PADA MOTOR HONDA SUPRA X 100 CC
TUGAS ELEMEN MESIN I
Dibuat untuk memenuhi syarat kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Oleh
Ardin Wahyu S 03091005001
Koko Fahmi S 03091005031
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PADA MOTOR HONDA SUPRA X 100 CC
TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN I
Dibuat untuk memenuhi syarat kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Oleh :
Ardin Wahyu S 03091005001
Koko Fahmi S 03091005031
Diketahui oleh Koordinator Disetujui untuk Jurusan Teknik
Tugas Elemen Mesin I : Mesin oleh Dosen Pembimbing
M. Yanis. ST, MT M. Yanis. ST, MT
halaman
Halaman Sampul ... i
Halaman Judul ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... viii
Daftar Lampiran ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat ... 1
C. Pembatasan Masalah ... 2
D. Metode Pembahasan ... 2
E. Sistematika Penulisan ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Pengertian Rem ... 3
B. Macam Macam Rem ... 4
C. Komponen Rem Tromol ... 9
III. PERHITUNGAN ... 13 A. Sepatu Rem ... 13 B. Pegas ... 20 C. Poros ... 25 IV. KESIMPULAN ... 30 Daftar Pustaka Lampiran BAB I
A. Latar Belakang
Suatu mesin terdiri dari suatu komponen yang jumlahnya dapat
mencapai lebih dari seribu bagian. Semua bekerja saling mendukung dan
terpadu, sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan. Banyak hal yang harus
diperhatikan oleh seorang perancang dalam perancangan suatu komponen dari
sebuah mesin antara lain yaitu menyesuaikan suatu komponen dengan fungsi
sebenarnya, faktor keamanan dari komponen yang direncanakan, efisiensi serta
faktor biaya.
Pada tugas elemen mesin I ini akan dihitung suatu alat yang
berfungsi untuk menghentikan poros atau benda yang mengalami gerakan yaitu
rem. Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara
gesekan. Peranan rem sangat penting dalam sebuah konstruksi kendaraan
bermotor. Oleh karena itu, penulis mengambil “Perhitungan Rem Tromol Pada Honda Supra X 110 cc“ sebagai judul dari tugas perencanaan elemen mesin ini.
A. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Sasaran yang hendak dicapai dengan diadakannya Tugas
1. Menerapakan kajian teoritis dalam bentuk rancang bangun elemen mesin
khususnya pada rem cakram.
2. Mampu merencanakan elemen-elemen mesin yang berdasarkan pada
perhitungan-perhitungan yang bersumber dari literatur sekaligus
mengaplikasikan teori yang dilihat langsung di lapangan.
B. Perbatasan Masalah
Berdasarkan pada pembagian rem yang terdiri dari beberapa jenis
maka permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Prinsip kerja Trombol
2. Ukuran-ukuran rem Trombol dari hasil perhitungan.
3. Gambar kerja dengan ukurannya berdasarkan hasil survey/pengukuran.
C. Metode Pembahasan
Pada perencanaan rem Trombol ini pembahasan akan dilakukan
dengan menggunakan literatur yang memuat data-data serta rumus-rumus yang
berkaitan dengan masalah yang diambil serta dilengkapi dengan studi lapangan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara
gesekan Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan secara
listrik dengan serbuk magnet, arus putar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik atau penukaran katup dan lain-lain.
Karena itu dalam banyak hal rem tidak bertindak sebagai rem
penyetop, dalam hal instalasi dihentikan oleh gaya rem, melainkan mempunyai
tugas untuk mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem
penahan).
Momen rem terkecil terjadi pada poros yang berputar paling cepat.
Karena itulah maka rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros
yang digerakkan oleh motor.
Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah kelembutan
artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepaskan rem,
pelepasan kalor yang cukup ketika terjadi kemungkinan penyetelan ulang
setelah aus.
Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan
penurunan muatan atau untuk menahan muatan agar diam dan untuk menyerap
inersia massa yang bergerak seperti truk, crane, muatan dan sebagainya.
1. Jenis penahan.
2. Jenis penurunan.
3. Jenis penahan dan penurunan, rem ini melayani kedua fungsi penghentian
muatan dan mengatur kecepatan penurunan.
