• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

Dosen Pengampu:

Ahmad Munir SH, MH.

Oleh: Kelompok 9

Isti’anatul Hidayah

(15053012)

Nalatys Syafa’ah

(15053024)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2017

(2)

2 BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sengketa

Suatu bisnis tentu tidak selalu dalam kondisi yang baik, disamping itu untuk mendapatkan keuntungan dan profit guna keberlangsungan usahanya kerap timbul terjadinya ketidakcocokan dan ketidaksepakatan sehingga mengakibatkan sengketa atau permasalahan hukum dalam bisnis yang dijalankan. Transaksi bisnis yang dijalankan harus disertai dengan kepercayaan diantara para pihak, namun hal ini tidak dapat menghilangkan kemungkinan adanya perselisihan atau perbedaan pendapat antara para pihak pebisnis. Jika hal ini terjadi maka harus segera diselesaikan secepat mungkin jangan dibiarkan berlarut-larut, apabila dibiarkan atau menunda penyelesaian sengketa, hal ini akan menimbulkan kerugian antara kedua belah pihak. Hal yang sangat tepat dilakukan yaitu dengan menyelesaikan masalah sengketa tersebut, baik dilakukan di pengadilan maupun diluar pengadilan. Menurut Ali Achmad, sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari presepsi yang berbeda tentang suatu kepemilikan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum antara keduanya.1

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sengketa adalah segala sesuatu atau perilaku yang mengakibatkan pertentangan antara kedua pihak lembaga atau lebih yang menimbulkan akibat hukum dan dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu diantara keduanya.

Pengertian sengketa bisnis menurut Maxwell J. Fulton a commercial disputes is one which arises during the course of the exchange or transaction process is central to market economy”. Dalam kamus bahasa Indonesia sengketa adalah pertentangan atau konflik. Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara kelompok atau organisasi terhadap satu objek permasalahan.2

Secara rinci sengketa bisnis dapat berupa sengketa sebagai berikut : 1. Sengketa Perniagaan

1

Arus Akbar Silondae dan Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Dan Bisnis Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010, hlm. 200.

2

Adil Samandani, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013, hlm. 199.

(3)

3

2. Sengketa Perbankan 3. Sengketa Keuangan

4. Sengketa Penanaman Modal (Investasi) 5. Sengketa Perindustrian 6. Sengketa HKI 7. Sengketa Konsumen 8. Sengketa Kontrak 9. Sengketa Pekerjaan 10.Sengketa Perburuhan 11.Sengketa Perusahaan 12.Sengketa Hak 13.Sengketa Properti

14.Sengketa Pembangunan Kontruksi.

B. Cara-Cara Penyelesaian Sengketa

1. Dari sudut pandang pembuat keputusan:

a. Adjudikatif: mekanisme penyelesaian sengketa dimana kewenangan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak ketiga dalam sengketa diantara para pihak.

b. Konsensual/kompromi: mekanisme penyelesaian sengketa secara kooperatif/kompromi untuk mencapai penyelesaian yang bersifat win-win solution.

c. Quasi adjudikatif: kombinasi antara unsur konsensual dan adjudikatif. 2. Dari sudut pandang prosesnya:

a. Litigasi: mekanisme penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan dengan menggunakan pendekatan hukum, lembaga penyelesaiannya yaitu pengadilan umum dan pengadilan niaga.

b. Non litigasi: mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan dan tidak menggunakan pendekatan hukum formal, lembaga

(4)

4

penyelesaiannya melalui mekanisme: arbitrase, negosiasi, mediasi, konsiliasi, konsultasi, dan penilaian ahli.3

Pendapat dari Fisher dan Ury terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi proses penyelesaian sengketa yaitu kepentingan (interest), hak (rights), dan status kekuasaan (power). Para pihak yang bersengketa ingin kepentingannya tercapai, hak-hak nya terpenuhi dan status kekuasaanya diperlihatkan, dimanfaatkan serta dipertahankan.4

C. Lembaga Penyelasaian Sengketa Bisnis di Indonesia

1. Pengadilan Umum

Merupakan lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia. Berdasarkan Ps 50 Undang-Undang No.2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum menentukan bahwa Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, mengadili, memutus dan menyelasaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Hal ini berarti Pengadilan negeri berwenang memeriksa sengketa bisnis.

2. Pengadilan Niaga

Pengadilan Niaga adalah pengadilan khusus yang berada dilingkungan pengadilan umum yang mempunyai kompetensi untuk memeriksa dan memutuskan Permohonan Pernyataaan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), serta sengketa Hak Kekayaan Intelektual ( Hak Cipta, Merek, dan Paten ).

3. Mediasi, Negosiasi dan Arbitrase 1. Mediasi

Proses penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga atau pihak luar yang netral untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa, yang memainkan peran utama adalah pihak-pihak yang bertikai. Pihak ketiga (mediator) berperan sebagai pendamping dan penasihat. Mediator melakukan sidang mediasi dan

3

Arus Akbar Silondae dan Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Dan Bisnis Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010, hlm. 73.

