• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU

NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP

PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a.

b.

c.

bahwa untuk menjabarkan ketentuan Pasal 115 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Peraturan Produk Hukum Daerah yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah dapat mendelegasikan penandatanganan Keputusan Kepala Daerah kepada Sekretaris Daerah dan pimpinan perangkat daerah;

bahwa sampai pada saat ini pada Lingkup Pemerintah Kabupaten Lamandau belum memiliki pedoman dalam penyusunan Keputusan yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah dan pimpinan perangkat daerah, maka diperlukan suatu pedoman yang mengatur adanya keseragaman sehingga tercipta kepastian hukum dalam penyusunannya;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan Keputusan Sekretaris Daerah dan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Di lingkup Pemerintah Kabupaten Lamandau.

(2)

Mengingat : 1.

2.

3.

4.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundangan-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS

DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAH

KABUPATEN LAMANDAU BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah daerah Kabupaten Lamandau.

(3)

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

4. Bupati adalah Bupati Lamandau.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lamandau.

6. Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau.

7. Keputusan Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut SK Sekda adalah surat Keputusan yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah sesuai dengan pendelegasian yang diberikan oleh bupati.

8. Keputusan Kepala SKPD yang selanjutnya disingkat SK Ka SKPD adalah surat keputusan yang ditandatangani oleh Kepala SKPD sesuai dengan pendelegasian yang diberikan oleh bupati.

9. Nota Pertimbangan adalah surat yang dibuat oleh pejabat dilingkungan sekretariat daerah dan SKPD untuk mengajukan konsep keputusan kepada pimpinan untuk mendapat penandatanganan yang isi intinya alasan mengapa SK tersebut di buat dan diterbitkan.

10. Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas yang selanjutnya disingkat NPKD adalah surat Pengajuan permintaan untuk penandatanganan dokumen yang sudah mendapat sinkronisasi, harmonisasi dan telah diperbaiki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dari pejabat dan bagian yang membidangi hukum di sekretariat daerah dan SKPD.

11. Atistensi adalah garis koordinasi koreksi secara berjenjang dari pejabat yang memberikan paraf untuk membenarkan SK yang telah mendapat sinkronisasi, harmonisasi dan koreksi bahwa naskah SK tersebut telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memenuhi syarat untuk ditandatangani. Dimana paraf tersebut hanya dilakukan oleh pejabat yang melakukan koreksi, pada sekretariat daerah dilakukan oleh Kasubag Perundang-undangan, Kabag Hukum, Asisten Pemerintahan dan Kesra sedangkan pada SKPD dilakukan oleh Kasubag yang membidangi dan sekretaris.

Pasal 2

(1) Maksud dibentuknya peraturan bupati ini adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan SK Sekda dan SK Ka SKPD.

(4)

(2) Tujuan dibentuknya peraturan bupati ini adalah sebagai acuan dalam menyusun SK Sekda dan SK Ka SKPD sehingga lebih mempermudah SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Lamandau untuk membuat SK Sekda dan SK Ka SKPD tersebut sehingga bentuk dan tata naskah yang di pergunakan sama dan seragam.

Pasal 3

Asas dalam penyusunan SK Sekda dan SK Ka SKPD terdiri atas:

a. asas efisien dan efektif yaitu penyusunan SK Sekda dan SK Ka SKPD harus lebih pleksibel baik penulisan, penggunaan lembar naskah, spesifikasi informasi yang disampaikan dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar sehingga mudah dipahami;

b. asas pembakuan yaitu penyusunan SK dilakukan melalui tatacara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga naskah yang digunakan seragam; c. asas akuntabilitas yaitu penyelenggaraan penyusunan SK harus dapat

dipertanggungjawabkan baik dari isi, format, prosedur, kewenangan, keabsahan dan dokumentasi;

d. asas keterkaitan yaitu SK yang disusun dilakukan dalam satu kesatuan sistem yang mana keterkaitan yang diatur harus jelas sehingga tidak menimbulkan kekaburan materi yang diatur;

e. asas kecepatan dan ketepatan yaitu naskah SK yang disusun tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan SOP yang berlaku; dan

f. asas keamanan yaitu penyelenggaraan tata naskah SK harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan dan pendistribusiannya.

