BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah quasi-eksperiment dengan rancangan nonequivalent control group design yaitu memberikan perlakuan pada suatu kelompok, kemudian diobservasi sebelum dan sesudah intervensi (Polit & Beck, 2012). Desain ini digunakan untuk membandingkan hasil penelitian dengan 2 (dua) kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan pengukuran pretest maupun posttest. Rancangan ini digunakan untuk membandingkan pengaruh latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap kualitas hidup pada klien PPOK.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) rumah sakit yang berbeda, yaitu : 1. Untuk kelompok intervensi, penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap
RSUP H. Adam Malik Medan ;
2. Untuk kelompok kontrol, penelitian akan dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Pirngadi Medan
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data serta pengaplikasian data dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu dimulai sejak tanggal 12 Agustus sampai dengan tanggal 3 September 2015. Adapun Time Table Penelitian dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.1 Time Table penelitian
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK yang ada di instalasi rawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan untuk kelompok intervensi dan instalasi rawat inap RSUD dr. Pirngadi Medan untuk kelompok kontrol. 3.3.2 Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling dalam pemilihan sampel yaitu pengambilan sampel berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi) untuk dijadikan sampel (Polit & Beck, 2012).
3.3.3 Ukuran Sampel
Jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan power analisis pada studi awal untuk memperkirakan No Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Juni - 2015 Juli – 2015 Agustus - 2015 September - 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kolokium
2 Revisi Proposal
3 Pengurusan Ethical Clearence
4 Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data
5 Pengaplikasian Data
6 Penyusunan laporan hasil (Tesis)
7 Seminar Hasil
8 Revisi Hasil
ukuran sampel yang dibutuhkan untuk menghindari kesalahan. Penelitian ini mengukur dua variabel yaitu pengaruh latihan pernapasan posisi tripod dan pursed lips breathing terhadap kualiatas hidup dengan perkiraan ukuran sampel melalui uji dua mean menggunakan rumus Cohen’s-d, dalam menentukan effect size (d), dimana effect size adalah perbedaan antara dua mean populasi, dibagi dengan rata-rata standar deviasi (Polit & Beck, 2012).
d
= dimana :d = effect size
µ
1- µ
2=
perbedaan rata – rata (mean) kedua kelompokσ
= standard deviasi (SD)Penelitian ini menggunakan derajat kemaknaan sebesar 5 % ( α = 0,05) dan kekuatan uji sebesar 95 %. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan adalah : (a). Penelitian oleh Smeltzer, et. al. (2012), nilai mean kelompok kontrol = 5,215 dan nilai mean kelompok intervensi = 3,851 (perbedaan mean µ1 - µ2= 1,364) dengan SD (σ) = 2,389 ; (b). Penelitian oleh
Suci Khazana, et. al. (2012), nilai mean kelompok kontrol = 4,892 dan nilai kelompok intervensi = 3,716 (perbedaan mean µ1 - µ2 = 1,176) dengan SD (σ) =
1,929 ; (c). Penelitian oleh Kim, et. al. (2012), nilai mean kelompok kontrol = 5,699 dan nilai kelompok intervensi = 3,021 (perbedaan mean µ1 - µ2 = 2,678)
dengan SD (σ) = 2,328 ; (d). Penelitian oleh Afanji dan Hajbaghery (2011), nilai
µ
1- µ
2σ
mean kelompok kontrol = 6,329 dan nilai kelompok intervensi = 5,438 (perbedaan mean µ1 - µ2 = 0,891) dengan SD (σ) = 1,288.
d1 = 1,364 = 0,571 d2 = 1,176 = 0,610 2,389 1,929 d3 = 1,162 = 1,150 d4 = 0,891 = 0,692 2,328 1,288
d
= 0,571 + 0,610 + 1,150 + 0,692 = 0,756 4Selanjutnya berdasarkan tabel Cohen’s d Engan estimasi effect size 0,756 maka jumlah sampel yang diambil adalah 23 orang untuk kelompok intervensi dan 23 orang untuk kelompok kontrol, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 46 orang.
3.3.4 Kriteria Inklusi
Adapun kriteria inklusi pada peneliti ini adalah : 1) Klien terdiagnosa PPOK, dengan skala sesak > 1 2) Umur klien diatas 40 tahun.
3) Klien dalam keadaan sadar penuh dan koopratif.
4) Klien dapat berkomunikasi dengan baik secara verbal maupun non verbal. 3.3.5 Kriteria Eksklusi
Adapun kriteria eksklusi yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut : 1) Klien PPOK menolak tidak mau mengikuti program latihan pernapasan
dengan tripod position dan pursed lips breathing.
2) Klien PPOK meminta berhenti atau pulang sebelum menyelesaikan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing.
3) Klien PPOK dengan penyakit penyerta, PPOK dengan tumor paru, penyakit jantung dan ibu hamil.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Creswell (2003), prosedur pelaksanaan eksperimen harus dijelaskansecara rinci untuk melihat desain yang digunakan, pengamatan, perlakuandan garis waktu kegiatan. Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan secara bertahap yangmeliputi;
1) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk kelompok intervensi dan ke RSUD dr. Pirngadi Medan untuk kelompok kontrol.
2) Dari jumlah sampel sebanyak 46 orang (terdiri dari 23 orang pada kelompok intervensi dan 23 orang pada kelompok kontrol), kemudian ditetapkansubjek penelitian (responden) berdasarkan kriteria inklusi sampel dengan menggunakan teknik purposive samplinguntukmenentukan responden.
3) Memberikan penjelasan kepada kedua kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol) tentang program penelitian, ketentuan-ketentuan, dan aturan-aturan serta kesepakatan pada semua responden dan kesediaannyamenjadi sampel (informedconsent), sekaligus pengambilan data variabel karakteristik responden untuk kedua kelompok.
4) Pada kelompok kontrol tidak diberikan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing, hanya dikontrol dan mengikuti standart medis, namun tetap diberikan informasi dan penjelasan tentang latihan pernapasan dan kuisioner kualitas hidup CAT.
5) Pada kelompok intervensi, diberikan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing, namun sebelum penelitian dimulai diadakan pilot study.
6) Pada kelompok intervensi, jadwal yang dilakukan klien untuk latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingsebanyak 2x (dua kali) sehari, yaitu : 1 x (satu kali) sebelum makan siang dan 1 x (satu kali) sebelum makan sore selama 5 hari berturut-turut dengan durasi 30 menit latihan, serta setiap klien/responden mengisi lembar/ceklist kegiatan harian. 7) Sebelum dan sesudah 5 hari melakukan latihan pernapasan tripod position
dan pursed lips breathing, setiap responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol diberikan lembaran kuesioner kualitas hidup (kuesionerCAT), kemudian sesuai dengan pedoman kuesioner maka didapatkan nilai (skor) masing-masing responden. Dilakukan mulai dari hari kedua (H-2) sampai dengan hari kelima (H-5).
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel – variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari : (a). Variabel Confounding ; (b). Variabel Independen ; dan (c). Variabel Dependen . Variabel dan definisi operasional dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Definisi operasional dan variabel penelitian
Variabel Definisi Alat dan Hasil Ukur Skala Ukur Operasional cara ukur
Variabel Confounding (Karakteristik Responden) Jenis
Kelamin
Identitas biologi yang membedakan gender secara alami/kodrati Wawacara Memakai kuesioner Laki-laki Perempuan Nominal
Usia Indeks Massa Tubuh (IMT) Riwayat Merokok
Variabel Latihan Pernapasan Latihan Pernapasan Tripod Position dan Pursed Lips Breathing
Variabel Kualitas Hidup Kualitas
Hidup pada Klien PPOK
Latihan atau kegiatan terapi pernapasan dengan 3 tahapan posisi yaitu : neu-tral position, with arm sup-port dan with arm and head support serta digabungkan dengan menarik napas me-lalui mulut tertutup dan hi-dung serta mengeluarkan napas dari mulut dengan pola mengerutkan bibir se-perti orang bersiul
Lama hidup individu dari lahir sampai dengan ulang tahun terakhir dalam hitungan tahun,
Interval Kategori Usia : Usia 40-50 tahun Usia 51-60 tahun Usia 61-65 tahun Usia ≥ 66 tahun Wawacara Memakai Kuesioner Formula perhitungan untuk mengidenti-fikasi berat badan ideal berdasarkan berat badan dan tinggi badan satuan (kg/m2) Perhitungan Wawacara Memakai Kuesioner Kategori IMT : Kurus < 18,5 Normal 18,5-22,9 BB lbh dgn resiko 23-24,9 Obesitas - I 25-29,9 Interval Intervensi dan observasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi : Observasi Sebelum dan sesudah Nominal Merupakan tindakan (derajat) keadaan individu dimana dapat melakukan segala aktivitasnya dan dapat menikmati hasil dari aktivitasnya Kuesioner CAT Kategori : Sangat Buruk Skor CAT ≥ 30 Buruk Skor CAT 20-29 Normal Skor CAT 10-19 Baik Skor CAT < 10 Interval Ordinal Formula perhitungan untuk mengidentifikasi-kan individu pada waktu mulai merokok sampai berhenti merokok, Indeks Brinkman (IB) dengan pengkategorian : (a) Perokok ringan (b) Perokok sedang (c) Perokok berat Wawacara Memakai Kuesioner Kategori Ri-wayat Merokok: Perokok ringan = 0 - 200 Perokok sedang 200 - 600 Perokok berat > 600
3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Instrumen untuk data Karakteristik Responden
Instrumen data untuk responden adalah : Jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, IMT (Indeks Massa Tubuh) dan riwayat merokok.
2) Instrumen untuk data Kualitas Hidup
Instrumen data untuk kualitas hidup, berbentuk kuesioner memakai metode CAT. Langkah-langkah pemakaian instrumen CAT :
(1). Pertanyaan (lembaran observasi) : terdiri dari 8 (delapan) pertanyaan yang saling berlawanan ;
(2). Makna skor : masing-masing butir pertanyaan mengambarkan kondisi responden dan diberi tanda (X), peneliti memastikan setiap responden memilih satu jawaban untuk setiap pertanyaan, makna skor interval 0 – 5 dimana 0 = kondisi sangat baik dan 5 = kondisi sangat tidak baik ;
(3). Lembaran pedoman observasi level total skor : Setelah responden mengisi seluruh pertanyaan yang ada di instrumen CAT, maka ditotal seluruh nilai setiap pertanyaan, dengan interval level total skor adalah : a). Total Nilai < 10 ; Kategori Rendah dengan derajat PPOK Ringan ; b). Total Nilai 10 – 20 ; Kategori Sedang dengan derajat PPOK Sedang c). Total Nilai 21 – 29 ; Kategori Tinggi dengan derajat PPOK Berat ; d). Total Nilai ≥ 30 ; Kategori Sangat Tinggi dengan derajat PPOK
3.6.2 Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan instrumen. Content Validity Index (CVI) merupakan penilaian/beban maksimum dari tiap keterkaitan item, (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian ini sampel berjumlah 23 responden untuk kelompok kontrol dan 23 responden untuk kelompok intervensi, dengan instrumen jumlah kuesioner 8 item (dk = 2)
sehingga df = 23 - 2 = 21 ; (dari tabel r-product moment= 0,433 dengan α= 0,05).
Validitas untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada pelaksanaan pretest dan posttest dapat dikatakan valid apabila setiap item di kolom Corrected item-Total Correlation> r tabel, dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Tabel 3.3 Validitas untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Kuesioner 8 item
Pretest Posttest
Corrected item Corrected item
Total Correlation Total Correlation Kel Kontrol Kel Intervensi Validitas Kel Kontrol Kel Intervensi Validitas K-1 0.504 0.667 Valid 0.441 0.480 Valid K-2 0.484 0.784 Valid 0.488 0.762 Valid K-3 0.618 0.747 Valid 0.843 0.730 Valid K-4 0.475 0.633 Valid 0.717 0.713 Valid K-5 0.480 0.583 Valid 0.543 0.645 Valid K-6 0.586 0.498 Valid 0.539 0.692 Valid K-7 0.520 0.572 Valid 0.440 0.631 Valid K-8 0.576 0.438 Valid 0.514 0.467 Valid
3.6.3 Reliabilitas
Menurut Polit & Beck (2012), koefisien reabilitas merupakan salah satu indikator penting dari suatu mutu instrumen. Pada penelitian ini, data instrumen sampel berjumlah 23 responden untuk kelompok kontrol dan 23 responden untuk kelompok intervensi, dengan jumlah kuesioner 8 item (dk = 2) sehingga df = 23 - 2 = 21 ; (dari tabel r-product moment= 0,433 dengan α= 0,05).
Reliabilitas untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada pelaksanaan pretest dan posttest dapat dikatakan realibel apabila Nilai Cronbach's Alpha> r tabel, dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Tabel 3.4 Reliabilitas untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Kuesio ner 8 item
Pretest Posttest
Cronbach's Alpha Nilai
Realibi litas
Cronbach's Alpha Nilai
Realibi litas
if Item Deleted Cronbach's if Item Deleted Cronbach's
Kel Kontrol Kel Intervensi Alpha Kel Kontrol Kel Intervensi Alpha K-1 0.792 0.833 α = 0,810 Kel Kontrol Realibel 0.823 0.876 α = 0,829 Kel Kontrol Realibel K-2 0.794 0.821 Realibel 0.817 0.844 Realibel K-3 0.778 0.823 Realibel 0.768 0.842 Realibel K-4 0.796 0.839 Realibel 0.791 0.845 Realibel K-5 0.796 0.844 α = 0,858 Kel Intervensi Realibel 0.812 0.854 α = 0,871 Kel Intervensi Realibel K-6 0.780 0.852 Realibel 0.811 0.849 Realibel K-7 0.792 0.847 Realibel 0.830 0.854 Realibel K-8 0.781 0.864 Realibel 0.816 0.871 Realibel
3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data
Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan, mentabulasi, menyajikan, melakukanpenghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan pengujian hipotesis yang telah diajukan (Sopiyuddin Dahlan, 2010). Data dari hasil dokumentasi kemudian diolah dengan tahapan :
1) Editing :Tindakan koreksi terhadap isian formulir data yang telah dikumpulkan untuk mencegah kekosongan data yang dibutuhkan dan mengantisipasi kesalahan data guna memperoleh data yang akurat.
2) Coding :Tindakan memberikan kode pada setiap jawaban yang berbentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah dalam proses pentabulasian dan analsis data.
3) Entry Data : Tindakan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer sehingga dapat diamati dan dianalisis.
4) Cleaning ; Tindakan pengecekan (monitoring) kembali terhadap kesalahan data yang telahdimasukkan ke dalam sistem komputer sebelum dilakukan analisis sehingga hasil penelitian lebih akurat.
3.7.2 Analisis Data 1) Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis statistik deskriptif dari variabelpenelitian. Dalam hal penelitian ini,data variabel karakteristik responden (out-put) dianalisis dengan frekuensi (f) dan persentase (%).
2) Analisis Bivariat
Berdasarkan jumlah sampel dan jumlah item kuesioner CAT maka digunakanMann-Whitney test untukmengidentifikasi ada tidaknya pengaruh latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK, pada hari pertama sampai hari terakhir
penelitian antara kelompok intervensi dengankelompok kontrol.Apabila hasil analisis bivariat diperoleh p value<0.05(nilai - α) makadapat disimpulkan ada pengaruh dari latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap kualitas hidup
Tabel 3.5 Analisis data penelitian
No. Analisis Data penelitian Out-put
Diskripsi data pada Variabel Karakteristik Responden : jenis kelamin, usia, IMT (indeks massa tubuh), dan riwayat merokok pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
1.
4.
Frekuensi (f), persentase (%), Nilai Rata (Mean), standart deviasi (SD), Ni-lai Minimum – Maksimum
2. Diskripsi data pada Variabel Kualitas Hidup dengan total skor instrumen CAT untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) latihan pernapasan tripod position (TP) dan pursed lips breathing (PLB) pada klien PPOK
Frekuensi (f), persentase (%), Nilai Rata (Mean), standart deviasi(SD),Nilai Mi-nimum–Maksimum
3. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh /perbedaan yang signifikan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dari latihan pernapasan tripod position(TP)dan pursed lips breathing (PLB) terhadap kualitas hidup klien PPOK pada kelompok kontrol
Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh /perbedaan yang signifikan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dari latihan pernapasan tripod position(TP)dan pursed lips breathing (PLB) terhadap kualitas hidup klien PPOK pada kelompok intervensi
Apabila ƥ value<ƥ= 0,05 maka, adanya pengaruh yang signi-fikan dan ƥ value >ƥ = 0,05 maka Tidak adanya pengaruh yang signifikan
Apabila ƥ value <ƥ =
0,05maka, adanya pengaruh yang
sig-nifikan dan ƥ value >ƥ= 0,05 maka Tidak adanya pengaruh yang signifikan Analisis Bivariat
3.8 Pertimbangan Etik
Sebelum dilakukan penelitian harusmendapat persetujuan etik (ethical cleareance) dari Komite Etik FakultasIlmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Menurut Pollit & Beck (2004), pertimbangan beberapa etika penelitian yang harus diperhatikan diantaranya :
a) Prinsip Autonomy (menghargai martabat manusia)
Sebelum penelitian dilakukan responden diberi penjelasan secara lengkap dan detail. Pasien bebas menentukan pilihan untuk berpartisipasi atau tidak. Klien yang menjadi responden diberi kebebasan untuk mengundurkan diri pada saat berlangsungnya penelitian. Klien yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden di lembaran informed concent.
b) Prinsip Nonmaleficience
Hak untuk terbebas dari hal-hal yang membahayakan dan ekploitasi. Responden mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan. Penelitian ini menggunakan metode terapi (melakukan pergerakan/aksi)pada kelompok intervensi sehingga kemungkinan terjadinya resiko pada responden dapat terjadi. Untuk itu peneliti harus bertanggungjawab dan dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan (accident). Responden diupayakan semaksimal mungkin bebas dari rasa tidak nyaman akibat penelitian ini.
c) Prinsip Beneficience
Dalam penelitian latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing menciptakan umpan balik bagi responden sehingga diharapkan
dapat memberikan manfaat terhadap menurunnya keluhan sesak napas dan meningkatkan kualitas hidup.
d) Prinsip Keadilan (justice)
Responden berhak mendapat perlakuan yang adil dan jaminan privasi.Kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tetap memperolehperawatan dari rumah sakit dimana lokasi penelitian diadakan, sesuai prosedur yang berlaku. Perlakuan yang diberikan pada kelompok intervensi tidak berdampak merugikan bagikelompok kontrol, demikian juga sebaliknya, maka walaupun keduanyatidak diberikan perlakuan yang sama tentang latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingtidak melanggar prinsip etik juctice.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini pelaksanaan operasional dilakukan di rumah sakit yang berbeda, yaitu : Kelompok Kontrol, dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan dengan sampel 23 responden, sedangkan Kelompok Intervensi dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dengan sampel 23 responden.
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi : (a). Jenis kelamin dengan pengkategorian laki-laki dan perempuan ; (b). Usia,dengan pengkategorian : 1). Usia 40 – 50 tahun ; 2). Usia 51 - 60 tahun ; 3). Usia 61 – 65 tahun dan 4). Usia ≥ 66 tahun ; (c). IMT (indeks Massa Tubuh), dengan pengkategorian menurut WHO dan PERKENI (2011) : 1). IMT < 18,5 kg/m2
kategori Kurus ; 2). IMT 18,5–22,9 kg/m2 kategori Normal ; 3). IMT 23–24,9 kg/m2 kategori BB lebih dengan resiko dan 4). IMT 25–29,9 kg/m2 kategori Obesitas - I. ; (d). Riwayat merokok, dengan pengkategorian menurut GOLD (2012), Indeks Brinkman (IB) adalah : 1). Perokok ringan = 0 - 200 ; 2). Perokok sedang = 200 - 600 dan 3). Perokok berat > 600
Distribusi frekuensi karakteristik responden variabel jenis kelamin pada kelompok kontrol mayoritas laki-laki sebanyak 18 responden (78,3%) dan untuk kelompok intervensi mayoritas jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 responden (82,6%), hasil analisa penelitian variabel jenis kelamin nilai kemaknaan ƥ value = 1,000. Untuk distribusi frekuensi karakteristik responden variabel usia pada
kelompok kontrol mayoritas kategori di usia ≥ 66 tahun sebanyak 10 responden (43,5%), untuk kelompok intervensi mayoritas kategori di usia ≥ 66 tahun sebanyak 14 responden (60,9%), hasil analisa penelitian variabel usia, kelompok kontrol : Mean ± SD = 61,48 ± 9,51 ; Usia minimum – maksimum =41 – 75 tahun. Kelompok intervensi : Mean ± SD = 65,96 ± 9,52 ; Usia minimum – maksimum = 48 – 82 tahun, dengan ƥ value = 0,138.
Berdasarkan penelitian untuk distribusi frekuensi karakteristik responden variabel IMT (Indeks Massa Tubuh) pada kelompok kontrol mayoritas kategori obesitas – I (25 kg/m2 – 29,9 kg/m2) sebanyak 14 responden (60,9%), sedangkan untuk kelompok intervensi mayoritas kategori obesitas – I (25 – 29,9 kg/m2) sebanyak 12 responden (52,2%), pada Kelompok kontrol : Mean ± SD = 25,196 ± 2,887 ; IMT minimum – maksimum = 18,3 - 28,8 kg/m2. Kelompok intervensi : Mean ± SD = 24,352 ± 3,418 kg/m2 ; IMT minimum – maksimum = 16,8 - 29,4 dengan ƥ value = 0,310. Untuk karakteristik responden variabel Riwayat merokok adalah Kelompok kontrol : Mean ± SD = 514,78 ± 381,78
Berdasarkan penelitian untuk distribusi frekuensi karakteristik responden riwayat merokok pada kelompok intervensi mayoritas kategori perokok berat sebanyak 11 responden (47,8%), sedangkan untuk kelompok intervensimayoritas kategori perokok berat sebanyak 15 responden (65,2%), hasil dari analisa kelompok kontrol : Mean ± SD = 514,78 ± 381,78 ; Riwayat merokok minimum – maksimum = 0 – 1200. Kelompok intervensi : Mean ± SD = 635,65 ± 417 ; Riwayat merokok minimum - maksimum = 0 - 1600, dengan ƥ value =
0,305.Distribusi frekuensi untuk karakteristik responden dapat dilihat dari tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dan hasil analisa penelitian untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, IMT dan riwayat merokok (N=46).
4.2 Analisa Pengaruh Sebelum dan SesudahLatihan Pernapasan Tripod
Positiondan Pursed Lips Breathing Terhadap Kualitas Hidup pada Klien
PPOK Kelompok Kontrol (N=23)
Berdasarkan hasil dari penelitian, distribusi frekuensi derajat kualitas hidup (skor CAT) pada klien PPOK sebelum dan sesudahlatihan pernapasantripod No Variabel Kategori
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi f % Mean ± SD Min - Maks f % Mean ± SD Min - Maks 1 Jenis Laki-laki 18 78,3 - - 19 82,6 - - Kelamin Perempuan 5 21,7 4 17,4 2 Usia 41 - 50 tahun 4 17,4 61,48 ± 9,51 41 – 75 2 8,7 65,96 ± 9,52 48 - 82 51 - 60 tahun 6 26,1 5 21,7 61 - 65 tahun 3 13,0 2 8,7 ≥ 66 tahun 10 43,5 14 60,9 3 IMT < 18,5 kg/m2 1 4,3 25,196 ± 2,887 18,3 - 28,8 2 8,7 24,352 ± 3,418 16,8 - 29,4 18,5 - 22,9 kg/m2 4 17,4 3 13,0 23,0 - 24,9 kg/m2 4 17,4 6 26,1 25,0 - 29,9 kg/m2 14 60,9 12 52,2 4
Riwayat Perokok Berat 11 47,8
514,78 ± 381,78 0 - 1200 15 65,2 635,65 ± 417,0 0 – 1600 Merokok Perokok Sedang 7 30,4 4 17,4 Perokok Ringan 5 21,7 4 17,4
position dan pursed lips breathing untuk kelompok kontrol, mayoritas responden kategori sangat buruk sebesar 12 responden (52,5%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi derajat kualitas hidup (skor CAT) sebelum dan sesudah latihan pernapasanpada kelompok kontrol (N=23)
Hasil analisa dari pengaruh latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap derajat kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol, menunjukan sebelum latihan pernapasan Mean ± SD = 29,17 ± 3,486 ; rentang skor CAT minimum – maksimum = 23 – 37 dan sesudah latihan pernapasan Mean ± SD = 29,13 ± 3,468 ; rentang skor CAT minimum – maksimum = 23 – 37, dengan t = 0,439 dan ƥ value= 0,665. Hasil analisa penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil analisa pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol (N=23)
Skor
CAT Level CAT
Derajat PPOK
Derajat Sebelum Sesudah
Kualitas Hidup f % f %
< 10 Rendah Ringan Baik 0 0 0 0
10 - 20 Sedang Sedang Normal 0 0 0 0
21 - 29 Tinggi Berat Buruk 11 47.8 11 47.8
≥ 30 Sangat Tinggi Sangat Berat Sangat Buruk 12 52.2 12 52.2
Total 23 100 23 100
Kelompok Kualitas Hidup Mean ± SD t ƥ value
Skor CAT
Kontrol Sebelum 29,17 ± 3,486 0,439 0,665
4.3 Analisa Pengaruh Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan Tripod
Position dan Pursed Lips BreathingTerhadap Kualitas Hidup pada Klien
PPOK Kelompok Intervensi (N=23)
Berdasarkan hasil dari penelitian, distribusi frekuensi derajat kualitas hidup (skor CAT) pada klien PPOK sebelum dan sesudah dilakukan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing untuk kelompok intervensi. Menunjukan sebelum latihan pernapasan mayoritas responden mempunyai derajat kualitas hidup kategori buruk sebanyak 13 responden (56,5%) dan sesudah latihan pernapasan mayoritas responden mempunyai derajat kualitas hidup kotegori buruk sebanyak 15 respondn (65,2%). Distribusi frekuensi derajat kualitas hidup sesudah dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4Distribusi frekuensi derajat kualitas hidup (skor CAT) sebelumdan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing pada kelompok intervensi (N=23) .
Skor CAT Level CAT Derajat PPOK
Derajat Sebelum Sesudah Kualitas
Hidup f % f %
< 10 Rendah Ringan Baik 0 0 0 0
10 - 20 Sedang Sedang Normal 0 0 1 4.4
21 - 29 Tinggi Berat Buruk 13 56.5 15 65.2
≥ 30 Sangat Tinggi Sangat Berat Sangat Buruk 10 43.5 7 30.4
Total 23 100 23 100
Hasil analisa dari pengaruh latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi, menunjukan sebelum latihan pernapasan Mean ± SD = 28,91 ± 3,554 ; rentang skor CAT minimum – maksimum = 22 – 36 dan sesudah latihan
pernapasan Mean ± SD = 26,91 ± 3,356 ; rentang skor CAT minimum – maksimum = 19 – 31, dengan t = 5,33 dan ƥ value= 0,000.
Tabel 4.5 Hasil analisa pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingterhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi (N=23)
4.4 Hipotesis Pengaruh Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan Tripod
Position dan Pursed Lips Breathing Terhadap Kualitas Hidup pada
Klien PPOK Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi (N=46) Berdasarkan analisa dari penelitian pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan untuk kelompok kontrol didapat t = 0,349 dan ƥ value= 0,665, dan untuk kelompok intervensi didapat t = 5,330 dan ƥ value= 0,000. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil analisa pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol dan kelompok intervensi (N=46)
Kelompok Tahapan t ƥ value
Kontrol Sebelum 0,349 0,665
Sesudah
Intervensi Sebelum 5,330 0,000
Sesudah
Hipotesis dari hasil analisa penelitian untuk kelompok kontrol (ƥ value= 0,665 >ƥ= 0,05) adalah Ha = ditolak ; Ho = diterima, karena, tidak ada perbedaan atau pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan
Kelompok Kualitas Hidup Mean ± SD t ƥ value
Skor CAT Intervensi
Sebelum 28,91 ± 3,554
5,330 0,000 Sesudah 26,91 ± 3,356
pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol.
Hipotesis dari hasil analisa penelitian untuk kelompok intervensi ( ƥ value= 0,000 <ƥ= 0,05) adalah Ho = ditolak ; Ha = diterima, karena ada pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod positiondan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi.
Sehingga keseluruhan dari hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod positiondan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi. Bentuk interprestasi dari latihan pernapasan tripod positiondan pursed lips breathing pada klien PPOK adalah menurunnya skor CAT (kuesioner), akan menurunkan derajat PPOK sekaligus meningkatkan derajat kualitas hidup.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Interprestasi Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu di identifikasi untuk mengetahui gambaran terhadap ciri-ciri khusus responden yang berkaitan dengan penelitian, untuk memberikan informasi yang lebih lengkap. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, usia, IMT, dan riwayat merokok, yang secara konseptual sebagai faktor confounding yang diperkirakan mempunyai hubungan dan dapat mempengaruhi variabel penelitian ini.
Hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kelamin (ƥvalue = 1,000), usia (ƥvalue = 0,138), IMT (ƥvalue = 0,310) dan riwayat merokok (ƥvalue = 0,305) antara kelompok kontrol dan intervensi. Hal tersebut menunjukan bahwa data pada kedua kelompok tidak ada perbedaan yang signifikan atau homogen sehingga lebih mudah untuk melakukan generalisasi hasil penelitian.
Hasil penelitian untuk karakteristik responden dengan variabel jenis kelamin didapat : (a). Kelompok Kontrol = 18 responden (78,3%), (b). Kelompok Intervensi = 19 responden (82,6%).Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dari penelitian ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Menurut Martin, et. al. (2010), klien PPOK banyak dialami oleh laki-laki, dengan ratio klien laki-laki : perempuan = 7 : 2. Hal ini sejalan dengan pendapat Guyton & Hall (2010) bahwa kapasitas paru mempengaruhi klien PPOK dan perempuan mempunyai kemampuan kapasitas paru ± 20% - 25% lebih kecil dari pada laki-laki yaitu ± 30% - 35%.. Penelitian ini juga sejalan dengan riset dan penelitian
yang dilakukan oleh Suddarth & Brunner (2012), di 18 (delapan belas) Rumah Sakit yang ada di Eropa dengan kesimpulan umumnya klien PPOK adalah laki-laki dengan prevalensi 7 klien laki-laki-laki-laki dari 10 klien PPOK.
Hasil penelitian untuk karakteristik responden dengan variabel usia didapat : (a). Kelompok Kontrol, mayoritas berusia ≥ 66 tahun, sebanyak 10 responden (43,5%), Mean ± SD = 61,48 ± 9,510, dengan usia minimum - maksimum = 41 - 75 tahun, (b). Kelompok intervensi, mayoritas berusia ≥ 66 tahun, sebanyak 14 responden (60,9%), Mean ± SD = 66,59 ± 9,532, dengan usia minimum – maksimum = 48 – 82 tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dari penelitian ini mayoritas berusia ≥ 66 tahun. Menurut peneliti Philcer, et. al. (2008), klien PPOK dengan usia lebih muda membutuhkan perawatan lebih singkat dengan memiliki survival lebih tinggi, sedangkan usia lebih tua memiliki ketergantungan terhadap terapi dan medis. Hasil riset dan penelitian ini sesuai dengan pendapat Guyton & Hall (2010), bertambahnya usia akan terjadi proses biologis yang berdampak pada kemunduran fungsi organ tubuh termasuk paru, dengan rata-rata usia klien PPOK sebesar 65,5 - 72,5 tahun mencapai 87,6%.
Hasil penelitian untuk karakteristik responden dengan variabel IMT (Indeks Massa Tubuh) didapat : Kelompok Kontrol, mayoritas IMT 25–29,9 kg/m2, sebanyak 14 responden (60,9%), Mean ± SD= 25,196 ± 2,887, IMT minimum - maksimum = 18,3 – 28,8 kg/m2, (b). Kelompok Intervensi, mayoritas IMT 25–29,9 kg/m2, sebanyak 12 responden (52,2%), Mean ± SD= 24,352 ± 3,418, IMT minimum - maksimum = 16,8 – 29,4 kg/m2. Penelitian ini sesuai dengan observasi dan riset yang dilakukan Westerdhal, et. al. (2008), seseorang
yang memiliki IMT lebih tinggi mengambarkan kondisi obesitas yang berkaitan dengan penurunan kemampuan compliance paru, dengan nilai Mean ± SD= 25,12 ± 3,15. Menurut pendapat Barnes, et. al. (2010), dalam jurnal “Asma and COPD : Basic Mechanisme and Clinial Management ”, berat badan dan tinggi badan (IMT) berhubungan dengan kemampuan kinerja paru atau faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen (SO2), sehingga warning klien PPOK apabila
mempunyai IMT sebesar > 28 kg/m2.
Hasil penelitian untuk karakteristik responden dengan variabel riwayat merokok didapat : (a).Kelompok Kontrol,mayoritas kategori perokok berat sebanyak 11 responden (47,8%) ; Mean ± SD = 514,78 ± 381,77, riwayat merokok minimum – maksimum = 0–1200 ; (b).Kelompok Intervensi mayoritas kategori perokok berat sebanyak16 responden (65,2%) ; Mean ± SD= 635,65 ± 417,00, Riwayat merokok minimum - maksimum = 0 – 1600. Menurut Hatice Tel Aydin (2011), dalam penelitian tentang pengaruh asap rokok terhadap klien PPOK pasca terapi latihan pernapasan, menunjukan adanya intraksi pola pernapasan dengan asap rokok baik itu merokok secara pasif (Mean ± SD = 23,92 ± 4,348 ; ƥvalue= 0,043 ; r = 0,785) maupun aktif (Mean ± SD = 36,86 ± 5,590 ;
ƥvalue= 0,038 ; r = 0,885) dan salah satu faktor penyerta atau penyebab dari terjadinya PPOK riwayat merokok yang cukup tinggi. Hasil penelitian oleh penelitian Dimitra. N & Paul. J (2014), 72,25 % dari 482 sampel (klien PPOK) di 5 rumah sakit London (Inggeris), mengalami PPOK dengan salah satu variabel faktornya adalah riwayat merokok yang berat dan 9,53 % riwayat merokok yang sangat berat.
5.2 Interprestasi Hasil Analisa Pengaruh Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan Tripod Position dan Pursed Lips Breathing Terhadap Kualitas Hidup pada Klien PPOK Untuk Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathinterhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol didapat t = 0,439 ; ƥ value = 0,665 ; ƥvalue >α= 0,05, bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kualitas hidup pada waktu sebelum (Mean ± SD= 29,17 ± 3,486) dan sesudah (Mean ± SD = 29,13 ± 3,468) latihan pernapasan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim, et. al. (2012), pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pelatihan pernapasan, sehingga menambah tingkat pernapasan (RR ; Mean ± SD = 53,9 ± 13,3 ; ƥvalue= 0,172), karena klien PPOK yang tidak pernah melakukan latihan pernapasan akan menghambat pengeluaran CO2 (Mean ± SD = 23,9 ± 8,324 ; ƥvalue= 0,282) dan
mengurangi asupan oksigen (O2) kedalam intraalveolus. Menurut Sherwood
(2010), bahwa udara ke dalam dan keluar paru terjadi karena ada perubahan siklus tekanan intraalveolus yang tidak secara langsung ditimbulkan oleh otot-otot pernapasan yang digerakan.
Hal senada disampaikan oleh Kim, et. al. (2012), dalam penelitiannya tentang aktivitas otot dan pola pernapasan (FR) pada klien PPOK dengan latihan pernapasan tripod position, dengan sampel menunjukan peningkatan tekanan intraabdominal dan menurunkan tekanan diagfragma kebagian rongga abdomen, sehingga hasil data yang diperoleh : (a). Sebelum latihan pernapasan FRsebelum=
FRsesudah = 4,662 dengan ƥ value= 0,037 <α= 0,05 (Hipotesis Ha = diterima),
berarti ada pengaruh yang signifikan tentang aktivitas otot dan pola pernapasan sesudah latihan pernapasan tripod position.
Pada penelitian Maslow, et. al. (2011), di 6 (enam) rumah sakit nasional
Amerika Serikat (USA, National Hospital), dengan kesimpulan mempunyai rentang waktu yang lama terhadap peningkatan derajat kualitas hidup pada klien PPOK, dengan sistem medis (farmakologi) tanpa didukung latihan pernapasan (nonfarmakologi/terapi). Dari 720 responden di 6 (enam) rumah sakit 90,5 % (652 responden) dengan derajat kualitas hidup kategori sangat buruk (derajat PPOK sangat berat) meningkat pada kategori buruk (derajat PPOK berat) hanya sebesar 15,8% (103 responden), dengan ƥ value= 0,628 >α= 0,05.
Hal senada disampaikan oleh Ambrosino & Serradori (2011), penanganan klien PPOK tidak hanya mengandalkan terapi farmakologi saja melainkan terapi non farmakologi juga merupakan hal yang harus dilakukan, adapun terapi non farmokologi yang paling efektif yaitu dengan latihan pernapasan.
5.3 Interprestasi Hasil Analisa Pengaruh Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan Tripod Position dan Pursed Lips Breathing Terhadap Kualitas Hidup pada Klien PPOK Untuk Kelompok Intervensi
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi didapat t = 5,330 ; ƥ value = 0,000; ƥvalue <α= 0,05, ada perbedaan yang bermakna atau pengaruh yang signifikan dengan Mean ± SD sebelum = 28,91±3,554dan Mean ± SD sesudah = 26,91±3,356.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Naveen (2012), tentang efektifitas latihan pernapasan pursed lips breathing dan tripod position terhadap penurunan sesak napas pada klien PPOK terhadap 40 responden (metode penelitian : rancangan eksprimen randomized control trial pre post test ; tinjauan saturasi oksigen (SaO2) ; tindakan atau waktu penelitian 20 hari kontiniu/3 kali latihan
pernapasan dalam 1 hari ; instrumen pulse oxiometry. Hasil dari penelitian ini menunjukan : (a). tahapan sebelum latihan pernapasan, data SaO2mayoritas
responden mempunyai SaO2<90%, skala PPOK sangat berat, Mean ± SD =
88,92 ± 8 ; (b). tahapan sesudah latihan pernapasan menunjukan data SaO2mayoritas responden mempunyai 96% ≤SaO2< 99% skala PPOK berat ;
Mean ± SD = 94,83 ± 3,26. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan atau pengaruh penurunan sesak napas terhadap responden setelah 20 hari latihan pernapasan pursed lips breathing dan tripod position dengan ; ƥ = 0,007 ; r = 0,837 ; t = 5,941.
Penelitian Baraniak & Sheffied (2012), tentang, studi penelitian latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing ada 12 responden, tinjauan penelitian rutinitas pelaksanaan latihan pernapasan, data input per-minggu, waktu penelitian 3 minggu, instrumen CAT (COPD Assessment Test), rancangan penelitian pre-post test. Hasil penelitian menunjukkan : dari pretest ke posttest didapat ƥ = 0,024 ; t1 = 1,523; Kesimpulan penelitian, menunjukan adanya
pengaruh dan perbedaan yang signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup dalam latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing.
Pada penelitian Ambrosino & Serradori (2011), dengan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathingdapat meningkatkan kualitas hidup pada klien PPOK, dengan desain penelitian kuasi eksprimen pre dan post test kontrol dan intervensi grup, tinjauan instrumen spirometry.Dari sampel 120 responden terdiri dari 50 responden (41,67%) pada kelompok kontrol dan 70 responden (58,33 %) pada kelompok intervensi dengan masing-masing kelompok mempunyai derajat kualitas hidup sangat buruk (derajat PPOK sangat berat). Hasil dari penelitian ini menunjukkan untuk kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan pernapasan hanya 5 responden (10%) ada peningkatan saturasi oksigen (SaO2) dan derajat PPOK menurun dari kategori sangat berat menjadi
berat, sekaligus meningkatnya derajat kualitas hidup kategori sangat buruk menjadi kategori buruk (ƥ = 0,538 ; t = 0,221). Pengaruh yang signifikan pada responden kelompok intervensi setelah dilakukan latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing, sebesar 28 responden (40%) derajat kualitas hidup dari kategori sangat buruk menjadi normal dan 42 responden (60%) dari derajat kualitas hidup kategori sangat buruk menjadi kategori buruk (ƥ = 0,000 ; t = 9,548). Kesimpulan dari penelitian ini meningkatnya saturasi oksigen (SaO2),
berbanding terbalik dengan menurunya derajat PPOK dan berbanding lurus meningktnya derajat kualitas hidup.
5.4 Interprestasi Hasil Analisa Pengaruh Sebelum dan Sesudah Latihan Pernapasan Tripod Position dan Pursed Lips Breathing Terhadap Kualitas Hidup pada Klien PPOK Untuk Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Berdasarkan analisa penelitian, untuk kelompok kontrol sebelum dan sesudah latihan pernapasan didapat t = 0,349 ; ƥ value = 0,665 ; ƥvalue >α= 0,05
dengan hipotesis Ha = ditolak, Ho = diterima, karena, tidak ada perbedaan atau pengaruh sebelum dan sesudahlatihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing, terhadap derajat kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok kontrol. Untuk kelompok intervensi sebelum dan sesudah latihan pernapasan didapatt = 5,330 ; ƥ value = 0,000; ƥvalue <α= 0,05 dengan hipotesis Ho = ditolak, Ha = diterima, karena ada pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing terhadap derajat kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi”.
Pada penelitian yang dilakukan Willeput dan Sergysels (2011), menunjukan adanya peningkatanekspirasi akhir dan ekspirasi yang aktif sebesar t = 8,245 ; ƥ value = 0,012 ; F = 0,768 dari 20 responden pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah latihan pernapasan pursed lips breathing, sekaligus meningkatnya derajat kualitas hidup sebesar 65,8 % dari kategori buruk menjadi kategori normal, sedangkan untuk kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan pernapasan didapat t = -0,674 ; ƥ value = 0,527 ; F = 0,245; dari 20 responden, kualitas hidup sebesar 5,8% dari kategori buruk menjadi kategori normal. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan ada pengaruh pada latihan pernapasan pursed lips breathingpada klien PPOK, dengan peningkatanekspirasi akhir dan ekspirasi yang aktif pada pernapasan sekaligus meningkatkan derajat kualitas hidup.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramos, et.al.(2009), dengan desain penelitian kuasi eksprimen pretest dan posttest intervensi grouppada klien PPOK berderajat sangat buruk dengan tinjauan instrumen spirometry, sebanyak 18
responden. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan peningkatan saturasi oksigen (SaO2) pada latihan pernapasan tripod position (TP)secara signifikan t = 2,486 ; ƥ
value = 0,003 ; Mean ± SD = 2,591 ± 4,367, sekaligus meningkatkan derajat kualitas hidup sebesar 58 % (±10 responden) dari derajat kualitas hidup sangat buruk menjadi normal.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1) Pada kelompok kontrol, untuk hasil distribusi frekuensi sebelum dan sesudah latihan pernapasan tidak ada perbedaan mayoritas derajat kualitas hidup (skor CAT) antara 23 –37 = 12 responden (52,2%) ; level CAT = kategori sangat tinggi ; derajat PPOK = sangat berat ; dan derajat kualitas hidup = sangat buruk. Untuk hasil analisis sebelum latihan pernapasan didapat Mean±SD = 29,17± 3,486 ;(minimum - maksimum = 23 – 37) dan sesudah latihan pernapasan didapat Mean ± SD = 29,13±3,468; (minimum - maksimum = 23 – 37).
2) Pada kelompok intervensi, untuk hasil distribusi frekuensi sebelum latihan pernapasan mayoritas skor CAT antara 21 - 29sebanyak 13 responden (56,5%) ; level CAT = kategori tinggi ; derajat PPOK = kategori berat ; derajat kualitas hidup = kategori buruk ; Mean±SD = 28,91 ±3,554 ; (minimum-maksimum = 22 –36) dan sesudah latihan pernapasan untuk hasil distribusi frekuensi mayoritas skor CAT antara 21–29 sebanyak 15 responden (65,2%) ; level CAT = kategori tinggi ; derajat PPOK = kategori berat ; derajat kualitas hidup = kategori buruk ; Mean±SD = 26,91 ±3,356 ; (minimum-maksimum = 19 – 31).
3) Tidak ada perbedaan atau pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien
PPOK untuk kelompok kontrol dengan t = 0,349 ; ƥ value = 0,665 (ƥ value <α = 0,05).
4) Ada perbedaan atau pengaruh sebelum dan sesudah latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing terhadap kualitas hidup pada klien PPOK untuk kelompok intervensi dengan t = 5,330 ; ƥ value = 0,000 (ƥ value <α = 0,05).
6.2 Saran
1) Bagi perawat praktisi klinik untuk dapat mengkaji lebih dalam tentang latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing untuk meningkatkan kualitas hidup klien PPOK serta dapat mengaplikasikannya dalam pendekatan adaptasi Roy pada asuhan keperawatan.
2) Bagi institusi pendidikan dan pelatihan untuk dapat memasukkan sebagai materi pembelajaran latihan pernapasan dengan metode tripod position dan pursed lips breathingdan mengaplikasikan dalam praktek keperawatan dengan tetap memperhatikan kajian terbaru ilmu keperawatan pada keperawatan medikal bedah.
3) Bagi peneliti berikutnya, direkomendasikan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih mempertimbangkan pengaturan ruang dan waktu pada pemberian latihan pernapasan tripod position dan pursed lips breathing .