• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2001:5) menyatakan bahwa “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)”.

Menurut Mulyadi (2001:32) bahwa “Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem informasi manajemen yang mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern maupun ekstern”.

Menurut George H. Bodnar dan William S (2001:11) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf yaitu fungsi sistem informasi akuntansi merupakan perusahaan yang memiliki unit organisasi yang terkait sistem informasi akuntansi dan biasanya setiap unit tersebut menggunakan alat bantu seperti komputer sebagai tempat penginputan data transaksi.

a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar dapat meninjau ulang hal-hal yang terjadi.

(2)

b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia di saat dibutuhkan, akurat dan andal.

Dari uraian diatas maka dapat diartikan Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber-sumber, seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk menstranformasi data keuangan menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan.

2.1.2

Teknologi Sistem Informasi

Adanya perkembangan teknologi informasi sangat mendukung terbentuknya sistem akuntansi yang ideal, maka dari itu setiap badan usaha perlu menerapkan strategi teknologi yang paling sesuai dengan visi, misi dan kondisi badan usaha tersebut. Teknologi informasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan dan kinerja badan usaha

dalam menghadapi globalisasi. Informasi merupakan salah satu

sumberdaya terpenting bagi suatu badan usaha, karena informasi berguna bagi pihak pimpinan atau pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan, dan memudahkan dalam pengambilan keputusan yang cepat, akurat, dan relevan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk masa sekarang dan masa mendatang.

(3)

Teknologi sistem informasi adalah suatu alat bagi manajer untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan usahanya. Bahkan sekarang sistem informasi memainkan peran penting dalam organisasi, dimana banyak organisasi bisnis sangat tergantung pada kemampuan teknologi informasinya.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan perubahan besar diberbagai bidang kehidupan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi, penanganan transaksi pertukaran antara perusahaan dengan customernya dan dengan perusahaan lain, dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, dengan mudah data memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka. Dengan demikian hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi mutu yang dibutuhkan customer, yang mampu menjadi pemimpin dalam persaingan di pasar (Mulyadi,2001:22).

2.1.3 Pengaruh PerkembanganTeknologi Informasi

Sistem informasi yang dulunya bukan merupakan bagian yang penting telah mengubah peran dan tanggung jawab baru, dengan adanya kepemimpinan yang lebih berorentasi bisnis, sehingga organisasi ini berkaitan erat dengan perubahan lingkungan. Revolusi ini juga mendorong manajemen puncak memasukkan teknologi informasi dengan strategi perusahaan. Karena alasan yang sama, banyak profesional dalam organisasi menemukan bahwa kemampuan baru yang dibawa oleh

(4)

teknologi ini mempunyai efek yang signifikan atas pekerjaan dan karir mereka (Husein dan Wibowo,2002:17).

2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Sistem informasi akuntansi berbasis komputer adalah sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer dalam mengelola data atau transaksi perusahaan menjadi suatu informasi yang tepat, akurat, dan relevan dalam pengambilan keputusan. Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh sistem Informasi akuntansi yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, kecuali pesaing. Dengan jenis kegiatan yang demikian, dapat diketahui beberapa karakteristik sistem informasi akuntansi, yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan, berpegang pada prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data masa lampau, dan menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal (Sutabri, 2004:13).

2.1.5 Akuntansi dan Teknologi Informasi

Model akuntansi memungkinkan dua bentuk pemrosesan, yaitu pemrosesan transaksi dan pemrosesan informasi. Pemrosesan transaksi menyajikan informasi secara prestasi dan informasi pengarah perhatian, sedangkan pemrosesan informasi dipusatkan pada informasi untuk pengambilan keputusan.

(5)

A. Pemrosesan Transaksi

Transaksi merupakan peristiwa-peristiwa ekonomi yang dapat diukur dalam satuan keuangan yang mempengaruhi harga dan ekuitas perusahaan dan yang tercermin dalam rekening serta ikhtisar keuangan perusahaan.Transaksi ekstern intern terjadi akibat operasi intern perusahaan.Walaupun tiap-tiap perusahaan menjumpai sangat banyak transaksi, beberapa jenis pokok transaksi lazim yang dialami kebanyakan perusahaan.

B. Pemrosesan Informasi

Pemrosesan ini melibatkan penggunaan model pengambilan masukan, seperti model-model akuntansi manajerial.Beberapa dari masukan yang dibutuhkan diperoleh sebagai hasil pemrosesan transaksi. Tetapi banyak dari masukan yang harus diproses dari sumber-sumber lain, baik intern maupun ekstern.

Istilah sistem informasi akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai, komputer digunakan pada seluruh jenis sistem informasi, teknologi informasi mencakup komputer dan teknologi lain yang digunakan untuk memproses informasi.

2.1.6 Peran Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi

Di masa sekarang ini apalagi pada masa yang akan datang, tugas-tugas atau pekerjaan sistem informasi akuntansi dalam organisasi banyak

(6)

yang telah dapat digantikan oleh komputer termasuk dalam bidang akuntansi. Sistem informasi yang berbasis komputer pada mulanya terfokus pada data atau sering disebut data processing.

Konsep ini segera diterima oleh banyak perusahaan, tetapi dalam perjalanannya tidak selalu mulus.Akibatnya, sehingga perusahaan meninggalkan SIM dan kembali ke dataprocessing. DSS (Decission Support System) adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan kepada satu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang dibuat oleh manajer.

Proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan komputer untuk mengelolah data yang jauh melebihi kecepatan sistem informasi akuntansi. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer, semakin banyak perusahaan yang menggunakan jasa komputer untuk memproses data akuntansinya. Di situ pihak komputer merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat dalam sistem informasi akuntansi. Akan tetapi, di lain pihak diperlukan teknik-teknik pengawasan yang berbeda dengan yang digunakan dalam cara manual untuk menjamin ketelitian dalam memproses data dan menjaga harta milik perusahaan.

Teknologi sistem informasi terdiri dari beberapa kompnen-komponen sistem informasi akuntansi. Komponen-kompnen-komponen sistem

(7)

informsi akuntansi adalah Hardware, Software, Brainware, Prosedur, Database dan Sistem Manajemen Database.

A. Perangkat keras (Hardware).

Perangkat keras merupakan peralatan Physic yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. Bagian-bagian hardware terdiri atas:

1. Bagian Input

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan

untuk memasukkan data kedalam komputer seperti Keyboard,

Mouse, Scanner, dll.

2. Bagian pengolahan Utama dan Memory

CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah meupakan rumah atau (Box) dari komponen lainnya, seperti: a. Processor b. Memory c. Hardisk d. CD ROOM, dll 3. Bagian Input

Peralatan Output merupakan peralatan-peralatan yang

(8)

4. Bagian komunikasi peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi bisa berjaln dengan baik, seperti : Network Card, untuk LAN, Wireless, LAN, dll.

B. Perangkat Lunak (Software).

Perangkat lunak adalah Kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokkan software meliputi:

1. Sistem Operasi (Operating System).

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara koponen-komponen yang terpasang dalam komputer. Misalnya, antara keyboard dengan CPU, layar monitor, dll. Contohnya: Microsoft windows

2. Interprener dan Complier

- Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh: Microsoft Acess

- Compiler (Kompiler) untuk menerjemahkan bahasa manusia kedalam bahasa komputer secara langsung satu file

(9)

3. Perangkat Lunak Aplikasi

Merupakan Software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (Software House) baik dalam maupun luar negeri.

C. Brainware

1. Sumber Daya Manusia Sistem Informasi dan Organisasi

Sumber Daya Manusia Sistem Informasi Akuntansi merupakan Sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pemilik Sistem Informasi

Pemilik Sistem Informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkan sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima dan ditolak.

b. Pemakai Sistem Informasi

Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan (End User) mereka menentukan. Yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.

(10)

D. Prosedur 1. Prosedur

Adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

2. Aktivitas

Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dalam presepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.

