebankan secara langsung kepada produk yang bersangkutan.

2. Departemen Pembantu

Departemen pembantu merupakan unit organisasi yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi. Departemen ini memberikan jasanya kepada departemen produksi maupun departemen pembantu lainnya. Biaya yang terjadi dalam departemen ini dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik.

3.4.1.4. Biaya Berdasarkan Periode Akuntansi

Pengklasifikasian biaya sehubungan dengan periode akuntansi dibedakan

berdasarkan waktu atau kapan biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan. Biaya

berdasarkan periode akutansi diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Biaya Produk (Product Cost)

(77)

harga pokok penjualan yang akan dibandingkan dengan pendapatan yang telah terealisasikan dari penjualan tersebut.

2. Biaya Periode (Period Cost)

Biaya periode adalah biaya yang tidak berkaitan dengan persediaan atau produk tetapi berhubungan dengan periode akuntansi. Biaya periode ini hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi yang disebut pengeluaran pendapatan.

3.4.1.5. Biaya Menurut Jenis Kegiatan Fungsional

Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari kegiatan fungsional bertujuan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, analisis dan pengendalian biaya atas dasar fungsi yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. Berdasarkan jenis kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan produk hingga siap untuk dijual.

2. Biaya Penjualan

Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menjual suatu produk atau jasa.

3. Biaya Umum atau Administrasi

(78)

3.4.1.6. Biaya Per unit Produk

Perhitungan biaya perunit produk secara konseptual adalah total biaya yang berkaitan dengan unit produk yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Pada perusahaan manufaktur biaya perunit merupakan salah satu bagian informasi yang penting, yang digunakan untuk menilai persediaan, penentuan laba, dan pengambilan sejumlah keputusan penting. Pengungkapan biaya biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan dalam membuat laporan keuangan.

3.4.2. Biaya Overhead Pabrik

Overhead Pabrik adalah bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung serta biaya tidak langsung lainnya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk selesai atau tujuan akhir biaya.

3.4.2.1. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan biaya overhead pabrik dengan produk perlu dipertimbangkan guna mengetahui jumlah biaya yang sewajarnya dibebankan kepada produk. Dua karakteristik yang perlu dipertimbangkan tersebut adalah:

Gambar

Gambar 2.2.Tangki Alkali NaOH
Gambar 2.3 Tangki CPO
Gambar 2.4. Hidrolik Pengangkat
Gambar 2.5. Circulation Pump Water
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari masalah yang dialami para pelaku industri pangan oleh karena kenaikan biaya pokok produksi yang diakibatkan dari kenaikan biaya bahan baku dan kenaikan bahan bakar (BBM) maka

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui signifikansi efek pencucian tangan secara rutin dengan sabun antiseptik yang mengandung Tcl terhadap resistensi

a. Pasar dan permintaan.. Biaya menjadi batas terendah harga, sedangkan pasar dan permintaan menjadi batas tertinggi harga baik konsumen maupun pembeli industri akan

Perkembangan dunia bisnis mengalami kemajuan yang semakin meningkat, baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun yang bergerak di bidang jasa termasuk industri

Sementara itu SNI (1994) menjelaskan bahwa sabun mandi merupakan pembersih yang dibuat dengan mereaksikan secara kimia antara basa natrium atau basa kalium dan asam lemak yang

peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat. Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba

Tujuan: mengetahui pengaruh pen- didikan kesehatan dengan media puzzle terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) anak Di TK Aba Siliran Karangsewu Galur Kulon

viii “PENGARUH PROSES PEMBUATAN SABUN PADAT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA Hylocereus polyrhizus” Nama /NIM Mahasiswa : 1.. ABSTRAK