MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA
DI KELAS V SDN 68 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
Abubakar Timumun
(Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing
Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, MPd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK
Abubakar Timumun. 2013 “Meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam melalui metode eksperimen pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo”. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I : Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd,dan Pembimbing II : Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini Apakah dengan menggunakan metode eksperimen, hasil belajar siswa tentang peristiwa alam di kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo dapat meningkat? Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam melalui metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo. Hasil analisis data menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo pada pembelajaran tentang peristiwa alam dari siklus ke siklus. Hal tersebut ditunjukan oleh hasil belajar siswa pada setiap siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I, dari jumlah siswa sebanyak 11 orang, siswa yang memperoleh nilai yang mencapai ketuntasan dengan indikator kinerja mencapai 75% dari hasil yang dicapai pada siklus I adalah 55% atau 6 orang memperoleh nilai baik hal ini belum berhasil, sehingga dilaksanakan tindakan ke siklus II, hasil yang diperoleh dengan ketuntasan mencapai 91% atau 10 orang dan 1 orang belum tuntas bila dipersentasekan mencapai 9% hasil capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan.Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi peristiwa alam mengalami peningkatan yang bermakna dan dinyatakan berhasil, sehingga dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan diterima.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Peristiwa Alam,Metode Eksperimen BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar guru harus mampu mengatur dan mengelola pembelajaran. Karena itu guru harus memiliki kemampuan atau skill yang mantap dan professional dalam mengambil tindakan. Dengan pengelolaan kegiatan pembelajaran yang baik maka tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai. Untuk itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman yaitu dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dibarengi dengan pemberian motivasi agar siswa dapat aktif dalam belajar.
Namun sesuai kenyataan di lapangan, yaitu di kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo pada tahun pelajaran 2011/2012 semester genab, dalam pembelajaran IPA penggunaan metode ini belum optimal, diantaranya pada saat proses pembelajaran siswa cenderung bermain, akibatnya substansi materi yang diajarkan guru tidak semuanya dipahami siswa, bila depersentasikan hasil
belajar belajar siswa mencapai 33 % yang memperoleh kriteria baik dan 67% memperoleh kriteria kurang.
Untuk menghindari hal di atas, maka guru harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.Salah satunya dengan metode Eksperimen . Nurhadi, dkk (2004: 42) mengatakan bahwa “Eksperimen adalah suatu proses mencari jawaban satu masalah itu terjadi”. Senada dengan itu Rostiyah (2001: 80) mengemukakan bahwa “Eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatann itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1 Hakikat Hasil belajar Siswa Tentang Peristiwa Alam 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perilaku individu yang banyak dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Hasil belajar menurut Sadiman (2009:23) adalah “suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2010:345) “Hasil belajar adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar”. Suharsimi (2005:56) menyatakan bahwa hasil belajar (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan hasil belajar, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.
Menurut Mulyasa (2007:80) bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata atau bunyi atau simbol, serta kemampuan untuk bernalar”. Selanjutnya Bloom (dalam Uzer, 2006:35) menjelaskan hasil belajar mengacu pada kemampuan memahami makna materi . aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Hasil belajar yaitu cara seseorang individu mengeksplorasi pengetahuan – pengetahuan yang di dapatkannnya dan
ketika individu tersebut mendapatkan apa yang telah ia capai dengan pengetahunnya,maka secara spontan akan mengeluarkan ekspresi yang tak terduga.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau keberhasilanbelajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal (dari diri sendiri) b. Faktor eksternal (dari luar diri) 2.1.2 Peristiwa Alam
Peristiwa jika diartikan berarti kejadian,sedangkan alam berarti lingkungan jadi jika diartikan atau disimpulkan peristiwa alam yaitu kejadian – kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar diantaranya : a. Banjir
b. Angin
c. Gelombang Air Laut d. Gempa Bumi e. Gunung Meletus
2.2 Hakikat Metode Eksperimen 2.2.1 Pengertian
Metode eksperimen merupakan bagian inti dari pembelajaran CTL (contextual teaching and learning). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Nurhadi, dkk (2004: 42) mengatakan bahwa “Eksperimen adalah suatu proses mencari jawaban satu masalah itu terjadi”. Senada dengan itu Rostiyah (2001: 80) mengemukakan bahwa “Eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatann itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”.