3. Fungsi

Fungsi merupakan kumpulan aktvitas yang mendukung operasi suatu organisasi

E. Database dan Sistem Manajemen Database

1. Database

Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan

menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.

2. Media dan Sistem Penyimpanan Data

a. Media Penyimpanan data berurutan

Melalui media ini record data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan.

(11)

b. Media Penyimpanan Secara Langsung

Memungkinkan pemakai (User) membaca data dalam

urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physicdari media penyimpanan data tersebut. c. Sistem Pengolahan

Adapun 2 cara pengolahan data:

1. Pengolahan Secara Batch (Mengumpulkan terlebih dahulu) 2. Pengolahan Secara Online

F. Organisasi Database

1. Organisasi data pada Database tradisional

Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini, seperti : a. Data rangkap dan tidak konsisten.

b. Kesulitan mengakses data.

c. Data sulit diakses secara bersamaan. d. Masalah kemanan data.

2. Organisasi Data Modern

Memberikan banyak keuntungan bagi implementai sistem informasi akuntansi.

Perbedaan sistem komputer dan manual hanya pada proses pengolahan data inputmenjadi output. Pada sistem informasi akuntansi basis komputer data diolah oleh komputer yang biasa

(12)

disebut sebagai pengolahan data elektronik. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam pencatatan data yang akan menentukan langkah-langkah selanjutnya atau pemrosesan data dalam komputer, yaitu:

a. pencatatan data hampir sama dengan sistem manual, yaitu digunakan bukti-bukti transaksi lalu diolah oleh komputer sesuai dengan format yang telah diprogramkan.

b. Pencatatan data dilakukan secara langsung ke dalam komputer dengan menggunakan.

2.1.7 Pembelian

Pembelian merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan produk atau bahan baku produk yang didapat dari pemasok atau supplier. Menurut Mulyadi (2001:299) pembelian adalah “Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua : pembelian Lokal dan Impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.yang dimana sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan”.

Tanggung jawab dari fungsi pembelian adalah untuk : A. Memperoleh informasi mengenai harga barang,

(13)

C. Mendapatkan informasi mengenai permintaan pembelian dari gudang, dan

D. Mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 2.1.7.1 Master file dalam pembelian

Master file yang digunakan dalam transaksi pembelian adalah sebagai berikut:

1. Master file persediaan

Dalam sistem akuntansi manual, pengelolaan master file persediaan merupakan tanggung jawab bagian akuntansi, catatan persediaan diselenggarakan dalam kartu barang. Sedangkan sistem akuntansi berbasis komputer, maka file persediaan berada dibawah tanggung jawab bagian pengolahan Data Elektronik, file persediaan disimpan dalam media pita magnetik ataupun disk.

Input yang digunakan untuk muntakhir master file persediaan antara lain: a. penerimaan barang dari rekanan.

b. Pengeluaran bahan baku ke bagian produksi atau pabrik.

c. Order pembelian, sepanjang master file itu juga memuat catatan pengadaan barang dalam perjalanan.

Sedangkan output yang dihasilkan dari master file persediaan antara lain:

a. Laporan posisi persediaan.

b. Laporan penyimpanan mengenai unsur-unsur barang yang

(14)

c. Dokumen permintaan pembelian untuk barang-barang yang bersaldo rendah.

d. Dokumen pesanan pembelian sebagai output hasil samping pada saat file persediaan dimutakhirkan.

2. Master file pembelian yang masih terbuka

Pembelian yang masih terbuka adalah pesanan yang barangnya belum diterima seluruhnya oleh perusahaan. Dalam sistem pengolahaan Data Elektronik, file ini dikembangkan dalam media disk atau pita magnetik dan setiap recordakan memuat data yang sama dengan yang termuat pada dokumen order pembelian.

Input master file yang masih terbuka, antara lain:

a. Pesanan-pesanan pembelian yang baru dikirimkan kepada pelanggan. b. Laporan penerimaan barang yang dipesan.

