UPAYA PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
(STUDI KECAMATAN MEDAN TIMUR)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
ARIES FADHILLAH NIM: 100200245
DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
UPAYA PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA (STUDI KECAMATAN MEDAN TIMUR) *Aries Fadhillah
**Suria Ningsih ***Amsali Putra Sembiring
Di Indonesia,upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui inpres No. 5 Tahun 1984 tentang pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perjanjian di Bidang Usaha. Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat.Selanjutnya telah diterbitkan pula Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.Pada perkembangan terakhir maka dikeluarkannya Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Rumusan Masalah Dalam Penulisan Skripsi ini adalah bagaimana tugas serta wewenang Pemerintah Kecamatan dalam pelaksanaan pelayanan publik, siapa saja petugas yang berwenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik di pemerintah kecamatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan tahapan yang pertama penelitian pustaka, kedua teknik penelitian lapangan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pemerintah Kecamatan Medan Timur (Camat) sebagai kepala wilayah mengkomandoi aktivitas pelayanan publik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik, karena camat harus bertanggung jawab diwilayahnya untuk mengefektifitaskan pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan pelayanan publik di kecamatannya, lalu hambatan-hambatan dalam melaksanakan pelayanan publik di Kecamatan Medan Timur serta upaya pemerintah Kecamatan Medan Timur dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kata Kunci: Upaya, Pemerintah Kecamatan, Pelayanan Publik
*Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya
Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Ditinjau dari
Hukum Administrasi Negara (Studi Kecamatan Medan Timur)” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada banyak
kesalahan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangaun dari pihak manapun sangat diharapkan oleh penulis demi
kesempurnaan isi skripsi ini.
Dengan penuh rasa hormat, Penulis juga berterima kasih kepada semua
pihak yang memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi
dan dalam kehidupan penulis, yakni:
1. Bapak Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. Selaku Dekan Fakultas
Hukum USU;
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan I
3. Bapak Syafruddin,SH,MH.DFN selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Hukum USU;
4. Bapak Dr. OK Saidin,SH,M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum USU;
5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum. Selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum USU, sekaligus Dosen Pembimbing
I yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan
serta arahan-arahan kepada penulis didalam proses penulisan skripsi ini;
6. Ibu Mariati Zendrato SH. M.Hum. Selaku Sekretaris Departemen Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum USU;
7. Bapak Amsali Sembiring SH. M.Hum. Selaku Dosen Pembimbing II
penulis yang telah Sangat banyak meluangkan waktunya dalam
memberikan bimbingan serta arahan-arahan kepada penulis didalam
proses penulisan skripsi ini;
8. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Hukum USU yang selama ini
telah banyak membantu Penulis;
9. Ungkapan Terimakasih yang sebesar-besarnya dan juga penghargaan yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis tercinta,
Ayahanda Drs.Avon Syaffrullah Nst dan Ibunda Tuti Diana,SH yang telah
membesarkan, mendidik, membimbing serta memberikan bantuan yang
tak terhingga nilainya serta juga selalu memberikan motivasi kepada
10.Ungkapan Terimakasih sebesar-besarnya Penulis ucapkan kepada adik,
Desti Syafina Nst yang telah menberikan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini
11.Terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Puspita Sari
Damanik yang telah banyak berjasa, memberi motivasi dan dukungan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
12.Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman penulis
khususnya Fahry Ramadhan, Yati SD.SH, Miftah Holis Nst, Sakafa
Guraba, Anrinanda Lubis, Ludfi Aristio, Rizky Fauzan Purba, All New
Nasution Family dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
13.Dan semua pihak yang telah membantu penulis didalam penulisan skripsi
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Besar harapan Penulis bahwa skripsi ini nantinya dapat bermanfaat
dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperluas
cakrawala dan pengetahuan kita semua.
