i
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI
GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Catharina Dewi Utari NIM : 091134035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:
1. Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan kasih yang melimpah dalam kehidupan ini.
2. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan semangat, dukungan dan selalu mendoakanku.
3. Kakakku, Lucia Woro dan adikku Theo yang selalu menyemangatiku. 4. Sahabat dan teman-teman seperjuangan PGSD 2009.
v
MOTTO
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya
punya nama.
Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya!
Bukan seorang pemimpi saja, bukan seorang yang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi dan cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasi dengan
angka berapapun.
Dan kamu nggak perlu bukti-bukti apakah mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Agustus 2013 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Catharina Dewi Utari
NIM : 091134035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI
GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 2012/2013
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Agustus 2013 Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Utari, Catharina Dewi. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran
2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: Mata Pelajaran PKn, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, nilai globalisasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IVA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.
ix
ABSTRACT
Utari, Catharina Dewi. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKnAt SD Negeri Adisucipto 1 Yogyakarta Grade IV A. Yogyakarta: Sanata Dharma University.
Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value
This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Negeri Adisucipto 1 grade IV A year 2012/2013.
The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Negeri Adisucipto 1 grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M.A selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. 5. Drs. Daryono selaku kepala SDN Adisucipto 1 yang telah memberikan ijin
melakukan penelitian di SDN Adisucipto 1.
6. Devilianto, S.Pd. Selaku guru mitra yang telah mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan lancar.
7. Siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 dan kelas IV SDN Sinduadi yang mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian berjalan lancar.
8. Bapak dan Ibuku yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.
9. Kakakku Lucia Woro dan Theo yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.
10.Fidelis Very Ananto yang selalu mendampingi, menemani dan memberi semangat kepada penulis.
xi 12.Teman-teman Kost Sang Lebun I (Rita, Dita, Esti, Tina, Wulan, Denok,
Mbak Danik, Anik) terimakasih atas dukungannya.
13.Teman-Teman kost 452 (Patris, Renny, Mbak Dewi, Mbak Dian, Paulin, Cik Bella, Mbak Lusi, Mbak Andrea, Mbak Icha, Berta, Mbak Iin) terimakasih atas pengalamannya selama ini.
14.Teman-teman PGSD kelas B 2009 kalian sungguh luar biasa, terimakasih atas dukungan, kasih, pengalaman dan kebersamaannya selama 4 tahun ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
ABSTRAK ... viii
2.1.1.1Pengertian Kesadaran ... 7
2.1.1.2Tujuan Kesadaran ... 9
2.1.2 Nilai ... 10
2.1.2.1Pengertian Nilai ... 10
2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai ... 11
2.1.2.3Jenis-Jenis Pendidikan Nilai ... 12
2.1.3 Globalisasi ... 13
2.1.3.1 Pengertian Globalisasi ... 13
2.1.3.2 Kesadaran Akan Nilai Globalisasi ... 14
2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme... 14
2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 15
2.1.5.1 Pengertian PBM ... 15
2.1.5.2 Karakteristik PBM ... 16
2.2Pembelajaran PKn di SD ... 19
2.2.1 SK dan KD PKn SD ... 21
2.3Materi Globalisasi ... 21
2.4Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Peningkatan Kesadaran Akan Nilai Globalisasi menggunakan PBM ... 43
4.1.2 Uji Normalitas Data ... 44
4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 45
4.1.4 Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 46
4.2 Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1Kesimpulan ... 55
5.2Keterbatasan Penelitian ... 55
5.3Saran ... 56
DAFTAR Pustaka ... 57
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-langkah PBM ... 17
Tabel 2. Pengaruh Perlakuan ... 27
Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 29
Tabel 4. Penjabaran Indikator ... 36
Tabel 5. Kisi-kisi Indstrumen Kuesioner ... 37
Tabel 6. Validitas Instrumen ... 38
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39
Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas. ... 40
Tabel 9. Reliabilitas ... 40
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 44
Tabel 11. Perbandingan Skor pretest ... 47
Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ke Postest ... 48
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus Kelompok Eksperimen... 60
Lampiran 2 : RPP Kelompok Eksperimen ... 66
Lampiran 3 : Kuesioner ... 74
Lampiran 4 : Analisis SPSS ... 77
Lampiran 5 : Uji Validitas ... 79
Lampiran 6 : Uji Reliabilitas ... 80
Lampiran 7 : Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 81
Lampiran 8 : Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 83
Lampiran 9 : Lembar Kuesioner Validitas Siswa ... 85
Lampiran 10 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 87
Lampiran 11 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 89
Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa ... 93
Lampiran 13 : Refleksi Siswa Setelah mengikuti Pembelajaran ... 104
Lampiran 14 : Foto-Foto Penelitian ... 106
Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian ... 109
Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan
kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1)
Penggembangan segi kepribadian, (2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4)
Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan
(Sukmadinata:2007:24). Agar tercipta terwujudnya pendidikan yang diharapkan, setiap siswa harus memiliki kesadaran, karena kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi
postif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih
2 Realita saat ini kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila
sangat kurang, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat siswa melakukan segalanya semakin dipermudah dan orang cenderung berpikir
praktis tanpa memikirkan dampak dari globalisasi, contohnya dalam bidang transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang cukup pesat. Banyak makanan cepat saji yang beredar saat ini, dalam lingkungan
SD, Kantin menyediakan jajanan yang diproduksi oleh pabrik contohnya chiki atau makanan ringan yang bentuk dan kemasannya menarik, tersedia juga
makanan cepat saji misalnya friedchiken, nugget, dan mie instan. Dari segi kesehatan makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Peran serta dan kerjasama orangtua, guru, pihak sekolah yang serius
diperlukan untuk menangani dan memberi perlakuan yang bersifat mendidik. Dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan pendidikan yang
dianutnya (Sukmadinata:2007:29).
