• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA PALING CERDAS (ULU>L ALBA>B) DALAM AL-QUR AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUSIA PALING CERDAS (ULU>L ALBA>B) DALAM AL-QUR AN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RISDA : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Volume. 6, Number. 1, April 2021 p-ISSN : 2540-8097, e-ISSN : 2776-1517 Hlm : 1-16 Journal Home Page : https://ejournal.staiarrosyid.ac.id/index.php/risda/index

MANUSIA PALING CERDAS (ULU>L ALBA>B) DALAM AL-QUR’AN

Dr. Mohammad Rofiq, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.Pd.I. Institut Keislaman Abdullah Faqih, Gresik, Indonesia berhasilrofiq1@gmail.com A. Pendahuluan

Tidaklah bisa dipungkiri bahwa setiap pribadi manusia yang terlahir ke muka bumi menginginkan dirinya agar terlahir sebagai pribadiunggul yang memiliki kecerdasan yang bisa dibanggakan. Selain karena pribadi yang cerdas berilmu itu mulia dan tinggi derajatnya di sisi Allah dan manusia1,orang yang

cerdas berilmu juga dapat dijadikan tempat bertanya.2 Dengan kecerdasan ilmu

yang dimiliki, manusia juga dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih mudah, lebih efektif dan lebih efisien. Namun demikian, kepandaian dan kecerdasan tidaklah serta merta diperoleh manusia dengan cara yang mudah, sebab ketika terlahir ke muka bumi, manusia dalam keadaan tidak mengetahui apapun, sehingga Allah memberikan indera kepada manusia sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam hal ini dapat dilihat dalam QSAl Nahl ayat 78. َنوُرُكْشَتْمُكَّلَعَلَةَدِئْفلأاَوَراَصْبلأاَوَعْمَّسلاُمُكَلَلَعَجَواًئْ يَشَنوُمَلْعَ تلاْمُكِتاَهَّمُِنِوُطُبْ نِمْمُكَجَرْخَأُهَّللاَو ( ٚٛ ) 3 1

al Qur’an Surat al Muja<dalah (58) :11

2 al Qur’an Surat al Nahl (16)43 3 Al Qur’an Surat al Nahl (16)78

(2)

“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bershukur”.

Dalam ayat ini memberikan gambaran bahwa kepandaian dan kecerdasan manusia diperoleh setelah manusia dapat memfungsikan indera yang dimilikinya. Pertanyaannya kemudian apakah sebenarnya kecerdasan itu? Bagaimana tipologi sebenarnya dari makhluk yang cerdas itu?

Berikut ini ciri-ciri orang yang cerdas menurut al-Qur'an dan Hadi>th yang bisa dihimpun dan dapat dijadikan kajian renungan. Seseorang dikatakan cerdas bila memiliki semua tigaunsur yang terkandung di dalamnya, bukan hanya salah satu saja dari unsur yang ada. Ciri-ciri orang cerdas menyangkut tiga unsur kecerdasan, yakni kecerdasan intelejensia, emosional dan spiritual. Tulisan ini sendiri sebenarnya berasal dari tulisan Ali Sofyan Kholimi yang menyebutkan 12 ciri orang yang cerdas terdidik, yang dalam salah satu pointnya menyebutkan bahwa ciri orang cerdas adalah menerima kematian sebagai kecerdasan utama.4

Oleh karena itu, tulisan ini akan mengkaji lebih lanjut menurut pandangan Al Qur’an terkait dengan kematian, korelasinya (muna<sabahnya) dengan orang cerdas yang lain yang digambarkan dalam Al-Qur’an maupun hadi<th Nabi Muhammad Saw.

Semua unsur yang diambil dalam pembahasan ini mengambil kata kunci Ulu<-alAlba>b. Walaupun arti kata Ulu< al Alba<b itu sendiri dalam beberapa ayat Al Qur’an berbeda satu sama lain secara artinya, namun melihat makna yang dikandung pada ayat-ayat tersebut, yang mirip dengan konsep kecerdasan saat ini (intelektual, emosional dan spiritual), akhirnya saya menafsirkannya sebagai orang cerdas untuk lebih fokusnya pembahasan dan mempermudah dalam mengkajinya.