Medan, Maret 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI ……….. v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1
B. Perumusan Masalah………. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 6
D. Keaslian Penulisan………... 7
E. Tinjauan Kepustakaan……….. 7
F. Metode Penelitian……… 10
G. Sistematika Penulisan………... 11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK A. Pengertian Pelayanan Publik……… 14
B. Pedoman Pelayanan Publik………... 17
C. Standar Pelayanan Publik……… 22
D. Dasar Hukum Pelayanan Publik……….. 26
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN MEDAN TIMUR A. Kecamatan Medan Timur……….... 31
B. Struktur Kecamatan Medan Timur……….. 36
C. Jenis-jenis Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Timur………... 40
BAB IV UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK
DIPEMERINTAH KECAMATAN MEDAN TIMUR
A. Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan
Pelayanan Publik Berdasarkan dari UU No.25
Tahun 2009……….. 47
B. Tugas Serta Wewenang Pemerintah Kecamatan Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Publik Berdasarkan PP No. 19
Tahun 2008……….. 48
C. Hambatan yang ada dalam Pelaksanaan Pelayanan
Publik di Kecamatan Medan Timur &Upaya
Pemerintah Kecamatan Medan Timur Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik……… 54
D. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik………. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 63
B. Saran... 65
ABSTRAK
UPAYA PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA (STUDI KECAMATAN MEDAN TIMUR) *Aries Fadhillah
**Suria Ningsih ***Amsali Putra Sembiring
Di Indonesia,upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui inpres No. 5 Tahun 1984 tentang pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perjanjian di Bidang Usaha. Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat.Selanjutnya telah diterbitkan pula Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.Pada perkembangan terakhir maka dikeluarkannya Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Rumusan Masalah Dalam Penulisan Skripsi ini adalah bagaimana tugas serta wewenang Pemerintah Kecamatan dalam pelaksanaan pelayanan publik, siapa saja petugas yang berwenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik di pemerintah kecamatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan tahapan yang pertama penelitian pustaka, kedua teknik penelitian lapangan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pemerintah Kecamatan Medan Timur (Camat) sebagai kepala wilayah mengkomandoi aktivitas pelayanan publik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik, karena camat harus bertanggung jawab diwilayahnya untuk mengefektifitaskan pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan pelayanan publik di kecamatannya, lalu hambatan-hambatan dalam melaksanakan pelayanan publik di Kecamatan Medan Timur serta upaya pemerintah Kecamatan Medan Timur dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kata Kunci: Upaya, Pemerintah Kecamatan, Pelayanan Publik
*Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi
Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian
dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif
misalnya dapat dengan mudah dibuktikan di mana berbagai tuntutan pelayanan
publik sebagai tanda ketidakpuasan mereka sehari-hati banyak kita lihat. Harus
diakui, bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus
mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu
sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah
memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak
berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.1
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publikyang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
1
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.2
Dikeluarkannya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang
kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah secara terus
menerus meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari
waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seirama dengan
tumbuhnya kesadaran bahwa warga Negara memiliki hak untuk dilayani dan
kewajiban pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan. Tantangan
yang dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah
pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan
dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani, atau
dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokratis.3
Undang-undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah Undang-undang yang
mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri.
Undang-undang berasaskan pada kepentingan umum, adanya kepastian
hukum, adanya kesamaan hak, adanya keseimbangan hak dan kewajiban,
keprofesionalan, partisipatif, persamaan dalam perlakuan/tidak diskriminatif,
keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan dan bertujuan
2
Id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_Publik diakses 16/12/13 3
agar batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban,
dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
publik, menjalankan system penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
mendapatkan penyelengaraan pelayanan publik.4
Di Indonesia,upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak
lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui inpres No. 5 Tahun 1984
tentang pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perjanjian di Bidang Usaha.
Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.
Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan
mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang
Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada
Masyarakat.Selanjutnya telah diterbitkan pula Keputusan Menpan No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.Pada perkembangan terakhir maka dikeluarkannya Undang-undang Nomor
29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
hal yang mendasar dari undang-undang pelayanan publik tersebut adalah
untuk memberikan perbaikan terhadap pelayanan publik kepada masyarakat.
4
Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih
memiliki berbagai kelemahan antara lain:
1. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan
unsure pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front
line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon
terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat
seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
2. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya
disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai
kepada masyarakat.
3. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak
jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi
mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.
4. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu
dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibaynya, sering
terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu
instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
5. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada
umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari
berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan
yang terlalu lama.
6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada
umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk
pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa perbaikan dari
waktu ke waktu
Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan pelayanan public ialah
dengan cara peningkatan kualitas aparatur pemerintah serta keprofesionalan
aparatur pemerintah ialah merupakan salah satu strategi untuk dapat menciptakan
pelayanan publik yang baik terhadap masyarakat, selain itu upaya lain yang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan publik adalah dengan meningkatkan
fasilitas yang dapat menunjang kualitas pelayanan publik tersebut, karena jika
tidak didukung dengan fasilitas yang lengkap maka akan dapat menghambat
proses penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat. Menciptakan
kebijakan pelayanan publik yang tidak terlalu rumit dan berbelit-belit juga dapat
menjadi faktor untuk dapat memaksimalkan pelayanan publik terhadap
masyarakat. Diharapkan dengan kebijakan-kebijakan tersebut akan dapat
mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang efektif, efesien, dan akuntabel.
Belum optimalnya pelayanan publik dalam melayani mayarakat di
beberapa daerah di Indonesia diberbagai bidang, termasuk instansi pemerintahan
menyebabkan belum dapat terselenggaranya pelayanan publik dengan maksimal,
untuk itu dalam tulisan ini akan membahas bagaimana peran pemerintah dalam
hal ini pemerintah kecamatan yang ditinjau dari pemerintah kecamatan medan
timur dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik memilih judul
mengenai Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang menjadi dasar hukum pelayanan publik?
2. Siapa Saja Petugas yang berwenang dalam penyelenggaraan pelayanan
publik di pemerintah kecamatan?
3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pelayanan publik
dikecamatan Medan Timur dan Bagaimana upaya pemerintah
kecamatan Medan Timur dalam meningkatkan pelayanan publik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk dapat mengetahui petugas yang berwenang dalam
Pelaksanaan Pelayanan publik di Kecamatan Medan Timur.
b. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan pelayanan publik di
Kecamatan Medan Timur.
c. Untuk dapat mengetahui upaya peningkatan pelayanan publik di
pemerintah Kecamatan Medan Timur.
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini agar dapat memberikan
sumbangan akademis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, dan
Hukum Administrasi Negara pada khususnya.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberian
sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan pelayanan publik serta untuk
meningkatkan kualitas kerja pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
publik.