B. Macam-macam Rem
Menurut efek pengereman secara mekanis rem terbagi beberapa
golongan. Masing-masing golongan terdiri dari beberapa jenis rem, seperti
terlihat pada Gambar. 1
Rem gesek berguna untuk menghentikan poros, mengatur putaran
poros, mencegah putaran yang tidak dikehendaki agar tidak terjadinya slip,
dimana poros tersebut terletak pada suatu garus lurus atau sedikit berbeda.
Macam-macam rem gesek :
1. Rem Blok
a. Rem Blok Tunggal
Rem ini merupakan rem yang paling sederhana yang terdiri
dari satu blok rem, pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau
bahan gesek yang dapat diganti bila aus. Suatu hal yang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja
dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki.
Demikian pula dengan pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
Gambar 1 Macam-macam rem
Pada dasarnya rem blok tunggal beroperasi karena aksi satu
arah blok tunggal sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem. Rem
blok tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang kecil
pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi lima puluh
milimeter. Tekanan yang diberikan oleh blok besi cor pada rem haruslah
sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan pada permukaan
roda mengimbangi gaya sekelilingnya.
b. Rem Blok Ganda
REM GESEK
LISTRIK
ARUS PUTAR
PENUKARAN DL FASA BALIK
REM REM REM REM PITA
SEPATU DEPAN BELAKANG
DUA SEPATU DEPAN
DUO SERVO
REM TUNGGAL
Kekurangan rem blok tunggal yang hanya mendapat gaya
tekan dalam arah saja hingga menimbulkan momen lentur yang besar
pada poros serta gaya tambahan pada bantalan, dapat diatasi jika dipakai
dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan baik
dari sebelah dalam atau dari sebelah luar drum.
Rem blok ganda sering digunakan pada mekanisme
pengangkat, pemindahan dan pemutaran crane yang berbeda dengan rem
blok tunggal. Rem blok ganda tidak menimbulkan defleksi pada poros
rem. Penjepit dan crane yang digerakkan listrik hampir selalu didesain
dengan rem blok ganda. Rem digerakkan oleh pemberat dan dilepaskan
oleh elektromagnet, akibatnya pengereman permanen hanya bekerja bila
elektromagnet. Biasanya rangkaian listriknya dibuat saling mengunci
antara motor dan magnet sehingga secara otomatis menghasilkan aksi
pengereman walaupun motor berhenti secara mendadak.
Pengoperasian rem dengan pemberat yang dipasang pada
tuas rem mempunyai kelemahan yaitu setelah arus diputuskan dan
pemberatnya jatuh, pemberat ini akan bergetar bersama dengan
tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan sepatu roda dan akan
mengubah besarnya momen gaya pengereman.
Rem yang biasa digunakan untuk otomobil berbentuk rem drum
(macam ekspansi) dan rem cakera (disc). Rem drum mempunyai ciri
lapisan rem yang terlindungi, dapat menghasilkan gaya yang besar untuk
ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem yang cukup panjang. Suatu
kelemahan rem ini ialah pemancar panasnya buruk. Blok rem dari rem ini
disebut sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya rem ini banyak dipakai dengan sepatu depan dan sepatu
belakang. Pada rem sjenis ini, meskipun roda berputar pada arah yang
berlawanan, besar gaya rem tetap karena memakai dua sepatu depan,
dimana gaya rem dalam arah putaran jauh lebih besar daripada dalam arah
yang berlawanan. Ada juga rem yang disebut dengan duo servo.
Cara kerjanya :
Pada umumnya perencanaan rem drum menggunakan perhitungan
yang sederhana dan akan diperoleh ukuran bagian-bagian yang
bersangkutan serta gaya untuk menekan sepatu.
Tekanan minyak dalam silinder diperbesar atau diperkecil olek gaya injakan
pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, secara
langsung atau penguat gaya. Untuk mencegah kenaikan gaya rem yang
terlalu melonjak pada saat pengereman darurat maka kenaikan tekanan
minyak yang ditimbulkan oleh injakan pedal akan lebih lunak daripada
injakan dibawah.
Perbandingan gaya rem tetap sama, namun demikian untuk
antara telapak ban dan permukaan jalan, maka pengurangan kenaikan
tekanan minyak diatas pedal tertentu dikemukakan diatas.
3. Rem Cakram
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan
rem kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi panas
yang baik sehingga banyak dipakai untuk rem depan. Adapun kelemahannya
yaitu umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem yang besar pada
roda.
Dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem cakera mempunyai
harga FER terendah karena pemancaran panas yang baik.
4. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan
timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung
pita tersebut. Salah satu atau kedua pita dikaitkan pada tuas.
Rem pita mempunyai beberapa keuntungan seperti luas lapisan
permukaan dapar dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak
sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti. Tetapi karena sukar
dikendalikan rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat
mengalami putus. Rem semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat
derek dimaksudkan untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel
dan mencegah beban turun sendiri.
C. Komponen Rem Tromol
Pada rem Tromol terdapat bagian atau elemen yang sangat penting,
elemen tersebut terdiri dari :
1. Sepatu Rem
Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau poplar yang dipasang pada
tuas dengan baut. Untuk mekanisme penggerak sepatu dibuat dari besi cor
(dengan cetakan permanen, tingkat CH 12-28) dan diberikan lapisan rem
khusus. Lapisan tersebut dapat diikat dengan paku keling ataupun dengan
sekrup yang terbenam.
Prgas mekanis dipakai pada mesin untuk mendesak gaya ,untuk
menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau meyerap energi. Pada
umunya, pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas
berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih terdiri dari beberapa jenis.
Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat
unstuk menahan beban tarik,tekan,ataupun puntir. Dalam pegas daun
termasuk jenis yang menganjurkan ( cantilever ) dan yang berbentuk ellips,
pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut,
yang biasanya di sebut Belleville.
• TEGANGAN PADA PEGAS ULIR
Pegas Ulir takan dari kawat bulat yg dibebani dengan gaya aksial F.
Kita nyatakan D sebagai diameter pegas rata rata (mean spiring
diameter) dan d sebagai diameter kawat (wire diameter)
Untuk mendapatkan persamaan bagi lenturan (deflection) pada suatu
pegas ulir, kita akan memperhatikan suatu elemen dari kawat yang
dibentuk oleh dua penampang yang saling berddekatan.
• PEGAS TARIK
Pegas tarik perlu harus mempunyai beberapa alat untuk
memindahkan beban dari tumpuanya ke beban pegas. Walaupun ini
dapat dilakukan dengan suatu sumbat berulir atau suatu cantelan
berputar, hal ini menambah biaya pada produk akhir, dan karenya
salah satu dari metoda yang biasanya di pakai.
• PEGAS TEKAN
Keempat jenis ujung yang biasa dipakai untuk pegas tekan .Suatu
pegas ujung polos (plain ends) mempunyai suatu gulungan ulir yang
tak terganggu; ujungya adalah sama seperti suatu pegas yang
panjang yang di potong potong menjadi beberapa bagian. Pegas
dengan ujung polos yang bersegi atau dirapatkan didapat dengan
merubah bentuk ujungnya ke suatu sudut ulir nol derajat. Suatu
pemindahan beban yang lebih baik pada pegas didapat dengan
menggerinda ujung-ujungnya.
• BAHAN PEGAS
Pegas dibuat baik memlalui proses kerja panas maupun dingin,
tergantung pada ukuran daripada bahan tersebut, indeks pegas , dan
sifat sifat yang diinginkan, Pada umunya, kawat yang
in. Penggulungan pegas menimbulkan tegangan-tegangan sisa
melalui lenturan, tetapi ini tegak lurus terhadapap arah dari tegangan
kerja puntir pada suatu pegas bergulung. Agak sering dalam
pembuatan pegas, tagangan kerja puntir pada suatu pegas
bergulung . Agak sering dalam ppembuatan pegas ,
tegangan-tegangan ini di kendorkan, setelah penggulungan, dengan suatu
perlakuan panas yang sedang.
3. POROS
Poros (shaft)adalah suatu bagian stasioner yang berputar ,biasanya
berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda-gigi,
pulli , roda-gila (flywheel), engkol, gigi jentera (sprocket) dan elemen
pemindah-daya lainya. Poros bisa menerima beban-beban
olenturan,tarikan,tekan,atau puntiran, yang bekerja senriri-senriri atau
berupa gabungan satu dengan lainya. Bila beban tersebut tergabung, kita
bisa mengharapkan untuk mencari kekuatan statis dan kekuatan lelah yang
perlu untuk dipertimbangkan perencanaan, karena suatu poros tunggal bisa
diberi tegangan-tegangan statis, tegangan bolak-balik lengkap, tegangan
berulang, yang semuanya bekerja pada waktu yang sama.
