• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Nikmah Setiyaningsih BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Nikmah Setiyaningsih BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran globalisasi pada era sekarang sudah tidak bisa terelakan lagi. Globalisasi dikenal sebagai sebuah proses mendunia tanpa batas, munculnya berbagai unsur-unsur baru seperti pengaruh kebudayaan, perilaku, dan gaya hidup yang diikuti dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat. Akibat dari arus globalisasi yang demikian serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, dampak yang ditimbulkan tentunya sangat besar yang berimbas bagi seluruh penduduk dunia, tidak terkecuali Bangsa Indonesia, dampak yang sangat dirasakan oleh Bangsa Indonesia dengan adanya globalisasi yaitu lunturnya semboyan Negara Indonesia yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti

berbeda-beda tetapi tetap satu jua dan memiliki cakupan makna yang luas dibangun dari perbedaan dan lebih menekankan pada prinsip persatuan yang ditunjukan melalui sikap toleransi dan kerjasama yang harus dimiliki oleh masing-masing individu agar tetap terjagnya persatuan.

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan globalisasi dan teknologi informasi komunikasi yang semakin pesat yaitu melalui sebuah jalur yang disebut pendidikan. Menurut UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa:

(2)

Wujud implementasi adanya pendidikan di Indonesia yaitu melalui sebuah lembaga formal yang disebut sekolah. Sekolah sebagai wahana untuk mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Sekolah diharapkan mampu mengembangkan dan mewujudkan jiwa positif bagi siswa, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan penanaman sikap toleransi dan sikap kerjasama siswa. Oleh karena itu penanaman pendidikan karakter seperti sikap toleransi dan kerjasama yang ada di Indonesia idealnya diberikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sebagai upaya untuk mencegah kelunturan nilai-nilai toleransi dan kerjasama. Sikap toleransi dan kerjasama sangat dibutuhkan didalam Negara Indonesia karena toleransi sebagai sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya dan kerjsama sebagai wujud kebersamaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Sikap toleransi ditanamkan sebagai salah satu upaya bangsa Indonesia untuk membentengi para generasi penerus dari permasalahan globalisasi agar memiliki jiwa yang saling menghargai dan bekerjasama. Wujud dari penanaman sikap toleransi di Indonesia dilakukan dalam sebuah pendidikan. Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan nonformal.

(3)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Ayat Al-Qur’an tersebut telah memberikan penguatan bahwa sikap toleransi bukan hanya menjadi kewajiban yang harus ditunjukan karena adanya peraturan Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai bangsa, suku, budaya, ras, dan agama. Allah juga telah memerintahkan manusia agar selalu menjaga sikap toleransi yang telah dijelaskan dalam ayatnya tersebut. Sikap toleransi di Negara Indonesia sudah sangat memudar khususnya pada dunia pendidikan, yang dibuktikan dengan adanya perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat pesat menyebabkan siswa tumbuh pada lingkungan yang tidak kondusif dalam membentuk jiwa sosial karena pengaruh lingkungan yang cenderung masing-masing. Kondisi tersebut mengakibatkan para siswa memiliki jiwa sosial yang sangat rendah cenderung mementingkan kepentingan dan kebutuhan sendiri tanpa memperhatikan orang lain, yang menyebabkan sikap toleransi dan keterampilan kerjasama siswa tidak dapat dikembangkan.

(4)

kesulitan dalam menanamkan sikap toleransi dan kerjasama pada siswa. Sikap toleransi yang ditunjukan oleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus sangat rendah khususnya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa kurang menghargai pendapat siswa lainnya yang ditunjukan dengan sikap tidak mendengarkan dan bermain sendiri khususnya ketika proses pembelajaran dilakukan dengan metode kelompok dan perwakilan kelompok sedang menyampaikan hasil diskusinya, siswa juga kurang menunjukan sikap mencintai satu sama lain seperti membedakan golongan sosial, agama, suku, ras, dan budaya yang dimiliki oleh masing-masing siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus.

(5)

cenderung bekerja sendiri-sendiri, sehingga proses pembelajaran yang sudah direncanakan tidak berjalan dengan maksimal.

Guru kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus juga mengatakan bahwa sebagus dan semenarik apapun pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran ketika menggunakan sistem kelompok para siswa siswinya susah untuk diatur siswa cenderung untuk memilih berkelompok dengan kelompok gengnya masing-masing, dari segi itulah pembelajaran yang berlangsung sangat tidak kondusif karena sikap kerjasama yang terjalin di kelas sangat sulit untuk ditumbuhkan. Permasalahan lain yang dirasakan oleh Guru kelas IV SD Negeri 1 yaitu bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan sistem pembelajaran seperti biasa, karena kondisi siswa yang susah untuk diatur sehingga metode, dan strategi yang digunakan juga berjalan biasa seperti ceramah, penugasan, dan teks book.