D. Keaslian Penulisan
Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana, maka skripsi ini ditulis dengan berdasarkan buah
pemikiran yang benar-benar asli tanpa melakukan tindak peniruan, sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat dikategorikan penelitian yang baru dan keasliannya dapat
dipertanggung jawabkan.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan judul yaitu
“Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan pelayanan Publik Ditinjau
Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Kecamatan Medan Timur)”.
Sebelum melanjutkan penulisan, terlebih dahulu memberikan beberapa
penjelasan-penjelasan dan pengertian secara umum mengenai judul skripsi ini
1. “Upaya” didalam tulisan ini mempunyai arti Usaha (untuk mencapai
2. “Pemerintah Kecamatan” adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas
desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kedudukan kecamatan merupakan
perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis
kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin
oleh camat.
3. “Camat” merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah
kabupaten atau kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris
daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau walikota
atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi syarat.
4. “Pelayanan Publik” adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan pelayanan administrative yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
5. “Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik” adalah satuan kerja
penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan institusi
penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hokum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
6. “Penyelenggara Pelayanan Publik” adalah setiap institusi
penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik.
7. “Standar Pelayanan”adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada
masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur
8. Pengertian Administrasi yaitu:
1. Sebagai aparatur Negara, aparatur pemerintah, atau instansi politik
(kenegaraan) artinya meliputi organ yang berada di bawah
pemerintah, mulai dari Presiden, Menteri(termasuk Sekjen, Irjen,
Gubernur, Bupati, dan sebagainya) pokoknya semua organ yang
menjalankan administrsi Negara;
2. Sebagai fungsi atau sebagai aktifitas yaitu sebagai kegiatan
pemerintahan artinya sebagai kegiatan mengurus kepentingan
Negara;
3. Sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang-Undang meliputi
tindakan aparatur Negara dalam menjalankan Undang-Undang.5
5
9. “Otonomi Daerah” adalah hak atau wewenang dan kewajiban daerah
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah tangganya sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
F. Metode Penelitian
Adapun metode penulisan yang digunakan penulis adalah dengan cara:
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum Normatif, karena penelitian
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum
kepustakaan.6
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara;
1. Penelitian kepustakaan ( Library research )
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian melalui buku-buku,
peraturan-peraturan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan ( Field Research )
Penulis langsung mengadakan penelitian kelapangan yaitu dengan cara
mengadakan penelitian ke pemerintah kecamatan Medan Timur
dengan mengadakan wawancara sejumlah pertanyaan dan memperoleh
oleh kemudiandata langsung yang berhubungan dengandata skripsi,
6
penulis langsung meneliti pada objek penelitian dan berusaha
mendapatkan data yang bersifat objektif dengan cara;
a. Observasi; yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa mengajukan
pertanyaan dan pencatatan tidak tergantung kepada responden,
untuk memperoleh informasi serta gambaran empirik tentang
data-data yang diperlukan dengan mengadakan pengamatan
langsung pada objek penelitian.
b. Wawancara; yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara
dengan meminta keterangan melalui pertanyaan yang telah
disiapkan penulis kepada staf yang bersangkutan.7
c. Pencatatan; yaitu pengumpulan data dengan cara mengutip data
dari staf yang terkait denganpenelitian ini.
c. Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kuantitatif
yaitu data yang dipeeroleh kemudian disusun secara sistematis serta
dianalisis secara kualitatif untuk dapat mencapai kejelasan masalah yang
akan dibahas dan hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi yang berjudul Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi
Kecamatan Medan Timur), sistematika nya sebagai berikut:
7
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK
Pada bab ini akan membahas mengenai pengertian pelayanan
publik, pedoman pelayana publik, standar pelayana hukunar publik
serta dasar hukum pelayanan publik.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAM MEDAN
TIMUR
Pada bab ini membahas mengenai, Kecamatan Medan Timur, lalu
struktur Kecamatan Medan Timur, selanjutnya mengenai petugas
yang berwenang melakukan Pelayanan Publik di Kecamatan
Medan Timur, dan Jenis-jenis Pelayanan Publik di Kecamatan
Medan Timur.
BAB IV UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI
PEMERINTAHAN KECAMATAN MEDAN TIMUR
Pada bab ini akan membahas mengenai upaya pemerintah
kecamatan dalam meningkatkan pelayanan publik berdasarkan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,
tugas dan wewenang pemerintah kecamatan dalam pelaksanaan
pelayanan publik berdasarkan PP No.19 tahun 2008, Hambatan
Medan Timur &Upaya Pemerintah Kecamatan Medan Timur
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik serta Strategi
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh
dari hasil penelitian dan saran sebagai rekomendasi yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK
A.
Pelayanan PublikIstilah Pelayanan berasal dari kata “layani” yang artinya menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrem dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia.8
Di dalam Hukum Administrasi Negara, istilah “pelayanan publik”
diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum maupun sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.9
Sebagai titik tolak, beberapa esensi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik yang perlu selalu disadari adalah bahwa masalah pelayanan publik
bersumber pada:
8
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela, dkk., Reformasi Pelayanan Publik, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), Hal.3
9
a) Adanya kewajiban pada pihak administrasi Negara untuk menjalankan
fungsi dan wewenangnya berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik dan bersih,
b) Adanya pengakuan terhadap hak asasi setiap warga Negara atas
pemerintahan, perilaku administrative, dan kualitas hasil pelayanan
yang baik,
c) Adanya keanekaragaman jenis serta bidang pelayanan publik sebagai
akibat dari adanya keragaman urusan dan kepentingan masyarakat
yang harus dipenuhi melalui penyelenggaraan pelayanan publik.10
Menurut KEPEMENPAN NO.63/KEP/M.PAN/7/2013Pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai uapaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.11
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrem dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu akan selalu menuntut pelayanan
publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan itu seringkali tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan, karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi
10
Adrian Sutedi, S.H.,M.H.,Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,(Jakarta: Sinar Grafika,2011), Hal.79.
11
selama ini masih menampilkan ciri-ciri yakni berbelit-belit, lambat, mahal, dan
melelahkan.12
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publikyang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.13
Dikeluarkannya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang
kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah secara terus
menerus meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari
waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seirama dengan
tumbuhnya kesadaran bahwa warga Negara memiliki hak untuk dilayani dan
kewajiban pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan. Tantangan
yang dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah
pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan
dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani, atau
dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokratis.14
12
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela, dkk., Reformasi Pelayanan Publik, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), Hal.3
13
Id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_Publik diakses 16/12/13 14
Undang-undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah Undang-undang yang
mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri.15
Di Indonesia,upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak
lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui inpres No. 5 Tahun 1984
tentang pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perjanjian di Bidang Usaha.
Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.
Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan
mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang
Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada
Masyarakat. Pada perkembangan terakhir telah diterbitkan pula Keputusan
Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Dengan demikian, pelayanan publik ialah merupakan pemenuhan kebutuhan
serta keinginan masyarakat oleh si penyelenggara Pelayanan publik, dengan
tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Pedoman Pelayanan Publik
Untuk meningkatkan kuaitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik
oleh aparatur pemerintah perlu adanya pedoman pelayanan publik yang
merupakan acuan bagi setiap instansi pemerintahan dalam menyelenggarakan
15
pelayanan publik, yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik. Yaitu:
a. Maksud dan tujuan
Undang-Undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan
penyelenggara dalam pelayanan publik. Tujuan Undang-Undang
Tentang Pelayanan Publik adalah:
1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hokum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.16
b. Hakikat Pelayanan Publik
Hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakanperwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat. Untuk lebih memahami tentang hakikat
pelayanan publik, terdapat beberapa pengertian-pengertian, ialah:
16
1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
Perundang-Undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, hasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
2. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara Negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain
yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
3. Pelaksanaan pelayanan publik yang selanjutnya disebut pelaksana
adalah pejabat, petugas, dan setiap orang yang bekerja didalam
Organisasi Penyelenggaraan yang bertugas melaksanakan tindakan
atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
4. Mayarakat adalah seluruh pihak, baik warga nrgara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan
hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya
disebut Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja
penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan institusi
penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik17
c. Asas-Asas Pelayanan Publik
1. Keterbukaan, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan sevara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Kepentingan Umum, pemberi pelayanan tidak boleh mengutamakan
kepentingan pribadi dan/atau golongan.
3. Kepastian Hukum, jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pelayanan.
4. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, pemberi dan penerima
pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
7. Keprofesionalan, pelaksanaan pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
8. Persamaan Perlakuan/Tidak Diskriminatif, setiap warga Negara
berhak memperoleh pelayanan yang adil.
17
9. Akuntabilitas, proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
peundang-undangan.
10.Fasilitas dan Perlakuan Khusus Bagi Kelompok Rentan, kemudahan
terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam
pelayanan.
11.Ketepatan Waktu, penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
12.Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan, setiap jenis pelayanan
dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.18
d. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan
2. Kejelasan, menyangkut:
Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik;
Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik
3. Rincian biaya pelayanan Publik dan tata cara pembayaran.
4. Standar Pelayanan publik
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standard
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian
18
bagi penerima pelayanan. Standard pelayanan merupakan ukuran
yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
wajib ditaati oleh pemberi dan/atau pemerima pelayanan.
5. Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik : “pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
dilakukan oleh Pengawas Internal dan Pengawas Eksternal”.
Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik, dilakukan melaui:
Pengawasan melekat yaitu Pengawasan yang dilakukan oleh atasan
langsung, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan
fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional
sesuai dengan ketetntuan peraturan perundang-undangan. Pemgawasan
masyarakat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, berupa laporan
atau pengaduan masyarakat tentang penyimpangan dan kelemahan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.19
C. Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan,
sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan
permohonannya. Standar pelayanan merupakan ukuran yang di bakukan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang awajib
ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan, dan menjadi pedoman
19
bagi penerima layanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai
control masyarakat dan/atau penerima layanan atas kinerja penyelenggara
pelayanan. Oleh karena itu perlu disusun dan ditetapkan standar pelayanan
sesuai dengan sifat, jenis dan karakteristik layanan yang diselenggarakan serta
memperhatikan lingkungan.
Dalam proses perumusan dan penyusunannya melibatkan masyarakat
dan/atau stakeholder lainnya (termasuk aparat birokrasi) untuk mendapatkan saran
dan masukan dan membangun kepedulian dan komitmen.