BAB III
Rem Sepatu
Dalam perencanaan rem ada beberapa macam persyaratan penting yang
harus dipenuhi yaitu besarnya momen pengereman, besarnya energi yang
diubah menjadi panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang
berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan
menurunkan koefisien gesekannya.
Bahan rem harus memenuhi syarat keamanan, ketahanan dan dapat
melakukan proses pengereman dengan halus. Disamping itu bahan rem juga
harus memiliki koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat dan tidak
melukai permukaan drum dan dapat menyerap getaran yang timbul.
Pada perencanaan rem sepatu dalam diketahui data-data sebagai berikut
:
r (pusat ke kanvas) = 54 mm = 0.054m
a (pusat ke pin) = 43 mm = 0.043 m
b (muka kanvas) = 25 mm = 0.025 m
c (jarak antar gaya dan pin) = 86 mm = 0.086 m
f = 0,47 (Tabel. A) Pa = 690 Kpa (Tabel. A) = 690.103 pa θ1 = 00 θ2 = 1500 θi = 300
θa = 900 (karena θ
2 ≥ 900 untuk p=maks)
Dari data yang didapat kita dapat mengetahui persamaan gaya gerak
untuk dapat menggerakkan rem.
F = C M Mn − f ... (Sheigley – hal 295) Mf = Mn – FC
Moment Mf dari gaya gesekan adalah :
Mf =
∫
fd.n (r−a cos θ) ... (Sheigley – Hal 295)Mf =
∫
θ θ θ − θ θ θ 2 1 sin (r a cos )d sin br Pa f a Mf = − θ − θ θ θ θ θ θ 2 1 2 1 2 2 1 a sin a cos r sin br Pa f Mf =(
2)
2 2 a 2 a sin cos r r sin br Pa f − θ − θ θ Mf = − 0− 2 0 0 3 150 sin 2 043 , 0 150 cos 054 , 0 054 , 0 90 sin 054 , 0 . 025 , 0 . 10 . 690 . 47 , 0 Mf = 17512,2 . 0,025 (0,054 + 0,0467-0,00525) Mf = 17512,2 . 0,025 (0,095) Mf = 41.59 NmMomen dari gaya-gaya normal diberikan :
=
∫
2 1 2 sin sin . . . θ θ θ θ θa d a r b Pa =[
]
2 1 2 sin sin . . . 4 1 2 θ θ θ θ θa − a r b Pa = sin[
2 41sin2 2]
. . . 2 θ θa θ − a r b Pa = 0 − 0 3 150 . 2 sin 4 1 180 150 2 90 sin 043 , 0 . 054 , 0 . 025 , 0 . 10 . 690 π = 1602.,16 . 0,025 (1.308 + 0.25) = 1602,16. 0,025 (1.558) Mn = 62.40 Nm Jadi : Mf + F . c = Mn 41.59 + F (0.086 ) = 62.40 F = F= 241.97 N F= 0.241 KNPersamaan untuk menghitung daya putar/torsi adalah jumlah gaya-gaya gesek
fdN dikali jari-jari. Rumus untuk menghitung persamaan daya putar sebelah
TR = θ θ θ θ θ d br fP a a
∫
2 1 sin sin 2 (Sheigley –hal 296) TR =(
)
a abr fP θ θ θ sin cos cos 1 2 2 − =(
)
(
)
(
)(
) (
cos0 cos150)
90 sin 054 , 0 025 , 0 10 . 690 47 , 0 3 2 − = 20.785 NmDaya putar sepatu kiri berbeda dengan daya putar sepatu kanan. Untuk
menghitung daya putar sepatu kiri kita harus menghitung tekanan maksimum
sepatu sebelah kiri terlebih dahulu. Dari perhitungan momen gaya gesek dan
momen gaya normal di atas kita memperoleh bahwa momen gaya gesek dan
momen gaya normal berbanding lurus dengan tekanan, jadi untuk sepatu kiri:
MNL = 1000 40 . 62 PaL MfL = 1000 59 . 41 Pal
Gaya yang bekerja pada sepatu kiri :
FL =
c M MNL + fL
Karena gaya yang bekerja pada sepatu kiri dengan sepatu kanan sama, maka :
FL = c M MNL + fL 0.241 KN = 086 . 0 1000 59 . 41 1000 40 . 62 + PaL PaL PaL = 0.199 kPa
Daya putar dari sepatu kiri menggunakan rumus yang sama dengan sepatu
TL =
(
1 2)
2 cos sinθa θ −θ aLbr fP =(
)
(
)
(
)(
) (
cos0 cos150)
90 sin 054 , 0 025 , 0 10 . 199 . 0 47 , 0 3 2 − = 0.00591NmKapasitas pengereman adalah daya putar/torsi total.
T = TR + TL
= 20.785 + 0,00591 = 20.48 Nm
Reaksi-reaksi yang bekerja pada pena engsel sepatu kanan adalah :
Rx = x a abr d f d F P −
∫
θ θ θ +∫
θ θ θ θ θ θ θ 2 1 2 1 2 sin cos sinsin (Sheigley- hal 297)
Ry = Y a abr d f F P −
∫
−∫
2 1 2 1 2 2 sin2 sin sin θ θ θ θ θ θ θ θ (Sheigley – hal297)Dengan mengintegralkan persamaan di atas maka :
RxR = i a aLbr f F P θ θ θ θ θ 4sin2 sin 1 2 sin 2 1 sin 2 2 2 2 − − − RyR = i a aLbr f F P θ θ θ θ θ 2sin cos 1 2 sin 4 1 2 sin 2 2 2 2 − + − Maka : RxR =
( )(
)(
)
( )
− + sin2150 4 1 180 150 2 47 , 0 150 sin 2 1 90 sin 054 , 0 025 , 0 690 x 2 π −2,106sin30 = - 0.460 kN RyR =( )(
)(
)
( )
+ − sin 150 2 1 47 . 0 150 2 4 1 sin 180 150 2 190 sin 054 , 0 025 , 0 690 x π 2−0,241cos30 = 0.822 kN
Resultan reaksi pena engsel sepatu kanan adalah :
R =
( )
2( )
2 yR xR R R + =(
)
2 2 ) 822 . 0 ( 460 . 0 + = 0.941 kNReaksi-reaksi pena engsel sepatu kiri adalah :
RxL = i a aLbr f F P θ θ θ θ θ 4sin2 sin 1 2 sin 2 1 sin 2 2 2 2 − − + RyL = i a aLbr f F P θ θ θ θ θ 2sin cos 1 2 sin 4 1 2 sin 2 2 2 2 − − − Maka : RxL =
(
)(
)(
)
( )
− + sin2150 4 1 180 150 2 47 , 0 150 sin 2 1 90 sin 054 , 0 025 , 0 199 . 0 x 2 π −0.241sin30 = -0.120 kN RyL =(
)(
)(
)
( )
− − sin 150 2 1 47 , 0 150 2 sin 4 1 180 150 2 90 sin 054 , 0 025 , 0 199 . 0 x π 2 −0.241cos30 = -0.208 kNResultan reaksi pena engsel sepatu kiri adalah :
R =
( )
2( )
2yL xL R
=
(
) (
2)
2 208 , 0 120 , 0 + = 0,057 kN PegasPada perencanaan ini pegas yang direncanakan merupakan pegas yang
menghubungkan antara rem sepatu kanan dan kiri yang digolongkan sebagai
pegas tarik, pegas tarik umumnya dipandang kurang aman dibandingkan
dengan pegas ulir tekan. Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik
diambil 20% lebih redah dari pegas tekan.
Pegas tarik harus mempunya beberapa alat untuk memindahkan beban
dari tumpuannya kebadan pegas. Walaupun ini dapat dilakukan dengan suatu
sumbat berulir atau suatu cantelan berputar. Hal ini menambahkan biaya pada
produksi akhir dan karenanya salah satu dari metode biasanya dipakai dalam
merencanakan suatu pegas dengan suatu cantelan, pengaruh pusat tegangan
perlu diperhatikan. Data-data yang dimiliki dalam merencanakan pegas antara
lain : d (diameter kawat) = 1 mm D (diameter pegas) = (8-1) mm = 7 mm A = 1750 Mpa (Tabel. B) m = 0,192 (Tabel. B) Maka didapat : Sut = m d A = (1)0,192 1750 = 067 , 1 1750 = 1750 Mpa
persamaan pendekatan antara kekuatan menyerah dan kekuatan akhir dalam
Sy = 0,75 . Sut ... (Sheigley – hal 12)
= 0,75 . 1750 Mpa
Sy = 1312.5 Mpa
Dengan menggunakan teori energi distorsi, didapat :
Ssy = 0,577 . Sy ... (Sheigley – Hal 12)
= 0,577 . 1312.5 Mpa
Ssy = 757,31 Mpa
Indeks pegas adalah :
C = d D ... (Sheigley – Hal 3) = 1 7 C = 7
Maka faktor perkalian tegangan geser adalah :
Ks = 1 + C 5 , 0 ... (Sheigley – Hal 3) = 1 + 7 5 , 0 = 1 + 0,071 Ks = 1,071
Sehingga Fmax didapat dengan menggantikan tegangan geser dengan kekuatan
mengalah puntir, didapat :
Fmax = D K d S s sy . 8 . .π 3 ... (Sheigley - Hal 13)
= 7 . 071 , 1 . 8 ) 1 ( . 14 , 3 . 31 , 757 3 Fmax = 366 , 62 975 , 6114 Fmax = 39.64 N
Besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan tegangan puntir pada
ujung cantelan, adalah :
Dimana : rm = 4 D = 4 7 = 1,75 mm ri = rm - 2 d ... (Sheigley - Hal 16) = 1,75 - 2 1 = 1,75 - 0,5 ri = 1,25 mm maka : K = i m r r ... (Sheigley - Hal 8) = 25 , 1 75 , 1 K = 1,4 Dimana K = Ks
Jadi : Fmax = D K d Ssy . 8 . .π 3 ... (Sheigley - Hal 13) = 7 . 4 , 1 . 8 ) 1 ( . 14 , 3 . 31 , 757 3 = Fmax = 30.33 N
Tegangan normal pada cantelan diperoleh dari gaya untuk menimbulkan
tegangan normal yang mencapai kekuatan mengalah :
Dimana : rm = 2 D rm = 2 7 = 3,5 mm ri = rm - 2 d = 3,5 – 2 1 = 3,5 – 0,5 ri = 3 mm maka : K = i m r r
= 3 5 , 3 K = 1,16
Dengan memasukkan τ = Sy dan harga-harga yang diketahui dalam persamaan :
τ = FA C I M + = 3 . . 32 d n r F K m + . 2 4 d F π ... (Sheigley - Hal 16) 757.31 = 2 max 3 max ) 1 ( 14 , 3 . 4 ) 1 ( 14 , 3 5 , 3 . . 32 . 16 , 1 F F + 757.31 = 14 . 3 92 . 133 Fmax 757.31 = 42.64 . Fmax Fmax = 64 . 42 31 . 757 Fmax = 17.75 N Poros
.Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Panjang dari poros yang direncanakan adalah sepanjang 160 mm dengan
bahan poros berupa Baja AISI 1015 dengan tegangan sebesar 27 kPsi atau
setara dengan 186,03 N/mm2. Maka didapat : m = 2 penumpang 2 Berat bakar bahan dan motor sepeda Berat + = 2 240 2 140 100kg + kg = kg = 120 kg W = m . g = 120 . 9,8 = 1176 N
Reaksi pada batang poros :
ΣFy = 0 RA - 2 1 W - 12 W + RB = 0 RA – W + RB = 0 RA + RB = W RA + RB = 1176 N ΣMA = 0 0 . 4 3 . 2 1 4 . 2 1 W L + W L −R L= B . 0 8 3 8 + WL −R L = WL B
RA V x M 0 . 2 1 = −R L WL B RB . L = 2 1 WL RB = 2 1 W = 2 1
(
)
N 588 1176 = RA + RB = 1176 RA + 588 = 1176 RA = 588 NPerhitungan gaya geser dan momen untuk daerah 0 ≤ x ≤ L4
ΣFy = 0 RA – V = 0 V = RA = 588 N ΣM = 0 RA . x - M = 0 M = RA . x Jika x = 0 mm, maka : MA = 0 Nmm Jika x = L4 = 40 mm, maka : Mc = 588 (40) = 23520 Nmm
x RA V M 1/2 F L / 4 1/2 F 1/2 F V M 3 L / 4 L / 4
Perhitungan gaya geser dan momen untuk daerah L4 ≤ x ≤ 3L4
ΣFy = 0 RA - 2 1 W – V = 0 V = RA - 2 1 W = 588 - 12 (1176) = 0 N ΣM = 0 RA . x - 2 1 W (x - L4) – M = 0 M = RA . x - 2 1 W . x + 18 W . L Jika x = L4 = 40 mm, maka : MC =588(40)−12(1176)(40)+18(1176)(160) MC =23520−23520+23520 =23520Nmm Jika x = 3L/4 = 120 mm, maka : 588(120) (1176)(120) 18(11761)(160) 2 1 + − = D M MD =70560−70560+23520 =23520Nmm
1/2 F 1/2 F RA A C D B RB L L / 4 3 L / 4 ∑Fy = 0 12 0 2 1 − − = − W W V RA V = RA −W =588−1176=−588N . ( ) ( 3 4) 0 2 1 4 2 1 − − − − = − W x W x M x R L L A M = RA.x−12W.x+18W.L−12W.x+38W.L M =RA.x−W.x+12W.L Jika x = 3L4 = 120 mm, maka : MD =588(120)−(1176)(120)+12(1176)(160) MD =70560−141120+94080=23520Nmm Jika x = L = 160 mm, maka : MB =588(160)−(1176)(160)+12(1176)(160) MB =94080−188160+94080 =0Nmm
588 0 V (N) -588 0 23520 M (Nmm)
Diagram gaya geser :
Diagram momen : 186,03 = 3 . ) 23520 ( . 32 d π d3 = 1287,8178 d = 10,88 mm ≈ 11 mm Diameter poros yang digunakan adalah 11 mm
BAB IV
Berdasarkan perhitungan-perhitungan pada bab terdahulu didapat data
sebagai bahan untuk merencanakan rem tromol yaitu :
1. Perencanaan Sepatu rem
Data yang diambil dari literature didapat sebagai berikut :
r = 54 mm
a = 43 mm
f = 0,47
Pa = 690 kPa
Dari data di atas didapat lebar muka sepatu rem
T =.20.48 Nm
F1=0,057 kN F2=0.941 kN
2. Perencanaan Pegas
Data yang diambil adalah sebagai berikut :
d = 1mm
D = 7mm
A = 1750 Mpa
m = 0,192
Dari data di atas didapat :
Fmax = 39.64 N (diambil dari F1max = 39.64 N; F2max = 30.33 N
; F3max = 17.75 N )
3. Perencanaan Poros
Bahan poros terbuat dari Baja AISI 1015
σ = 27 kPsi = 186,03 N/mm2
L = 160 mm
m = 120 kg
Maka didapat diameter poros (d) = 11 mm
LAMPIRAN
Lapisan yang ditenun Lapisan yang dicetak Balok yang kaku Kekuatan tekan, kpsi 10-15 10-18 10-15 Kekuatan tekan, MPa 70-100 70-125 70-100 Kekuatan tarik, kpsi 2.5-3 4-5 3-4 Kekuatan tarik, MPa 17-21 27-35 21-27 Suhu maksimum, °F 400-500 500 750
Suhu maksimum, °C 200-260 260 400
Kecepatan rnaks., fpm 7500 5000 7500 Kecepatanmaks.,m/s 38 25 38 Tekanan maks:, psi 50-100 100 150 Tekanan maks., kPa 340-690 690 1000 Koefisien gesekan
rata-rata 0,45 0,47 0,40 -45
Tabel B. Konstanta yang dipakai untuk memperkirakan kekuatan tarik dari baja pegas yang dipilih
Bahan Eksponen (m) Kpsi MpaKonstanta A Senar musik
Kawat yang dikeraskan dengan penarikan 0,l46 0,192 196 1350,44 254 1750
Nomor
UNS Nomor AISI
Cara Pengerjaan Kekuatan Mengalah Kpsi Kekuatan Tarik kpsi Pemanjangan Dalam 2 in % Pengurangan Luas % Kekerasan Brinell HB G10100 1010 HR 26 47 28 50 95 CD 44 53 20 40 105 G10150 1015 HR 27 50 28 50 101 CD 47 56 18 40 I11 G10180 1018 HR 32 58 25 50 116 CD 54 64 1S 40 126 1112 HR 33 56 25 45 121 CD 60 78 10 35 167 G10350 1035 HR 39 72 18 40 143 CD 67 80 12 35 163 Drawn 800'F 81 110 18 51 220 Drawn 1000"F 72 103 23 59 201 Drawn 1200"F 62 91 27 66 180 G10400 1040 HR 42 76 18 40 149 CD 71 85 12 35 170 Drwan 1000°F 86 113 23 62 235 G10450 1045 HR 45 82 16 40 163 CD 77 91 12 35. 179 G10500 1050 HR 49 90 15 35 179 CD 84 100 10 30 197