EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh :
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata NIM : 07 1324 022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata NIM : 07 1324 022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
Oleh :
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata
NIM : 07 1324 022
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Tanggal 28 Februari 2012
Pembimbing II
SKRIPSI
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata
NIM : 07 1324 022
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 09 Maret 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panita Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si.
Sekretaris Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.
Anggota DR. C. Teguh Dalyono, M.S.
Anggota Indra Darmawan, S.E., M.Si.
Anggota Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.
Kupersembahkan karya tulis ini untuk :
† Tuhan Yesus ku, Bunda Maria dan Santo Yosef
yang selalu menjadi sumber kekuatanku †
† Mamah ku tercinta Elisabeth Silphia Purwata dan
Papah ku tersayang Ignatius Purwata †
† Keluarga Besar Purwosuparto dan Keluarga Besar
Dominggus Lusikooy †
† (Alm) Embah Kakung Venantius Sukijo
Purwosuparto, (Almh) Embah Putri Theresia
Saparniah Purwosuparto, (Almh) Embah Suster
Seraphia OSF †
† Pakdhe Purwanta dan Budhe Tien, Pak Wasis dan
Bu Wasis, Pakdhe Purwadi, Papah Ei, Mama Yoke
Lusikooy, Tante Lena †
Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa
lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan
hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan
kegagalan dan sakit hati di masa lalu. (Mario Teguh)
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya
memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
(Khalil Gibran)
Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan
memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan
ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan.
Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan
pula akan menentukan kebahagiaan.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Maret 2012
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata Nomor Mahasiswa : 07 1324 022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 ( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Maret 2012
Yang menyatakan
ABSTRAK
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009
( Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta )
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata 07 1324 022
Universitas Sanata Dharma 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perluasan kesempatan kerja, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan, serta sikap dan persepsi para peserta terhadap program pelatihan kewirausahaan.
Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 123 responden dari 180 orang wanita pelaku usaha sektor infomal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik area sampling (cluster sampling). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda Z, dengan tingkat signifikansi 5%, serta dengan program SPSS versi 16.0.
ABSTRACT
EVALUATION OF ENTREPRENEURSHIP TRAINING PROGRAMS FOR WOMEN ENTREPRENEURS OF THE INFORMAL SECTOR IN
THE PROVINCE OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION IN 2009 ( A Case Study : Women Entrepreneurs in The Informal Sector of
Yogyakarta Special Region )
Theresia Fransine Monalita Ekawati Purwata 07 1324 022
Sanata Dharma University 2012
This study aims to determine the differences in the expansion of employment opportunities, income, level of knowledge and skills possessed by the participants in entrepreneurship before and after the entrepreneurship training program, as well as the attitudes and perceptions of the participants of the entrepreneurship training program.
This study is an evaluative research. The samples are 123 respondents out of 180 women entrepreneurs in the informal sector in Yogyakarta who have followed the entrepreneurship training program for women entrepreneurs of the informal sector of Yogyakarta Province in 2009. Technique for taking samples is
cluster sampling. The data were collected by using a questionnaire, which first tested the validity and reliability. Techniques of data analysis are different test analysis of Z, with a significant level of 5%, and the program SPSS version 16.0.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya
yang amat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan yang berjudul
“EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA
PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA TAHUN 2009”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi
Pendidikan Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melimpahkan berkat-Nya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar;
2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor
Universitas Sanata yang telah memberikan kesempatan belajar bagi penulis di
Universitas Sanata Dharma;
3. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk menyusun skripsi ini;
4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan kritik dan saran untuk
menyelesaikan skripsi ini;
5. Bapak DR. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II, yang
dengan sabar dan perhatian memberikan dorongan dan arahan kepada penulis;
6. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen., S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Penguji
yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
7. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, dan Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.
Si., terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang diberikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma;
8. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas kesediaan bapak dalam
bimbingan abstrak;
9. Ibu Christina Kristiani, selaku staff sekretariat Program Studi Pendidikan
Ekonomi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10.Ibu Dra. Retno Basundari, M.M., selaku Seksi Perencanaan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
membantu proses kelancaran penulisan skripsi ini;
11.Ibu-Ibu peserta Program Pelatihan Kewirausahaan di Kota Yogyakarta,
Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Gunung Kidul yang telah bersedia untuk diwawancara dan mengisi
12.Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang yang
telah memberikan bantuan dana untuk menyelesaikan skripsi ini;
13.Simbah Kakung Venantius Sukijo Purwosuparto dan Simbah Putri Theresia
Saparniah Purwosuparto yang ada di surga terima kasih doa restunya dalam
menyelesaikan skripsi ini;
14.Papah Ignatius Purwata dan Mamah Elisabeth Silphia Purwata yang selalu
memberikan kasih sayang yang penuh dengan cinta, semangat dan dukungan
doa yang selalu menyertaiku.
