• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

P U T U S A N

Nomor 2955 K/Pdt/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara:

1. SYAHRIAL Pgl. YAN MAGEK; 2. SUARDI Pgl. UWAN KALUK; 3. ALWIZAR Pgl. CAN;

4. SYAFRONI Pgl. RONI; 5. SYAFINIR;

6. SUARTI Pgl. ITI JANTU; 7. MAIDA IRMA;

Kesemuanya bertempat tinggal di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar;

Kesemuanya dalam hal ini memberi kuasa kepada Yonnefit Albasri, S.H., Advokat, berkantor di Jalan Imam Bonjol depan Mesjid Al Amin Batusangkar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 November 2015;

Para Pemohon Kasasi dahulu Para Tergugat/Para Terbanding; L a w a n:

1. KHAIRUDDIN DT. TIANSO, bertempat tinggal di Jorong Pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan , Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat;

2. AIDISON DT. PENGHULU SATI, bertempat tinggal di Dobok Indah Nomor 55, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat;

3. ERMEN DT. GARANG, bertempat tinggal di Jorong Pariangan Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat;

Para Termohon Kasasi dahulu Para Penggugat/Para Pembanding;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Para Termohon Kasasi dahulu sebagai Para Penggugat/Para Pembanding telah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

menggugat sekarang Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para Tergugat/ Para Terbanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Batusangkar pada pokoknya atas dalil-dalil:

Harta-Harta Yang Di Gugat

1. Sub I : 1 (satu) piring sawah bernama sawah Ikua Koto, yang letaknya di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, dengan batas sepadannya sebagai berikut:

- Utara, dengan Bandar Air;

- Selatan, dengan sawah Afrianto DT. Maka, suku Dalimo Singkek;

- Barat, dengan belukar Afrianto DT. Maka, suku Dalimo Singkek;

- Timur, dengan sawah (Fetrial Mahfuzi DT. Panduko Rajo), suku Dalimo Singkek;

2. Sub II : Setumpak sawah bernama Sawah Sungai Pulai yang terdiri dari 15 (lima belas) piring besar kecil, yang letaknya di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, dengan batas sepadannya sebagai berikut:

- Utara, dengan sawah Sipen kemenakan DT. Lelo dan sawah DT. Kayo Suku Pisang;

- Selatan, dengan sawah Sida dan sawah Rusli;

- Barat, dengan Bandar air dan sawah yang digarap Rija Pakiah Tambijo;

- Timur, dengan Bandar air dan sawah Sida;

3. Sub III : Setumpak sawah bernama sawah Sikundi yang terdiri dari 31 (tiga puluh satu) piring besar kecil, yang letaknya di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, dengan batas sepadannya sebagai berikut:

- Utara, dengan sawah Siyah Baroh;

- Selatan, dengan Bandar air dan sawah DT. Kayo;

- Barat, dengan Bandar air dan sawah AMA suku Dalimo Panjang;

- Timur, dengan sawah Amin suku Sikumbang;

4. Sub IV : 1 (satu) piring sawah bernama sawah Gadang Sikundi, yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

letaknya di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, dengan batas sepadannya sebagai berikut:

- Utara, dengan Bandar Air;

- Selatan, dengan sawah Ijuih Gapuak suku Dalimo Panjang dan dengan sawah Ali;

- Barat, dengan Bandar air dan tanah/ladang Djufri DT. Kayo (alm);

- Timur, dengan sawah Ulih Ampang, suku Dalimo Singkek; 5. Sub V : Setumpak sawah bernama sawah Sikundi yang terdiri dari 5

(lima) piring besar kecil, yang letaknya di Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, dengan batas sepadannya sebagai berikut: - Utara, dengan Bandar Air;

- Selatan, dengan sawah Ulih Ampang suku Dalimo Singkek; - Barat, dengan sawah Ulih Ampang suku Dalimo Singkek; - Timur, dengan sawah Umpik suku Pisang;

Harta-harta sengketa tersebut diatas yaitu Sub I sampai dengan Sub V sekarang dikuasai oleh Para Tergugat;

Adapun Duduk Perkaranya:

- Bahwa harta sengketa terdiri dari Sub I sampai dengan Sub V adalah merupakan Harta Pusaka Tinggi dari kaum DT. Kayo suku Pisang yang berasal dari Musin DT. Kayo, Gojok DT. Kayo, Latif DT. Kayo, Dabuh DT. Kayo, Nursan DT. Kayo dan terakhir adalah Djufri DT. Kayo (alm);

- Bahwa yang terakhir bernama Djufri DT. Kayo pada tanggal 27 April 2014 telah meninggal dunia di Jorong Sialahan, Kenagarian Batu Basa, dimana ahli waris/waris dari Djufri DT. Kayo tidak ada lagi/punah;

- Bahwa belum 1 (satu) bulan setelah Djufri DT. Kayo meninggal dunia, harta-harta sengketa telah dirampas dan dikuasai secara melawan hukum/hak oleh Para Tergugat serta telah ditanami padi;

- Bahwa dari warih nan bajawek, pusako nan baturuik, adat yang berlaku di Nagari Pariangan, bahwa Sako dan Pusako dari kaum DT. Kayo suku Pisang yang telah punah tersebut, menurut ketentuan adat yang berlaku kembali kepada ninik mamak kaum DT. Kayo suku Pisang tersebut, yaitu Para Penggugat sekarang ini, dimana mamak laki-laki tertua dalam kaum DT. Kayo yang punah tersebut adalah Penggugat I;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

- Bahwa disamping itu untuk menguasai atau memiliki dan mengerjakan Sako dan Pusako DT. Kayo (alm) tersebut harus menunggu masa 3 (tiga) bulan 10 (sepuluh) hari, guna untuk menghormati ataupun ada utang yang ditinggalkan almarhum yang harus dibayar dan ada hal-hal yang perlu di musyawarahkan terlebih dahulu, barulah secara adat dapat dikuasai dan dimiliki oleh yang berhak menerimanya, namun hal itu telah didahului oleh pihak Para Tergugat dengan jalan menguasainya tanpa seizin Para Penggugat selaku yang berhak atas harta sengketa, perbuatan Para Tergugat tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum/hak; - Bahwa berdasarkan Surat Kebulatan Kaum Pesukuan Pisang di Jorong

Pariangan, Nagari Pariangan, Kec. Pariangan, Kab. Tanah Datar tanggal 1 Juli 2015 diketahui oleh ninik mamak Pariangan serta telah disahkan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pariangan, telah dinyatakan secara bersama-sama dari kaum suku Pisang, menyatakan yang berhak atas Sako dan Pusako peninggalan Djufri DT. Kayo (alm) suku Pisang yang punah tersebut adalah Para Penggugat sekarang ini;

- Bahwa didalam Surat Kebulatan Kaum suku Pisang tersebut yang menjadi Mamak Kepala Waris kaum dan laki-laki yang tertua dalam kaum adalan Penggugat I yang bernama Khairuddin DT. Tianso serta berhak menerima Sako dan Pusako peninggalan Djufri DT. Kayo (alm) suku Pisang yang punah tersebut;

- Bahwa Para Tergugat dinyatakan juga dengan tegas dalam Surat Kebulatan Kaum suku Pisang tersebut, dimana Para Tergugat bukan seranji/seketurunan dan bukan pula sekaum dengan yang bernama Djufri DT. Kayo (alm);

- Bahwa berdasarkan warih nan bajawek, pusako nan baturuik di Nagari Pariangan bahwa yang berhak menerima Sako dan Pusako dari Djufri DT. Kayo (alm) suku Pisang yang telah punah tersebut dan yang paling dekat sebagai ninik mamak dari kaum DT. Kayo yang punah tersebut adalan Para Penggugat sekarang ini;

- Bahwa ± 1 (satu) bulan setelah Djufri DT. Kayo meninggal dunia, harta-harta sengketa telah dirampas dan dikuasai secara sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh Para Tergugat secara melawan hukum tanpa seizin dan tanpa sepengetahuan Para Penggugat sebagai pihak yang berhak atas Sako dan Pusako DT. Kayo suku Pisang yang terakhir dikuasai oleh Djufri DT. Kayo (alm) adalah merupakan perbuatan melawan hukum/hak;

- Bahwa oleh karena perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

melawan hukum/hak ataupun perampasan hak yang telah menguasai harta-harta secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama tanpa izin dari kaum Para Penggugat, dihukum pula untuk mengembalikan dan menyerahkan harta-harta sengketa kepada Para Penggugat sebagai pihak yang berhak dalam keadaan kosong dan bebas dari hak milik mereka dan hak milik orang lain yang bersangkutan hak karenanya, jika mereka engkar mohon dengan bantuan pihak yang berwajib POLRI/TNI;

- Bahwa oleh karena perampasan hak yang dilakukan Para Tergugat secara melawan hukum/hak, Para Tergugat dihukum pula untuk membayar ongkos perkara sebagaimana yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri;

- Bahwa secara berjenjang naik bertangga turun Para Penggugat telah berusaha mencari jalan penyelesaiannya secara kekeluargaan, namun tidak berhasil, maka Para Penggugat menempuh jalur hukum untuk menyelesaikannya di Pengadilan Negeri Batusangkar;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Para Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Batusangkar agar memberikan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan harta sengketa adalah merupakan Harta Pusaka Tinggi kaum DT. Kayo yang terakhir dikuasai oleh Djufri DT. Kayo (alm) yang telah punah;

3. Menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa kaum DT. Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat I adalah ninik mamak tertua dalam kaum dan selaku Mamak Kepala Waris dalam kaum;

4. Menyatakan bahwa Para Tergugat tidak berhak atas harta-harta Pusaka Tinggi peninggalan DT. Kayo suku Pisang, karena Para Tergugat tidak termasuk dalam keturunan silsilah/ranji dari kaum DT. Kayo yang telah punah tersebut;

5. Menyatakan perbuatan Para Tergugat menguasai harta-harta sengketa sebelum Djufri DT. Kayo (alm) yang belum habis masa selama 3 (tiga) bulan 10 (sepuluh) hari, guna menghormati kaum DT. Kayo yang meninggal dunia tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum/hak (On Recht

Matige Daad);

6. Menyatakan perbuatan Para Tergugat merampas/menguasai serta telah bertanam padi diatas harta-harta sengketa tanpa seizin dan persetujuan dari Para Penggugat selaku yang berhak menerimanya adalah merupakan perbuatan melawan hukum/hak (on recht matige daad);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

7. Menghukum Para Tergugat untuk mengembalikan/menyerahkan kembali harta-harta sengketa dalam keadaan kosong dan bebas dari hak mereka ataupun hak orang lain yang bersangkutan hak karenanya, jika engkar dengan bantuan yang berwajib POLRI/TNI;

8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun Para Tergugat menyatakan banding, kasasi, verzet ataupun peninjauan kembali (PK);

9. Membebankan pula Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini menurut patut Pengadilan Negeri;

Subsidair

Mohon putusan yang seadil-adilnya dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Para Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Kedudukan dari Para Penggugat tidak jelas (legal standing);

bahwa kedudukan (legal standing) dari masing-masing Penggugat dalam menggugat Para Tergugat dalam kaitannya dengan objek perkara yakni kedudukan dari Penggugat I (Kharuddin Dt.Tianso), Penggugat II (Aidison Dt.Penghulu Sati) dan Penggugat III ( Ermen Dt.garang) ini tidak jelas, tidak jelasnya kedudukan dari masing-masing Penggugat sebagaimana terlihat pada bagian Identitas Para Penggugat, dalil dan pada petitum gugatan angka 3 dari gugatan;

bahwa ketidakjelasan kedudukan masing-masing penggugat adalah Karena dalam gugatan pada identitas halaman 1 menyebutkan:

1. Khairuddin DT.Tianso, umur ± 75 tahun, Suku Pisang, Pekerjaan Tani, Agama Islam, tempat tinggal Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah Datar, selanjutnya disebut sebagai Penggugat I;

2. Aidison DT.Penghulu Sati, umur ± 59 tahun, Suku Pisang, Pekerjaan Pensiunan PNS, Agama Islam, tempat tinggal Dobok Indah Nomor 55, Kecamatan Lima Kaum, Kkabupaten Tanah Datar, selanjutnya disebut sebagai Penggugat II;

3. Ermen DT.Garang, umur ± 57 tahun, Suku Pisang, Pekerjaan wiraswasta, Agama Islam, tempat tinggal Jorong pariangan, Kenagarian Pariangan, Kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah Datar, selanjutnya disebut sebagai Penggugat III;

Bahwa sehubungan dengan identitas yang terera dalam gugatan halaman 1 tersebut, maka timbul pertanyaan: dalam kedudukan apakah masing-masing

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

Penggugat menggugat Para Tergugat sehubungan dengan objek perkara ? Bahwa jika diperhatikan dengan seksama identitas Para Penggugat I,II dan III dalam bagian identitas gugatan tersebut diatas yang dihubungkan dengan petitum gugatan angka 3 yang meminta ”Menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa Dt.Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat 1 adalah ninik mamak tertua dalam kaum dan selaku mamak kepala waris dalam kaum, maka dari identitas msing-masing Penggugat yang tercantum dalam identitas gugatan yang dihubungkan dengan petitum angka 3 tersebut, maka secara hukum Para Penggugat I selaku subjek hukum yang menggugat tidak dengan tegas mencantumkan kedudukannya selaku Penggugat (selaku mamak kepala waris) selain dalam petitum angka 3 saja, begitupun Penggugat ii dan iii juga tidak dengan tegas menyebutkan kedudukannya dalam gugatan dan hubungannya dengan Penggugat 1 dan hubungannya dengan objek perkara sebagai harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo yang sudah punah dan hubungannya dengan Para Tergugat yang dalam identitas gugatan hanya menyebutkan sebagai Penggugat I, sebagai Penggugat II dan sebagai Penggugat III saja, tanpa menyebutkan kedudukannya dalam gugatan ini;

Bahwa jika dihubungkan dengan petitum angka 3 yang berbunyi: Menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa Dt.Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat 1 adalah ninik mamak tertua dalam kaum dan selaku mamak kepala waris dalam kaum, maka terkait dengan petitum ini timbul pertanyaan: apakah Penggugat 1 mamak kepala waris bagi Penggugat 2 dan 3 dan apakah Penggugat II dan III anggota kaum dari Penggugat 1 ataukah Penggugat II dan III mewakili kaumnya atau bertindak pribadi;

Bahwa sehubungan dengan pertanyaan tersebut, jika diperhatikan dengan teliti identitas Para Penggugat dalam gugatan dihubungkan dengan petitum gugatan yang meminta agar dinyatakan Penggugat 1 selaku ninik mamak tertua dalam kaum dan selaku mamak kepala waris dalam kaumnya, maka dari tuntutan tersebut tidak tampak kaitan Penggugat I dengan Penggugat II dan III begitupun sebaliknya, karena sesuai dengan identitas dan petitum angka 3 tersebut diatas dan faktanya masing-masing Penggugat berdiri sendiri-sendiri yakni masing-masing mempunyai kaum sendiri-sendiri, gelar sendiri-sendiri (berbeda-beda), hanya saja dalam suku yang sama yaitu suku pisang, Nagari Pariangan, sehingga dengan demikian Penggugat I, Penggugat II dan III tidak mempunyai kedudukan sebagai Penggugat dalam perkara ini;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

Bahwa satu dan lain hal dalam perkara terdahulu yakni dalam putusan perkara Perdata Nomor 23/PDT.G/2014 Pn Bsk tanggal 6 Juli 2015 yang identitas dan materi gugatan hampir sama dengan gugatan dalam perkara ini sudah dinyatakan dalam putusan perkara terdahulu bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima yang salah satu pertimbangan Hakim adalah karena Penggugat dalam menggugat tidak jelas kedudukannya, tetapi hanya menggugat selaku ninik mamak dan bukan sebagai mamak kepala waris dalam kaumnya (Pertimbangan halaman 50 alinea terakhir);

Berdasarkan uraian diatas oleh karena kedudukan/status dan kapasitas masing-masing Penggugat dalam perkara ini yang dihubungkan dengan dalil gugatan mengenai status objek perkara yang didalilkan Para Penggugat adalah harta pusaka tinggi dari kaum DT.Kayo, suku Pisang yang sudah punah, juga dalam gugatan Penggugat I sebagai mamak yang tertua adalah kedudukan yang tidak dikenal dalam adat begitupun Penggugat II dan III tidak menjelaskan kedudukannya dalam gugatan (bagian identitas), apa kedudukan Para Penggugat menggugat sako dan harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo, suku pisang, semuanya berakibat kedudukan/kapasitas Para Penggugat tidak jelas dalam menuntut objek perkara ini ((Legitime Persona

standi in yudicio/Legal standing), karena itu gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet On vankelijk Verklaard);

2. Tergugat tidak lengkap (exceptio plurium litis consortium)

Bahwa pihak yang dijadikan Tergugat oleh Penggugat dalam perkara ini tidak lengkap (kurang), karena:

- Azhar, Umur 50 tahun, suku Dalimo singkek, jorong Pariangan, Nagari Pariangan;

harus dijadikan Tergugat dalam perkara ini, Karena objek perkara sub V (sawah sikundi) sejumlah 5 piring besar kecil sudah tergadai kepada Azhar yaitu berdasarkan pegang gadai tanggal 15 Agustus 2015;

Bahwa karena orang yang diutarakan diatas saat ini menguasai secara nyata sebagian objek perkara (Sub V), maka gugatan Penggugat dikwalifisir kurang pihak, sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet

onvankelijk verklaard) sesuai dengan yurisprudensi i.c putusan MARI Nomor 211 K/SIP/1970 tanggal 12 Desember 1970, PT PDG Nomor 252/1967 PT.PDG tanggal 28 Januari 1967 yang menyatakan bahwa “gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima jikalau seseorang yang mengusai sebagian atau seluruh objek terperakara tidak ikut digugat“ (Yurisprudensi Sumatera Barat, Buku I , Tahun 1976-1977, halaman 49 angka 2);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

3. Petitum angka 3 yang meminta Penggugat 1 ditetapkan sebagai mamak kepala waris dalam kaumnya tidak ada didalilkan dan saling bertentangan; Bahwa petitum angka 3 tidak mencerminkan gugatan adalah karena dalam petitum angka 3 tersebut ada meminta agar Pengadilan: Menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa Dt.Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat 1 adalah ninik mamak tertua dalam kaum dan selaku mamak kepala waris dalam kaum yang dalam dalil gugatan tidak ada diutarakan (lihat bagian identitas);

Bahwa karena dalam dalil tidak ada diutarakan, maka petitum angka 3 yang meminta ditetapkan selaku mamak kepala waris adalah merupakan petitum yang tidak bersesuaian dengan dalil, sehingga gugatan yang demikian harus dinyatakan tidak dapat diterima sesuai dengan putusan MARI Nomor 1112 K/Sip/1976 tanggal 23 Juni 1976 yang menyatakan bahwa “” Suatu tuntutan yang tidak bersesuaian dengan peristiwa-peristiwa hukum (recht Feiten) yang seharusnya menjadi dasar gugatan, maka gugatan yang demikian harus dinyatakan tidak dapat diterima (Yurisprudensi Sumbar, Buku II, Hukum Perdata dan Hukum Acara Perdata, 1977-1978, halaman 51);

4. Bahwa gugatan kabur (exceptio obcuurie libellie);

Bahwa kaburnya dalil gugatan Penggugat adalah karena dasar tuntutan dari masing-masing Penggugat tidak jelas, karena dalam gugatan tidak menyebutkan dengan sejelas-jelasnya bagaimana hak masing-masing Penggugat atas objek perkara, bagaimana terjadinya hak Penggugat I, II dan III atas objek perkara (samar-samar), hal mana terlihat dalam dalil gugatan Penggugat pada halaman 4 alinea ke-2 yang menyatakan bahwa:

- Bahwa dari warih bajawek, pusako nan baturuik, adat yang berlaku di Nagari paringan, bahwa sako dan pusako dari kaum Dt.Kayo suku pisang yang punah tersebut, menurut ketentuan adat yang berlaku kembali kepada ninik mamak kaum Dt.Kayo suku pisang tersebut yaitu Para Penggugat sekarang ini, dimana mamak tertua dalam kaum Dt.Kayo yang punah tersebut adalah Penggugat 1;

Bahwa jika diperhatikan gugatan perkara perdata Nomor 23/PDT.G/2014 PN Bsk dasar gugatan Penggugat dahulunya adalah selaku penghulu nan seganggam arek dan sabarek saringan dan ternyata dalam gugatan perkara ini telah mengganti dasar tuntutannya yaitu dengan dasar tersebut di atas;

Dengan demikian dasar tuntutan dari Para Penggugat, khususnya Penggugat II dan III sekarang ini semakin tidak jelas/tidak ada, karena

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

hubungan Penggugat II, Penggugat III atau Penggugat I tidak sekaum dan dengan kaum DT.Kayo, suku pisang hanyalah sesuku dan Penggugat I bukan pula mamak kepala waris bagi Penggugat II dan III atau Penggugat II dan III bukan anggota kaum dari Penggugat I;

Bahwa dalam dalil diatas hanya menyebut “” Kembali kepada Ninik mamak “sehingga jika diterjemahkan makna kembali tersebut adalah dalil yang tidak jelas, apalagi istilah mamak tertua dalam kaum Dt.Kayo yang punah, semuanya adalah dalil yang tidak jelas dan tidak tertentu (een duidelijke

en bepaalde conlutie), padahal syarat gugatan haruslah dengan adanya hak, kepentingan dan hubungan hukum yang jelas;

Bahwa begitupun tentang objek perkara juga kabur, karena batas-batas yang diutarakan Penggugat dalam gugatan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, antara lain objek perkara tumpak V adalah satu lokasi/satu tumpak yang bernama sawah Sikundi dan ternyata dalam gugatan telah dijadikan 3 (tiga) sub yang tidak menjelaskan perihal kenapa harus dijadikan 3 (tiga) sub (asal muasal), begitupun tentang orang-orang yang menguasai objek perkara dari dahulu sampai sekarang, tidak begitu jelas diutarakan dalam gugatan Para Penggugat;

Berdasarkan alasan diatas gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet on vankelijk verklaard);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Batusangkar telah memberikan Putusan Nomor 19/Pdt.G/2015/PN Bsk tanggal 5 April 2016 dengan amar sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

- Menolak eksepsi Para Tergugat; Dalam Pokok Perkara:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian;

2. Menyatakan harta sengketa adalah merupakan harta pusaka tinggi kaum DT.Kayo yang terakhir dikuasai oleh Djufri DT.Kayo (alm.) yang telah punah; 3. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;

4. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp4.975.000,00 (empat juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Para Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Padang dengan Putusan Nomor 63/PDT/2016/PT PDG tanggal 13 Juli 2016 dengan amar sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

1. Menerima permohonan banding dari Para Penggugat /Pembanding;

2. Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Batusangkar Nomor 19/Pdt.G/2015/PN Bsk tanggal 5 April 2016 yang dimohonkan banding tersebut mengenai ammar putusannya sehingga berbunyi sebagai berikut: Dalam Eksepsi:

- Menolak eksepsi Para Tergugat; Dalam Pokok Perkara:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian; 2. Menyatakan harta sengketa adalah merupakan harta pusaka tinggi

kaum DT Kayo yang terakhir dikuasai oleh Djufri DT Kayo (alm) yang telah punah;

3. Menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa kaum DT. Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat I adalah ninik mamak tertua dalam kaum Suku Pisang dan selaku Mamak Kepala Waris dalam kaum;

4. Menyatakan bahwa Para Tergugat tidak berhak atas harta-harta Pusaka Tinggi peninggalan DT. Kayo suku Pisang, karena Para Tergugat tidak termasuk dalam keturunan silsilah/ranji dari kaum DT. Kayo yang telah punah tersebut;

5. Menyatakan perbuatan Para Tergugat merampas/menguasai serta telah bertanam padi diatas harta-harta sengketa tanpa seizin dan persetujuan dari Para Penggugat selaku yang berhak menerimanya adalah merupakan perbuatan melawan hukum/hak (On Recht Matige Daad); 6. Menghukum Para Tergugat untuk mengembalikan/menyerahkan

kembali harta-harta sengketa dalam keadaan kosong dan bebas dari hak mereka ataupun hak orang lain yang bersangkutan hak karenanya, jika ingkar dengan bantuan yang berwajib POLRI/TNI;

7. Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya;

8. Menghukum Para Tergugat/Terbanding membayar biaya perkara dikedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Para Tergugat/Para Terbanding pada tanggal 19 Juli 2016 kemudian terhadapnya oleh Para Tergugat/Para Terbanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 November 2015 diajukan permohonan kasasi pada tanggal 1 Agustus 2016 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 6/Kasasi.Pdt/2016/PN Bsk yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Batusangkar, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 12 Agustus 2016;

Bahwa memori kasasi dari Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat/Para Terbanding tersebut telah diberitahukan kepada Para Penggugat pada tanggal 12 Agustus 2016;

Kemudian Para Termohon Kasasi dahulu Para Penggugat/Para Pembanding mengajukan tanggapan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Batusangkar pada tanggal 25 Agustus 2016;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat/Para Terbanding dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa keberatan Pertama dari Pemohon Kasasi atas putusan Hakim Banding adalah Hakim tingkat Banding tidak menerapkan dan salah menerapkan hukum pembuktian yaitu dalam memberikan penilaian yuridis atas alat bukti Termohon Kasasi/Pembanding/Penggugat yang dijadikan satu-satunya dasar Hakim Banding untuk memperbaiki putusan Pengadilan Negeri dengan mengabulkan petitum Nomor 3, 4, 5, 6 dan 7 gugatan Penggugat yaitu salah menerapkan hukum pembuktian tentang P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan, Kenagarian Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah datar tanggal 1 Juli 2015) sesuai dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 178 K/Sip/1976 tanggal 2-11-1976 yang memberikan kaedah “penilaian alat bukti yang merupakan penilaian yuridis, bukan penilaian fakta semata tunduk pada kasasi (Rangkuman yurisprudensi MARI, buku II, 1993 halaman 429); Bahwa pertimbangan Hakim banding yang salah menurut hukum pembuktian menyangkut dengan Bukti surat Termohon Kasasi/Penggugat/ Pembanding adalah bukti surat yang bertanda P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong Pariangan, Kenagarian Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah datar), pertimbangan Hakim banding mana terlihat pada halaman 4 alinea 4 sampai dengan halaman 5 alinea 2, pertimbangan mana intinya terhadap P.2 sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

Menimbang, bahwa pengadilan tinggi tidak sependapat pertimbangan alat bukti Para Pembanding/Penggugat bukti surat P.2;

Menimbang, alat bukti P.2 ditemukan Penggugat 1 sebagaimana mamak kepala waris suku pisang dalam ranji keturunan sesuku pisang, dihubungkan dengan bukti surat Tergugat tidak ada ranji keturunan suku pisang dari Tergugat;

Menimbang, bahwa putusan pengadilan negeri tersebut mengabulkan gugatan Penggugat yang petitum angka 2 mengatakan harta sengketa adalah merupakan harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo yang terakhir dikuasai oleh Djufri Dt.Kayo A(lam) yang telah punah;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dengan mengacu kepada adat minang, di dalam pusaka tinggi tidak ada lagi pewaris dalam keturunannnya walaupun punah harta pusaka tinggi tidak mengenai putus waris,karena waris dalam adat minang selalu ada yaitu tidak ada yang sejengkal dicari yang sedepa dan tidak ada yang sedepa dicari yang sehasta kepada yang sesuku pisang;

Menimbang, bahwa pengadilan tinggi tidak sependapat dengan pertimbangan petitum Nomor 3 dari gugatan Para Penggugat/Pembanding diputusan Pengadilan negeri batusangkar Nomor 19/Pdt.G/2015 PN BSk tanggal 5 April 2016 dengan pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa pengadilan tinggi menemukan surat bukti P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan, Kenagarian Pariangan, kecamatan Pariangan, kabupaten Tanah datar) dari Penggugat 1 dikaitkan dengan surat bukti Tergugat, pengadilan tinggi berpendapat bukti surat P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan) ditemukan Penggugat 1 (mamak kepala waris sesuku pisang) dihubungkan dengan bukti surat dari Tergugat tidak ada ranjinya;

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka amar putusan pengadilan Negeri Batusangkar tanggal 5 April 2016 Nomor 19/Pdt.G/2015 PN BSk tentang petitum angka 3 yaitu menyatakan Para Penggugat berhak menerima harta sengketa kaum Dt.Kayo yang telah punah tersebut dan Penggugat 1 adalah ninik mamak tertua dalam kaum suku pisang dan selaku mamak kepala waris dalam kaum perlu diperbaiki sebagaimana disebut dibawah ini;

Bahwa pertimbangan-pertimbangan Hakim Banding mengenai P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong Pariangan) tersebut diatas adalah pertimbangan hukum yang tidak menerapkan hukum dan salah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

menerapkan hukum pembuktian sebagaimana mestinya, kesalahan mana adalah dengan dasar dan alasan sebagai berikut:

1. Bahwa P.2 yaitu surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kab.Tanah Datar tersebut adalah satu-satunya yang menjadi dasar pertimbangan putusan bagi Hakim Banding dalam mengabulkan Gugatan Pengugat Nomor 3,4,5,6 dan 7, dimana Hakim Banding dalam mempertimbangkan P.2 menganggap P.2 seolah-olah sebagai Akta Otentik (AO) yang mempunyai kekuatan hukum sempurna, padahal sejatinya menurut hukum pembuktian P.2 tersebut adalah merupakan Akta Bawah Tangan (ABT);

Bahwa P.2 sebagai Akta bawah tangan (ABT) telah dengan tegas dibantah kebenarannya oleh Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi dalam persidangan (kesimpulan Pemohon Kasasi/Tergugat/Terbanding pada halaman 20), sehingga sesuai dengan ketentuan pasal 1871 KUHPerdata P.2 hanya dapat dipakai sebagai permulaaan bukti dengan tulisan saja dan supaya mempunyai kekuatan hukum sempurna harus didukung dengan alat bukti lainnya;

Bahwa P.2 sebagai akta bawah tangan (AO) sudah Pemohon Kasasi/Terbanding/Tergugat bantah kebenarannya dalam persidangan, baik lahir, formil dan materil (kesimpulan halaman 20) dengan mengemukakan dalam kesimpulan bahwa:

- P.2 adalah merupakan Surat tanggal 15 Juli 2015 yang isinya adalah berjudul surat Kebulatan kaum Persukuan Pisang, Jorong pariangan, Nagari pariangan, kab.tanah Datar yang didalamnya menerangkan kalau masing-masing Penggugat adalah mamak kepala waris dalam kaum persukuan pisang yang berhak atas sako dan pusako peninggalan Djufri Dt.kayo dan Pengugat 1 (Khairudin Dt.Tianso) adalah mamak kepala waris yang tertua (MKW) dalam kaum persukuan pisang;

- Bahwa terhadap isi P.II ini dapat Tergugat simpulkan secara yuridis bahwa P.II adalah dibuat sendiri oleh Para Penggugat dan merupakan pernyataan sepihak dari pihak Penggugat saja, pihak yang bertanda tangan tidak dihadirkan dipersidangan, sehingga dengan demikian dapat dinilai sebagai pernyataan belaka dan tidak mengikat Tergugat, apalagi diketahui surat ini baru dibuat sebelum perkara didaftar dan setelah perkara Nomor 23/PDT.G/2014 PN Bsk diputus tanggal 6 Juli

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

2015 artinya dibuat sebelum perkara tersebut diputus dan direkayasa untuk melengkapi dalil Penggugat dalam perkara ini (mohon Hakim Agung lihat kesimpulan);

Bahwa menurut hukum pembuktian P.2 sebagai akta bawah tangan tidak mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang sempurna (lahir, formil dan materil) seperti sebagai akta otentik, P.2 sebagai akta bawah tangan hanya mempunyai kekuatan bukti formil dan Materil serta apabila telah dibantah, maka P.2 hanya mempunyai kekuatan hukum sebagai permulaan bukti dengan tulisan saja;

Bahwa dari segi lahir, yaitu ternyata P.2 bertanggal 15 Juli 2015, sehingga perlu dibuktikan secara lahirnya dahulu, apakah benar surat tersebut dibuat pada tanggal 15 Juli 2015;

Bahwa dari segi formil, apakah benar orang yang bertanda tangan di dalamnya adalah benar orang yang namanya tercantum dalam P.2 tersebut;

Bahwa dari segi materilnya, apakah benar isi P.2 sesuai apa yang tercantum di dalamnya atau tidak;

2. Bahwa terhadap P.2 ternyata dari semua saksi yang diajukan Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi sesuai Berita acara sidang tidak ada satu saksipun yang menguatkannya atau yang mengetahuinya; 3. Bahwa apalagi P.2 dibuat oleh Termohon Kasasi/Pembanding/Penggugat sendiri yaitu Penggugat 1 (Khairudin Dt.Tianso) pada Nomor 34, Pengugat 2 (Aidison Dt.Penghulu Sati) pada Nomor 35 dan Penggugat 3 (Ermen Dt.Garang) pada Nomor 36 yang mengikutsertakan orang lain (56 orang) yang tidak pernah menjadi saksi dalam perkara ini, artinya P.2 adalah pernyataan sepihak dan tidak mengikat Pemohon Kasasi/ Terbanding/Tergugat;

4. Bahwa P.2 ternyata bertanggal 1 Juli 2015, artinya surat bukti ini sengaja dibuat sebelum adanya putusan Nomor 23/PDT.G/2014 tanggal 6 Juli 2015 (T.I) yakni perkara sebelumnya antara Penggugat/Pembanding/ Termohon Kasasi dengan Termohon Kasasi/Terbanding/Tergugat mengenai objek dan dalil yang sama, sehingga dengan demikian dapat dipastikan secara hukum P.2 dibuat hanya dalam rangka mengajukan gugatan dalam perkara sekarang ini, terlihat isinya telah dicocokkan dengan materi gugatan Termohon Kasasi/Penggugat /Pembanding dan dicocokkan pula dengan materi jawaban Tergugat dalam perkara terdahulu tersebut;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

5. Bahwa begitupun P.2 ternyata ditanda tangani juga oleh 5 (lima) orang Ninik mamak periangan yakni Guswardi Dt.Rajo Api, Mudasir Dt.Sinaro, Adnan Dt.Putih, Fetrial Mahfuzi Dt.panduko Rajo dan Mukhlis DT.Tampang, 5 (lima) orang tersebut diatas hanyalah sebagian kecil dari ninik mamak dalam Jorong Pariangan, Kenagarian pariangan dan kelimanya tidak ada menjadi saksi dalam perkara ini;

Bahwa kelima ninik mamak ini adalah yang pro kepada Penggugat/ Pembanding/Termohon Kasasi seperti Fetrial Mahfuzi Dt.panduko Rajo bersuku Dalimo Singkek adalah lawan Pemohon Kasasi dalam perkara perdata Nomor 21/PDT.G/2015 PN Bsk yang perkaranya sekarang juga dalam tingkat kasasi;

Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka jelas Hakim Banding yang memutus perkara ini dengan memperbaiki putusan Pengadilan Negeri dengan mengabulkan petitum gugatan Penggugat angka 3, 4, 5, 6 dan 7 yang hanya berdasar P.2 semata dan dengan menyebut bahwa karena Tergugat tidak ada bukti ranjinya adalah pertimbangan yang salah menurut hukum, karena Hakim Tinggi telah memberlakukan P.2 seolah-olah sebagai akta otentik, padahal P.2 hanyalah akta bawah tangan sebagaimana Pemohon kasasi utarakan di atas;

Oleh Karena itu pengabulan petitum gugatan Penggugat angka 3, 4, 5, 6 dan 7 yang semata-mata hanya berdasar P.2 menurut hukum tidak mencapai batas minimal pembuktian, sehingga sangat beralasan menurut hukum pada tingkat kasasi ini, putusan Hakim Banding yaitu putusan Nomor 63/PDT/2016 PT PDG tanggal 23 Juni 2016 dibatalkan pada tingkat kasasi ini;

2) Bahwa keberatan kasasi kedua dari Pemohon Kasasi adalah bahwa putusan Hakim tingkat banding adalah putusan yang kurang cukup pertimbangan hukum (on Voendoende gemitiveerd) sebagaimana dimaksud dalam yurisprudensi i.c putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 672 K/Sip/1972 tanggal 18 Oktober 1972 yang menyebutkan bahwa “putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan karena kurang cukup pertimbangannya dan terdapat ketidaktertiban dalam acara dan tidak berdasarkan pembuktian yang diajukan dalam persidangan sebagaimana tercantum dalam berita acara“ (Rangkuman Yurisprudensi MARI, cetakan kedua, 1993 halaman 338 angka 254); khususnya kesimpulan Pertimbangan hukum Hakim Banding yang mengabulkan petitum gugatan Penggugat Nomor 3, 4, 5, 6 dan 7 dan memutuskan bahwa pihak Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi lebih

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

berhak dari Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi atas harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo Suku Pisang yang sudah punah;

Bahwa pertimbangan Hakim Banding yang kurang cukup pertimbangannya mengenai bahwa Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi yang lebih berhak dari pada Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi atas harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo Suku Pisang yang sudah punah adalah sebagaimana terlihat pada pertimbangan hukum halaman 5 alinea 2 yakni:

Menimbang, Pengadilan tinggi menemukan surat bukti P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kab.Tanah Datar) dari Penggugat 1 dikaitkan dengan surat bukti dari Tergugat, pengadilan tinggi berpendapat bukti surat P.2 (surat kebulatan Kaum persukuan Pisang Jorong pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kab.Tanah Datar) ditemukan Penggugat 1 (mamak kepala waris sesuku pisang dihubungkan dengan bukti surat Tergugat tidak ada ranjinya; Bahwa selanjutnya pada alinea terakhir halaman 5 Hakim banding juga telah memberikan pertimbangan yakni:

Pengadilan Tinggi mempertimbangkan harta pusaka tinggi orang minang, suku kaum yang putus waris itu diganti kaum yang sesuku pisang, bukan gelar datuknya yang sama;

Bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas adalah pertimbangan hukum yang kurang dan tidak cukup dengan alasan bahwa pertimbangan hukum Hakim banding yang mengabulkan petitum gugatan Penggugat Nomor 3, 4, 5, 6 dan 7 hanya semata-mata berdasar P.2 (yang belum tentu kebenarannya) dengan mengaitkan kepada bukti Tergugat/Terbanding/ Pemohon Kasasi yang tidak ada bukti surat ranjinya lalu diputus bahwa terhadap objek perkara yang merupakan harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo Suku Pisang yang sudah punah pihak Penggugatlah yang lebih berhak adalah pertimbangan hukum yang kurang cukup (on Voendoende

gemitiveerd), karena sejatinya bagaimana mungkin Hakim tinggi sangat yakin dengan P.2, apa dasar Hakim tinggi mempercayai P.2, kenyataannya sesuai fakta sidang pihak Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi juga mengajukan bukti saksi yang sama sekali tidak dipertimbangkan dalam putusan Hakim Banding, kalau pertimbangan hanya karena Tergugat tidak mengajukan surat ranji, ternyata pihak Penggugatpun tidak mengajukan ranjinya sebagai bukti;

Bahwa karena itu pertimbangan yang hanya berdasar P.2 dan menyebut Tergugat tidak ada bukti surat ranjinya adalah pertimbangan yang kurang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

dan tidak cukup dan nyata terdapat ketidaktertiban dalam beracara sesuai dengan fakta sidang yang dalam persidangan masing-masing pihak saling menclaim lebih dekat dan lebih berhak untuk mewarisi harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo, Suku Pisang yang sudah punah, akan tetapi Hakim banding memutus hanya dengan berdasar kepada P.2 semata dan hanya karena Tergugat tidak mengajukan bukti ranji;

Berdasarkan alasan tersebut, maka putusan Hakim banding sangat naïf dan sangat dipaksakan berdasarkan P.2, sehingga beralasan agar putusan dalam tingkat banding dibatalkan pada tingkat kasasi ini;

3) Bahwa keberatan Pemohon Kasasi ketiga atas putusan Hakim tingkat banding adalah putusannya tidak memberikan penilaian yuridis pembuktian secara berimbang (proporsional) karena tidak memberikan pertimbangan yang menyeluruh atas pokok perkara dan bukti-bukti yang diajukan pihak Tergugat dan sama sekali tidak memberikan pertimbangan atas sangkalan dan bantahan Tergugat sesuai dengan pokok masalah dalam perkara ini dan nyata-nyata dalam putusan tidak mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan Pemohon Kasasi secara benar menurut hukum pembuktian sebagaimana terlihat pada pertimbangan hukum Hakim tingkat banding mulai halaman 4 alinea 6 s.d halaman 5);

Bahwa dalam pertimbangan tersebut sama sekali tidak mempertimbangkan dalil-dalil sangkalan pihak Pemohon Kasasi (tegen bewisj) yaitu dalil sangkalan yang menyebutkan bahwa pihak Tergugat adalah pihak yang paling berhak untuk mewarisi harta pusaka tinggi kaum Dt.Kayo yang sudah punah yaitu sebagai waris bertali adat, termasuk tidak memberikan penilaian yuridis (lahir, formil dan materil) atas alat bukti yang diajukan Pemohon Kasasi, putusan dengan pertimbangan yang demikian haruslah dibatalkan sesuai dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 638 K/Sip/1969 tanggal 22 -7-1970 yang menyatakan bahwa:

“putusan-putusan pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan (On vonldoende gemotiveerd) harus dibatalkan i.c pengadilan negeri yang putusannya dikuatkan oleh pengadilan Tinggi setelah menyampaikan keterangan saksi, barang bukti yang diajukan terus saja menyimpulkan “” bahwa oleh karena itu gugatan Penggugat dapat dikabulkan sebagian “” dengan tidak ada penilaian sama sekali terhadap penyangkalan (tegenbewisj) dari pihak Tergugat asli (hukum acara perdata lengkap dan praktis,HIR,Rbg dan yurisprudensi, R.Soeroso,SH halaman 145, 2010);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

Bahwa karena putusan tidak memberikan pertimbangan terhadap jawaban/bantahan dan bukti yang diajukan Tergugat/Pembanding (tegen

bewisj), maka putusan Hakim tingkat pertama dikualifisir sebagai putusan yang kurang cukup pertimbangan hukumnya (on voldoende gemotiveerd) dan harus dibatalkan;

4) Bahwa keberatan keempat dari Pemohon Kasasi atas putusan Hakim Banding adalah Hakim Banding salah menerapkan hukum adat minangkabau dan tidak konsisten dalam putusannya, khususnya tentang penerapan dari kaedah adat Minangkabau tentang siapakah waris yang lebih berhak atas harta kaum yang sudah punah seperti dalam perkara ini;

Bahwa adapun pertimbangan hakim banding mengenai masalah ini adalah sebagaimana dipertimbangkan dalam putusan halaman 4 alinea 8 yang mempertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dengan mengacu kepada adat minang, didalam pusaka tinggi tidak ada lagi pewaris dalam keturunannnya walaupun punah harta pusaka tinggi tidak mengenai putus waris,karena waris dalam adat minang selalu ada yaitu tidak ada yang sejengkal dicari yang sedepa dan tidak ada yang sedepa dicari yang sehasta kepada yang sesuku pisang;

Bahwa makna dari kaedah sejengkal, sedepa, sehasta diatas adalah harus dicari terlebih dahulu mengenai kedekatan-kedekatan suatu kaum yang menurut kaedah adat Minangkabau jejaknya (Bajajak Bak supasin), sehingga dengan tidak ada dipertimbangkan terlebih dahulu apakah Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi yang lebih dekat hubungan warisnya dengan kaum Djufri Dt.Kayo.suku Pisang ataukah Tergugat/ Terbanding/Pemohon Kasasi sesuai fakta sidang, sehingga tanpa menentukan terlebih dahulu sejengkal, sedepa, sehasta sebagaimana kaedah yang dicantumkan dalam pertimbangan diatas tetapi hanya berdasar P.2 langsung menyatakan Penggugat berhak adalah merupakan kesalahan dari Hakim Banding dalam menerapkan hukum adat Minangkabau;

Bahwa sejatinya harus dicari terlebih dahulu, apa tanda-tanda sehingga Penggugat menyatakan lebih berhak dari Tergugat dan sebaliknya harus pula dicari terlebih dahulu apa pula tanda-tanda menurut adat sehingga Tergugat menyatakan lebih berhak dari Penggugat, akan tetapi Hakim Banding tidak melihat hal tersebut sesuai dengan pembuktian Para pihak dalam persidangan dan telah menjadi kelaziman dalam adat Minangkabau setiap peristiwa tidak selalu memakai surat;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

Bahwa sesuai fakta sidang Para Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi adalah ninik mamak dalam kaumnya masing-masing, Penggugat 1 bukan mamak kepala waris dari Penggugat 2 dan 3 dan mereka hanya sesuku pisang dan berlainan kaum, punya harta pusaka tinggi masing-masing sedangkan Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi sudah dapat membuktikan sebagai waris bertali adat dengan kaum Djufri Dt.Kayo yang sudah punah, faktanya antara Tergugat dengan kaum Dt.Kayo Suku Pisang sesako/segelar penghulu (gelar Dt.Kayo sudah dipakai Tergugat IV/ Syafroni), sepandam sepekuburan dan sehina semalu sebagaimana sudah dengan tepat dipertimbangkan oleh Hakim tingkat pertama dalam perkara ini, sedangkan oleh Hakim banding hal atau keadaan ini tidak dipertimbangkan dalam putusannya;

Bahwa pertimbangan yang menyebut harta sengketa bukan kepada orang yang gelar datuaknya sama adalah merupakan pertimbangan yang tidak berdasar hukum adat minangkabau, pendapat Hakim Banding tidak ada dasarnya;

Oleh karena itu jelas Hakim Banding salah dalam menerapkan hukum minangkabau dalam perkara ini;

5) Bahwa demikian pula alasan kelima dari Pemohon Kasasi adalah Hakim Banding dalam putusannya salah menerapkan Hukum adat minangkabau, khususnya Tentang kaedah dan penerapan istilah adat yang berlaku di Minangkabau, yakni:

1. Penerapan Hukum Tentang istilah mamak kepala waris sesuku pisang sebagaimana ditemukan dalam P.2 (pertimbangan hukum halaman 5 alinea 2) dan penerapan hukum tentang istilah Penggugat 1 selaku ninik mamak tertua dalam kaum suku pisang (pertimbangan Hukum halaman 5 alinea 3);

2. Penerapan hukum tentang siapakah yang paling berhak untuk mewarisi harta suatu kaum yang sudah punah menurut hukum adat minangkabau, kesalahan penerapan hukum adat minangkabau oleh Hakim Banding adalah sebagaimana terlihat pada pertimbangan hukum halaman 5 alinea terakhir;

Bahwa istilah mamak kepala waris sesuku pisang yang ditemukan oleh Hakim Banding dalam P.2 tidak ada dasar hukumnya dalam hukum adat minangkabau, karena yang ada dan lazim menurut kaedah dan adat diminangkabau hanya dikenal dengan istilah Mamak Kepala Waris Dalam Kaum atau dikenal dengan MKW dan tidak ada dalam literature adat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21 dari 24 hal. Put. Nomor 2955 K/Pdt/2016

minang kabau mamak kepala waris suku, apalagi mamak kepala waris sesuku pisang, karena dalam kaedah adat minangkabau mamak kepala waris hanya dikenal dalam suatu kaum, tidak ada mamak kepala waris sesuku seperti mamak kepala waris sesuku pisang dalam perkara ini; Bahwa faktanya Penggugat 1 tidak menjadi mamak kepala waris bagi Penggugat 2 dan Penggugat 3, tetapi mereka hanya sesuku, yaitu sama-sama suku pisang, lagi pula Penggugat 2 dan 3 tidak jelas kwalitasnya dalam gugatan dan tidak bertindak selaku mamak kepala waris dalam kaumnya masing-masing, jika dikaitkan dengan P.2 ternyata Penggugat 2 dan 3 menyebut pula sebagai ninik mamak Andiko;

Bahwa Demikian pula pertimbangan hukum halaman 5 alinea terakhir yang mempertimbangkan bahwa:

- Pengadilan Tinggi mempertimbangkan harta pusaka tinggi orang minang, suku kaum yang putus waris itu diganti kaum yang sesuku pisang, bukan gelar datuknya yang sama

adalah Pertimbangan yang tidak ditemukan dasar hukumnya dalam kaedah/literature adat /hukum adat minangkabau, karena istilah diganti kaum yang sesuku pisang adalah penerapan hukum salah, seharusnya dicari dulu siapakah yang lebih dekat hubungan warisnya untuk mewarisi harta pusaka tinggi kaum dt.kayo suku pisang yang sudah punah tersebut, apabila tidak ditemukan yang lebih dekat baru berpindah kepada suku yaitu ninik mamak dari kaum masing-masing dalam persukuan, hal ini seharusnya sejalan dengan kaaedah adat minang sebagaimana dikutip oleh Hakim Banding dalam putusannya halaman 4 alinea 8 yang memberikan pertimbangan:

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dengan mengacu kepada adat minang, di dalam pusaka tinggi tidak ada lagi pewaris dalam keturunannnya walaupun punah harta pusaka tinggi tidak mengenai putus waris,karena waris dalam adat minang selalu ada yaitu tidak ada yang sejengkal dicari yang sedepa dan tidak ada yang sedepa dicari yang sehasta kepada yang sesuku pisang;

Bahwa dengan demikian seharusnya putusan hakim Banding mengacu kepada pertimbangan diatas, yakni dicari dulu sesuai fakta sidang siapakah yang sejengkal, sedepa dan sehasta, artinya yang sejengkal masih ada atau tidak, begitupun dengan sehasta dan sebagainya dan seharusnya pula dicari terlebih dahulu yang paling dekat warisnya siapa, apakah Penggugat selaku ninik mamak suku pisang ataukah Tergugat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), kebijaksanaan program transmigras sekarang tidak hanya diajukan untuk meningkatkan penduduk dan tenaga kerja saja (seperti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan analogi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan SAVI berbantuan Wingeom lebih baik daripada siswa

2) Pembagian kelompok, dari jumlah sampel dibagi 2 yaitu kelompok yang menggunakan media cetak berupa leaflet , dan kelompok yang menggunakan media elektronik

dalam penggunaan KB. Dari hasil penelitian ini yang didapatkan bahwa secara umum agama islam mengatakan jika memang diharuskan untuk ber KB dengan alasan tertentu

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Muchtadi (1997) dalam Martunis (2012) yang menyatakan bahwa nilai kadar air yang meningkat dan tidak merata merupakan akibat dari

Misalnya kenakeragaman hayati cendawan (jamur) sangat sedikit diungkap, ditangani, dan dipetakan yang berakibat potensinya tidak dapat dimanfaatkan sebagai keunggulan

Jika lima kelompok unsur kehidupan merupakan suatu cara memahami kelahiran kembali menjadi berbagai keadaan makhluk, ini hanya akan lebih jelas untuk menyatakan

(3) Tindakan medis pemberian darah dan/atau komponennya kepada pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh dokter yang memiliki kompetensi dan kewenangan