Sedangkan output yang dihasilkan dari master file pembelian yang masih terbuka adalah:

a. Jadwal kebutuhan pengeluaran kas jangka pendek. b. Daftar pesanan yang penyerahannya telah lewat waktu. 3. Master fille Riwayat Rekanan.

Riwayat rekanan adalah catatan rekanan termasuk kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan pasokan barang dan jasa ke perusahaan.

Semua data yang terkait dengan rekanan harus dimasukkan kedalam master file riwayat rekanan, master file ini dapat digunakan sebagai berikut:

(15)

a. Referensi dasar untuk memilih dan mengevaluasi kinerja rekanan, serta.

b. Digunakan sebagai bahan penyususnan laporan kinerja rekanan. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan rekanan yang tepat, antara lain:

 Harga yang ditawarkan.

 Keandalan rekanan tersebut, dalam memenuhi kesepakatan

pengadaan barang.

 Tampilan (stayling) dan citra (image) produk yang ditawarkan.

 Kualitas barang. 2.1.7.2 Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian barang berbasis komputer mengasumsikan bahwa pengolahan data dilaksanakan oleh suatu unit organisasi khususnya, yaitu bagian pengolahan Data Elektronik. Proses yang berawal dari pengumpulan dokumen transaksi, persediaan dan perhitungan total kelompok (batch total). Semua transaksi persediaan diintegrasikan dan diproses bersama-sama.

Angka-angka control untuk setiap transaksi meliputi: 1. Record count dari jumlah transaksi

2. Record counts dari jumlah transaksi penerimaan 3. Record counts dari jumlah transaksi pengeluaran

4. Hasil total dari kode angka persediaan dari seluruh transaksi 5. Jumlah urut persediaan yang dikeluarkan

(16)

6. Jumlah urut persediaan yang diterima

Angka-angka kontrol kelompok ini disimpan untuk dibandingkan dengan angka-angka yang dihasilkan setelah proses pencatatan transaksi selesai. Setelah proses updating atau pemutakhiran master file persediaan selesai, bagian pengolahan Data Elektronik menghasilkan empat output, antara lain:

1. Master file persediaan yang updated (mutakhir) 2. Laporan status persediaan

3. Transaksi file yang memuat uraian barang yang harus dipesan 4. Perhitungan harga pokok yang dikeluarkan untuk produksi.

Transaksi file yang memuat barang yang harus dipesan merupakan output yang dihasilkan berdasarkan angka-angka reoder point. Selanjutnya transaksi file barang yang harus dipesan bersama dengan master file riwayat rekanan digunakan sebagai dasar pembuatan pesanan pembelian. Pesanan pembelian diberi nomor secara berurut dimulai dengan nomor setelah nomor tertinggi terakhir yang lalu pada master file pesanan pembelian yang masih terbuka.

Dokumen pesanan pembelian dicetak rangkap lima dan data pada pesanan pembelian yang baru tersebut pada master file pesanan pembelian yang masih terbuka. Pesanan pembelian didistribusikan ke :

1. Dua lembar ke rekanan melalui bagian pembelian ditandatangani dan dicek dimana lembar kedua akan dikembalikan lagi oleh rekanan sebagai alat pemberitahuan kesanggupan untuk memenuhi pesanan,

(17)

2. Lembar ketiga untuk arsip Bagian Pembelian.

3. Lembar keempat untuk Bagian Penerimaan sebagai alat pengecekan barang yang akan diterima.

4. Lembar kelima untuk Bagian Utang sebagai bahan pengecekan tagihan

(faktur) dari rekanan.

Apabila barang diterima dari rekanan, bagian penerimaan mengetikkan data barang yang diterimanya pada terminal yang terdapat pada unit organisasi itu. Data tersebut langsung memperbarui updating beberapa master file sebagai berikut:

1. Master file persediaan: Jumlah persediaan pada master file ini ditambah sebagai jumlah barang yang diterima.

2. Master file Riwayat Rekanan : Pada master file ini ditambah dengan data kinerja rekanan sesuai dengan prestasinya dalam pembelian terakhir.