15.Pakdhe Ir. Antonius Purwanta dan Budhe Tien yang selalu memberi perhatian,
nasihat, kasih sayang, dukungan doa dan materi; Mas Pras dan Mas Chris
yang telah memberikan dukungan doa, smoga kalian juga cepet lulus ya. Dan
untuk keponakanku tersayang Danzel Owen Timothy;
16.Bapakku F.X. Suwasismanto dan Bu Wasis yang selalu memberi perhatian,
dukungan doa dan kasih sayang seperti orang tua ku sendiri;
17.Pakdhe dan Budhe, Oom dan Tante, Saudara-Saudari ku terima kasih atas
dukungan doanya;
18.Pak Agus yang selalu memberikan motivasi dan dukungan doa dalam
kehidupanku;
19.Sahabat-sahabatku Teje (makasi uda mau mendengarkan curhatku), Lilia
Prasasti (saiy ku, thx vo everything yach, makasi wat support nya), Dian Eva
Sunariningsih (Matur nuwun njeh nduk, uda mau mendengarkan curhat dan
20.Teman-Teman ku dalam Keluarga Pendidikan Ekonomi angkatan 2007:
Anton, Nilla (salam buat Olive dan Popay), Enggar, Zhu, Isdarini, Tasya
(makasi nduk atas smuanya, cepet nikah yua), Resti (semangat tuk
menyelesaikan skripsi), Ndhut Ugik, Shinta, Trisno, Gitta, Hendri (si adik
kelas SMA), Frater Willy, Hendra (semangat yo Le, buruan selesai’in
skripsimu), Bagoes (matur nuwun mas, uda banyak ngasih nasihat), Lieah,
Deska, Icha, Nofika, Ina, Riza, Chatrin Fanny, Dian, Yullay, Atta, Mas Arif,
Fajar_Jipponk, Debby.
21.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Penelitian Evaluasi ... 10
B. Pelatihan ... 13
C. Kewirausahaan ... 16
D. Sektor Informal ... 22
E. Perluasan Kesempatan Kerja ... 24
F. Pendapatan ... 25
G. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Kewirausahaan ... 28
H. Sikap ... 32
I. Persepsi ... 37
J. Kerangka Berpikir ... 38
K. Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Jenis Penelitian ... 41
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 41
1. Subjek Penelitian ... 41
2. Objek Penelitian ... 41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran ... 42
1. Variabel Penelitian ... 42
2. Definisi Operasional dan Pengukuran ... 43
E. Populasi dan Sampel ... 45
2. Sampel ... 45
F. Data yang Dicari, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Uji Coba Instrumen Penelitian ... 47
1. Data yang Dicari ... 47
2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 48
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50
G. Teknik Analisis Data ... 54
1. Uji Beda Z ... 54
2. Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 58
A. Letak Geografis ... 58
B. Pelaksanaan Pelatihan ... 59
C. Peran Wanita Dalam Pembangunan di Sektor Informal ... 60
D. Kriteria ... 62
E. Teknik Pengawasan ... 62
F. Teknik Penyaluran Bantuan ... 63
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Analisis Data ... 65
1. Uji Beda Z ... 65
B. Pembahasan ... 71
1. Perluasan Kesempatan Kerja ... 73
2. Pendapatan ... 75
4. Sikap dan Persepsi ... 79
BAB VI PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
C. Keterbatasan Penelitian ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kisi-kisi Wawancara ... 48
Tabel III.2 Kisi-kisi Kuisioner ... 49
Tabel III.3 Hasil Uji Validitas Pengetahuan dan Keterampilan ... 51
Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Sikap dan Persepsi ... 52
Tabel III.5 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan dan Keterampilan ... 53
Tabel III.6 Hasil Uji Reliabilitas Sikap dan Persepsi ... 54
Tabel IV.1 Daftar Materi Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan ... 60
Tabel IV.2 Jenis Barang Bantuan ... 63
Tabel V.1 Hasil Uji Statistik Pendapatan ... 66
Tabel V.2 Hasil Uji Test Statistik Pendapatan ... 67
Tabel V.3 Hasil Uji Statistik Keterampilan dan Pengetahuan ... 68
Tabel V.4 Hasil Uji Test Statistik Keterampilan dan Pengetahuan ... 69
Tabel V.5 Hasil Uji Statistik Sikap dan Persepsi ... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuisioner Penelitian ... 89
Lampiran 2: Data Validitas dan Reliabilitas ... 93
Lampiran 3: Data Penelitian ... 102
Lampiran 4: Hasil Analisis Data ... 130
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan sebuah negara dapat dilihat dari kemajuan perekonomian
penduduknya. Sampai saat ini masalah kemiskinan dan kesejahteraan rakyat
merupakan masalah yang belum dapat teratasi di Indonesia. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat di Indonesia. Pemerintah telah
memberikan anggaran dana untuk penanggulangan kemiskinan, di antaranya
melalui program memberikan perlindungan serta bantuan sosial kepada rumah
tangga dan masyarakat miskin. Selain itu juga berbagai program untuk
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan
sumber daya serta program pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Sebagian
dari upaya tersebut telah memberikan hasil, sementara yang lainnya belum
berdampak pada kesejahteraan rakyat.
Kemiskinan merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan yang
terjadi tersebar diseluruh wilayah, di daerah perkotaan maupun di daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah mencapai
3.185,80 km2 terdiri atas Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta sering dikenal sebagai kota pelajar dan kota
wisata yang merupakan salah satu pendorong terjadinya urbanisasi sehingga
berpengaruh terhadap jumlah penduduk di kota Yogyakarta. Berbagai kondisi
latar belakang masyarakat yang berbeda-beda dengan berbagai sifat,
pengalaman hidup dan status sosial antara laki-laki dan perempuan, dapat
menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan kemiskinan di
Yogyakarta. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009,
jumlah penduduk di kota Yogyakarta tahun 2008 sebesar 3,47 juta jiwa,
dengan tingkat kemiskinan sebesar 18,32 persen yaitu 616.300 jiwa, dan
tingkat kemiskinan pada tahun 2009 menurun menjadi 17,23 persen sebesar
585.800 jiwa.
Dalam Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 616/Kep/2007
Tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan
Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011, untuk mengidentifikasi
kemiskinan digunakan garis kemiskinan (poverty line), yaitu suatu tolok ukur
yang menunjukkan ketidakmampuan penduduk melampaui ukuran garis
kemiskinan atau suatu ukuran yang didasarkan pada kebutuhan atau
pengeluaran konsumsi minimum, misalnya konsumsi pangan dan konsumsi
non-pangan (misalnya kebutuhan perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan,
Yogyakarta juga menetapkan parameter bagi keluarga miskin di Kota
Yogyakarta. Merujuk pada pasal 1 PP No. 42 Tahun 1981, Pemerintah Kota
Yogyakarta melalui Peraturan Walikota Yogyakarta No. 39/2005 memaknai
keluarga miskin sebagai :
“…orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.”
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kurangnya penghasilan, atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar. Peran wanita atau ibu rumah tangga dianggap
kurang memberikan kontribusi perekonomian dalam keluarga. Kebanyakan
ibu rumah tangga hanya sibuk dengan permasalahan dapur dan mengurus
keluarga. Tetapi pada kenyataannya, wanita memiliki fungsi yang sangat
penting dalam keluarga serta mampu memberikan kontribusi yang besar bagi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga.
Karena keadaan perekonomian yang semakin mendesak dan tidak
menentu, seperti halnya harga-harga kebutuhan pokok yang semakin
meningkat, pendapatan keluarga yang tidak meningkat dan kondisi keadaan
suami yang tidak memiliki pekerjaan atau suami yang memiliki pekerjaan
tetap, tetapi pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
akan berakibat pada ketidakstabilan perekonomian dalam rumah tangga
sehingga mendorong para wanita atau ibu rumah tangga untuk bekerja pada
sektor informal demi meningkatkan pendapatan dalam rumah tangga. Faktor
menyebabkan wanita atau ibu rumah tangga lebih banyak bekerja di sektor
informal.
Sektor informal merupakan sektor ekonomi yang kegiatannya berskala
kecil dan kurang terorganisasi, biasanya dimiliki perorangan, modalnya relatif
kecil, tidak memiliki jaminan keselamatan kerja, tidak berbadan hukum, dan
tidak terikat oleh peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta Tahun 2010,
pada bulan Februari 2009, tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal
meningkat menjadi 65,7 persen, dibandingkan dengan kondisi pada bulan
Februari 2008 yang sekitar 64,3 persen. Kegiatan sektor informal ini dapat
berupa pedagang kaki lima, penjaga parkir, tukang ojek, warung makan, dan
lain sebagainya.
Tingginya partisipasi kerja wanita di sektor informal, menunjukkan
bahwa wanita merupakan sumber daya yang tidak kalah penting dibandingan
dengan pria, yaitu membantu meningkatkan pendapatan dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga. Pada dasarnya wanita merupakan penggerak dalam
roda ekonomi serta penopang ekonomi keluarga. Salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan oleh wanita atau ibu rumah tangga yaitu dengan berwirausaha
dalam sektor informal. Wanita memiliki sifat yang disiplin dan kerja keras,
sehingga dapat menjadi salah satu modal berwirausaha, tetapi mereka
kekurangan modal dan kurang trampil, sehingga faktor inilah yang menjadi
adanya campur tangan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut dengan
mengadakan program-program pemberdayaan bagi wanita di sektor informal.
Peran sektor informal sangat signifikan dalam mengatasi kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan kegiatan kewirausahaan,
dengan adanya kegiatan kewirausahaan ini diharapkan akan mampu
mendorong peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja baru di
sektor usaha kecil menengah.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan salah satu
upaya untuk mengurangi kemiskinan di Kota Yogyakarta ini, Bidang
Pendayagunaan mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku
usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dilaksanakan pada tanggal 12-16 Mei tahun 2009 dan diikuti ± 180 orang
peserta. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta melaksanakan program kegiatan pemberian motivasi dan
membimbing masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga pelaku usaha kecil
di sektor informal agar mampu mengembangkan usaha yang mandiri,
produktif, berkelanjutan yaitu melalui pelatihan kewirausahaan dan pemberian
bantuan perlengkapan usaha yang ditindak lanjuti dengan bimbingan dan
pemanduan usaha. Pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan ini pada
teknik produksi dan strategi pemasaran bagi peserta program sebelum
menerima bantuan perlengkapan usaha tersebut.
Program ini lebih memberikan kebebasan kepada para peserta program
pelatihan dalam menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankan. Selain itu
program ini lebih mengutamakan pada ibu-ibu rumah tangga untuk semakin
berkembang, terampil, mandiri, serta dapat membantu meningkatkan
pendapatan rumah tangga. Program ini secara langsung memberikan bantuan
perlengkapan usaha kepada para peserta pelatihan, sehingga dapat langsung
dipergunakan oleh para peserta.
Berdasarkan dari tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dalam program bantuan
perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku
usaha sektor informal provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini maka penulis
mengambil judul “Evaluasi Program Pelatihan Kewirausahaan Bagi Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 (Studi Kasus : Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal Di Daerah Istimewa Yogyakarta)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan perluasan kesempatan kerja sebelum dan sesudah
adanya program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor
2. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan para peserta pelatihan sebelum
dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi wanita
pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2009 ?
3. Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti
program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor
informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009 ?
4. Bagaimana sikap dan persepsi para peserta terhadap program pelatihan
kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2009 ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada perluasan kesempatan kerja, tingkat
pendapatan para peserta sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan
kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2009, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki peserta sebelum dan sesudah mengikuti program tersebut, serta sikap
dan persepsi para peserta terhadap program tersebut pada wanita pelaku usaha
sektor informal di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan perluasan kesempatan kerja sebelum dan
sesudah adanya program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku
usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.
2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan para peserta pelatihan
sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi
wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2009.
3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki para peserta dalam berwirausaha sebelum dan sesudah mengikuti
program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor
informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009
4. Untuk mengetahui sikap dan persepsi para peserta terhadap program
pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengalaman penelitian mengenai
manfaat program bantuan perlengkapan usaha kegiatan pelatihan
kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal di Kota
2. Bagi Wanita Pelaku Usaha Sektor Informal
Untuk mengetahui pencapaian tujuan program bantuan
perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku
usaha sektor informal di Kota Yogyakarta.
3. Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Dapat mengevaluasi kembali hasil program bantuan perlengkapan
kemudian mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan dari program
bantuan perlengkapan usaha kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi wanita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur
tentang manfaat atau guna beberapa objek (Joint Committe, 1981).
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. Evaluasi bersifat analitik
dan kooperatif dengan objek evaluasi.
Dari aspek pelaksanaan, Evaluasi adalah keseluruhan kegiatan
pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan. Evaluasi adalah kegiatan atau
proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan
yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan.
2. Pengertian Penelitian Evaluasi
Penelitian Evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan dalam
rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan
nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan
proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan penilaian
Penelitian Evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk
mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya.
(Widi, 2010). Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti
pelaksanaan program), dan sumatif (dilaksanakan pada akhir program
untuk mengukur pencapaian tujuan).
Penelitian Evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau untuk mengetahui
keefektifan pelaksanaan suatu program (Usman, 2008).
3. Ciri-ciri Penelitian Evaluasi
Usman (2008), menyebutkan ciri-ciri penelitian evaluasi adalah
sebagai berikut :
a. Ada program yang sudah dilaksanakan, sudah terlaksana atau belum
b. Ada standar/tolok ukur/kriteria/indikator kinerja yang terukur untuk
setiap kegiatan pada program tersebut.
c. Hasil penelitian untuk umpan balik pelaksanaan program berikutnya.
4. Tujuan Penelitian Evaluasi
Untuk memperkirakan / menaksir / menilai keberhasilan /
kegagalan sebuah program sesuai dengan yang diharapkan. Indikator
keberhasilan / kegagalan sebuah program dilihat dari indikator-indikator
a. Perubahan-perubahan apakah yang telah terjadi-sebagai akibat
intervensi-dan sejauh manakah perubahan-perubahan tadi sejalan
dengan tujuan program ?
b. Bagaimanakah pencapaian hasil akhir (outcome) program itu secara
meyakinkan terkait langsung dengan berbagai sumber daya yang telah
dicurahkan pada program tersebut ?
5. Fungsi Penelitan Evaluasi
a. Fungsi Pembelajaran
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan atau kegagalan dan
mengetahui penyebabnya, dimungkinkan penyempurnaan kinerja
program di masa mendatang dan menghindari kesalahan yang telah
dibuat pada masa lalu.
b. Evaluasi dapat berfungsi sebagai kemudi dan manajemen
Yaitu sebagai umpan balik dan kendali pencapaian tujuan program.
Serta membuat penyesuaian mengenai cara bagaimana sebaiknya
program dilaksanakan.
c. Evaluasi mengemban fungsi kontrol dan inspeksi
Artinya dapat digunakan sebagai informasi kepada pimpinan puncak
atau pihak donor apakah kegiatan program telah dilaksanakan dengan
benar dan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
d. Evaluasi dapat mengemban fungsi akuntabilitas, karena ia memberikan
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Menurut Mondy (2008), pelatihan adalah aktivitas-aktivitas yang
dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.
Menurut Simamora (1997:345), pelatihan adalah serangkaian
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,
pengetahuan, pengalaman, atau perubahan sikap seseorang. Pelatihan
berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.
Program-program pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta
bagaimana menunaikan aktivitas-aktivitas atau pekerjaan tertentu.
Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki prestasi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya
dengan pekerjaannya.
Pelatihan terdiri atas program-program yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja pada tingkat individu, kelompok, dan atau
organisasi. Kinerja yang melesat, pada gilirannya menyiratkan bahwa
terdapat perubahan yang dapat diukur dalam pengetahuan, keahlian, sikap,
dan atau perilaku sosial.
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja
kerja (Sastrohadiwiryo, 2005). Setiap tenaga kerja berhak untuk
memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan keterampilan atau
keahlian kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja.
2. Tujuan Pelatihan
Menurut Moekijat (1991:55) tujuan umum dari pada pelatihan
adalah (sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com) :
a. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama
dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.
Menurut Simamora (1997), tujuan-tujuan utama pelatihan pada intinya,
yaitu :
a. Memperbaiki kinerja, dengan adanya program pelatihan mampu
meningkatkan kinerja para karyawan.
b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi. Melalui pelatihan, karyawan dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru.
c. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi
d. Membantu memecahkan permasalahan operasional, misalnya
permasalahan finansial, manusia, dan teknologi.
e. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk
menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program
pengembangan karir yang sistematik.
f. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi dan pekerjaan.
g. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan dapat
memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang
membuahkan efektivitas organisasional yang lebih besar dan
meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
3. Manfaat Pelatihan
Menurut Simamora (1997:349) manfaat yang diperoleh dari suatu
pelatihan yang diadakan oleh organisasi atau perusahaan, yaitu sebagai
berikut :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai
standar-standar kinerja.
c. Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih
menguntungkan.
d. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.
f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka.
C. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Menurut Instruksi Presiden RI No.4 Tahun 1995, kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Saiman,2009).
Menurut Drucker (1959) dalam Suryana (2006:2), kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Menurut Zimmerer (1996:51) dalam Suryana (2003:4),
kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang
dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,
keinovasian, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan
cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Menurut Siagian (1998) dalam Anoraga (2002), kewirausahaan
adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan
dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui
keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan
manajemen.
2. Pengertian Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira yang berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani
dan berwatak agung. Usaha yang berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat
sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Menurut Meredith (1995) dalam Anoraga (2002), Wirausaha
adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam
memastikan kesuksesan.
3. Tujuan Kewirausahaan
b. Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha
yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.
c. Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
d. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan masyarakat.
4. Manfaat Kewirausahaan
Zimmerer (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah
sebagai berikut :
a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan
peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan
mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka
untuk memanfaatkan bisnisnya guna mewujudkan cita-citanya.
b. Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena
mereka dapat menangkap peluang untuk melakukan berbagai
perubahan yang menurut mereka sangat penting
c. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh seorang wirausaha merupakan
alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah
suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi
kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual, dan mampu
mengikuti minat atau hobinya sendiri.
d. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
Keuntungan berwirausaha merupakan faktor motivasi yang
penting untuk mendirikan usaha sendiri. Kebanyakan pebisnis tidak
ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan di antara mereka yang
memang menjadi berkecukupan.
e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya
Kesepakatan bisnis berdasarkan berdasarkan kepercayaan dan
saling menghormati adalah ciri pengusaha kecil. Peran penting yang
dimainkan dalam sistem bisnis lingkungan setempat serta kesadaran
bahwa kerja memiliki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial
dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer
perusahaan kecil.
f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya
Hal yang dirasakan oleh pengusaha kecil atau pemilik
perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya
bukanlah kerja. Kebanyakan wirausaha yang berhasil memilih masuk
dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka yang
melakukannya.
5. Jenis-jenis Kewirausahaan
Menurut Williamson (1961) dalam Winardi (2004:20),
mengemukakan jenis-jenis kewirausahaan yaitu sebagai berikut :
a. Innovating Entrepreneurship
Entreprenuership demikian dicirikan oleh pengumpulan
informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai
dari kombinasi-kombinasi baru faktor-faktor produksi. Wirausaha ini
bereksperimentasi secara agresif, dan mereka terampil mempraktekkan
transformasi-transformasi atraktif.
b. Imitative Enterpreneurship
Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk
meniru inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh para innovating
entrepreneur.
c. Fabian Enterpreneurship
Entrepreneurship demikian, dicirikan oleh sikap yang teramat
berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan
peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif di dalam
d. Drone Enterpreneurship
Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk
memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan
perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan
mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan produsen yang
lain.
6. Ciri-ciri Wirausahawan yang Berhasil
Beberapa ciri wirausahawan yang berhasil (Kasmir, 2008:27) :
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak
kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
langkah yang dilakukan oleh pengusaha tersebut.
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai
kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,
pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian
utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana
ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit
untuk mengatur waktu kerjanya.
f. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang
pengusaha tidak hanya material, tetapi juga moral kepada berbagai
pihak.
D. Sektor Informal
1. Pengertian Sektor Informal
Sektor informal merupakan bagian dari perekonomian perkotaan di
berbagai negara-negara berkembang yang ditandai oleh adanya
perusahaan-perusahaan kecil milik individu atau keluarga yang amat
kompetitif, sedikitnya perdagangan dan pelayanan jasa secara eceran,
penggunaan metode padat karya, adanya kebebasa untuk memasuki pasar,
serta penentuan harga-harga faktor produksi dan barang melalui
mekanisme pasar (Todaro, 2003).
Sektor informal adalah dicirikan oleh sektor ekonomi marginal
dengan kondisi nyata kegiatan sejumlah tenaga kerja yang umumnya
Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha
yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga,
teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang rendah, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan
tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal.
Timbulnya sektor informal di kota tidak lain sebagai akibat adanya
ketimpangan dalam pasar tenaga kerja.
Pembangunan ekonomi dari bawah berhubungan erat dengan
sektor informal. Sektor informal memiliki peran yang sangat signifikan
terhadap perekonomian nasional. Timbulnya sektor informal berhubungan
denan urbanisasi atau migrasi dari desa ke kota, keterbatasan daya serap
industri di kota, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan kerja
sehingga tidak tertampung dalam sektor formal.
2. Ciri-ciri Sektor Informal
Menurut Wirosardjono (1985), sektor informal memiliki ciri sebagai
berikut :
a. Pola kegiatannya tidak teratur baik waktu dan permodalan, maupun
penerimaannya.
b. Tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah
d. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan terpisah
dari tempat tinggal
e. Tidak membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus sehingga secara
luwes dapat menyerap bermacam-macam tingkat pendidikan tenaga
kerja.
f. Umumnya tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga dalam
jumlah kecil dan dari kalangan keluarga, kenalan atau berasal dari
daerah yang sama.
g. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan lain
sebagainya.
E. Perluasan Kesempatan Kerja
1. Pengertian Kesempatan Kerja
Menurut Barthos (2004), lapangan pekerjaan adalah kegiatan dari
usaha atau perusahaan atau instansi dimana seseorang bekerja.
Kesempatan kerja adalah banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia
untuk angkatan kerja. (Gilarso, 2004:207)
2. Perluasan Kesempatan Kerja
Perluasan kesempatan kerja yaitu perluasan jumlah lapangan
pekerjaan yang tersedia bagi angkatan kerja. Dalam memperluas
kesempatan kerja, juga harus melihat mengenai masalah peningkatan
tersebut. Perluasan kesempatan kerja yang produktif tidak hanya berarti
penciptaan lapangan kerja baru, tetapi juga pada peningkatan produktivitas
kerja.
F. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Menurut Gilarso (2004), pendapatan atau penghasilan yaitu segala
bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas
sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Penghasilan atau pendapatan dapat bersumber pada :
a. Usaha sendiri, misalnya berdagang atau wiraswasta
b. Bekerja pada orang lain, misalnya karyawan atau pegawai
c. Hasil dari milik, misalnya punya sawah atau rumah disewakan
Pendapatan meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang
telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan
waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur,
penghargaan; dan nilai pembayaran sejenisnya. Terdapat dua komponen,
yaitu:
a. Untuk jam kerja biasa atau untuk pekrjaan yang telah diselesaikan, dan
b. Untuk lembur semua komponen pendapatan lainnya dikumpulkan
secara agregat.
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler
dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan
dalam bentuk barang atau jasa. (Sumber : www.bps.go.id)
Menurut Purnomo (1978), pendapatan adalah semua barang, jasa,
dan uang yang diperoleh atau diterima suatu golongan masyarakat dalam
jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu, satu bulan, atau satu tahun.
Tinggi rendahnya pendapatan seseorang dapat berlainan dan bergantung
pada :
a. Kecakapan dan kegiatan bekerja
b. Keahlian dan keuletan berusaha
c. Kesempatan bekerja yang tersedia
d. Banyak sedikitnya modal yang dipergunakan
e. Kekayaan yang dimilikinya
2. Jenis-jenis Pendapatan
Purnomo (1978) menyebutkan ada dua jenis pendapatan, yaitu :
a. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yaitu seluruh penghasilan yang diterima
golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi, yakni pemilik
tanah, tenaga, modal, dan pemimpin, dalam waktu setahun. Bila
pendapatan nasional ini dinilai dengan uang disebut produksi nasional,
b. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan yaitu semua penghasilan yang
diterima oleh setiap orang dalam kegiatan ekonomi suatu periode
tertentu. Pendapatan perseorangan dapat dibedakan dalam :
1) Pendapatan Nominal, yaitu pendapatan yang berupa sejumlah
uang.
2) Pendapatan Nyata, yaitu pendapatan sejumlah barang dan jasa
yang dapat dibeli dengan pendapatan nominal.
Macam-macam pendapatan perseorangan :
1) Upah yaitu sejumlah uang, barang atau jasa yang diterima
seseorang dalam waktu tertentu atas pemakaian tenaga dan
pikirannya. Upah dapat dibayarkan dengan cara harian, mingguan,
bulanan, borongan dan potongan. Kadang-kadang diberikan upah
tambahan yang dinamakan premi, hadiah, sumbangan, dll.
2) Pendapatan modal yaitu pendapatan seseorang dari pemilikan
modalnya, misalnya orang yang membeli saham dividen, orang
yang menyimpan uang di bank menerima bunga, orang yang
mempunyai rumah yang disewakan, menerima uang sewa, orang
yang mempunyai modal tanpa bekerja pun akan memperoleh
penghasilan. Makin besar modal makin besar penghasilannya
3) Pendapatan pengusaha yaitu pendapatan yang diterima para
pengusaha. Pendapatan ini seringkali merupakan kumpulan dari
pendapatan modalnya ditambah upah keuntungan ditambah upah
menanggung risiko, dll.
4) Pendapatan tani yaitu pendapatan yang diperoleh karena
penggarapan tanah. Pendapatan tanah juga terdiri dari upah tenaga,
modal, risiko pak tani serta pendapatan lebih, dari perbedaan letak
kesuburan atau keistimewaan tanah.
G. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Kewirausahaan
Dalam mengelola suatu usaha seorang wirausaha harus memiliki jiwa
dan watak kewirausahaan, jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh pengetahuan dan keterampilan.
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran.
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,
atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu
(Surajiyo, 2007).
b. Pengetahuan Kewirausahaan
Dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus memiliki bekal
(2006), menyebutkan bekal pengetahuan yang perlu dimiliki seorang
wirausaha, yaitu :
1) Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan
usaha yang ada disekitarnya
2) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3) Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri
4) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan
keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan
bagi seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang
perusahaan tersebut diantaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi
tentang pemasaran, tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing (yang
baru masuk maupun yang sudah ada), pengetahuan tentang pemasok,
serta cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk
kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan,
mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Selain itu, diperlukan
juga pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan,
jadwal produksi, manajemen personalia, manajemen keuangan,
2. Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan berasal
dari kata “terampil” yang bermakna cakap dalam menyelesaikan
tugas; mampu dan cekatan, sedang pengertian Keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
b. Pengertian Keterampilan Wirausaha
Keterampilan wirausaha yaitu kemampuan dan kecakapan yang
harus dimiliki oleh seorang wirausaha dalam mengelola sebuah usaha.
Selain kemampuan dan pengetahuan setiap wirausaha juga harus
memiliki keterampilan untuk mengembangkan usahanya.
c. Jenis-jenis Ketrampilan Wirausaha
Agar seorang wirausaha dapat sukses maka harus memiliki
keterampilan. Adapun keterampilan yang harus dimiliki seorang
wirausaha (Suryana, 2006) ialah :
1) Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan
memperhitungkan risiko
2) Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah
3) Keterampilan dalam memimpin dan mengelola
4) Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
Menurut Ebert (2002:117) dalam Suryana (2006:92),
efektivitas manajer perusahaan tergantung pada keterampilan dan
kemampuan. Kemampuan dasar manajemen tersebut adalah :
1) Technical skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas khusus.
2) Human relations skill, yaitu keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.
3) Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir
abstrak, mendiagnosis, menganalisis situasi yang berbeda, dan
melihat situasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk
memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.
4) Decision making skill, yaitu keterampilan merumuskan masalah
dan memilih cara bertindak terbaik untuk memecahkan masalah
tersebut.
Ada tiga tahap utama dalam pengambilan keputusan, yaitu :
a) Merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, dan
mengidentifikasi alternatif pemecahannya.
b) Mengevaluasi setiap alternatif dan memilih alternatif yang
terbaik.
c) Mengimplementasikan alternatif yang terpilih, menindak
lanjutinya secara periodik, dan mengevaluasi keefektifan yang
5) Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan
dan mengatur waktu seproduktif mungkin.
H. Sikap
1. Pengertian Sikap
Menurut Walgito (1999:110), sikap merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif
ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya.
Menurut Thurstone (1946) dalam Ahmadi (1991), menyatakan
sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini
meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.
Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi
apabila ia suka (like), sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap
negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka (dislike) terhadap
obyek psikologi (Back, Kurt W., 1977).
Menurut Gerungan dalam Ahmadi (1991), pengertian attitude
dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang
dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaa, tetapi sikap mana
obyek tadi itu. Jadi attitude itu lebih diterjemahkan sebagai sikap dan
kesediaan beraksi terhadap suatu hal.