4

(5)

5

menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak menerima permintaannya penyelesaian perselisihan.5

Mediasi merupakan suatu prosedur penengahan dimana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” untuk berkomunikasi antara pihak, sehingga pandangan mereka yang berbeda atas sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi tanggung jawab utama tecapainya suatu perdamaian tetap berada ditangan para pihak sendiri.6 Prinsip mediasi adalah salah satu mekanisme penyelasaian sengketa diluar pengadilan melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang besifat netral dan tidak memihak. Pihak ketiga ini dinamakan mediator, yang tugasnya membantu para pihak yang besengketa untuk mengidentifikasi isu-isu yang dipersengketakan untuk mencapai kesepakatan. Dalam menjalankan fungsinya mediator tidak mempunyai kewenangan untuk mencapai keputusan. Ciri-ciri penting dari mediator yaitu:

a. Netral.

b. Membantu para pihak.

c. Tanpa menggunakan cara memutus atau memakasakan sebuah penyelesaian.

Tugas mediator yaitu:

a. Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati.

b. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam proses mediasi.

c. Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan pertemuan terpisah selama proses mediasi berlangsung.

5

Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm. 152.

6

(6)

6

d. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan mereka dan mencari berbagai jenis pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak. 7

2. Negosiasi

Suatu proses yang melibatkan upaya seseorang untuk mengubah (atau tak mengubah) sikapdan perilaku orang lain, yang mana proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak tertentu dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu dengan yang lain. Negosiasi adalah suatu bentuk pertemuan antara dua pihak, pihak kita dan pihak lawan dimana kedua belah pihak bersama-sama mencari hasil yang baik, demi kepentingan kedua pihak. Dari literature hukum diketahui bahwa pada umumnya proses negoisasi merupakan suatu pranata alternatif penyelasaian sengketa yang bersifat informal, meskipun adakalanya dilakukan secara formal. Melalui negoisasi para pihak yang bersengketa atau berselesih paham dapat melakukan suatu proses penjajakan kembali akan hak dan kewajiban para pihak dengan atau melalui suatu situasi yang saling menguntungkan dengan memberikan atau melepaskan kelonggaran atas hak-hak tertentu berdasarkan asas timbal balik.

Dalam mekanisme negosiasi, penyelasaian sengketa tersebut harus dilakukan dalam bentuk pertemuan langsung oleh dan diantara para pihak yang bersengketa tanpa melibatkan orang ketiga untuk menyelasaikan sengketa melalui negosiasi diberi waktu 14 (empat belas) hari untuk melakukan prosesnya. 8

Segi positif dari negosiasi

a. Para pihak sendiri yang melakukan perundingan (negosiasi) secara langsung dengan pihak lainnya.

7

Adil Samandani, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013, hlm. 222. 8

Arus Akbar Silondae dan Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Dan Bisnis Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010, hlm. 85.

(7)

7

b. Para pihak memiliki kebebasan untuk menentukan bagaimana penyelesaian secara negosiasi ini dilakukan menurut kesepakatan mereka.

c. Para pihak mengawasi atau memantau secara langsung prosedur penyelesaiannya.

d. Negosiasi menghindari perhatian publik dan tekanan politik didalam negeri.

e. Dalam negosiasi para pihak berupaya mencari penyelesaian yang dapat diterima dan memuaskan para pihak, sehingga tidak ada pihak yang menang dan kalah tetapi diupayakan kedua belah pihak menang.

f. Negosiasi dimungkinkan dapat digunakan untuk setiap tahap penyelesaian sengketa dalam setiap bentuknya, apakah negosiasi secara tertulis, lisan, bilateral, multirateral.9

3. Arbitrase

Istilah arbitrase berasal dari kata “ Arbitare ” (bahasa latin) yang berarti “ kekuasaan untuk menyelasaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan ”. Arbitrase adalah cara penyelasaian sengketa perdata yang bersifat diluar pengadilan umum yang didasarkan pada kontrak arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa, dimana pihak penyelasai sengketa tersebut dipilih oleh pihak yang bersangkutan, yang terdiri dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan perkara yang bersangkutan.

Objek arbitrase meliputi sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase, hanya sengketa dibidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Adapun sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian. Dalam pasal 4

9

Hoalah Adolf,Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm. 27.

(8)

8

Undang-Undang No. 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa disebutkan bahwa pengadilan negeri tidak berwenang menyelesaikan sengketa para pihak yang telah terikat di dalam perjanjian arbitrase, dan putusan arbitrase adalah final artinya tidak dapat dilakukan banding, peninjauan kembali atau kasasi, serta putusannya berkekuatan hukum tetap bagi para pihak.10 Esensi dari arbitrase adalah kesepakatan antara dua pihak atau lebih untuk berusaha menyelasaikan sengketa diluar pengadilan. Para pihak sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai yang akan bertindak sebagai wasit. Setelah memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menyampaikan dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang relavan. Pada umumnya tidak ada aturan tertentu bagaimana arbitrase yang mana diserahkan kepada kesepakatan para pihak.