4Lihat Ali Sofyan Kholimi, Ciri Orang Cerdas, dalam

(3)

B. Pembahasan

1. MaknaKecerdasan dan Ayat-ayat yang Berkorelasi dengan Kata Cerdas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seorang manusia untuk berfikir, mengerti, dan sebagainya, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya (sehat, kuat).5Dalam bahasa Alqur’an istilah atau ungkapan yang menunjukkan

kecerdasan dan kemampuan berfikir manusia berbeda-beda, diantaranya ungkapanya’qilu>n(mereka yang berakal), yatafakkaru>n(mereka yang berfikir) yatadabbaru>n(mereka yang memperhatikan), yarauna (mereka yang memberi perhatian), yanzhuru>n(mereka yang memperhatikan),yabhathu>n(mereka yang membahas), yadhkuru>n(mereka yang mengingat),ya’lamu>n(artinya mereka yang mengetahui.6Adapun kata yang bersinonim dengan kata cerdas

atau mempunyai sifat kecerdasan disebut dengan namaRa<shi<d (QS Hu<d:11, al Hujurat 49)7 atau dengan kata rushda, (QS. Al-Nisa:6, al Anbiya’ 21,

al-Kahfi:10, 24, 66 . QS. Al-Jin:10, 14, 21), al-Rasi>khyang muatan maknanya lebih dekat kepada pemahaman keagamaan. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ali Imran: 3, Al-Nisa: 162.8Di samping itu ada kata Ulu< al ilmi (QS Ali Imran 18),

Uli< al Abs{ar (QSAli Imran 13,QS al Nu<r 44,S{ad 45, Al Hasr 2), serta Uli< al Nuha< (QS T{aha 54)<{9yang semuanya terkait juga dengankemampuan daya

fikir manusia.

2.Ayat-ayatspesifik tentang Ulu< al Alba<b(orang cerdas) dalam Al-Qur’an a. Makkiyah:QS Yusuf 111,QS.S{ad 29, 43,QS al Zumar9,18, 21,QS Ibrahim 52,

QS.al Ra’du 19, QS Ga<fir 54,

5Lihat Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), 183.

6 Lihat pembagian suratnya di al Mu’jam al Mufahras li alfad al Qur’an al karim, (Moh Fu’ad al Ba<qi<,

Dar al fikr),<

7Al-Muhi<t fi< al-Lughah, Juz II, 159. (Al-Maktabah al-Sha<milah). 8

Moh Fu’a<d Abd al Ba<qi<, al Mu’jam al Mufahras li alfa<d al Qur’a<n al kari<m, (Dar al fikr), 397<

(4)

b.Madaniyah: QS. Al Baqarah: 179,197,269,QS.Ali Imran 7, 190-191,QS. al Ma’idah 100,a1 T{alaq 10.10

2.Pembagian Kelompok Orang Cerdas Berdasarkan Tafsir Ulu< Alba<b dalam Al Qur’an dan Hadi<th

Dalam tulisan ini, akan dikemukakan beberapa kriteria orang cerdas menurut tinjauanal Qur’an dan hadi>th.

1. Selalu ingat mati dan mempersiapkan dirinya untuk bekal akhirat.

ِتْوَمْلا َدْعَ ب اَمِل َ ِمَ َو ُ َسْ َ ن َناَ ْ َم ُ ِّيَكْلا

“Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi)