Standar pelayanan publik menurut Keputusan Menteri PAN Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003, sekurang-kurangnya meliputi:
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengadilan.
c. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan.
d. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterimasesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang dibutuhkan20
Selanjutnya untuk melengkapi standar pelayanan tersebut diatas,
ditambahkan materi muatan yang dikutip dari rancangan undang-undang tentang
pelayanan publik yang cukup realistis untuk menjadi materi muatan Standar
Pelayanan Publik, sehingga susunannya menjadi sebagai berikut;
1. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan
pelayanan.
2. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan,
baik persyaratan teknis maupun administratif.
3. Sistem, mekanisme, dan prosedur
yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan.
4. Waktu Penyelesaian
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
20
5. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan.
6. Produk Pelayanan
Ialah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan
7. Sarana dan Prasarana, dan/atau fasilitas
Peralatan dan fasilitas yang diperlikan dalam penyelenggaraan
pelayanan bagi kelompok rentan.
8. Kompetensi Pelaksana
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
9. Pengawasan Intern
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
10.Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
11.Jumlah pelaksana
Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
12.Jaminan Pelayanan
Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk
komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, risiko
keragu-raguan.
Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko, dan
keragu-raguan.
14.Evaluasi kinerja pelaksana
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar pelayan21
Dalam Pembahasan, perumusan dan penyusunan standar pelayanan
seharusnya melibatkan aparat yang terkait dengan pelayanan untuk membangun
komitmen mencapai tujuan bersama yang ditetapkan dalam, visi, misi suatu
instansi. Tidak kalah pentingnya melibatkan masyarakat/ stakeholder, dan
pelaksanaannya tidak bersifat formalitas.
D. Dasar Hukum Pelayanan Publik
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan
penyelenggara dalam pelayanan publik.
Tujuan undang-undang ini adalah:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik
21
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini adalah:
a. Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
menjadi acuan dalam penyusunanStandar Pelayanan Minimal oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non departemen dan
dalam penerapannya oleh Pemerintah Provinsi dan pemerintah
Kabupaten/Kota.
b. Standar Pelayanan Minimal disusun dan diterapkan dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan
pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah ini memuat tentang prinsip-prinsip Standar
Pelayanan Minimal, penyusunan Standar Pelayanan Minimal,
c. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu.
Tujuan dan sasaran Peraturan Menteri Dalam Negeri ini adalah:
1. Tujuan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:
a. Meningkatkan kualitas layanan publik.
b. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
memperoleh pelayanan publik.
2. Sasaran penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:
a. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti, dan terjangkau.
b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap layanan publik.
2. Kepmenpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit pelayanan Instansi
Pemerintah
Pedoman penyususnan indeks kepuasan masyarakat dimaksudkan
sebagai acuan bagi unit pelayanan instansi pemerintah dalam
menyusun indeks kepuasan masyarakat, dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai
bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan –
kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi msyarakat, indeks
kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang
3. Kepmenpan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Maksud dan tujuan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik ini adalah:
1. Maksud pedoman umum ini adalah sebagai acuan bagi
seluruh penyelenggara pelayanan publik dalam pengaturan
dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai dengan
kewenangannya.
2. Tujuan pedoman umum ini adalah untuk mendorong
terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima
dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan baik bagi
pemberi maupun penerima pelayanan publik
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat
Ruang lingkup penanganan pengaduan masyarakat meliputi:
1. Penyalahgunaan wewenang
2. Hambatan dalam pelayanan masyarakat
3. Korupsi, kolusi, dan nepotisme
4. Pelanggaran disiplin pegawai negeri
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini memuat mengenai:
1. sumber pengaduan,
2. administrasi pengaduan,
3. penanganan pengaduan,
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu
Di Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini memuat mengenai:
1. Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Kewenangan
2. Organisasi
3. Eselon
4. Kepegawaian dan keuangan
5. Jabatan fungsional
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
merupakan target standar pelayanan, Pemerintahan Dalam Negeri yang
meliputi jenis pelayanan dasar, indikator kinerja, nilai Standar
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN MEDAN TIMUR
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang -undang. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten/kota atau antara pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota, diatur dengan undang -undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah. Selain itu Negara mengakui dan menghormati
satuan -satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi
dan tugas pembantuan. Prinsip penyelenggaraan desentralisasi adalah otonomi
seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengatur dan mengurus
semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah. Daerah
memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan,
peningkatan peranserta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuanpada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004
kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan
dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah daerah harus mengoptimalkan
pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Melalui
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah dan masyarakat
didaerah lebih diberdayakan sekaligus diberikan tanggung jawab yang lebih besar
untuk mempercepat laju pembangunan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka
implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan,
baik secara struktural, fungsional, maupun kultural dalam tatanan
penyelenggaraan pemerintah daerah. Salah satu perubahan yang sangan esensial
yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi kecamatan yang
sebelumnya merupakan perangkat daerah wilayah dalam kerangka asas
dekonsentrasi, berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam kerangka asas
desentralisasi. Sebagai perangkat daerah, camat dalam melaksanakan tugasnya
mendapat pelimpahan kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota.22
Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan,
kedudukan, tugas dan fungsinya secara legislatik diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, camat mendapatkan pelimpahan
kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu kecamatan
juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan. Camat
sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan dibandingkan dengan
perangkat daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk
mendukung pelaksanaan asas desentralisasi. Kekhususan tersebut yaitu adanya
22
suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosio Kultural, menciptakan
stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi, dan budaya, mengupayakan
terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan
kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun integritas
kesatuan wilayah. Dalam hal ini, fungsi utama camat selain memberikan
pelayanan kepada masyarakat, juga melakukan tugas-tugas pembinaan wilayah.23
Kecamatan Merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan di
pimpin oleh camat. Sedangkan Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Organisasi Kecamatan
di pimpin oleh (1) satu camat, (1) Sekretaris (kecamatan), Paling banyak (5) seksi
yang masing-masing di pimpin oleh 1 (satu) kepala seksi, dan sekretariat
membawahkan paling banyak 3 (tiga) sub bagian yang masing-masing di kepalai
oleh 1 (satu) kepala sub bagian.