3. Master file Pesanan yang masih terbuka : Jumlah pesanan terbuka yang terdapat dalam master file ini dikurangi sebagai jumlah barang yang telah diterima karena pesanan bersangkutan telah selesai (sudah ditutup).

Dengan menerapkan prosedur diatas, kita akan bisa melihat bahwa pesanan Bagian Pembelian banyak berkurang. Fungsi pencatatan persediaan yang dalam proses manual dilaksanakan oleh Bagian Pencatatan Persediaan, juga telah diambil alih oleh Bagian Pengolahan Data Elektronik. Fungsi Pembuatan Laporan Penerimaan Barang tidak lagi

(18)

ditangani secara manual oleh Bagian Penerimaan, melainkan dilaksanakan dari jarak jauh (remote) oleh Bagian Penerimaan melalui terminal printer. Pada Bagian Penerimaan selanjutnya akan mencetak dokumen tersebut setelah proses pencetakannya dilaksanakan oleh Bagian Pengolahan Data Elektronik. Laporan Penerimaan Barang tersebut ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi tersebut sebelum didistribusikan ke :

1. Bagian Gudang yang akan diuji ulang dan ditandatangani oleh Kepala Bagian Gudang sebagai pendukung pengalihan tanggung jawab pengadaan barang dan Bagian Penerimaan ke Bagian Gudang.

2. Bagian Pembelian untuk dicocokkan dengan dokumen pesanan.

3. Untuk arsip bangunan yang disusun menurut nama rekanan pemasok.

2.1.8 Sistem Pengendalian Intern

2.1.8.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem

pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut (Mulyadi, 2001:163).

Kebutuhan akan pengendalian intern adalah sesuai bagi semua organisasi. Pengendalian intern (Internal Control) mengacu pada semua langkah yang diambil oleh manjemen dalam rangka memastikan bahwa organisasi :

(19)

a. Beroperasi secara efisien dan sefektif.

b. Menghasilkan informasi keuangan yang terandalkan. c. Sejalan dengan peraturan-peraturan dan undang-undang.

Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik mendorong kepatuhan kepada kebijakan-kebijakan manajerial yang sudah disusun (Henry Simamora,2000 : 208).

2.1.8.2 Unsur-unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2002 : 164), unsur-unsur pengendalian intern terdiri atas empat unsur:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

b. Sistem otoritas dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup tentang kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

2.1.8.3 Tujuan Pengendalian Intern Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:178), rincian tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut :

(20)

1. Menjaga catatan dan kekayaan organisasi

Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahkan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya.Banyak informasi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.

3. Mendorong efisiensi.

Pengendalian intern ditunjukan untuk mencegah aplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur, struktur pengendalian intern ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur.Struktur pengendalian intern ditujukan untuk memberikan

(21)

jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

2.1.8.4 Pengendalian Intern Akuntansi Dalam Lingkungan PDE

Pengendalian intern akuntansi dalam lingkungan pengolahan data elektronik dibagi menjadi dua (Mulyadi, 2001:182-192).

1. Pengendalian umum

Pengendalian umum merupakan standar dan panduan yang digunakan oleh karyawan untuk melaksanakan fungsinya. Dalam lingkungan pengelolaan data elektronik.Pengendalian umum meliputi dokumentasi sistem,prosedur pengembangan dan pengembangan sistem, metode operasi fasilitas pengelolaan data.

2. Pengendalian aplikasi

Pengendalian aplikasi direncanakan untuk memenuhi pernyataan pengendalian khusus untuk setiap aplikasi pengelolaan data, seperti pembelian, penjualan, dan pengajian.Pengendalian aplikasi dirancang untuk menjamin bahwa pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi yang telah diotorisasi dan pemutakhiran arsip induk dapat menghasilkan informasi yang teliti dan lengkap pada waktu yang seharusnya. Pengendalian aplikasi dapat dibagi menjadi dua, antara lain:

a. Pengendalian preventif

Pengendalian preventif bertindak sebagai petunjuk untuk membantu sesuatu terjadi seperti yang seharusnya terjadi. Pengendalian ini sangat mencegah terjadinya masalah.

