• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deksriptif memberikan gambaran suatu data dari masing-masing variabel yang ada dalam penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Nilai Intrinsik 34 42.30 32994.90 3523.9050 7054.76968 Harga Pasar 34 207.59 23512.20 3790.0406 5613.07627 Valid N (listwise) 34

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan jumlah data (N) yang dianalisis sebanyak 34 yang diperoleh dari indeks saham LQ45 periode 2007-2011. Dapat diketahui bahwa nilai minimum variabel nilai intrinsik adalah 42.30 yang berarti nilai minimum nilai intrinsik saham LQ45 adalah sebesar Rp 42.30,-. Sedangkan nilai maximumnya adalah 32994.90 yang berarti nilai maksimum nilai intrinsik saham LQ45 adalah sebesar Rp 32994.90,-. Rata-rata variabel nilai intrinsik adalah 3523.9065 dengan standar deviasi 7054.76905. Hal ini menujukkan bahwa nilai rata-rata nilai intrinsik saham LQ45 adalah sebesar Rp 3523.9065,-.

(2)

Nilai minimum variabel harga pasar adalah 207.59 yang berarti nilai minimum harga pasar saham LQ45 adalah sebesar Rp 207.59,-. Sedangkan nilai maximumnya sebesar 23512.20 yang berarti nilai maximum harga pasar saham LQ45 adalah Rp 23512.20,-. Rata-rata variabel harga pasar adalah 3790.0406 dengan standar deviasi sebesar 5613.07627. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga pasar saham LQ45 adalah sebesar Rp 3790.0406,-.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 34

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation 2564.32938184 Most Extreme Differences Absolute .215 Positive .215 Negative -.187 Kolmogorov-Smirnov Z 1.255

Asymp. Sig. (2-tailed) .086

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(3)

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.255 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.086 yang berarti lebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

3. Uji Koefisien Determinasi

Tujuan dari uji determinasi adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Tabel 4.3 Hasil Uji Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .890a .791 .785 2604.08880

a. Predictors: (Constant), Nilai Intrinsik Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Dari hasil pengujian pada Tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai R adalah 0.853, artinya korelasi antara nilai intrinsik dengan harga pasar sebesar 0.890. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang sangat erat antara nilai intrinsik dan harga pasar. Besarnya koefisien determinasi (R Square) adalah 0.791, hal ini mengandung arti bahwa harga pasar dipengaruhi sebesar 79.1% oleh nilai intrinsik, sedangkan sisanya (100% - 79.1% = 20.9%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

(4)

4. Uji Persamaan Linear Sederhana Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1295.964 500.721 2.588 .014 Nilai Intrinsik .708 .064 .890 11.015 .000

a. Dependent Variable: Harga Pasar

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Tabel 4.5 menunjukkan hasil persamaan regresi linear sederhana yang dinyatakan sebagai berikut :

Y = 1295.964 + 0.708 x Keterangan :

a. Konstanta sebesar 1295.964 menyatakan bahwa jika nilai intrinsik (X) dianggap konstan, maka besarnya harga pasar (Y) sebesar Rp 1295.964. b. Koefisien regresi variabel nilai intrinsik (X) adalah positif sebesar 0.708

menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1,- nilai intrinsik akan meningkatkan harga pasar saham sebesar Rp 0.708,-, dan sebaliknya. Angka yang positif mengartikan hubungan yang searah antara kedua variabel, yaitu kenaikan atau penurunan variabel independen (X) akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen (Y), artinya terjadi hubungan positif antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham, semakin naik nilai intrinsik maka akan semakin meningkat harga pasar saham.

(5)

5. Uji Hipotesis (Uji-t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1295.964 500.721 2.588 .014 Nilai Intrinsik .708 .064 .890 11.015 .000

a. Dependent Variable: Harga Pasar

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Berdasarkan hasil uji t diatas dapat dilihat nilai signifikan dari t hitung yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Sedangkan nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2.037.

a. Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh antara nilai intrinsik saham terhadap harga pasar

saham

Ha = Terdapat pengaruh antara nilai intrinsik saham terhadap harga pasar

saham

b. Dasar Pengambilan Keputusan 1) Berdasarkan Probabilitas

 Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima  Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

(6)

Keputusan :

Dapat dilihat dari tabel hasil regresi, nilai signifikansi atau pada kolom Sig. sebesar 0.000, artinya probabilitas dibawah 0.05, maka Ho ditolak.

Berarti dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik berpengaruh terhadap harga pasar saham.

2) Berdasarkan uji t (dengan membandingkan t hitung dengan t tabel)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa t hitung adalah sebesar 11.015.

Keputusan :

Karena t hitung (11.015) > t tabel (2.037) maka dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik berpengaruh terhadap harga pasar saham.

6. Uji t Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample t-Test)

Paired Sample t test digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara nilai intrinsik dan harga pasar saham yang saling berhubungan.

