• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN MEDAN

D. Petugas yang Berwenang Melakukan Pelayanan

Dalam hal pelaksanaan tugas tugasnya, camat memperoleh pelimpahan wewenang dari bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati No.6 Tahun 2005 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang untuk menangani sebagian Urusan Otonomi Daerah Kepada Camat, diuraikan bahwa dalam rangka penyelenggaraan sebagian wewenangnya.25

Kecamatan dan camat dengan kedudukannya sebagai SKPD (satuan kerja perangkat daerah) ialah merupakan sebagai perpanjangan tangan walikota atau

25

bupati yang dimana setiap kendali pemerintahan, pembangungan, dan juga pelayanan kemasyarakatan atau pelayanan publik berada dibawah kekuasaan walikota atau bupati.

Ada beberapa hal-hal yang dapat dan harus dikerjakan/dilakukan yang sekaligus juga menjadi tanggung jawab camat didalam mengelola pelayanan yaitu, meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di kecamatan masing-masing, dan untuk selanjutnya menyelenggarakan pelayanan public secara lebih optimal, dan pelimpahan kewenangan ini memberikan konsekwensi penilaian prestasi kerja yang baik kepada Camat, Lurah, dan para Kepala Lingkungan secara keseluruhan.

Camat sebagai kepala wilayah mngkomandoi aktivitas pelayanan publik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan publik, karena camat harus bertanggung jawab diwilayahnya untuk mengefektifitaskan pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan pelayanan publik di kecamatannya.

Di setiap kecamatan memiliki seksi pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan seksi pembangunan yang bertugas melakukan pelayanan publik, seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan administrasi dan teknis pembinaan kegiatan pemerintahan yang meliputi pembinaan pemerintahan umum dan keagrariaan. Dan seksi pembangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan administrasi dan teknis pembinaan pembangunan diwilayah kecamatan.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, seksi pemerintahan mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pemerintahan dan keagrariaan kecamatan;

b. Penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pemerintahan dan keagrariaan;

c. Pembinaan dan pengawasan kegiatan pemerintah desa/kelurahan; d. Menyiapkan bahan pemberian surat keterangan permohonan

pelepasan hak atas tanah, menyiapkan bahan pengelolaan dan pembinaan administrasi data kependudukan yaitu:

1) Pelayanan Kartu Tanda Penduduk; 2) Pelayanan Kartu Keluarga;

3) Pelayanan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM); 4) Pelayanan Surat Keterangan Tempat Tinggal;

5) Pelayanan Surat Keterangan Lahir, Mati, Lahir Mati;

6) Pelayanan surat keterangan pindah antar desa dalam kecamatan, antar kecamatan dalam kabupaten dan antar kabupaten dalam provinsi;

7) Pelayanan surat keterangan ahli waris danhubungan waris;

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, seksi pembangunan mempunyai fungsi:

1) Pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan;

2) Penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pembangunan wilayah;

3) Penyusunan konsep perijinan bidang pembangunan sesuai pelimpahan kewenangan;

4) Pelaksanaan pembinanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan wilayah;

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, seksi pembangunan mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan administrasi pelayanan penertiban rekomendasi, ijin dan pelayanan sesuai batas kewenangan yang telah mendapat pelimpahan dari walikota

2) Pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan

Dalam pemerintah kecamatan terdapat seksi pemerintahan, seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan juga seksi pembangunan yang memiliki peran langsung terhadap pelaksanaan/penyelenggaraan peleyanan publik, dari mulai Pelayanan Kartu Tanda Penduduk sampai dengan Pelayanan surat keterangan ahli waris dan hubungan waris. Dan seksi Pemberdayaan Masyarakat memiliki tugas sebagai pelaksana, pembina dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan. Sedangkan seksi pembangunan juga memiliki peran terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dengan peran sebagai penyusun konsep perijinan bidang pembangunan sesuai pelimpahan kewenangan.

BAB IV

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAHAN KECAMATAN MEDAN TIMUR

A. Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Ditinjau dari UU No.29 Tahun 2009

Masih banyak serta belum optimalnya pelayanan publik dalam melayani mayarakat di beberapa daerah di Indonesia diberbagai bidang, termasuk instansi pemerintahan menyebabkan belum dapat terselenggaranya pelayanan publik dengan maksimal. Adapun contohnya seperti Kurang responsif, Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali, dan Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik adalah melalui revitalisasi, restrukturisasi, dan deregulasi dibidang pelayanan publik. Dilakukan dengan mengubah posisi dan peran (revitalisasi) birokrasi dalam memberikan layanan kepada publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah, merubah menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan,

berubah menjadi suka menolong menuju kearah yang fleksibel kolaboratis, dan dari cara-cara sloganis menuju cara-cara kerja yang realistis.26

Untuk dapat meningkatkan serta melaksanakan pelaksanaan pelayanan publik di pemerintah kecamatan dalam melayani masyarakat dengan baik, sesuai dengan UU No.25 Tahun 2009 Tentang pelayanan Publik dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus berasaskan: (1) Asas Kepentingan Umum (2) Asas Kepastian hukum (3) Asas Kesamaan Hak (4) Asas Keseimbangan Hak dan Kewajiban (5) Asas Keprofesionalan (6) Asas Partisipatif (7) Asas Persamaan Perlakuan/Tidak Diskriminatif (8) Asas Keterbukaan (9) Asas Akuntabilitas (10) Asas Fasilitas dan Perlakuan Khusus bagi Kelompok Rentan (11) Asas Ketepatan Upaya selanjutnya dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dapat juga dilakukan melalui partisipasi langsung masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik guna terwujudnya transparansi serta akutabilitas di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, partisipasi masyarakat langsung tersebut dengan melibatkan langsung masyarakat/LSM dalam pengawasan serta penilaian terhadap kinerja pelayanan. Kemudian upaya selanjutnya dalam peningkatan kualitas pelayanan publik ialah dengan memberikan perhargaan serta sanksi kepada pelaksanan atau penyelenggara pelayanan publik, tujuan dari pemberian perhargaan atau sanksi tersebut antara lain agar membangun semangat pihak penyelenggara pelayanan untuk meningkatan kualitas, mutu, serta kinerja pelayanan dan juga agar setiap pelaksana penyelenggaraan pelayanan publik menamankan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

26

Joko Widodo,Good Governance: Akuntabilitas

Waktu (12) Asas Kecepatan, Kemudahan, dan Keterjangkauan, serta dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan hal ini dimaksudkan sebagai tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

B. Tugas serta Wewenang Pemerintah Kecamatan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Menurut PP No.19 Tahun 2008

a. Kewenangan Pemerintah Kecamatan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008

Menurut Webber ada tiga macam tipe ideal wewenang, pertama wewenang tradisional, kedua wewenang karismatik, dan ketiga wewenang legal rational. Yang ketiga ini lah yang menjadi basis wewenang pemerintah. Dalam perkembangannya, muncul konsep baru tentang wewenang yang dikembangkan oleh Chester I. Barnard, yang bermuara pada prinsip bahwa penggunaan wewenang harus dapat dipertanggung jawabkan.27

Wewenang merupakan Hubungan antara dua individu satunya “atasan” dan yang lainnya “bawahan”.28

Sejauh ini pelimpahan sebagian kewenangan yang didelegasikan kepada camat (kecamatan) masih sangat dibatasi pada persoalan administrasi kependudukan, seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Miskin

27

Taliziduhu Ndraha, Kybernologi (ilmu Pemerintahan Baru), Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Hal. 85 28

Hebert A Simon, Perilaku Administrasi, Terjemahan Cetakan Kedua, Penerbit PT. Bina AKasara, Jakarta 1984 Hal. 195

(Surat Keterngan Tidak Mampu), Surat Keterangan Kelahiran-Kematian, Surat Pindah, Surat Nikah, dan Surat Rekomendasi mengurus Perijinan Usaha (seperti IMB, Ijin Gangguan/SITU/HO dan ijin usaha lainnya.

Menurut PP No.19 Tahun 2008, Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:

1. Perizinan; 2. Rekomendasi; 3. Koordinasi; 4. Pembinaan; 5. Pengawasan; 6. Fasilitas; 7. Penetapan; 8. Penyelenggaraan; dan

9. Kewenangan lain yang Dilimpahkan.

Pelaksanaan kewenangan camat sebagaimana dimaksud diatas mencakup penyelenggaraan urusan pemerintah pada lingkup kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pelimpahan sebagian wewenang bupati/walikota kepada camat sebagaimana diatas dilakukan berdasarkan Kriteria eksternalitas dan efisiensi.29

29

b. Tugas Pemerintah Kecamatan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008 tugas dari pemerintah kecamatan ialah:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan Masyarakat

a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dan kecamatan;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang menjadi program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;

c. Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan

pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta;

d. Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

e. Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan masyarakat.

2. Mengkoordinasikan Upaya Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum

a. Melakukan koordinasi dengan TNI/POLRI mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan;

b. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan; dan

c. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban kepada bupati/walikota.

3. Mengkoordinasikan Penerapan dan Penegakan Peraturan Perundang-Undangan

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan;

b. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

4. Mengkoordinasikan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

b. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam

pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

c. Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

5. Mengkoordinasi Penyelenggaraan Kegiatan Pemerintahan di Tingkat Kecamatan

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertical di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertical di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

c. Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; dan

d. Melaporkan penyelenggaranaan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan kepada bupati/walikota.

6. Membina Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan/atau Kelurahan a. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

b. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitas, dan konsultasi pelaksanaan administrasi desa dan/atau kelurahan;

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau lurah;

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa dan/atau kelurahan;

e. Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintah desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan; dan

f. Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan kepada bupati/walikota.

7. Melaksanakan Pelayanan Masyarakat yang Menjadi Ruang Lingkup Tugasnya dan/atau yang Belum Dapat Dilaksanakan Pemerintahan Desa atau kelurahan

a. Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

b. Melakukan percepatan pencapaian standard pelayanan minimal di wilayahnya;

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan;

e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.30

C. Hambatan-Hambatan yang Ada dalam melaksanakan Pelayanan Publik Pemerintah KecamatanMedan Timur&Upaya Pemerintah Kecamatan Medan Timur Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.

1. Hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan penyelenggaraan pelayanan publik di Pemerintahan Kecamatan adalah hal-hal yang bersifat teknis diantaranya:

1. Masih rendahnya kesadaran pegawai untuk berbuat dan bersikap disiplin 2. Kurangnya perangkat peraturan kedisiplinan, misalnya kurang tegasnya

pimpinan dalam menjatuhkan sanksi pada setiap pelanggaran kedisiplinan

3. Kurangnya sarana dan prasarana dengan suatu peralatan yang kurang memadai dapat menghambat lancarnya kegiatan atau pegawai dalam melakukan pekerjaannya

4. Kurangnya sistem pengawasan, perangkat pengawasan dan upaya tindak lanjut yang kurang akan dapat membuka peluang pegawai untuk melakukan berbagai pelanggaran

Beberapa hal-hal tersebut diatas yang merupakan hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan

30

pemerintah kecamatan hal ini harus mendapat perhatian lebih dari atasan pemrintahan kecamatan danKepada petugas penyelenggara pelayanan publik agar dapat melaksanakan tugas nya dengan penuh rasa tanggung jawab serta melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur

2. Upaya Pemerintah Kecamatan Medan Timur Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.

Beberapa upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Medan Timur dalam meningkatkan Pelayanan Publik yang baik bagi masyarakat, diataranya adalah:

1. Memberikan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai untuk dapat menunjang pelaksanaan yang baik terhadap masyarakat, dengan cara menyediakan peralatan-peralatan yang lengkap serta memadai untuk memberikan kelancaran terhadap pegawai kecamatan medan timur dalam melaksanakan tugasnya.

2. Menyediakan perangkat kedisiplinan, yaitu pemerintah kecamatan medan timur menggunakan absensi elektronik (finger Print) hal ini bertujuan agar tidak ada pegawai kecamatan medan timur yang terlambat untuk melaksanakan tugasnya di kantor kecamatan medan timur.

3. Menerima keluhan masyarakat terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan pegawai kecamatan dalam melaksanakan tugasnya, serta memberikan peringatan dan sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran dalam melaksanakan tugasnya.

D. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan aparaturnya untuk dapat meningkatkan pelayanan publik dan dapat terciptanya serta terlaksananya pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas perilaku dan keprofesionalan aparatur pemerintah. Peningkatan kualitas dan keprofesionalan aparatur pemerintah adalah salah satu strategi dalam menciptakan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Sebab dewasa ini, keluhan-keluhan yang dating dari masyarakat yang menilai pelayanan publik yang diberikan kepada mereka terkendala akibat masih belum tingginya sikap atau perilaku sumber daya manusia aparatur yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

Karena itulah peningkatan sumber daya dan profesionalitas pegawai menjadi suatu aspek yang patut diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Kondisi birokrat yang memiliki kecakapan, keterampilan, perilaku yang patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku, serta penempatan posisi yang sesuai dengan bidangnya, tentunya akan memberikan dampak yang positif kepada terciptanya pelayanan publik berkualitas.

Satu hal lagi yang perlu dicermati dalam upaya peningkatan pelayanan publik melalui peningkatan pelayanan publik melalui peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan keprofesionalan pegawai adalah masalah attitude atau perilaku. Diperlukan sikap dan mental yang baik dari setiap aparatur pemerintah yang

langsung berhadapan dengan masyarakat dalam pemberian layanan. Sikap baik ini tentunya bukanlah seperti yang terjadi selama ini, dimana masyarakat dibuat susah dengan adanya pungutan-pungutan liar yang dilakukan oleh pegawai yang melayani. Hal ini perlu diperhatikan sebab, seprofesional apapun aparatur penyelenggara pelayanan publik, bila memiliki sikap yang bobrok, hanya akan menimbulkan ketidakpuasan lain kepada masyarakat.

b. Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit.

Langkah sebagai salah satu strategi peningkatan pelayanan publik adalah dengan menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung terselenggaranya peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Diharapkan dengan penerbitan kebijakan mengenai peningkatan pelayanan publik itu akan semakin mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang efektif, efesien dan akuntabel.

Salah satu tujuan dari pembuatan kebijakan itu juga untuk mengubah image dan citra pelayanan publik selama ini yang cenderung berbelit-belit, boros dan memakan waktu yang lama. Sehingga pada akhirnya nanti, masyarakat akan semakin lebih terpuaskan dengan setiap layanan yang dilakukan oleh pemerintah.

Salah satu bentuk kebijakan itu adalah dengan menerbitkan atau membuat standard pelayanan minimal. Standard pelayanan minimal merupakan sebuah kebijakan publik yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap masyarakat secara minimal. Kebijakan ini juga seiring dengan diselenggarakannya proses desentralisasi kekuasaan di Negara kita, sehingga

dengan mekanisme tersebut masyarakat di tiap daerah mampu mendapatkan pelayanan yang optimal dari pemerintah.

Disamping untuk mempercepat proses pelaksanaan pelayanan publik bagi masyarakat, kebijakan pemerintah dengan menerbitkan standard pelayanan minimal juga bertujuan untuk memberikan jenis pelayanan beserta transparansi dan akuntabilitasnya kepada masyarakat.

c. Peningkatan fasilitas yang menunjang kualitas pelayanan publik.

Selain memperhatikan kedua aspek diatas, salah satu sisi lain yang patut diperhatikan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan publik adalah dengan meningkatkan penyediaan fasilitas yang menunjang kualitas pelayanan publik tersebut. Sebab, tanpa didukung tersedianya fasilitas yang lengkap maka akan menghambat proses penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka sudah sepatutnya pemerintah menerapkan kemajuan teknologi itu untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan publik. Peningkatan fasilitas ini tentunya mencakup fasilitas fisik dan non fisik.

Ketersediaan prasarana ini disadari atau tidak disadari akan semakin mempercepat sekaligus meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik. Dan untuk mewujudkannya maka haruslah diperlukan alokasi dana untuk penyediayaan sarana dan prasarana tersebut.

Dengan begitu maka segala kendala yang menghalangi penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat akan dapat teratasi.31

2. Optimalisasi Pelayanan Publik

Pertanggungjawaban publik dan pelayanan publik dari aparat birokrasi sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh pihak intern, seperti perilaku kepemimpinan birokrasi, rangsangan yang memadai, kejelasan tugas dan prosedur kerja, kejelasan peran dan perlengkapan sarana dan prasarana kerja, dan sejenisnya. Akan tetapi juga karena factor ekstern, yang antara lain berupa norma sosial dan sistem budaya.

Seperti persepsi, sikap, nilai-nilai organisasi, dan sentiment masyarakat terhadap kinerja aparat birokrasi. Dengan demikian, masalah tanggung jawab publik dan pelayanan aparat birokrasi sebenarnya bukan semata-mata masalah aparat birokrasi, tetapi masalah semua pihak yang terlibat dalam urusan pemerintahan, sehingga butuh perhatian dari setiap komponen penyelenggara Negara.32

Oleh karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam program pembangunan daerahnya telah menegaskan mengenai arah kebijakan meningkatkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat disusun dalam beberapa program aksi dan indikator kinerja sebagai berikut:

31

http://Jeksonreynolcibro.wordpress.com/2011/12/03/strategi-peningkatan-pelayanan-publik/diakses tgl 04/11/2013

32

Adrian Sutedi, S.H., M.H., Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, (Jakarta : Sinar Grafika,2011), Hal 28.

a. Pengkajian dan penyempurnaan organisasi, prosedur kerja, dan tata laksana pelayanan kepada masyarakat (restrukturisasi organisasi) serta evaluasi secara menyeluruh dan rutin dari suatu organisasi baik dari struktur, prosedur kerja, dan tata laksananya merupakan suatu keharusan dalam suatu organisasi pemerintahan. Dari penilaian ini perbaikan secara menyeluruh juga dapat dilakukan secara serentak, termasuk semangat debirokrasi dalam pelayanan publik. Indikator kinerja dari program aksi ini antara lain dapat dilihat dari meningkatnya profesionalisme aparat yang diikuti dengan semangat debirokrasi dalam pelayanan publik.

b. Perubahan dan pembaruan manajemen pemerintah sesuai dengan perkembangan zaman yang diikuti pula oleh perkembangan lainnya seperti masyarakat, tatanan sosial ekonomi, budaya dan sebagainya, maka perubahan dan pembaruan serta penyempurnaan manajemen pemerintah harus senantiasa terus dilakukan. Perubahan ini akan meningkatkan efektevitas dan efesiensi kerja menuju good govermance adalah salah satu indicator kinerja dari program aksi ini.

c. Peningkatan pelayanan melalui penyediaan informasi yang sekuas- luasnya. Tersedianya informasi tentang pelayanan publik merupakan salah satu cara sosialisasi tidak langsung terhadap pelayanann publik yang diinginkan.

d. Peningkatan sistem pelayanan masyarakat dalam kaitan

mempersingkat waktu untuk urusan-urusan pemerintah. Dengan berkembangnya perekonomian yang diikuti pula oleh berkembangnya

informasi, jarak dan waktu akan semakin dekat. Masyarakat dan dunia usaha sangat mendambakan efesiensi waktu utamanya dalam urusan yang berhubungan dengan pelayanan pemerintahan.

e. Pembersihan secara terus-menerus tubuh organisasi dari unsur KKN. Di dalam era keterbukaan dan demokrasi ini, pembersihan organisasi pemda dari setiuap unsur KKN mutlak harus dilakukan.33

3. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Pelayanan Publik

Pasal 35 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik :

Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal:

1. Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui :

a. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

b. Pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pegawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui :

a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Publik.

b. Pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang- undangan

33

c. Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota.34

Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui :Pengawasan melekatyaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawas fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Pengawasan masyarakatyaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, berupa laporan atau pengaduan masyarakat tentang

Dokumen terkait