• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP UNISMUH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP UNISMUH MAKASSAR"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh GelarSarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi Pendidikan Islam Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SUBANDIAH SAID NIM: 10519219914

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1440 H/2018 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iX Ahmad Nashir).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMP UNISMUH Makassar. (2) Pelaksanaan Evaluasi pembelajaran di SMP UNISMUH Makassar. Jenis penelitian ini menurut sifatnya adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh disusun dan diberi makna kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Subyek penelitian kualitatif ini adalah guru pendidikan agama islam di SMP UNISMUH Makassar.

Hasil penelitian diperoleh data bahwa: (1) Kompetensi profesional guru adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam setiap jenjang pendidikan. Guru yang dikatakan profesional itu adalah guru yang mampu menguasai materi, guru yang pedagogik, guru yang mampu mengelola kelas dengan baik, mampu memahami karakter siswa, yang memahami betul keadaan siswa, seorang guru juga harus mampu membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan (2) Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses dalam menentukan hasil dari kegiatan belajar yang sudah dicapai untuk menentukan hasil dari proses belajar. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru di SMP UNISMUH adalah dengan mengikuti langkah-langkah evaluasi yaitu tes tertulis, tes lisan, tugas dan praktek. Dalam evaluasi tersebut guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai denga mata pelajaran yang diajarkan guru.

(7)

viii

KATA PENGANTAR

َﻥْﻳِﻠَﺳ ْﺭُﻣْﻟﺍ َﻭ ِءﺎَﻳِﺑْﻧَﻷْﺍ ِﻑ َﺭْﺷَﺃ ﻰَﻠَﻋ ُﻡَﻼﱠﺳﻟﺍ َﻭ ُﺓَﻼﱠﺻﻟﺍ َﻭ َﻥْﻳِﻣَﻟﺎَﻌْﻟﺍ ِّﺏ َﺭ ِ ِ ُﺩْﻣَﺣْﻟﺍ

ُﺩْﻌَﺑ ﺎﱠﻣَﺃ َﻥْﻳِﻌَﻣْﺟَﺃ ِﻪِﺑْﺣَﺻ َﻭ ِﻪِﻟَﺍ ﻰَﻠَﻋ َﻭ

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir laporan skripsi dengan baik.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang berkat syafaat dan barokah beliau kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

Penulisan skripsi dengan judul ”Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajara Di SMP UNISMUH Makassar, dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammdiyah Makassar.

Selanjutnya peneliti menyampaikan ucapan terimah kasih teriring doa kepada seluruh pihak yang telah membantu, mendukung dan memperlancar terlselesaikannya laporan skripsi ini, khususnya penyusun sampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua tercint ayaitu bapak Said Abdullah dan ibu Badariah Abdullah,dengan segala kerendahan dan kemuliaan hati telah

(8)

ix

mendidik, membesarkan, dan mendukung seluruh proses perjalanan studi peneliti, yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam hidup peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. DR. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd. I, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Amirah Mawardi S.Ag, M.Si., Dan Nurhidayah S.Pd.I, M.Pd, Ketua dan Sekertaris Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah banyak membantu peneliti dalam pelayanan akademik sertamem berikan pengarahan, petunjuk danmotivasi dan doa pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Hj. Atika Ahmad, M.Pd dan Ahmad Nashir, S.Pd. I., M.Pd. I Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah memimbing dan memberikan ilmu kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh dosen serta jajaran civitas akademik Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak kepala SMP Unismuh Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

8. Nenek, Om, Tante yang tidak bisa kusebutkan satu persatu dan Kakanda, Rekan-rekan sahabat dan adek-adek yang tidak bias

(9)

x

kusebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan terbesar dalam penyelesaian skripsi peneliti terkhusus teman-teman mahasiswa angkatan 2014 yang juga telah memberikan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini.

9. Terakhir ucapan terimah kasih juga di sampaikan kepada mereka yang tidak peneliti sebutkan satu-persatu tetapi telah banyak membantu baik dalam bentuk moril maupun materi dalam penyelesaian sripsi ini. Semoga semua pihak yang telah membantu memperoleh balasandari Allah SWT, Amin.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini serta demi meningkatkan kualitas dan profesionalitas serta integritas dalam dunia pendidikan.

Akhirnya peneliti berharap bahwa apa yang telah penyusun curahkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya Amin.

Makassar 13 muharram 1440H

23 september 2018

(10)

i

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang ... 1 B. Rumusan masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kompetensi Guru PAI... 8

1. Pengertian Kompetensi Guru ... 8

2. Urgensi Kompetensi Guru ... 11

3. Kompetensi Profesional ... 13

B. Evaluasi Pembelajaran ... 15

1. Pengertian , Tujuan, Fungsi Evaluasi ... 15

2. Prinsip-prinsip Evaluasi ... 22

3. Teknik Evaluasi ... 23

4. Langkah-langkah Evaluasi ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi dan objek penelitian ... 35

C. Fokus Penelitian ... 35

D. Sumber Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Lokasi Objek Penelitian ... 42

(11)

ii

Evaluasi Pembelajaran di SMP Unismuh Makassar ... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal.

Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya.

Dalam Undang-undang SISDIKNAS No 14 tahun 2005

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

(13)

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.1

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa.Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pun harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Komponen-komponen yang terpenting adalah tujuan, materi, evaluasi.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar

1Mulyasa,

Standar Kompetensi Sertifikasi Guru,(Bandung:PT.Remaja

(14)

mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang.

Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan pembelajaran.

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan K -13 Yang paling penting dalam hal ini adalah guru. Sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Dalam syariat Islam, meskipun

(15)

tidak terpaparkan secara jelas, namun terdapat hadits yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu harus dilakukan oleh ahlinya (orang yang berkompeten dalam tugasnya tersebut).

ْﻧَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿ َﺭ َﺓ َﺭْﻳ َﺭُﻫ ﻲِﺑَﺃ ْﻥَﻋ

ُﻪ

َﻝﺎَﻗ

:

َﻝﺎَﻗ

َﻭ ِﻪْﻳَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲ ُﻝ ْﻭُﺳ َﺭ

َﻡﱠﻠَﺳ

:

َﺔَﻋ ﺎﱠﺳﻟﺍ ِﺭِﻅَﺗْﻧﺎَﻓ ِﻪِﻠْﻫَﺃ ِﺭْﻳَﻏ َﻰﻟِﺇ ُﺭْﻣَﻷْﺍَﺩِﻧْﺳُﺃ ﺍَﺫِﺇ

.

)

ﺎَﺧُﺑْﻟﺍ ُﻪَﺟ َﺭْﺧَﺍ

ْﻲِﻓ ﱡﻱ ِﺭ

ِﺏﺎَﺗِﻛ

ْﻕﺎَﻗ ِﺭﻟﺍ

(

Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda “Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya (HR. Imam Bukhari).2

Dari hadis di atas, dijelaskan bahwa seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu, meniscayakan mempunyai ilmu atau keahlian (kompetensi) yang sesuai dengan kebutuhan jabatan tersebut.Hal ini sejalan dengan pesan kompetensi itu sendiri yang menuntut adanya profesionalitas dan kecakapan diri.Namun bila seseorang tidak mempunyai kompetensi dibidangnya (pendidik), maka tunggulah saat-saat kehancurannya.-

Terlebih lagi bagi seorang guru agama, ia harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru agama,

2

Al-Iman Bukhari dan Abu Hurairah r.a, Shahilul Bukhari Bi Haasyiati Al-Iman As-Sindy, (Libanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiah, 2008), h.224

(16)

disamping melaksanakan tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran.

Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.

Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar mengajar.3

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar.

3PrasetyaIrawan,

Evaluasi Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PAU-PAI,

(17)

Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran ini diabaikan. Dimana guru terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal ujian atau tes (formatif) , soal tes disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi penyusunan soal yang baik dan benar serta pengolahan evaluasi pembelajaran yaitu pada pelaksanaan evaluasi formatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran dalam bentuk skripsi yang berjudul KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAMPELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP UNISMUH MAKASSAR.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Unismuh Makassar?

2. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMP Unismuh Makassar?

(18)

3. Bagaimana Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMP Unismuh Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

1. Kompetensi professional guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya di SMP Unismuh Makassar. 2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Unismuh Makassar.

3. Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMP Unismuh Makassar

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penulisannya yaitu 1. Kegunaan praktis, yaitu dalam hal ini penulis berusaha agar dapat menemukan kompetensi profesional guru dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Di SMP Unismuh Makassar.

(19)
(20)

8

A. Kompetensi Guru PAI

1. Pengertian Kompetensi Guru

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Satu kunci pokok tugas dan kedudukan guru sebagai tenaga profesional menurut ketentuan pasal 4 UU Guru dan Dosen adalah sebagai agen pembelajaran (Learning Agent) yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

(21)

Sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran sentral dan cukup strategis antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.1

Menurut kamus besar Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.2

Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.3

Charles E. Johnson, dalam Muh. Uzer usman mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.4

Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangnan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.5

1

Trianto dan Titik Triwulan Tutik,Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi dan Kesejahteraan, ( Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet Ke 1, h-71

2

Moch.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2005), Cet ke 17, h-14

3

Kunandar, Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan DanSukses Dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo persada,2007) h- 51

4

Charles E.Johnson dalam uzer usman, Loc.Cit.

5

(22)

Menurut Muh. Uzer Usman kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.6

Namun, jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman bathin dan kesehatan mental pada umumnya.Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya.

Menurut Zakiyah Darajat kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar.7

Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama di samping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak serta

6

Kunandar.Op.Cit. H-55

7

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,

(23)

menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan para peserta didik.

Kemampuan guru khususnya guru agama tidak hanya memiliki keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkan.Namun seorang guru agama hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal-hal mengenai tugas-tugas kependidikan seorang guru agama tersebut.

2. Urgensi Kompetensi Guru

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuanyang diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional, baik secara akademis maupun non akademis.

Menurut Oemar Hamalik, kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

(24)

pendidikan apapun.Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat.Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru.Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum.Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin.8 Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.

Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki meliputi:

1) Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual.

2) Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap, menghargai pekerjaan dan sikap dalam

8

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

(25)

menghargai hal-hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya.

3) Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau berperilaku.9

3. Kompetensi Profesional

Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.10

Kompetensi profesional merupakan kemampuan

penguasaan materi, pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai berikut:

1. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

2. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

3. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

4. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan

5. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

6. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

7. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik11

9Asrorun Ni’am,

Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta : eLSAS, 2006), Cet

Ke 1, h 18

10Asrorun.

Op. Cit.h- 199 11

(26)

Dalam standar kompetensi guru SMP Unismuh, guru yang berkompeten mampu melaksanakan evaluasi proses dan hasil serta manfaat pembelajaran yaitu dengan.

1. Mengidentifikasi berbagai jenis alat atau cara penilaian 2. Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar 3. Membuat dan mengembangkan alat evaluasi sesuai

kebutuhan

4. Menentukan kriteria keberhasilan dalam melakukan evaluasi 5. Menganalisis hasil evaluasi dan melaksanakan tindak

lanjut.12

Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1. Kompetensi Pedagogik

Yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan penge

mbangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi

12

(27)

hal-hal sebagai berikut:

1. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. pengembangan kurikulum / silabus 4. Perancangan pembelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran

7. Evaliasi Hasil Belajar (EHB)

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

(28)

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk.

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik; 4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

B. Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian, Tujuan, Fungsi Evaluasi

Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa, guru diharuskan memiliki

(29)

kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa, karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar mengajar.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann di dalam buku Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.13

Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung beberapa pengertian, diantaranya adalah:

1) Menurut Norman Gronlund, di dalam buku Ngalim Purwanto dalam buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauh mana tujuan dicapai oleh siswa.

2) Wrightstone dan kawan-kawan, Dalam Ngalim Purwanto evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilainilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.14 Selanjutnya, dalam Slameto, mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai berikut:

1) Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.

13Ngalim Purwanto,M.P,

Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet Ke-12, h-3

14

(30)

2) Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

3) Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.

4) Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.15

Menurut Oemar Malik Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen-komponen raw input, yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana); komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran; komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.16

Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program pengajaran, maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam

15Slameto,

Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), Cet ke-3, H-6

16

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet

(31)

penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.

Menurut Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksankan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau sub pokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik .telah terbentuk. sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.17

Secara umum, dalam bidang penidikan, evaluasi bertujuan untuk: 1) Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk

sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2) Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta.18

17

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada,2006), Ed. 1-6, h-23

18Anas Sudijono

(32)

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evluasi dalam bidang pendidikan adalah:

1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.19

Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan, metode, atau teknik. Tujuan utama dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran.

2) Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3) Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.

Dalam keadaan pengambilan keputusan proses

pembelajaran, evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai pembantu dan pengontrol

19

(33)

pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping itu, fungsi evaluasi proses adalah memberikan informasi tentang hasil yang dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan tehadap perbaikan program lebih lanjut yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik (feedback) bagi guru dalam mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan dicapai.20

Dalam keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi untuk:

1) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa.

2) Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.

3) Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa atas suatu unit pelajaran.

4) Menegtahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.

5) Menunjang pelaksanaan BK di sekolah. 6) Memberi laporan kepada siswa dan orang tua

7) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

8) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan (streaming)

9) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan, serta

10) Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan

11) Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.

12) Sebagai alat motivasi belajar mengajar

13) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.21

20Ahmad sofyan. Dkk,

Evaluasi Pelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: UIN Jakarta press,2006), Cet Ke-1, h-31-32

21

(34)

Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran.Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.

2. Prinsip-Prinsip Evaluasi

Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Oleh karenaitu evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

a. Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan) Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.

b. Prinsip Comprehensive (keseluruhan)

Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku, keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu maka item-item test harus disusun

(35)

sedemikian rupa sesuai dengan aspek tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik)

c. Prinsip Objektivitas

Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor subyektif, faktor-faktor perasaan, faktor-faktor hubungan antara pendidik dengan anak didik.

d. Evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik

evaluasi yang baik tentunya menggunakan alat pengukur yang baik pula, alatpengukur yang valid.

e. Evaluasi harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh kesungguhan itu akan kelihatan dari niat guru, minat yang diberikan dalam penyelenggaraan test, bahwa pelaksanaan evaluasi semata-mata untuk kemajuansi anak didik, dan juga kesungguhan itu diharapkan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu, bukan sebaliknya.22

3. Teknik Evaluasi

Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat.Jadi teknik evaluasi berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai, teknik penilaian yang dimaksud antara lain melaui tes, observasi, penugasan, inventori(Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengngkapkan sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis),jurnal (Jurnal merupakan catatan pendidik selama

22

Tayar Yusuf, Jurnalis Etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode

(36)

proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif), penilaian diri dan penilaian antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.23

Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes, dan teknik non test.

a. Teknik tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.24

Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan:

1) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan

23

www. dikmenum.go.id, Perangkat Penilaian KTSP SMA/ Rancangan Penilaian Hasil Belajar, h-3

24

(37)

kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.25

2) Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah.sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah .ulangan harian..

3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan .ulangan umum., dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.26

Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes tertulis dan tes lisan.

b. Teknik non tes

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan:27

1. Skala bertingkat (Rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadapsesuatu hasil pertimbangan.

1) Daftar cocok (Check list)

25

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT. BumiAksara, 2002), Cet Ke-4, h-34

26

Anas Sudijono. Op. Cit h-71-72 27

(38)

Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.

2) Wawancara (Interview)

Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

3) Pengamatan (observation)

Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

4) Riwayat hidup

Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.

4. Langkah-langkah Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan dan pendaya gunaannya pun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program pendidikan atau pengajaran.28

28Slameto.

(39)

Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif).

Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1) Menyusun rencana evaluasi hasil belajar

Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup: a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini

disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.

b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau psikomotorik. c) Memilih dan menentukan teknik yang akan

dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes.

d) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butirbutirsoal tes.

e) Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.

f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.29

2) Menghimpun data

29

(40)

Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes pembelajaran 3) Melakukan verifikasi data

Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik(yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari datayang kurang baik (yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah)

4) Mengolah dan menganalisis data

Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.

5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan

6) Tindak lanjut hasil evaluasi

Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan penilaian adalah sebagai berikut :

(41)

1. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian.Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.

2. Pelaksanaan penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik.Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi:

1) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan;

2) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik;

3. Analisis hasil penilaian

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian

(42)

masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan.Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM.Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran.

4. Tindak lanjut hasil analisis

Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:

1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas;

2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.

5. Pelaporan hasil penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik.

Dalam Kurikulum K-13, memiliki beberapa penilaian yaitu Penialaian Otentik (menilai secara komprensif), Penilaian diri, Penilaian berbasis Fortofolio, Ulangan, UlanganHarian, Ulangan Tenga semester, Ulangan Akhir Semester.

(43)

Baik tidaknya suatu evaluasi dapat ditentukan berdasarkan keadaan tes itu seluruhnya atatu berdasarkan kebaikan setiap soal dalam tes itu, tetapi ada beberapa syarat yang harus.

1. Validitas

Suatu tes dikatakan valid atau sah, kalau tes itu betul-betul mengukur apa yang hendak diukurnya, harus dapat mengukur tingkat hasil belajar yang tercapai dalam pelaksanaan suatu tujuan yang dikehendaki.30

2. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila skor-skor atau nilai-nilai yang diperoleh peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan saja, dimana saja, dan oleh siap saja ujian itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.

3. Obyektifitas

Suatu tes dapat dikatakan sebagai tes belajar yang obyektif apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan .menurut apa adanya., yang mengandung pengertian bahwa pekerjaan mengoreksi, pemberian skor dan penentuan nilainya terhindar dari unsur- unsur subyektivitas yang melekat pada diri penyusunan tes.

30

H.C Witherington, W.H. Bruto,dkk, Tehnik-Tehnik Belajar dan Mengajar,

(44)

4. Praktis

Tes belajar tersebut dilaksanakan dengan mudah, sederhana, lengkap.31

C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Menurut Zakiyah Daradjat, dalam bukunya abdul madjid Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.32

Al Hadits, keimanan, akhlak, fiqh atau ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.

31 Ibid.

32

Abdul Madjid, Dian Andayani, , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet Ke-1,

(45)

Kedudukan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum hanya merupakan salah satu program atau mata pelajaran atau bidang studi yang kedudukannya sama dengan bidang studi atau mata pelajaran lainnya.33 Sehingga pelaksanaan evaluasi

pembelajarannya pun sama dengan mata pelajaran lainnya.

Melakukan evaluasi tentang hasil Pendidikan Agama Islam kepadamurid-murid dapat berlangsung secara terulis atau lisan, pada periode waktu-waktu tertentu dan yang bersifat rutin sehari-hari pula.

Mengenai pelajaran Pendidikan Agama Islam ini adalah lebih baik para guru mengevaluasinya secara harian karena hal demikian lebih obyektif, efektif dan membawa kepada naturalistik pengalaman dan penghayatannya kepada kepribadian anak, disamping evaluasi secara periodik yang memang wajar dilakukan pada waktu-waktu yang tepat

Sekurang-kurangnya ada 3 faktor tentang agama yang harus dievaluasi pada diri seorang anak:

1) Pengetahuan para siswa tentang agama Islam 2) Pelaksanaan praktik ibadah dan amaliyahnya

33

(46)

3) Penghayatan jiwa agama atau akhlak yang baik sehari-hari atau kepribadian mereka.34

34

Tayar Yusuf, Drs. Jurnalis Etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode Penerapan Jiwa Agama, (Jakarta: IND-HILL-CO,1987), Cet Ke-1, h- 24

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dipergunakan dalam proposal ini adalah analisis kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, tehnik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekanka makna daripada generalisasi.1

B. Lokasi dan Objek Penelitan

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Unismuh Makassar dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Unismuh Makassar.

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah : Guru Pendidikan Agama Islam

1

(48)

D. Sumber Data

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data Primer

“Data primer menurut sugiono adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung, memberikan data

kepada pengumpul data”.2

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dataprimer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti.

Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu melakukan konsioner/wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data dari responden dimana yaitu guru pendidikan agama islam.

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut sugiyonoadalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak

buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang

berhubungan dengan penelitian.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian yang dihasilkan dari hasil objek yang mendukung

2

(49)

statement data primer yaitu Guru Pendidikan Agama Islam SMP Unismuh Makassar.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus betul-betul direncanakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrument agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan.

Penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pedoman observasi, interviu dan dokumentasi.

1. Pedoman observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk

kemudian dilakukan pencatatan.3 Observasi diartikan sebagai usaha

mengamati fenomena-fenomena yang akan di selidiki baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung dengan mengfungsikan secara alat indera dari pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data akan diperlukan tanpa bantuan dan alat lain. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya

3

P. JokoSubagyo, metodologi dalam teori dan praktek (Jakarta: rineka cipta,

(50)

peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian photo.

Dalam menggunakan teknik observasibaik langsung maupun tidak langsung diharapkan mengfungsikan setiap indera untuk mendapatkan data yang lengkap .

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menghubungkan dengan informasi yang diperlukan dengan jarak yang dibutuhkan secara lisan pula, memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Bertanya sambil bertatap muka antara sipeneliti atau pewancara dengan atau responden yang menggunakan alat panduan wawancara.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan ataukejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama dan teknik pengumpulan data dengan hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.

(51)

Dalam hal ini penulis menggunakan catatan dokumentasi agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalampenelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.4 Observasi ini dilakukan dengan

mengamati instrumen-instrumen dalam proses evaluasi serta data yang dapat menunjang kelengkapan penelitian ini.

2. Wawancara

Yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang langsung ditujukan kepada orang yang paling banyak mengetahui permasalahan yang diteliti yaitu Kepala SMP Unismuh Makassar, serta guru Pendidikan Agama Islam, sehingga diperoleh data dan informasi tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

4

HusainiUsman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet Ke-3, h

(52)

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lamadan teknik pengumpulan data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Pada tahapan ini data yang telah dikumpulkan baik melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, terlebih dahulu diolah kemudian dianalisis. Dalam pengolahan analisis data ini, dipergunakan beberapa metode, yaitu:

1. Metode induktif yaitu, suatu metode penulisan yang berdasarkan pada hal-hal yang bersifat khusus dan hasil analisa tersebut dapat

dipakai sebagai kesimpulan yang bersifat umum.5

2. Metode deduktif yaitu, metode penulisan atau penjelasandengan bertolak dari pengetahuan bersifat umum. Atau mengolah data dan meganalisa dari hal-hal yang sifatnya umum guna mendapatkan

kesimpulan yang bersifat khusus.6

5

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Cet, XXX; Yogyakarta: Andi Offset, 1987), h.

42

6

(53)

3. Metode komperatif, yaitu analisis data yang membandingkan pendapat yang berbeda kemudian pendapat tersebut di rumuskan

menjadi kesimpulan yang bersifat objektif.7

7

Winarno Surachman, Pengantar penelitian ilmiah: Dasar, Metode, dan

(54)

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Objek Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Pendiri dan Pembina Sekolah

Awalnya ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan K.H.Djamaluddin Amien selalu berusaha agar ada SMP Muhammdiyah yang berkualitas di Makassar.Tetapi niat baiknya memiliki kendala karena tidak ada dana untuk mendirikan sekolah tersebut. Tetapi beliau tetap memperjuangkan untuk dapat mendirikan sekolah Muhammadiyah di Makassar, yaitu dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan universitas Muhammadiyah Makassar yang bernama almarhum Prof. Dr. Ambo Enre Abdullah, agar dapat membuka SMP di UNISMUH ( Universitas Muhammadiyah Makassar). Selanjutnya mereka mengadakan beberapa pembicaraan pembicaraan dengan Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. dan panitia Dr.Pantja Nurwahidin, M.Pd yang ketika itu mereka sedang melanjutkan kuliah S2 dan S3 nya di Surabaya, kedua beliau itu yang menggagas SMP UNISMUH Makasar. Dan akhirnyapada tahun 2003- 2004 SMP UNISMUH Makassar dengan jumlah murud sebanyak 30 orang, dengan kepala sekolah Prof.Dr.H.Irwan Akib, M.Pd. dan ketika lama kelamaan SMP itu berjalan ,maka disusun pula struktur wakl kepala sekolah yang diwakilioleh 3 orang yaitu : Drs.Kandacong Malle, M.Pd ( bidang kurikulum) Dr.Pantja Nurwahidin, M.Pd ( bidang administrasi), Muh

(55)

Zia Ui Haq ( bidang kesiswaan) lalu kemudian bidang kesiswaan diganti oleh Parenta S.Pd., M.Hum. Dan pada saat itu SMP UNISMUH mendapat persetujuan lisan dari ketua majelis pendidikan SD dan SMP Muhammadiyah Dr.Zamrani, kemudian pada tahun 2011 bidang kesiswaan dilanjutkan oleh Drs.Maryanto Zamhuri, kemudian pada tahun 2016 sampai sekarang bidang kesiswaan dilanjutkan oleh Darwis, S.Pd.I

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar

Alamat : Jl. Talasalapang No. 40 D

Nomor Izin Operasional : 422/2667/PDK/VIII/2004

Sekolah Nomor Statistik Sekolah : 202 196 004 222

Nomor Pokok Sekolah Nasional : 40313847

Kelurahan : Gunungsari

Kecamatan : Rappocini

Kota : Makassar

Provinsi : Sulawesi Selatan

Kode Pos : 90221

Telp./Hp. : 0411-8984678/0812 4350 2177

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Swasta

Nama Yayasan : BPH Universitas

Muhammadiyah Makassar

(56)

Tahun Didirikan : 2003

Tahun Operasianal : 2003

Status Bangunan : Milk Sendiri

Luas Lokasi : m2

Lokasi Sekolah : Perkotaan

Jarakke Pusat Kecamatan : 3 Km

Jarak ke Pusat Kota : 6 Km

Jumlah Keanggotaan Rayon : Rayon SMPN 21/10 Sekolah (1

Negeri & 9 Swasta) 3. Data Pelengkap

Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01

Sk Akreditasi : 26

Tgl SK Akreditasi : 31/10/2015

No Rekening BOS : 130-202-000013071-0

Nama Bank : BANK SULSEL

Cabang / KCP Unit : MAKASSAR

Rekening Atas Nama : SMP UNISMUH MAKASSAR

MBS : Ya 4. Kontak Sekolah NomorTelp./Hp : 0411-8984678/0812 4350 2177 E-Mail : smp.unismuhmakassar@gmail.com Website : smpunismuhmks.sch.id

(57)

5. Data Periodik

Kategori Wilayah :

DayaListrik : 4500

Akses Internet :Indosat M2

Akses Internet : Indihome

Akreditasi : A

Waktu Penyelenggaraan : SehariPenuh (6 h/m)

SumberListrik : PLN

Sertifikasi ISO : Tidak

6. Visi dan Misi Sekolah VISI

“ Mantap Keimanan, Unggul Intelektual, Anggun Berakhlak dan Sigap Berkarya”

MISI

 Memantapkan Dasar-dasar ketauhidan dalam segala Aspek.

 Memberi bekal kemampun pemecahan masalah, kemampuan

berfikir logis, kritis dan kreatif.

 Menanamkan dasar-dasar akhlak, baik akhlak kepada

pencipta,kepada sesama manusia, maupun akhlak terhadap makhluknya dan lingkungannya.

 Memberi bekal kepada peserta didik untuk berkarya dan bekal

(58)

Tujuan SMP Unismuh Makassar

 Tujuan Jangka Panjang :

Melahirkan kader-kader Muhammadiyah dan calon

genereasi terbaik bangsa yang memiliki dasar-dasar keimanan, berkompetensi dan memiliki daya saing untuk menghadapi tantang anda ’wah amarma’ruf nahi munkar di era global dengan modal keunggulan intelektual dan menjadi calon pimpinan persyarikatan, dan calon tenaga kerja yang memiliki akhlak yang terpuji, siap pakai kalangan lokal, nasional, regional, mau pun internasional dengan karya nyata.

 Tujuan Jangka Pendek :

a. Meningkatkan kwalitas pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

b. Menata den melengkapi dokumen administrasi sekolah. c. Meningkatkan disiplin siswa terhadap Tata Tertib Sekolah. d. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Pendidik, Kependidikan. e. Meningkatkan pengadaan sarana prasarana penunjang KBM. f. Mengadakan rehab ringan asrama dan ruang belajar.

g. Melaksanakan ruang kelas baru dan sarana lainnya.

h. Meningkatkan kerjasama dengan pihak Pemerintah dan masyarakat.

i. Meningkatkan kesejahteraan Tenaga Pendidik dan

(59)

j. Meningkatkan kualitas pelaksanaan Al Islam, Kemuhammadiyaan dan Bahasa Arab (ISMUBA) dan bahasa asing.

Keunggulan : a. Pemantapan Pemahaman Agama

- Tadarrus

- Kultum/ Latihan Tablig

(60)

7. Identitas Kepala Sekolah

1. Nama Lengkap : Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd.

2. N I P : 19630802199203.1.002

3. Pangkat/Gol : Pembina / IV A

4. Pendidikan Terakhir : S3, PPs UNESA Surabaya tahun 2008 5. Jurusan/Prog. Studi : Pendidikan Matematika

7. Status Sekolah

Kepemilikan : Yayasan BPH Unismuh Makassar

Luas Tanah : 170 m2

Luas Bangunan :

Sertifikat :

8. Fasilitas Sekolah

No. Fasilitas Jumlah Ruangan

1 Kelas Teori 13

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Kepala Sekolah 1

4 Ruang Wakasek 1 5 Perpustakaan 1 6 Lab. Komputer 1 7 Lab. IPA 1 8 Tata Usaha 1 9 Koperasi 1

(61)

10 UKS 1

11 Ruang Musik 1

12 Ruang BK 1

13 Kamar Mandi Guru 2

14 Kamar Mandi Siswa 8

15 Ruang Osis/ IPM 1

16 Gudang 2

17 Masjid 1

9. Sarana Sekolah

NO. SARANA STATUS JUMLAH Keterangan

1 TelevisiEdukasi MilikSendiri 1 Unit Baik

2 Laptop / Notebook MilikSendiri 4 Unit Baik

3 Internet MilikSendiri 1 Unit Baik

4 Komputer / PC Kantor MilikSendiri 3 Unit Baik

5 Printer MilikSendiri 5 Unit Baik

6 LCD Proyektor MilikSendiri 6 Unit Baik

7 Closed Circuit Television

(CCTV)

MilikSendiri 6 Unit Baik

8 Monitor Closed Circuit

Television (CCTV)

(62)

10. Komite Sekolah

JABATAN NAMA KETERANGAN

Ketua Komite Sekolah Drs. K.H. Lukman Abd.

Samad Lc Wakil Ketua Komite

Sekolah

Drs. Anwar Enre

Sekertaris Komite Drs. Arifuddin Tike, M.

Sos.I Wakil Sekertaris

Komite

Muh. Ilham Iskandar, S.Pd

Bendahara Komite Sekolah Makmur Latif, M.Pd Wakil Bendahara Komite Muh. Akbar, S.Pd 11. Ketenagaan Sekolah

No. Ketenagaan Sekolah Jumlah

1 Tenaga Administrasi Yayasan 5 orang

2 Tenaga Admisistrasi Kontrak 3 orang

3 Guru DPK 1 orang

5 Guru Yayasan Tetap 30 orang

(63)

7 Tenaga Pengamana Sekolah 1 orang

8 Bujang Sekolah ( Penjaga Sekolah) 1 orang

9 Tukang Kebun 1 orang

Data Guru :

N O

JUMLAH JUMLAHROMBEL PENDIDIKAN KE

T 1 GURU SISWA S1 S2 S3 2 35 273 13 24 11 1 Data Siswa TINGKAT KELAS JUMLAH KELAS JENIS KELAMIN Abl VII 4 L 25 L 23 P 17 P 17 JUMLAH 82 VIII 5 L 21 L 23 L 22 P 26 P 26

(64)

JUMLAH 118 IX 4 L 19 L 17 P 19 P 18 JUMLAH 73 JUMLAH SEMUA 11 L 150 W 123 JUMLAH 273 12. Data Pengajar No Nama Jabatan Mata Pelajaran Status Pendidika nTerakhir 1 Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd Kepala Sekolah - PNS S3 2 Drs. Kandacong Melle, M.Pd Wakasek Kurikulum Fisika DPK S2 3 Muhammad Darwis, S.Pd.I Wakasek Kesiswaan Aqidah Akhlak / Pengemban ganTapak Suci GTT S1

(65)

4 Dra. Rosdianah, M.Pd Guru BK GTT S2 5 Drs. Rajamuddin, M.Pd Guru BK GTT S2 6 Hartini Nanda, S.Ag Guru Al-Qur’an / Hadits GTY S1 7 Fatmawati, M.Pd Guru Bahasa Arab GTY S2

8 Dra. Nurbaya Guru IPS GTY S1

9 Syarifuddin, M.Kom Guru Komputer GTY S2 10 Hikmah, S.Pd Guru Bahasa Inggris GTY S1 11 Hilmi Hambali, M.Kes Guru Biologi GTY S2 12 Ilmiah, S.Pd., M.Pd. Guru Bahasa Inggris GTY S2

13 Suhaenah, S.Pd Guru SKB GTY S1

14 Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd Guru Fisika GTY S2 15 Ahmad Nashir, M.Pd.I Guru Bahasa Arab GTY S2

(66)

17 Supriadi, S.Pd Guru Matematika GTY S1 18 Nurfadilah, S.Pd., M.Pd. Guru Matematika GTY S2 19 Munir, S.Ag., S.Pd.I. Guru AIK GTY S1

20 Masnidar, S.Pd Guru Penjaskes PNS S1

21 Muh. Ilham Iskandar, S.Pd. Guru BK GTY S1 22 Ikrar Nusabhakti Muchtar, S.Pd., M.Pd

Guru B. Indonesia GTY S1

23 Muh. Akbar, S.Pd. Guru Matematika GTT S1 24 Abd. Rahman, S.Pd.I. Guru Pend. Agama GTT S1 25 Andi YanuariArdi, S.Pd., M.Pd Guru Penjaskes GTT S1 26 Arfiah Ainun Salsabila, S.Pd Guru B.Inggris GTT S1

27 Sunarto, S.Pd Guru Biologi GTT S1

28 Nurhayati Buamona, S.Pd Guru PKN GTT S1

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk SP-36 masing-masing dosis 120 dan 240 kg ha-1 tanpa diberi bokashi ela sagu dapat menaikkan hasil pipilan kering jagung masing-masing sebesar 1,07 dan 1,73 ton

Sınıf düzeyi değişkenine bakıldığında üçüncü sınıf öğrencilerinin Eğlence için Okuma ve Akademik Okuma tutumlarının dördüncü sınıf öğrencilerine

Laporan delegasi Indonesia dalam menghadiri pertemuan bilateral di luar negeri di kawasan Asia Pasifik, Afrika dan Timur Tengah, serta Amerika Eropa. Workshop Review

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan buruk terhadap beban kerja mereka di ruang rawat inap RSUD Kab. Muna yaitu sebanyak 59.5% responden

Lama merokok tidak menjadi faktor risiko terhadap kejadian tidak konversi pada pasien TB Paru karena dari semua responden yang tidak mengalami konversi sebagian besar mulai

dari kegiatan pembelajaran. e) Terbuka, berarti baik itu prosedur penilaian, ataupun kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan,bila diperlukan dapat diketahui

26 Pembentukan kembali organisasi Dharma Wanita di pemerintahan Kotif Banjar diharapkan dapat ikut berperan dalam usaha peningkatan status meskipun mereka hanya sebatas

Parameter transponder seperti ini haruslah unik sehingga hanya ketika antena diarahkan ke satelit yang tepat, maka meter akan bisa mengunci sinyalnya.. Apakah kita