َلاَ رر َرَمُ ِ ْبا ِ َ : َلاَ َ ف ِراَصْنَ ْا َ ِم لٌ ُجَر َماَ َ ف ةٍةَرْشَ َرِااَ َّ ِ َّنلا ُ ْيَ تَا : َلاَ ِساَّنلا ُمَ ْ َا َو ِساَّنلا ُ َيْ َا ْ َم ِ َِّ َن َ : ِةَرِخ ْا ِ َماَرَ َو اَيْ ندُّدلا ِ َرَشِب اْوُ بَ َ ُساَيْ َ ْا َ ِئلوُا ِتْوَمْلِل اً اَدْعِتْ ِا ْ ُ ُرَ ْ َا َو ِتْوَمْلِل اًرْ ِ ْ ُ ُرَ ْ َا . تولما بات فى ايندلا بىا با ظ ل و د لا فى ى هيبلا و س ان با يرغصلا فى نىابرطتلا و : ِِّ َّنلِل َلاَ ًلاُجَر َّنَا : َلاَ ُ َ ْفَا َْ ِنِمْ ُلمْا دُّ َ : اً ُلُخ ْ ُهُ نَسْ َا . َلاَ : َلاَ ُ َيْ َا ْ ِنِمْ ُلمْا دُّ َاَف : ُساَيْ َ ْا َ ِئلوُا اً اَدْعِتْ ِا ُ َدْعَ ب اَمِل ْ ُهُ نَسْ َا َو اًرْ ِ ِتْوَمْلِل ْ ُ ُرَ ْ َا

Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabi Allah, siapa orang yang paling cerdas dan paling teguh diantara manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan

kemulyaan akhirat”.

(HR. Ibnu Abid-Dun’ya di dalam kitab Al-Maut. Thabrani di dalam Ash-S{aghir)11

Setiap mahluk hidup pasti mati. Ini aksioma kehidupan yang diakui di Barat maupun Timur. Untuk mengetahui kadar kehidupan seseorang dan kadar

10

Ibid, 126-127

11 Ahmad Ibn Abi Bakr Ibn Isma’il Al Bu<s{iri, Ittiha<f al Khairah al Mahrah (PDF, Mutu<n al hadith,

(5)

ketahanan hidup mahluk hidup tidak memerlukan kecerdasan tinggi. Anak-anak juga tahu bahwa mati adalah sesuatu yang dialami orang atau mahluk hidup.

Hanya setiap orang sering alpa bahwa kematian senantiasa mengintai, bahwa batas waktu kita hidup di dunia sama sekali tidak diketahui.Orang yang memiliki kesadaran akan batas-batas dalam kehidupan itulah yang disebut Rasullullah orang cerdas atau orang jenius.

Maukah kita disebut orang jenius? Siapapun itu manusia sangat gembira kalau digolongkan orang yang memilki kecerdasan tinggi.

Dengan prinsip ini maka sadar akan waktu terakhir kehidupan di dunia ini menjadi bagian dari kecerdasan yang esensial dalam kehidupan. Sejarah telah mengajarkan Fir’aun yang mengaku Tuhanpun dan yang memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki, akhirnya menelan kematian. Jejaknya bisa kita baca dan muminya bisa kita saksikan di Mesir.

ِ ْيَغْلا ِِااَ َ ِ َنودُّ َرُ ت َُّ ْ ُكيِ َلاُم ُ َّنِ َف ُ ْنِم َنودُّرِ َت ِ َّلا َتْوَمْلا َّنِ ْ ُ َنوُلَمْعَ ت ْ ُتْ نُ اَِ ْ ُكُئِّبَ نُ يَ ف ِةَ اَهَّشلاَو

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan

dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah: 8)

Peringatan ini mengharuskan kita senantiasa dalam keadaan sadar apakah sedang sibuk atau tidak, apakah mau tidur atau baru terbangun. Apakah sedang gembira atau sedih.Semuanya diukur oleh kesadaran akan kematian.

2.Memikirkan jaminan kehidupan untuk dirinya dan juga orang lain serta generasi masa depan di dunia ini.