(22)

b. Pengendalian Detektif

Pengendalian detektif tidak akan mencegah terjadinya masalah, namun akan member petunjuk dimana letak terjadinya masalah.

2.1.8.5 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pembelian.

Menurut Mulyadi (2001:178) secara garis baris, pendekatan untuk merancang pengendalian intern akuntansi adalah bertitik tolak dari dua tujuan sistem yaitu menjaga kekayaan perusahaan dan mengecek ketelitian dan keandalan informasi akuntansi. Informasi haruslah dapat dikelola dengan sebaik mungkin agar informasi yang tersaji nantinya dapat lebih cepat, tepat, dan akurat. Dengan adanya informasi yang lengkap dan cepat maka dapat mengarahkan dan melancarkan jalannya kegiatan operasional

perusahaan tersebut. Terkadang perusahaan yang menggunakan

manualsystem dalam perusahaannya belum bisa berjalan bersamaan dan ini berakibat kurangnya efektivitas kegiatan perusahaan untuk kedepannya, dengan mengurangi manual system untuk beralih ke sistem agar kegiatan yang dilakukan dapat lebih efektif dan data yang diterima apabila mengalami kesalahan data dapat diinput kembali di sistem informasi.

2.1.8.7 Pengendalian Internal Pada Pembelian

Menurut Mulyadi (2001:311) sistem pengendalian internal pada sistem akuntansi pembelian mencakup tiga aspek :

(23)

A. Organisasi

Perancang organisasi dalam sistem akuntansi pembelian dapat dilakukan dengancara:

1. Memisahkan fungsi penerimaan, fungsi akuntansi dan fungsi penyimpanan barang.

2. Salah satu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

B. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otoritas atas terlaksananya setiap transaksi. Dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya, sistem wewenang diatur sebagai berikut :

1. Kepala Fungsi Gudang : berwenang memberikan otoritas pada surat order pembelian yang diterbitkan oleh Fungsi Pembelian. 2. Kepala Fungsi Pembelian : berwenang memberikan otoritas pada

surat order pembelian yang diterbitkan oleh Fungsi Pembelian.

3. Kepala Fungsi Penerimaan : berwenang memberikan otoritas pada

surat laporan penerimaan barang yang diterbitkan oleh Fungsi Pembelian.

4. Kepala Fungsi Akuntansi : berwenang memberikan otoritaspada bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar pencatatan terjadinya transaksi pembelian.

(24)

C. Praktik yang sehat

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.

3. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya.

4. Pembentukan organisasi yang bertugas untuk mengecek

(25)

2.2 Rerangka Pemikiran Variabel X Variabel Y Indikator Gambar 2.2 Rerangka Berpikir 1. Hardware 2. Software 1. Proses pembelian 2. SPI 3. PI dalam lingkungan PDE 4. PI pada pembelian 3. Brainware 4. Prosedure

1. Tingkat akurasi tinggi 2. Pengolahan data yang cepat 3. Efisiensi

(26)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh :

1. Nurita Anugeraheny (2009) dengan judul penelitian “ Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Terhadap Pengendalian Intern pada perusahaan expedisi (studi kasus pengendalian intern pada perusahaan expedisi)”. Hasil penelitiannyaadalah :

- Penggunaan sistem informasi akuntansi berbasiskan komputer pada perusahaan tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pengendalian internal perusahaan, meskipun masih terdapat kesalahan kecil pada sistem tersebut tetapi akan selalu di lakukan perbaikan agar sistem informasi akuntansi tersebut sesuai dengan prosedur dan peraturan di perusahaan tersebut.

2. Putu Mega Selvya Aviana (2012) dengan judul penelitian “ Penerapan Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer “.Hasil penelitiannya adalah :

- Penggunaan sistem informasi akuntansi, tidak lepas dari risiko-risiko yang ada baik kesalahan yang disengaja, dan tidak disengaja. Dalam sistem informasi akuntansi sebaiknya dilengkapi dengan pengendalian internal, pengendalian internal dibutuhkan sebagai pedoman atau batasan-batasan yang diterapkan oleh pihak perusahaan untuk meminimalkan risiko-risiko yang mungkin terjadi untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.

(27)

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurita Anugeraheny (2011)

a. Ingin mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi berbasis komputerpada perusahaan expedisi (studi kasus pengendalian intern pada perusahaan expedisi)”.

b. Variabel bebas (X) Sistem Informasi Akuntansi Berbasis

Komputer dan pengukuran didasari dengan indikator: relevan, akurasi, ketepatan, kepadatan dan cakupan suatu sistem informasi akuntansi.

- Variabel Terikat (Y) Pengendalian Intern dan Pengukuran didasari dengan indikator: ketelitian, keandalan data, akuntansi, efesiensi, dan praktik yang sehat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Mega Selvya Aviana (2012) adalah: ingin mengetahui sistem informasi akuntansi sebagai pendukung kegiatan operasi perusahaan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah :

a. Untuk meningkatkan pengendalian internal pada perusahaan

expedisi (studi kasus pengendalian intern pada perusahaan expedisi)”.

b. Penerapan pengendalian internal. c. Terletak pada obyek penelitian.

(28)

2.4 Hipotesis dan Model Analisis 2.4.1 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Hipotesis dapat di rumuskan sebagai berikut:

Hipotesis Nol merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variabel yang secara umum dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan antara variabel yang diuji.

H0 : b = 0 Variabel sistem informasi akuntansi berbasis komputer tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan pembelian.

H0 : b ≠ 0 Variabel sistem informasi akuntansi berbasis komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan pembelian.

Model Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear bergandauntuk pembuktian hipotesis, model analisis ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi berbasis komputer terhadap pengambilan keputusan pembelian pada CV. TRIAS PERSADA ENGINEERING.

(29)

Gambar 2.4

Hipotesis dan model analisis

2.4.2 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis komputer terhadap pengambilan keputusan pembelian

Penelitian terdahulu menurut Nurita Anugeraheny ( 2011), sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memegang peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Karena pentingnya sistem tersebut, maka banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem informasi akuntansi ini dengan menggunakan media komputer. Hal tersebut dilakukan agar pihak manajemen perusahaan mendapatkan suatu informasi yang cepat dan akurat sehingga dapat memutuskan suatu keputusan yang tepat. Menurut mulyadi (2001:178) secara garis besar, pendekatan untuk merancang pengendalian intern akuntansi adalah bertitik tolak dari dua tujuan sistem yaitu menjaga kekayaan perusahaan dan mengecek ketelitian dan keandalan informasi akuntansi. Adapun hipotesis alternatif selanjutnya adalah :

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

(X)

Pengambilan keputusan Pembelian

(30)

H1 : b ≠ 0 sistem informasi akuntansi berbasis komputer mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian.

Referensi

Dokumen terkait

"Untuk menjawab pertanyaan- mu yang lain: pemimpin awam adalah orang yang mempu- nyai pekerjaan sekuler (bukan keagamaan), tetapi mereka juga bekerja dalam gereja. Mereka

pemasungan pada klien gangguan jiwa di Desa Sungai Arpat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar berdasarkan karakteristik pekerjaan pada masyarakat yang tidak bekerja

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Tidak kalah pentingnya, kita perlu menyatukan sikap untuk mencegah agar tindakan terorisme seperti yang pernah terulang di Bali tidak terjadi lagi di masa depan, dimanapun di

Setelah Roni menjawab penulis mencatat dan kemudian bertanya lagi “bagaiman Etnis Sumba menjalani hubungan komunikasi dengan Etnis Maluku?” sambil meminum Es Teh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi guru pada siswa ABK di SMK Balai Perguruan Putri Bandung, bagaimana

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK POS

Menurut majmu’ al ulama dalam QS Al Ra’du : 19 yang dimaksud dengan Ulu< al Alba<b adalah orang yang berakal (berfikir benar) mengambil pelajaran sekaligus