• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2009

( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh :

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata NIM : 07 1324 022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2009

( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata NIM : 07 1324 022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

SKRIPSI

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2009

( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

Oleh :

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata

NIM : 07 1324 022

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Tanggal 28 Februari 2012

Pembimbing II

(4)

SKRIPSI

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2009

( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata

NIM : 07 1324 022

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 09 Maret 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panita Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si.

Sekretaris Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.

Anggota DR. C. Teguh Dalyono, M.S.

Anggota Indra Darmawan, S.E., M.Si.

Anggota Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.

(5)

 

 

 

Kupersembahkan karya tulis ini untuk :

† Tuhan Yesus ku, Bunda Maria dan Santo Yosef

yang selalu menjadi sumber kekuatanku †

† Mamah ku tercinta Elisabeth Silphia Purwata dan

Papah ku tersayang Ignatius Purwata †

† Keluarga Besar Purwosuparto dan Keluarga Besar

Dominggus Lusikooy †

† (Alm) Embah Kakung Venantius Sukijo

Purwosuparto, (Almh) Embah Putri Theresia

Saparniah Purwosuparto, (Almh) Embah Suster

Seraphia OSF †

† Pakdhe Purwanta dan Budhe Tien, Pak Wasis dan

Bu Wasis, Pakdhe Purwadi, Papah Ei, Mama Yoke

Lusikooy, Tante Lena †

(6)

 

Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa

lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan

hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan

kegagalan dan sakit hati di masa lalu. (Mario Teguh)

Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya

memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.

(Khalil Gibran)

Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan

memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan

ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan.

Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan

pula akan menentukan kebahagiaan.

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Maret 2012

Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata Nomor Mahasiswa : 07 1324 022

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 ( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Maret 2012

Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009

( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata 07 1324 022

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perluasan kesempatan kerja, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan, serta sikap dan persepsi para peserta terhadap program pelatihan kewirausahaan.

Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 123 responden dari 180 orang wanita pelaku usaha sektor infomal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik area sampling (cluster sampling). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda Z, dengan tingkat signifikansi 5%, serta dengan program SPSS versi 16.0.

(10)

ABSTRACT

EVALUATION OF ENTREPRENEURSHIP TRAINING PROGRAMS FOR WOMEN ENTREPRENEURS OF THE INFORMAL SECTOR IN

THE PROVINCE OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION IN 2009 ( A Case Study : Women Entrepreneurs in The Informal Sector of

Yogyakarta Special Region )

Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata 07 1324 022

Sanata Dharma University 2012

This study aims to determine the differences in the expansion of employment opportunities, income, level of knowledge and skills possessed by the participants in entrepreneurship before and after the entrepreneurship training program, as well as the attitudes and perceptions of the participants of the entrepreneurship training program.

This study is an evaluative research. The samples are 123 respondents out of 180 women entrepreneurs in the informal sector in Yogyakarta who have followed the entrepreneurship training program for women entrepreneurs of the informal sector of Yogyakarta Province in 2009. Technique for taking samples is

cluster sampling. The data were collected by using a questionnaire, which first tested the validity and reliability. Techniques of data analysis are different test analysis of Z, with a significant level of 5%, and the program SPSS version 16.0.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya

yang amat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan yang berjudul

“EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA

PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA TAHUN 2009”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi

Pendidikan Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini

tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melimpahkan berkat-Nya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar;

2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor

Universitas Sanata yang telah memberikan kesempatan belajar bagi penulis di

Universitas Sanata Dharma;

3. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada

penulis untuk menyusun skripsi ini;

4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

(12)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan memberikan kritik dan saran untuk

menyelesaikan skripsi ini;

5. Bapak DR. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II, yang

dengan sabar dan perhatian memberikan dorongan dan arahan kepada penulis;

6. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen., S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Penguji

yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan

kritik, dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, dan Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.

Si., terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang diberikan kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma;

8. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas kesediaan bapak dalam

bimbingan abstrak;

9. Ibu Christina Kristiani, selaku staff sekretariat Program Studi Pendidikan

Ekonomi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10.Ibu Dra. Retno Basundari, M.M., selaku Seksi Perencanaan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

membantu proses kelancaran penulisan skripsi ini;

11.Ibu-Ibu peserta Program Pelatihan Kewirausahaan di Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan

Kabupaten Gunung Kidul yang telah bersedia untuk diwawancara dan mengisi

(13)

12.Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang yang

telah memberikan bantuan dana untuk menyelesaikan skripsi ini;

13.Simbah Kakung Venantius Sukijo Purwosuparto dan Simbah Putri Theresia

Saparniah Purwosuparto yang ada di surga terima kasih doa restunya dalam

menyelesaikan skripsi ini;

14.Papah Ignatius Purwata dan Mamah Elisabeth Silphia Purwata yang selalu

memberikan kasih sayang yang penuh dengan cinta, semangat dan dukungan

doa yang selalu menyertaiku.

