• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika bahasan gerak lurus pada siswa kelas XA dan XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika bahasan gerak lurus pada siswa kelas XA dan XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

DENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

PADA SISWA KELAS X A DAN KELAS X B SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi Pendidikan Fisika

Iken Widiyanti NIM: 041424029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dan apa saja

yang kamu

minta dalam

doa dengan

penuh

kepercayaan,

kamu akan

menerimanya”.

Mat 21:22

! "

(5)
(6)

vi ABSTRAK

Iken Widiyanti. 2009. Identifikasi Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus Pada Siswa Kelas XA Dan Kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta dalam menyelesaikan soal gerak lurus, (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal, dan (3) mengetahui sejauh mana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal gerak lurus.

Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas X A dan kelas X B SMA Santa Maria Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama dengan tes fisika dengan materi tes adalah Gerak Lurus. Tes fisika berjumlah 10 butir soal uraian. Tahap kedua yaitu wawancara dengan 6 orang siswa yang telah dipilih. Pedoman wawancara diambil dari jawaban tes siswa dan kemudian siswa menjelaskan langkah penyelesaiannya. Jawaban tes dan data wawancara dianalisis untuk dicari letak, jenis, dan kemungkinan faktor penyebab kesulitan yang terjadi diarahkan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dengan mengklasifikasikan jenis kesalahan tersebut. Data kesulitan dari hasil jawaban tes dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data wawancara dianalisis secara kualitatif yaitu hasil rekaman ditranskrip dalam bentuk laporan terperinci.

(7)

vii ABSTRACT

Iken Widiyanti. 2009. Identification on Students Difficulties in Solving Physics Questions of Rectilinear Movement on 10th A Grade and 10th B Grade Students of Saint Mary Senior High School Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Physics Education Study Programme, Majoring on Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

The research is aimed to (1) find out the difficulties of students of 10th grade of Saint Mary Senior High School Yogyakarta in solving questions of rectilinear movement, (2) find out the factors that caused students’ difficulties in solving the questions, and (3) find out how far students get difficulties on solving the questions.

The participant of this research are 10th A grade and 10th B grade students of Saint Mary Senior High School Yogyakarta. The data are collected by 2 stages; first stage is by physics test with the material is Rectilinear Movement. Physics test amount 10 questions description. Second stage is interview with 6 chosen students. The interview is oriented on the students’ answer test and then the students describe the step in solving the questions. The test answers and the interview data are analyzed to get where, what, and probability in finding difficulties in which directed on students’ faults by classify those kinds of faults. The data of difficulties from the result of test answers is analyzed in two ways; qualitative and quantitative. The data of interview is analyzed in qualitative in which the transcription are in a detail report form.

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma :

Nama : Iken Widiyanti

Nomor mahasiswa : 041424029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

”Identifikasi Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus Pada Siswa Kelas XA Dan Kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Mei 2009

Yang menyatakan

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Bapa di Surga karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA POKOK BAHASAN GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X A DAN KELAS X B SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami. Namun dengan bantuan berbagai pihak semua kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Domi Severinus, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis menempuh kuliah serta atas masukan dan kritikan yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Paul Suparno. S.J., M.S.T. dan Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah membimbing selama penulis menempuh kuliah serta atas masukan dan kritikan yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag., selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

5. Ibu Sutilah selaku guru bidang studi fisika di SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah membantu penulis selama penelitian.

(10)

ix

7. Bapak Sunardjo, Bapak Sugeng dan Ibu Heni di sekretariat JPMIPA atas segala bantuan, keramahan, dan kerja samanya selama penulis menempuh kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak dan ibuku tercinta, Yohanes Babtista Rukiya dan Christina Mukirah atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, nasehat, dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi hadiah kecil yang membanggakan.

9. Adikku yang tersayang Cecilia Mela Kristantiwi atas dukungan, semangat, doa dan cinta yang diberikan.

10.Antonius Felix Gheni Rindra Prasetya yang tak pernah kunjung henti memberi cinta, kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan kepada penulis selama ini. 11.Teman-teman PFIS angkatan 2004 di JPMIPA. Terima kasih atas bantuan,

dukungan, semangat, keceriaan dan kebersamaan selama kuliah.

12.Sahabat-sahabat ku Woro, Ivan, Tuti dan yang lainnya. Terima kasih atas bantuan, dukungan, semangat, keceriaan dan kebersamaan kalian selama ini. 13.Teman-teman Kost Qta; Retno, Rina, Christin, Yayuk dan Aster. Terima kasih

atas bantuan, semangat, dan perhatian yang diberikan selama ini.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah rela membantu dan mendukung penulis hingga selesainya proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini. Karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi yang tidak sempurna ini bermanfaat bagi setiap pembaca.

(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GRAFIK... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Pembatasan Masalah ... 3

E. Pembatasan Istilah... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

(12)

xi BAB II LANDASAN TEORI

A. Kesulitan Belajar... 7

B. Ciri-Ciri Anak yang MengalamiKesulitan Belajar... 11

C. Strategi dalam Menyelesaikan Soal ... 11

D. Teknik Diagnosis... 18

E. Materi Gerak Lurus ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Partisipan Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian... 27

E. Bentuk Data danMetode Pengumpulan Data ... 28

F. Desain Penelitian... 29

G. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN HASIL ANALISIS A. Penyajian Data dan Analisis Data dari Jawaban Tes Siswa dan Hasil Wawancara ... 35

B. Faktor Penyebab Kesulitan ... 58

(13)

xii

BAB V PEMBAHASAN

A. Jenis Kesulitan ... 64 B. Faktor Penyebab Kesulitan... 69 C. Tingkat Kesulitan Siswa... 70

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA... 75

(14)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Hubungan Kecepatan Terhadap Waktu ... 20

Grafik 2.2. Jarak Terhadap Waktu... 21

Grafik 2.3. Kecepatan Terhadap Waktu Dengan Kecepatan Awal v0 ≠0... 23

Grafik 4.1. Menentukan Titik-Titik Koordinat... 47

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Hubungan Antara Jarak Terhadap Waktu ... 20 Tabel 3.1. Indikator Pencapaian Hasil Belajar... 27 Tabel 3.2. Keterkaitan Strategi Menyelesaikan Soal dari Huffman (1997:555) dengan Rumusan Jenis Kesalahan yang Dikemukakan oleh Hadar dkk (1987) ... 31 Tabel 3.3. Kategori tingkat kesulitan siswa berdasarkan interval skor yang

diperoleh... 35 Tabel 4.1. Frekuensi Siswa yang Melakukan Kesalahan dan yang Tidak Menjawab Soal ... 36 Tabel 4.2. Jenis Kesalahan dan Frekuensi Siswa Melakukan Kesalahan ... 38 Tabel 4.3. Kategori Tingkat Kesulitan Siswa ... 39 Tabel 4.4. Transkip Data Kesulitan yang Dialami Siswa dalam Menyelesaikan

Soal Berdasarkan Hasil Wawancara... 39 Tabel 4.5. Jenis-Jenis Kesulitan dari Hasil Wawancara ... 42 Tabel 4.6. Faktor Penyebab Kesulitan dari Jawaban Tes Siswa dan Hasil Wawancara Diarahkan pada Kesalahan-Kesalahan yang Dilakukan Siswa ... 59 Tabel 4.7. Kategori Tingkat Kesulitan dari Kelengkapan dan Kesesuaian Siswa dalam Menyelesaikan... 61

(16)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Desain Penelitian ... 29

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Tes Fisika ... 76

Lampiran 2. Kunci Jawaban Soal Tes Fisika... 78

Lampiran 3. Transkrip Wawancara... 96

Lampiran 4. Tabel Distribusi Kesalahan dari Tiap Soal... 116

Lampiran 5. Tabel Skor Tiap Soal untuk Kelengkapan dan Kesesuaian Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Soal dengan Strategi Penyelesaian Soal... 136

Lampiran 6. Tabel Tingkat Kesulitan Siswa... 140

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran ilmu pasti seperti fisika seringkali dianggap momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa sekolah, baik itu pelajar tingkat menengah, umum, bahkan di perguruan tinggi. Benarkah fisika menakutkan? Kenyataan yang ada, di kalangan siswa masih menganggap fisika menakutkan karena banyaknya rumus yang rumit dan soal-soal yang sulit dipahami. Mereka bingung menggunakan rumus mana untuk menyelesaikan permasalahan fisika.