Pasal 4

Prinsip-prinsip penyelenggaraan dalam penyusunan SK Sekda dan SK Ka SKPD, adalah sebagai berikut:

a. ketelitian yaitu penyusunan dilakukan secara teliti dan cermat baik dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa dan ejaan dalam pengetikan;

b. kejelasan yaitu penyusunan dilakukan dengan memperhatikan kejelasan aspek fisik dan materi dengan tepat, sehingga SK yang disusun tersebut sesuai dengan tata naskah yang ditetapkan termasuk kejelasan kesesuaian materi yang akan diatur;

(5)

c. singkat dan padat yaitu penyusunan SK tidak berbelit-belit, tidak tumpang tindih antara diktum, keterkaitan antar diktum jelas.

Pasal 5

Ruang lingkup peraturan bupati ini adalah: a. Jenis keputusan;

b. Tata cara penyusunan;

c. Tata cara pengajuan, penandatanganan, penomoran dan pendokumentasian; d. Tata cara penulisan; dan

e. Pemberlakukan.

BAB II

JENIS KEPUTUSAN Pasal 6

(1) SK yang diatur dalam peraturan bupati ini adalah keputusan bupati yang didelegasikan penandatanganannya kepada Sekda dan kepala SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi Sekda dan masing-masing Ka SKPD dalam bentuk dan susunan produk hukum.

(2) SK sebagaimana dimaksud ayat (1), adalah meliputi : a. SK sekretaris daerah; dan

b. SK kepala SKPD.

(3) SK sebagaimana dimaksud ayat (2), bersifat penetapan.

BAB III

TATA CARA PENYUSUNAN Bagian Kesatu

Keputusan Sekretaris Daerah Pasal 7

(1) SK Sekda merupakan keputusan yang ditandatangani oleh sekretaris daerah untuk penetapan kebijakan pelaksanaan program kerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan pendegelegaiaan yang diberikan bupati.

(2) Rincian cara penyusunan dan Format SK Sekda sebagaimana dimaksud ayat (1), sebagaimana terlampir pada lampiran I dan lampiran II peraturan ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

(6)

Bagian Kedua

Keputusan Kepala SKPD Pasal 8

(1) SK Ka SKPD merupakan keputusan yang ditandatangani oleh Ka SKPD untuk penetapan kebijakan pelaksanaan program kerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan pendegelegaiaan yang diberikan bupati. (2) Rincian cara penyusunan dan Format SK Ka SKPD sebagaimana dimaksud ayat (1), sebagaimana terlampir pada lampiran III dan lampiran IV peraturan ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

BAB IV

TATA CARA PENGAJUAN, PENANDATANGANAN, PENOMORAN DAN PENDOKUMENTASIAN

Pasal 9

(1) Sebelum ditandatangani draf rancangan SK Sekda, terlebih dahulu disampaikan dan diajukan kepada Sekda melalui bagian hukum.

(2) Pengajuan sebagaimana dimaksud ayat (1), dengan disertai nota pertimbangan yang ditandatangani oleh kepala bagian atau asisten dimana asal SK tersebut dibuat.

(3) Pengajuan SK disertai dengan melampirkan dasar hukum yang berkaitan dengan pengajuan SK.

(4) Setelah selesai dikoreksi, bagian hukum menyampaikan hasil koreksi tersebut berupa surat yang ditanda tangani oleh kepala bagian hukum dan pejabat dan/atau pengawai yang melakukan koreksi.

(5) SK yang sudah diperbaiki sesuai dengan hasil koreksi dibubuhi cap koordinasi dari bagian yang mengajukan dan diparaf oleh pejabat mulai dari kasubag, kabag dan asisten.