D. Perbandingan Antara Perundingan, Arbitrase dan Litigasi

Adapun perbandingan antara Perundingan, Arbitrase dan Litigasi adalah :

Proses Perundingan Arbitrase Litigasi

Yang mengatur Para pihak Arbiter Hakim

Prosedur Informal Agak formal Sangat formal dan teknis Jangka waktu Segera

(3-6 minggu)

Agak cepat (3-6 bulan)

Lama (> 2 Tahun) Biaya Murah Terkadangan

sangat mahal

Sangat mahal

Aturan pembuktian

Tidak perlu Agak informal Sangat formal dan teknis

Publikasi Konfidensial Konfidensial Terbuka untuk

10

Arus Akbar Silondae dan Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Dan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010, hlm. 78.

(9)

9

umum

Hubungan para pihak

Kooperatif Antagonistis Antagonistis

Fokus Penyelasaian

For the future Masa lalu Masa lalu

Metode negoisasi

Kompromis Sama keras dengan prinsip hukum Sama keras dengan prinsip hukum Komunikasi Memperbaiki yang sudah lalu

Jalan buntu Jalan buntu

(10)

10 BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sengketa adalah segala sesuatu atau perilaku yang mengakibatkan pertentangan antara kedua pihak lembaga atau lebih yang menimbulkan akibat hukum dan dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu diantara keduanya.

Cara-cara penyelesaian sengketa dari sudut pandang pembuat keputusan meliputi adjudikatif yaitu mekanisme penyelesaian sengketa dimana kewenangan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak ketiga dalam sengketa diantara para pihak. konsensual/kompromi yaitu mekanisme penyelesaian sengketa secara kooperatif/kompromi untuk mencapai penyelesaian yang bersifat win-win solution. quasi adjudikatif yaitu kombinasi antara unsur konsensual dan adjudikatif. Dari sudut pandang prosesnya meliputi ligitasi yaitu mekanisme penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan dengan menggunakan pendekatan hukum, lembaga penyelesaiannya yaitu pengadilan umum dan pengadilan niaga. Non ligitasi yaitu mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan dan tidak menggunakan pendekatan hukum formal, lembaga penyelesaiannya melalui mekanisme: arbitrase, negosiasi, mediasi, konsiliasi, konsultasi, dan penilaian ahli.

Lembaga penyelasaian sengketa bisnis di Indonesia yaitu pengadilan umum merupakan lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia. Pengadilan niaga adalah pengadilan khusus yang berada dilingkungan pengadilan umum yang mempunyai kompetensi untuk memeriksa dan memutuskan Permohonan Pernyataaan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), serta sengketa Hak Kekayaan Intelektual ( Hak Cipta, Merek, dan Paten ).

Perbandingan antara perundingan, arbitrase dan ligitasi, perundingan atau negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa dimana para pihak yang bersengketa saling melakukan kompromi untuk menyuarakan kepentingannya. Dengan cara kompromi tersebut diharapkan akan tercipta win-win solution

(11)

11

dan akan mengakhiri sengketa tersebut secara baik. Litigasi adalah sistem penyelesaian sengketa melalui lembaga peradilan. Sengketa yang terjadi dan diperiksa melalui jalur litigasi akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Melalui sistem ini tidak mungkin akan dicapai sebuah win-win solution (solusi yang memperhatikan kedua belah pihak) karena hakim harus menjatuhkan putusan dimana salah satu pihak akan menjadi pihak yang menang dan pihak lain menjadi pihak yang kalah.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Adolf, Hoalah, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.

Akbar Silondae, Arus dan Fariana, Andi, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Dan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010.

Hendra Winarta, Frans, Hukum Penyelesaian Sengketa, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.

Samandani, Adil, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian identifikasi senyawa fenol dalam ekstrak maupun fraksi etil asetat daun yakon juga menghasilkan kesimpulan bahwa kedua sampel tersebut positif mengandung senyawa

Kesimpulan penelitian ini adalah Hampir sebagian sampel menderita akne vulgaris derajat ringan, tidak ada perbedaan yang bermakna rerata konsumsi lemak total

Dengan melihat gambaran potensi lahan di atas maka terdapat tiga kemungkinan usaha pe- ningkatan produksi palawija di propinsi Lampung yaitu, pertama, lebih mengintensifkan

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang

Seharusnya Posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila teratur akan ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya, tidak semua Posyandu dapat

Dengan berkembangnya wacana mengenai lingkungan hidup, maka sekolah kemudian memutuskan untuk menyusun sebuah muatan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa mengenai

Bersamaan dengan sosialisasi penyimpangan iklim, pemerintah kabupaten juga telah merekomendasikan upaya-upaya pengendalian dampak perubahan iklim yang ekstrim, antara lain

Ketangguhan wirausaha sebagai penggerak ekonomi terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai barang yg lebih baik.. Nilai dapat diciptakan dengan mengubah tantangan