15.Pakdhe Ir. Antonius Purwanta dan Budhe Tien yang selalu memberi perhatian,

nasihat, kasih sayang, dukungan doa dan materi; Mas Pras dan Mas Chris

yang telah memberikan dukungan doa, smoga kalian juga cepet lulus ya. Dan

untuk keponakanku tersayang Danzel Owen Timothy;

16.Bapakku F.X. Suwasismanto dan Bu Wasis yang selalu memberi perhatian,

dukungan doa dan kasih sayang seperti orang tua ku sendiri;

17.Pakdhe dan Budhe, Oom dan Tante, Saudara-Saudari ku terima kasih atas

dukungan doanya;

18.Pak Agus yang selalu memberikan motivasi dan dukungan doa dalam

kehidupanku;

19.Sahabat-sahabatku Teje (makasi uda mau mendengarkan curhatku), Lilia

Prasasti (saiy ku, thx vo everything yach, makasi wat support nya), Dian Eva

Sunariningsih (Matur nuwun njeh nduk, uda mau mendengarkan curhat dan

(14)

20.Teman-Teman ku dalam Keluarga Pendidikan Ekonomi angkatan 2007:

Anton, Nilla (salam buat Olive dan Popay), Enggar, Zhu, Isdarini, Tasya

(makasi nduk atas smuanya, cepet nikah yua), Resti (semangat tuk

menyelesaikan skripsi), Ndhut Ugik, Shinta, Trisno, Gitta, Hendri (si adik

kelas SMA), Frater Willy, Hendra (semangat yo Le, buruan selesai’in

skripsimu), Bagoes (matur nuwun mas, uda banyak ngasih nasihat), Lieah,

Deska, Icha, Nofika, Ina, Riza, Chatrin Fanny, Dian, Yullay, Atta, Mas Arif,

Fajar_Jipponk, Debby.

21.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

(16)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Evaluasi ... 10

B. Pelatihan ... 13

C. Kewirausahaan ... 16

D. Sektor Informal ... 22

E. Perluasan Kesempatan Kerja ... 24

F. Pendapatan ... 25

G. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Kewirausahaan ... 28

H. Sikap ... 32

I. Persepsi ... 37

J. Kerangka Berpikir ... 38

K. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 41

1. Subjek Penelitian ... 41

2. Objek Penelitian ... 41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran ... 42

1. Variabel Penelitian ... 42

2. Definisi Operasional dan Pengukuran ... 43

E. Populasi dan Sampel ... 45

(17)

2. Sampel ... 45

F. Data yang Dicari, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Uji Coba Instrumen Penelitian ... 47

1. Data yang Dicari ... 47

2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 48

3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Uji Beda Z ... 54

2. Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 58

A. Letak Geografis ... 58

B. Pelaksanaan Pelatihan ... 59

C. Peran Wanita Dalam Pembangunan di Sektor Informal ... 60

D. Kriteria ... 62

E. Teknik Pengawasan ... 62

F. Teknik Penyaluran Bantuan ... 63

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Analisis Data ... 65

1. Uji Beda Z ... 65

B. Pembahasan ... 71

1. Perluasan Kesempatan Kerja ... 73

2. Pendapatan ... 75

(18)

4. Sikap dan Persepsi ... 79

BAB VI PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

C. Keterbatasan Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi-kisi Wawancara ... 48

Tabel III.2 Kisi-kisi Kuisioner ... 49

Tabel III.3 Hasil Uji Validitas Pengetahuan dan Keterampilan ... 51

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Sikap dan Persepsi ... 52

Tabel III.5 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan dan Keterampilan ... 53

Tabel III.6 Hasil Uji Reliabilitas Sikap dan Persepsi ... 54

Tabel IV.1 Daftar Materi Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan ... 60

Tabel IV.2 Jenis Barang Bantuan ... 63

Tabel V.1 Hasil Uji Statistik Pendapatan ... 66

Tabel V.2 Hasil Uji Test Statistik Pendapatan ... 67

Tabel V.3 Hasil Uji Statistik Keterampilan dan Pengetahuan ... 68

Tabel V.4 Hasil Uji Test Statistik Keterampilan dan Pengetahuan ... 69

Tabel V.5 Hasil Uji Statistik Sikap dan Persepsi ... 70

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuisioner Penelitian ... 89

Lampiran 2: Data Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 3: Data Penelitian ... 102

Lampiran 4: Hasil Analisis Data ... 130

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan sebuah negara dapat dilihat dari kemajuan perekonomian

penduduknya. Sampai saat ini masalah kemiskinan dan kesejahteraan rakyat

merupakan masalah yang belum dapat teratasi di Indonesia. Berbagai upaya

telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat di Indonesia. Pemerintah telah

memberikan anggaran dana untuk penanggulangan kemiskinan, di antaranya

melalui program memberikan perlindungan serta bantuan sosial kepada rumah

tangga dan masyarakat miskin. Selain itu juga berbagai program untuk

mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan

sumber daya serta program pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Sebagian

dari upaya tersebut telah memberikan hasil, sementara yang lainnya belum

berdampak pada kesejahteraan rakyat.

Kemiskinan merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,

ataupun sulitnya mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan yang

terjadi tersebar diseluruh wilayah, di daerah perkotaan maupun di daerah

(22)

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah mencapai

3.185,80 km2 terdiri atas Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul,

Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta sering dikenal sebagai kota pelajar dan kota

wisata yang merupakan salah satu pendorong terjadinya urbanisasi sehingga

berpengaruh terhadap jumlah penduduk di kota Yogyakarta. Berbagai kondisi

latar belakang masyarakat yang berbeda-beda dengan berbagai sifat,

pengalaman hidup dan status sosial antara laki-laki dan perempuan, dapat

menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan kemiskinan di

Yogyakarta. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009,

jumlah penduduk di kota Yogyakarta tahun 2008 sebesar 3,47 juta jiwa,

dengan tingkat kemiskinan sebesar 18,32 persen yaitu 616.300 jiwa, dan

tingkat kemiskinan pada tahun 2009 menurun menjadi 17,23 persen sebesar

585.800 jiwa.

Dalam Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 616/Kep/2007

Tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan

Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011, untuk mengidentifikasi

kemiskinan digunakan garis kemiskinan (poverty line), yaitu suatu tolok ukur

yang menunjukkan ketidakmampuan penduduk melampaui ukuran garis

kemiskinan atau suatu ukuran yang didasarkan pada kebutuhan atau

pengeluaran konsumsi minimum, misalnya konsumsi pangan dan konsumsi

non-pangan (misalnya kebutuhan perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan,

(23)

Yogyakarta juga menetapkan parameter bagi keluarga miskin di Kota

Yogyakarta. Merujuk pada pasal 1 PP No. 42 Tahun 1981, Pemerintah Kota

Yogyakarta melalui Peraturan Walikota Yogyakarta No. 39/2005 memaknai

keluarga miskin sebagai :

“…orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.”

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kurangnya penghasilan, atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar. Peran wanita atau ibu rumah tangga dianggap

kurang memberikan kontribusi perekonomian dalam keluarga. Kebanyakan

ibu rumah tangga hanya sibuk dengan permasalahan dapur dan mengurus

keluarga. Tetapi pada kenyataannya, wanita memiliki fungsi yang sangat

penting dalam keluarga serta mampu memberikan kontribusi yang besar bagi

kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga.

Karena keadaan perekonomian yang semakin mendesak dan tidak

menentu, seperti halnya harga-harga kebutuhan pokok yang semakin

meningkat, pendapatan keluarga yang tidak meningkat dan kondisi keadaan

suami yang tidak memiliki pekerjaan atau suami yang memiliki pekerjaan

tetap, tetapi pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

akan berakibat pada ketidakstabilan perekonomian dalam rumah tangga

sehingga mendorong para wanita atau ibu rumah tangga untuk bekerja pada

sektor informal demi meningkatkan pendapatan dalam rumah tangga. Faktor

(24)

menyebabkan wanita atau ibu rumah tangga lebih banyak bekerja di sektor

informal.

Sektor informal merupakan sektor ekonomi yang kegiatannya berskala

kecil dan kurang terorganisasi, biasanya dimiliki perorangan, modalnya relatif

kecil, tidak memiliki jaminan keselamatan kerja, tidak berbadan hukum, dan

tidak terikat oleh peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta Tahun 2010,

pada bulan Februari 2009, tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal

meningkat menjadi 65,7 persen, dibandingkan dengan kondisi pada bulan

Februari 2008 yang sekitar 64,3 persen. Kegiatan sektor informal ini dapat

berupa pedagang kaki lima, penjaga parkir, tukang ojek, warung makan, dan

lain sebagainya.

Tingginya partisipasi kerja wanita di sektor informal, menunjukkan

bahwa wanita merupakan sumber daya yang tidak kalah penting dibandingan

dengan pria, yaitu membantu meningkatkan pendapatan dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Pada dasarnya wanita merupakan penggerak dalam

roda ekonomi serta penopang ekonomi keluarga. Salah satu kegiatan yang

dapat dilakukan oleh wanita atau ibu rumah tangga yaitu dengan berwirausaha

dalam sektor informal. Wanita memiliki sifat yang disiplin dan kerja keras,

sehingga dapat menjadi salah satu modal berwirausaha, tetapi mereka

kekurangan modal dan kurang trampil, sehingga faktor inilah yang menjadi

(25)

adanya campur tangan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut dengan

mengadakan program-program pemberdayaan bagi wanita di sektor informal.

Peran sektor informal sangat signifikan dalam mengatasi kemiskinan

dan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan kegiatan kewirausahaan,

dengan adanya kegiatan kewirausahaan ini diharapkan akan mampu

mendorong peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja baru di

sektor usaha kecil menengah.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan salah satu

upaya untuk mengurangi kemiskinan di Kota Yogyakarta ini, Bidang

Pendayagunaan mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku

usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang

dilaksanakan pada tanggal 12-16 Mei tahun 2009 dan diikuti ± 180 orang

peserta. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta melaksanakan program kegiatan pemberian motivasi dan

membimbing masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga pelaku usaha kecil

di sektor informal agar mampu mengembangkan usaha yang mandiri,

produktif, berkelanjutan yaitu melalui pelatihan kewirausahaan dan pemberian

bantuan perlengkapan usaha yang ditindak lanjuti dengan bimbingan dan

pemanduan usaha. Pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan ini pada

(26)

teknik produksi dan strategi pemasaran bagi peserta program sebelum

menerima bantuan perlengkapan usaha tersebut.

Program ini lebih memberikan kebebasan kepada para peserta program

pelatihan dalam menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankan. Selain itu

program ini lebih mengutamakan pada ibu-ibu rumah tangga untuk semakin

berkembang, terampil, mandiri, serta dapat membantu meningkatkan

pendapatan rumah tangga. Program ini secara langsung memberikan bantuan

perlengkapan usaha kepada para peserta pelatihan, sehingga dapat langsung

dipergunakan oleh para peserta.

Berdasarkan dari tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dalam program bantuan

perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku

usaha sektor informal provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini maka penulis

mengambil judul “Evaluasi Program Pelatihan Kewirausahaan Bagi Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 (Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta)”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan perluasan kesempatan kerja sebelum dan sesudah

adanya program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor

(27)

2. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan para peserta pelatihan sebelum

dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi wanita

pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2009 ?

3. Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti

program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor

informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009 ?

4. Bagaimana sikap dan persepsi para peserta terhadap program pelatihan

kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2009 ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada perluasan kesempatan kerja, tingkat

pendapatan para peserta sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan

kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2009, pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki peserta sebelum dan sesudah mengikuti program tersebut, serta sikap

dan persepsi para peserta terhadap program tersebut pada wanita pelaku usaha

sektor informal di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,

(28)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan perluasan kesempatan kerja sebelum dan

sesudah adanya program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku

usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan para peserta pelatihan

sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi

wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2009.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti

program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor

informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009

4. Untuk mengetahui sikap dan persepsi para peserta terhadap program

pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengalaman penelitian mengenai

manfaat program bantuan perlengkapan usaha kegiatan pelatihan

kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal di Kota

(29)

2. Bagi Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal

Untuk mengetahui pencapaian tujuan program bantuan

perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku

usaha sektor informal di Kota Yogyakarta.

3. Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Dapat mengevaluasi kembali hasil program bantuan perlengkapan

kemudian mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan dari program

bantuan perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur

tentang manfaat atau guna beberapa objek (Joint Committe, 1981).

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian

nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian

solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. Evaluasi bersifat analitik

dan kooperatif dengan objek evaluasi.

Dari aspek pelaksanaan, Evaluasi adalah keseluruhan kegiatan

pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan

pertimbangan untuk membuat keputusan. Evaluasi adalah kegiatan atau

proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan

yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan.

2. Pengertian Penelitian Evaluasi

Penelitian Evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan dalam

rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan

nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan

proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan penilaian

(31)

Penelitian Evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk

mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya.

(Widi, 2010). Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti

pelaksanaan program), dan sumatif (dilaksanakan pada akhir program

untuk mengukur pencapaian tujuan).

Penelitian Evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau untuk mengetahui

keefektifan pelaksanaan suatu program (Usman, 2008).

3. Ciri-ciri Penelitian Evaluasi

Usman (2008), menyebutkan ciri-ciri penelitian evaluasi adalah

sebagai berikut :

a. Ada program yang sudah dilaksanakan, sudah terlaksana atau belum

b. Ada standar/tolok ukur/kriteria/indikator kinerja yang terukur untuk

setiap kegiatan pada program tersebut.

c. Hasil penelitian untuk umpan balik pelaksanaan program berikutnya.

4. Tujuan Penelitian Evaluasi

Untuk memperkirakan / menaksir / menilai keberhasilan /

kegagalan sebuah program sesuai dengan yang diharapkan. Indikator

keberhasilan / kegagalan sebuah program dilihat dari indikator-indikator

(32)

a. Perubahan-perubahan apakah yang telah terjadi-sebagai akibat

intervensi-dan sejauh manakah perubahan-perubahan tadi sejalan

dengan tujuan program ?

b. Bagaimanakah pencapaian hasil akhir (outcome) program itu secara

meyakinkan terkait langsung dengan berbagai sumber daya yang telah

dicurahkan pada program tersebut ?

5. Fungsi Penelitan Evaluasi

a. Fungsi Pembelajaran

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan atau kegagalan dan

mengetahui penyebabnya, dimungkinkan penyempurnaan kinerja

program di masa mendatang dan menghindari kesalahan yang telah

dibuat pada masa lalu.

b. Evaluasi dapat berfungsi sebagai kemudi dan manajemen

Yaitu sebagai umpan balik dan kendali pencapaian tujuan program.

Serta membuat penyesuaian mengenai cara bagaimana sebaiknya

program dilaksanakan.

c. Evaluasi mengemban fungsi kontrol dan inspeksi

Artinya dapat digunakan sebagai informasi kepada pimpinan puncak

atau pihak donor apakah kegiatan program telah dilaksanakan dengan

benar dan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.

d. Evaluasi dapat mengemban fungsi akuntabilitas, karena ia memberikan

(33)

B. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Menurut Mondy (2008), pelatihan adalah aktivitas-aktivitas yang

dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.

Menurut Simamora (1997:345), pelatihan adalah serangkaian

aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,

pengetahuan, pengalaman, atau perubahan sikap seseorang. Pelatihan

berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.

Program-program pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta

bagaimana menunaikan aktivitas-aktivitas atau pekerjaan tertentu.

Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk

memperbaiki prestasi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang

menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya

dengan pekerjaannya.

Pelatihan terdiri atas program-program yang dirancang untuk

meningkatkan kinerja pada tingkat individu, kelompok, dan atau

organisasi. Kinerja yang melesat, pada gilirannya menyiratkan bahwa

terdapat perubahan yang dapat diukur dalam pengetahuan, keahlian, sikap,

dan atau perilaku sosial.

Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,

meningkatkan, dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja

(34)

kerja (Sastrohadiwiryo, 2005). Setiap tenaga kerja berhak untuk

memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan keterampilan atau

keahlian kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui

pelatihan kerja.

2. Tujuan Pelatihan

Menurut Moekijat (1991:55) tujuan umum dari pada pelatihan

adalah (sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com) :

a. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

b. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional.

c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama

dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.

Menurut Simamora (1997), tujuan-tujuan utama pelatihan pada intinya,

yaitu :

a. Memperbaiki kinerja, dengan adanya program pelatihan mampu

meningkatkan kinerja para karyawan.

b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan

teknologi. Melalui pelatihan, karyawan dapat secara efektif

menggunakan teknologi-teknologi baru.

c. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi

(35)

d. Membantu memecahkan permasalahan operasional, misalnya

permasalahan finansial, manusia, dan teknologi.

e. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk

menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program

pengembangan karir yang sistematik.

f. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi dan pekerjaan.

g. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan dapat

memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang

membuahkan efektivitas organisasional yang lebih besar dan

meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.

3. Manfaat Pelatihan

Menurut Simamora (1997:349) manfaat yang diperoleh dari suatu

pelatihan yang diadakan oleh organisasi atau perusahaan, yaitu sebagai

berikut :

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas

b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai

standar-standar kinerja.

c. Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih

menguntungkan.

d. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.

(36)

f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi

mereka.

C. Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1995, kewirausahaan

adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih

baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Saiman,2009).

Menurut Drucker (1959) dalam Suryana (2006:2), kewirausahaan

adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.

Menurut Zimmerer (1996:51) dalam Suryana (2003:4),

kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk

memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang

dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,

keinovasian, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan

cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Menurut Siagian (1998) dalam Anoraga (2002), kewirausahaan

adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan

(37)

dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan

produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui

keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan

manajemen.

2. Pengertian Wirausaha

Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira yang berarti

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani

dan berwatak agung. Usaha yang berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat

sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat

sesuatu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang

yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara

produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,

mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Menurut Meredith (1995) dalam Anoraga (2002), Wirausaha

adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang

dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam

memastikan kesuksesan.

3. Tujuan Kewirausahaan

(38)

b. Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha

yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

c. Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

d. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

kewirausahaan di kalangan masyarakat.

4. Manfaat Kewirausahaan

Zimmerer (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah

sebagai berikut :

a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan

peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan

mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka

untuk memanfaatkan bisnisnya guna mewujudkan cita-citanya.

b. Memberi peluang melakukan perubahan

Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena

mereka dapat menangkap peluang untuk melakukan berbagai

perubahan yang menurut mereka sangat penting

c. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh seorang wirausaha merupakan

alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah

suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi

(39)

kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual, dan mampu

mengikuti minat atau hobinya sendiri.

d. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin

Keuntungan berwirausaha merupakan faktor motivasi yang

penting untuk mendirikan usaha sendiri. Kebanyakan pebisnis tidak

ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan di antara mereka yang

memang menjadi berkecukupan.

e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan

mendapatkan pengakuan atas usahanya

Kesepakatan bisnis berdasarkan berdasarkan kepercayaan dan

saling menghormati adalah ciri pengusaha kecil. Peran penting yang

dimainkan dalam sistem bisnis lingkungan setempat serta kesadaran

bahwa kerja memiliki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial

dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer

perusahaan kecil.

f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan

menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya

Hal yang dirasakan oleh pengusaha kecil atau pemilik

perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya

bukanlah kerja. Kebanyakan wirausaha yang berhasil memilih masuk

dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan

(40)

pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka yang

melakukannya.

5. Jenis-jenis Kewirausahaan

Menurut Williamson (1961) dalam Winardi (2004:20),

mengemukakan jenis-jenis kewirausahaan yaitu sebagai berikut :

a. Innovating Entrepreneurship

Entreprenuership demikian dicirikan oleh pengumpulan

informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai

dari kombinasi-kombinasi baru faktor-faktor produksi. Wirausaha ini

bereksperimentasi secara agresif, dan mereka terampil mempraktekkan

transformasi-transformasi atraktif.

b. Imitative Enterpreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk

meniru inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh para innovating

entrepreneur.

c. Fabian Enterpreneurship

Entrepreneurship demikian, dicirikan oleh sikap yang teramat

berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan

peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apabila mereka tidak

melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif di dalam

(41)

d. Drone Enterpreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk

memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan

perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan

mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan produsen yang

lain.

6. Ciri-ciri Wirausahawan yang Berhasil

Beberapa ciri wirausahawan yang berhasil (Kasmir, 2008:27) :

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak

kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui

langkah yang dilakukan oleh pengusaha tersebut.

b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana

pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih

dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai

kegiatan.

c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar

prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,

pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian

utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu

(42)

d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki

seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang

maupun waktu.

e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana

ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit

untuk mengatur waktu kerjanya.

f. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik

sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang

pengusaha tidak hanya material, tetapi juga moral kepada berbagai

pihak.

D. Sektor Informal

1. Pengertian Sektor Informal

Sektor informal merupakan bagian dari perekonomian perkotaan di

berbagai negara-negara berkembang yang ditandai oleh adanya

perusahaan-perusahaan kecil milik individu atau keluarga yang amat

kompetitif, sedikitnya perdagangan dan pelayanan jasa secara eceran,

penggunaan metode padat karya, adanya kebebasa untuk memasuki pasar,

serta penentuan harga-harga faktor produksi dan barang melalui

mekanisme pasar (Todaro, 2003).

Sektor informal adalah dicirikan oleh sektor ekonomi marginal

dengan kondisi nyata kegiatan sejumlah tenaga kerja yang umumnya

(43)

Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha

yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga,

teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan

ketrampilan yang rendah, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan

tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal.

Timbulnya sektor informal di kota tidak lain sebagai akibat adanya

ketimpangan dalam pasar tenaga kerja.

Pembangunan ekonomi dari bawah berhubungan erat dengan

sektor informal. Sektor informal memiliki peran yang sangat signifikan

terhadap perekonomian nasional. Timbulnya sektor informal berhubungan

denan urbanisasi atau migrasi dari desa ke kota, keterbatasan daya serap

industri di kota, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan kerja

sehingga tidak tertampung dalam sektor formal.

2. Ciri-ciri Sektor Informal

Menurut Wirosardjono (1985), sektor informal memiliki ciri sebagai

berikut :

a. Pola kegiatannya tidak teratur baik waktu dan permodalan, maupun

penerimaannya.

b. Tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh

pemerintah

(44)

d. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan terpisah

dari tempat tinggal

e. Tidak membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus sehingga secara

luwes dapat menyerap bermacam-macam tingkat pendidikan tenaga

kerja.

f. Umumnya tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga dalam

jumlah kecil dan dari kalangan keluarga, kenalan atau berasal dari

daerah yang sama.

g. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan lain

sebagainya.

E. Perluasan Kesempatan Kerja

1. Pengertian Kesempatan Kerja

Menurut Barthos (2004), lapangan pekerjaan adalah kegiatan dari

usaha atau perusahaan atau instansi dimana seseorang bekerja.

Kesempatan kerja adalah banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia

untuk angkatan kerja. (Gilarso, 2004:207)

2. Perluasan Kesempatan Kerja

Perluasan kesempatan kerja yaitu perluasan jumlah lapangan

pekerjaan yang tersedia bagi angkatan kerja. Dalam memperluas

kesempatan kerja, juga harus melihat mengenai masalah peningkatan

(45)

tersebut. Perluasan kesempatan kerja yang produktif tidak hanya berarti

penciptaan lapangan kerja baru, tetapi juga pada peningkatan produktivitas

kerja.

F. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Menurut Gilarso (2004), pendapatan atau penghasilan yaitu segala

bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas

sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

Penghasilan atau pendapatan dapat bersumber pada :

a. Usaha sendiri, misalnya berdagang atau wiraswasta

b. Bekerja pada orang lain, misalnya karyawan atau pegawai

c. Hasil dari milik, misalnya punya sawah atau rumah disewakan

Pendapatan meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang

telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan

waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur,

penghargaan; dan nilai pembayaran sejenisnya. Terdapat dua komponen,

yaitu:

a. Untuk jam kerja biasa atau untuk pekrjaan yang telah diselesaikan, dan

b. Untuk lembur semua komponen pendapatan lainnya dikumpulkan

secara agregat.

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang

(46)

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler

dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan

dalam bentuk barang atau jasa. (Sumber : www.bps.go.id)

Menurut Purnomo (1978), pendapatan adalah semua barang, jasa,

dan uang yang diperoleh atau diterima suatu golongan masyarakat dalam

jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu, satu bulan, atau satu tahun.

Tinggi rendahnya pendapatan seseorang dapat berlainan dan bergantung

pada :

a. Kecakapan dan kegiatan bekerja

b. Keahlian dan keuletan berusaha

c. Kesempatan bekerja yang tersedia

d. Banyak sedikitnya modal yang dipergunakan

e. Kekayaan yang dimilikinya

2. Jenis-jenis Pendapatan

Purnomo (1978) menyebutkan ada dua jenis pendapatan, yaitu :

a. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yaitu seluruh penghasilan yang diterima

golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi, yakni pemilik

tanah, tenaga, modal, dan pemimpin, dalam waktu setahun. Bila

pendapatan nasional ini dinilai dengan uang disebut produksi nasional,

(47)

b. Pendapatan Perseorangan

Pendapatan perseorangan yaitu semua penghasilan yang

diterima oleh setiap orang dalam kegiatan ekonomi suatu periode

tertentu. Pendapatan perseorangan dapat dibedakan dalam :

1) Pendapatan Nominal, yaitu pendapatan yang berupa sejumlah

uang.

2) Pendapatan Nyata, yaitu pendapatan sejumlah barang dan jasa

yang dapat dibeli dengan pendapatan nominal.

Macam-macam pendapatan perseorangan :

1) Upah yaitu sejumlah uang, barang atau jasa yang diterima

seseorang dalam waktu tertentu atas pemakaian tenaga dan

pikirannya. Upah dapat dibayarkan dengan cara harian, mingguan,

bulanan, borongan dan potongan. Kadang-kadang diberikan upah

tambahan yang dinamakan premi, hadiah, sumbangan, dll.

2) Pendapatan modal yaitu pendapatan seseorang dari pemilikan

modalnya, misalnya orang yang membeli saham dividen, orang

yang menyimpan uang di bank menerima bunga, orang yang

mempunyai rumah yang disewakan, menerima uang sewa, orang

yang mempunyai modal tanpa bekerja pun akan memperoleh

penghasilan. Makin besar modal makin besar penghasilannya

3) Pendapatan pengusaha yaitu pendapatan yang diterima para

pengusaha. Pendapatan ini seringkali merupakan kumpulan dari

(48)

pendapatan modalnya ditambah upah keuntungan ditambah upah

menanggung risiko, dll.

4) Pendapatan tani yaitu pendapatan yang diperoleh karena

penggarapan tanah. Pendapatan tanah juga terdiri dari upah tenaga,

modal, risiko pak tani serta pendapatan lebih, dari perbedaan letak

kesuburan atau keistimewaan tanah.

G. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Kewirausahaan

Dalam mengelola suatu usaha seorang wirausaha harus memiliki jiwa

dan watak kewirausahaan, jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi

oleh pengetahuan dan keterampilan.

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran.

Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,

atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu

(Surajiyo, 2007).

b. Pengetahuan Kewirausahaan

Dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus memiliki bekal

(49)

(2006), menyebutkan bekal pengetahuan yang perlu dimiliki seorang

wirausaha, yaitu :

1) Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan

usaha yang ada disekitarnya

2) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab

3) Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri

4) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan

keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan

bagi seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang

perusahaan tersebut diantaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi

tentang pemasaran, tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing (yang

baru masuk maupun yang sudah ada), pengetahuan tentang pemasok,

serta cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk

kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan,

mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Selain itu, diperlukan

juga pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan,

jadwal produksi, manajemen personalia, manajemen keuangan,

(50)

2. Keterampilan

a. Pengertian Keterampilan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan berasal

dari kata “terampil” yang bermakna cakap dalam menyelesaikan

tugas; mampu dan cekatan, sedang pengertian Keterampilan adalah

kecakapan untuk menyelesaikan tugas.

b. Pengertian Keterampilan Wirausaha

Keterampilan wirausaha yaitu kemampuan dan kecakapan yang

harus dimiliki oleh seorang wirausaha dalam mengelola sebuah usaha.

Selain kemampuan dan pengetahuan setiap wirausaha juga harus

memiliki keterampilan untuk mengembangkan usahanya.

c. Jenis-jenis Ketrampilan Wirausaha

Agar seorang wirausaha dapat sukses maka harus memiliki

keterampilan. Adapun keterampilan yang harus dimiliki seorang

wirausaha (Suryana, 2006) ialah :

1) Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan

memperhitungkan risiko

2) Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah

3) Keterampilan dalam memimpin dan mengelola

4) Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi

(51)

Menurut Ebert (2002:117) dalam Suryana (2006:92),

efektivitas manajer perusahaan tergantung pada keterampilan dan

kemampuan. Kemampuan dasar manajemen tersebut adalah :

1) Technical skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk

melakukan tugas-tugas khusus.

2) Human relations skill, yaitu keterampilan memahami, mengerti,

berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.

3) Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir

abstrak, mendiagnosis, menganalisis situasi yang berbeda, dan

melihat situasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk

memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.

4) Decision making skill, yaitu keterampilan merumuskan masalah

dan memilih cara bertindak terbaik untuk memecahkan masalah

tersebut.

Ada tiga tahap utama dalam pengambilan keputusan, yaitu :

a) Merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, dan

mengidentifikasi alternatif pemecahannya.

b) Mengevaluasi setiap alternatif dan memilih alternatif yang

terbaik.

c) Mengimplementasikan alternatif yang terpilih, menindak

lanjutinya secara periodik, dan mengevaluasi keefektifan yang

(52)

5) Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan

dan mengatur waktu seproduktif mungkin.

H. Sikap

1. Pengertian Sikap

Menurut Walgito (1999:110), sikap merupakan organisasi

pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif

ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada

orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara

tertentu yang dipilihnya.

Menurut Thurstone (1946) dalam Ahmadi (1991), menyatakan

sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif

yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini

meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.

Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi

apabila ia suka (like), sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap

negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka (dislike) terhadap

obyek psikologi (Back, Kurt W., 1977).

Menurut Gerungan dalam Ahmadi (1991), pengertian attitude

dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang

dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaa, tetapi sikap mana

(53)

obyek tadi itu. Jadi attitude itu lebih diterjemahkan sebagai sikap dan

kesediaan beraksi terhadap suatu hal.

2. Ciri-ciri Sikap

Menurut Walgito (2003), mengemukakan ciri-ciri sikap itu adalah :

a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum

membawa sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Sikap itu

terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh

karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat

dipelajari, dan karenanya sikap itu dapat berubah. Sikap itu

mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami

perubahan. Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari dalam hubungannya

dengan objek-objek tertentu.

b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya

dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap

objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu

dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari

individu terhadap objek tersebut.

c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada

(54)

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang,

orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan

sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut

tergabung di dalamnya.

d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar

Kalau sesuatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai

dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan

pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah,

dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama.

Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri

seseorang, maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama, dan

sikap tersebut akan mudah berubah.

e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh

perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan)

tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap

objek tersebut. Sikap juga mengandung motivasi, ini berarti bahwa

sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku

secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.

3. Fungsi Sikap

Menurut Ahmadi (1991) fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi

(55)

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel,

artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi

milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan

atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai

oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu obyek.

Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung

antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok

yang lain.

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.

Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil pada umumnya

merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara

perangsang dan reaksi tak ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa

dan yang sudah lanjut usianya perangsang itu pada umumnya tidak

diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara

sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang

dan reaksi terdapat sesuatu yang disiapkannya yaitu sesuatu yang

berwujud pertimbangan-pertimbangan/penilaian-penilaian terhadap

perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi

merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang,

tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam

(56)

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam

menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak

pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang

berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi

manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu

dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.

Tentu saja pemilihan itu ditentukan atas tinjauan apakah

pengalaman-pengalaman itu mempunyai arti baginya atau tidak. Jadi

manusia setiap saat mengadakan pilihan-pilihan, dan semua

perangsang tidak semuanya dapat dilayani. Tanpa pengalaman tak ada

keputusan dan tak dapat melakukan perbuatan.

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya

karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya.

Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu,

sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi

sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap

seseorang, kita harus mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari

pada sikap orang tersebut dan dengan mengetahui keadaan sikap itu

kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut diubah dan

(57)

I. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Menurut Walgito (2003), Persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Proses

penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima

stimulus melalui alat indera. Alat indera digunakan untuk menerima

stimulus dari luar individu.

2. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi

Walgito (2010) mengemukakan faktor-faktor yang berperan dalam

persepsi yaitu sebagai berikut :

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang berlangsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

(58)

c. Perhatian

Perhatian merupakan syarat psikolois dalam individu

melakukan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya

kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Perhatian merupakan

penyeleksian terhadap stimulus.

J. Kerangka Pemikiran

Menurut Sekaran (1992) dalam Hasan (2002), kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan program

pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

program tersebut maka diperlukan evaluasi terhadap program tersebut.

Program pelatihan kewirausahaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan

keahlian-keahlian, pengetahuan, maupun pengalaman peserta dalam

berwirausaha. Dengan adanya kegiatan kewirausahaan diharapkan para

peserta mampu membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

(59)

cara kerja baru, teknologi, dan produk baru untuk memperoleh keuntungan

yang lebih besar pada sektor informal.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tersebut maka peneliti

menentukan berbagai masalah yang perlu dilihat seperti perluasan kesempatan

kerja, tingkat pendapatan sebelum dan sesudah mengikuti program, tingkat

pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah mengikuti program, sikap

dan persepsi peserta terhadap program.

Perluasan kesempatan kerja yang dimaksud adalah apakah para peserta

pelatihan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja.

Perluasan kesempatan kerja juga harus melihat mengenai masalah peningkatan

keterampilan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Dengan adanya

perluasan kesempatan kerja diharapkan para peserta program mampu

membantu meningkatkan kesejahteraan bagi orang lain. Selain itu, apakah

setelah mengikuti program tersebut para peserta juga dapat meningkatkan

pendapatannya, dengan usaha yang sudah dijalankannya setelah mengikuti

program tersebut. Serta dengan adanya program pelatihan kewirausahaan

tersebut, diharapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang kewirausahaan

semakin meningkat, sehingga mampu menciptakan inovasi-inovasi baru,

meningkatkan keuntungan/laba/pendapatan, serta mampu menyejahterakan

hidupnya maupun orang lain. Selain itu, sikap dan persepsi para peserta

diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi kelanjutan program

(60)

K. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut ini :

1. Adanya perbedaan tingkat pendapatan para peserta sesudah mengikuti

program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor

informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.

2. Adanya perbedaan tingkat kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan

para peserta sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi

wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2009.

3. Adanya perbedaan sikap dan persepsi para peserta terhadap program

pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan metode survei

yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Menurut

Arikunto (2003) penelitian evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan

dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu

mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta

mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk

melakukan penilaian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wanita pelaku usaha sektor

informal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengikuti program

pelatihan kewirausahaan.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pada perluasan kesempatan

kerja, pendapatan, pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, sikap

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
Tabel III.4
+7

Referensi

Dokumen terkait