(6) Setelah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (5), bagian hukum membuat NPKD yang ditandatangani oleh Kabag hukum sekaligus membubuhi cap koordinasi dari bagian hukum yang diparaf oleh kasubag perundang-undangan, kabag hukum dan asisten pemerintahan dan kesra. (7) Pada kolom atistensi diparaf oleh kasubag perundang-undangan, kabag

hukum dan asisten pemerintahan dan kesra.

(8) Setelah SK tersebut sudah memenuhi sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6) dan ayat (7), maka SK dapat ditandatangani oleh Sekda.

(7)

Pasal 10

(1) Dalam hal kabag hukum berhalangan/perjalanan dinas maka NPKD ditandatangani oleh asisten, dan apabila asisten berhalangan/perjalanan dinas maka NPKD tersebut ditandatangani oleh Kasubag yang membidangi. (2) Kasubag perundang-undangan dapat mendelegasikan tugasnya kepada

kasubag yang ada pada bagian hukum untuk melakukan koreksi dan memaraf pada kolom atistensi dan kolom cap koordinasi apabila sedang berhalangan/perjalan dinas.

Pasal 11

(1) Sebelum ditandatangani draf rancangan SK Ka SKPD, terlebih dahulu disampaikan dan diajukan kepada kepala dinas melalui kasubag yang mempunyai topoksi melakukan koreksi.

(2) Pengajuan sebagaimana dimaksud ayat (1), dengan disertai nota pertimbangan yang ditandatangani oleh kepala bidang yang mengajukan SK tersebut.

(3) Pengajuan SK disertai dengan melampirkan dasar hukum yang berkaitan dengan pengajuan SK.

(4) Setelah dikoreksi, subbagian yang melakukan koreksi menyampaikan hasil koreksi kepada bidang, berupa surat yang ditanda tangani oleh pejabat dan/atau pengawai yang melakukan koreksi.

(5) Dalam hal koreksi sebagaimana dimaksud ayat (4), subbagian yang melakukan koreksi dapat berkonsultasi dengan Bagian Hukum.

(6) SK yang sudah diperbaiki sesuai hasil koreksi dibubuhi cap koordinasi dari bidang yang mengajukan dan diparaf oleh kepala seksi dan kepala bidang. (7) Setelah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (5), subbagian yang

melakukan koreksi membuat NPKD yang ditandatangani oleh sekretaris sekaligus membubuhi cap koordinasi yang diparaf oleh kasubag yang melakukan koreksi dan sekretaris.

(8) Pada kolom atistensi diparaf oleh kasubag yang melakukan koreksi dan sekretaris.

(9) Setelah SK tersebut sudah memenuhi sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6) dan ayat (7), maka SK dapat ditandatangani oleh kepala dinas.

Pasal 12

(1) Dalam hal sekretaris berhalangan/perjalanan dinas maka NPKD ditandatangani oleh kasubag yang melakukan koreksi.

(2) Apabila kasubag yang melakukan koreksi berhalangan/perjalanan dinas maka NPKD dapat ditandatangani oleh kepala bidang yang mengajukan SK

(8)

dan/atau kepala seksi yang saat itu mewakili apabila kepala bidang berhalangan/perjalanan dinas.

Pasal 13

a. Arsib Salinan asli SK yang telah ditandatangani oleh kepala SKPD sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (9), disampaikan ke bagian hukum untuk diarsibkan dengan dibubuhkan cap salinan bahwa SK tersebut disalin sesuai aslinya.

b. Penandatanganan pada salinan sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan oleh Kasubag yang melakukan koreksi dan pendokumentasian arsib SK pada SKPD.

Pasal 14

(1) Penomoran SK Sekda menggunakan Nomor:

188.45/(agenda)/(bulan)/HUK/(tahun pembuatan).

(2) Penomoran SK Ka SKPD dengan menggunakan nomor lasifikasi masing-masing SKPD.

(3) Penomoran SK dibuat pada agenda tersendiri, tidak menyatu dengan pengagendaan surat masuk dan surat keluar, agenda peraturan daerah dan peraturan bupati.

Pasal 15

Pendokumentasian SK Sekda oleh bagian hukum dilakukan Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum, sedangkan Pendokumentasian SK Ka SKPD dilakukan oleh subbagian yang mempunyai uraian tugas untuk itu.

BAB V

TATA CARA PENULISAN Pasal 16

(1) Penulisan SK Sekda dan SK Ka SKPD diketik menggunakan huruf Bookman Old Style dengan ukuran huruf 12.

(2) SK sebagaimana dimaksud ayat (1), dicetak dengan menggunakan kertas F4 warna putih dengan tinta warna hitam yang ditandai secara khusus oleh internal masing-masing, menggunakan nomor dengan digit-digit angka tertentu yang diletakkan pada halaman belakang SK yang dicetak

(9)

(3) SK Sekda dan SK Ka SKPD menggunakan logo lambang daerah dengan kop masing-masing SKPD.

BAB IV PENUTUP

Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di Nanga Bulik pada tanggal 8 Juni 2015

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 9 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ARIFIN LP. UMBING

BERITA DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2016 NOMOR 453

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,

ELLY YOSSEPH,SH

(10)

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016

TANGGAL 8 Juni 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU

SK SEKRETARIS DAERAH

Cara penyusunan SK Sekda terdiri dari:

a. Kepala

Bagian kepala keputusan terdiri dari:

1. kop naskah dinas, yang berisi logo daerah dengan kop sekretariat daerah yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

2. kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

3. nomor keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 4. kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;

5. judul keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital; dan

6. nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.

b. Konsiderans

Bagian konsiderans keputusan terdiri dari:

1. kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat

alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu ditetapkannya keputusan; 2. kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-undangan

sebagai dasar pengeluaran keputusan.

3. Kata Memperhatikan, yaitu konsideran tambahan berupa naskah dinas sebagi acuan apa bila diperlukan dalam penyusunan SK

c. Diktum

Bagian diktum keputusan terdiri dari:

1. diktum dimulai dengan kata memutuskan yang dikuti dengan tanda baca titik dua (:) di belakang kata memutuskan yang ditulis dengan huruf kapital dan diikuti kata menetapkan dengan tanda baca titik dua (:) di belakang kata menetapkan di tepi kiri dengan huruf awal kapital;

2. substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital; dan

3. untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi dengan Salinan dan Petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Batang Tubuh

Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh substansi keputusan diuraikan dengan diawali bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya dengan huruf kapital.

(11)

e. Kaki

Bagian kaki keputusan terdiri dari:

1. tempat dan tanggal penetapan keputusan;

2. jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;

3. tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan;

4. nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar, pangkat/golongan dan NIP.

f. Pengabsahan

1. Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan.

2. Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama pejabat penanda tangan, dan

3. dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.

g. Kolom Atistensi

Kolom atistensi merupakan kolom garis koordinasi koreksi secara berjenjang dari pejabat yang melakukan koreksi bahwa naskah SK tersebut telah sesuai dan memenuhi syarat untuk ditandatangani, terdiri dari 3 kolom yang di tempatkan pada sisi kanan bawah tempat pembubuhan paraf.

Ditetapkan di Nanga Bulik pada tanggal 8 Juni 2016

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 9 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

(12)

LAMPIRAN II

PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016

TANGGAL 8 Juni 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU

BENTUK SK SEKRETARIS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU SEKRETARIAT DAERAH

Alamat : Komplek Perkantoran Bukit Hibul Nanga Bulik Telp. 432 Fax. (0425) 593910440 NANGA BULIK 74162

KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH ... (Nama Kabupaten) NOMOR :188.45/.../.../HUK/...

TENTANG

(Judul Keputusan Sekretaris Daerah) SEKRETARIS DAERAH .... (Nama Kabupaten), Menimbang Mengingat Memperhatikan : : : a. b. c. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. bahwa ...; bahwa ...; dan seterusnya. Undang-Undang...; Peraturan Pemerintah...; Dan seterusnya. ...; ...; dan seterusnya...; (jika diperlukan) MEMUTUSKAN : Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT : : : : : ...; ...; ...; Keputusan Sekretaris Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di … pada tanggal …..

SEKRETARIS DAERAH ...., (Nama Kabupaten) (Nama, Tanpa Gelar dan Pangkat)

Salinan sesuai aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,

NAMA Pangkat

NIP.

(13)

Ditetapkan di Nanga Bulik pada tanggal 8 Juni 2016

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 9 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

(14)

LAMPIRAN III

PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016

TANGGAL 8 Juni 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU

SK KA SKPD

Cara penyusunan SK KA SKPD terdiri dari:

a. Kepala

Bagian kepala keputusan terdiri dari:

1. kop naskah dinas, yang berisi logo daerah dengan kop SKPD yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

2. kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

3. nomor keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 4. kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;

5. judul keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital; dan

6. nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.

b. Konsiderans

Bagian konsiderans keputusan terdiri dari:

1. kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu ditetapkannya Keputusan;

2. kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran keputusan.

3. Kata Memperhatikan, yaitu konsideran tambahan berupa naskah dinas sebagi acuan apa bila diperlukan dalam penyusunan SK

c. Diktum

Bagian diktum keputusan terdiri dari:

1. diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di tepi kiri dengan huruf awal kapital;

2. substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital; dan

3. untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi dengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Batang Tubuh

Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh substansi keputusan diuraikan diawali dengan bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya dengan huruf kapital.

(15)

e. Kaki

Bagian kaki keputusan terdiri dari:

1. tempat dan tanggal penetapan keputusan;

2. jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;

3. tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan;

4. nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar, pangkat/golongan dan NIP.

f. Pengabsahan

1. Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum pada SKPD atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan;

2. Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama pejabat penanda tangan; dan

3. dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.

g. Kolom paraf atistensi

Kolom atistensi merupakan kolom garis koordinasi koreksi secara berjenjang dari pejabat yang melakukan koreksi bahwa naskah SK tersebut telah sesuai dan memenuhi syarat untuk ditandatangani, terdiri dari 3 Kotak yang di tempatkan pada sisi kanan bawah tempat pembubuhan paraf.

Ditetapkan di Nanga Bulik pada tanggal 8 Juni 2016

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 9 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

(16)

LAMPIRAN IV

PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016

TANGGAL 8 Juni 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU

PEMERINTAH ... (Nama Kabupaten)

KEPALA SKPD... (Nama SKPD)

Alamat : ... Telp. ... (Alamat lengkap SKPD)

NANGA BULIK 74162

KEPUTUSAN KEPALA .... NAMA SKPD... KABUPATEN... (Nama Kabupaten) NOMOR :.../.../.../.../...

TENTANG (Judul SK Ka SKPD)

KEPALA ... NAMA SKPD....KABUPATEN ..., (Nama Kabupaten) Menimbang Mengingat Memperhatikan : : : a. b. c. 1. 2. 3. 1. 2. 3. bahwa ...; bahwa ...; dan seterusnya. Undang-Undang...; Peraturan Pemerintah...; dan seterusnya. ...; ...; dan seterusnya. (jika diperlukan) MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA : : : : ...; ...; Keputusan Sekretaris Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

ditetapkan di ... pada tanggal …...

KEPALA NAMA SKPD KABUPATEN ...., (Nama Kabupaten) (Nama, Tanpa Gelar dan Pangkat)

Salinan sesuai aslinya KEPALA SUBBAG..SKPD...., NAMA

Pangkat NIP.

(17)

Ditetapkan di Nanga Bulik pada tanggal 8 Juni 2016

BUPATI LAMANDAU, MARUKAN Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 9 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 95 Tahun 2016 tentang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung terhadap UMKM dengan cara memberikan informasi mengenai kendala penerapan akuntansi yang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kendal Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap maka peta ini merupakan suatu alat yang memudahkan proses

Sebut kan judul film dokumenter produksi Eagle Award Documentary Competition 2005-2010 yang anda anggap paling tidak menarik dan jelaskan alasannya!. Apakah perbedaan antara film