Realita selanjutnya adalah sampai saat ini sekolah belum menerapkan model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. “Salah satu masalah
yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir” (Sanjaya, 2011:1). Model pembelajaran
yang dilakukan guru selama ini adalah menggunakan metode pembelajaran
tradisional, yaitu dengan metode ceramah. Metode ceramah anak cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Berdasarkan realita diatas, peneliti memilih menggunakan model PBM untuk meningkatkatkan kesadaran
3 merupakan model pembelajaran inovatif yang baik untuk meningkatkan kesadaran
akan nilai. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang dihadapkan pada masalah realita atau kenyataan yang ada dan diharapkan dapat
memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa
yang harus dibahas, kemudian proses pembelajran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis (Sanjaya:2011:208).
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami nilai-nilai kehidupan dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn mengkaji konsep, fakta, peristiwa dan generalisasi yang berkaitan dengtan moralitas kehidupan berbangsa. PKn yang berisi fakta dan peristiwa yang sangat dekat
dengan kehidupan siswa mestinya menarik dan menyenangkan. Siswa dapat mengungkapkan apa yang dilihat atau dialami dan kemudian membandingkan
dengan konsep-konsep dalam PKn (Utami:2010:66-58). Pendidikan Kewarganeraan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945, yang didalamnya
memuat nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (Syarbaini:2011:37). Di Era Globalisasi saat ini, globalisasi sangat berpengaruh tergadap nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat bersifat
4 atau siswi SD untuk menyikapi era globalisasi ini (Syarbani:2011:204). Untuk
menyikapi hal tersebut, maka sangat diperlukan kesadaran dan menyikapi globalisasi dengan bijaksana dan melalui kesadaran, siswa diharapkan melalui
kesadaran mereka bisa merefleksikan kemudian menarik nilai-nilai yang bisa dipetik sesuai dengan nilai Pancasila.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan pendidikan
nilai globalisasi dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang diduga dapat meningkatkan kesadaran siswa akan
nilai-nilai yang terkandung dalam PKn. Sebagai penelitian eksperimen, selain disiapkan kelompok-kelompok eksperimen untuk diteliti, juga disiapkan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran PKn, dan guru kelas mengajar sendiri materi globalisasi. Sementara kelompok eksperimen, peneliti sendiri yang mengajar PKn
5
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari rumusam masalah, secara lebih rinci masalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaaan model pembelajaran berbasis masalah dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi terhadap siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi
daripada menggunakan metode ceramah? 1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merngetahui peningkatan
kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn. Secara rinci tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas IVA SDN Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi
6
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah
2. Bagi Guru
Dapat memberikan contoh atau referensi metode baru bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn di SD yang dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.
3. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman kolaborasi yang dapat digunakan untuk pengembangan diri dalam berkarya sebagai guru dikemudian
hari. Penelitian ini dapat menjadi acuan dan pijakan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya terkait dengan penelitian tentang
kesadaran akan nilai.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini akan dikemukakan kajian pustaka, hasil penelitan
sebelumnya, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1Kajian Pustaka 2.1.1 Kesadaran
2.1.1.1Pengertian Kesadaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2003:570), kesadaran
berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu; dan mengerti. Kesadaran berarti 1) Keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2) Hal yang dirasakan atau
dialami oleh seseorang.
Kesadaran adalah keadaan sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa,
atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), tahu dan mengerti. Refleksi merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan
atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Suhatman:2009:27). Beliau juga
berpendapat bahwa kesadaran kritis sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi dan intelektual siswa dalam kehidupan sekarang meupun kemudian hari.
8 Tujuan untuk menumbuhkan kesadaran kritis serta berpikir kritis, menurut
Suhatman (2009:67) dengan menempatkan siswa sebagai subjek Hal-hal berikut perlu diperhatikan guru :
1. Pembelajaran di kelas harus berubah dari berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa.
2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam
membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus mengaktualisasi
diri. Memperluas dan memperdalam pengetahuannya agar selektif dalam memfasilitasi siswa dalam belajar.
3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi,
memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dan mengendapkan pengetahuaanya, memberi kesempatan untuk bertanya, berdebat,
bereksplorasi untuk menemukan suatu pemahaman yang baru.
4. Dalam membelajarkan siswa maka pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk memotivasi siswa sehingga senang belajar, dengan
demikian merangsang otak untuk dapat menerima
pengetahuan/pemahaman baru lebih cepat.
5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat membantu siswa dalam mengalami belajar, menemukan dan merumuskan sendiri
pengetahuannya.
6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah paradigm berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan keengganan
9 7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam berpikir,
berpendapat dan menekspresikan diri dalam suasana belajar yang terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu, multinilai,
multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara.
8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang kuat
bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah
sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran kritis ialah pembelajaran yang membuat siswa menjadi pelaku dan berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Peran aktif
siswa dapat dirangsang dan ditingkatkan dengan metode pembelajaran yang berfokus pada kegiatan siswa untuk mengalami belajar. Guru
sebaiknyamelakukan perubahan dalam mengefektifkan perannya untuk membangun kesadaran kritis siswa sehingga dapat menampilkan pembelajaran menjadi lebih bermutu.
2.1.1.2Tujuan Kesadaran
Given (2012:213-214) tujuan kesadaran adalah mengambil tindakan atau
10 Dapat disimpulkan bahwa tujuan kesadaran adalah mempertimbangkan
sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan untuk secara selektif dan berarti
menentukan arah tindakan untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Nilai
2.1.2.1Pengertian Nilai
Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung, dan tidak berubah
seiring dengan perubahan barang. Sebagaimana warna biru tidak akan berubaah menjadi merah ketika suatu objek berwarna biru dicat menjadi merah, demikian pula nilai tetap tidak berubah oleh perubahan yang terjadi pada objek yang
memuat nilai yang bersangkutan, seperti pendapat Max Scheler bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawaannya, merupakan
kualitas apriori (yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi terlebih dahulu). Tidak tergantung kualitas tersebut tidak hanya pada
obyek yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung, tindakan manusia, dan sebagainya), melainkan juga tidak tergantung pada reaksi kita terhadap kualitas tersebut (Wahana,2004: 51).
Menurut Wahana (2004:101) nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal menjadi bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suatu hal yang
membawa kualitas nilai. Dengan demikian, nilai dapat dipahami sebagai yang berbeda dan tidak tergantung pada hal yang bernilai. Meskipun dapat terwujud dalam dunia indrawi yang bersifat empiris, namun nilai memiliki dunianya sendiri
11 mendahului, mengiringkan, malahan menentukan semua kelakuan manusia,
karena itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya (Alisjahbana:1686:3).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas makan peneliti menyimpulkan bahwa nilai adalah suatu kualitas dalam diri manusia untuk melakukan hal-hal yang baik, dan tidak menyimpang dari aturan-aturan atau norma yang berlaku
untuk mencapai tujuan atau nilai yang diharapkan
2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai
Menurut Syarbaini (2011:35-36), dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokkan kepada tiga macam, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.
1. Nilai dasar
Sekalipun nilai bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diamati melalui panca
indera manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek kehidupan manusia.Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu berupa hakikat, esensi, intisari, atau makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut.Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu.Contohnya, hakikat Tuhan, manusia, atau
makhluk lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai
12 tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam
norma hokum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). 2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memliki formasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan
konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral.
Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan
bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplementasi dari nilai dasar. 3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan lebih nyata.Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental.Berhubung fungsinya
sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.
2.1.2.3Jenis-Jenis Pendidikan Nilai
(Sjarkawi : 2006:52) Pendidikan nilai, pada dasarnya ada tiga jenis nilai
yang harus diajarkan kepada anak melalui pendidikan nilai, yaitu nilai-nilai estetis, nilai-nilai synnoetis, dan nilai-nilai etis. Pendidikan tentang nilai-nilai etis, akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebaikan. Melalui
13 dan apa yang jelek atau buruk. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis akan
membuat anak peka tentang suasana hati yang terdapat pada diri orang lain. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis ini akan menananmkan benih-benih
empati pada diri anak. Dan pendidikan tentang nilai-nilai etis akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebenaran moral.
Wahap (1995: 35) memaparkan bahwa pendidikan nilai paling tidak
meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah: menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat, inkuiri filosofis dan rasional
terhadap nilai-nilai inti tersebut, respon positif atau emotif terhadap nilai-nilai inti tersebut, pembuatan keputusan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar berdasarkan inkuiri dan respon.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai etis akan membuat anak peka terhadap norma yang berkaitan dengan keindahan. Nilai-nilai estetis dapat
mengenal perbedaan antara apa yang baik dan buruk Dan nilai synnoetis dapat menanamkan benih-benih empati pada diri anak.
2.1.3 Globalisasi
2.1.3.1Pengertian Globalisasi
Kata Globalisasi diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dam menyeluruh menjadi kelompok masyarakat (Bestari:2008:79)
14 proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka
komunikasi seperti internet, media elektronik, dll. Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan
sesama mnusia dilakukan secara singkat (Syarbaini:2009:190)
2.1.3.2Kesadaran Akan Nilai Globalisasi
Kesadaran akan nilai globalisasi terlihat dari sikap dan tingkah laku
kehidupan masyarakat Indonesia, kita harus lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia, dan pengaruh yang masuk
akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif dan berpengaruh negatif (Kartika Dewi,dkk:2008:52). Kartika Dewi juga menambahkan bahwa pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindakan, karena akan merusak bahkan membawa pengaruh lebih buruk bagi perkembangan bangsa. Meskipun globalisasi terus berjalan kita
harus mengikuti.
2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme
Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah (PBM) didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt 1993; Savery dan Duffy, 1995;
Hendry dan Murphy, 1995 dalam Rusman, 2011:231) dengan ciri:
15 b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan
disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan
evaluasi terhadap keberadaan sudut pandang.
Piaget dalam Suparno (2007) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil kontruksi/bentukan dari orang yang sedang belajar. Pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah ada tetapi hasil bentukan secara terus menerus dari proses belajar. Pengetahuan yang terbentuk didapatkan berdasarkan pengalaman
diri sendiri melalui proses belajar. Jadi pengetahuan tidak bisa didapatkan dari guru mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi siswa harus memiliki keaktivan dan
kemampuan sendiri untuk memperoleh suatu pengetahuan.
2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Ada beberapa definisi tentang pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses
belajar siswa (student-centred learning). Eveline dan Hartini (2011:119) PBM berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa,
16 Menurut Sanjaya (2011:213) Pembelajaran berbasis masalah (PBM)
merupakan penerapan pembelajaran yang bertumpu pada penyelesaian masalah atau strategi pembelajaran berbasis masalah. Dalam strategi ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa unttuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang herus dibahas. Proses pembelajran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara
sistematis dan logis.
2.1.5.2 Karakteristik Pembelajaran PBM
Sovie dan Huges dalam Made Wena (2008:91-92) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik antara lain :
a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan
b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan bukan di seputar
disiplin ilmu.
d. Memberikan tanggungjawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
17 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Arens (Triyanto, 2009:2009:97) pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 langkah yaitu :
Tabel 1 : Langkah-langkah PBM
Langkah-langkah PBM
Tingkah Laku Guru
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotifasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
Mengorganisir siswa dalam belajar
Guru membagi siswa dalam kelompok
Guru membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisir tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa unytuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mengadakan penjelasan dan pemecahan masalah.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mempersiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dalam membantu mereka membagi evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.
2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) a. Kelebihan
Menurut Sanjaya (2011:218-219) kelebihan pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
18 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga
dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri beik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6) Melalui pemecahan masalah bisa bisa mempertimbangkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
19 9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
b. Kelemahan
Menurut Triyanto (2009:96) dan Wina Sanjaya (2011:219)
kelemahan pembelajaran berbasis masalah adalah : 1) Sulitnya mencari problem yang relevan.
2) Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
3) Menakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari untuk sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa malas untuk mencoba.
2.2Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Mata pelajaran PKn dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi kehidupan berbangsa. PKn disusun secara sistematis, komperensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih
20 Dalam pendahuluan Standar Isi PKn disebutkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kempuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam bercaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi medium bagi reformasi kehidupan berbangsa. Di tengah kemerosotan nilai dan moral kehidupan berbangsa diperlukan suatu alternatif untuk membangun kembali tatanan nilai
berbangsa yang hilang. Mempelajari PKn beraqrti mempelajari, berbagai konsep dan proses yang berhubungan dengan PKn. Proses pembelajaran PKn dapat
dijabarkan kedalam keterampilan berpikir atau keterampilan dasar. Dalam mata pelajaran PKn, siswa secara bertahap dibimbing agar memiliki keterampilan dasar
21
2.2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD
Standar kompetensi yang akan diggunakan adalah 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya, dan kompetenssi dasarnya adalah 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya, dan 4.3
menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya.
2.3Materi Globalisasi 2.3.1 Pengertian
Sumiati (2008: 77) mengatakan bahwa kata “globalisasi” yang diamnil
dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global, yaitu berarti universal atau keseluruhan yang saling
berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
Sunarso (2009: 68) mengatakan bahwa istilah globalisasi berasal dari kata “globe” (peta dunia yang berbantuk bola). Dari kata “globe”yang selanjutnya
lahir istilah “global” (yang artinya meliputi seluruh dunia). Globalisasi berasal
22
2.3.2 Dampak positif dari globalisasi
Dampak positif yang merupakan pengaruh yang menguntungkan bagi seluruh masyarakat. Dampak positif globalisasi antara lain :
1) Hubungan Komunikasi Menjadi Lebih Mudah
Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memudahkan semua orang melakukan hubungan dengan orang lain meskipun berbeda tempat.
2) Pertukaran Informasi Antarnegara Sangat Lancar
Kemajuan dibidang informasi menyebabkan kita dapat mengetahui berbagai
peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah dan cepat. 3) Harga Barang Menjadi Lebih Murah
Globalisasi menjadikan banyak Negara berlomba memproduksi barang yang murah. Meski murah, mutu tetap terjamin.
2.3.3 Dampak negatif globalisasi
Dampak negatif merupakan pengaruh yang merugikan hampir seluruh masyarakat di dunia. Dampak negatif dari globalisasi antara lain :
1) Jati Diri Bangsa Terkikis
2) Industri Dalam Negeri Terancam
3) Batas-batas Antarnegara Menjadi Tidak Jelas 2.4Hasil Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian
yang relevan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mareta Puspitasari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012 dengan judul “Peningkatan minat dan
23 berbasis masalah pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Mlati Semester Genap Tahun pelajaran 2011/2012” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat
belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1
Semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBM dapat meningkatkan minat belajar pada siswa
kelas IV SDN Plaosan 1 dari 71% menjadi 90%.
2. Kristina Windhi Eka Putri (2012) program studi Pendidikan Akuntansi 2012
dengan judul “Penerapan Model PBM dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
dan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Tiga Maret
Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
prestasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa : (1) penerapan model PBM cukup dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil pretest didapat rata-rata 45,54 dan
hasil posttest didapat rata-rata kelas 47,69. Nilai rata-rata dalam penerapan
PBM mengalami peningkatan angka sebesar 2,15, (2) penerapan PBM dapat
meningkatkan keaktifan siswa aspek memberikan perhattian terhadap
penjelasan awal yang diberikan guru dilakukan sebanyak 9 siswa atau
69,23%, 11 siswa atau 84,62% menunjukkan keaktifan dengan mampu
melakukan kegiatan merumuskan permasalahan, menganalisis masalah, dan
24
sati kelompok, 8 siswa atau 61,54% menunjukkan keaktifannya dengan
bertanya dengan teman satu kelompok atau dengan teman kelompok lain, 6
siswa atau 46,15% menanggapi masalah dengan mengaitkan pada fenomena
yang terjadi, 8 siswa atau 61,54% mengemukakan masalah yang tersaji, 9
siswa atau 69,23% mampu menganalisis berbagai pendapat yang muncul atas
masalah yang tersaji, 9 siswa atau 69,23% berpartisipasi dalam memberikan
kesimpulan dari berbagai solusi yang muncul.
2.5Kerangka Berpikir
Dalam era globalisasi ini, kesadaran sangat penting untuk menyaring segala bentuk informasi dan perkembangan jaman. Kesadaran muncul melalui
refleksi dan pembelajaran yang bermakna. Realita saat ini, kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat kurang, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat siswa melakukan segalanya semakin
dipermudah, contohnya dalam bidang transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang cukup pesat. Hal ini seharusnya dibutuhkan
kesadaran dan kerjasama dari beberapa pihak, contohnya orangtua, guru, dan siswa itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik seharusnya dimulai dari pembelajaran yang menyajikan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Hal
ini dapat mengasah kemampuan siswa menganggapi setiap permasalahan dan realita yang ada. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran
yang mengacu pada setiap permasalahan atau realita yang ada, kemudian siswa diharapkan mencari pemecahan permasalahn tersebut dan bagaimana menyikapi setiap permasalah yang ada. Dengan demikian membuka pemikiran siswa dalam
25 Pembelajaraan PKn tentang globalisasi di kelas IVA akan sangat menarik
jika siswa mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman tentang nilai yang dapat dipetik dari setiap permasalahan, maka dari itu model PBM baik
digunakan dalam penelitian ini. Pengaruh globalisasi memang sangat beragam dan meliputi banyak aspek, contohnya gaya hidup, komunikasi, transportasi, teknologi, makanan dan minuman. Peningkatan kualitas belajar siswa, yang
ditandai dengan peningkatan partisipasi siswa dalam belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi
globalisasi. Usaha peningkatan kualitas belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Dengan menggunakan model pembelajran berbasis masalah (PBM) siswa
dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan dan menyadari akan nilai globalisasi.
2.6Hipotesis Tindakan
2.6.1 Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IVA SDN Adisucipto Tahun
Ajaran 2012/2013.
2.6.2 Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki kesadaran
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada BAB III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, rencana tindakan, variabel penelitian, definisi
operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
3.1Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonquivalent control design (Sugiyono 2010:144-116). Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara tidak random. Kedua kelompok tersebut diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok pertama (Kelas eksperimen/kelas IV A) diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Kelompok kedua (kelas kontrol kelas IV SDN Sinduadi) tidak diberi perlakuan dengan
27 Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (O₂-O₁)-(O₄-O₃).
Tabel 2 : Pengaruh perlakuan
Keterangan :
O₁ = Rerata pretest kelompok eksperimen
O₂ = Rerata posttest kelompok eksperimen
O₃ = Rerata pretest kelompok kontrol
O₄ = Rerata posttest kelompok control
X₁ = Perlakuan atau treatment peneraapan metode ceramah
X₂ = Perlakuan atau treatment penerapan model pembelajaran berbasis masalah
(PBM)
3.2Populasi Dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:297) populasi adalah wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas IV
yang memperoleh mata pelajaran PKn khususnya mengenai globalisasi di DIY. Menurut Sugiono (2010:118), sampel adalah sebagian jumlah dan
karakteristik dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diamati yang dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O₁ x₂ O₂
---
28 Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah
31 siswa, sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas IV B SDN Sinduadi I yang berjumlah 31 siswa.
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto Jalan Janti Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV A SD Negeri Adisucipto
1 Sleman, Yogyakarta sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa, laki-laki 15 siswa dan perempuan 16 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah SDN Sinduadi Jln Magelang km 06 Karanganyar No 54 A Sinduadi
Mlati, Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa 31 siswa. 3. Obyek Penelitian
Obyek yang diteliti adalah peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi mata pelajaran PKn pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1
memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di
29
3.3Jadwal Pemgambilan Data
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yaitu
bulan Februari-Juli 2013
Tabel 3 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, masing masing
pertemuan 3jp. Pada pertemuan I mengunakan video tentang globalisasi dan menyajikan permasalahan serta realita globalisasi. Pertemuan II siswa
membawwa artikel globalisasi dan mencari permasalahan yang ada dalam artikel tersebut. Dari kedua pertemuan tersebut siswa dibagi dan bekerja dalam beberapa
30 Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memilih SK (Standar Kompetensi) serta KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan mata pelajaran PKn di SD yang tersedia pada semestar genap
tahun 2012/2013.
2. Menggali nilai-nilai yang termuat dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan SK globalisasi.
3. Menyusun instrumen untuk mengukur tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi
4. Melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terkait dengan instrumen yang selanjutnya dapat memperoleh butir-butir instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
5. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol maupun kelsas eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran PKn, untuk
mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang nilai globalisasi.
6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pkn berdasarkan SK yang dipilih dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBM)
7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan RPP yang telah
disusun termasuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 8. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol
31 9. Mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang telah disebarkan baik
sebelum maupun sesudah pembelajaran PKn dilakukan. 10.Melakukan pengolahan data untuk mengetahui :
a. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajran PKn.
b. Deskripsi tentang penggunaan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada
menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah. 3.5Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono:2010:61). Variabel yang
akan diteliti dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan atribut yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independenya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang
dipengaruhi oleh variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesadaran siswa akan nilai globalisasi.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 1 : Variabel independen dan variabel dependen
32
3.6Definisi Operasional
Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka
peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kesadaran
Kesadaran adalah suatu kesadaran atas perbuatannya, mampu memilah mana yang baik dan buruk kemudian mampu merefleksikannya.
2. Nilai
Dengan adanya kesadaran dan setelah direfleksikan, maka akan terwujud
nilai. Kemudian nilai diusahakan, nilai yang baik harus dipertahankan dan nilai yang buruk dijauhkan atau ditinggalkan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan realita tentang masalah yang ada, kemudian siswa mencari
solusi, dan siswa menentukan sikap terhadap masalah tersebut. 3.7Teknik Pengumpulan Data
33 pembelajaran dengan menggunakan model PBM dilaksanakan, dan posttes dilakukan pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan materi globalisasi pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di
lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah instrumen survei untuk mendapatkan datanya, item-item kuesioner dibangun untuk membentuk suatu konstruk,
konstruk (constuct) atau disebut juga dengan nama variabel laten adalah variabel yang masih belum diukur secara langsung (Jogiyanto:2008:17).
Menurut Margono (2007: 167), kuesioner merupakan suatu alat
pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur / responden (Mustaqim, 2011: 171). Menurut Margono (2007: 167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Begitu pula Masidjo (2010: 70) mengatakan bahwa angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci
dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.
34 tersebut (Furchan, 2007: 260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.
Pada penelitian ini kami menggunakan satu kuesioner, yaitu kuesioner
kesadaran akan nilai terdiri lima indikator yang dijabarkan kedalam 44 pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini terdiri dari pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable.
Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk
pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable:
1) Pernyataan favourable, dengan pilihan jawaban dan skor:
a. Sangat Setuju (SS) : skor 4
b. Setuju (S) : skor 3
c. Kurang Setuju (KS) : skor 2
d. Tidak Setuju (TS) : skor 1
2) Pernyataan unfavourable, dengan pilihan jawaban dan skor:
a. Sangat Setuju (SS) : skor 1
b. Setuju (S) : skor 2
c. Kurang Setuju (KS) : skor 3
35 Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner pengembangan yang akan digunakan untuk
membuat instrumen penelitian. a. Indikator
1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk
mewujudkannya
3. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju
4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai
36
b. Penjabaran Indikator Tabel 4 : Penjabaran Indikator No Penjabaran
Globalisasi memperlancar hubungan manusia yang satu dengan yang lain
Globalisasi adalah proses yang merusak moral bangsa
Globalisasi bisa memperlancar kerjasama antar masyarakat dunia
Globalisasi adalah masuknya pengaruh budaya barat ke Negara-negara lain
Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut, dll) adalah makanan yang tidak sehat
Saya suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji karena praktis Saya menyadari internet dapat
memperluas wawasan pengetahuan
Saya menggunakan internet untuk membuka permainan online dan hal-hal yang tidak bermanfaat Permainan tradisional adalah
permainan yang menarik
Bermain playstastion hingga lupa waktu
Saya menyadari bahwa tarian tradisional merupakan salah satu kekayan budaya Indonesia
Tarian tradisional adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari
Membeli pakaian buatan Indonesia Pakaian buatan luar negeri lebih baik daripada buatan dalam negeri
2. Menyadari akan
Saya suka menggunakan pakaian dengan rapi agar nyaman dilihat orang lain
Saya memakai seragam sekolah
tidak sesuai dengan
aturan/tatatertib sekolah Mempelajari tarian negeri sendiri
dengan tekun
Malu mempelajari tarian negeri sendiri
Saya menyisihkan uang jajan untuk ditabung
Saya selalu menghabiskan uang jajan
Saya bersemangat untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia
Saya tidak pernah mencuci baju
Mengambil nilai-nilai positif dari siaran TV
Mencontoh hal-hal yang buruk darisiaran TV
Mengambil
hal-hal positif dari internet
Menggunakan internet untuk melakukan hal yang kurangbaik (menggunakan facebook untuk mengejek teman)
Saya suka menghabiskan uang untuk membeli baju baru
Saya bias mengatur jam belajar dengan baik
Senang menonton televi secara berlebihan
Menggunakan internet sesuai dengan tujuan yang positif
Internet membuat saya malas berpikir
Bangga menggunakan produk dalam negeri
Lebih bangga menggunakan produk luar negeri
Menyaring kebudayaan luar negeri dengan nilai-nilai Pancasila
Kebudayaan luar negeri layak kita tolak
Saya menggunakan telepon dengan seperlunya
Menggunakan telepon dengan boros
Bangga menggunakan pakaian batik sebagai produk dalam negeri
37
Kisi-kisi instrumen kuesioner
Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen kuesioner
No Indikator Favorable Unvavorable
1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan terwujudnya nilai yang akan dituju
3, 8, 12 25, 30, 34 dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan
5, 10, 14, 18, 27, 32, 36, 40
Jumlah 22 22
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.8.1 Validitas
Soal-soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diujicobakan di
kelas IVA SDN Adisucipto 1 dengan jumlah siswa 31 dan di SDN Sinduadi 1 dengan jumlah siswa 31. Tujuan dari uji coba ini untuk mencari validitas, daya
beda, dan reliabilitas. Kuesioner yang telah valid akan digunakan untuk posttes dan pretes untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian dihitung apakah ada peringkatan hasil dari prettes ke postes. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Kountour:2003:152)
Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji validitas
38 untuk mengukur peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Untuk
mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk menghitung kuesioner kesadaran.
Untuk menghitung peningkatan kesadaran, dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 6 : Tabel Validitas Instrumen
39 Tabel 7 : Hasil Uji Validitas Instrumen
Item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan
1 0,119 0,524 Tidak Valid
40 hubungan sedang, dan bintang dua (**) signifikan pada tingkat signifikansi 1%
(probabilitas hubungannya sangat tinggi). 3.8.2 Reliabilitas
Masidjo (1995 : 209), yang dimaksudkan dengan reliabiltas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian
hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.
Dengan demikian suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil
yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Peneliti menggunakan SPSS 18 for windows dalam perhitungan validitas dan reliabilitas. Berikut tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk
memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh (Masidjo, 1995:209): Tabel 8: Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Tabel 9 : Tabel Reliabilitas
SD Adisucipto 1
Cronbach Alpha Kualifikasi
0,869 Tinggi
41 karena sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. dengan
kualifikasi tinggi.
3.9Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan program komputer PASW SPSS Statistic 18 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut: 3.9.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametris One Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak.Menurut Priyatno (2012:136), distribusi data dikategorikan normal jika harga sig.(2-tailed)> .05 dan distribusi data dikategorikan tidak normal jika harga sig.(2-tailed)< .05. Statistik untuk
menguji yang digunakan distribusi data normal maka akan digunakan statistik parametrik yaitu Independen Sample T-test atau One-Way ANOVA, sedangkan untuk distribusi data tidak normal, maka akan digunakan statistik non parametrik yaitu Mann-Whitney, Wilcoxon, atau Kruskal-Wallis.
3.9.2 Uji Statistik
3.9.2.1Uji Homogenitas skor pretest
Uji Homogenitas antara pretest kelompok kontrol dan pretest
kelompok eksperimen. Uji homogenitas data pre-test dilakukan untuk mengetahui apakah skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:
42 kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data memiliki
persamaan.
2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data tidak terdapat persamaan atau berbeda.
3.9.2.2Uji perbedaan data pretest dan posttest
Uji perbedaan data pre-test dilakukan untuk mengetahui apakah
skor pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:
1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara nilai pretest ke posttest.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi hasil penelitian penggunaan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Peningkatan Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dalam satu payung PKn. Penelitian ini dilakukan pada siswa SD untuk mengetahui peningkatan
kesadaran akan nilai globalisasi. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan pengajaran dengan guru kelas yang menggunakan
metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan pengajaran menggunakan PBM.
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan yaitu: 1) kedua kelompok
diberikan pretest yang berupa kuesioner atau angket sebanyak duapuluh lima pernyataan tentang sikap sadar globalisasi untuk mengetahui kemampuan awal
antara dua kelompok, 2) kelompok eksperimen diberi perlakuan pengajaran materi dengan menggunakan model pembelajaran PBM, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan PBM. 3) pada akhir pertemuan dan semua materi sudah
44 dilakukan untuk mengetahui peningkatan sikap sadar akan globalisasi yang
diberikan, dan untuk membandingkan hasil yang diperoleh antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
4.1.2 Uji Normalitas Data
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dianalisis dengan uji normalitas data menggunakan statistik non Parametris dalam hal ini yaitu One Kolmogorov-SmirnovTest dengan progam komputer PASW (SPSS) 18 for Windows. Uji normalitas ini bertujuan untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi atau harga sig. (2-tailed)> 0,05 , distribusi data
2 Rerata skor Posttest kelompok control 0,203 Normal
3 Rerata skor Pretest kelompok eksperimen 0,245 Normal