Pada saat siswa diberikan soal atau tes, biasanya siswa hanya mencoba-coba menggunakan rumus yang menurut mereka sesuai agar dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Selain itu, soal-soal diselesaikan dengan cara “gotong-royong” karena hanya sedikit siswa yang bisa atau minimal mau mengerjakannya.

Hal ini menyebabkan pemahaman siswa tentang fisika sangat rendah, yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang rendah pula. Pemahaman siswa yang rendah disebabkan siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari karena mereka cenderung menghafal rumus-rumus dan konsep fisika tanpa memahaminya.

(19)

juga penting untuk memantapkan penguasaan hukum alam yang telah mereka kuasai. Tapi, perlu ditegaskan, kemampuan perhitungan matematis akan diperoleh jika para siswa bisa menguasai konsep dasar yang dipelajari. Tidak diperoleh dari hafalan semata (Wijayanto: 2008).

Pembelajaran fisika di sekolah dimaksudkan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai bukan sekedar mengetahui konsep saja, tetapi juga memahami konsep fisika tersebut. Penguasaan sejauhmana konsep-konsep fisika tersebut dapat dipahami siswa tampak ketika siswa mampu menyelesaikan soal-soal fisika.

Dalam hal ini, guru berperan penting dalam menilai keberhasilan siswa, tidak cukup hanya sekedar mengetahui berhasil atau tidaknya siswa dalam menyelesaikan soal atau tes, dan dari nilai yang diperoleh siswa tetapi para guru juga harus senantiasa melakukan pemeriksaan dari hasil kerja siswa atau analisis terhadap jawaban. Analisis terhadap jawaban dilakukan untuk mengetahui bagian mana dari materi yang belum dikuasai, menemukan kelemahan atau kesulitan siswa, penyebab kesulitan siswa dan sejauhmana konsep-konsep fisika tersebut dapat dipahami siswa.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika?

3. Sejauhmana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan

soal-soal fisika.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

3. Mengetahui sejauhmana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

D. Pembatasan Masalah

(21)

E. Pembatasan Istilah

Dalam penelitian ini dibatasi istilah-istilah sebagai berikut:

1. Kesulitan adalah hambatan yang menyebabkan siswa tidak mampu menyelesaikan soal.

2. Identifikasi kesulitan diartikan sebagai upaya-upaya untuk menemukan kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan memberi beberapa manfaat, antara lain :

1. Bagi guru

Penelitian ini bermanfaat untuk guru dalam mengidentifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dan membantu guru agar dapat merancang pembelajaran yang cocok untuk siswa, sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika.

2. Bagi peneliti

(22)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi hal-hal yang mendasari penulisan, yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan menyajikan teori-teori yang mendukung permasalahan dan pembahasan dari hasil studi pustaka terkait, yaitu mengenai kesulitan belajar, ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar, strategi dalam menyelesaikan soal, teknik diagnosis dan materi gerak lurus.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas tentang metodologi yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi.

BAB IV. PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN HASIL ANALISIS Dalam bab ini berisi penyajian data beserta analisis data dan hasil analisisnya.

BAB V. PEMBAHASAN

(23)

BAB VI. PENUTUP

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesulitan Belajar

Belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan/memperoleh pengetahuan. Untuk mendapatkan pengetahuan tersebut harus didukung dengan kegiatan belajar yang baik. Dalam kenyataan ini terutama di sekolah, ada beberapa siswa yang dapat belajar secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

Habiburrahman (1981:1) menghubungkan kesulitan belajar dengan kegagalan belajar, dimana kegagalan belajar tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar yang rendah. Menurut pendidikan modern, tidak selamanya siswa yang mengalami kegagalan belajar disebabkan oleh kesulitan belajar. Habiburrahman mendefinisikan kesulitan belajar siswa adalah suatu keadaan apabila hasil belajar tidak sesuai atau lebih rendah dari kemampuan belajar yang dimilikinya.

Menurut (2007) faktor penyebab secara umum kesulitan belajar siswa diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor fisiologis

(25)

dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, atau pun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya siswa akan mengalami kesulitan belajar.

2. Faktor sosial

Faktor penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati.

3. Faktor kejiwaan

Faktor penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang sangat berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar.

4. Faktor intelektual

(26)

yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut.

5. Faktor kependidikan

Faktor penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan ketidak berhasilan siswa.

Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Hadar dkk (1987) mengemukakan kategori jenis kesalahan yang merupakan faktor penyebab kesulitan belajar dan dapat berpengaruh pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika sebagai berikut:

(27)

perhitungan) yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah, mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai, menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain dan salah mengutip soal.

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa. Yang termasuk dalam kategori ini adalah mengubah bahasa sehari-hari kedalam bentuk matematika dengan arti yang berbeda, menulis simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda, salah mengartikan grafik.

3. Kesalahan menarik kesimpulan. Kategori ini meliputi kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu informasi yang diberikan.

4. Kesalahan menggunakan definisi/konsep atau teorema. Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan teorema atau definisi yang pokok dan khas. Yang termasuk kedalam kesalahan ini adalah menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai, tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau teorema.

5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali. Kesalahan terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh siswa benar tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian soal tersebut.

(28)

B. Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar

Menurut Dalyono (1997:247) gejala yang dapat digunakan sebagai tanda bahwa siswa mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan prestasi yang rendah atau dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.

2. Hal yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya, Ia berusaha keras tetapi nilainya selalu rendah.

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal dalam menyelesaikan tugas-tugas.

4. Menunjukkan sikap kurang wajar, seperti: acuh tak acuh, berpura-pura, dusta dan lain-lain.

5. Menunjukkan sikap yang berlainan, misalnya: mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih dan lain-lain.

C. Strategi dalam Menyelesaikan Soal.

(29)

Krulik (1997:3) mendefinisikan problem solving sebagai situasi dimana individu menggunakan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan sebelumnya untuk mencari solusi dari situasi yang tidak familiar. Situasi tersebut bisa berupa masalah atau secara khusus dapat berupa soal atau tes.

Sedangkan menurut Polya (1957) seperti dikutip oleh Harskamp (2006:1670), problem solving didefinisikan sebagai cara menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah dengan mengkaitkan keterampilan untuk menganalisis sebuah masalah, menerapkan serta mengumpulkan pengetahuan, membuat keputusan dan menentukan langkah-langkah untuk mendapatkan solusinya.

