BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami.
Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian
ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran
(biasanya lemak) dari badan atau pakaian. (Permono, 2001).
Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin menjadi trend
dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis,
warna, wangi dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya sabun
dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair. Pewangi
ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada
produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam
bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan
lain-lain). Penilaian parfum yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang dipasarkan.
Perubahan warna dan kekuatan parfum sangat mempengaruhi kualitas sabun.
Perubahan wana dan kekuatan parfum merupakan salah satu dari sekian masalah yang
cukup serius bagi perusahaan sabun dan dapat menimbulkan keluhan konsumen baik
sebelum pemakaian maupun setelah pemakaian sabun.
Uji warna merupakan salah satu pengujian kualitatif pada penyimpanan. Uji
warna dilakukan untuk mengetahui perubahan warna karena kondisi penyimpanan.
Zat warna dibedakan menjadi dua, yaitu warna alamiah dan warna akibat oksidasi dan
degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warna alamiah terdapat
secara alamiah dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstraksi bersama
minyak bersama dalam proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain alfa dan beta
kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Sedangkan, warna
akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat pada minyak antara lain:
warna gelap disebabkan oleh oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E). (Ketaren, 1986)
Sistem penelitian organoleptik telah dapat dibakukan dan dijadikan alat penilai
dalam laboratorium, dunia usaha dan perdagangan. Laboratorium penilaian
organoleptik pun telah menjadi umum di industri maupun di lembaga-lembaga
penelitian. Penelitian organoleptik telah pula digunakan sebagai metode dalam
penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan suatu penilaian organoleptik
diperlukan panel. Panel adalah satu atau sekelompok orang yang bertugas untuk
menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan subjektif. (Purnamawati, 2006)
Sifat kimia seperti kadar air, asam lemak bebas, alkali bebas (NaOH), dan
bilangan peroksida merupakan faktor yang berperan dalam perubahan warna dan
kekuatan parfum sabun. Indikator kerusakan minyak antara lain adalah bilangan
peroksida dan asam lemak bebas. Bilangan peroksida menunjukkan banyaknya
kandungan peroksida di dalam minyak akibat proses oksidasi dan polimerisasi. Asam
lemak bebas menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang dikandung oleh minyak
yang rusak, terutama karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis.
Sewaktu penyimpanan minyak atau lemak, akan terjadi perubahan flavor dan
rasa. Perubahan ini disertai dengan terbentuknya komponen-komponen yang tidak
diinginkan dan ditandai dengan timbulnya bau tengik. Beberapa penyelidik
berpendapat, bahwa ester asam oleat merupakan unsur yang utama dari minyak yang
mudah mengalami degradasi. Bahan harus disimpan pada kondisi penyimpanan yang
sesuai dan bebas dari pengaruh logam. Bahan tersebut harus dilindungi dari
kemungkinan serangan oksigen, cahaya serta temperatur tinggi. Keadaan lingkungan
juga mempengaruhi penyimpanan minyak atau lemak termasuk, Rh ruang
penyimpanan, temperatur, ventilasi, tekanan dan masalah dalam pengangkutan.
(Ketaren, 1986)
Peneliti sebelumnya yaitu Mulia Maulana juga pernah melakukan penelitian
mandi batang kesehatan dan memvariasikan empat suhu dan juga menggunakan
parameter kadar air, kadar alkali bebas (NaOH), asam lemak bebas, dan kadar garam.
Dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
perubahan warna, kekuatan parfum, kadar air, kadar alkali bebas, asam lemak bebas
dan bilangan peroksida pada sabun mandi padat dan sabun cuci padat. Dengan
temperatur penyimpanan suhu 25-30oC (suhu ruang) dan suhu 45-50oC (suhu
ekstrim). Karena suhu ruang adalah suhu yang biasa digunakan oleh konsumen
sebagai penyimpanan, dan suhu ekstrim adalah suhu tertinggi yang kemungkinan bisa
terjadi dalam peti kemas pada saat pengiriman dan negara-negara tujuan.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap perubahan
warna, kekuatan parfum, kadar air, alkali bebas, asam lemak bebas, dan
bilangan peroksida pada sabun mandi padat Soft silk 150 g dan sabun cuci
padat Saba 230 g dengan suhu yang berbeda yaitu suhu 25-30oC (suhu ruang)
dan suhu 45-50oC (suhu ekstrim)
2. Apakah ada pengaruh kadar air, alkali bebas, asam lemak bebas, dan bilangan
peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat
Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba 230 g.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Sampel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah sabun mandi padat
Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba 230 g yang bersumber dari PT.
2. Parameter yang akan di uji adalah perubahan warna, kekuatan parfum, kadar
air, alkali bebas, asam lemak bebas, dan bilangan peroksida,
3. Waktu penelitian dilakukan setiap 1 minggu sekali selama 2 bulan secara
duplo, dengan penyimpanan suhu 25-30oC (suhu ruang) dan suhu 45-50oC
(suhu ekstrim).
4. Perubahan warna dianalisa dengan menggunakan alat tintometer colorimeter
model F.
5. Kekuatan parfum dianalisa secara organoleptik yang dilakukan secara
penciuman, dengan penilaian sebagai berikut: 1 (tidak berkurang), 2 (sedikit
berkurang), 3 (berkurang), dan 4 (sangat berkurang).
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap perubahan
warna, kekuatan parfum, kadar air, alkali bebas, asam lemak bebas, dan
bilangan peroksida sabun mandi padat Soft silk 150 g dan sabun cuci padat
Saba 230 g pada suhu 25-30oC (suhu ruang) dan suhu 45-50oC (suhu ekstrim).
2. Untuk mengetahui penyebab dari perubahan warna dan kekuatan parfum yang
ditinjau dari sifat kimia dari sabun mandi padat Soft silk 150 g dan sabun cuci
padat Saba 230 g yaitu: kadar air, alkali bebas, asam lemak bebas, dan
bilangan peroksida.
1.5Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada perusahaan dan konsumen
tentang batasan suhu penyimpanan yang standar pada sabun mandi dan sabun cuci
1.6Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium PT. Oleochem and Soap Industry, Kawasan
Industri Medan 2, Mabar.
1.7Metodologi Penelitian
Panelitian ini dilakukan dengan diawali proses pembuatan sabun mandi pada
saponifikasi plant yaitu dengan mereaksikan minyak dengan NaOH pada
perbandingan 3:1 yang dikenal dengan proses penyabunan, minyak yang digunakan
adalah Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin (RBDPS), Palm Kernel Oil (PKO) proses ini dilakukan di
dalam wadah reaktor dengan suhu + 1210C. Kemudian sabun yang sudah terbentuk
akan dilakukan pengeringan dengan bantuan alat Vacum Liquid Sapon (VLS) dan
atomizer yang dikenal dengan proses dryer, dari hasil dryer terbentuklah chips sabun
yang dikenal dengan soap noodle, kemudian soap noodle ini akan di masukkan dalam
tangki penyimpanan yang di kenal dengan silo, kemudian soap noodle di timbang dan
di masukkan ke dalam tangki mixing bersamaan dengan penambahan bahan-bahan
lainnya sesuai formulasi yang ada. Kemudian setelah semuanya homogen sabun
diteruskan ke alat pencetak sabun (stamping) sehingga di dapat bentuk sabun yang
diinginkan.
Untuk pembuatan sabun cuci pada proses saponifikasi dengan mereaksikan
minyak dan NaOH 3:1 dan minyak yang digunakan adalah Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin (RBDPS) 100%. Setelah semuanya tercampur dalam tangki
reaktor pada suhu + 1210C. Kemudian sabun yang didapat disebut dengan neat soap
diteruskan ke dalam tangki crutcher dan dicampur dengan bahan-bahan sesuai
formulasi. Setelah melalui proses pengeringan sabun dicetak dengan menggunakan
alat pencetak sabun.
Sabun yang diperoleh dilakukan analisis sifat kimianya seperti kadar air, alkali
diperoleh asam lemak nya (fatty acid) dan juga sifat fisik seperti perubahan warna dan
kekuatan parfum sabun.
Pengambilan sampel dilakukan pada saat produksi berlangsung, sampel
dikemas dengan rapi kemudian di simpan di dalam suhu 25-30oC (suhu ruang) dan
suhu 45-50oC (suhu ekstrim) selama 2 bulan dan dianalisis setiap 1 minggu sekali
secara duplo. Perubahan warna ditentukan menurut Henkel Test Method dengan
menggunakan alat tintometer colorimeter model F, kekuatan parfum menurut
pengujian organoleptik, kadar air secara gravimetri menurut AOCS Official Method
Da 2a-48, kadar alkali bebas menurut AOCS Official Method Da 4a-48, kadar asam
lemak bebas menurut AOCS Official Method Da 9a-48, bilangan peroksida menurut
AOCS Official Method Cd 8-53,
Dalam penelitian ini digunakan 3 variabel yaitu :
1. Variabel bebas (berubah), yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap
penelitian, dalam hal ini adalah suhu dan waktu penyimpanan yaitu pada suhu
25-30oC (suhu ruang) dan suhu 45-50oC (suhu ekstrim), dengan jangka waktu
2 bulan.
2. Variabel tetap yaitu variabel yang dibuat tetap (tidak berubah) agar tidak
menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel terikat. Yang menjadi
variabel tetap pada penelitian ini yaitu berat sabun mandi 150 g dan sabun
cuci 230 g.
3. Variabel terikat yaitu variabel yang terukur terhadap perubahan perlakuan,
yang meliputi perubahan warna, kekuatan parfum, kadar air, kadar alkali