Eksperimen adalah bertanya, bertanya disini adalah bertanya yang baik dan bukan asal bertanya. Pertanyaan harus berhubungan dengan apa yang dibicarakan. Pertanyaan yang diajukan harus dapat dijawab sebagian atau keseluruhannya. Pertanyaan harus dapat diuji dan diselidiki secara bermakna. Menurut Sumantri (1999: 164) “Eksperimen disebut juga penemuan yang merupakan teknik relatif baru yang diperkenalkan pada guru-guru bersamanya dengan meluasnya CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)”.
Eksperimen merupakan ketrampilan yang banyak dihubungkan dengan Sains ( Ilmu pengetahuan ). Eksperimen dilakukan melalui berbagai percobaan yang dilakukan siswa bersama guru dan pada akhirnya siswa dapat melakukannya secara mandiri tanpa di perintahkan oleh guru. Kegiatan eksperimen dapat dilakukan dengan atau tampa alat khusus. Lingkungan yang ada di sekitar siswa merupakan salah satu sumber belajar yang dapat di optimalkan untuk mencapai proses dan hasil belajar yang berkualitas bagi siswa di hadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, yang lebih nyata, lebih aktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan, (Badru zaman 2008-8.4 )
Secara umum pengertian eksperimen adalah penemuan sendiri tentang apa yang sedang diteliti melalui suatu tindakan yang dilakukan untuk mencari, mengumpulkan dan menyusun keterangan mengapa sesuatu itu terjadi khususnya bagi siswa itu sendiri.
2.2.2 Prinsip-Prinsip Eksperimen
Dalam menerapkan metode eksperimen hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaannya, berikut prinsip eksperimen menurut ahli . Prinsip-prinsip eksperimen Suharsimi Arikunto (2009:57) adalah sebagai berikut: (a) Berorientasi pada pengembangan intelektual, tujuan utama dari eksperimen adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi dalam pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan teknik eksperimen bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. (b) Prinsip interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. (c)Prinsip bertanya, peran guru yang harus dilakukan dalam teknik eksperimen adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya seudah merupakan sebagian dari proses berpikir. (d) Prinsip belajar untuk, berpikir belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, mapupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan otak secara maksimal. (e) Prinsip keterbukaan, belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan segala sesuatu mungkin
saja terjadi. Oleh sebab itu, siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
2.2.3 Tujuan Pembelajaran Eksperimen
Metode eksperimen atau penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Adapun tujuan pembelajaran teknik eksperimen adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya. b. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya. c. Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak
ada habisnya.
d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup
Dengan mengetahui dan mempelajari kelemahan eksperimen memerlukan pemikiran secara ilmiah, sehingga guru harus lebih jeli dalam menerapkan metode ini, menyesuaikan materi yang dianggap paling tepat sesuai dengan tingkat pemikiran siswa sekolah dasar.
2.4 Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Hasil belajar Siswa Tentang Peristiwa Alam
Dalam melaksanakan eksperimen agar eksperimen dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai secara baik pula, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perlu menjelaskan tujuan yang akan dicapai melalui eksperimen kepada siswa
2. Menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang akan ditempuh dalam eksperimen serta persiapan alat-alat eksperimen
3. Membantu siswa untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan serta alat-alat yang akan diperlukan dalam eksperimen
4. Setelah eksperimen dilakukan berilah kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya dengan membandingkan hasil eksperimen temannya dengan membandingan hasil eksperiman temannya sehingga dapat memberikan peluang untuk saling tukar pendapat dan saling lengkapi-melengkapi kekurangan yang dimilikinya
5. Memberikan kesimpulan dan catatan seperlunya terhadap eksperimen yang baru saja dilakukan
6. Diharapkan siswa dapat memberikan ikhtisar berupa laporan mengenai hasil eksperimen mereka.
Jika disimpulakan Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Hasil belajar Siswa tentang peristiwa alam yaitu penemuan – penemuan sendiri yang dilakukan oleh anak didik seputar materi ipa tentang kejadian – kejadian yang terjadi di alam sekitar kita.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama kurang lebih 3 bulan yakni sejak bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013 di sdn 68 kota timur kota gorontalo
3.1.1 Observasi Awal
Hasil oservasi dapat dilihat pada table di bawah ini
Skor Ketuntas Jumlah Siswa Persentase
≥ 6.5 (Tuntas) 4 36%
≤ 6.4 (blm Tuntas) 7 64%
11 100%
3.1.2 Hasil Pengamatan pelaksanaan Siklus 1
Skor Ketuntas Jumlah Siswa Persentase
≥ 6.5 (Tuntas) 6 55%
≤ 6.4 (blm Tuntas) 5 45%
11 100%
3.1.3 Hasil Belajar Siklus I
Dari hasil data pada table diatas Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 55 % atau 6 orang dari jumlah seluruh siswa (11 siswa ) dan 45 % atau 5 orang dari seluruh siswa (11siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM.
3.1.2 Deskripsi hasil pengamatan Siklus 2
Skor Ketuntas Jumlah Siswa Persentase
≥ 6.5 (Tuntas) 10 91%
≤ 6.4 (blm Tuntas) 1 9 %
11 100%
3.1.3 Hasil Belajar Siklus 2
Pada tabel diatas dapat dilihat siswa telah memenuhi KKM yaitu 10 siswa sedangkan 1 siswa masih berada dibawah KKM. Pada tabel Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus II Kelas V SDN 68 Kota Timur Kota Gorontalo Semester 2 Tahun 2012/2013 terlihat bahwa yang ketuntasan belajar
dicapai sebesar 91 % artinya 10 siswa telah mencapai nilai melebihi KKM, sedangkan 1 siswa masih dibawah KKM
3.2 PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ditunjukan pada peningkatan skor rata-rata. Hasil penelitian ini menunjukan, jelaslah bahwa penggunanan Metode Eksperimenpada pembelajaran IPA khusunya materi peristiwa alam sangat tepat digunakan dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksaaan penelitian ini sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu adalah untuk mencapai indikator kinerja sebagai berikut:
a. Hasil belajar siswa 75% menunjukan nilai baik atau nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal adalah (KKM) 6,5.
b. Daya serap seluruh siswa mencapai presentase 75 %.
Data yang diperoleh melalui pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan Metode Eksperimenmenunjukan bahwa masih terdapat 45% siswa yang memperoleh nilai 6,5 kebawah, dan yang mendapat nilai 6,5 ke atas mencapai 55 %. Tentunya hasil ini tidak sesuai dengan indikator kinerja yang diharapkan, untuk itu sesuai dengan hasil refleksi bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa kelemahan yang dilakukan pada siklus I, maka tindakan dalam penelitian harus dilanjutkan pada siklus II.
Dari hasil refleksi diadakanlah perbaikan langkah-langkah pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang melebihi indikator kinerja, yang nampak pada hal-hal sebagai berikut.
a. Siswa yang memperoleh nilai 6,5 kebawah berjumlah 1 orang atau 9%
b. Siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas berjumlah 10 orang siswa atau 91%, dan
Berdasarkan hasil data tersebut, hasil belajar siswa memperoleh peningkatan yang baik pada pembelajaran IPA pada materi peristiwa alam melalui Metode Eksperimen serta menerapkan langkah-langkah pembelajaran perbaikan yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I yang berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh pada siklus II. Artinya bahwa, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi peristiwa alam meningkat. Dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini dapat Diterima.
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Penggunaan Metode Eksperimen ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas SDN 68 Kota Timur, dengan hasil belajar dari observasi awal 36% hingga mencapai 91%. Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sampai pada dua siklus, dengan menyempurnakan hal-hal yang terdapat pada siklus I, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi peristiwa alam mengalami peningkatan yang bermakna dan dinyatakan berhasil, sehingga dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan
4.2 Saran
Berdasarkan beberapa simpulan tersebut dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: a. Guru dalam melakukan pembelajaran IPA materi energi dan penggunannya diharapkan
menggunakan metode eksperimen karena telah terbukti meningkatkan hasil belajar
b. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen bagus untuk diterapkan untuk mengajarkan kepada siswa tentang bagaimana cara menemukan dan membuktikan sebuah hipotesa
c. Bagi sekolah hendaknya memberikan dorongan dan dukungan kepada gurunya untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen
d. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih luas sebagai pengembangan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jannah Hasanah.
Hendro, Darmojo, 2002. Pendidikan IPA di SD, Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek tenaga Kependidikan, Jakarta.
Mulyasa,E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda Karya.
Nurkancana. 2007. Minat Belajar. Bandung: Depdikbud. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Konstektual Dalam Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.
Rostiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sadiman. 2009. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Suryasubrata, 2003. Kapita Selekta Pendidikan SD Universitas Terbuka, Dikbud, Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Uzer, Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya : Bandung.
Winataputra, 2000. Strategi Belajar Mengajar, Proyek Peningkatan Mutu Guru SD D-II : Jakarta. Zaman Badru. 2008. Pedoman Praktis Mengajar, Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran.