• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Desain, dan Lokasi Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (quasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Desain, dan Lokasi Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (quasi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Desain, dan Lokasi

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (quasi research). Penelitian eksperimen semu menurut Wina Sanjaya (2013: 100) yaitu penelitian yang kelompoknya dilakukan secara acak. Eksperimen semu (quasi research) merupakan bentuk sederhana dari eksperimen murni (true research) yang sulit untuk dilaksanakan (Sugiyono, 2009: 114). Syaiffudin Azwar (2011: 11) menyatakan bahwa eksperimen semu dilaksanakan dan didesain semirip mungkin dengan eksperimen murni akan tetapi tidak semua variabel dapapt dikontrol.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian eksperimen semu menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Penggunaan desain penelitian eksperimen semu pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok kontrol/eksperimen 2 tidak dipilih secara random namun secara acak (Sugiyono, 2009: 116). Pada kelompok eksperimen 1 pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan sedangkan pada kelompok eksperimen 2 sebagai kelompok untuk menerapkan model pembelajaran Bamboo Dancing. Dalam penelitian ini kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol mendapatkan pelajaran yang sama pada mata pelajaran Matematika yaitu tentang “Bangun Segi Banyak Beraturan”, namun menggunakan penerapan model yang berbeda. Berikut gambar desain penelitian Nonequivalent Control Group Design yang ditampilkan dalam tabel 3.1 di bawah ini.

(2)

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

Group Pretest Tindakan Posttest Kelompok Eksperimen 1 O1.1 X1 O1.2 Kelompok Eksperimen 2 O2.1 X2. O2.2 Keterangan :

O1.1 : Observasi hasil pretest kelompok eksperimen 1 model pembelajaran Jigsaw.

X1 : Tindakan/perlakuan kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

O1.2 : Observasi hasil Posttest kelas ekperimen 1 menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

O2.1 : Observasi hasil pretest kelompok ekperimen 2 menggunakan model pembelajarn Bamboo Dancing .

X2 : Tindakan kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing.

O2.2 : Observasi hasil posttest kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing.

Desain dalam penelitian ini baik di kelompok eksperimen 1 ataupun di kelompok eksperimen 2 sama-sama diberikan pretest dan posttest namun menggunakan suatu tindakan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan pada kelompok eksperimen 2 menggunakan model pembelajarn Bamboo Dancing. Pemberian soal pretest pada masing-masing kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui keadaan awal apakan terdapat perbedaan antara hasil belajar kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Sedangkan postest diberikan setelah diberikan tindakan. Pada O1.2 posttest kelompok 1 diberikan setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw. Pada O2.2 posttest kelompok eksperimen 2 diberikan setelah mengikuti pembelajaran dengan penerpan model pembelajaran Bamboo Dancing.

(3)

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Gugus Diponegoro yang terletak di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga pada siswa kelas 4 untuk dijadikan penelitian. Dalam satu gugus terdapat beberapa Sekolah Dasar, sekolah yang dipilih mewakili satu gugus yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 03 sebagai SD inti, SD Negeri Sidorejo Lor 05 sebagai SD imbas dan SD Negeri Blotongan 02 sebagai SD jauh dari imbas. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2017. Karakteristik wilayan Sekolah Dasar yang ada di Gugus Diponegoro ialah terletak di pinggir kota. Letak sekolah berada sangat dengan jalan raya utama, sehingga mudah dijangkau oleh siswa dan sebagian besar siswa berasal dari daerah setempat. Surat izin penelitian terdapat pada Lampiran 1.

3.2. Variabel Penelitian

Sugiyono (2013: 3) menyatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu atribut sifat nilai dari objek, seseorang, maupun suatu kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1), variabel terikat (Y) dan variabel kovariat (X2).

a. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2013: 39) variabel bebas merupakan variabel yang memperngaruhi penyebab perubahan ada variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Bamboo Dancing (BD).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel terikat yang digunakakn dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa, yaitu hasil belajar yang diperoleh dari penerpan model pembelajaran Jigsaw dan Bamboo Dancing dalam materi pembelajaran Bangun Segi Banyak Beraturan.

(4)

c. Variabel Kovariat

Variabel kovariat menurut Sudjana (2012: 27) yaitu variabel yang digunakan untuk mengontrol proses belajar sebelumya. Variabel kovariat dalam penelitian ini yaitu penggunaan pretest.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil dalam suatu pembelajaran dimana siswa akan memiliki tanggung jawab pada setiap subtopik yang diberikan guru untuk mengolah informasi dengan cara mereka sendiri serta meningkatkan keterampilan komunikasi siswa

2. Model pembelajaran Bamboo Dancing adalah model pembelajaran yang akan mengaktifkan struktur kognitif peserta didik dimana pada waktu awal peserta didik akan menyimak penyajian informasi dari guru dan kemudian siswa akan belajar dalam kelompok yang berpasang-pasangan atau berhada-hadapan dan siswa akan saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan.

3. Hasil belajar matematika keefektivan dalam pembelajaran Matematika yang diraih oleh siswa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang diukur dengan menggunakan soal pilihan ganda.

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi

Sugiyono (2013: 61) menyatakan bahwa populasi merupakan suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

(5)

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kec. Sidorejo Kota Salatiga

No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa Kelas 4

1. SDN Sidorejo Lor 05 SD Inti 37 siswa 2. SDN Sidorejo Lor 01 SD Imbas 35 siswa 3. SDN Blotongan 02 SD Imbas Jauh 33 siswa 4. SDN Bugel 01 SD Imbaas Jauh 20 siswa 5. SDN Bugel 02 SD Imbas Jauh 18 siswa 6. SDN Blotongan 01 SD Imbas Jauh 19 siswa 7. SDN Sidorejo Lor 04 SD Imbas Jauh 41 siswa 8. SDN Sidorejo Lor 03 SD Imbas Jauh 46 siswa

Jumlah Keseluruhan 249 siswa

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 SD Gugus Diponegoro Kec. Sidorejo Kota Salattiga, dengan jumlah keseluruhan siswa yaitu 105 siswa

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2011: 118). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 Gugus Diponegoro. Namun, peneliti hanya akan meneliti 3 SD saja dari 8 SD negeri yang ada yaitu SDN Sidorejo Lor 03 sebagai SD Inti yang akan diberi perlakuan kelas 4A sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas 4B sebagai kelas eksperimen 2/kelas kontrol, SDN Sidorejo Lor 05 sebagai SD Imbas yang akan diberi perlakuan kelas 4A sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas 4B sebagai kelas eksperimen 2. SDN Blotongan 02 sebagai SD Imbas Jauh akan diberi perlakuan kelas 4A sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas 4B sebagai kelas eksperimen 2. Secara ringkas sampel penelitian ini akan disajikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Daftar Subjek Penelitian

No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa Kelompok 1. SDN Sidorejo Lor 03 SD Inti 23 Eksperimen 1

23 Eksperimen 2 2. SDN Sidorejo Lor 05 SD Imbas 19 Eksperimen 1 18 Eksperimen 2 3. SDN Blotongan 02 SD Jauh dari Imbas 15 Eksperimen 1 18 Eksperimen 2

(6)

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel berfungsi untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Clustrer Sampling. Menurut Sugiyono (2013: 120) Cluster Sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel apabila obyek yang akan dijadikan data penelitian sangatlah luas. Alasan pengambilan sampel menggunakan teknik sampling ini yaitu keterbatasan dana, waktu, ketelitian dan juga keterbatasan pengambilan sampel secara random. Sampel pada penelitian ini adalah SDN Sidorejo Lor 03 sebagai SD Inti, SDN Sidorejo Lor 05 sebagai SD Imbas, dan SDN Blotongan 02 sebagai SD jauh dari imbas.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan, memperoleh, atau mendapatkan data-data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ialah tes formatif. Hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari pretest dan posttest. Tes yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dalam ranah kognitif pada mata pemalajaran Matematika materi Bangun Segi Banyak Beraturan kelas 4 semester II. Sebelum membuat instrumen untuk pengam bilan data, maka sebelumnya dibuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu.

2. Non Tes

Teknik pengumpulan data secara non tes pada penelitian ini yaitu menggunakan observasi. Observasi yang dilakukan adalah mengamati dan memperhatikanaktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan aktivitas guru dalam berperan sebagai fasilitator saat

(7)

melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan Bamboo Dancing.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu:

1. Soal Tes

Suhandi Astuti, Slameto, dan Yari Dwikurnaningsih (2017: 38) menyatakan bahwa selain menjalankan kewajiban seorang guru yaitu mengajar, guru juga harus melakukan penilaian dalam pembelajaran, salah satunya penilaian pengetahuan atau penilaian kognitif. Menurut Mawardi (2014: 118) penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang berkaitan dengan aspek penguasaan materi pembelajaran secara kognitif. Peniliaian pengetauan dapat dilakukas secara tes. Pada teknik pengumpulan data berupa tes, instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar soal pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda. Instrumen yang digunakan untuk penelitian haruslah diuji dan diseleksi terlebih dahulu. Instrumen yang telah diuji akan dipilih dan digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang telah dipilih pada mata pelajaran Matematika yaitu “Luas dan Keliling Bangun Persegi, Persegi Panjang, dan Segitiga” sebanyak 45 soal pilihan ganda dengan rincian yaitu soal mudah sebanyak 11 soal, soal sedang sebanyak 30 soal dan soal sukar sebanyak 5 soal. Instrumen Soal Pilihan Ganda terdapat pada Lampiran 18.

Pembuatan instrumen validitas soal dibuat sebanyak 45 butir sooal untuk selanjutnya akan diambil sebanyak 20 soal yang layak setelah dilakukan uji kevalidan supaya layak digunakan dalam penelitian. Pengujian isntrumen akan dilakukan dengan jumlah responden 25 siswa. untuk menguji kelayakan soal akan digunakan software Anates V4 for Windows.

(8)

2. Lembar Observasi Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang digunakan untuk mengumpulkan data, untuk menjamin sintak dalam model pembelajaran terlaksana secara sistematis. Untuk itu dibuat kisi-kisi lembar observasi sistematika sintak model pembelajaran yang terdiri atas kegiatan guru dan kegiatan siswa.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw

No Kegiatan Guru No Item

Pertemuan 1

1. Guru membagi siswa secara heterogen dengan cara berhitung

1

2. Guru membagikan materi kepada kelompok 2

3. Guru mengarahkan siswa untuk membagi materi menjadi beberapa subbab

3

4. Guru membimbing siswa mempelajari subbab yang didapat

4

5. Mengarahkan siswa berkumpul dengan tim ahli untuk memperdalam topik.

5 Pertemuan 2

6. Guru mengarahkan siswa untuk kembali ke tim asal untuk membagikan informasi yang didapatkan selama dipelajari di tim ahli

6

7. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi 7

8. Guru bersama siswa membahas kuis 8

Pada tabel 3.4 di atas disajikan tentang kisi-kisi terlaksananya sintak model pembelajaran Jigsaw pada kegiatan guru. Selanjutnya untuk kisi-kisi terlaksananya sintak model pembelajaran Jigsaw pada kegiatan siswa pada tabel 3.5 berikut ini.

(9)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw

No Kegiatan Siswa No

Item Pertemuan 1

1. Siswa membentuk kelompok secara acak/heterogen dengan cara berhitung

1

2. Siswa menadapatkan materi yang telah dibagi menjadi beberapa subbab

2

3. Siswa membagi subbab-subbab kepada teman dalam satu kelompok

3

4. Siswa mempelajarari subbab yang didapatkan 4

5. Siswa berkumpul dengan tim ahli untuk membahas tentang subbab yang didapatkan

5 Pertemuan 2

6. Siswa kembali ke tim asal untuk membahas apa yang telah di tim ahli kepada teman-teman di tim asal

6

7. Siswa membahas hasil diskusi kelompok 7

8. Siswa bersama guru membahas kuis 8 Pada tabel 3.5 telah disajikan tentang kisi-kisi keterlaksanaan sintak model pembelajaran Jigsaw pada kegiatan siswa. berikut kisi-kisi keterlaksanaan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD) pada kegiatan guru dan kegiatan siswa.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD)

No Kegiatan Guru No

Item Pertemuan 1

1. Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran di mulai 1

2. Guru menjelaskan tujuan pembelanjaran 2

3. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Bamboo Dancing 3

4. Pemberian motivasi 4

5. Guru membagi kelompok dengan cara siswa berdiri di bangku masing-masing dan saling berhadapan

5

6. Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari informasi

6 Pertemuan 2

7. Guru membimbing pelaksanaan kegiaran pembelajaran 7

8. Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan materi yang telah di diskusikan

8 Kegiatan pembelajaran menggunakan model Bamboo Dancing dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Dalam awal pembelajaran guru harus memberikan apersepsi kepada siswa, selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran, lalu menjelaskan tentang model pembelajaran Bamboo Dancing setelah itu guru memberikan motivasi

(10)

kepada siswa agar semangat dalam menjalankan pembelajaran. setelah memberikan motivasi, lalu guru membentuk siswa berkelompok, selanjtunya guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk memperdalam materi yang mereka dapatkan.

Pada pertemuan ke dua guru harus membimbing berjalannya pelaksanaan kegiatan pembelajaran, lalu guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan dan tahap terakhir guru memberikan posttest.

Berikut pada tabel 3.7 akan disajikan kisi-kisi keterlaksanaan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD) pada kegiatan siswa.

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Siswa dengan Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD)

No Kegiatan Guru No Item

Pertemuan 1

1. Siswa memperhatikan guru 1

2. Siswa menyimak tujuan pembelajaran 2

3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembelajaran BD

3

4. Siswa membentuk kelompok 4

5. Siswa mempelajari materi dan mencari informasi terkait

5 Pertemuan 2

6. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran model BD 6

7. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi 7

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing menuntut siswa untuk menggali pengetahuan mereka sendiri. Model pembelajaran Bamboo Dancing diawali dengan pretest, lalu siswa memusatkan perhatian kepada guru supaya siswa fokus dalam pembelajaran, menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, menyimak penjelasan tentang model pembelajaran Bamboo Dancing mulai dari aturan-aturan dan juga bagaimana proses berjalannya pembelajaran. Selanjutnya siswa membentuk kelompok untuk membahas materi yang akan dibagikan oleh guru

Pada pertemuan kedua berisi proses kegiatan pembelajaran dengan teman, lalu siswa bersama guru bersama-sama membuat

(11)

kesimpulan pembelajaran yang telah didiskusikan dan yang terakhir siswa mengerjakan pretest.

3.5. Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran , dan Fungsi Pengecoh

3.5.1 Validitas

Menurut Sudjana (2008: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga menilai apa yang seharusnya benar-benar dinilai. Suatu item dapat dikatakan valid atau tidak digunakan suatu pedoman atau patokan untuk menentukannya yaitu menggunakan koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2011: 257) disajikan dalam tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Interval Koefisien Validitas

Sumber : Sugiyono, 2011: 257

Untuk menghitung validitas suatu item digunakan aplikasi AnatesV4 for Windows. Hasil uji kevalidan soal yang telah diujikan dapat diketahui. Dalam uji validitas soal tes setelah dianalisis menggunakan software Anates V4 for Windows dapat diketahui bahwa dari 45 soal pilihan ganda yang memenuhi syarat minimal signifikan atau dapat dijadikan soal untuk pretest dan posttest yaitu 20 soal. Hasil Uji Validitas berada di lampiran 5.

3.5.2 Reliabilitas

Setelah semua dinyatakan valid apa yang akan diukur, maka selanjutnya instrumen-instrumen yang ada perlu dilihat konsistensinya dengan cara mengukur reliabilitas dati masing-masing variabel. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan aplikasi Anates V4 for windows dengan Alphacronbach.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(12)

Tingkat kriteria reliabilitas suatu instrumen menurut Djemari Mardapi (2011: 25) sebagai berikut:

𝑎 ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 ≤ 𝑎 ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 ≤ 𝑎 ≤ 0,9 : reliabilitas bagus 𝑎 > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan software Anates V4 for Windows dapat diketahui bahwa Reliabilitas tes yaitu sebesar 0,76. Hasil uji Reliabilitas selengkapnya berada di lampiran 6.

3.5.3 Daya Pembeda

Menurut Zainal Afiri (2014: 133) daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum menguasai materi. Menurut Fernander seperti dikutip oleh Naniek Sulistya W (2011: 5.24) menyebutkan klasifikasi daya pembeda soal tes disajikan pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Klasifikasi Daya Pembeda Soal Tes

Indeks Kategori

D ≥ 0,40 Sangat Baik

0,30 ≤ D ≤ 0,40 Baik

0,20 ≤ D ≤ 0,30 Sedang

D < 0,20 Tidak Baik

Dari hasil uji daya pembeda butir soal tes menggunakan anates V4, daya pembeda yang terdapat yaitu 23 soal dengan kategori tidak baik, 4 soal dengan kategori sedang. 3 soal dengan kategori baik dan 16 soal dengan kategori sangat baik. Hasil uji daya pembeda soal tes menggunakan anates V4 akan disajikan dalam lampiran 9.

3.5.4 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan tingkatan suatu butir soal dimana siswa mampu dengan mudah menjawab soal tersebut atau siswa sangat sulit untuk memecahkan soal. Semakin rendah jawaban benar pada butir soal maka soal tersebut memiliki tingkat kesukaran. Untuk mengukur tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan software Anates V4 for windows.

(13)

Batas-batas tingkat kesukaran pada butir soal menurut Hayat dalam Suwarto (2013: 168) disajikan dalam tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Skala Tingkat Kesukaran Butir Soal Indeks Kesukaran (b) Kategori Soal

p > 0,70 Mudah

0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang

P < 0,30 Sukar

Hasil uji tingkat kesukaran butir sola menggunakan Anates V4 for windows yaitu terdapat 10 soal dengan kategori sangat mudah, 7 soal kategori mudah, 21 soal sukar dan 2 soal sangat sukar. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 10.

3.5.5 Fungsi Pengecoh

Fungsi pengecoh (Distactor) dalam penelitian ini berfungsi untuk membuat pola jawaban dalam butir soal pada soal berbentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak maka perlu untuk dilakukan uji fungsi pengecoh. Dalam penelitian ini untuk menguji fungsi pengecoh menggunakan software Anates V4 for windows.

Menurut Anas Sudijono (2011: 411), fungsi pengecoh dalam suatu butir soal dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distractor tersebut telah dipilih sekurang-kurangnya 5% dari seluruh peserta tes.

Hasil analisis fungsi pengecoh menggunakan software Anates V4 for windows yaitu didapatkan bahwa hasil fungsih pengecoh dapat diterima karena jawaban sudah dipilih oleh lebih dari 5% pengikut tes. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 12.

3.6.Prosedur Pemberian Perlakuan

Sekolah yang menjadi sampel penelitian dibagi ke dalam dua kelompok eksperimen yaitu eksperimen 1 dan ekperimen 2 yang akan mendapatkan masing-masing model pembelajaran yaitu model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD).kegiatan pemberi perlakuan dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru kelas untuk mengamati berjalannya langakh-langkah model pembelajaran berjalan secara sistematis. Kelompok kelas eksperimen 1 akan diberikan perlakuan

(14)

menggunakan model pembelajaran Jigsaw yaitu kelas 4A SDN Sidorejo Lor 05, kelas 4A SDN Sidorejo Lor 01, dan kelas 4A SDN Blotongan 2. Sedangkan kelompok eksperimen 2 akan mendapatkan perlakuan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD) yaitu kelas 4B SDN Sidorejo Lor 05, kelass 4B SDN Sidorejo Lor 01, dan kelas 4B SDN Blotongan 02.

3.6.1 Perlakuan Kelompok Eksperimen 1

Kelompok eksperimen 1 diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Berikut adalah sintak perlakuan, pertemuan pertama akan dilakukan sebagai berikut: a.) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung. b) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok. c) Guru menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk membagi materi yang telah dibagikan menjadi beberapa subbab. d) Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari subbab yang telah didapatkan kepada masing-masing siswa. e) Guru membimbing siswa untuk mempelajari materi yang didapatkan. Pada pertemuan kedua akan dilakukan sintak sebagai berikut: a) guru membimbing siswa untuk berkumpul bersama tim ahli (kepada siswa yang memiliki subbab yang sama). b) guru menginstruksikan siswa untuk benar-benar memperdalam materi dan juga bertukar informasi saat di tim ahli. c) guru membimbing siswa untuk kembali ke tim asal untuk membagikan hasil diskusi dan bertukar informasi di kelompok asal. d) guru membahas hasil diskusi kelompok. e) Guru memberikan kuis individu.

3.6.2 Perlakuan Kelompok Eksperimen 2

Kelompok eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD). Berikut adalah sintak perlakuan yang dilakukan pada pertemuan pertama : a) Guru melakukan apresepsi saat sebelum pembelajaran dimulai. b) Guru menjelaskan pelaksanaan model pembelajaran Bamboo Dancing (BD). c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu. sintak yang akan dilakukan pada pertemuan kedua yaitu: a) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan minat siswa pada

(15)

pembelajaran. b) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. c) Guru membimbing pelaksanaan kegiatan pembelajaran. d) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari informasi yang telah didapatkan oleh masing-masing siswa. e) Guru memberikan evaluasi.

3.7. Teknik Analisis Data Deskriptif dan Statistik 3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data deskriptif terdiri aras teknik analisis data deskriptif dan distribusi frekuensi. Teknik analisis data distribusi digunakan untuk mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada penghitungan suatu penelitian. Penghitungan data distribusi dapat dilakukan menggunakan Software SPSS 20.0. distribusi frekuensi merupakan presentase frekuensi jumlah data pada kelas interval. Penghitungan data distribusi dapat dilakuakn menggunakan software SPSS 20.0.

3.7.2 Teknik Analisis Data Statistik

Teknik analisis data terdiri atas Uji Persyaratan dan Uji Hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan data yang berdistribusi tidak normal, uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kesetaraan subjek yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilaksanakan uji beta atau Uji T sebagai acuan untuk menguji sebuah hipotesis. Uji Beda dapat dilaksanakan apabila uji prasyarat sudah dilakukan dan terpenuhi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apada data yang kita punya normal atau tidak, apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Suatu data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05 berarti bahwa Ho akan diterima (Duwi Priyatno, 2014: 75). Uji normalitas data dapat dilakukan menggunakan software SPSS 20.0. Sintak dalam menentukan uji normalitas data yaitu sebagai berikut: masukkan data  klik ana;yze-nonparametric test-legacy dialogs- 1 sample KS- ok. Hasil uji

(16)

Normalitas menggunakan Kormogolov-Smirnov pada nilai pretest dan posttest pada model pembelajaran Jigsaw dan Bamboo Dancing menunjukkan signifikansi > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Suatu data dapat dikatakan homogen apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05 (Syofian Siregar,2013: 170). Analisis uji homogenitas varian bisa dilakukan menggunakan software SPSS 20.0. Sintak pengujian Homogenitas varian yaitu: masukkan data klik analyze Descriptive Statistics explore masukkan nilai pretest ke dependent list masukkan nilai ke independent list.

c. Uji T atau Uji Beda

Uji T pada dasarnya menunjukkan pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Sugiyono, 2008: 244). Uji T dalam penelitian digunakan untuk membandingkan dua sampel. Dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest siswa dari dua kelompok, yaitu kelompok model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran Bamboo Dancing. Pengujian akan dilakukan menggunakan independent sample t-test dengan signifikansi > 0,05. Uji T dilakukan untuk menguji apakah ada perbedaan dalam sampel yang diberikan perlakuan yang berbeda. Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila skor signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan apabila signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

3.8. Uji Hipotesis Statistik dan Uji Hipotesis Penelitian 3.8.1 Uji Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. H0 = 𝜇1 < 𝜇2 artinya, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih unggul secara signifikan daripada model pembelajaran Bamboo Dancing terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD di Gugus Kec. Sidorejo Salatiga.

(17)

2. Ha = 𝜇1 > 𝜇2 artinya, dalam penerapan moel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih unggul secara signifikan daripada model pembelajaran Bamboo Dancing terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD di Gugus Diponegoro Kec. Sidorejo Salatiga.

3.8.2 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi pada Uji T > 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih unggul secara signifikan daripada model pembelajaran Bamboo Dancing terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD.

2. Jika nilai signifikansi pada Uji T < 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing lebih unggul secara signifikan daripada model pembelajaran Bamboo Dancing terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan dan kadar zat pengawet natrium benzoat pada produk saus tomat yang diperdagangkan di pasar tradisional (pasar

Penelitian tentang produksi polihdroksialkanoat (PHA) sudah lama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Departemen Teknik Kimia ITB, namun cara yang

Selain itu perlu diketahuinya pendapat dari pengguna jalan yang melewati simpang empat Juanda terkait dengan pembukaan by pass Juanda dan tol tengah Waru - Juanda

Misalnya pada 1620 VOC telah mengusir dan membunuh seluruh penduduk yang tidak mau menyerahkan rempah-rempahnya pada mereka (Ricklefs, 1991). Demikian juga

Tingkat profitabilitas pada suatu perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi, sehingga laba yang dijadikan sebagai

(1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan

Subfokus 4 (Pengembangan dan tindak lanjut strategik pembinaan kinerja guru yang dilakukan kepala sekolah) Mengetahui kondisi yang ada dari kinerja Guru serta bagaimana

Kerusakan yang terjadi pada lintasan dalam dan lintasan luar pada bantalan adalah kerusakan yang paling berbahaya dibanding kerusakan lain, pada Gambar 16 sinyal