Huffman (1997:555), dalam artikelnya menuliskan strategi menyelesaikan soal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Fokus pada permasalahan

a. Membuat sketsa permasalahan b. Menuliskan data-data atau informasi

c. Menuliskan masalah yang ditanyakan atau pertanyaan utama d. Menuliskan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan soal 2. Mendeskripsikan soal

a. Membuat diagram b. Menuliskan variabel

(30)

3. Merencanakan solusi

a. Menuliskan atau menyusun persamaan khusus b. Memeriksa variabel yang tidak diketahui c. Menuliskan solusi pemecahan soal 4. Melakukan perhitungan

a. Mensubstitusikan nilai ke dalam persamaan b. Memanipulasi persamaan

5. Mengevaluasi atau memeriksa kevalidan jawaban, sesuai tidak dengan yang diinginkan

Strategi ini diharapkan dapat menuntun siswa untuk dapat memecahkan soal yang dihadapi. Strategi dapat pula digunakan sebagai sarana untuk mendiagnosis pemahaman siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketidaktahuan bagaimana soal harus mulai dikerjakan menjadi penyebab siswa menemui kesulitan dalam menyelesaikan soal.

Menurut Giancoli (2001:33) untuk memahami bagaimana mengerjakan soal-bahkan untuk memulai-mungkin tidak selalu mudah. Giancoli memberi pendekatan untuk menyelesaikan suatu masalah yaitu sebagai berikut:

1. Membaca dan membaca ulang seluruh soal dengan teliti sebelum mencoba menyelesaikannya.

(31)

5. Mempertimbangkan persamaan-persamaan (dan/atau definisi-definisi) yang berhubungan dengan besaran-besaran yang terkait. Mengkombinasi atau memanipulasi persamaan-persamaan. Memasukkan nilai-nilai numerik.

6. Melakukan perhitungan.

7. Memeriksa kembali dengan teliti jawaban.

8. Memperhatikan satuan-satuan dan menggunakan satuan yang konsisten. Dengan memperhatikan bahwa tanda sama dengan berarti satuan pada tiap sisi harus sama, jika satuan-satuannya tidak seimbang berarti telah terjadi kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan beberapa kemampuan yang dituntut dalam menyelesaikan soal, dimana kemampuan ini sangat terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa seperti yang dikutip oleh Suwito (2004) dalam skripsinya. Kemampuan tersebut antara lain:

1. Kemampuan mengidentifikasi besaran dan satuan 2. Kemampuan menggambarkan diagram bebas 3. Kemampuan mengidentifikasi persamaan

4. Kemampuan melakukan penyelesaian secara matematik

1. Kemampuan mengidentifikasi besaran dan satuan

(32)

yang relevan. Besaran-besaran ini sangat membantu siswa dalam melakukan penyelesaian soal berikutnya.

a. Identifikasi besaran yang relevan

Identifikasi besaran yang relevan adalah mendata besaran yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. Identifikasi besaran yang relevan tersebut terdiri dari identifikasi besaran yang diketahui secara langsung, besaran yang ditanyakan, besaran yang diperlukan dalam menyelesaikan soal (besaran yang diketahui secara tidak langsung).

Besaran yang diketahui secara langsung merupakan besaran yang langsung dituliskan dalam soal baik simbol, besar dan satuannya. Selanjutnya ada pula besaran yang tersembunyi dalam soal. Besaran ini disajikan dalam kalimat tertentu yang menunjukkan simbol, nilai serta satuannya.

Hal utama yang perlu disadari adalah yang ingin diketahui dari soal tersebut, biasanya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Terkadang dalam menyelesaikan soal, kita dihadapkan pada besaran-besaran tertentu yang tidak termuat dalam soal namun diperlukan dalam menentukan jawaban. Besaran ini diketahui setelah kita menentukan persamaan yang ada, sehingga besaran ini perlu dicari terlebih dahulu. b. Identifikasi jenis besaran

(33)

arah. Pemahaman jenis besaran sangat berguna bila siswa dihadapkan pada soal yang menuntut identifikasi apakah termasuk besaran skalar atau besaran vektor. Aplikasi besaran vektor akan tampak ketika siswa diharuskan menggambar diagram bebas lengkap dengan arah besarannya.

c. Menentukan simbol

Menentukan simbol merupakan bagian dari identifikasi besaran. Namun terkadang banyak dijumpai soal yang hanya menuntut siswa untuk menentukan apakah ini termasuk simbol besaran vektor atau skalar. Penulisan simbol besaran vektor biasanya ditulis dengan huruf tebal atau diberi tanda panah diatasnya, dan simbol yang dicetak biasa atau tidak diberi tanda panah untuk simbol besaran skalar.

2. Kemampuan menggambarkan diagram bebas

(34)

3. Kemampuan mengidentifikasi persamaan

Pemilihan persamaan yang tepat sangat menentukan siswa menemukan jawaban yang dicari. Mengidentifikasi persamaan harus sesuai dengan data-data yang relevan. Banyak ditemukan gejala bahwa siswa dalam menentukan persamaan ada kecenderungan memilih secara acak. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan, perhitungan bisa menjadi panjang atau bahkan perhitungan berhenti pada bagian tertentu.

Persamaan ini disebut persamaan antara. Adanya persamaan antara ini seolah-olah menjadikan soal terbagi dalam beberapa sub soal. Soal yang seharusnya hanya mencari nilai besaran tertentu, harus mencari besaran yang lain yang belum diketahui. Oleh karena itu, sangatlah penting mencermati besaran-besaran dalam persamaan dasar yang belum diketahui nilainya.

4. Kemampuan melakukan penyelesaian secara matematik

Penyelesaian soal dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif lebih menekankan bagaimana penyelesaian soal tanpa melibatkan nilai besaran yang relevan, sehingga hasilnya akan berbentuk persamaan matematik dengan melibatkan besaran-besaran yang relevan, sedangkan secara kuantitatif lebih menekankan perhitungan dengan memasukkan nilai-nilai besaran yang relevan ke dalam persamaan yang telah dihitung secara kualitatif.

(35)

penyelesaian secara kualitatif sudah mampu dilakukan, perhitungan secara kuantitatif akan lebih mudah. Siswa hanya menekankan perhitungan. Secara kuantitatif akan terjebak pada pemilihan persamaan dan memasukkan nilai-nilai besaran yang ada tanpa konsep atau prinsip tertentu.

D. Teknik Diagnosis

Menurut Habiburrahman (1981:7) prosedur diagnosis pada umumnya mengikuti garis besar sebagai berikut:

1. Diagnosis umum

Dalam diagnosis umum biasanya dipergunakan tes-tes ujian standard sekolah.

2. Diagnosis analitis

Dalam diagnosis analitis ini bertujuan menganalisis dalam suatu kelas siswa-siswa mana yang mengalami kesulitan belajar dalam suatu mata pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan bagian mana dari pelajaran tersebut yang mendapat kesulitan belajar. Oleh karena itu dalam diagnosis analitis ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

a. Identifikasi subyek yang mengalami kesulitan

(36)

b. Analisis kesulitan belajar

Tujuannya ialah untuk mengetahui letak kesulitan dalam proses perkembangan suatu pelajaran, atau bagian dari suatu pelajaran.

3. Diagnosis psykhologis

Dalam diagnosis ini dimaksudkan mencari sebab-sebab kesulitan belajar tersebut

E. Materi Gerak Lurus

1. Besaran-besaran pada gerak lurus a. Posisi, Jarak, dan perpindahan

Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap acuan tertentu. Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh benda, sedangkan perpindahan merupakan perubahan kedudukan benda dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan posisi dan perpindahan merupakan besaran vektor.

b. Kelajuan rata-rata, kecepatan rata-rata, dan kecepatan sesaat

Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang ditempuh dengan selang waktu yang dibutuhkan.

t x v

waktu selang

total jarak rata

rata kelajuan

=

= −

(37)

waktu selang

n perpindaha =

rata -rata Kecepatan

1 2

1 2

t t

x x t x v

− − = ∆ ∆ =

Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan benda pada suatu

saat atau kecepatan rata-rata pada selang waktu yang sangat singkat.

kecil sangat t

untuk t

x v

t x t

v

0 lim

∆ ∆

∆ =

∆ ∆ → ∆ =

2. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan

kecepatan tetap (tidak mengalami percepatan atau percepatan nol).

