• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian 5 m sampai 25 m dari permukaan air laut. Desa tersebut memiliki batas-batas wilayah yang dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel 1 Batas wilayah Desa Lebih

Batas wilayah Keterangan geografi

Sebelah utara Desa Tegal Tugu

Sebelah timur Desa Temesi dan Desa Tulikup

Sebelah selatan Selat Badung

Sebelah barat Desa Serongga

Sumber: Profil Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Tahun 2014

Jarak antara pusat Desa Lebih dengan pusat Kabupaten Gianyar adalah 4.5 Km dengan waktu tempuh 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kondisi jalan di Desa Lebih dapat dikatakan sudah baik karena telah dilakukan pengaspalan. Sementara itu, waktu tempuh dari Ibukota Provinsi Bali adalah 60 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui Jalan Bypass Ida Bagus Matra yang menghubungkan antara Denpasar dengan Karangasem. Selain melalui Jalan Bypass Ida Bagus Matra, untuk menuju Desa Lebih dapat menggunakan jalur dalam kota yang dapat membutuhkan waktu tempuh sekitar 120 menit.

Desa Lebih memiliki lokasi pemukiman penduduk yang tersebar pada banjar-banjar warga, akan tetapi jarak antara setiap rumah hanya dipisahkan oleh dinding tembok. Antara setiap banjar dihubungkan oleh jalan aspal. Selain itu, terdapat lahan pertanian yang ditanami oleh tanaman padi dan palawija di samping jalan tersebut. Terdapat 3 banjar di Desa Lebih yang terdiri dari:

a. Banjar Lebih Beten Kelod

Banjar Lebih Beten Kelod merupakan banjar yang letak geografisnya berada paling selatan. Kata beten sendiri memiliki arti bawah dan kelod berarti selatan. Banjar ini berbatasan langsung dengan Jalan Bypass Ida Bagus Matra dan Pantai Lebih. Para nelayan yang bekerja mencari ikan di Pantai Lebih sebagian besar merupakan warga Banjar Lebih Beten Kelod. Di pemukiman nelayan terdapat pula tempat pengolahan ikan. Ikan tersebut diolah dengan cara diasap atau dijadikan sate.

b. Banjar Lebih Duur Kaja

Banjar Lebih Duur Kaja merupakan banjar yang terletak sedikit lebih tinggi dari Banjar Lebih Beten Kelod. Pusat Desa Lebih berada di banjar ini. Di Banjar Lebih Duur Kaja terdapat kantor perbekel, kantor pamong praja, dan kantor kepolisian. Selain itu, terdapat pula beberapa tempat ibadah. c. Banjar Kesian

Banjar Kesian merupakan banjar baru yang ada di Desa Lebih. Pada awalnya, banjar Kesian memiliki nama Banjar Batan Tingkih. Namun, banjar tersebut berganti nama dan berpindah letak. Letaknya yang lebih tinggi

(2)

membuat sebagian penduduk di daerah ini memiliki mata pencaharian sebagai petani. Di banjar ini dapat terlihat beberapa petak sawah yang terhampar.

Berdasarkan aspek keagamaan dan adat, Desa Lebih terbagi menjadi 2 Desa Pakraman, yaitu Desa Pakraman Kesian dan Desa Pakraman Lebih. Desa Pakraman Kesian terdiri dari 1 Banjar Adat yang memiliki 1 Pura Khayangan Tiga dan 3 Pura Khayangan Desa. Sementara itu, Desa Pakraman Lebih terdiri dari 2 Banjar Adat yang memiliki 1 Khayangan Tiga dan 12 Pura Khayangan Desa. Untuk memelihara kebersamaan dan kekerabatan antara Desa Pakraman, setiap tahun diadakan gotong royong bersih-bersih pura-pura khayangan dan kuburan desa.

Di Desa Lebih, terdapat berbagai fasilitas umum yang meliputi fasilitas umum di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Berikut ini merupakan fasilitas- fasilitas umum yang terdapat di Desa Lebih:

Tabel 2 Jumlah fasilitas umum yang terdapat di Desa Lebih

Fasilitas n

Keagamaan 17

Pendidikan 4

Ekonomi 1

Kesehatan 5

Sumber: Profil Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Tahun 2014

Fasilitas keagamaan berupa Pura Khayangan berada di setiap banjar. Fasilitas Pendidikan terdiri dari 3 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Untuk fasilitas umum di bidang ekonomi yang terdapat di Desa Lebih adalah pasar. Selanjutnya, fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Desa Lebih adalah 1 puskesmas, 1 puskesmas pembantu, dan 3 posyandu yang berada di setiap banjar.

Keadaan Penduduk

Menurut data demografi Desa Lebih tahun 2013, jumlah penduduk di Desa Lebih berjumlah 6909 jiwa. Jumlah penduduk yang ada, terbagi atas 1563 Kepala Keluarga dengan rata-rata terdiri dari 3-5 orang. Kepadatan penduduk di Desa Lebih mencapai 33,70 jiwa per km2 pada tahun 2013. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin terdapat pada tabel 3 yang menunjukkan bahwa jumlah keduanya hampir sama, akan tetapi sedikit lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lebih berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-Laki 3421 49.5

Perempuan 3488 50.5

Jumlah 6909 100.0

Sumber: Profil Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Tahun 2014

(3)

Penduduk dapat pula diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur. Pengelompokan umur terbagi atas kelompok umur bayi (kurang dari 1 tahun), kelompok umur balita (1 tahun – kurang dari 5 tahun), kelompok umur Sekolah Taman Kanak-Kanak (5 tahun – 6 tahun), kelompok umur wajib sekolah (lebih dari 6 tahun – 15 tahun), kelompok umur produktif (lebih dari 15 tahun – 56 tahun), dan kelompok umur tua (lebih dari 56 tahun). Tabel 4 memperlihatkan jumlah penduduk di Desa Lebih berdasarkan kelompok umurnya.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lebih berdasarkan kelompok umur

Kelompok umur n %

Bayi 78 0.1

Balita 347 5.0

Sekolah Taman Kanak-Kanak 231 3.4

Sekolah Wajib 1017 14.7

Produktif 4285 62.0

Tua 951 13.8

Jumlah 6909 100.0

Sumber: Profil Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Tahun 2014

Dengan jumlah penduduk Desa Lebih yang berada pada kelompok umur produktif, maka sebagian besar penduduk Desa Lebih membutuhkan pekerjaan yang layak agar bisa memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga. Terdapat beberapa sektor yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka, yaitu sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, jasa, pariwisata, dan industri rumah tangga. Menurut data berdasarkan profil Desa Lebih, total pendapatan penduduk Desa Lebih dari seluruh sektor tersebut dapat mencapai Rp 19.727.951.000,00. Adapun pendapatan bersih yang didapatkan oleh penduduk Desa Lebih pada tahun 2013 adalah Rp.14.700.000,00.

Nelayan di Desa Lebih

Seluruh nelayan memiliki tempat tinggal di Banjar Lebih Beten Kelod. Lokasi tersebut dipilih oleh nelayan sebagai tempat tinggalnya karena berada sangat dekat dengan Pantai Lebih. Jarak antara kantor banjar dengan pantai adalah 200 m. Jarak tempuh menggunakan kendaraan bermotor menuju Pantai Lebih dari Banjar Lebih Beten Kelod hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit. Salah satu ciri khas yang menandakan bahwa banjar ini merupakan pemukiman nelayan adalah terdapat warung-warung yang menjual berbagai hasil olahan ikan, seperti baso ataupun sate lilit.

Nelayan di Desa Lebih setiap hari melaut dan menangkap ikan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Kegiatan penangkapan tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem One Day Fishing (penangkapan sehari). Para nelayan tersebut biasanya melaut di perairan Pantai Lebih atau di sekitar Selat Badung. Waktu melaut nelayan kini dilakukan selama 3-4 jam untuk satu kali melaut.

(4)

Untuk melakukan penangkapan ikan, nelayan menggunakan berbagai alat tangkap, yang terdiri dari:

Tabel 5 Jumlah alat tangkap nelayan di Desa Lebih tahun 2013

Jenis alat tangkap n

Jaring Insang 120

Pancing 109

Sumber: Data Dinas Perikanan dan Peternakan Kecamatan Gianyar tahun 2013

Nelayan menggunakan jaring insang maupun pancing dalam kegiatan mereka menangkap ikan. Jaring insang dapat menangkap ikan dalam jumlah besar untuk satu kali melakukan penebaran jaring. Berbeda dengan pancing, nelayan hanya menggunakannya untuk menangkap ikan dengan jumlah satuan. Penggunaan alat tangkap oleh nelayan dilakukan pada lokasi-lokasi yang berbeda. Pancing sering digunakan pada jarak yang cukup dekat dengan pantai, yaitu kurang lebih 1 km. Sementara jaring digunakan nelayan untuk menangkap ikan yang berada ditengah laut, kurang lebih berjarak 3-4 km. Selain dari penggunaan alat tangkap, nelayan juga menggunakan perahu untuk mencari ikan. Terdapat beberapa jenis perahu yang digunakan oleh nelayan di Desa Lebih yang dijelaskan pada tabel 6:

Tabel 6 Jumlah perahu nelayan di Desa Lebih tahun 2013

Jenis perahu n

Perahu papan 15

Jukung 94

Perahu Motor (5-15 Pk) 87

Sumber: Data Dinas Perikanan dan Peternakan Kecamatan Gianyar tahun 2013

Perahu papan yang biasa digunakan adalah perahu berukuran kecil yang menggunakan dayung. Nelayan Desa Lebih biasa menyebutnya dengan perahu kano. Perahu jukung adalah perahu yang berukuran lebih besar dan menggunakan layar serta dayung untuk menggerakannya. Sementara itu, nelayan yang menggunakan perahu motor memiliki ukuran yang sama dengan perahu jukung. Mesin yang digunakan oleh para nelayan berukuran 5-15 Pk dengan menggunakan bahan bakar solar.

Perbedaan ukuran perahu membuat jumlah ikan yang dapat ditampung berbeda-beda. Untuk perahu kano, nelayan hanya dapat menampung 3-5 kg untuk setiap kali melaut. Untuk perahu jukung dan perahu mesin, nelayan dapat menampung ikan sampai 30 Kg. Daya jelajah perahu juga berbeda-beda, perahu papan hanya dapat berlayar sejauh 1-3 Km dari pinggir pantai. Nelayan dengan perahu jukung dapat melaut sampai 5 Km dari pinggir pantai. Untuk perahu yang menggunakan mesin dapat membawa nelayan sampai ke perairan Nusa Penida yang berjarak lebih dari 5 km.

Adapun jenis-jenis ikan yang biasanya ditangkap oleh nelayan di perairan Pantai Lebih dan Selat Badung adalah ikan tongkol, lemuru, tenggiri, lemadang, cakalang, kerapu, bambangan, cucut, dan kuwe. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan Kecamatan Gianyar, nelayan memperoleh pendapatan

(5)

total sebesar Rp 2.880.000.000,00 pada tahun 2013. Pendapatan tersebut naik sebesar 2.04 % dari pendapatan nelayan yang dimiliki pada tahun sebelumnya. Kondisi Pantai Lebih

Pantai lebih merupakan sebuah kawasan pantai yang berada di Pantai Lebih. Pemberian nama pantai dilakukan berdasarkan nama desa agar wisatawan lebih mudah untuk mengingat nama pantai tersebut. Pantai Lebih berjarak 7 km dari pusat Kota Gianyar dan berjarak 2.5 km dari kantor banjar Desa Lebih. Waktu tempuh dari pusat Kota Gianyar ke Pantai Lebih apabila menggunakan kendaraan bermotor adalah 20 menit, sementara dari pusat Desa Lebih menempuh waktu 10 menit. Sementara itu, waktu tempuh dari Ibukota Provinsi Bali mencapai 45 menit dengan menggunakan jalan bypass Ida Bagus Matra.

Kawasan Pantai Lebih merupakan salah satu daerah wisata yang berada di Kabupaten Gianyar. Setiap akhir pekan, Pantai Lebih akan dipadati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Para wisatawan menikmati keindahan pasir hitam yang berada di tepi Pantai Lebih. Wisatawan juga dapat menikmati sajian kuliner berupa hasil olahan ikan yang berada di warung-warung tepi Pantai Lebih. Warung-warung tersebut dimiliki oleh para nelayan yang sehari-harinya melaut di Pantai Lebih. Perahu-perahu yang digunakan oleh nelayan biasanya disandarkan oleh nelayan di tepi Pantai Lebih sehingga dapat ditemui banyak sekali berbagai jenis perahu. Mesin perahu yang biasa digunakan oleh nelayan untuk melaut dibawa ke rumah mereka masing-masing untuk menghindari kerusakan mesin atau pencurian mesin.

Di Pantai Lebih, terdapat beberapa bentuk perubahan iklim yang terjadi, yaitu kenaikan permukaan air laut, tidak jelasnya musim hujan, dan abrasi. Abrasi merupakan salah satu bentuk perubahan iklim yang sudah lama terjadi di kawasan Pantai Lebih. Bagi para nelayan, abrasi yang terjadi terlihat dari hilangnya daratan yang ada di pantai. Daratan-daratan yang biasanya tidak terkena ombak, pelan-pelan mulai terkena ombak. Pasir yang ada di daerah tersebut pun lambat laun terbawa oleh air sehingga daratan yang ada terus berkurang.

Abrasi yang terjadi di Pantai Lebih diperparah dengan kenaikan permukaan air laut. Walaupun tidak terlihat dengan jelas, nelayan dapat merasakan hal tersebut. Kejadian tersebut terlihat dari jarak pantai yang semakin dekat dengan warung-warung di tepi pantai. Beberapa tahun yang lalu, terdapat Tempat Penurunan Ikan (TPI) bagi nelayan yang baru selesai melaut. Akan tetapi, kini TPI tersebut sudah tidak ada karena telah hancur terkena ombak besar dan akhirnya terbawa ke laut.

Perubahan iklim juga terlihat dengan sering munculnya cuaca ekstrim di Pantai Lebih. Cuaca ekstrim yang dimaksudkan adalah keadaan cuaca yang berada di suatu wilayah dengan jangka waktu pendek. Beberapa peristiwa cuaca ekstrim yang terjadi di Pantai Lebih adalah intensitas curah hujan yang tinggi dan sering terjadi gelombang besar. Curah hujan tinggi di Desa Lebih biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga April, tetapi tidak jarang curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di luar waktu tersebut. Dengan begitu, perhitungan sasih yang biasa memprediksikan hujan terjadi pada bulan-bulan tersebut menjadi tidak lagi efektif digunakan.

Adanya berbagai bentuk perubahan iklim yang terjadi di Pantai Lebih berdampak bagi kehidupan nelayan Desa Lebih. Dampak yang dapat terlihat pada

(6)

2 tahun terakhir adalah sebelumnya nelayan dapat melaut secara rutin, dimulai dari terbenamnya matahari hingga waktu menjelang terbitnya matahari pada setiap harinya. Sementara itu, kini nelayan hanya melakukan kegiatan melaut pada hari-hari tertentu dan dengan waktu kurang lebih 3-4 jam untuk satu kali melaut. Hal tersebut disebabkan oleh ombak tinggi yang dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi sebelumnya.

Dampak lain yang dirasakan oleh nelayan adalah sulitnya mendapatkan ikan. Keberadaan ikan-ikan yang ada di Pantai Lebih tidak dapat diprediksi akan selalu ada pada lokasi yang sama, sehingga pada waktu mencari ikan, nelayan yang menggunakan perahu bermesin tidak segan untuk melakukan pencarian sampai ke perairan Nusa Penida. Sementara nelayan yang tidak menggunakan kapal bermesin hanya dapat menangkap ikan seadanya pada lokasi-lokasi yang tidak begitu jauh. Kesulitan untuk mendapatkan ikan tidak hanya terjadi pada nelayan di Pantai Lebih, tetapi juga terjadi pada nelayan yang berada di pantai-pantai lainnya di Kabupaten Gianyar. Menurut data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gianyar, ikan tongkol yang merupakan ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Gianyar jumlahnya berkurang. Di tahun 2013, pada kuartal pertama nelayan bisa mendapatkan ikan tongkol dengan total 28 Ton. Sementara itu, pada kuartal kedua jumlah tangkapan Ikan Tongkol hanya berkisar 19 Ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan hasil tangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Gianyar, salah satunya adalah nelayan di Pantai Lebih.

Selanjutnya, lokasi ikan yang tidak selalu sama setiap harinya, membuat nelayan tidak dapat memperoleh jumlah tangkapan yang besar hanya dari satu lokasi saja. Apabila para nelayan ingin memperoleh tangkapan ikan dengan jumlah yang besar, maka nelayan harus menjelajahi lokasi laut lainnya. Jika hal tersebut dilakukan, maka nelayan akan membutuhkan bahan bakar yang semakin banyak yang dapat berdampak pada kerugian. Menurut MA, keadaan sekarang berbeda dengan keadaan pada 4 tahun yang lalu. Sebelumnya, nelayan bisa menemukan ikan pada lokasi yang sama sehingga hasil tangkapan ikannya juga melimpah. Kesulitan mendapatkan ikan membuat tangkapan menjadi berkurang yang akhirnya berpengaruh pada pendapatan. Dengan pendapatan yang tidak pasti, salah satu cara yang digunakan oleh nelayan untuk dapat melanjutkan kegiatan melautnya adalah dengan mengalokasikan biaya yang telah didapatkan untuk membeli bahan bakar. Nelayan biasanya hanya membatasi pengeluaran untuk bahan bakar sebesar Rp 100.000,00. Dengan jumlah ini, nelayan dapat melaut kurang lebih 3-4 jam.

Dengan kondisi Pantai Lebih yang telah terkena perubahan iklim, pemerintah berusaha untuk memberikan bantuan berupa pembangunan pembatas gelombang besar agar dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya abrasi, peningkatan permukaan air laut, dan gelombang tinggi. Pembangunan ini telah dilakukan sebanyak 3 kali, pembangunan yang terakhir dilakukan pada tahun 2012. Bangunan pembatas gelombang besar tersebut melintang di Pantai Lebih sepanjang 1.8 Km dengan tinggi 3 m. Keberadaan penahan ombak ini cukup efektif untuk mengurangi abrasi dan gelombang tinggi yang sering terjadi di Pantai Lebih pun dapat tertahan oleh keberadaan penahan ombak tersebut.

(7)

Dampak perubahan iklim yang dapat ditanggulangi oleh bangunan tersebut menimbulkan dampak lainnya untuk para nelayan. Dengan tinggi bangunan pembatas yang mencapai 3 meter, nelayan menjadi kesulitan pada saat akan melaut. Nelayan harus menurunkan terlebih dahulu perahu dari bangunan pembatas ombak untuk mencapai bibir pantai. Setelah nelayan siap melaut, kapal diangkat lagi untuk dapat menyentuh bagian pantai yang terkena ombak. Hal tersebut juga terjadi pada saat nelayan akan menyandarkan kapalnya. Sepulang melaut, nelayan kembali harus mengangkat perahu ke pembatas gelombang tersebut. Apabila nelayan hanya menyadarkan perahu di bibir pantai, kapal-kapal tersebut bisa rusak ataupun hancur terhempas pada bangunan pembatas gelombang. Untuk mengangkat perahu, nelayan biasanya meminta bantuan pada nelayan lain yang berada di daerah tersebut atau meminta bantuan kepada para buruh pengangkat perahu. Para buruh pengangkat perahu biasanya adalah para pemuda yang sehari-hari berjaga di warung-warung di Pantai Lebih. Untuk sekali pengangkatan perahu biasanya membutuhkan 4-5 orang. Pemberian upah diberikan oleh nelayan kepada buruh pengangkat sebesar Rp 15.000,00 per orang.

Gambar

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lebih berdasarkan kelompok umur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengabdian masyarakat berhasil dalam membenah TPQ Al Muttaqien baik manajemen, kurikulum dan metode pembelajaran, Job Discription yang jelas dan terstruktur, pembuatan

Kiusaaminen aiheuttaa uhrilleen ongelmallisia seurauksia jo kiusaamisen ympäristöissä, mutta myös myöhemmin elämässä (Salmivalli 2010, 26–29; Sourander

Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.. Memperoleh

Nyeri  berhubungan dengan  penyumbatan saluran kencing sekunder  terhadap  pelebaran Tujuan : Klien menunjukan bebas dari ketidaknyamanan Kriteria hasil : - Klien melaporkan

(2) Minat belajar siswa terhadap pelajaran ekonomi berpengaruh positif signifikan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, namun pengaruh positif tersebut lebih

Pola agribisnis didalam penelitian ini ditetapkan melalui jenis potensi pada aktivitas agribisnis di wilayah pesisir Kecamatan Bonang, keterlibatan masyarakat dalam

T: Apakah klien anda sudah puas dalam menerima informasi mengenai produk- produk PT?.

kemampuan menulis karangan persuasi yang telah dilaku-kan penulis terhadap siswa kelas X MA Al Fatah Natar tahun pelajaran 2013/ 2014, skor tertinggi yang diperoleh