2. Ciri-ciri Sikap
Menurut Walgito (2003), mengemukakan ciri-ciri sikap itu adalah :
a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum
membawa sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Sikap itu
terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh
karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat
dipelajari, dan karenanya sikap itu dapat berubah. Sikap itu
mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami
perubahan. Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari dalam hubungannya
dengan objek-objek tertentu.
b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya
dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap
objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu
dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari
individu terhadap objek tersebut.
c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang,
orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan
sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut
tergabung di dalamnya.
d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar
Kalau sesuatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai
dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan
pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah,
dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama.
Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri
seseorang, maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama, dan
sikap tersebut akan mudah berubah.
e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh
perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan)
tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap
objek tersebut. Sikap juga mengandung motivasi, ini berarti bahwa
sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku
secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.
3. Fungsi Sikap
Menurut Ahmadi (1991) fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi
a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel,
artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi
milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan
atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai
oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu obyek.
Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung
antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok
yang lain.
b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil pada umumnya
merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara
perangsang dan reaksi tak ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa
dan yang sudah lanjut usianya perangsang itu pada umumnya tidak
diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara
sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang
dan reaksi terdapat sesuatu yang disiapkannya yaitu sesuatu yang
berwujud pertimbangan-pertimbangan/penilaian-penilaian terhadap
perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang,
tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam
menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak
pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang
berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi
manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu
dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
Tentu saja pemilihan itu ditentukan atas tinjauan apakah
pengalaman-pengalaman itu mempunyai arti baginya atau tidak. Jadi
manusia setiap saat mengadakan pilihan-pilihan, dan semua
perangsang tidak semuanya dapat dilayani. Tanpa pengalaman tak ada
keputusan dan tak dapat melakukan perbuatan.
d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya
karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya.
Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu,
sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi
sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap
seseorang, kita harus mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari
pada sikap orang tersebut dan dengan mengetahui keadaan sikap itu
kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut diubah dan
I. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Menurut Walgito (2003), Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Proses
penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima
stimulus melalui alat indera. Alat indera digunakan untuk menerima
stimulus dari luar individu.
2. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi
Walgito (2010) mengemukakan faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi yaitu sebagai berikut :
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan
yang berlangsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
c. Perhatian
Perhatian merupakan syarat psikolois dalam individu
melakukan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya
kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Perhatian merupakan
penyeleksian terhadap stimulus.
J. Kerangka Pemikiran
Menurut Sekaran (1992) dalam Hasan (2002), kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan program
pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program tersebut maka diperlukan evaluasi terhadap program tersebut.
Program pelatihan kewirausahaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
keahlian-keahlian, pengetahuan, maupun pengalaman peserta dalam
berwirausaha. Dengan adanya kegiatan kewirausahaan diharapkan para
peserta mampu membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
cara kerja baru, teknologi, dan produk baru untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar pada sektor informal.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tersebut maka peneliti
menentukan berbagai masalah yang perlu dilihat seperti perluasan kesempatan
kerja, tingkat pendapatan sebelum dan sesudah mengikuti program, tingkat
pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah mengikuti program, sikap
dan persepsi peserta terhadap program.
Perluasan kesempatan kerja yang dimaksud adalah apakah para peserta
pelatihan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja.
Perluasan kesempatan kerja juga harus melihat mengenai masalah peningkatan
keterampilan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Dengan adanya
perluasan kesempatan kerja diharapkan para peserta program mampu
membantu meningkatkan kesejahteraan bagi orang lain. Selain itu, apakah
setelah mengikuti program tersebut para peserta juga dapat meningkatkan
pendapatannya, dengan usaha yang sudah dijalankannya setelah mengikuti
program tersebut. Serta dengan adanya program pelatihan kewirausahaan
tersebut, diharapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang kewirausahaan
semakin meningkat, sehingga mampu menciptakan inovasi-inovasi baru,
meningkatkan keuntungan/laba/pendapatan, serta mampu menyejahterakan
hidupnya maupun orang lain. Selain itu, sikap dan persepsi para peserta
diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi kelanjutan program
K. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut ini :
1. Adanya perbedaan tingkat pendapatan para peserta sesudah mengikuti
program pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor
informal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009.
2. Adanya perbedaan tingkat kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan
para peserta sesudah mengikuti program pelatihan kewirausahaan bagi
wanita pelaku usaha sektor informal Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2009.
3. Adanya perbedaan sikap dan persepsi para peserta terhadap program
pelatihan kewirausahaan bagi wanita pelaku usaha sektor informal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan metode survei
yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Menurut
Arikunto (2003) penelitian evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan
dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta
mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk
melakukan penilaian.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita pelaku usaha sektor
informal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengikuti program
pelatihan kewirausahaan.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pada perluasan kesempatan
kerja, pendapatan, pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, sikap