Inti ayat berikut adalah kewajiban memberikan jaminan hidup bagi diri sendiri, yang tentunya juga bagi orang lain. Jaminan hidup bagi orang lain juga

(6)

berarti, semisal di dalamnya menjamin dari kerusakan alam. Terkait dengan hal ini dijelaskan oleh Al Qur’an sebagai berikut:

َنوُ َّ تَ تْمُكَّلَعَلِباَبْللأايِلوُ َ لٌةاَيَحِصاَصِ ْلايِ ْمُكَلَو (

ٜٔٚ )

12

“dan dalam qis{ash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.(Al Baqarah 179)”

Ayat ini menegaskan bahwa melalui ketetapan hukum qis{as terdapat jaminan kelangsungan hidup bagi manusia{. Karena, siapa yang mengetahui bahwa jika iamembunuh secara tidak sah, ia terancam pula untuk dibunuh, maka pastilah ia tidak akan melangkah untuk membunuh. Bisa jadi hikmah ini tidak dipahami oleh semua orang, tetapi mereka yang memiliki akal yang jernih yang menggunakannya, pasti akan tahu. Karena itu ayat ini “menutup penjelasannya dengan menyeru “ Wahai Ulu< al Alba<b.”13

Kata (بابللأا(al alba<b adalah bentuk jama’ dari ( ٌ ْةُل lubb yaitu saripati ( sesuatu. Kacang-misalnya-memilkikulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai lubb. Ulu Al Alba<b adalah orang-orang yang memilki akal murni yang tidak diselubungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Yang merenungkan ketetapan Allah dan melaksanakannya diharapkan dapat terhindar dari siksa, sedang yang menolak ketetapan ini maka pasti ada kerancuan dalam cara berfikirnya.14

3. Mempersiapkan bekal atau memikirkan kehidupannya di dunia. Serta memanfaatkan semua potensi yang saat ini dimilikinya untuk menyiapkan kemungkinan buruk yang mungkin menimpanya di masa depan.

12

Al Qur’an Surat al Baqarah (2): 179

13 Quraish Shihah, Tafsi<r Al Mis{ba<h, (Jakarta, Lentera Hati, 2004), 394 14 Ibid, 394

(7)

ِباَبْللأايِلوُ اَيِنوُ َّ تاَوىَوْ َّ تلاِ اَّ لاَرْ يََّنَِّ َفاوُ َّوَ َ تَوُهَّللاُهْمَلْعَ يةٍْيرَخْنِماوُلَعْ َ تاَمَوِّجَْلْايِ َلاَدِج َوَ وُسُف َوَ َ فَرلاَ َّجَْلْاَّنِهيِ َضَرَ ْ نَمَ لٌ تاَموُلْعَملٌرُهْاَأدُّجَْلْا ( ٜٔٚ )

15

“ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal”(Al Baqarah 197).

Ayat ini sangat erat hubungannya dengan hadi<th Nabi Muhammad Saw.

ةٍ َْ َ ْبَ اًسَْ ْ ِنَتْاا :

َ ِلْغُا َ ْبَ َ َااَرَ فَو َكِرْ َ ف َ ْبَ َكَءاَنِاَو َ ِمَ َ َ ْبَ َ َتَّحِصَو َ ِمَرَ َ ْبَ َ َباَبَا

َ ِتْوَم َ ْبَ َ َتاَيَ َو “ Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain: (Manfaatkan) masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu.16

4.Mengamati dan menganalisa potensi alam serta memaksimalkannya untuk kepentingan diri sendiri pada khususnya dan manusia pada umumnya. Disinilah muncul proses kreatif, serta pembelajaran terhadap hukum-hukum alam. ayat ini adalah ayat tentang kecerdasan intelejensia.

ِباَبْللأايِلو ةٍتَ ِراَهَّ نلاَوِلْيَّللاِفلاِتْخاَوِضْرلأاَوِتاَواَمَّسلاِ ْلَخيِ َّنِ ( ٜٔٓ ) َرِضْرلأاَوِتاَواَمَّسلاِ ْلَخيِ َنوُرَّكَ َ تَ يَوْمِِووُنُج َلَ َواً وُعُ َواًماَيِ َهَّللَووُرُ ْ َيَ نيِ َّلا ِراَّنلَبااَ َ اَنِ َ َكَناَحْبُ لاِطَبااَ َهَ تْ َلَخاَماَنَّ ب ( ٜٔٔ )

15 Al Qur’an Surat al Baqarah (2): 197

(8)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(Ali Imran 190-191)”

Menurut Ibn Kathi<r kata Ulu< Alba<b pada ayat ini mengandung arti orang yang memiliki akal yang sempurna yang cerdas yang mampu menjangkau hakekat segala sesuatu, dan mereka bukan seperti orang yang tuli dan bisu serta tidak berfikir menggunakan akal mereka.17

5. Mau belajar dari kisah-kisah orang terdahulu. Baik pelajaran yang membawa kebaikan maupun pelajaran yang membawa keburukan.

َنوُنِمْ ُ يةٍمْوَ ِلً َْحَْرَوىًدُ َوةٍءْيَشِّلُكَليِصْ َ تَوِهْيَدَيَ نْ يَ بيِ َّلاَ يِدْصَتْ نِكَلَوىَرَ تْ ُ ياً يِدََنَاَ اَِ اَبْللأايِلولألٌةَرْ بِعْمِهِصَصَ يِ َناَ ْدَ َل (

ٔٔٔ )

“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Yusuf 111)”.

Abu Ja’far menafsirkan ayat ini bahwa Allah mengingatkan pada kisah Nabi Yusuf AS. dan saudara-saudaranya telah terdapat ibrah (Pelajaran) yang dapat diambil oleh orang-orang yang berakal(ahl al hija< wa al uqu<l)18

7.Mau bersabar dan yakin bahwa setiap permasalahan pasti ada solusinya.

17 Abu al fida’ Ibn Umar Ibn Kathi<r, Tafsi<r al Qur’a<n al adhi<m, (dar thayyibah, 1999), 75

(9)

ةٍباَ َ َوةٍبْصُنِبُناَطْيَّشلاَيِنَّسَميِّنَأُهَّ بَرىَ َوْ َِبَودُّيَ َوَدْبَ ْرُ ْ اَو ( ٗٔ ) لٌباَرَاَولٌ ِراَبلٌلَسَتْغُماَ َهَكِلْجِِبرْ ُ ْرا ( ٕٗ ) ِباَبْللأايِلو ىَرْ ِ َواَّنِمً َْحَْرْمُهَعَمْمُهَلْ ِمَوُهَلْ َأَُلَاَنْ بَ َوَو ( ٖٗ ) لٌباَّوَأُهَّ نِ ُدْبَعْلاَمْعِناًرِباَصُ َوْدَجَوَّوِ ْ َ نَْتَ َوِهِبْبِرْضاَفاً ْغِ َ ِدَيِبْ ُخَو ( ٗٗ )

“dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum".dan Kami anugerahi Dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)”(Al S{ad 41-44).

[1303] Nabi Ayyub a.s. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan Dia memohon pertolongan kepada Allah s.w.t. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar Dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah Dia dari penyakitnya dan Dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudia berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa Dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu Dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga Dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar Dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya Yaitu memukulnya dengan dengan seikat rumput.

(10)

8. Siap dalam menghadapi kematian, karena tahu, tidak ada yang abadi di dunia ini. ِباَبْللأايِلو ىَرْ ِ َلَكِلَ يِ َّنِ اًماَطُحُهُلَعْجَيَُّثُاًّرَ ْصُُهُاَرَ تَ ُجيِهَيَّمُ ُهُ ناَوْلَ اً ِلَتُْمُاً ْرَ ِهِبُجِرْخُيَّمُ ِضْرلأايِ َعيِباَنَ يُهَكَلَسَفًءاَمِءاَمَّسلاَنِمَلَ ْ نَأَهَّللَّوَ َرَ تْمَلَ

( ٕٔ ) “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (Al Zumar 21)”.

9. Hati-hati dalam bertindak, karena dia yakin bahwa setiap tindakannya dapat berakibat buruk juga baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

اًرْكُنًبااَ َ اَ اَنْ بَّ َ َواًديِدَاًبااَسِ اَ اَنْ بَ اَحَ ِهِلُ ُرَواَِّوَرِرْمَأْنَعْ تَ تَ ةٍ َيْرَ ْ نِمْنِّيَأَ َو

)

“dan Berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan” (Al T{alaq 8).