Garfik kecepatan dan posisi GLB

o Hubungan kecepatan terhadap waktu.

Grafik 2.1. Hubungan kecepatan terhadap waktu

o Grafik jarak terhadap waktu

Waktu (s) 0 1 2 3 4 5

Jarak (m) 0 40 80 120 160 200

Tabel 2.1. Hubungan antara jarak terhadap waktu

v (m/s)

(38)

Grafik Jarak terhadap Waktu

0 40 80 120 160 200 240

0 1 2 Waktu (s)3 4 5 6

J

a

ra

k

(

m

)

Grafik 2.2. Jarak terhadap waktu

Hubungan antara jarak terhadap waktu pada GLB, berupa garis lurus miring ke atas melalui titik asal O(0,0). Dengan gradien garis menyatakan kecepatan tetap GLB, semakin curam garis itu makin besar kecepatannya. Gradien garis ditentukan oleh nilai tan α, dengan α adalah sudut antara grafik dengan sumbu x positif.

Di dalam trigonometri, diketahui:

x y sumbu sumbu =

α

tan

Maka kecepatan mobil, yaitu:

s m x

y sumbu sumbu

v 40 /

1 40

tan = = =

= α

Dari grafik kecepatan terhadap waktu dapat disimpulkan bahwa ketika

waktu bertambah kecepatannya selalu tetap. Dengan kata lain, jarak yang

ditempuh benda sebanding dengan waktu t. Secara sistematis,

vt x= atau

t x v=

Jika benda mulai bergerak dari posisi awal x=x0, persamaannya

(39)

vt x

x= 0 + atau

t x x

v= − 0

3. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap (mengalami perubahan kecepatan yang sama dalam selang waktu yang sama). Tiap benda yang mengalami kecepatannya berubah maka benda tersebut mengalami percepatan. Untuk melakukan perubahan kecepatan tersebut, benda memerlukan waktu maka perubahan kecepatan ini disebut percepatan, sedangkan perubahan kecepatan dalam selang waktu disebut percepatan rata-rata, dalam sistematis ditulis sebagai berikut:

0 0

t t

v v t v

a t

− − = ∆ ∆ =

Percepatan sesaat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang berlangsung dalam waktu yang singkat, dan dirumuskan sebagai:

t v t

a

∆ ∆ → ∆

=

0 lim

Sehingga percepatan sesaat dapat dihitung dengan turunan waktu dari

kecepatan. Dalam gerak lurus berubah beraturan percepatan yang dialami

benda itu besarnya tetap sama yaitu sebesar :

0 0

t t

v v

a t

− − =

(40)

t v v t v v a t t 0 0 0 − = − − = at v v v v at t t + = − = 0 0

Dari persamaan vt =v0 +at dapat dilukis grafik kecepatan terhadap

waktu dengan kecepatan awal v0 ≠0.

Grafik 2.3. Kecepatan terhadap waktu dengan kecepatan awal v0 ≠0

Untuk percepatan tetap, kecepatannya berubah secara linier terhadap

waktu dan kecepatan rata-ratanya merupakan setengah dari jumlah

kecepatan mula-mula dan akhir. Jadi,

) (

2 1

0 vt v

v = +

Sementara itu vt =v0 +at, maka:

(41)

Sedangkan s=vt, sehingga diperoleh: 2 0 2 1 at t v

s= +

Persamaan vt =v0 +atdapat di tulis sebagai

a v v

t = t − 0

Substitusikan ke dalam persamaan 0 2

2 1

at t v

s= + , maka:

a v v s a v v v v a v v v s a v v v v a v v v s a v v a a v v v s t t t t t t t t t 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 − = + − + − =         + + − =       +       = as v v as v v t t 2 2 2 0 2 2 0 2 + = = −

a. Gerak Jatuh Bebas

Didefinisikan sebagai gerak jatuh benda mulai dari keadaan diam

(v0 =0) dan selama gerak jatuhnya benda mengalami percepatan ke

bawah tetap, yaitu percepatan gravitasi.

h s g a v = = = jarak percepatan 0 awal kecepatan 0

Maka pada gerak jatuh bebas berlaku pula persamaan-persamaan dalam

(42)

Sehingga dalam gerak jatuh bebas:

gt v

gt v

at v v

t t t

= + =

+ =

0 0

Dalam GLBB 0 2

2 1

at t v

s= + , maka berlaku persamaan:

2 0

2 1

at t v

s= +

g h t

gt h

gt h

gt h

gt t v h

2 2

2 1

2 1 0

2 1

2 2

2 2 0

= = =

+ =

+ =

b. Gerak Vertikal ke Atas

Didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus ke atas

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan memaparkan dan menganalisis jenis kesalahan yang dideteksi dari hasil kerja siswa atau analisis jawaban siswa dan hasil wawancara dengan siswa secara apa adanya. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung prosentase dari perhitungan skor yang diperoleh siswa dilihat dari kelengkapan dan kesesuaian siswa dalam menyelesaikan soal dengan strategi penyelesaian soal. Sehingga dapat diketahui sejauhmana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta. 2. Waktu

(44)

C. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas X A dan X B SMA Santa Maria Yogyakarta sejumlah 31 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa dari kelas X A dan 19 orang dari kelas X B. Hasil penelitian ini hanya berlaku terbatas pada siswa yang diteliti saja, kesimpulan yang diperoleh peneliti tidak dapat digeneralisasikan pada keadaan-keadaan diluar kasus yang diteliti.

Peneliti memilih partisipan penelitian ini karena peneliti merupakan alumni di SMA Santa Maria Yogyakarta sehingga peneliti berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah tempat penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa soal tes sebanyak 10 butir soal uraian. Sedangkan untuk pedoman wawancara yang dipakai peneliti saat melakukan wawancara dengan partisipan yaitu lembar jawaban siswa. Soal diadopsi dari soal-soal gerak lurus.

Penyusunan soal tes berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1. Indikator Pencapaian Hasil Belajar

No. Indikator Pencapaian Hasil Belajar No. Soal 1. Membedakan jarak dan perpindahan

(Pemahaman konsep jarak dan perpindahan)

1, 5a 2. Membedakan kelajuan rata-rata dan

kecepatan rata-rata (pemahaman konsep kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata)

2, 5b, 7

3. Menentukan kecepatan sesaat (pemahaman konsep kecepatan sesaat)

4 4. Menerapkan konsep kecepatan dan

percepatan

(45)

5. Menerapkan besaran-besaran fisika dalam GLB dan GLBB dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

3, 6, 8, 10

E. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Bentuk Data

Bentuk data yang akan diperoleh dalam penelitian ini berupa jawaban tes dan hasil wawancara dengan siswa dalam menyelesaikan soal fisika. 2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode tes untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal.

Metode tes digunakan untuk memperoleh data kesulitan siswa dengan menganalisis kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika dalam pokok bahasan gerak lurus. Soal tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. b. Metode wawancara

(46)

F. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa, faktor penyebab, dan sejauhmana siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Untuk mengetahui ketiga hal tersebut peneliti melakukan analisis terhadap jawaban tes siswa dalam menyelesaikan soal dan melakukan wawancara dengan siswa. Berikut ini adalah desain penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti (diagram 1.):

Diagram 1. Desain Penelitian

(47)

sebanyak 19 siswa. Pertemuan kedua siswa kelas X A pada tanggal 21 Januari 2009 pukul 13.45 – 15.45 WIB di ruang kelas X A sebanyak 12 siswa, total siswa yang mengikuti tes sejumlah 31 siswa. Setelah melakukan tes, diperoleh data tes berupa jawaban siswa dalam menyelesaikan soal. Data tes dianalisis untuk mendapatkan data kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika. Analisis dilakukan dengan cara memeriksa jawaban dan memberi skor pada lembar jawab siswa, mengurutkan berdasarkan skor yang diperoleh siswa dan menentukan siswa-siswa yang tergolong dalam kategori tingkat kesulitan rendah, sedang, dan tinggi. Setelah melakukan analisis tes dan mendapat data kesulitan dari analisis tes siswa, langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara terhadap siswa pada tanggal 27 Januari sampai 30 Januari 2009. Pedoman wawancara dari jawaban soal tes yang telah diujikan sebelumnya kepada siswa yang bersangkutan.

Wawancara dilakukan dengan siswa sesuai tingkat kesulitannya, jumlah siswa yang diwawancara sebanyak 6 siswa, yang terdiri dari tingkat kesulitan sedang sebanyak 2 orang siswa, dan 4 siswa dengan tingkat kesulitan tinggi dalam menyelesaikan soal fisika. Hasil wawancara dianalisis dengan cara membuat transkip data hasil wawancara. Dari data hasil wawancara dapat diperoleh juga data kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika.

(48)

G. Metode Analisis Data

1. Analisis data secara kualitatif.

Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan jawaban tes dan hasil wawancara dengan siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan, faktor penyebab, dan sejauhmana siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal. Untuk identifikasi kesulitan dengan cara menyusun kategori kesalahan menurut hasil jawaban siswa yaitu kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan-kesalahan dianalisis lebih lanjut agar mendapat gambaran tentang kelemahan-kelemahan siswa, dan kemudian mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan siswa.

Penelitian ini menggunakan keterkaitan strategi atau langkah-langkah yang dikemukakan Huffman (1997:555) dalam menyelesaikan soal dengan rumusan jenis kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dkk (1987) (Tabel 3.1.), hal ini sesuai dengan maksud penulis yaitu meneliti jenis-jenis kesulitan siswa yang diarahkan pada kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Tabel 3.2. keterkaitan strategi menyelesaikan soal dari Huffman (1997:555) dengan rumusan jenis kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dkk (1987):

Strategi Menyelesaikan Soal dari Huffman (1997:555)

Rumusan Jenis Kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dkk (1987)

1. Fokus pada permasalahan

e. Membuat sketsa permasalahan f. Menuliskan data-data atau informasi g. Menuliskan masalah yang

ditanyakan atau pertanyaan utama h. Menuliskan pendekatan yang

digunakan untuk menyelesaikan soal

(49)

2. Mendeskripsikan soal d. Membuat diagram e. Menuliskan variabel

(Menentukan variabel dalam sumbu koordinat)

f. Memilih persamaan yang terkait 3. Merencanakan solusi

d. Menuliskan atau menyusun persamaan khusus

e. Memeriksa variabel yang tidak diketahui

f. Menuliskan solusi pemecahan soal 4. Melakukan perhitungan

5. Mengevaluasi atau memeriksa kevalidan jawaban, sesuai tidak dengan yang diinginkan

Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Kesalahan menggunakan definisi/konsep atau teorema

Kesalahan teknis

Kesalahan pada jawaban akhir yang ditulis siswa,

Kesalahan menarik kesimpulan Sedangkan untuk mengetahui faktor penyebab dan sejauhmana siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dilakukan dengan menganalisis hasil wawancara dengan siswa dalam menyelesaikan soal tes. Analisis dilakukan dengan cara membuat transkip data hasil wawancara, memberikan label/coding pada transkip, mengkategorikan kesulitan yang diarahkan pada kesalahan yang dilakukan siswa, dan menghitung banyaknya siswa yang melakukan kesalahan tersebut, sehingga dapat dilihat jenis kesulitan apa yang paling banyak dialami siswa.

2. Analisis data secara kuantitatif

(50)

Penskoran diberikan dengan cara menganalisis jawaban siswa dari kelengkapan dan kesesuaian siswa dalam menyelesaikan soal dengan strategi penyelesaian soal. Berikut kriteria penskoran yang digunakan: a. Identifikasi permasalahan

0 = Tidak menuliskan.

1 = Mengidentifikasi permasalahan secara kurang tepat. 2 = Mengidentifikasi permasalahan secara tepat.

b. Mendeskripsikan soal

0 = Tidak mendeskripsikan soal.

1 = Mendeskripsikan soal tetapi tidak menuliskan variabel.

2 = Mendeskripsikan soal tetapi dalam menuliskan variabel tidak lengkap.

3 = Mendeskripsikan soal dengan lengkap. c. Menuliskan secara matematika

0 = Tidak menuliskan secara matematika.

1 = Menuliskan secara matematika tetapi tidak sesuai dengan permasalahan.

2 = Menuliskan secara matematika sesuai dengan permasalahan. d. Langkah-langkah penyelesaian

0 = Tidak ada langkah-langkah penyelesaian.

(51)

2 = Langkah-langkah penyelesaian tersusun secara teratur tetapi tidak lengkap.

3 = Langkah-langkah penyelesaian tersusun secara teratur, lengkap tetapi salah dalam menuliskan kesimpulan jawaban .

4 = Langkah-langkah penyelesaian tersusun secara teratur, lengkap dan menuliskan kesimpulan jawaban secara benar.

e. Perhitungan matematika

0 = Tidak melakukan perhitungan matematika

1 = Melakukan perhitungan matematika salah dan jawaban yang ditulis salah.

2 = Melakukan perhitungan matematika benar, jawaban benar tetapi bukan merupakan penyelesaian karena keliru memanipulasi data. 3 = Melakukan perhitungan matematika benar tetapi jawaban yang

ditulis salah.

4 = Melakukan perhitungan matematika benar, jawaban benar dan merupakan penyelesaian soal.

Untuk mencari prosentase skor kelengkapan dan kesesuaian siswa dalam menyelesaikan soal dengan rumus berikut:

% 100 150

% 100

x siswa diperoleh yang

total skor

x maksimum

skor

siswa diperoleh yang

total skor P

(52)

Dari prosentase ini dapat diketahui sejauhmana siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika dengan menggunakan interval kesulitan siswa, yaitu :

Interval Skor (%) Kategori Tingkat Kesulitan 0 – 34 Kesulitan Tinggi 35 - 69 Kesulitan Sedang 70 - 100 Kesulitan Rendah

(53)

BAB IV

PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN HASIL ANALISIS

A. Penyajian Data dan Analisis Data dari Jawaban Tes Siswa dan Hasil Wawancara

Dalam melakukan identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika, prosedur yang dilakukan adalah menentukan jenis kesulitan yang diarahkan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal. Berikut ini disajikan frekuensi siswa melakukan kesalahan sewaktu mengerjakan soal gerak lurus.

Tabel 4.1. Frekuensi Siswa yang Melakukan Kesalahan dan yang Tidak Menjawab Soal

K1 K2 K3 K4 K5 K6 TD

No.

Soal Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 1 0 0 11 35,48 1 3,23 5 16,13 1 3,23 7 22,58 0 0 2 12 38,71 11 35,48 0 0 9 29,03 0 0 8 25,81 11 35,48 3 2 6,45 1 3,23 0 0 13 41,94 5 16,13 3 9,68 6 19,35 4 7 22,58 1 3,23 0 0 6 19,35 0 0 6 19,35 6 19,35 5 4 12,90 1 3,23 3 9,68 11 35,48 1 3,23 3 9,68 6 19,35 6 3 9,68 3 9,68 0 0 5 16,13 0 0 1 3,23 26 83,87 7 0 0 18 58,06 0 0 18 58,06 0 0 0 0 11 35,48 8 2 6,45 0 0 1 3,23 14 45,16 0 0 4 12,90 8 25,81 9 6 19,35 0 0 1 3,23 9 29,03 0 0 0 0 12 38,71 10 7 22,58 0 0 2 6,45 8 25,81 0 0 1 3,23 14 45,16

Keterangan:

K1 = Kesalahan data yang dikutip siswa

K2 = Kesalahan menginterpretasikan bahasa

K3 = Kesalahan menarik kesimpulan

K4 = Kesalahan menggunakan definisi/konsep atau teorema

K5 = Kesalahan pada jawaban akhir

K6 = Kesalahan teknis

(54)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah siswa dan prosentase jenis kesalahan untuk tiap soal. Untuk setiap soal yang tidak dijawab oleh siswa, dimungkinkan bahwa siswa mengalami kesulitan dengan soal tersebut, tetapi hal ini tidak termasuk ke dalam jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Dari jenis kesalahan yang dilakukan siswa, kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa pada soal no.7 yaitu kesalahan menginterpretasikan bahasa dan kesalahan menggunakan definisi/konsep atau teorema, dari kedua jenis kesalahan ini sebanyak 18 siswa atau sebesar 58,06 % dari keseluruhan siswa melakukan kesalahan tersebut. Sedangkan kesalahan yang paling sedikit dilakukan siswa pada soal no.1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, dan 10 hanya 1 siswa atau sebesar 3,23 % dari seluruh siswa, jenis kesalahan tersebut yaitu kesalahan menginterpretasikan bahasa, kesalahan menarik kesimpulan, kesalahan pada jawaban akhir, dan kesalahan teknis.

Untuk soal yang tidak dijawab siswa, paling banyak terjadi pada soal no.6 sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,87 % siswa tidak mengerjakan soal tersebut, dan paling sedikit terjadi yaitu pada soal no.3, 4, dan 5 sebanyak 6 siswa atau sebesar 19,35 %. Sedangkan untuk soal no.1, seluruh siswa mengerjakan soal tersebut.

(55)

Tabel 4.2. Jenis Kesalahan dan Frekuensi Siswa Melakukan Kesalahan Tersebut

KODE Jenis Kesalahan yang Dilakukan Siswa Frekuensi % SLH 1 Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel

lain 11 orang 35,48

SLH 2 Mengabaikan data yang penting 15 orang 48,39 SLH 3 Mengganti syarat yang ditentukan dengan syarat

yang tidak sesuai 4 orang 13,33

SLH 4 Salah mengutip soal 3 orang 9,68

SLH 5

Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk grafik atau bentuk matematika dengan arti yang berbeda

12 orang 38,71 SLH 6 Salah menuliskan simbol dari suatu konsep

dengan simbol lain yang artinya berbeda. 1 orang 3,33

SLH 7 Salah mengartikan grafik 21 orang 67,74

SLH 8 Kesalahan menarik kesimpulan 5 orang 16,13 SLH 9 Menerapkan suatu teorema, konsep atau rumus

pada kondisi yang tidak sesuai 31 orang 100 SLH 10 Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip

definisi, rumus atau teorema 11 orang 35,48

SLH 11 Kesalahan perhitungan 23 orang 74,19

SLH 12 Kesalahan dalam memanipulasi simbol aljabar

seperti tanda minus (-) dan tanda plus (+) 18 orang 58,06 SLH 13 Kesalahan pada jawaban akhir yang ditulis siswa 10 orang 32,26

(56)

Tabel 4.3. Kategori Tingkat Kesulitan Siswa

Siswa Interval Skor

(%)

Kategori

Tingkat Kesulitan Jumlah % 0 – 34 Kesulitan Tinggi 29 orang 93,55 35 - 69 Kesulitan Sedang 2 orang 6,45 70 - 100 Kesulitan Rendah 0 0

Enam siswa yang terpilih untuk wawancara yaitu 1 oarang siswa dengan prosentase 36,67 % (pada interval 2), 1 orang siswa dengan prosentase 36 % (pada interval 2), 1 orang siswa dengan prosentase 30 % (pada interval 1), 1 orang siswa dengan prosentase 23,3 % (pada interval 1), 1 orang siswa dengan prosentase 13,33 % (pada interval 1), dan 1 orang siswa dengan prosentase 10,67 % (pada interval 1). Berikut ini disajikan transkip data kesulitan siswa sewaktu mengerjakan soal gerak lurus berdasarkan hasil wawancara dengan siswa.

Tabel 4.4. Transkip Data Kesulitan yang Dialami Siswa dalam Menyelesaikan Soal Berdasarkan Hasil Wawancara.

Siswa Data Kesulitan dari Hasil Wawancara Transkip Data Wawancara

S1

• Tidak menguasai materi yang diujikan

• Kesulitan membuktikan hasil perhitungan, dalam hal ini siswa menulis langsung jawaban pada lembar jawab tanpa langkah penyelesaian • Kesulitan memahami konsep jarak • Kesulitan dalam menggambar grafik dan

mengartikan grafik • Salah perhitungan • Mengabaikan satuan

• Kesulitan menerapkan konsep kecepatan pada persamaan

• Kesulitan memahami konsep kecepatan dan kelajuan

• Kesulitan menerapkan konsep untuk memecahkan

T1/4 T1/9-12

T1/13-20 T1/32-34 T1/36 T1/37-38 T1/40, 112 T1/41-44, 88-90

(57)

masalah pada soal

• Tidak dapat membedakan besaran dan satuan • Salah mengutip persamaan dengan menggunakan

simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berdeda

• Salah pada jawaban akhir

• Kesulitan menerapkan konsep jarak • Kesulitan dalam menjawab soal • Kesuliatan membaca grafik

• Mengganti syarat besar percepatan gravitasi

T1/51-54 T1/59-62

T1/73-74, 106-107

T1/76-78 T1/84, 110 T1/93-104 T1/114-118

S2

• Kesulitan menerapkan konsep jarak • Kesulitan membaca grafik

• Kesulitan dalam menjawab soal • Kesulitan memahami konsep jarak dan

perpindahan

• Kesulitan memahami konsep kecepatan dan kelajuan

• Kesulitan menerapkan konsep untuk memecahkan masalah pada soal

• Kesulitan menerapkan konsep kecepatan sesaat • Kesulitan menerapkan konsep kecepatan • salah mensubstitusikan nilai dalam persamaan • salah mengutip persamaan

• Mengganti syarat dengan syarat yang tidak sesuai

T2/6-14, 20 T2/16, 65-72 T2/21-22 T2/23-26 T2/32, 56 T2/36, 58 T2/38-40 T2/64 T2/75-78 T2/84-88 T2/91-96

S3

• Kesulitan membaca grafik

• Kesulitan menerapkan konsep jarak • Kesulitan dalam menjawab soal • Kesulitan dalam perhitungan

• Kesulitan menerapkan konsep kecepatan sesaat • Kesulitan memahami konsep kecepatan sesaat • Salah menerapkan persamaan

• Kesulitan menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan

• Kesulitan mengubah satuan • Kesulitan memahami soal

• Kesulitan menerapkan konsep GVA

• Mengganti syarat besar percepatan gravitasi

T3/9-12 T3/13-14 T3/20, 22, 36, 38, 62, 85-88 T3/23-28, 51-52 T3/30

T3/32 T3/33-34 T3/39-40 T3/41, 55-60 T3/66 T3/68-70 T3/79-80

S4

• Kesulitan menerapkan konsep jarak dan perpindahan

• Kesulitan menerapkan persamaan jarak • Kesulitan memahami konsep jarak dan

perpindahan

(58)

• Kesulitan menggambar grafik

• Kesulitan memahami besaran dari satuan

• Kesulitan menerapkan konsep kecepatan rata-rata • Salah perhitungan

• Salah menggunakan teorema • Kesulitan dalam mengubah satuan

• Kesulitan memahami konsep kecepatan sesaat • Kesulitan memahami konsep kecepatan dan

kelajuan

• Kesulitan memahami konsep besaran skalar • Kesulitan menerapkan persamaan untuk

menyelesaikan permasalahan dalam soal • Kesulitan dalam membaca grafik

• Salah dalam menarik kesimpulan

• Kesulitan menerapkan besaran-besaran fisika ke dalam bentuk persamaan

• Kesulitan memahami konsep percepatan

T4/19-20 T4/23-26 T4/30-32 T4/34 T4/35-38 T4/39-50 T4/55-58 T4/59-60 T4/63-66 T4/72, 94 T4/74-76 T4/78 T4/82 T4/83-92

S5

• Kesulitan menerapkan konsep jarak dan perpindahan

• Kesulitan memahami konsep jarak dan perpindahan

• Kesulitan mengartikan grafik • Salah menerapkan persamaan • Salah mengunakan teorema • Salah perhitungan

• Salah menuliskan satuan jarak yaitu m/s • Kesulitan memahami konsep kecepatan dan

kelajuan

• Kesulitan memahami konsep besaran vektor dan besaran skalar

• Kesulitan menerapkan konsep • Kesulitan dalam membaca grafik • Kesulitan mengubah satuan • Kesulitan dalam perhitungan • Kesulitan dalam memahami soal

• Salah menggunakan nilai dari variabel lain

T5/5-8 T5/11-26 T5/27-30 T5/32 T5/33-34 T5/35-40 T5/43-44 T5/48 T5/49-54 T5/58, 83-86 T5/64-68 T5/69-70 T5/76, 88 T5/89-92 T5/93-96

S6

• Salah menerapkan konsep jarak

• Kesulitan dalam melakukan perhitungan • Salah mengutip persamaan

• Kesulitan memahami konsep jarak dan perpindahan

• Mengabaikan satuan

• Kesulitan menerapkan konsep perpindahan • Kesulitan dalam menjawab soal

(59)

• Kesulitan memahami konsep kecepatan dan kelajuan

• Kesulitan menerapkan konsep besaran vektor dan besaran skalar

• Salah menerapkan persamaan

• Kesulitan dalam langkah penyelesaian

T6/61-66 T6/67-70 T6/72-76 T6/77-86 Berdasarkan tabel di atas, maka jenis-jenis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal adalah:

Tabel 4.5. Jenis-Jenis Kesulitan dari Hasil Wawancara

No.

Jenis Kesulitan Jumlah

Siswa

1 Tidak menguasai materi yang diujikan 1

2 Kesulitan membuktikan hasil perhitungan, dalam hal ini siswa menulis langsung jawaban pada lembar jawab tanpa langkah penyelesaian

1

3 Kesulitan memahami konsep: jarak dan perpindahan; kecepatan dan kelajuan; kecepatan sesaat

6 4 Kesulitan menerapkan konsep: jarak dan perpindahan;

kecepatan dan kelajuan; kecepatan sesaat

6 5 Kesulitan dalam menggambar grafik dan mengartikan grafik 3 6 Kesulitan dalam melakukan perhitungan/Salah perhitungan 6

7 Mengabaikan satuan 2

8 Kesulitan menerapkan besaran-besaran fisika dalam bentuk persamaan

3 9 Kesulitan memahami besaran dari satuan/

Tidak dapat membedakan besaran dan satuan

3 10 Salah mengutip persamaan dengan menggunakan simbol dari

suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda

1

11 Salah pada jawaban akhir 1

12 Kesulitan dalam menjawab soal 4

13 Kesulitan membaca grafik 5

14 Mengganti syarat 3

15 Salah menerapkan persamaan 3

16 Salah mengutip persamaan 2

17 Salah mensubstitusikan nilai dalam persamaan 2

18 Kesulitan mengubah satuan 3

19 Kesulitan memahami soal 2

20 Salah menggunakan teorema 2

21 Salah dalam menarik kesimpulan 1

(60)

Jenis kesulitan yang ditemukan dari hasil wawancara dengan siswa, kesulitan yang paling banyak dialami siswa dalam menyelesaikan soal fisika gerak lurus adalah siswa kesulitan dalam memahami konsep, jarak, perpindahan, kecepatan dan kelajuan; kesulitan menerapkan konsep tersebut; dan kesulitan dalam melakukan perhitungan.

Berdasarkan tabel 4.2. dan tabel 4.5., jenis kesulitan yang dialami siswa dan faktor penyebab siswa kesulitan diarahkan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kesalahan data yang dikutip siswa

Jenis kesalahan ini termasuk juga ketidaksesuaian data yang dikutip siswa dengan data yang diketahui dalam soal, meliputi:

a. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain

Sebagai contoh dari hasil pekerjaan beberapa siswa pada soal no.9 menuliskan:

m/s 4 , 0

s 10

m/s 4

s 10

m/s 4 m/s 8

2

2 2

0

= /

=

− =

− = ∆ ∆ =

/

t v v t v

a t

kesalahan siswa yaitu siswa salah mensubstitusikan nilai besaran

percepatan dalam persamaan pada besaran kecepatan. Siswa juga melakukan

perhitungan untuk mencari percepatan kereta padahal percepatan kereta sudah

(61)

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara berikut: P : Simbol percepatan?

S2 : a.

P : Lalu kenapa ini disubstitusikan ke vt dan v0? (pewawanca- ra menunjuk pada jawaban siswa).

m/s 4 , 0

s 10

m/s 4

s 10

m/s 4 m/s 8

2

2 2

0

= /

=

− =

− = ∆ ∆ =

/

t v v t v

a t

S2 : O iya mbak. Kok kacau ya mbak.

Contoh lainnya adalah:

m s

s m waktu

jarak rata

rata kelajuan

3 , 1

15 / 20

= = = −

kesalahan siswa yaitu mensubstitusikan nilai besaran kecepatan ke

dalam persamaan. Faktor penyebabnya siswa kesulitan dalam

menerapkan besaran-besaran fisika ke dalam persamaan dan

menggunakannya untuk memecahkan masalah. Hal ini dikarenakan

siswa tidak mengidentifikasi besaran dan satuan yang diketahui dalam

soal, dan siawa terbiasa langsung menuliskan jawaban pada lembar

jawab mereka sehingga siswa menjadi tidak teliti dalam

mensubstitusikan nilai dalam persamaan.

b. Mengabaikan data yang penting

Sebagai contoh pada soal no.2a, dari hasil pekerjaan beberapa siswa

(62)

(

)

2 2 2 2 2 m/s 25 , 3 m/s 25 , 1 m 2 cm/s 125 m 2 5 cm/s 5 m 2 = + = + = + = x

kesalahan siswa, siswa tidak mengutip data yaitu persamaan kedudukan mobil-mobilan dan dalam mensubstitusikan nilai, siswa tidak menuliskan satuan waktu (s) sehingga menyebabkan kesalahan dalam manipulasi satuan dan melakukan operasi hitung dua suku tidak sejenis sehingga selanjutnya hasil yang dituliskan siswa menjadi keliru. Contoh lainnya adalah:

(

)

(

)

(

)

205 1 / 5 2 1 / 5 2 / 5 2 2 2 2 2 2 = + = + = + = s cm m s cm m t s cm m x

berdasarkan jawaban siswa diatas, siswa tidak menuliskan satuan waktu. Namun saat wawancara dilakukan, berikut jawaban siswa:

P : Sekarang soal no.2, 205 dapat darimana? satuannya apa? S6 : Ini kan sebenarnya 1 sekon dikuadratkan, jadi sekon kua-

rat, sekon kuadrat bisa dicoret jadi 205 cm. (sambil menjelaskan hasil pekerjaannya).

(

)

(

)

(

)

205 1 / 5 2 1 / 5 2 / 5 2 2 2 2 2 2 = + = + = + = s cm m s cm m t s cm m x

Faktor penyebabnya siswa terbiasa menulis langsung data yang ada pada jawaban yang ditulis dengan mengabaikan data yang penting yang diketahui dalam soal.

(63)

Sebagai contoh dari hasil pekerjaan siswa pada soal no.4, yaitu:

(

80cm/s2

) (

10cm/s4

)

h= +

dalam hal ini, siswa melakukan operasi perkalian yang keliru antara besaran waktu (t) dengan satuan waktu (s) yang mereka anggap sama dan dapat dijumlahkan.

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara berikut:

P : Sekarang No.4 bagaimana? Ini s2 dari mana? (pewawanca-

ra menunjuk kepersamaan yang ditulis siswa

(

2

) (

4

)

/ 10 /

80cm s cm s

h= + ).

S1 : Aku mikirnya kan t itu waktu, sekon. Jadi aku gabungin gitu aja.

P : Digabungin begitu saja? S1 : Iya.

Faktor penyebabnya siswa kesulitan membedakan besaran dan satuan. d. Salah mengutip soal

Dalam hal ini siswa salah dalam mengutip data atau persamaan yang sudah diketahui dalam soal. Sebagai contoh dari hasil pekerjaan siswa pada soal no. no.2a, yaitu:

(

)

2

4 2

cm/s 5 m

2 t

x= + +

siswa salah dalam mengutip persamaan kedudukan dari soal, sehingga dalam pengerjaannya hasil yang dituliskan siswa menjadi keliru. Faktor penyebabnya adalah siswa tidak teliti dan tidak cermat dalam mengutip soal.

(64)

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk grafik atau bentuk matematika dengan arti yang berbeda

1) Ke dalam bentuk grafik.

Sebagai contoh dari hasil pekerjaan siswa yaitu pada soal no.1a:

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

Grafik 4.1. Menentukan Titik-Titik Koordinat

kesalahan siswa yaitu siswa salah menentukan titik C (8,-3) pada grafik. Faktor penyebabnya siswa tidak teliti dan tidak cermat membaca soal sehingga terjadi kesulitan dalam menentukan titik-titik koordinatnya.

Contoh lain pada soal no.2a, jawaban yang ditulis siswa yaitu:

0 1 2 3 4 5 6

0 55

t a

Grafik 4.2. Grafik percepatan Terhadap Waktu

(65)

diberikan dalam soal. Dari hasil wawancara, berikut jawaban siswa mengapa ia menggambar grafik percepatan terhadap waktu:

P : Sekarang no.2.

S1 : Gambar grafik ya? (siswa lalu melihat soal). Yang ini ju- jur mbak gambar grafiknya aku gak tahu.

P : Ini termasuk grafik apa? (pewawancara menunjukkan gra- fik pada lembar jawab siswa).

S1 : (siswa berpikir) Ehm.. gak tahu mbak.

Faktor penyebabnya siswa kesulitan dalam memahami soal dan kesulitan dalam memahami tentang grafik.

2) Ke dalam bentuk matematik

Sebagai contoh dari hasil pekerjaan siswa pada soal no.6, beberapa siswa menuliskan:

m/s 2

8x10 s

0 / 4

3 -2

=

= → =

=

ω t

s m a

siswa menuliskan simbol besaran kecepatan sudut (ω) untuk kecepatan linier (v). Faktor penyebabnya siswa kesulitan membedakan kecepatan linier dan kecepatan sudut, serta siswa tidak teliti dalam mengutip data yang sebenarnya dari soal.

Contoh lain pada soal no.10, jawaban siswa yaitu:

m/s 12 awal kec.

m 4

0 0

= =

= h v

(66)

data, siswa menambahkan data yang telah diketahui dengan menuliskan data yang mempunyai arti sama.

Faktor penyebabnya yaitu siswa kesulitan dalam memahami kalimat yang dinyatakan dalam soal sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengubah bahasa sehari-hari ke dalam model matematika.

b. Salah menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda.

Sebagai contoh dari hasil pekerjaan siswa pada soal no.4, siswa diminta menghitung kecepatan sesaat, jawaban siswa yaitu:

s m

v= .

Siswa menuliskan persamaan kecepatan kurang tepat, yaitu menuliskan besaran jarak dengan simbol m dan besaran waktu dengan s.

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara berikut:

P : Lalu

s m

v= dapat darimana? S1 : m-nya itu jaraknya.

P : s ini simbol apa? S1 : itu waktu, sekon.

(67)

c. Salah mengartikan grafik

Sebanyak 18 siswa atau sebesar 58,06 % siswa melakukan kesalahan ini, yaitu salah dalam membaca grafik dengan menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan. Sebagai contoh pada soal no.7 dari hasil pekejaan siswa, yaitu:

a. s m t x 1 2 2 = = ∆ ∆ c. s m

Gambar

Grafik 2.3.  Kecepatan Terhadap Waktu Dengan Kecepatan Awal
Grafik 2.1. Hubungan kecepatan terhadap waktu
Grafik Jarak terhadap Waktu
Grafik 2.3. Kecepatan terhadap waktu dengan kecepatan awal O
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memakai metode analisis isi. Lingkup penelitian ini di batasi dengan kategori 

Sebanyak 10 aspek kreativitas yang diamati semuanya dilaksanakan dengan tingkat ketercapaian sangat baik, kemampuan berkomunikasi ilmiah siswa terhadap pembelajaran

Gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja pandai besi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab gangguan pada ambang pendengaran, seperti faktor usia, lama kerja

Aktor yang paling berperan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan kompetensi SDM pasca pembongkaran dari kapal ternak adalah perusahaan ekspedisi dengan bobot 0.269;

Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran Posyandu, Kementrian Dalam Negeri bekerjasama dengan ACCESS Tahap II dan Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) akan

sekolah yang sama dengan materi yang berbeda atau pada sekolah lain guna menguatkan hasil penelitian ini dan memperoleh pengetahuan yang lebih. tentang metode

Inovasi baru mempunyai arti tidak hanya sekedar baru diketahui tetapi juga baru dalam artian belum dapat masyarakat dalam arti sikap, dan juga baru dalam arti

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa graf 2- connected minimal mempunyai tiga vertex dengan satu pasang internally disjoint path , sedangkan dalam teorema