• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA SIARAN BERITA POJOK KAMPUNG DI JTV DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002(Analisis Isi Atas Penggunaan Bahasa Suroboyoan Dalam Siaran Berita Pojok Kampung di JTV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA SIARAN BERITA POJOK KAMPUNG DI JTV DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002(Analisis Isi Atas Penggunaan Bahasa Suroboyoan Dalam Siaran Berita Pojok Kampung di JTV)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAHASA SIARAN BERITA POJOK KAMPUNG DI JTV DALAM

TINJAUAN UNDANG-UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN

2002(Analisis Isi Atas Penggunaan Bahasa Suroboyoan Dalam Siaran

Berita Pojok Kampung di JTV)

Oleh: Muhammad Afwan ( 04220346 ) Communication Science

Dibuat: 2010-06-29 , dengan 8 file(s).

Keywords: Kata Kunci : Siaran Berita, Analisis isi, Undang-Undang Penyiaran

ABSTRAKSI

Memenuhi selera khalayak adalah salah satu tugas pengelola media televisi. Hal itulah yang berusaha di tunjukkan oleh JTV sebagai televisi lokal Jawa Timur melalui program berita Pojok Kampung. Tidak dipungkiri Bahasa Suroboyoan yang digunakan dalam Pojok Kampung menjadi salah satu daya tarik dan keunikan bagi pemirsanya. Namun disisi lain, bagi sebagian pemirsanya, menilai bahwa bahasa Suroboyoan yang digunakan terdengar kasar dan vulgar, jauh dari kesan intelektual dan cerdas yang menjadi ciri khas dari penyampaian sebuah program berita. Indonesia sendiri sebenarnya telah memiliki undang-undang yang mengatur tentang penggunaan bahasa dalam program acara televisi, yaitu Undang-undang no.32 tahun 2002 tentang penyiaran dan Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS). Peraturan ini menjelaskan tentang larangan penggunaan kata-kata kasar dan makian baik dalam bahasa Indonesia, bahasa asing maupun bahasa daerah yang diunggkapkan secara verbal maupun non verbal. Berangkat dari realitas bahwa ditengah kontroversi yang ada, JTV tetap mempertahankan penggunaan bahasa Suroboyoan dalam program berita Pojok

Kampung-nya, maka perlu dilakukan tinjauan lebih lanjut berdasarkan Undang-undang penyiaran yang berlaku. Adapun rumusan masalah penelitian ini ialah, bagaimana

penggunaan bahasa Suroboyoan dalam naskah berita Pojok Kampung di JTV dalam tinjauan Undang-undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002.

Teori yang digunakan antara lain tentang program siaran berita, bagaimana suatu berita dapat dikatakan berkualitas, bagaimana peranan bahasa dalam suatu kebudayaan, apa saja prinsip dasar bahasa jurnalistik televisi, bagaimana etika komunikasi dalam penyampaiyan berita di televisi, bagaimana isi dari pasal-pasal terkait yang mengatur tentang penggunaan bahasa siaran dalam Undang-undang Penyiaran No.32 Tahun 2002 dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS), dan yang terakhir ialah tentang analisis isi, yaitu bagaimana penerapan metode analisis isi untuk mengetahui kecendrungan isi dari sebuah pesan komunikasi.

(2)

Berdasarkan hasil analisa data, diketahui bahwa penggunaan bahasa siaran berita Pojok Kampung di JTV bertentangan dengan Undang-undang penyiaran no 32 tahun 2002,

khususnya tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3/SPS) bagian keempat pasal 52 tentang larangan penggunaan kata-kata kasar dan makian. Dalam siaran berita Pojok Kampung selama bulan Oktober hingga November 2009 ditemukan sebanyak 45 kosakata yang mengandung unsur menghina dan merendahkan martabat manusia, berkonotasi jorok, mesum, cabul serta vulgar, dengan frekuensi penggunaan terbesar pada kategori kata yang berkonotasi vulgar.

ABSTRACT

Fulfilling the expectations of audiences is one of the television media management tasks. It’s

an effort on JTV as a local television in East Java through Pojok Kampung news. There is no doubt, that Suroboyoan language used by Pojok Kampung news became one of the attractions and uniqueness for the audience. But on the other hand, some viewers judging that the

Suroboyoan language sound harsh and too vulgar, far from intellectual and intelligent impression which has become a special characteristic of a news program. Indonesia actually has enacted laws that governing the use of language in television programs, that is on

Broadcasting Act No.32 year 2002 and the decision of Indonesian Broadcasting Commission (KPI) about Code of Conduct and Standard Broadcasting Press Program (P3-SPS). This regulation describes the prohibition of using harsh and insults words, both in the Indonesian language, foreign languages and regional languages which expressed verbally and non verbally. Seeing the fact that JTV still retain using a Suroboyoan language on the existing of controversy, it is necessary to do further review on the broadcasting law in force. The formulation of this research problem is, how the uses of Suroboyoan language on Pojok Kampung news program JTV in review Broadcasting Act number 32 of 2002.

This research using theory about the news program, how news story can be said qualified, what the role of language in a culture, what the basic principles journalism language on television, how the ethics of communication in television news, what the content of related rules that regulate about the uses of language in Broadcasting Act No.32 of 2002 and Code of Conduct and Standard Broadcasting Press Program (P3-SPS), and the last one is about the content analysis, how the application of content analysis method to determine orientation content of a communication message.

This research is a kind of descriptive quantitative research using content analysis methods. The scope of this study is the transcript of Pojok Kampung news during the month October until November 2009. Unit analysis of this research is analyze per-word of each news story that was read in a Pojok Kampung news during month October until November 2009. Data are grouped into 6 categories of violations language structures adapted to the Code of Conduct Broadcasting and Press Standards Program (P3-SPS), which is an insulting or degrading language, obscene connotations, insulting religion or god, improper connotations, immoral and vulgar. This study uses coder to help test the reliability of the categorization. Data analysis techniques conducted with a frequency table is calculated based on the frequency of appearance of words that have been categorized.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Sub pokok pokok bahasan bahasan :: Pengertian, Pengertian, penyebab, penyebab, tanda tanda dan g dan gejala, ejala, Tempat Tempat berkembang berkembang biak biak

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali, et al , yang menyatakan bahwa anak yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam

Upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kesadaran pelaku usaha untuk mengajukan sertifikasi halal adalah Pertama, Pemerintah bekerjasama dengan LPPOM MUI proaktif

Kemudian untuk pengujian secara parsial menggunakan uji t-test di peroleh bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa adanya pengaruh negatif signifikan antara ukuran

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan lignin dari lindi hitam kulit buah nipah sebagai bahan baku perekat.. Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah

Dukungan keluarga yang baik dalam tahapan pemberian imunisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong ibu untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada

Namun sebagai golongan A3 terdapat beberapa bagian yang belum ideal yaitu tidak adanya perlindungan kontak tangan pekerja dengan bahan pangan, penanganan bahan pangan masih

Implementasi Bahasa Pemrograman Java Untuk Pengontrolan Aset Kantor Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Debi Setiawan DosenTeknologi Informatika STMIK-AMIK