Tabel 4.6

Statistik Sampel Berpasangan Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error Mean Pair 1 Nilai Intrinsik 3523.9050 34 7054.76968 1209.88302

Harga Pasar 3790.0406 34 5613.07627 962.63464 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Paired sample statistics menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standar deviasi dari kedua perbandingan. Terlihat bahwa rata-rata nilai intrinsik adalah 3523.9050, jumlah data 34, standar deviasi 7054.76968, dan standar error mean

(7)

1209.99302. Sedangkan rata-rata harga pasar adalah 3790.0406, jumlah data 34, standar deviasi 5613.07627, dan standar error mean 962.63464.

Tabel 4.7

Hasil Uji t Sampel Berpasangan Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Nilai Intrinsik Harga Pasar -266.13559 3290.34235 564.28906 -.472 33 .640 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 21

Tabel diatas menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0.640, artinya probabilitas lebih dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan antara nilai intrinsik dan harga pasar saham atau dapat juga dikatakan nilai intrinsik dan harga pasar saham adalah sama.

B. Pembahasan

Nilai intrinsik berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham melalui uji t dengan tingkat signifikansi 0.000 yaitu lebih kecil dari 0.05. Hasil penelitian ini telah mengungkapkan bahwa nilai intrinsik telah tercermin dalam harga pasar indeks saham LQ45. Hal ini menunjukkan bahwa nilai intrinsik telah tercermin dalam harga pasar saham dan harga yang terbentuk di pasar tidak jauh dari nilai intrinsiknya.

Tujuan dari peramalan nilai intrinsik adalah untuk mencari saham yang harganya murah (undervalued) yang kemudian dilakukan buy and hold untuk jangka waktu yang lama dengan harapan akan meraih keuntungan yang besar dari

(8)

saham yang dipegang atau ditahan. Karena banyaknya investor yang melakukan buy and hold, maka hal inilah salah satu penyebab adanya pengaruh antara nilai intrinsik dan harga pasar. Berarti banyak perilaku investor yang fokus pada investasi jangka panjang terhadap sahamnya sehingga mereka jarang melakukan jual beli saham yang mengakibatkan harga berfluktuasi masih dalam tingkatan yang wajar. Dalam keadaan ekonomi yang buruk, investor akan tetap menahan saham tersebut bahkan kebanyakan investor cenderung membeli saham pada saat harganya jatuh sehingga ketika pasar kembali naik akan menjadikan hasil investasi lebih maksimal. Begitu pula ketika tren sedang naik, maka investor tidak dengan segera melakukan penjualan karena kemungkinan kenaikan harga saham itu masih sangat besar. Tentunya dengan keyakinan bahwa saham perusahaan akan terus berkembang yang mengakibatkan harga saham akan sendirinya mengalami kenaikan.

Berbeda dengan chartis yang melakukan analisis teknikal dengan mengamati harga saham setiap saat. Pada teorinya, mereka akan melakukan pembelian saham ketika harganya turun dan melakukan penjualan ketika harganya naik dengan tujuan adanya keuntungan dari selisih jual beli saham yang dimilikinya. Namun yang terjadi di lapangan sebaliknya, ketika keadaan ekonomi sedang bergejolak yang menyebabkan harga saham turun cenderung mereka akan panik dan segera melakukan penjualan saham karena tidak ingin mengalami kerugian yang besar, dan ketika harga naik (tren naik) mereka akan membeli saham karena kondisi permintaan meningkat yang mengakibatkan harga saham akan naik dan mengambil keuntungan dari kenaikan harga tersebut. Oleh karena

(9)

itu mereka fokus pada investasi jangka pendek sehingga akan lebih sering melakukan jual beli saham dalam waktu relatif singkat yang menyebabkan harga saham terus berfluktuasi dengan cepatnya bahkan memungkinkan harga saham akan jauh dari nilai intrinsiknya.

Dari hasil perbandingan antara nilai intrinsik dan harga pasar saham LQ45 terlihat bahwa hampir 71% saham dalam kondisi overvalued, sedangkan hanya kurang lebih 29% saham yang mengalami undervalued. Untuk sektor perbankan yang ada dalam sampel penelitian ini semuanya dalam kondisi overvalued. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ermia dan Singgih (2012). Kebanyakan sektor perbankan termasuk kedalam indeks LQ45 yang cenderung stabil, oleh karena itu cocok jika investor melakukan valuasi dengan menggunakan metode DDM. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Edward dan Yen (2012) yang menyimpulkan bahwa saham BMRI dan INTP mengalami overvalued dengan menggunakan metode DDM.

Saham yang overvalued disebabkan oleh banyaknya investor yang membeli suatu saham sehingga mendorong kenaikan harga saham. Biasanya investor memborong saham akibat dari apresiasi yang tinggi, sifat optimisnya terhadap prospek perusahaan dan estimasi tingkat pertumbuhan pendapatan yang berlebihan bahkan cenderung lebih optimis sehingga akan mempengaruhi investor dan spekulan lainnya. Akibatnya yang terjadi adalah kapitalisasi pasar saham perusahaan itu akan menggelembung tinggi sehingga kondisi harga saham jauh melewati prospek perusahan yang sebenarnya dan mengakibatkan harga pasar saham dinilai terlalu tinggi dan berada dalam bahaya atau akan jatuh drastis

(10)

karena tidak sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan. Biasanya saham yang overvalued yaitu saham dari perusahaan terkenal sehingga banyak yang tertarik atau berminat dan membuat investor rela membeli saham tersebut dengan harga yang tinggi karena keinginan yang terlalu besar untuk memiliki perusahaan tersebut. Disamping itu, reaksi berlebihan terhadap suatu saham dari para pelaku pasar juga dapat menyebabkan suatu saham overvalued karena pasar akan langsung melakukan penyesuaian ketika ada informasi baru mengenai suatu saham. Adanya rumor positif menyebabkan banyaknya investor yang berlomba membeli saham sehingga harga pasarnya akan melambung tinggi. Walaupun begitu, saham yang overvalued seharusnya dihindarkan atau dijual, karena cepat atau lambat akan ada koreksi pasar. Jika investor tidak melakukan hal tersebut, maka kemungkinan sedikit demi sedikit akan mengalami kerugian. Sedangkan saham yang undervalued biasanya disebabkan oleh sifat mayoritas investor yang menganggap remeh suatu saham sehingga tidak ada kepercayaan dan ketertarikan bagi diri mereka untuk berinvestasi pada saham tersebut yang mengakibatkan harga pasarnya rendah atau berada dibawah nilai intrinsiknya, padahal kondisi fundamental perusahaan yang sebenarnya adalah baik. Saham undervalued dinilai masih terlalu murah sehingga sebaiknya dibeli atau dipertahankan karena kemungkinan besar akan terjadi lonjakan harga saham dimasa yang akan datang karena seiring berjalannya waktu harga pasar akan mendekati nilai fundamental perusahaan yang sebenarnya. Dengan begitu investor dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga tersebut.

(11)

Terlepas dari apakah suatu saham overvalued atau undervalued, pada zaman sekarang investor cukup teredukasi karena mereka telah mengerti nilai pasar. Artinya mereka memiliki pengetahuan yang cukup luas terhadap harga saham yang sebenarnya sehingga dalam melakukan transaksi perdagangan saham mereka tidak akan menjual atau membeli dengan harga yang jauh dari nilai intrinsiknya. Hal tersebut menyebabkan nilai dari suatu saham dalam kondisi wajar dan tidak jauh dari harga pasarnya.

Secara statistik, tidak ada perbedaan antara nilai intrinsik dan harga pasar saham. Hal ini juga mengindikasikan bahwa investor sekarang semakin cerdas dalam berinvestasi. Karena mereka tidak hanya menggunakan analisis fundamental, tetapi juga menggunakan analisis teknikal yang menyebabkan nilai intrinsik berpengaruh terhadap harga saham. Dalam analisis fundamental investor dapat memilih saham dan meramalkan nilai intrinsiknya untuk mendapatkan saham yang berfundamental baik, namun untuk dapat menentukan kapan waktu yang tepat dalam investasi, investor dapat menggunakan analisis teknikal. Jika hanya mengandalkan analisis fundamental memungkinkan terjadinya kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan waktu yang menyebabkan mereka dapat membeli dengan harga yang lebih tinggi. Analisis teknikal fokus pada penentuan tren grafik harga saham, sinyal transaksi jual, dan sinyal transaksi beli. Dengan demikian, setelah investor mengetahui nilai intrinsik perusahaan tersebut layak dibeli melalui analisa fundamental, kemudian mereka menentukan kapan waktu pembelian dan penjualan yang tepat agar menghasilkan keuntungan yang lebih optimal melalui analisa teknikal.

Gambar

Tabel 4.2  Hasil Uji Normalitas
Tabel  4.5  menunjukkan  hasil  persamaan  regresi  linear  sederhana  yang  dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 4.6  Hasil Uji t  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Kelas situs gempa kota Surakarta akan ditentukan berdasarkan data bor dalam yang ada di wilayah Surakarta dari arsip Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas

iradiasi, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui metode yang paling baik (uji banding metode) dalam melakukan pemisahan radionuklida 137

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara organizational commitment dan psychological ownership , dengan asumsi

Melalui penelaahan dan penelitian terhadap kitab Adab Al Mufrad karya Imam Bukhari dan relevansinya dengan pendidikan karakter di Indonesia, maka dapat ditarik

Dari clarifier sebelum air dialirkan ke sand filter dilakukan penampungan air sementara pada reservoir tank dan juga dilakukan pengendapan flok yang masih terikut di dalam

Layanan yang diberikan di BAA dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar layanan, yaitu pertama, layanan yang diberikan kepada calon mahasiswa/mahasiswa mulai dari

Perbandingan di sini dapat berarti membandingkan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam beberapa bahasa atau dapat pula berarti membandingkan unsur unsur kebahasaan yang

Selain dari perintah Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20