Permasalahan lain yang terjadi di kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus yaitu tidak hanya pada sikap toleransi dan kerjasama saja melainkan juga pada prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa sangat rendah, rata-rata nilai siswa masih dibawah KKM, hal ini dapat terlihat dari data nilai ulangan harian dan ulangan tengah semester I pada tahun ajaran 2018/2019 yang terdapat pada table 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Data Nilai UH Dan UTS Tahun Pelajaran 2018/2019

No Nilai Rata-rata KKM Keterangan

1 63 70 UH

(6)

Berdasarkan tebel 1.1 di atas guru kelas bersama peneliti menyepakati untuk meningkatkan sikap toleransi, kerjasama dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus, siswa mengakui bahwa bangga menjadi Bangsa Indonesia dan memahami bahwa Bangsa Indonesia banyak sekali memiliki bentuk keragaman, siswa juga mengetahui bahwa hidup selalu membutuhkan orang lain harus berjiwa sosial dan harus saling bekerjasama. Kelemahan yang siswa miliki yaitu belum dapat memahami bentuk keragaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, dan mengaplikasikan sepenuhnya makna dari sebuah sikap tolerasi dan kerjasama, yang ditunjukan dengan cara menghargai, tidak membeda-bedakan suku, ras, suku, dan budaya, mereka juga mengatakan bahwa dikelas masih sering terjadi perbedaan warna kulit, status sosial dan perbedaan kelompok belajar.

Siswa juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang diikuti terlalu menekankan kepada materi dan penjelasan guru, siswa jarang untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa bosan dalam proses pembelajaran. Kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengakibatkan konsentrasi, minat, dan siswa menjadi pasif yang mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak efektif. Kondisi pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah, menyebabkan

siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, dan

(7)

kurang efektif karena tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara

maksimal.

Guru menyadari bahwa kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan begitu

saja, karena dapat menimbulkan permasalahan yang lebih besar. Peneliti dan

guru merasa perlu melakukan upaya perbaikan terhadap kondisi tersebut.

Disepakati bahwa peneliti dan guru akan bekerjasama melaksanakan

Penelitian Tindakkan K elas (PTK ) di kelas IV pada “Tema 8 Daerah Tempat

Tinggalku” menggunakan Pembelajaran Sosiodrama dengan Penerapan

Strategi ATONG untuk meningkatkan sikap toleransi, kerjasama dan prestasi

belajar siswa.

Sosiodrama digunakan peneliti dalam menyelesaikan masalah karena

memiliki keunggulan yaitu dapat membawa siswa pada suasana secara langsung karena mereka berperan sebagai orang lain, mendramatisasi agar peserta didik berperan langsung dalam proses pembelajaran sehingga akan memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan dilengkapi dengan penerapan Strategi ATONG yaitu A: Amati (terhadap semua situasi belajar) T: Tanya (pada setiap masalah yang muncul) O: Olah (atas jawaban dari pertanyaan) N: Nalar (untuk meneruskan sampai pada) G: Gagas (suatu ide atau inovasi baru). Pembelajaran dengan menggunakan strategi ATONG, lebih menekankan kepada aktivitas dan keaktifan peserta didik, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran

(8)

Pada Sub Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku Melalui Penerapan Pembelajaran Sosiodrama dengan Strategi ATONG Kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus”

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Masalah yang akan dibatasi adalah:

1. Prestasi belajar siswa pada Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku. 2. Sikap toleransi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Kerjasama siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Tempat penelitian di SD Negeri 1 Limpakuwus.

5. Sasaran penelitian siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang seperti peneliti telah jelaskan, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana peningkatan sikap toleransi, kerjasama, dan prestasi belajar siswa pada tema 8 Daerah Tempat Tinggalku di kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus dengan menerapkan pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG?” Rumusan masalah tersebut

dapat diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus.

(9)

3. Bagaimana penerapan pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dapat meningkatkan sikap kerjasama pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus.

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian tindakan ini

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan prestasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus pada Tema 8 melalui pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG.

2. Meningkatkan sikap toleransi siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus pada Tema 8 melalui pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG.

3. Meningkatkan sikap kerjasama siswa kelas IV SD Negeri 1 Limpakuwus pada Tema 8 melalui pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG.

E. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

(10)

2. Manfaaat Praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat menjadikan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran tema 8 sehingga sikap toleransi, kerjasama, dan prestasi belajar siswa dapat dengan mudah meningkat melalui penerapan pembelajaran Sosiodrama dengan strategi ATONG.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan sikap toleransi, kerjasama, dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran sosiodrama dengan strategi ATONG, serta dapat meningkatkan perhatian guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, membantu meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran, sebagai bahan perenungan terhadap peningkatan kinerja guru kelas, dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

c. Bagi Peneliti

1) Peneliti memperoleh pengetahuan dalam hal mengelola kelas.

2) Menambah wawasan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 3) Merangsang daya kreativitas peneliti dalam menyusun strategi

Gambar

Tabel 1.1 Data Nilai UH Dan UTS Tahun Pelajaran 2018/2019

Referensi

Dokumen terkait

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk men- dukung program peningkatan produksi pangan nasional dapat dilakukan karena sudah tersedia berbagai inovasi teknologi (Suriadikarta

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi Negara Kesatuan RepublikIndonesia dengan alasan sebagai berikut... 1) Pancasila memiliki potensi menampung keadaan

Guru dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah sebagai. pendidik yang mempunyai tugas tanggung jawab untuk

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI