• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah quasi eksperimental (eksperimen semu) dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah quasi eksperimental (eksperimen semu) dengan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.8 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah quasi eksperimental (eksperimen semu) dengan rancangan pre-post test group design. Pada rancangan ini pengetahuan dan sikap siswi dalam upaya deteksi dini kanker payudara sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tentang SADARI akan dibandingkan dengan pengetahuan dan sikap siswi setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang SADARI. Skema rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan :

O1 : Penilaian pengetahuan dan partisipasi sebelum diberikan promosi kesehatan

dengan media video

O3 : Penilaian pengetahuan dan partisipasi sebelum diberikan promosi kesehatan

dengan media leafleat X1 : Media Video

X2 : Media Leafleat

O2 : Penilaian pengetahuan dan sikap setelah diberikan penyuluhan kesehatan

dengan media video

O4 : Penilaian pengetahuan dan sikap setelah diberikan penyuluhan kesehatan

dengan media leafleat

O1 X1 O2

Pre test Intervensi Post test

O3 X2 O4

(2)

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian belum adanya penyuluhan kesehatan tentang upaya deteksi dini kanker payudara. Waktu penelitian dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, konsultasi dengan pembimbing. Pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan akhir yang dimulai dari bulan Januari 2016 dan selesai pada bulan Juli 2016.

3.10Populasi dan Sampel Penelitian 3.10.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMAN 1 Simpang Empat kelas X (sepuluh) yang berjumlah 84 orang dan siswi kelas X (sepuluh) SMAN 1 Kisaran yang berjumlah 126 orang.

Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk mengeneralisasi kesalahan lebih kecil maka jumlah efektifitas kelompok belajar adalah 20-30 sampel (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini peneliti membagi kelompok sampel dengan jumlah masing masing kelompok 20 orang. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling dengan menggunakan langkah berikut untuk siswi SMAN 1 Simpang Empat :

(3)

a. Kelas X IPA(1) 20/140x26 = 3 b. Kelas X IPA(2) 20/140x27 = 4 c. Kelas X IPA(3) 20/140x27 = 4 d. Kelas X IPS(4) 20/140x20 = 3 e. Kelas X IPS(5) 20/140x20 = 3 f. Kelas X IPS(6) 20/140x20 = 3 Dan siswi SMAN 1 Kisaran

a. Kelas X IPA (1) 20/160x25 = 3 b. Kelas X IPA(2) 20/160x25 = 3 c. Kelas X IPA(3) 20/160x25 = 3 d. Kelas X IPA(4) 20/160x25 = 3 e. Kelas X IPS(1) 20/160x20 = 3 f. Kelas X IPS(2) 20/160x20 = 3 g. Kelas X IPS(3) 20/160x20 = 2

Untuk mengambil masing masing sampel disetiap kelas dilakukan dengan cara simple random sampling dengan menggunakan table random atau daftar list berdasarkan absen kemudian pengambilan sampel dengan cara pencabutan lotre misal kelas X IPA (1) berjumlah 26 orang dicabut lotre sebanyak 3 kali dan seterusnya.

(4)

3.11Metode Pengumpulan Data 3.11.1 Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada responden sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan kepada kedua kelompok baik kelompok dengan media video dengan media leafleat. Jenis pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran tentang gambaran umum dan data lainnya yang mendukung data hasil penelitian misalnya data jumlah siswi.

3.11.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian (kuesioner) yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat. Sugiono (2010) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid, apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pernyataan pada kuesioner harus diuji coba untuk melihat validitas dan reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar-benar

(5)

menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item pernyataan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected correlation pada analisis reliability statistics. Jika nilai item corrected correlation > rtabel (0,361) pada α = 5%, maka nilai

dinyatakan valid.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yang menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel (0,60), maka nilai dinyatakan reliabel. Uji Validitas

telah dilakukan di MAN Kisaran dengan jumlah responden 20 orang. Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Item Pertanyaan rtabel rhitung Ket

1 Pertanyaan pengetahuan no 1 0,3610 0,994 Valid 2 Pertanyaan pengetahuan no 2 0,3610 0,625 Valid 3 Pertanyaan pengetahuan no 3 0,3610 0,735 Valid 4 Pertanyaan pengetahuan no 4 0,3610 0,485 Valid 5 Pertanyaan pengetahuan no 5 0,3610 0,709 Valid 6 Pertanyaan pengetahuan no 6 0,3610 0,787 Valid 7 Pertanyaan pengetahuan no 7 0,3610 0,683 Valid 8 Pertanyaan pengetahuan no 8 0,3610 0,761 Valid 9 Pertanyaan pengetahuan no 9 0,3610 0,787 Valid 10 Pertanyaan pengetahuan no 10 0,3610 0,994 Valid 11 Pertanyaan pengetahuan no 11 0,3610 0,849 Valid 12 Pertanyaan pengetahuan no 12 0,3610 0,994 Valid 13 Pertanyaan pengetahuan no 13 0,3610 0,994 Valid 14 Pertanyaan pengetahuan no 14 0,3610 0,994 Valid 15 Pertanyaan pengetahuan no 15 0,3610 0,994 Valid

(6)

Tabel 3.1. (Lanjutan)

No Item Pertanyaan rtabel rhitung Ket

1 Pertanyaan sikap no 1 0,3610 0,769 Valid

2 Pertanyaan sikap no 2 0,3610 0,791 Valid

3 Pertanyaan sikap no 3 0,3610 0,700 Valid

4 Pertanyaan sikap no 4 0,3610 0,791 Valid

5 Pertanyaan sikap no 5 0,3610 0,575 Valid

6 Pertanyaan sikap no 6 0,3610 0,723 Valid

7 Pertanyaan sikap no 7 0,3610 0,703 Valid

8 Pertanyaan sikap no 8 0,3610 0,704 Valid

9 Pertanyaan sikap no 9 0,3610 0,655 Valid

10 Pertanyaan sikap no 10 0,3610 0,756 Valid

11 Pertanyaan sikap no 11 0,3610 0,368 Valid

12 Pertanyaan sikap no 12 0,3610 0,653 Valid

13 Pertanyaan sikap no 13 0,3610 0,784 Valid

14 Pertanyaan sikap no 14 0,3610 0,559 Valid

15 Pertanyaan sikap no 15 0,3610 0,558 Valid

16 Pertanyaan sikap no 16 0,3610 0,399 Valid

17 Pertanyaan sikap no 17 0,3610 0,558 Valid

18 Pertanyaan sikap no 18 0,3610 0,442 Valid

19 Pertanyaan sikap no 19 0,3610 0,608 Valid

20 Pertanyaan sikap no 20 0,3610 0,711 Valid

Cronbach’s Alpha = 0,938 3.11.3 Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dimana kuesioner tersebut sudah dilakukan validitas pada sasaran.

Prosedur pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi dua tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini seperti ijin penelitian, koordinasi dengan SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran, gedung tempat kegiatan dan materi penyuluhan. Persiapan leafleat SADARI dan video SADARI.

(7)

b. Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di masing-masing sekolah SMAN 1 Kisaran dan SMAN 1 Simpang Empat

2) Pembagian kelompok, dari jumlah sampel dibagi 2 yaitu kelompok yang menggunakan media cetak berupa leaflet, dan kelompok yang menggunakan media elektronik berupa video. Dalam penelitian ini SMAN 1 Kisaran menggunakan media leafleat dan SMAN 1 Simpang Empat menggunakan video.

3) Sebelum dilakukan pemberian materi diberi arahan tentang tatacara kegiatan ini, kemudian dilanjutkan dengan pretest selama 30 menit dengan menggunakan kuesioner. Pada penelitian ini untuk sekolah SMAN 1 Kisaran dilakukan pada hari Rabu tanggal 01 Juni 2016 jam 09.00 sampai dengan jam 10.30 WIB, dan SMAN 1 Simpang Empat pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2016 jam 09.00 sampai dengan 10.30 WIB.

4) Penyampaian materi penyuluhan kesehatan tentang SADARI dilakukan oleh peneliti sendiri terhadap dua kelompok dan untuk kelompok pertama yaitu SMAN 1 Kisaran menggunakan leaflet dan kelompok kedua yaitu SMAN 1 Simpang Empat menggunakan video masing masing kelompok diberikan penyuluhan selama 20 menit dan diskusi selama 10 menit. Pada penelitian ini untuk sekolah SMAN 1 Kisaran dilakukan pada Rabu tanggal 01 Juni 2016 jam 09.00 sampai jam 10.30, dan SMAN 1 Simpang Empat pada hari Kamis tanggal 02 Juni 2016 jam 09.00 sampai dengan jam 10.30 WIB.

(8)

5) Pada hari ke 3 setelah pemberian intervensi untuk kelompok video dan leafleat tentang SADARI peneliti melakukan postest. Alasan pemilihan hari ke 3 setelah intervensi dilakukan postest adalah supaya responden yang telah diberikan intervensi daya ingatnya masih baik. Postest dilakukan untuk mengetahui pengaruh media leafleat dan video terhadap pengetahuan dan sikap siswi tentang SADARI. Pada penelitian ini untuk sekolah SMAN 1 Kisaran postest dilakukan pada hari Jum’at tanggal 03 Juni 2016 jam 09.00 WIB sampai dengan jam 09.30, dan SMAN 1 Simpang Empat pada hari Sabtu tanggal 04 Juni 2016 jam 08.00 WIB sampai dengan jam 08.30 WIB .

3.12Variabel dan Definisi Operasional 3.12.1 Variabel Independent dan Depandent

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :

a. Variabel Independen pada penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan dengan media video dan leafleat

b. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap siswi dalam upaya deteksi dini kanker payudara

3.12.2 Definisi Operasional

a. Media video adalah alat bantu promosi kesehatan berupa gambar audiovisual yang berisi kata-kata, gambar, dan suara untuk menyampaikan pesan dan informasi tentang deteksi dini kanker payudara

(9)

b. Media leaflet adalah selembaran kertas berlipat yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana tentang deteksi dini kanker payudara.

c. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswi yang berhubungan dengan upaya deteksi dini kanker payudara meliputi pengertian, manfaat, waktu serta langkah SADARI.

d. Sikap adalah respon penerimaan atau penolakan mendukung atau tidak mendukung siswi terhadap SADARI yang meliputi aspek kognitif, afektif dan konatif.

3.13Metode Pengukuran

Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner yang disesuaikan dengan skor.

3.13.1 Variabel Independent 3.13.1.1 Pengetahuan

Diukur dengan menggunakan skala guttman yaitu dengan menggunakan 15 pertanyaan. Bila menjawab responden benar bobot nilai 1 dan bila menjawab salah bobot nilai 0, skor terendah 0 dan skor tertinggi 15. Berdasarkan jumlah tersebut pengetahuan diklasifikasikan dalam 2 kategori:

a. Kategori baik : apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar ≥ 70% b. Kategori kurang : Apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar < 70 %

(10)

3.13.1.2 Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala likert yang dimodifikasi. Jika pertanyaan berbentuk positif maka skor yang akan diberikan adalah Sangat Tidak Setuju (STS) : 0, Tidak setuju (TS) : 1, Setuju (S) : 2, Sangat Setuju (SS) : 3, begitu juga sebaliknya untuk pertanyaan negatif Sangat Tidak Setuju (STS) : 3, Tidak Setuju (TS) : 2, Setuju (S) : 1, Sangat Setuju (SS) : 0. Selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori (Azwar, 2012) yaitu :

a. Baik jika responden memperoleh skor 51-100 % yaitu 41-80 b. Tidak baik jika responden memperoleh skor 0-50% yaitu 20-40

3.14Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.14.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu pengetahuan dan sikap secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

3.14.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap siswi setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media video dan leafleat tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan menggunakan uji paired t-test.

(11)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.6 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.6.1 SMAN 1 Simpang Empat

Sekolah SMAN 1 Simpang Empat merupakan salah satu sekolah negeri di Kelurahan Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Sekolah SMAN 1 Simpang Empat berdiri pada Tahun 1985 dan telah terakreditasi A. Sekolah ini terletak di Jalan Benteng No.2 dengan nomor statistik 30.1.07.06.02.002 dan kode pos 21271. Jumlah kelas di SMAN 1 Simpang Empat sebanyak 18 kelas dengan 54 tenaga pengajar diantaranya 34 guru PNS, 7 guru tidak tetap dan 681 siswa. SMAN 1 Simpang Empat menyediakan 6 kegiatan ekstrakulikuler diantaranya Pramuka, Pecinta Lingkungan, Olah Raga, Paskibra, UKS dan Rohis untuk para siswanya.

4.6.2 SMAN 1 Kisaran

SMAN 1 Kisaran berada di kabupaten yang sama dengan SMAN 1 Simpang Empat, tepatnya berada di Kecamatan Kisaran Timur, Kelurahan Selawan Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. SMAN 1 Kisaran terletak di Jalan Madong Lubis No.5 dengan kode pos 21223 SMAN 1 Kisaran dengan nomor statistik 301.078.002.006. SMAN 1 Kisaran berdiri pada tahun 1967 dan mengalami perubahan pada tahun 1971. SMAN 1 Kisaran terakreditasi A. Jumlah kelas di

(12)

SMAN 1 Kisaran sebanyak 30 kelas dengan 70 tenaga pengajar diantaranya 59 guru PNS, 11 guru tidak tetap dan 1.260 siswa. SMAN 1 Kisaran menyediakan kegiatan ekstrakulikuler untuk para siswanya yaitu PKS, Olah raga, bela diri, Palang Merah Remaja (PMR), Pecinta Lingkungan, Paskibra, Pramuka, dan Rohis

4.7 Data Demografi Responden

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 20 orang siswa SMAN 1 Simpang Empat dan 20 orang siswa SMAN 1 Kisaran yang diberi perlakuan penyuluhan tentang SADARI dengan media video pada Kelompok I yaitu kelompok SMAN 1 Simpang Empat dan media leaflet pada Kelompok II yaitu kelompok SMAN 1 Kisaran.

Gambaran umum responden berdasarkan data demografi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi dan Media Penyuluhan

Data Demografi Media Video Media Leaflet

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. Mendapatkan informasi tentang SADARI a. Pernah b. Tidak pernah 0 20 0,0 50,0 3 17 15,0 85,0 2. Sumber Informasi a. Media massa b. Lain-lain 0 0 0,0 0,0 2 1 95,0 5,0 3. Melakukan SADARI a. Pernah b. Tidak pernah 1 19 5,0 95,0 0 20 0,0 100,0 Total 20 100,0 20 100,0

(13)

Pada Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa responden pada penyuluhan dengan media video dan media leaflet sebagian besar tidak pernah mendapatkan informasi tentang SADARI masing-masing sebanyak 100,0% dan 85,0%. Sebagian besar responden tidak pernah melakukan SADARI sebanyak 95,0% dan 100%.

4.8 Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Media Video terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang SADARI di SMAN 1 Simpang Empat

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media video dapat diketahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang SADARI yang dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 1. SADARI (Pemeriksaan Payudara

Sendiri) adalah upaya untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan di payudara yang dilakukan dengan meraba payudara sendiri.

3 15,0 17 85,0 18 90,0 2 10,0

2. SADARI perlu dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kanker payudara (penyakit keganasan).

8 40,0 12 60,0 18 90,0 2 10,0

3. Perempuan sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) mulai usia 20 tahun.

7 35,0 13 65,0 19 95,0 1 5,0

4. Seorang wanita penting untuk melakukan SADARI sebelum menderita kanker payudara.

(14)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 5. Waktu yang tepat melakukan

SADARI secara teratur setiap bulan adalah satu minggu setelah haid setiap bulan.

10 50,0 10 50,0 15 75,0 5 25,0

6. Pada saat melakukan SADARI pertama-tama berdiri di depan cermin, bahu lurus disamping tubuh, selanjutnya tangan dipinggang (tolak pinggang) meregangkan otot ketiak dan membusungkan dada, gerakan ini bertujuan untuk memeriksa perubahan bentuk, ukuran payudara, apakah ada kerutan di puting atau lekukan pada kulit.

13 65,0 7 35,0 18 90,0 2 10,0

7. Pada saat melakukan SADARI berdiri di depan cermin, kedua tangan diangkat keatas untuk mempermudah melihat adanya kerutan pada patudara akibat adanya perlekatan tumor pada payudara bagian bawah.

12 60,0 8 40,0 16 80,0 4 20,0

8. Pada saat melakukan SADARI di depan cermin, menekan atau memencet puting susu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gerakan ini dilakukan untuk melihat apakah ada cairan, nanah dan darah yang keluar.

13 65,0 7 35,0 18 90,0 2 10,0

9. Pada saat melakukan SADARI dengan posisi berbaring, sewaktu kita memeriksa payudara sebelah kanan, maka kita meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan lengan kanan diposisikan diatas kepala, gerakan ini bertujuan untuk meratakan jaringan payudara di dada dan mempermudah perabaan kalau tumbuh benjolan.

(15)

Tabel 4.2. (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 10. Pada saat melakukan SADARI

kita melakukan perabaan terhadap payudara dengan menekan secara mantap namun lembut dengan jari-jari yang saling merapat dengan gerakan dari atas ke bawah, sisi ke sisi(seperti mengepel lantai) dan selanjutnya melingkar seperti lingkaran obat nyamuk pada setiap gerakan, pastikan seluruh bagian payudara anda teraba seluruhnya, gerakan ini bertujuan untuk mendapatkan apakah ada benjolan pada payudara.

12 60,0 8 40,0 17 85,0 3 15,0

11. Pada saat melakukan SADARI, dengan posisi duduk maka dilakukan perabaan ketiak, hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya benjolan pada ketiak.

8 40,0 12 60,0 15 75,0 5 25,0

12. Apabila saat melakukan perabaan pada payudara kita menemukan adanya benjolan dan kadang-kadang disertai rasa nyeri pada benjolan tersebut, maka tindakan kita selanjutnya adalah periksa ke dokter umum untuk pemeriksaan lanjut.

13 65,0 7 35,0 19 95,0 1 5,0

13. Bagian tangan yang digunakan untuk meraba payudara karena bagian ini memiliki sensitifitas yang tinggi adalah bagian ujung jari jari tengah, jari telunjuk dan jari manis dengan posisi di rapatkan.

(16)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 14. Teknis pelaksanaan SADARI

adalah sederhana, singkat, murah, mudah, tidak nyeri dan tidak merasa malu karena diperiksa sendiri.

13 65,0 7 35,0 18 90,0 2 10,0

15. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan sangat penting dilakukan secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan atau kelainan pada payudara sendiri dimana lebih cepat terdeteksi (benjolan masih kecil) lebih mudah diobati dan kemungkinan sembuh lebih tinggi (80-90%).

7 35,0 13 65,0 18 90,0 2 10,0

Hasil Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 15 pertanyaan pengetahuan yang banyak mengalami peningkatan adalah pada pertanyaan nomor 1 yaitu SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah upaya untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan di payudara yang dilakukan dengan meraba payudara sendiri yaitu sebelum penyuluhan 3 orang (15,0%) benar menjadi 18 orang (90,0%) benar. Pertanyaan nomor 2 tentang SADARI perlu dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kanker payudara (penyakit keganasan) yaitu sebelum penyuluhan 8 orang (40,0%) benar menjadi 18 orang (90,0%) benar. Kemudian pertanyaan nomor 3 tentang perempuan sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) mulai usia 18-20 tahun yaitu sebelum penyuluhan 7 orang (35,0%) benar menjadi 19 orang (95,0%) benar. Selanjutnya pertanyaan nomor 15 tentang

(17)

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan sangat penting dilakukan secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan atau kelainan pada payudara sendiri dimana lebih cepat terdeteksi (benjolan masih kecil) lebih mudah diobati dan kemungkinan sembuh lebih tinggi (80-90%) yaitu sebelum penyuluhan 7 orang (35,0%) benar menjadi 18 orang (90,0%) benar.

Tabel 4.3 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Video tentang SADARI terhadap Pengetahuan Pre-test dan Post-test Siswa SMAN 1

Simpang Empat

Pengetahuan Mean p-value n

Sebelum Penyuluhan Kesehatan (Video) 6,85 < 0,001 20 Sesudah Penyuluhan Kesehatan (Video) 13,05 20

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diperoleh rata-rata pengetahuan responden tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan media video adalah 6,85. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang SADARI adalah 13,05. Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan antara mean pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media video menunjukkan hasil p < 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata pengetahuan siswa di SMAN 1 Simpang Empat tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media video.

(18)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang SADARI dengan Media Video

di SMAN 1 Simpang Empat

Kategori Pengetahuan Sebelum Sesudah

n % n %

Baik 8 40,0 20 100,0

Tidak baik 12 60,0 0 0,0

Hasil analisis pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah siswa di SMAN 1 Simpang Empat yang memiliki pengetahuan baik sebelum diberikan penyuluhan tentang SADARI dengan media video adalah 8 orang (40,0%) setelah mendapatkan penyuluhan dengan media video meningkat menjadi 20 orang (100%).

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media video dapat diketahui sikap siswa tentang SADARI yang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video

No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

1 Sebagai seorang wanita saya harus selalu waspada terhadap kanker payudara. 1 5,0 2 10,0 9 45,0 8 40,0 14 70,0 6 30,0 0 0,0 0 0,0 2 Saya akan menjauh dari

penderita kanker payudara karena saya takut tertular olehnya 8 40,0 8 40,0 3 15,0 1 5,0 0 0,0 2 10,0 3 15,0 15 75,0

3 Saya akan diam saja jika payudara saya membesar selama payudara saya tidak terasa nyeri 6 30,0 6 30,0 7 35,0 1 5,0 0 0,0 0 0,0 6 30,0 14 70,0

(19)

Tabel 4.5 (Lanjutan) No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

4 Saya tidak akan periksa ke petugas kesehatan jika payudara saya keluar cairan kuning bercampur darah

4 20,0 11 55,0 3 15,0 2 10,0 0 0,0 1 5,0 4 20,0 15 75,0

5 Saya akan segera

memeriksakan diri

kepuskesmas jika payudara saya mengalami kemerahan dan terasa nyeri jika ditekan

1 5,0 4 20,0 11 55,0 4 20,0 12 60,0 8 40,0 0 0,0 0 0,0

6 Saya akan melakukan

pemeriksaan payudara sendiri jika sudah muncul keluhan seperti rasa nyeri

4 20,0 11 55,0 3 15,0 2 10,0 0 0,0 2 10,0 12 60,0 6 30,0

7 Saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri karena saya takut terkena kanker payudara

0 0,0 5 25,0 10 50,0 5 25,0 8 40,0 12 60,0 0 0,0 0 0,0

8 SADARI sebaiknya dilakukan setelah ada gejala-gejala kanker payudara 8 40,0 9 45,0 2 10,0 1 5,0 0 0,0 0 0,0 10 50,0 10 50,0 9 SADARI merupakan

memeriksa payudara sendiri setiap bulan 2 10,0 5 25,0 11 55,0 2 10,0 12 60,0 7 35,0 1 5,0 0 0,0

10 SADARI dapat dilakukan oleh perawat atau dokter pada seorang wanita 2 10,0 8 40,0 9 45,0 1 5,0 0 0,0 0 0,0 7 35,0 13 65,0

11 Dengan melakukan SADARI

dapat mengetahui ada

tidaknya benjolan pada payudara 0 0,0 6 30,0 10 50,0 4 20,0 14 70,0 6 30,0 0 0,0 0 0,0

12 SADARI merupakan salah

satu tindakan pengobatan kelainan payudara 1 5,0 1 5,0 9 45,0 9 45,0 11 55,0 9 45,0 0 0,0 0 0,0

(20)

Tabel 4.5 (Lanjutan) No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

13 Melakukan SADARI dapat

mencegah perkembangan

kelainan payudara yang semakin kronis 4 20,0 12 60,0 4 20,0 0 0,0 0 0,0 2 10,0 9 45,0 9 45,0 14 Setiap melakukan

pemeriksaan payudara akan selalu mengakibatkan rasa nyeri 1 5,0 10 50,0 7 35,0 2 10,0 0 0,0 2 10,0 10 50,0 8 40,0

15 Berdiri di depan cermin dapat mendeteksi pembesaraan, kesimetrisan dan perubahan warna kulit kedua payudara

0 0,0 12 60,0 8 40,0 0 0,0 12 60,0 7 35,0 1 5,0 0 0,0

16 Badan telungkup merupakan salah satu posisi yang baik untuk melakukan SADARI

5 25,0 12 60,0 2 10,0 1 5,0 0 0,0 2 10,0 4 20,0 14 70,0

17 SADARI dilakukan seminggu sesudah menstruasi 1 5,0 3 15,0 12 60,0 4 20,0 15 75,0 4 20,0 1 5,0 0 0,0 18 Saya akan selalu memeriksa

payudara saya sendiri pada hari ke 5-10 dari siklus haid saya dihitung dari hari I secara teratur tiap bulannya

2 10,0 7 35,0 8 40,0 3 15,0 10 50,0 10 50,0 0 0,0 0 0,0

19 Saya tidak perlu lagi

melakukan pemeriksaan pada payudara sendiri jika sudah tidak mengalami haid (menopause) 2 10,0 9 45,0 7 35,0 2 10,0 0 0,0 4 20,0 5 25,0 11 55,0

20 Jika saya melakukan

pemeriksaan payudara sendiri, saya akan melakukannya secara berurutan sesuai tahapnya 2 10,0 4 20,0 10 50,0 4 20,0 10 50,0 9 45,0 1 5,0 0 0,0

(21)

Berdasarkan hasil distribusi jawaban pada Tabel 4.5, untuk pernyataan positif (1, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 17, 18 dan 20), yang banyak mengalami peningkatan menjadi sangat setuju adalah pernyataan ke-11 yaitu dengan melakukan SADARI dapat mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara menjadi 14 orang (70,0%) serta pernyataan ke-17 yaitu SADARI dilakukan seminggu sesudah menstruasi menjadi 15 orang (75,0%) yang menyatakan sangat setuju setelah diberikan penyuluhan tentang SADARI dengan menggunakan media video.

Untuk pernyataan negatif (2, 3, 4, 6, 8, 10, 13, 14, 16 dan 19), yang banyak mengalami peningkatan menjadi sangat tidak setuju adalah pernyataan ke-2 yaitu saya akan menjauh dari penderita kanker payudara karena saya takut tertular olehnya menjadi sebanyak 15 orang (75,0%) serta pernyataan ke-4 yaitu saya tidak akan periksa ke petugas kesehatan jika payudara saya keluar cairan kuning bercampur darah menjadi sebanyak 15 orang (75,0%) yang menyatakan sangat tidak setuju setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan media video.

Tabel 4.6 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Video tentang SADARI terhadap Sikap Pre-test dan Post-test Siswa SMAN 1

Simpang Empat

Sikap Mean p-value n

Sebelum Penyuluhan Kesehatan (Video)

42,75

< 0,001

20 Sesudah Penyuluhan Kesehatan

(Video)

70,70 20

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diperoleh rata-rata sikap responden tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan media video adalah 42,75. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan sikap responden tentang SADARI adalah 70,70.

(22)

Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan antara mean sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media video menunjukkan hasil p < 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata sikap siswa di SMAN 1 Simpang Empat tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media video.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang SADARI dengan Media Video

di SMAN 1 Simpang Empat

Kategori Sikap Sebelum Sesudah

n % n %

Baik 13 65,0 20 100,0

Tidak baik 7 35,0 0 0,0

Hasil analisis pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah siswi di SMAN 1 Simpang Empat yang memiliki sikap yang baik tentang SADARI adalah 13 orang (65,%) dan setelah mendapatkan penyuluhan dengan media video meningkat menjadi 20 orang (100%).

4.9 Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswi tentang SADARI di SMAN 1 Kisaran

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media leaflet dapat diketahui tingkat pengetahuan dan sikap siswi tentang SADARI yang dijabarkan sebagai berikut:

(23)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Leaflet

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 1. SADARI (Pemeriksaan Payudara

Sendiri) adalah upaya untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan di payudara yang dilakukan dengan meraba payudara sendiri.

1 5,0 19 95,0 18 90,0 2 10,0

2. SADARI perlu dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kanker payudara (penyakit keganasan).

11 55,0 9 45,0 18 90,0 2 10,0

3. Perempuan sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) mulai usia 20 tahun.

10 50,0 10 50,0 19 95,0 1 5,0

4. Seorang wanita penting untuk melakukan SADARI sebelum menderita kanker payudara.

6 30,0 14 70,0 16 80,0 4 20,0

5. Waktu yang tepat melakukan SADARI secara teratur setiap bulan adalah satu minggu setelah haid setiap bulan.

10 50,0 10 50,0 15 75,0 5 25,0

6. Pada saat melakukan SADARI, kita berdiri di depan cermin, dengan bahu lurus disamping tubuh, lalu tangan dipinggang dengan meregangkan otot ketiak dan membusungkan dada, gerakan ini bertujuan untuk memeriksa perubahan bentuk, ukuran payudara, apakah ada kerutan di puting atau lekukan pada kulit.

(24)

Tabel 4.8 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 7. Pada saat melakukan SADARI

kita berdiri di depan cermin, kedua tangan diangkat keatas gerakan ini dilakukan untuk mempermudah melihat adanya kerutan pada patudara akibat adanya perlekatan tumor pada payudara bagian bawah.

12 60,0 8 40,0 16 80,0 4 20,0

8. Pada saat melakukan SADARI kita masih di depan cermin, lalu kita menekan atau memencet

puting susu dengan

menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gerakan ini dilakukan untuk melihat apakah ada cairan, nanah dan darah yang keluar.

14 70,0 6 30,0 18 90,0 2 10,0

9. Pada saat SADARI dengan posisi berbaring, sewaktu memeriksa payudara sebelah kanan, maka meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan lengan kanan diposisikan diatas kepala bertujuan untuk meratakan jaringan payudara di dada dan mempermudah perabaan kalau tumbuh benjolan.

(25)

Tabel 4.8 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 10. Pada SADARI perabaan terhadap

payudara dengan menekan secara mantap namun lembut dengan jari-jari yang saling merapat dengan gerakan dari atas ke bawah, sisi ke sisi dan selanjutnya melingkar seperti lingkaran obat nyamuk pada setiap gerakan, gerakan ini bertujuan untuk mendapatkan apakah ada benjolan pada payudara.

12 60,0 8 40,0 17 85,0 3 15,0

11. Pada saat SADARI, dengan posisi duduk dilakukan perabaan ketiak dilakukan untuk mengeta-hui adanya benjolan pada ketiak.

6 30,0 14 70,0 15 75,0 5 25,0

12. Apabila saat melakukan perabaan ditemukan adanya benjolan dan kadang-kadang disertai rasa nyeri pada benjolan tersebut, maka tindakan selanjutnya adalah periksa ke dokter umum untuk pemeriksaan lanjut.

14 70,0 6 30,0 19 95,0 1 5,0

13. Bagian tangan yang digunakan untuk meraba payudara karena memiliki sensitifitas yang tinggi adalah bagian ujung jari jari tengah, jari telunjuk dan jari manis dengan posisi di rapatkan.

(26)

Tabel 4.8 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Jawaban

Sebelum Sesudah

Benar Salah Benar Salah n % n % n % n % 14. Teknis pelaksanaan SADARI

adalah sederhana, singkat, murah, mudah, tidak nyeri dan tidak merasa malu karena diperiksa sendiri.

10 50,0 10 50,0 18 90,0 2 10,0

15. Pemeriksaan SADARI setiap bulan sangat penting dilakukan secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan atau kelainan pada payudara dimana lebih cepat terdeteksi (benjolan masih kecil) lebih mudah diobati dan kemungkinan sembuh lebih tinggi (80-90%).

6 30,0 14 70,0 18 90,0 2 10,0

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 15 pertanyaan pengetahuan yang banyak mengalami peningkatan adalah pada pertanyaan nomor 1 yaitu SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah upaya untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan di payudara yang dilakukan dengan meraba payudara sendiri yaitu sebelum penyuluhan 1 orang (5,0%) benar menjadi 18 orang (90,0%) benar. Kemudian pertanyaan nomor 15 tentang pemeriksaan SADARI setiap bulan sangat penting dilakukan secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan atau kelainan pada payudara dimana lebih cepat terdeteksi (benjolan masih kecil) lebih mudah diobati dan kemungkinan sembuh lebih tinggi (80-90%) yaitu sebelum penyuluhan 6 orang (30,0%) benar menjadi 18 orang (90,0%) orang benar.

(27)

Tabel 4.9 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet tentang SADARI terhadap Pengetahuan Pre-test dan Post-test Siswa SMAN 1

Kisaran

Pengetahuan Mean p-value n

Sebelum Penyuluhan Kesehatan (Leaflet)

7,25

< 0,001

20 Sesudah Penyuluhan Kesehatan

(Leaflet)

13,05 20

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas diperoleh rata-rata pengetahuan responden tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 7,25. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang SADARI adalah 13,05. Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan antara mean pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan hasil p < 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata pengetahuan siswa di SMAN Kisaran tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media leaflet.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang SADARI dengan Media Leaflet

SMAN 1 Kisaran

Kategori Pengetahuan Sebelum Sesudah

n % n %

Baik 11 55,0 20 100,0

Tidak baik 9 45,0 0 0,0

(28)

Hasil analisis pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa jumlah siswa di SMAN 1 Simpang Empat yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI sebelum diberikan penyuluhan adalah 11 orang (55,0%) setelah mendapatkan penyuluhan dengan media leaflet meningkat menjadi 20 orang (100%).

Berdasarkan hasil sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media leaflet dapat diketahui sikap siswa tentang SADARI yang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Leaflet

No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

1 Sebagai seorang wanita saya harus selalu waspada terhadap kanker payudara. 1 5,0 4 20,0 8 40,0 7 35,0 14 70,0 6 30,0 0 0,0 0 0,0

2 Saya akan menjauh dari

penderita kanker payudara karena saya takut tertular olehnya 6 30,0 8 40,0 4 20,0 2 10,0 0 0,0 2 10,0 3 15,0 15 75,0

3 Saya akan diam saja jika

payudara saya membesar

selama payudara saya tidak terasa nyeri 5 25,0 5 25,0 8 40,0 2 10,0 0 0,0 0 0,0 6 30,0 14 70,0

4 Saya tidak akan periksa ke

petugas kesehatan jika

payudara saya keluar cairan kuning bercampur darah

5 25,0 8 40,0 5 25,0 2 10,0 0 0,0 1 5,0 4 20,0 15 75,0

5 Saya akan segera

memeriksakan diri

kepuskesmas jika payudara saya mengalami kemerahan dan terasa nyeri jika ditekan

0 0,0 5 25,0 10 50,0 5 25,0 12 60,0 8 40,0 0 0,0 0 0,0

(29)

Tabel 4.11 (Lanjutan) No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) Dan (%)

6 Saya akan melakukan SADARI jika sudah muncul keluhan seperti rasa nyeri

4 20,0 10 50,0 3 15,0 3 15,0 0 0,0 2 10,0 12 60,0 6 30,0 7 Saya melakukan pemeriksaan

payudara sendiri karena saya takut terkena kanker payudara

0 0,0 3 15,0 11 55,0 6 30,0 8 40,0 12 60,0 0 0,0 0 0,0 8 SADARI sebaiknya dilakukan

setelah ada gejala-gejala kanker payudara 8 40,0 9 45,0 3 15,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 10 50,0 10 50,0 9 SADARI merupakan

memeriksa payudara sendiri setiap bulan 3 15,0 5 25,0 9 45,0 3 15,0 12 60,0 7 35,0 1 5,0 0 0,0 10 SADARI dapat dilakukan oleh

perawat atau dokter pada seorang wanita 1 5,0 8 40,0 11 55,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 7 35,0 13 65,0 11 Dengan melakukan sadari

dapat mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara

0 0,0 6 30,0 10 50,0 4 20,0 14 70,0 6 30,0 0 0,0 0 0,0 12 SADARI merupakan salah satu

tindakan pengobatan kelainan payudara 0 0,0 4 20,0 9 45,0 7 35,0 11 55,0 9 45,0 0 0,0 0 0,0

13 Melakukan SADARI dapat

mencegah perkembangan

kelainan payudara yang

semakin kronis 3 15,0 13 65,0 4 20,0 0 0,0 0 0,0 2 10,0 9 45,0 9 45,0

14 Setiap melakukan pemeriksaan

payudara akan selalu

mengakibatkan rasa nyeri

1 5,0 12 60,0 6 30,0 1 5,0 0 0,0 2 10,0 10 50,0 8 40,0 15 Berdiri di depan cermin dapat

mendeteksi pembesaraan,

kesimetrisan dan perubahan warna kulit kedua payudara

0 0,0 10 50,0 10 50,0 0 0,0 12 60,0 7 35,0 1 5,0 0 0,0

16 Badan telungkup merupakan salah satu posisi yang baik untuk melakukan SADARI

4 20,0 11 55,0 4 20,0 1 5,0 0 0,0 2 10,0 4 20,0 14 70,0

(30)

Tabel 4.11 (Lanjutan) No Sikap Jawaban Sebelum Sesudah SS S TS STS SS S TS STS n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

17 SADARI dilakukan seminggu sesudah menstruasi 1 5,0 4 20,0 13 65,0 2 10,0 15 75,0 4 20,0 1 5,0 0 0,0 18 Saya akan selalu memeriksa

payudara saya sendiri pada hari ke 5-10 dari siklus haid saya dihitung dari hari I secara teratur tiap bulannya

2 10,0 6 30,0 9 45,0 3 15,0 10 50,0 10 50,0 0 0,0 0 0,0

19 Saya tidak perlu lagi

melakukan pemeriksaan pada payudara sendiri jika sudah tidak mengalami haid (menopause) 2 10,0 9 45,0 6 30,0 3 15,0 0 0,0 4 20,0 5 25,0 11 25,0

20 Jika saya melakukan

pemeriksaan payudara sendiri,

saya akan melakukannya

secara berurutan sesuai tahapnya 3 15,0 4 20,0 10 50,0 3 15,0 10 50,0 9 45,0 1 5,0 0 0,0

Berdasarkan hasil distribusi jawaban pada Tabel 4.11, untuk pernyataan positif (1, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 17, 18 dan 20), yang banyak mengalami peningkatan menjadi sangat setuju adalah pernyataan ke-11 yaitu dengan melakukan sadari dapat mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara menjadi 14 orang (70,0%) serta pernyataan ke-17 yaitu SADARI dilakukan seminggu sesudah menstruasi menjadi 15 orang (75,0%) yang menyatakan sangat setuju setelah diberikan penyuluhan tentang SADARI dengan menggunakan media leaflet.

Untuk pernyataan negatif (2, 3, 4, 6, 8, 10, 13, 14, 16 dan 19), yang banyak mengalami peningkatan menjadi sangat tidak setuju adalah pernyataan ke-2 yaitu

(31)

saya akan menjauh dari penderita kanker payudara karena saya takut tertular olehnya menjadi sebanyak 15 orang (75,0%) serta pernyataan ke-4 yaitu saya tida akan periksa ke petugas kesehatan jika payudara saya keluar cairan kuning bercampur darah menjadi sebanyak 15 orang (75,0%) yang menyatakan sangat tidak setuju setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan media leaflet.

Tabel 4.12 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet tentang SADARI terhadap Sikap Pre-test dan Post-test Siswa SMAN 1

Kisaran

Sikap Mean p-value n

Sebelum Penyuluhan Kesehatan (Leaflet)

43,70

< 0,001

20 Sesudah Penyuluhan Kesehatan

(Leaflet)

70,70 20

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas diperoleh rata-rata sikap responden tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 43,70. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan sikap responden tentang SADARI adalah 70,70. Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan antara mean sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan hasil p < 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata sikap siswa di SMAN 1 Kisaran tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media leaflet.

(32)

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan tentang SADARI dengan Media Leaflet

di SMAN 1 Kisaran

Kategori Sikap Sebelum Sesudah

n % n %

Baik 3 15,0 17 75,0

Tidak baik 17 75,0 3 15,0

Hasil analisis pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa jumlah siswa di SMAN 1 Simpang Empat yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang SADARI meningkat menjadi 15 orang (75,0%) dan 17 orang (75%) setelah mendapatkan penyuluhan dengan media leaflet.

Tabel 4.14 Distribusi Mean Pengetahuan dan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan tentang SADARI Menggunakan Media Video dan

Media Leaflet Media Rata-rata Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Perbedaan Video - Pengetahuan 6,85 13,05 6,2 - Sikap 42,75 70,70 27,95 Leaflet - Pengetahuan 7,25 13,05 5,8 - Sikap 43,70 70,70 27

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa mean pengetahuan dengan media video sebelum intervensi adalah 6,85 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 13,05 dengan perbedaan sebesar 6,2 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 6,2 setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI dengan media video.

(33)

Mean sikap dengan media video sebelum intervensi adalah 42,75 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 70,70 dengan Perbedaan sebesar 27,95 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 27,95 setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI dengan media video. perbedaan sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media video lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dibandingkan dengan pengetahuan siswa tentang SADARI.

Berdasarkan Tabel 4.13 juga diketahui bahwa mean pengetahuan dengan media leaflet sebelum intervensi adalah 7,25 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 13,05 dengan perbedaan sebesar 5,8 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 5,8 setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI dengan media leaflet.

Mean sikap dengan media leaflet sebelum intervensi adalah 43,70 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 70,70 dengan perbedaan sebesar 27 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 27 setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI dengan media leaflet. perbedaan sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media leaflet lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dibandingkan dengan pengetahuan siswa tentang SADARI.

(34)

4.10Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan dengan Media Video dan Media Leaflet tentang SADARI di SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran Tahun 2016 Gambaran distribusi Pengetahuan dan Sikap siswi SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran tentang SADARI sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan leafleat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video dan Media Leaflet tentang SADARI

Pengetahuan n Mean Perbedaan P-Value

Media Video 20 Sebelum Penyuluhan 6,85 6,2 0,001 Sesudah Penyuluhan 13,05 Media Leafleat 20 Sebelum Penyuluhan 7,25 5,8 0,001 Sesudah Penyuluhan 13,05

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan siswi rata rata mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan menggunakan media video dan media leafleat.

Tabel 4.16 Dristribusi Frekuensi kategori Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video dan Media Leaflet tentang SADARI

Pengetahuan Sebelum % Sesudah % n

Penyuluhan penyuluhan Video Baik 8 40,0 20 100 20 Tidak baik 12 60,0 0 0,0 Leafleat Baik 11 55,0 20 100 20 Tidak Baik 9 45,0 0 0,0

(35)

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa media video dan leafleat masing-masing dapat meningkatkan pengetahuan siswi rata-rata menjadi 100% setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

Tabel 4.17 Dristribusi Frekuensi Sikap Siswi SMAN 1 Simpang Empat dan Kisaran Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video dan

Media Leaflet tentang SADARI

Sikap n Mean Perbedaan P-Value

Media Video 20 Sebelum Penyuluhan 42,75 27,95 0,001 Sesudah Penyuluhan 70,70 Media Leafleat 20 Sebelum Penyuluhan 43,70 27 0,001 Sesudah Penyuluhan 70,70

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa sikap siswi SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran rata rata mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan menggunakan media video dan media leafleat.

Tabel 4.18 Dristribusi Frekuensi kategori Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video dan Media Leaflet tentang

SADARI

Sikap Sebelum % Sesudah % n

Penyuluhan penyuluhan Video Baik 13 65,0 20 100 20 Tidak baik 7 35,0 0 0,0 Leafleat Baik 15 75,0 20 100 20 Tidak Baik 5 25,0 0 0,0

(36)

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa media video dan leafleat masing-masing dapat meningkatkan sikap siswi rata-rata menjadi 100% setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

4.11Perbedaan Penyuluhan dengan Media Video dan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang SADARI di SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran Tahun 2016

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan dan sikap melalui penyuluhan dengan menggunakan media video dan media leaflet diuji dengan menggunakan uji Shapiro Wilks (n<30) dimana ketentuannya adalah data berdistribusi normal apabila nilai Sig.>0,05 sehingga diperoleh hasil analisis sebagai berikut:

Tabel 4.19. Hasil Uji Normalitas Data Perubahan Pengetahuan dan Sikap

Variabel Sig. Keterangan

Media Video

Perubahan Pengetahuan 0,002 Tidak Normal

Perubahan Sikap 0,295 Normal

Media Leflet

Perubahan Pengetahuan 0,002 Tidak Normal

Perubahan Sikap 0,800 Normal

Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan perubahan pengetahuan pada media video dan leaflet dan uji T-Independent untuk melihat perbedaan perubahan sikap pada media video dan leaflet yang disajikan pada Tabel 4.20 sebagai berikut:

(37)

Tabel 4.20 Perbedaan Media Video dan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Siswi tentang SADARI di SMAN 1 Simpang Empat

dan SMAN 1 Kisaran

Variabel Mean P Value

Perubahan Pengetahuan Media Video 13,05 0,495 Media Leaflet 13,05 Perubahan Sikap Media Video 27,95 0,625 Media Leaflet 27

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan tentang SADARI antara media video dan media leaflet (p=0,495) serta tidak terdapat perbedaan sikap tentang SADARI antara media video dan leaflet (p=0,625) di SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran.

(38)

BAB 5 PEMBAHASAN

Sasaran dalam penelitian ini adalah siswi SMAN 1 Simpang Empat dan SMAN 1 Kisaran yang berusia 13-18 tahun. Secara teoritis bahwa perempuan diharapkan memulai SADARI sejak usia 20 tahun, namun peneliti berusaha untuk mulai mengenalkan SADARI sejak anak usia dini sehingga ia akan lebih waspada dan dapat dengan teratur melaksanakan SADARI nantinya.

Sesuai dengan rekomendasi dari American Cancer Society yang menganjurkan bagi wanita yang mulai memasuki usia 20 tahun ke atas untuk melakukan pemeriksaan klinik payudara sekurang-kurangnya 3 tahun sekali dan mendapat informasi tentang keuntungan dan keterbatasan SADARI sehingga wanita yang memilih melakukan SADARI dapat melakukannya dengan tepat sesuai dengan pedoman tekniknya (Smith, 2003 dalam Urhuhe, 2015).

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator melalui media elektronika (TV, komputer, film, Video Film, CD, VCD dan sebagainya) sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilaku kearah positif terhadap kesehatan. Pengetahuan atau tingkah laku model yang terdapat dalam media audiovisual akan merangsang peserta untuk meniru atau menghambat tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku yang ada di media (Urhuhe, 2016).

(39)

5.1 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden pada Kelompok Penyuluhan dengan Media Video tentang SADARI di SMAN 1 Simpang Empat Tahun 2016

Media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung unsur media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dapat berupa fakta, bersifat informatif, edukatif maupun instruksional (Sadiman, 2009).

Kelebihan media video yaitu dapat menunjukkan kembali gerakan-gerakan, pesan-pesan dengan menggunakan efek tertentu sehingga dapat memperkokoh proses pembelajaran. Siswa memperoleh isi, susunan yang utuh dari materi pembelajaran yang digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks atau benda lain yang biasanya ada di lapangan. Proses pembelajaran dapat berlangsung secara mandiri dengan kecepatan masing-masing dengan adanya media video. Dapat digunakan dengan waktu yang bersamaan dengan lokasi yang berbeda dengan cara menempatkan monitor di kelas-kelas dengan lokasi yang berbeda dengan cara menempatkan monitor di kelas-kelas dengan media video dan materi yang sama. Media video dapat menarik perhatian penonton, menghemat waktu dan dapat diputar berulang kali tanpa merubah isi materi (Sadiman, 2009). Menurut Sadiman (2009) kelemahan pemutaran film adalah menggunakan listrik, memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks, perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi jarang diperhatikan. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

(40)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan, diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media video terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa SMAN 1 Simpang Empat. Setelah dilakukan penyuluhan dengan media video, seluruh item jawaban pada masing-masing pertanyaan mengalami perubahan.

Diperoleh rata-rata pengetahuan yang diberikan penyuluhan dengan media video sebelum intervensi mengalami peningkatan setelah intervensi penyuluhan mengenai SADARI dengan media video. Hal ini menunjukkan bahwa media video efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang SADARI.

Berdasarkan analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media video menunjukkan hasil yang signifikan yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap responden tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media video dapat merubah pengetahuan serta sikap siswa tentang SADARI.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasution (2015) di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang menunjukkan bahwa terdapat perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah pemutaran film. Penelitian Permatasari (2013) juga menyimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat. Hidayati (2013) juga menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tentang kanker

(41)

payudara dan demonstrasi ketrampilan praktik SADARI berpengaruh terhadap pengetahuan siswi tentang kanker payudara dan ketrampilan praktik SADARI di SMA Futuhiyyah Kabupaten Demak.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulastri (2012) di SMAN 9 Balikpapan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perubahan pengetahuan pada kelompok eksperimen dengan rerata (49.22) lebih besar daripada kelompok kontrol I (17.36), (p = 0.000) dan untuk perubahan sikap pada kelompok eksperimen (33.46) lebih besar daripada pada kelompok kontrol (25.94), (p = 0.000) sehingga ada perbedaan yang signifikasi penyuluhan kesehatan mengunakan video dalam SADARI terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pada remaja putri.

Media video mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari sasaran, dimana penggunaan audiovisual melibatkan semua alat indera, sehingga semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan isi informasi tersebut dapat di mengerti dan dipertahankan dalam ingatan, dan dengan efek gambar yang bergerak dan efek suara dapat memudahkan audiens memahami isi berita sehingga dapat menambah pengetahuan (Urhuhe, 2016).

Pemeriksaan payudara sendiri adalah upaya deteksi dini kanker payudara. Cara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SADARI remaja adalah melalui pelatihan SADARI dengan menggunakan Video. Promosi Kesehatan di sekolah berupa penyuluhan dengan

(42)

metode dan media promosi yang tepat dalam pelaksanaan dan penyerapannya merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Urhuhe, 2016).

Asumsi peneliti, perubahan sikap siswa dalam menanggapi SADARI menjadi lebih baik bukan hanya dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan. Sikap yang baik juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman baik dari keluarga, kerabat maupun teman yang pernah melakukan SADARI serta pengalaman keluarga yang pernah mengalami kanker payudara sehingga muncul motivasi untuk melakukan SADARI.

5.2 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden pada Kelompok Penyuluhan dengan Media Leaflet tentang SADARI di SMAN 1 Kisaran Tahun 2016

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah di mengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet sering di sebut pamflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata dan disajikan secara berlipat. Salah satu kegunaan leaflet adalah untuk mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan karena leaflet dapat dibawa kemana-mana. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy (Notoatmodjo, 2012).

(43)

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan, diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap SMAN 1 Kisaran. Setelah dilakukan penyuluhan dengan media leaflet, seluruh item jawaban pada masing-masing pertanyaan mengalami perubahan.

Hasil analisis juga menghasilkan nilai rata-rata pengetahuan dengan media leaflet mengalami peningkatan setelah intervensi yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat setelah penyuluhan mengenai SADARI dengan media leaflet. Rata-rata sikap dengan media leaflet juga mengalami peningkatan setelah intervensi dengan diberikan penyuluhan mengenai SADARI dengan media leaflet. Perbedaan rata-rata sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media leaflet lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dibandingkan dengan pengetahuan siswa tentang SADARI.

Hasil analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap responden tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat merubah pengetahuan serta sikap siswa tentang SADARI.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati pada tahun 2012 menyatakan terdapat pengaruh penyuluhan tentang

(44)

SADARI dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan SADARI. Hasil penelitian Melina (2013) juga menyatakan ada perbedaan keterampilan Sadari. Penelitian Nasution (2010) di Kecamatan Padang sidimpuan Selatan Kota Padang sidimpuan bahwa media leaflet memang efektif untuk merubah pengetahuan. Penelitian Yusrawati (2013) di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara bahwa secara rata-rata ada perbedaan yang nyata antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberi leaflet yaitu sebesar 8,40 menjadi 10,55.

Dalam penelitian kesehatan, metode leaflet digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi (perubahan sikap untuk mau melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara). Penjelasan yang dibaca dan dilihat dari leaflet yang menarik dapat membawa perubahan, ia tertarik atau dalam menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi dari sebuah leaflet itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat proses yang sejalan antara peningkatan pengetahuan dengan kenaikan dalam perubahan siswi tentang SADARI, hal ini sesuai dengan teori difusi inovasi yang dikemukakanoleh Rogers (1983) berhubungan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa sumber media melalui gagasan baru melalui penyebaran informasi untuk mempengaruhi motivasi dan sikap dari gagasan baru adalah terbentuknya pengetahuan.

(45)

5.3 Pengaruh Media Leafleat dan Media Video terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMAN 1 Kisaran dan SMAN 1 Simpang Empat

Berdasarkan hasil peningkatan pengetahuan dan sikap antara media leaflet dan video dengan menggunakan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan perubahan pengetahuan tentang SADARI antara leaflet dan video, dimana perubahan pengetahuan lebih besar pada video, artinya media video lebih efektif untuk merubah pengetahuan dibandingkan dengan media leaflet.

Informasi mengenai SADARI lebih mudah terserap dengan media video karena disertai audio dan visual yang menarik, sehingga praktik-praktik SADARI bisa lebih mudah dilihat karena dapat menampilkan setiap gerakan atau langkah-langkah SADARI, lebih jelas dan kegiatan lebih terarah, sedangkan media leaflet informasi yang diperoleh kurang mendalam karena hanya berupa gambar dan tulisan.

Sulistyorini (2010) mengatakan bahwa sedikitnya pengetahuan dengan menggunakan media leaflet karena tidak dapat memberikan informasi yang mendalam tentang suatu hal dan hanya dapat digunakan oleh orang-orang yang memiliki indra penglihatan yang normal dan sehat. Melihat hasil yang diperoleh bahwa dengan bantuan media cetak (leaflet) dan media elektronik (video) mampu menambah pengetahuan dan mampu mengubah sikap/persepsi siswi mengenai SADARI, hal ini menandakan telah terjadi dampak positif bagi siswi agar mau dan mampu bertanggung jawab terhadap kesehatan dan juga dapat menyalurkan ataupun menstransfer informasi ke banyak orang, sehingga kegiatan pembelajaran yang

(46)

berhubungan dengan kesehatan reproduksi sebaiknya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Melina (2014) menyatakan bahwa media video lebih efektif dibandingkan kan dengan media lefleat terhadap keterampilan SADARI. Sulastri (2012) yang meneliti mengenai penggunaan media video dapat meningkatkan perubahan pengetahuan dan sikap pada remaja putri dalam pemeriksaan payudara sendiri.

Dengan penyuluhan kesehatan menggunakan media leaflet dengan media video bisa meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi tentang SADARI, dimana pada media cetak hanya memberikan stimulus pada satu indra dan media video merupakan media yang lebih baik dalam peningkatan pengetahuan karena media ini memberikan stimulus dua indra. Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra, semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Menurut piramida Edgar Dale, seseorang dengan membaca akan mengingat 10% dari materi (Kumboyono, 2011). Menurut UNESCO (2012) mencatat indeks minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga media cetak (leaflet) kurang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dibanding media elektronik (video). Sadiman (2009) yang mengatakan bahwa media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan.

Gambar

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi dan   Media Penyuluhan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden tentang  SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Media Video
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswi Sebelum dan  Sesudah Penyuluhan tentang SADARI dengan Media Video
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk kelompok intervensi dan ke RSUD dr. Pirngadi Medan untuk kelompok kontrol. 2) Dari jumlah

Kriteria keefektifan: model pembelajaran kooperatif teknik Change Of Pairs (Bertukar Pasangan) ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa SMP kelas

Dari 30 orang tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu 15 orang kelompok perlakuan yaitu ibu hamil TM III yang sudah melaksanakan hipnosis selama 4X pertemuan dalam

Selanjutnya pada pernyataan kesembilan belas yang menyatakan pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan, responden yang menyatakan setuju

Peneliti hanya menggunakan tes keterampilan sepakbola, karena perlakuan yang diberikan berupa penyampaian materi latihan menggunakan media visual terhadap

Taraf signifikansi (α) adalah 5%.. Uji hipotesis keempat pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 21. Apabila hasil hipotesis menunjukan adanya keefektifan pada

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum KIE dengan media

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai tes akhir (Post test) pada kelompok eksperimen dan kelompok