[1484] Yang dimaksud dengan hisab dan azab di sini adalah hisab dan azab di akhirat.

اًرْسُخاَ ِرْمَ ُ َبِ اَعَ ناَ َواَ ِرْمََلأَباَوْ تَ اَ َف (

ٜ )

“Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar(Al T{alaq 9).”.

(11)

اًرْ ِ ْمُكْيَلِ ُهَّلل َ َ ْ نَ ْدَ اوُنَمآَنيِ َّلِبااَبْللأايِلوُ اَيَهَّللااوُ َّ تاَفاًديِدَاًبااَ َعْمُهَلُهَّللاَّدَ َ (

ٔٓ )

“ Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu(Al T{alaq 10)”.

Menurut al Alu<<si ayat ini mengandung arti Allah Swt menyediakan az{ab untuk mereka, maka jadilah kalian (Ulu< al Albab) da’I yang mengajak bertaqwa pada Allah dan mengingatkan akan hukumanNya.19

ِباَ ِعْلاُديِدَشَهَّللَّوَ اوُمَلْ اَوً َّصاَخْمُكْنِماوُمَلَظَنيِ َّلاَّنَ بيِصُت ً َنْ تِفاوُ َّ تاَو (

ٕ٘ )

“ dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya(Al Anfal 25)”.

10. Mampu mengambil hikmah atau pelajaran dari setiap kejadian yang ada. ِباَبْللأاوُلوُ ِ ُرَّ َّ َياَمَواًيرِ َ اًرْ يَخَيِتوُ ْدَ َ فَ َمْكِْلَْتَْ ُ يْ نَمَوُءاَشَيْ نَمَ َمْكِْلْايِتْ ُ ي (

ٕٜٙ )

“Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)(Al Baqarah 269)”.

11. Tidak mencari-cari permasalahan.

َ ْعَ ياَمَوِهِليِوَْ َءاَغِتْباَوِ َنْ تِ ْلاَءاَغِتْباُهْ نِمَهَ باَشَتاََووُعِبَّتَ يَ لٌغْ يَ ْمِِووُلُ يِ َنيِ َّلااَّمَأَ لٌ تاَِواَشَتُمُرَخُ َوِباَتِكْلادُّمُأَّنُهلٌ تاَمَكْحُلٌ َ آُهْ نَِ اَتِكْلاَكْيَلَعَلَ ْ نَ ِ َّلاَوُ ِباَبْللأاوُلوُ ِ ُرَّ َّ َياَمَواَنِّبَرِدْنِعْنِمٌّلُكِِواَّنَمَنَوُلوُ َ يِمْلِعْلايِ َنوُخِ اَّرلاَوُهَّللا ِ ُهَليِوْأَتُم

)

19 Shiha<b al din Mahmu<d Ibn Abdullah al husaini, Ru<h al ma’a<ni fi< tafsi<r al Qur’a<n al adli<m,(Mawqi’a al tafasir, PDF reference),559

(12)

“Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal(Ali Imran 7)”.

Kata Ulu< al Alba<b seperti yang dibahas dalam tafsir QS Al Baqarah 179 adalah orang yang memilki akal murni, yang tidak diselubungi oleh “kulit” yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir.

Jika seseorang memperturutkan hawa akalnya semata-mata apalagi akal yang dipenuhi oleh kabut-kabut idea, maka tidak mustahil ia tergelincir.20 Karena

itu, lanjutan ayat ini mengajarkan doa orang-orang yang dalam pengetahuannnya dan mantap imannya, menyatakan seperti ayat-ayat berikut:

ُباَّ َوْلاَتْ نَأَكَّنِ ً َْحَْرَكْنُدَلْ نِماَنَلْ بَ َواَنَ تْ يَدَ ْ ِ َدْعَ باَنَ بوُلُ ْاِ ُت اَنَّ بَر ) َ اَعيِمْلاُ ِلُْيُلاَهَّللَّوِ ِهيِ َبْ يَرلاةٍمْوَ يِلِ اَّنلاُعِماَجَكَّنِ اَنَّ بَر )

“(mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)".Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (Ali Imran 8-9).

12. Memenuhi janji

ِباَبْللأاوُلوُ ُرَّ َ َتَ ياََّوِ َمْ َ َوُهْ نَمَكدُّ َْلْاَكِّبَرْ نِمَكْيَلَِلَِ ْنُ اََّوَأُمَلْعَ يْ نَمَفَ ٜٔ

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”. (Al Ra’du 19)

َقاَ يِمْلَووُ ُ ْ نَ ي َوِهَّللاِدْهَعِبَنوُفوُيَ نيِ َّلا (

ٕٓ )

(13)

“(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian” (Al Ra’du 20).

Menurut majmu’ al ulama dalam QS Al Ra’du : 19 yang dimaksud dengan Ulu< al Alba<b adalah orang yang berakal (berfikir benar) mengambil pelajaran sekaligus mampu memenuhi janji Allah yang Allah perintahkan kepada mereka dan mereka tidak mengingkari janji yang Allah perintahkan tersebut.21

13.Menjalin silaturrahim, menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini sangat bermanfaat, sebagaimana kisah Rasulullah yang dilindungi oleh sukunya ketika beliau diboikot, bahkan akhirnya dilindungi oleh anggota-anggota suku-suku yang lain. Adapun penafsiran kata "menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan" sebagai silaturrahim, bisa dibaca di kitab-kitab tafsir al-Qur'an.

ِباَسِْلْاَءوُسَنوُفاََيَُوْمُهَّ بَرَ نْوَشَْيَُوَلَصوُيْ نَأِهِبُهَّللاَرَمَ اََووُلِصَيَ نيِ َّلاَو (

ٕٔ )

“dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan[771], dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk”(Al Ra’du 21).

14. Memberikan manfaat bagi orang lain, serta menolak kejahatan dengan cara yang baik.

ِراَّدلا َبْ ُعْمُهَلَكِئَلوُ َ َئِّيَّسلاِ َنَسَْلْاِبَنوُءَرْدَيَوً َيِنلاَ َواًّرِسُْهُاَنْ َزَراَِّمِاوُ َ ْ نَ َوَةلاَّصلااوُماَ َ َوْمِِّوَرِهْجَوَءاَغِتْبااوُرَ بَصَنيِ َّلاَو (

ٕٕ )

“dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)”(Al Ra’du 22)

(14)

15. Memilih jalannya sendiri yang menurutnya paling baik tanpa pengaruh orang lain. Tanpa pengaruh orang tua, kaum kerabat, pemimpin yang dianggap berpengaruh, maupun pengaruh orang-orang kaya.

ِباَبْللأاوُلوُأْمُهَكِئَلوُ َوُهَّللاُُهُاَدَهَ نيِ َّلاَكِئَلوُأُهَ نَسْ ََنِوُعِبَّتَ يَ َلْوَ ْلَووُعِمَتْسَيَ نيِ َّلا (

ٔٛ )

“yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya[1311]. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”(Al Zumar 18).

[1311] Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran karena ia adalah yang paling baik.

َنوُدَتْهَ ي َواًئْ يَشَنوُلِ ْعَ يلاُْهُُؤَباَنَاَ ْوَلَوَ َوَءَباآِهْيَلَ اَنْ يَ ْلَ اَمُعِبَّتَ نْلَ باوُلاَ ُهَّلل َ َ ْ نَ اَماوُعِبَّتاُمُهَلَليِ اَ ِ َو (

ٔٚٓ )

“dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"(Al Baqarah 170)

Ayat senada juga ada pada QS Maidah (5): 104; Luqman (31): 21, al-Zukhruf (43): 22;

َ ِبِ اَكْمُكدُّنُظَنْلَ بةٍلْ َ ْ نِماَنْ يَلَعْمُكَلىَرَ ناَمَوِيْ َّرلَ ِ َبااَنُلِ اَرَأْمُهَ نيِ َّلا ِ َكَعَ بَّ تاَ اَرَ ناَمَواَنَلْ ِماًرَشَب ِ َ اَرَ ناَمِهِمْوَ ْ نِماوُرَ َكَنيِ َّلا َمْل َ اَ َ ف (

ٕٚ )

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat

(15)

kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas Kami, bahkan Kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta"(Hu<<<<d 27)

C. Kesimpulan

Manusia yang paling cerdas menurut Al-Qur-an adalah manusia yang senantiasa mengingat kematian dan mempersipkan diri dengan bekal-bekal ibadah dan amal s{oleh sebelum kematiannya. Inilah yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual tertinggi.

Manusia yang cerdas berikutnya adalah manusia yang cerdas secara intelektual (intelejensia), yakni memiliki kemampuan menggunakan nalar dan daya fikir untuk memikirkan memperhatikan, memahami, meneliti, membahas, menelaah dan seterusnya tentang ciptaan dan kekuasaan Allah SWT sebagai petunjuk yang membawanya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selain itu manusia cerdas adalah manusia yang mampu bermu’alah dengan dengan khaliq dan direalisasikan wujudnya kepada makhluq melalui akhlaq yang baik sebagaimana diwujudkan dalam tafsir Ulu< al Alba<b yang berarti orang yang suka menepati janji,dan banyak memberikan manfaat pada manusia. Hal ini termasuk ke dalam kecerdasan emosional. Wallahu a’la<m bi al s{awa<b

D. Referensi

Al-Muhi<t fi< al-Lughah, Juz II, (Al-Maktabah al-Sha<milah).

Abd al Ba<qi Fu’a<d Moh<, al Mu’jam al Mufahras li alfa<<<<d al Qur’an al kari<<<m, Da<r al fikr.<

Ahmad Ibn Abi Bakr Ibn Isma’il Al Bu<s{iri, Ittiha<f al Khairah al Mahrah,PDF reference, Mutu<n al hadith

Al T{abari Abu< Ja’far,Ja<mi’ al Baya<n fi< Ta’wi<l al Qur’an, Mu’assasah al Risalah, 2000

Ibn Umar Ibn Kathi<r Abu al fida’, Tafsi<r al Qur’a<n al adhi<m, Da<r thayyibah, 1999..

Ibn Abdullah al husaini Mahmu<d Shiha<b al din, Ru<h al ma’a<ni fi< tafsi<r al Qur’a<n al adli<m, Mawqi’a al-Tafasir, PDF reference.

(16)

Kholimi Sofyan Ali, Ciri Orang Cerdas, dalam http://kholimi-id.blogspot.com/2010/03/ciri-orang-cerdas.html (28 April 2021).

Shihah, Quraish Tafsi<r Al Mis{ba<h, Jakarta, Lentera Hati, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Referensi

Dokumen terkait

Disisi lain, dukungan sosial orang tua, juga memberikan manfaat terhadap penyesuaian diri siswa dalam belajar, sehingga bagi siswa yang memiliki tingkat dukungan sosial dari orang

Dari analisis statistik dengan Uji F disimpulkan bahwa faktor luas lahan, varietas bibit, jarak dan jumlah tanaman, biaya tenaga kerja dan biaya pembelian pupuk berpengaruh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Berangkat dengan berbagai macam jenis mesin uji yang sudah ada, maka dapat diambil kriteria sebagai bahan pertimbangan yang dapat dipakai untuk merancang mesin uji

Verba bahasa Bali menentukan kehadiran argumennya bila ditinjau dari sisi semantis serta memiliki kewenangan dalam menentukan peran-peran semantik.Sebagaian besar

keseimbangan gaya pada perhitungan reaksi dan gaya- gaya dalam struktur statis tertentu dan melatih ketrampilan. dalam perhitungan reaksi dan gaya dalam untuk

59 Berdasarkan RTRW Kota Cimahi Tahun 2012-2032, Kecamatan Cimahi tengah berada pada fungsi pusat pelayanan kawasan yang terdiri dari daerah CBD meliputi Kelurahan Cimahi,

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan