• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Literasi Publik di Era Keberlimpahan Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penguatan Literasi Publik di Era Keberlimpahan Informasi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI ILMU KOMUNIKASI (ASPIKOM) WILAYAH BENGKULU IKATAN SARJANA KOMUNIKASI INDONESIA (ISKI) DAERAH BENGKULU

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BENGKULU

Bekerja Sama Dengan

Penyelenggara :

Penguatan Literasi Publik di Era

Keberlimpahan Informasi

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER

Tema

(2)
(3)

PROSIDING

Penguatan Literasi Publik di Era

Keberlimpahan Informasi

Tema

Penyelenggara :

ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI ILMU KOMUNIKASI (ASPIKOM) WILAYAH BENGKULU IKATAN SARJANA KOMUNIKASI INDONESIA (ISKI) DAERAH BENGKULU

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BENGKULU

Bekerja Sama Dengan

BENGKULU 2017

(4)
(5)

C

o

n

t o

h

PENERBIT :

UNIB Press

Pusat Penerbitan dan Percetakan

LPPM Universitas Bengkulu

PENANGGUNGJAWAB :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Bengkulu

DEWAN REDAKSI :

Dr. Lely Arrianie, M.Si

Drs. Azhar Marwan, M.Si

Dwi Aji Budiman, MA

Rasiana Br. Saragih, M.Si

EDITOR :

Dr. Dhanurseto Hadiprashada, M.Si

Dr. Gushevinalti, M.Si

Dr.Lisa Adhrianti, M.Si

Penyelenggara :

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

Bekerjasama Dengan :

Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikas (ASPIKOM) Wilayah Bengkulu

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Daerah Bengkulu

Seminar Nasional dan Call For Paper

PROSIDING

Penguatan Literasi Publik di Era

Keberlimpahan Informasi

Tempat : Hotel Santika Bengkulu

Tanggal : 06-08 Agustus 2017

(6)

C

o

n

t o

h

Undang undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta

Pasal 2 :

Hak Cipta adalah hak ekslusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana Pasal 72 :

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

UU RI No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Perpustakaan Nasional

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Universitas Bengkulu. 2017. PROSIDING SEMINAR NASIONAL dan CALL FOR PAPER, Tema: Penguatan Literasi Publik di Era Keberlimpahan Informasi : Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu Bekerjasama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Wilayah Bengkulu, dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Bengkulu .

ISBN : 978-979-9431-90-5

Editor :

Dr. Dhanurseto Hadiprashada, M.Si Dr. Gushevinalti, M.Si

Dr.Lisa Adhrianti, M.Si

Desain Sampul : RNS & Shany Tata Letak : Shany

Cetakan I : Agustus 2017

Penerbit : UNIB Press

Pusat Penerbitan dan Percetakan LPPM Universitas Bengkulu

Telp. (0736) 21170, 21884 Faksimilie (0736) 21038 Email : semnascfpunib@gmail.com

Penyelenggara :

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

Bekerjasama Dengan :

(7)

C

o

n

t o

h

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji serta syukur senantiasa hanya kita sampaikan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah serta inayahNya, sehingga prosiding Seminar Nasional ini dapat naik cetak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami atas nama ketua panitia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu berjalannya kegiatan seminar nasional ini, oleh karena itu izinkanlah kami dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Gubernur Provinsi Bengkulu atas bantuan serta dukungannya

2. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bengkulu yang ikut membantu acara ini 3. Ketua Aspikom Provinsi Bengkulu yang telah menggagas Seminar Nasional ini 4. Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

5. Ketua ISKI Provinsi Bengkulu

6. Para Narasumber yang telah bersedia hadir dalam acara seminar nasional ini 7. Para pemakalah yang telah ikut menghidupkan jalannya seminar nasional ini

8. Seluruh Panitia Pelaksana yang tidak kenal lelah mempersiapkan kegiatan seminar nasional ini hingga berjalan lancar

9. Semua partisipan, para donatur serta semua pihak yang telah ikut membantu menyukseskan acara Seminar Nasional ini

Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi jalannya seminar ini agar berjalan baik dan lancar, namun sudah barang tentu disana sini masih dirasakan banyak kekurangannya. Untuk itu atas nama seluruh teman-teman panitia pelaksana kami mohon maaf. Semoga dalam pelaksanaan seminar serupa dimasa yang akan datang, persiapan dan pelaksanaannya akan lebih baik. Atas bantuan, partisipasi serta dukungan dari semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, selagi lagi kami mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, Juli 2017

Ketua Panitia,

(8)

C

o

n

t o

h

KATA PENGANTAR

Ditengah perkembangan arus informasi baik yang berkaitan dengan peristiwa hukum, sosial, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, pemerintahan pertahanan keamanan dan bahkan berkaitan dengan dunia media itu sendiri. Baik media mainstream maupun media konvensional, makin dirasakan betapa semua informasi itu seolah saling menembus satu sama lain. Tidak ada jarak yang membedakan, apakah itu informasi yang berkaitan hanya dengan satu bidang saja atau informasi itu sesungguhnya bisa diseret kemana-mana sesuai keinginan dan kepentingan si pemberi informasi. Lalu secara tiba-tiba, Informasi itu menjadi pesan berantai yang sulit dihentikan. Padahal boleh jadi kebenaran atas informasi itu masih perlu dipertanyakan.

Disisi lain maraknya penggunaan media sosial yang seperti tanpa kontrol, bahkan UU ITE pun seolah tidak bias mencegah seseorang atau sekelompok orang untuk menyebarkan sebuah informasi, yang boleh jadi informasi itu sekedar Hoax. Dipenuhi unsur kebohongan. Kebencian, Penghinaan, Kemarahan dan sebagainya sehingga seolah semua pelaku komunikasi latah memainkan semua media penyampai pesan. Lewat jemarinya. Tuturannya, tanpa tau apa akibat yang akan ditimbulkan dari penyebaran informasi itu baik terhadap apa dan siapa yang diinformasikannya , maupun bagi dirinya sendiri. Maka Magister Komunikasi Universitas Bengkulu dengan menggandeng ASPIKOM Wilayah Bengkulu beserta Aspikom Pusat. ISKI wilayah Bengkulu merasa perlu untuk menggelar dialog dan seminar sekalugus call paper ini agar semua pelaku komunikasi menyadari betapa pentingnya literasi public ditengah arus keberlimpahan media yang terus meneribis dinding penglihatan

Pendengaran dan percakapan publik. Agar ke depan kita semua mempunyai rambu untuk bisa menyeleksi setiap informasi pesan dan segala sesuatu terutama yang berkaitan dengan kepentingan publik sekaligus untuk membangun peradaban dalam komunikasi bangsa ini. Kami atas nama semua komponen penyelenggara. Mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan insane komunikasi dalam acara ini mulai dari call paper sampai dengan seminar nasional yang kami laksanakan. Semoga ini semua dapat menjadi kontribusi kita untuk menguatkan literasi public ditengah keberlimphan informasi dari waktu ke waktu. Sekali lagi kami sampaikan terima kasih atas partisipasinya.

Bengkulu, Juli 2017

Salam Komunikasi,

(9)

C

o

n

t o

h

KATA PENGANTAR

Teknologi membawa babak baru bagi peradaban manusia. Daya jangkau yang luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perangkat teknologi pada dasarnya memang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan. Seiring berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu, gaya hidup manusia berubah dan dominan dengan sentuhan digital. Sekarang ini arus informasi begitu deras menerjang. Informasi berserak dan melimpah di mana-mana dan datang dalam berbagai wujud. Begitu juga di media-media maainstream seperti televisi, radio dan koran bahkan media baru tak henti-hentinya mengumbar informasi. Secara sadar atau tidak keberlimpahan informasi yang disambut dengan ketidaksiapan kita menerimanya akan membawa dampak yang tidak baik. Namun, era keberlimpahan menghasilkan sebuah ironi. Kita berlomba mengumpulkan segala sesuatu dalam ukuran kuantitas, tapi makin menurunkan “makna” dan “signifikansi” dari kepemilikan itu.

Perkembangan Teknologi informasi dengan munculnya internet mempunyai dampak signifikan pada perubahan cara berkomunikasi dalam masyarakat. Munculnya beragam gadget dengan berbagai vitur telah mengubah gaya hidup manusia dalam bersosialisasi dengan memanfaatkan perangkat teknologi informasi yang ada. Semua ini sudah merupakan konsekuensi logis dari globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Informasi yang beredar sedikit banyak telah membantu kita menyelesaikan berbagai hal. Pengguna juga dengan mudah dan cepat mengetahui kondisi di belahan dunia lain, pengguna menjadi tak terisolasi. Semakin berkembang biaknya berbagai macam sarana yaitu teknologi yang membantu manusia dalam berkomunikasi. Padahal manusia memiliki pola komunikasi yang beragam, sehingga moral dan etika dalam berkomunikasi pun relative berbeda-beda tergantung keyakinan masing-masing individu.

Dibeberapa temuan penelitian menyebutkan bahwa perkembangan pesat teknologi komunikasi tidak dibarengi dengan literasi pengguna dengan baik. Dari informasi yang peroleh tersebut, pengguna berlomba-lomba untuk menyebarluaskannya. Pengguna tak ingin kalah cepat sebagai penyebar informasi. Sekarang kecepatan menjadi andalan, tapi lemah dalam akurasi. Informasi yang didapat diterima mentah-mentah. Sangat sedikit keinginan untuk mencari kebenaran dan informasi penyeimbang. Yang penting share, share

dan share. Akhirnya informasi hoax menjamur dan susah dihindari karena selalu dijadikan referensi oelh pengguna yang tidak paham hoax. Di satu sisi kecenderungan tersebut menguntungkan, sebab, pengguna tak akan pernah kekurangan informasi semisal kabar terbaru dan trend yang sedang hype. Namun di sisi lain, keberlimpahan informasi juga membuat hidup pengguna terlalu “penuh”. Informasi menarik tak selalu benar. Begitu juga informasi yang viral, belum tentu juga benar. Disinilah pentingnya literasi publik (khususnya pengguna) dalam mengakses informasi di era keberlimpahan informasi.

Bengkulu, Juli 2017

Ketua ASPIKOM Wilayah Bengkulu

(10)

C

o

n

t o

h

KATA PENGANTAR

Keberlimpahan informasi pada era digital ibarat dua sisi mata uang, berlawanan tapi tak bisa terpisahkan. Di satu sisi, keberlimpahan informasi saat ini memberikan keuntungan karena masyarakat tidak kekurangan informasi tentang hal-hal terbaru dan booming. Akan tetapi, pada sisi yang lain, keberlimpahan informasi juga membuat hidup kita terlalu “penuh”. Adanya keberlimpahan informasi dan kemudahan untuk mengaksesnya membuat segala sesuatu berubah, termasuk perubahan perilaku manusia.

Seperti yang dikatakan oleh Bill Kovach, jurnalis terkemuka dan Chief di New York Times, bahwa manusia sedang dilanda “tsunami” informasi. Saat ini informasi begitu deras menerjang kita. Informasi berserak dan melimpah di mana-mana. Mulai kita membuka mata di saat fajar, beranjak dari tempat tidur hingga kembali ke tempat tidur saat malam hari, kita dijejali dengan beragam informasi.

Ketidaksiapan masyarakat dalam menerima keberlimpahan informasi ini bisa memberikan dampak yang buruk dan luas. Dengan demikian, diperlukan adanya upaya untuk memberikan informasi terkait dengan era keberlimpahan infromasi ini agar masyarakat sadar dan mampu secara bijak menggunakan informasi. Melalui Seminar Nasional dan

Call for Paper dengan mengangkat tema Penguatan Literasi Publik di Era Keberlimpahan Informasi menjadi krusial bagi setiap individu dalam masyarakat.

Bengkulu, Juli 2017

Ketua ISKI Bengkulu,

(11)

C

o

n

t o

h

Daftar Isi

Kata Pengantar ... iii Daftar Isi ... vii

Literasi Media Dan New Media ... 1

1. Potensi Media Sosial Dalam Promosi Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan Dengan Pendekatan Reinventing Government (Studi Pada Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat)

Betti Dasaisa Dan Septria Nevita ... 3

2. Makna Privacy Bagi Pengguna Media Sosial Path (Studi Etnografi Virtual Pada Pengguna Path Aktif)

Intan Kurnia Syaputri Dan Budi Irawanto ... 21

3. Kedewasaan Literasi Di Media Sosial Pada Wanita Indonesia Dalam Pendekatan Teori Kritis Jurgen Habermas

Ruzqiyah Ulfa ... 37

4. Literasi Media Baru Dan Perilaku ‘Potong Kompas’

Dita Verolyna ... 51

5. Fenomena Kehadiran Media Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Remaja Kota Bengkulu.

Hafri Yuliani & Delfan Eko Saputra ... 63

6. Pemilihan Dan Penggunaan New Mediadalam Menjalankan Online Shop Di Kota Bengkulu

Ria Mustika ... 77

7. Pemanfaatan New Media Dalam Kegiatan Promosi Pariwisata Bengkulu (Studi Penggunaan Media Sosial Instagram Pada Akun “Visit Bengkulu”)

Dyaloka Puspita Ningrum ... 93

8. Multikultural Komunikasi Dalam Dunia Kerja

Estika Mayang Sari ... 107

9. Kajian Kekuatan Media Sosial Di Forum Komunikasi Dosen Unib (Forkom-senib) Berdasarkan Technological Determinism Theory

Indria ... 117

10. Aktivitas Jurnalisme Warga Melalui Aplikasi Radio Republik Indonesia 30 Detik Dalam Melibatkan Partisipasi Publik

(12)

C

o

n

t o

h

11. Bias New Media Terhadap Gaya Hidup Remaja Kota Bengkulu

Septa Agustina ... 141

12. Analisis Literasi Media Remaja Bengkulu Pada Penggunaan New Media Instagram

Tri Novrida Sari Zeta ... 153

13. Pemanfaatan Media Blog Oleh Komunitas Blogger Bengkulu Di Era Teknologi Informasi

Ika Pasca Himawati ... 161

14. Hubungan Pesan Billboard Tentang Bahaya Rokok Dengan Perubahan

Perilaku Perokok Aktif (Studi Pada Siswa SMP PGRI Sawah Lebar Kota Bengkulu)

Yuriska, Gushevinalti & Rasiana Br. Saragih ... 177

15. Aktivitas Organisasi Mahasiswa Di Universitas Bengkulu Dalam Sosialisasi Kegiatan Melalui Akun Instagram @unibkita

Saras Pratiwi, Gushevinalti & Khairil Buldani ... 189

16. Makna Hashtag Social Media Instagram Pada Akun @mytrip_myadvntr Dalam Keterkaitannya Memberikan Informasi

Mely Eka Karina ... 203

17. Pengalaman Komunikasi Pengguna Ojek Berbasis Aplikasi

(Studi Fenomenologi Komunikasi Transportasi Berbasis Teknologi On-line) Nirbita Jovenisa Pramesti, Dr. Atwar Bajari M.Si &

Duddy Zein, Drs., M.Si ... 217

18. Fenomena Penggunaan Gadget AndroidDi Kalangan Anak-Anak (Studi Fenomenologi Anak Pengguna Gadget Android di Kelurahan Jembatan Kecil Kota Bengkulu)

Ikhsan Ade Wiratama ... 231

19. Analisis Pelaku Bisnis Di Kota Bengkulu Yang Memanfaatkan Media Massa Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi

Chairunnisah Putri Ayu Ningsih ... 245 20. Ruangbelajar : Upaya Peningkatan Literasi Media Internet Para

Kontributor Hipwee Comunity

Meria Octavianti, Lusy Theresia Saragih,& Slamet Mulyana ... 253

Multikultur dan Komunikasi ... 269

1. Analisa Budaya Betawi Dalam Kampanye Politik Pemilihan Kepala Daerah Dki Jakarta 2017

(13)

C

o

n

t o

h

2. Kesenian Kuda Lumping Sebagai Media Tradisional Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Jawa Di Bengkulu (Studi Fenomenologi Masyarakat Desa Air Petai, Kec. Putri Hijau, Bengkulu Utara)

Joko Saputro, Dhanurseto Hadiprashada & Evi Hafizah ... 291

3. Analisis Multikultur Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bengkulu Tengah

Dian Mercy Andriani ... 295

4. Implementasi Literasi Media Untuk Mengurangi Dampak Buruk TV Berbasis Keluarga

Dyah Noor Intan ... 311

5. Peranan Rbtv Dalam Manajemen Konflik Melalui Program Acara “Bengkulu Berdialog”

Unga Erya Rizal ... 317 6. Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Lensa Mata Sebagai

Media Edukasi Sinematografi

Anggie Putrawan ... 331 7. Testimoni Produk Sebagai Penunjang Minat Beli Online Di

Facebook Arla Foodndrink Tokoarla Bengkulu

Yori Manis Tika ... 339

8. Analisis Tanggung Jawab Sosial Lpp Rri Pro 2 Bengkulu Dalam Program Siaran Coffe Morning

Dete Konggoro ... 353

9. Pengaruh Video Mata Lensa Di Youtube Terhadap Teknik Fotografi Komunitas “Cophy”

Dio Andreas Ardhan ... 363

10. Fenomena Postingan Meme Dalam Penggunaan New Media (Media Baru) Instagram Terhadap Citra Diri Kepala Daerah

Nofika Anggreni ... 375

11. Peran Pusat Pelayanan Informasi Publik Dalam Pemberian Informasi Publik Di KPU Kabupaten Seluma

Rosdi Efendi ... 391

12. Harian Rakyat Bengkulu Sebagai Media Informasi Pariwisata Dan Budaya Lokal

Pihan ... 403

13. Analisis Faktor Motivasi Entrepreneurship Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Bengkulu

Dedi Supriyadi ... 417

14. Komunikasi Antar Budaya Dan Manajemen Konflik: Refleksi Konflik Agama Dan Budaya Di Indonesia

(14)

C

o

n

t o

h

15. Fenomena Identitas Budaya Masyarakat Bali Di Desa Rama Agung, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara

(Analisis Teori Identitas Kultural (Cultural Identity) Collier Dan Thomas)

Parmin ... 443

16. Komunikasi Antarbudaya Etnis Bali Dan Rejang (Studi Komunikasi Verbal dan Non Verbal pada Masyarakat Bali dan Rejang di Desa Rama Agung Bengkulu Utara)

Nasution ... 453

17. Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural Di Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

Ilham Gemiharto & Atwar Bajari ... 463

18. Fungsi Komunikasi Massa Dalam Program Siaran Wayang Golek Di Radio Inayah 100,8 Fm Kota Tasikmalaya

Roni Pratama, Leili Kurnia Gustini, Dian Wardiana Sjuchro ... 475

19. Pergeseran Penggunaan Bahasa Suku Serawai Ke Bahasa Melayu Bengkulu (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Bengkulu Asal Suku Serawai)

Arsiswan, Lisa Adhrianti & Rasianna Br. Saragih ... 485

20. Pemberdayaan Masyarakatusaha Kecil Berbasis Teknologi Informasi Di Desa Talang Pauh Kabupaten Bengkulu Tengah

Helda Martawati ... 495

Media Komunikasi Dan Tantangan Ke Depan ... 509

1. Framing Analysis Of Kompas.com And Tempo.co On Drug Dealer’s Death Penalty In Jokowi’s Government Era

Yuri Alfrin Aladdin ... 511

2. Analisis Resepsi Audiens Terhadap Personal Branding Raditya Dika Dalam Rvlog (Raditya Video Log) Melalui Youtube Channel Raditya Dika

Rettria Oktasari Dan Novi Kurnia ... 527

3. Tumbuh Kembang Anak Yang Diasuh Oleh Gadget

Handini Dwi Saputri ... 547

4. Konvergensi Media Implikasi Pada Khalayak Studi Pada Media Onlinestart Up Beautynesia.id

Rossa Rikha Putri Rachim ... 559 5. Sistem Informasi Manajemen Samsat Corner Di Bencoolen Mall Kota Bengkulu

Ahmad Iman Mulyadi ... 571

6. Kekuatan Iklan Partai Politik Di Televisi Pribadi ( Studi Tentang Iklan Mars Perindo Di Mnc Group)

(15)

C

o

n

t o

h

7. Pemanfaatan Media Sosial Facebook Untuk Promosi Bisnis

(Studi Pada Grup Facebook Jual Beli Tanah Dan Rumah Bengkulu)

Ranti Putria ... 599

8. Media Komunikasi Dan Tantangan Ke Depan Pada Masyarakat Pedesaan

Melinda ... 607

9. Personal Brand Politik Ferry Ramli Pada Pilkada Bengkulu Tengah 2017

Bintara Santika Putra ... 619

10. Media Komunikasi Dan Tantangan Ke Depan (Ganguan Dan Tantangan Facebooksebagai Media Komunikasi Visual)

Rasman ... 627

11. Pengaruh Tayangan Berita Jurnal Sore Di Esa TV Terhadap Kepuasan Menonton Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Rw 2 Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Gading Cempaka)

Mardhan Kurniawan Putra ... 639

12. Pengaruh Tayangan Beritatentang Lesbian, Gay, Biseksual Dan Trans Gender Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga

Akhyar Radi ... 647

13. Pemanfaatan Media Sosial Grup Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Kelompok Sulit Air Sepakat Di Perantauan

Mukhlizar ... 655

14. Konglomerasi Media Sebagai Wujud Komunikasi Pemasaran Politik Pilkada Serentak 2015

Aliantor Harahap ... 669

15. Dampak Hegemoni Media Massa Pada Pola Hidup Masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara

Aris Silaswan ... 677

16. Konstruksi Sosial Komunitas Film Kota Bengkulu

Eko Pebryan Jaya ... 689

17. Penerapan Pasal 1 Kej Dalam Pemberitaan Kampanye Capres Prabowo-jokowi Di Surat Kabar Harian Nasional Kompas,

Republika, Media Indonesia, Seputar Indonesia Dan Harian Tempo

(16)

C

o

n

t o

h

18. Strategi Komunikasi Pemasaran Sriwijaya Radio Palembang (Studi Penelitian Kualitatif pada Strategi Komunikasi Pemasaran Sriwijaya Radio Palembang dalam Meningkatkan Jumlah Pengiklanan)

Sepriadi Saputra... 719

19. Korupsi Dalam Film Sebelum Pagi Terulang Kembali

Azhar Marwan ... 733

20. Konglomerasi Media Terhadap Kepemilikan Media Group Milik Surya Paloh

Tri Wahyuniarti ... 743

21. Whatsapp, Media Komunikasi Politik Politisi

Atwar Bajari dan Sumartono ... 757

22. Strategi Media Komunikasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Musi Rawas Dalam Mensosialisasikan Program Pencegahan Dan Pemberantasan,

Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

Indah Nurjanah ... 767

23. Tantangan Monopoli Kepemilikan Media Dan Sistem Pers

(17)

C

o

n

t o

h

Kesenian Kuda Lumping Sebagai Media Tradisional Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Jawa Di Bengkulu

(Studi Fenomenologi Masyarakat Desa Air Petai, Kec. Putri Hijau, Bengkulu Utara)

Joko Saputro, Dhanurseto Hadiprashada, Evi Hafizah

Universitas Bengkulu Jokosaputro878@gmail.com

ABSTRAK

Kuda Lumping, atau tarian ini juga sering di sebut “Jaran Kepang” karena bentuk dari kuda yang di hiasi dengan rambut tiruan terbuat dari tali plastik dan di hias dengan cara di kepang. Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magik karena setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak pula kreasi yang di tambahkan oleh para seniman Kuda Lumping pada setiap pertunjukannya. Hal ini di lakukan dalam rangka melestarikan dan membuat pertunjukan lebih menarik, namun tetap tidak meninggalkan ciri khas dari kesenian tersebut. Kesenian ini juga membuat masyarakat jawa di Bengkulu lebih berbaur dengan masyarakat lokal dan masyarakat pendatang lain selain suku Jawa. Tulisan ini melihat bagaimana kesenian Kuda Lumping menjadi media komunikasi antar budaya masyarakat Jawa di Bengkulu. Metode penelitian dalam tulisan ini dengan penulisan deskriptif. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keanekaragaman budaya yang ada di Desa Air Petai ini, kesenian Kuda Lumping menjadi jembatan sebagai media tradisional yang dapat mempererat kedekatan antar budaya yang berbeda.

(18)

C

o

n

t o

h

PENDAHULUAN

Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainya. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain, dan kebutuhan terpenuhi melalui pesan yang berfungsi sebagai jembatan dalam berkomunikasi (Mulyana 2003). Media tradisional sebagai bentuk ekspresi dari gaya hidup dan kebudayaan sebuah masyarakat yang berkembang selama bertahun-tahun. Adanya media tradisional turut membangun kedekatan antar rakyat bahkan menjadi pengikat, pengakuan juga penghargaan identitas diri sebagai salah satu anggota dari masyarakat itu sendiri. Seperti halnya kesenian kuda lumping yang berada di Desa Air Petai, Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara, menjadi perekat dalam keragaman budaya. Dari hasil pra penelitian, Desa Air Petai, Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara, merupakan sebuah Desa Transmigrasi Jawa pada tahun 1982, berjarak kurang lebih 125 KM dari pusat kota Bengkulu dan terletak di sebelah barat Provinsi Bengkulu. Mayoritas masyarakat Desa Air Petai adalah suku Jawa, tetapi ada beberapa suku pendatang lain seperti, suku Batak, Minang, Sunda, dan suku Pekal yang merupakan suku asli Bengkulu. Kesenian yang masih ada dan dilestarikan sampai saat ini adalah kesenian Kuda Lumping.

Kuda Lumping, atau tarian ini juga sering di sebut “Jaran Kepang” karena bentuk dari kuda yang di hiasi dengan rambut tiruan terbuat dari tali plastik dan di hias dengan cara di kepang. Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magik karena setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. Selain itu ada beberapa atraksi berbahaya yang di pertontonkan seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di atas pecahan kaca dan beberapa atraksi berbahaya lainnya. Tarian ini merupakan pengembangan dari kesenian “Jatilan”. Walaupun masih terdapat beberapa unsur seperti kesurupan dan atraksi berbahaya, namun pada Kuda Lumping ini lebih mengutamakan gerakan tari yang menggambarkan jiwa kepahlawanan para prajurit berkuda dalam peperangan.

(19)

C

o

n

t o

h

bawah menggunakan celana pendek sampai bawah lutut dan di hiasi dengan beberapa hiasan warna – warni dan kain bermotif batik. Untuk bagian kepala biasanya menggunakan mahkota atau blangkon . Aksesoris yang di gunakan adalah gelang tangan, gelang kaki, ikat pinggang, keris dan penutup dada. Perlengkapan yang di gunakan dalam pertunjukan Kuda Lumping ini adalah kuda kepang, namun setiap bagian penari berbeda-beda. Untuk penari wanita pada bagian pertama biasanya menggunakan selendang sebagai perlengkapan , karna untuk bagian wanitayang di utamakan adalah tarian para penarinya. Namun ada juga yang menggunakan perlengkapan seperti pedang unuk penari pria. Karena pada bagian ini menggambarkan para prajurit berkuda di Medan perang. Untuk bagian ketiga biasanya menggunakan pecut. Pada bagian ini para penari menari menunggangi kuda dengan memainkan pecut seirama dengan musik pengiring sehingga menimbulkan suara yang khas. Dalam pertunjukan Kuda Lumping biasanya di iringi dengan beberapa instrument musik gamelan seperti kendang, bende, gong, kenong, demung, kecek dan lain – lain.

(20)

C

o

n

t o

h

TINJAUAN PUSTAKA Kesenian Kuda Lumping

Kuda lumping adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dan dicat dengan kain beraneka warna. Tarian Kuda Lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda akan tetapi beberapa pertunjukan Kuda Lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekuatan magis seperti atraksi memakan beling dan aksi kekebalan tubuh terhadap deraan pecut (Megantara, 2012). Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping antara lain, Fungsi Rekreatif yaitu sebagai media hiburan masyarakat dalam acara-acara tertentu. Seperti acara perayaan hari kemerdekaan, hajatan (pernikahan) dan lain-lain. Selanjutnya Fungsi Religi dan Magic yaitu sebagai pelestarian adanya kekuatan magik. Kesenian kuda lumping tersebar di daerah-daerah yang masyarakatnya dipandang masih berpegang pada tradisi kejawen, dalam arti masyarakat yang masih kuat mempercayai kekuatan-kekuatan magik dan komunitas Islam Abangan.

Media Tradisional

Tarian Sebagai Media Tradisional Dalam Komunikasi Antar budaya, Ranganath dalam (Dilla,2007:137) mendefinisikan media tradisional sebagai ekspresi hidup tentang gaya hidup dan kebudayaan sebuah masyarakat yang lahir dan berkembang selama bertahun-tahun. Media rakyat mempunyai banyak ragam bentuk: teater rakyat, pewayangan, penceritaan atau kisah-kisah, tarian rakyat, balada dan lawakan hidup, keteladanan, simbol-simbol, ritual, cita-cita budaya, dan nilai (baik dan buruk). Selain itu, ada beberapa tujuan penggunaan media rakyat (tradisional), yakni: Membangun hubungan kedekatan, Pengikat atau perekat transaksi sosial, Pengakuan atau penghargaan identitas diri dan eksistensi budaya, Penyeimbang dominasi media modern, Menghilangkan pembatas sistem tradisional dan modern

Komunikasi Antarbudaya

(21)

C

o

n

t o

h

dalam menyesuaikan komunikasi kita. Sejak manusia yang berbeda budaya dan kebiasaan di bumi ini mengadakan hubungan, maka komunikasi antarbudaya akan terus berlangsung.

Proses Komunikasi Antarbudaya

Dalam proses komunikasi antar budaya, lambang-lambang selain bahasa, mendapat perhatian untuk diketahui. Penekanan pesan non-verbal pada pesan verbal dapat melengkapi dan mewarnai pesan-pesan sehingga mudah diinterpretasikan oleh pembawa pesan kepada penerima pesan melalui pesan yang dilambangkan seperti bahasa, gambar, warna, gerak tubuh dan artifak. Kesalahpahaman dalam menginterpretasikan pesan sering diakibatkna karena pembawa pesan (komunikator) tidak memahami latarbelakang budaya penerima pesan (komunikan) atau salah dalam memakai saluran/tempat berlalunya pesan.

Teori komunikasi yang digunakan

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial yang terdapat dalam tradisi sosiokultural. Teori konstruksi sosial adalah menjelaskan tentang identitas suatu objek merupakan hasil dari bagaimana kita membicarakan objek bersangkutan, bahasa yang digunakan untuk menuangkan konsep kita, dan cara bagaimana kelompok sosial memberikan perhatianya kepada pengalaman bersama mereka. Teori ini menyatakan bahwa dunia sosial tercipta karena adanya interaksi antara manusa.

METODE

(22)

C

o

n

t o

h

masyarakat Desa Air Petai khususya masyarakat yang sering menoton pertunjukan Kuda Lumping. Secara umum, penelitian ini difokuskan pada bagaimana pertunjukan kesenian Kuda Lumping yang dilaksanakan dengan masyarakat yang berbeda budaya.Teknik pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitain, karena teknik pengumpulan data sangat mempengaruhi terhadap kualitas dari hasil penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kualitatif dengan menggunakan medote deskriptif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disempurnakan ke dalam satu pola tertentu. Penulis memfokuskan pada tiga pokok persoalan. Ketiga pokok persoalan itu yaitu : konsep dasar, menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, dan bekerja dengan hipotesis (Poerwandi 2005) Konsep dasar dalam analisis data sebuah penelitian kualitataif terdiri dari beberapa yang harus dijadikan sebagai pondasi dalam penelitian.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil pendekatan penelitian fenomenologi dengan melakukan observasi partisipan yang peneliti lakukan selama beberapa hari, peneliti mendapatkan data bahwa media tradisional kesenian Kuda Lumping sangat berpengaruh dalam konteks komunikasi antar budaya yang ada di Desa Air Petai tersebut. Pengamatan dan keikutsertaan peneliti dalam kesenian tersebut menghasil data bahwa kesenian tersebut merupakan hasil dari inisiatif masyarakat dalam rangka untuk mempersatukan keragaman budaya dan menjadikan kesenian Kuda Lumping sebagai identitas kesenian budaya yang ada di Desa tersebut. Dari observasi partisipan peneliti mengikuti seluruh proses acara dalam kesenian Kuda Lumping tersebut, di hasilkan bahwa kesenian Kuda Lumping di perankan atau dimainkan oleh masyarakat dengan beragam budaya yang berbeda- beda. Ketua organisasi kesenian ini merupakan masyarakat asli suku Sunda sedangkan sesepuh dan penasihat dalam kesenian ini adalah asli orang Banyumas Jawa Tengah, selain itu keberagaman penari terlihat jelas dalam pementasan kesenian ini, ada penari yang berasal dari suku Batak dan pribumi asli orang Bengkulu.

(23)

C

o

n

t o

h

dalam konteks komunikasi antarbudaya. Analis proses komunikasi antarbudaya tersebut di kaji menggunakan teori Konstruksi Sosial yang terdapat dalam tradisi sosiokultural.Tradisi Sosiokultural dalam teori komunikasi membahas bagaimana pengertian makna,norma, peran dan aturan yang ada dan saling berinteraksi dalam proses komunikasi. Tradisi sosialkultural berfokus pada pola interaksi antar manusia daripada hal – hal yang terkait dengan sifat atau jiwa yang dimiliki seseorang individu. Dari tradisi komunikasi Sosiokultural ini dapat di terapkan bahwa kesenian Kuda Lumping di Desa Air Petai ini merupakan interaksi manusia yang berbeda latar belakang budaya, interaksi yang terjadi secara terus menerus menjadi perubahan sifat dimiliki oleh setiap individu, perubahan inin di buktikan dengan berbaurnya masyarakat menjadi seragam tidak seperti sebelumnya yang masih membedakan status budaya masing – masing dan kelompok tersendiri dari etnis tertentu.

Pemikiran tradisi Sosiokultural secara jelas menunjukan ketertarikanya dalam proses komunikasi yang terjadi pada situasi yang sebenarnya. Tradisi ini juga cenderung tertarik pada bagaimana makna diciptakan dalam interaksi sosial. Dari tradisi sosialkultural dalam kesenian Kuda Lumping menempatkan kebersamaan dalam sebuah hiburan tradisional untuk semua kalangan masyarakat yang beragam budaya . interaksi sosial terjadi dari proses kesenian Kuda Lumping ini dari awal mulai pertunjukan kesenian kuda lumping berlangsung, interaksi terjadi antar pemain dengan pemain, atau pemain dengan penonton, dan bahkan interaksi yang terjadi antara penonton dengan penonton. Dari tradisi komunikasi Sosiokultural peneliti mengkaji hasil penelitian dengan teori Konstruksi Sosial, teori Konstruksi Sosial yang di hasilkan oleh Peter Berger dan Thomas Luckman. Teori ini beramsusi bahwa interaksi manusia di bangun melalui interaksi sosial, Berger dan Luckmann untuk memahami Konstruksi Sosial dimulai dengan mendifinisikan apa yang dimaksud dengan kenyataan dan pengetahuan. Kenyataan sosial dimaknai sebagai sesuatu yang tersirat didalam pergaulan sosial yang diungkapkan secara sosial melalui komunikasi lewat bahasa, bekerjasama melalui bentu-bentuk organisasi sosial dan sebagainya. Kenyataan sosial ditemukan didalam pengalaman individu. Dalam kesenian Kuda Lumping di desa Air Petai, Kontruksi Sosial di bangun melalui interaksi individu maupun kelompok. Interaksi individu terjadi selama pertunjukan kesenian berlangsung, baik interaksi antar pemain secara interpersonal, maupun pemain dengan penonton secara personal. Kemudian interaksi kelompok terjadi antar sekumpulan organisasi yang ada dalam masyarakat, antar kelompok kesenian Kuda Lumping dengan Ormas yang ada di lingkungan Desa Air Petai.

(24)

C

o

n

t o

h

antar budaya, membentuk sikap dan interaksi baik secara individu maupun kelompok. Proses perubahan sikap dan tingkah laku yang di lakukan penonton dalam menikmati pertunjukan kesenian kuda lumping tersebut, membuktikan bahwa kesenian Kuda Lumping dapat di kategorikan sebagai media tradisional dalam komunikasi antar budaya. Kelebihan media tradisional oleh peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesenian kuda Lumping Tri mnaunggal Baru, adalah kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga dianggap sebagai bagian atau cermin kehidupan masyarakat. Disamping apa yang disuguhkan sebagai media hiburan, Kuda Lumping juga menjadi media dalam mempersatukan keberagaman budaya di dalam masyarakat. melalui media tradisional Kuda Lumping juga bisa diselipkan pesan pembangunan, toleransi dalam berbudaya dan menumbuhakan rasa tenggang rasa atar sesama mewujudkan keberagaman adat istiadat yang mencerminkan keharmonisan dalam betetangga dan bernegara yang sesuai dengan semboyan bangsa Bineka Tunggal Ika.

2. Media tradisional seperti kesenian Kuda Lumping adalah milik rakyat harus dinikmati semua kalangan masyarakat tanpa ada perbedan. Dari hasil penelitaian di hasilkan bahwa media tradisional kesenian Kuda Lumping bisa dinikmati semua lapisan masyarakat. 3. Seni tradisional Kuda Lumping sifatnya lebih menghibur sehingga lebih mudah

mempengaruhi sikap masyarakat. Disamping itu, kesenian tradisional Kuda Lumping juga menjadi jembatan antar keberagaman budaya dalam komunikasi antar budaya.

(25)

C

o

n

t o

h

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai komunikasi antar budaya dalam kesenian Kuda Lumping sebagai media tradisional masyarakat Jawa di Bengkulu, di desa Air Petai Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesenian Kuda Lumping menjadi media tradisional masyarakat Desa Air Petai yang memiliki budaya dan latar Belakang yang berbeda. Dalam proses komunikasi antarbudaya dan pembentukan identitas budaya sangat di pengaruhi oleh budaya yang dominan yaitu Jawa, tetapi toleransi dan partisipasi masyarat budaya lain sangat tinggi dalam pelestarian kesenian Kuda Lumping tersebut. Dengan keragaman budaya di Desa Air Petai tersebut, Kuda Lumping menjadi media tradisional hiburan dari semua budaya yang ada di desa tersebut. Dari hasil pembahasan kesenian Kuda Lumping sebagai media tradisional dapat disimpulkan bahwa :

1. Keanekaragaman budaya yang ada di Desa Air Petai ini, kesenian Kuda Lumping menjadi jembatan sebagai media tradisional yang dapat mempererat kedekatan antar budaya yang berbeda. Dengan demikian kesenian Kuda Lumping dapat di simpulkan sebagai kesenian yang bisa di terima oleh masyarakat dari segala kalangan yang da di desa tersebut

2. Dalam menjaga dan melestarikan kesenian Kuda Lumping yang ada di desa Air Petai, kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara, pemerintah desa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk bersama – sama melestarikan kesenian Kuda Lumping dengan memfasilitasi kelengkapan alat kesenian dan tempat untuk latihan rutin setiap minggunya.

(26)

C

o

n

t o

h

4. Komunikasi antar budaya yang terjadi di Desa tersebut, terjalin secara terus menerus, kemudian pembauran budaya terjadi secara perlahan. Budaya dominan memang berpengaruh besar dalam proses terjadinya peleburan budaya. Dengan demikian budaya Jawa lebih mendominasi dalam proses komunikasi antar budaya yang terjadi di desa Air Petai tersebut. Tetapi toleransi dan partisipasi masyarakat suku lain sangat tinggi, ini di buktikan banyaknya keikutsertaan masyarakat budaya lain dalam proses pementasan kesenian Kuda Lumping, kemudian mereka menjadi anggota kelompok dalam kesenian tersebut.

5. Banyak masyarakat Desa Air Petai ikut terlibat dalan kegiatan kesenian tradisional Kuda Lumping bukan dari paksaan dari siapapun melainkan datang dari kesadaran diri pribadi.

6. Unsur magik dalam kesenian tradisional Kuda Lumping tidak dapat dipisahkan hal ini tercermin di mana penari Kuda Lumping mengalami kesurupan pada puncak pertunjukan akhir babak.

7. Ritual-ritual yang dilakukan pawang seperti memberi sesaji dan berdoa untuk leluhur tetap dilaksanakan sebagai bentuk tradisi yang harus dijalankan meskipun zaman sudah berkembang lebih maju.

8. Kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Air Petai seiring majunya zaman telah mengalami perkembangan dalam aspek gerak tarian, musik pengiring, kostum dan tata rias serta manajemennya.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana.Deddy 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Rosdakarya

Poerwandari E.K, 2005. Pendekatan Kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta : Perfecta LPSP3 fakultas Psikologi UI.

Morissan, 2013.Teori Komunikasi Individu Hingga Masssa. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

sekarjagad.co.id/berita-kesenian-kuda lumping

(27)

C

o

(28)

C

o

n

t o

h

Tema

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER TAHUN 2017

Referensi

Dokumen terkait

Kesenian kuda lumping ini sering di adakan di desa seminai sebagai salah satu hiburan rakyat yang bersifat tradisional yang masih di gemari oleh masyarakat banyak

Penonton kesenian kuda lumping ini bukan hanya warga di Desa Pulau Semambu Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir saja, kadang-kadang warga desa lain juga ikut menyaksikan

Hasil penelitian sebagai berikut; (1)Proses pertunjukan kesenian tradisional kuda lumping grup Seni Budaya Binaraga di Desa Ambalkumolo, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten

Kesenian Kuda Lumping di Desa Jurang Belimbing Tembalang memiliki beberapa permasalahan yaitu kurangnya minat generasi muda dalam ikut melestarikan dan bergabung dengan keseninan

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap kesenian tradisional Kuda Lumping di Desa Sinar Tebudak Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang juga dapat digunakan

Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pertunjukan kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo di Desa Prigelan Kecamatan

Hal ini sesuai dengan fokus pengamatan dalam penelitian kesenian Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo yaitu dari segi

Inovasi yang dilakukan adalah pemberdayaan anak-anak sebagai generasi penerus kesenian Kuda Lumping di desa Gandu II, yang nantikan akan memegang kendali kesenian di desa tersebut..