• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PRIORITAS SUBDIT

KESHARLINDUNG

PEMILIHAN TENDIK BERPRESTASI

LOMBA BEST PRACTISEE UNTUK

KEPSEK/PENGAWAS DAN WIDYAISWARA

BANTUAN PERLINDUNGAN BAGI TENDIK

BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI TENDIK

BERPRESTASI

PENGHARGAAN TENDIK BERPRESTASI MENGIKUTI

PELATIHAN SINGKAT DI LUAR NEGERI

PENERBITAN BUKU BUNGA RAMPAI TENDIK

(2)

PEMILIHAN TENAGA

KEPENDIDIKAN BERPRESTASI

Pengawas Sekolah Berprestasi

Kepala Sekolah Berprestasi

Tenaga Administrasi Sekolah Berprestasi

Tenaga Laboran Sekolah Berprestasi

(3)

MEKANISME PEMILIHAN

TENDIK BERPRESTASI

Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan calon Pelaksanaan Penetapan pemenang

(4)

PROSEDUR PENILAIAN TENDIK

BERPRESTASI

Seleksi Administrasi Penilaian Portofolio dan Video Penilaian Esensi dan Similarity Penilaian Presentasi dan wawancara Penetapan Pemenang

Tes tertulis dan Kepribadian

(5)

Persyaratan Peserta

Peserta Pemilihan Berprestasi Tahun 2017 seperti berikut:

Persyaratan Umum

Berkualifikasi akademik sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) atau Diploma IV(D-IV);

Memiliki sertifikat pendidik;

 Memiliki NUPTK;

Berpengalaman sebagai pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 tahun;

Belum pernah mengikuti pemilihan pengawas

sekolah/madrasah berprestasi tingkat kementerian;

Tidak sedang dalam proses alih tugas ke jabatan struktural atau jabatan lain;

 Tidak sedang dalam proses hukum karena pelanggaran;

Memiliki hasil Penilaian Prestasi Kerja (PKPS) tahun 2016 sekurang-kurangnya berkategori baik;

TMT kenaikan pangkat terakhir tidak lebih dari 4 tahun

(6)

No Kegiatan Rincian Kegiatan Estimasi Waktu 1. Sosialisasi Media (Web, Leaflet, Poster,

Running Text) Februari 2017 2. Pemilihan Kabupaten Pendaftaran 3 –8 April 2017 Pelaksanaan 17 –25 April 2017 Pengumuman Pemenang 2 Mei 2017

3. Pemilihan Provinsi Pendaftaran 3 –8 Mei 2017 Pelaksanaan 12 –16 Mei 2017 Pengumuman pemenang

(berita acara Pemenang)

1 – 5 Juli 2017

Pembekalan dan penyiapan dokumen soft copy

6 –25 Juli 2017

4 Pemilihan Nasional Pendaftaran Batas akhir 31 Juli 2017

Pelaksanaan 12 –19 Agustus 2017 Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan Berprestasi

(7)

LOMBA

BEST PRACTICE

TENDIK

Pengawas Sekolah

Kepala Sekolah

(8)

MEKANISME LOMBA BEST

PRACTICE TENDIK

Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan peserta lomba Pelaksanaan Lomba Penetapan pemenang Lomba

(9)

Penilaian Administrasi oleh Panitia Penilaian Esensi Best Practice oleh Tim Juri Presentasi, wawancara, dan Verifikasi Best Practice

oleh Tim Juri Test Similarity Best Practice < 40 % Naskah layak secara administrasi Naskah layak untuk menjadi nominator (10 nominator untuk setiap jenjang pendidikan) Dipilih 3 terbaik untuk masing-masing jenjang pendidikan

PROSEDUR PENILAIAN LOMBA

BEST PRACTICE TENDIK

(10)

Persyaratan Peserta :

Pengawas /Kepala sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang masih aktif.

Memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma IV (D-IV) atau Sarjana (S1).

Memiliki sertifikat pendidik.

Karya best practice belum pernah di diajukan dalam lomba ataupun kompetisi pemilihan berprestasi.

Memiliki pengalaman kerja sebagai pengawas sekolah pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun

Tidak sedang dalam proses hukum karena pelanggaran.

Tidak sedang dalam proses alih tugas ke jabatan lain. Batas usia maksimal 57 tahun saat mengikuti lomba ini.

Belum pernah menjadi juara 1/juara 2/juara 3 lomba best practice di lingkungan Kemendikbud.

(11)

PERLINDUNGAN TENDIK

Perlindungan Hukum

Perlindungan Keselamatan kerja

(12)

Penerimaan naskah Seleksi administratif dan penilaian substantif Presentasi dan wawancara 10 Maret – 10 April 2017 25 - 27 April 2017 28 - 30 April 2017 Pemberian penghargaan 2 Mei 2017

(13)

MEKANISME BANTUAN

PERLINDUNGAN TENDIK

Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan proposal bantuan Pengkajian Proposal bantuan Penetapan pemberian bantuan

(14)

PAKET BANTUAN

PERLINDUNGAN

1.

30 JUTA UNTUK PERORANG PERPAKET

(15)

PERLINDUNGAN

PENDIDIK DAN TENAGA

(16)

Perlindungan hukum merupakan suatu hak dasar

yang dimiliki setiap individu manusia.

Undang-Undang Dasar 1945 dalam kaitannya

dengan perlindungan hukum, telah

mengamanatkan bahwa setiap warga negara

mempunyai kedudukan yang sama di muka

hukum (

equality before the law

). Hal ini

mengandung makna bahwa tidak ada perlakuan

diskriminatif bagi setiap warganegara termasuk

perlindungan hukumnya

(17)

Dalam konteks peningkatan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan, selain aspek penghargaan

dan kesejahteraan, maka aspek perlindungan

hukum merupakan hal yang sangat penting

Karena dengan adanya rasa aman dan nyaman

dalam menjalankan profesinya dapat membentuk

karakter dan pribadi yang secara kondusif dapat

mendorong kreativitas dan inovasi dalam

(18)

 Pasal 40 Ayat (1) butir (d) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

 Pasal 39 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(19)

 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia

(20)

 Perlindungan Hukum

 Perlindungan Profesi

Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja  Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual

(21)

 Tindak kekerasan

 Ancaman

 Perlakuan diskriminatif

Intimidasi, atau perlakuan tidak adil

Perlindungan hukum

bagi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) UUGD mencakup perlindungan hukum terhadap

(22)

 Tindakan kekerasan yang dimaksud dapat berupa pemukulan, penganiayaan yang dapat menyebabkan cacat fisik, sehingga guru tidak dapat maksimal dalam menjalankan aktivitasnya. (Perbuatan tersebut

memenuhi unsur-unsur yang diatur di dalam

ketentuan KUHPidana Buku Kedua, BAB XX, Tentang PENGANIAYAAN.)

(23)

 Dalam menjalankan tugasnya guru tidak luput dari ancaman (fisik maupun psikologis) yang mengakibatkan ketakutan, kecemasan dan tekanan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik (Perbuatan tersebut memenuhi

unsur-unsur yang diatur di dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua, BAB XXIII, Tentang PEMERASAN DAN

ANCAMAN).

(24)

 Perlakuan diskriminatif pada umumnya dialami oleh guru, sebagai akibat dari adanya suatu kebijakan atasan. Di mana dengan adanya perlakuan

diskriminatif tersebut guru merasa haknya dilanggar. (Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia).

(25)

Pada dasarnya intimidasi adalah sama dengan

ancaman, di mana guru mendapatkan tekanan, baik

fisik maupun psikologis. Namun demikian, biasanya

tindakan intimidasi dilakukan guna mencapai tujuan

tertentu (Perbuatan tersebut memenuhi

unsur-unsur Sebagaimana diatur dalam ketentuan

KUHPidana Buku kedua ,BAB XVIII, Tentang

KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN

SESEORANG dan BAB XXIII, Tentang PEMERASAN

DAN ANCAMAN)

(26)

 Perlakuan tidak adil merupakan tindakan yang melanggar rasa keadilan yang berlaku sebagaimana diamanatkan

norma hukum dan norma sosial lainnya. Guru biasanya mendapatkan perlakuan tidak adil mengenai upah,

tunjangan, promosi, dan hak-hak lainnya, yang bersifat materil maupun immateril (Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia)

(27)

 Pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

 Pemberian imbalan yang tidak wajar

 Pembatasan dalam menyampaikan pandangan

 Pelecehan terhadap profesi

 Pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas

.

Perlindungan profesi

sebagaimana dimaksud Pasal 39 ayat (4) UUGD mencakup perlindungan terhadap

(28)

Pemutusan Hubungan Kerja bagi guru pada

dasarnya harus mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Seperti

diatur dalam Undang-undang Tentang

Kepegawaian dan Ketenagakerjaan). Namun

demikian pada kenyataannya Pemutusan

Hubungan Kerja bagi guru tidak didasarkan atas

peraturan perundang-undangan yang ada,

melainkan berdasarkan atas kebijakan atasan

semata.

1. PHK yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang yang berlaku

(29)

 Guru pada umumnya sering mendapatkan imbalan yang tidak wajar berkaitan dengan profesinya dan haknya sebagaimana telah ditentukan dalam

ketentuan undang-undang atau perjanjian kerja baik di dalam maupun di luar kegiatan pokoknya sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang memerlukan tenaga dan pikiran.

(30)

Pemandangan yang berbeda-beda ini berkaitan erat

dengan Hak Asasi Manusia. Namun terkadang, guru

mendapatkan pembatasan dalam penyampaian

pemandangan. Hal ini akan menghambat daya

kreatif dan inovatif guru. Dengan dibatasinya

peyampaian pemandangan maka sumbangan

pemikiran bagi kemajuan pendidikan akan

terhambat (Sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi

Manusia).

3. Pembatasan dalam penyampaian

pemandangan

(31)

Pelecehan terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan kerap terjadi, sebagai contoh yaitu

pencemaran nama baik dan penghinaan yang

dilakukan oleh atasan, rekan sejawat maupun

orangtua siswa, sehingga penghinaan tersebut

telah melecehkan harkat dan martabatnya sebagai

pendidik dan tenaga kependidikan (Perbuatan

tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam

ketentuan KUHPidana Buku kedua BAB XVI,

Tentang PENGHINAAN)

(32)

 Pembatasan dan pelarangan lain yang dialami oleh guru sangatlah beragam,

oleh karena itu perlu adanya penelitian lapangan dan

pengkajian lebih jauh mengenai pembatasan/pelarangan yang dimaksud.

5. Pembatasan/pelarangan lain yang dpt

menghambat dlm pelaksanakan tugas

(33)

Guru berhak mendapatkan perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan

pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan

terhadap resiko:

gangguan keamanan kerja,

kecelakaan kerja,

kebakaran pada waktu kerja,

bencana alam,

kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.

Perlindungan Keselamatan dan

Kesehatan kerja

(34)

 Guru memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(35)

GURU SEBAGAI SUBYEK

HUKUM BUKAN SEBAGAI

OBYEK HUKUM

SUBYEK HUKUM ADALAH PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN

(36)

 Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;

 Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

 Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;

 Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

 Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas

keprofesionalan;

 Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi

kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan

(37)

Memperoleh rasa aman dan jaminan

keselamatan dalam melaksanakan tugas;

Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam

organisasi profesi;

Memiliki kesempatan untuk berperan dalam

penentuan kebijakan pendidikan;

Memperoleh kesempatan untuk

mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi;

dan/atau

Memperoleh pelatihan dan pengembangan

profesi dalam bidangnya.

(38)

1. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran;

2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

(39)

3. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status

sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

(40)

Siapa yang mempunyai

kewajiban dalam

memberikan perlindungan ?

Apa konsekuensinya ?

(41)

Siapa yang mempunyai kewajiban dalam

memberikan perlindungan dengan tegas

disebutkan dalam Pasal 39 ayat (1) UUGD

:

1.

Pemerintah

2.

Pemerintah Daerah

3.

Masyarakat

4.

Organisasi Profesi

5.

Satuan Pendidikan

(42)

Konsekuensi logis dari amanat pasal 39 tersebut di

atas adalah bahwa ke 5 komponen tersebut diatas

harus selalu pro aktif dan bersungguh-sungguh

melaksanakan kewajibannya karena merupakan

tuntutan undang-undang. Artinya, karena

merupakan tuntutan undang-undang maka setiap

guru dalam jabatannya berhak untuk meminta

perlindungan kepada 5 komponen tersebut di atas

baik berupa advokasi maupun bentuk bantuan

hukum lainnya, pada saat mengalami permasalahan

hukum

(43)

APA YANG TELAH DILAKUKAN

OLEH KELIMA KOMPONEN

(44)

 Sejalan dengan rencana strategis penghargaan dan perlindungan (Harlindung) pendidik dan tenaga

kependidikan sebagaimana yang dicanangkan oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka sebagai strategi Implementasi untuk mengefektifkan dan

mengoptimalkan program-program kerja Harlindung tersebut, khususnya yang berkaitan dengan aspek

perlindungan di daerah, telah di bentuk suatu kemitraan dengan unsur-unsur birokrat, perguruan tinggi, organisasi dan asosiasi profesi, praktisi hukum dan masyarakat

(45)

Selain peran serta pemerintah pusat melalui bentuk

kemitraan di atas, maka peranan dan tanggung

jawab Pemerintah Daerah juga sangat besar dalam

kewajibannya memberikan perlindungan kepada

guru-guru di daerah. Namun demikian, satu hal

yang sangat penting dalam rangka kepastian

hukum, perlu kiranya diperhatikan

persoalan-persoalan yang menyangkut harmonisasi dan

sinkronisasi antara kebijakan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah

(46)

 Kewajiban organisasi profesi dalam memberikan

perlindungan bagi guru secara tegas dinyatakan dalam Pasal 42 UUGD

 Organisasi profesi guru selain memiliki kewenangan dalam menetapkan dan menegakkan kode etik guru, juga memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan hukum kepada guru dan memberikan perlindungan profesi guru

(47)

Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:

1.

menetapkan dan menegakkan kode etik guru;

2.

memberikan bantuan hukum kepada guru;

3.

memberikan perlindungan profesi guru;

4.

melakukan pembinaan dan pengembangan

profesi guru; dan

5.

memajukan pendidikan nasional

.

(48)

 Sebagai mana yang telah ditentukan dalam UUGD, maka

keberadaan suatu organisasi profesi guru dituntut untuk pro aktif memberikan perlindungan dan bantuan

hukum/advokasi kepada guru melalui LKBH organisasi, di sisi lain guru yang mendapat permasalahan hukum dapat menuntut untuk meminta bantuan hukum/advokasi kepada LKBH organisasi profesi tersebut

(49)

Selain melalui organisasi profesi guru,

pemerintah telah pula membentuk kemitraan

dengan unsur praktisi dan atau/ masyarakat

dalam memberikan perlindungan dan bantuan

hukum/ advokasi kepada guru.

(50)

Diharapkan lebih pro aktif dan

bersungguh-sungguh dalam membantu memberikan

perlindungan kepada guru

(51)

 Sejalan dengan Pertama, kedudukan guru sebagai tenaga

profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kedua, fungsi guru untuk meningkatkan martabat dan peran guru

sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ketiga, Profesi guru merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas, maka untuk mewujudkan eksistensi, fungsi,

peran dan profesionalitas guru tersebut di atas diperlukan suatu kepastian hukum dan rasa keadilan bagi setiap guru dalam

menjalankan profesinya

(52)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Implementing Agency : Directorate General of Human Settlements, Ministry of Public Worksa. To provide Wastewater Treatment Facility;

penggunaan sebuah kriteria (atau beberapa kriteria) Proses keputusan harus memperhatikan baik jumlah hasil dalam unit moneter dan unit pengukuran. lainnya atau dibuat secara

A few key words describing reliability in quantitative words are: mean time to failure, mean time between failures, mean time between/before maintenance actions, mean

residu yang diperoleh, diekstraksi kembali dengan pelarut.. yang sama, sampai seluruh

SISTEM PAKAR D IAGNOSA AUTISME PAD A ANAK D ENGAN METOD E FORWARD CHAINING D AN CERTAINTY FACTOR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Improve performance by mapping multiple programs Into the same physical memory, giving each program a virtual machine. Providing the last two points requires ;I

Penelitian ini merekomendasikan untuk mengedukasi kepala keluarga dalam rangka kesehatan melalui kegiatan konseling terpadu yang membahas isu seputar perilaku merokok,