Kecamatan adalah pembagian wilayah administrative di Indonesia dibawah
kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.
Pemerintah kecamatan dipimpin oleh camat dengan dibantu oleh perangkat
kecamatan. Camat merupakan Pegawai Negeri Sipil dan bertanggung jawab
kepada bupati atau walikota karena kecamatan adalah bawahan kabupaten atau
kota.
Camat merupakan pemimpin kecamatan. Camat berkedudukan sebagai
koordinator penyelenggara pemerintahan di wilayah kecamatan, berada dibawah
23
dan bertanggung jawab kepada bupati atau walikota atas usul dari sekretaris
daerah (sekda) kabupaten/kota.
Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah kabupaten/kota (PP. 19 Tahun 2008). Kedudukan kecamatan merupakan
perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin ole camat. Pembentukan
kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai kecamatan di
kabupaten/kota.
A. Kecamatan Medan Timur
Kecamatan Medan Timur beralamat di Jl.Haji Muhammad Said No.1 dan saat
ini dipimpin oleh Camat Drs. Parulian Pasaribu, Kecamatan Medan Timur adalah salah satu dari
Kecamatan Medan Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat di sebelah
Barat, Medan Perjuangan di sebelah Timur, Kecamatan Medan Kota disebelah
Selatan, dan Kecamatan Medan Deli di Sebelah Utara. Kecamatan Medan Timur
terletak antara LU 03o-32’-12” dan BT98o-47’-36”
Kecamatan Medan Timur terletak di wilayah Timur Kota Medan dengan
batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota
Pada ta
Luasnya adalah 7,82 km².
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Timur sebanyak 108.633.
penduduk terdiri dari 52.635 orang laki-laki serta 55.998 orang perempuan.
Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk kecamatan Medan Timur
relative lebih banyak penduduk usia produktif, Tahun 2011 Kecamatan Medan
Timur, ternyata tingkat penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah pada tahun
2011 sudah cukup banyak. Namun masih ada sebanyak 631 orang
diKecamatan ini yang tidak sekolah.
Kecamatan Medan Timur memiliki 11 Kelurahan yang terdiri dari;
1. Kelurahan Gang Buntu; beralamat di Jl. Jawa No.1
2. Kelurahan Sidodadi; beralamat di Jl. Mandong Lubis
3. Kelurahan Perintis; beralamat di Jl. Purwo
4. Kelurahan Gaharu; beralamat di Jl. Gaharu No.2
5. Kelurahan Durian; beralamat di Jl. Bambu
6. Kelurahan Glugur Darat II, beralamat di Jl. Ampera
7. Kelurahan Glugur Darat I; beralamat di Jl. Pendidikan
8. Kelurahan Pulo Brayan I; beralamat di Jl. KrakatauNo.14
9. Kelurahan Brayan Darat II; beralamat di Jl. Manadau No.12
10.Kelurahan Brayan Bengkel Baru; beralamat di Jl. Komisi a
B. Struktur Kecamatan Medan Timur
Tugas Pokok dan Fungsi :
1. Camat
Melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah daerah yang
dilimpahkan oleh walikota/bupati dalam wilayah kerja kecamatannya
dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, camat dibantu oleh Sekretaris
Kecamatan, para Kepala Seksi dan Kasubag.
2. Sekretaris
a. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas
b. Merumuskan perencanaan dan program serta penyusunan
rancangan kepada camat
c. Bertanggung jawab dalam bidang perencanaan keuangan dan
kepegawaian lingkup pemerintahan kecamatan
d. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh camat
e. Melaporkan pelaksanaan perlengkapan tugas kepada Camat
f. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga
kecamatan
g. Melaksanakan tertib administrasi dan tata usaha
3. Ka. Subag
A. Ka. Subag Penyusunan program
a. Merencanakan dan merumuskan program kegiatan Kecamatan
kepada Sekretaris Camat
b. Melaksanakan urusan umum dan kepegawaian
d. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahgkan oleh
Camat.
B. Ka. Subag Keuangan
a. Melaksanakan urusan Keuangan (Mengadministrasikan urusan
keuangan kecamatan)
b. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan keuangan kecamatan
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh camat
C. Ka. Subag Umum
a. Melakukan pengelolaan urusan surat-menyurat, pengetikan,
penggandaan tata usaha kearsipan
b. Mengumpulkan, menginventarisir dan mensistematisasikan data
dalam rangka perumusan dan penyusunan program
c. Menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana program serta
bahan-bahan rapat koordinasi
d. Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh camat
4. Seksi
A. Seksi Pemerintahan
a. Memfasilitasi pelaksanaan tugas pembantuan pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten pada desa dalam wilayah di kecamatan
b. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program di
bidang pemerintahan
c. Melaksanakan pembinaan, penataan evaluasi administrasi
pemerintahan
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh camat
B. Seksi Kesejahteraan Sosial
a. Membuat perencanaan dan penyusunan program dalam bidang
kependudukan dan kesejahteraan sosial
b. Pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program kesejahteraan
sosial
c. Evaluasi dan pengawasan kegiatan dan pengembangan
kependudukan
d. Memantau dan menganalisis data dan pengembangan
kependudukan
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada camat
C. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
a. Penyelenggaraan pertisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum
musyawarah perencanaan pembangunan di kelurahan dan
kecamatan
b. Pembinaan dan pengawasan terhadap unit kerja pemerintahan
maupun swasta yang mempunyai program baik pemerintahan
maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan
c. Pelaksanaan administrasi pelayanan penertiban rekomendasi, ijin
dan pelayanan sesuai batas kewenangan yang telah mendapat
d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat di kecamatan
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan
f. Melaporkan tugas kepada camat
D. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian ketentraman dan
ketertiban masyarakat
b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
c. Bertanggung jawab menyusun rencana program dan perlindungan
masyarakat
d. Menginterventarisir permasalahan ketentraman dan ketertiban serta
mencari solusinya
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan
f. Melaporkan tugas kepada camat
C. Jenis-jenis Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Timur
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.
Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupaten/kota (PP No. 19 Tahun 2008). Kedudukan kecamatan merupakan
perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.
Kebijakan otonomi daerah dalam undang-undang nomor 32 Tahun 2004
kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan
dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah daerah harus mengoptimalkan
pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Melalui
undang-undang nomor 32 tahun 2004, pemerintah daerah dan masyarakat di
daerah lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
mempercepat laju pembangunan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka
implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan,
baik secara structural, fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial yaitu
menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi kecamatan yang sebelumnya
merupakan perangkat wilayah dalam kerangka asas desentralisasi. Sebagai
perangkat daerah, camat dalam menjalankan tugasnya mendapat pelimpahan
kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada bupati/ walikota. Pengaturan
penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan
fungsinya secara legalistik diatur dengan peraturan pemerintah. Sebagai perangkat
daerah, camat mendapatkan pelimpahan kewenangan yang bermakna urusan
pelayanan masyarakat.24
Kecamatan/camat memiliki wewenang dan berkewajiban dalam
melakukan pelayanan umum/publik kepada masyarakat.
Adapun beberapa jenis-jenis pelayanan umum/publik yang terdapat di
kecamatan adalah:
a. Pelayanan Kartu Keluarga (KK)
24
b. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Pelayanan Surat Pindah Penduduk
d. Pelayanan Rekomendasi Permohonan Izin Gangguan
e. Pelayanan IMB yang Telah Didelegasikan Kepada Camat
f. Pelayanan Legalisasi Administrasi NTCR (Nikah, Talak, Rujuk,
Cerai)
g. Pelayanan Legalisasi (Pengantar) Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK)
h. Pelayanan Legalisasi Surat Pengantar Akte Kelahiran (SKCK)
i. Pelayanan Legalisasi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
j. Pelayanan Legalisasi Pengantar Izin Keramaian
k. Pelayanan Legalisasi Surat Pengantar Izin Tebang Kayu
D. Petugas yang Berwenang Melakukan Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Timur
Dalam hal pelaksanaan tugas tugasnya, camat memperoleh pelimpahan
wewenang dari bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati No.6 Tahun 2005 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang untuk menangani sebagian Urusan Otonomi Daerah Kepada
Camat, diuraikan bahwa dalam rangka penyelenggaraan sebagian
wewenangnya.25
Kecamatan dan camat dengan kedudukannya sebagai SKPD (satuan kerja
perangkat daerah) ialah merupakan sebagai perpanjangan tangan walikota atau
25
bupati yang dimana setiap kendali pemerintahan, pembangungan, dan juga
pelayanan kemasyarakatan atau pelayanan publik berada dibawah kekuasaan
walikota atau bupati.
Ada beberapa hal-hal yang dapat dan harus dikerjakan/dilakukan yang
sekaligus juga menjadi tanggung jawab camat didalam mengelola pelayanan
yaitu, meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di kecamatan masing-masing,
dan untuk selanjutnya menyelenggarakan pelayanan public secara lebih optimal,
dan pelimpahan kewenangan ini memberikan konsekwensi penilaian prestasi kerja
yang baik kepada Camat, Lurah, dan para Kepala Lingkungan secara keseluruhan.
Camat sebagai kepala wilayah mngkomandoi aktivitas pelayanan
publik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik,
karena camat harus bertanggung jawab diwilayahnya untuk mengefektifitaskan
pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan pelayanan publik di kecamatannya.
Di setiap kecamatan memiliki seksi pemerintahan, Seksi Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan dan seksi pembangunan yang bertugas melakukan
pelayanan publik, seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan administrasi dan teknis pembinaan kegiatan pemerintahan yang meliputi
pembinaan pemerintahan umum dan keagrariaan. Dan seksi pembangunan
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan administrasi dan teknis
pembinaan pembangunan diwilayah kecamatan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, seksi pemerintahan mempunyai
fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pemerintahan dan
b. Penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan pemerintahan dan keagrariaan;
c. Pembinaan dan pengawasan kegiatan pemerintah desa/kelurahan;
d. Menyiapkan bahan pemberian surat keterangan permohonan
pelepasan hak atas tanah, menyiapkan bahan pengelolaan dan
pembinaan administrasi data kependudukan yaitu:
1) Pelayanan Kartu Tanda Penduduk;
2) Pelayanan Kartu Keluarga;
3) Pelayanan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM);
4) Pelayanan Surat Keterangan Tempat Tinggal;
5) Pelayanan Surat Keterangan Lahir, Mati, Lahir Mati;
6) Pelayanan surat keterangan pindah antar desa dalam
kecamatan, antar kecamatan dalam kabupaten dan antar
kabupaten dalam provinsi;
7) Pelayanan surat keterangan ahli waris danhubungan waris;
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, seksi pembangunan mempunyai
fungsi:
1) Pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pembangunan
di wilayah kecamatan;
2) Penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan pembangunan wilayah;
3) Penyusunan konsep perijinan bidang pembangunan sesuai
4) Pelaksanaan pembinanaan dan pengawasan kegiatan
pembangunan wilayah;
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, seksi pembangunan mempunyai
fungsi:
1) Pelaksanaan administrasi pelayanan penertiban rekomendasi,
ijin dan pelayanan sesuai batas kewenangan yang telah
mendapat pelimpahan dari walikota
2) Pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan
Dalam pemerintah kecamatan terdapat seksi pemerintahan, seksi
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan juga seksi pembangunan yang memiliki
peran langsung terhadap pelaksanaan/penyelenggaraan peleyanan publik, dari
mulai Pelayanan Kartu Tanda Penduduk sampai dengan Pelayanan surat
keterangan ahli waris dan hubungan waris. Dan seksi Pemberdayaan Masyarakat
memiliki tugas sebagai pelaksana, pembina dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat di kecamatan. Sedangkan seksi pembangunan juga
memiliki peran terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dengan peran sebagai
BAB IV
UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAHAN KECAMATAN MEDAN TIMUR
A. Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Ditinjau dari UU No.29 Tahun 2009
Masih banyak serta belum optimalnya pelayanan publik dalam
melayani mayarakat di beberapa daerah di Indonesia diberbagai bidang,
termasuk instansi pemerintahan menyebabkan belum dapat terselenggaranya
pelayanan publik dengan maksimal. Adapun contohnya seperti Kurang
responsif, Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan,
mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan
penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi,
maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama
sekali, dan Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya
disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada
masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik adalah melalui
revitalisasi, restrukturisasi, dan deregulasi dibidang pelayanan publik. Dilakukan
dengan mengubah posisi dan peran (revitalisasi) birokrasi dalam memberikan
layanan kepada publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah, merubah
berubah menjadi suka menolong menuju kearah yang fleksibel kolaboratis, dan
dari cara-cara sloganis menuju cara-cara kerja yang realistis.26
Untuk dapat meningkatkan serta melaksanakan pelaksanaan pelayanan
publik di pemerintah kecamatan dalam melayani masyarakat dengan baik, sesuai
dengan UU No.25 Tahun 2009 Tentang pelayanan Publik dalam penyelenggaraan
pelayanan publik harus berasaskan: (1) Asas Kepentingan Umum (2) Asas
Kepastian hukum (3) Asas Kesamaan Hak (4) Asas Keseimbangan Hak dan
Kewajiban (5) Asas Keprofesionalan (6) Asas Partisipatif (7) Asas Persamaan
Perlakuan/Tidak Diskriminatif (8) Asas Keterbukaan (9) Asas Akuntabilitas (10)
Asas Fasilitas dan Perlakuan Khusus bagi Kelompok Rentan (11) Asas Ketepatan Upaya selanjutnya
dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dapat juga dilakukan melalui
partisipasi langsung masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik guna
terwujudnya transparansi serta akutabilitas di dalam penyelenggaraan pelayanan
publik, partisipasi masyarakat langsung tersebut dengan melibatkan langsung
masyarakat/LSM dalam pengawasan serta penilaian terhadap kinerja pelayanan.
Kemudian upaya selanjutnya dalam peningkatan kualitas pelayanan publik ialah
dengan memberikan perhargaan serta sanksi kepada pelaksanan atau
penyelenggara pelayanan publik, tujuan dari pemberian perhargaan atau sanksi
tersebut antara lain agar membangun semangat pihak penyelenggara pelayanan
untuk meningkatan kualitas, mutu, serta kinerja pelayanan dan juga agar setiap
pelaksana penyelenggaraan pelayanan publik menamankan prinsip transparansi
dan akuntabilitas.
26
Joko Widodo,Good Governance: Akuntabilitas