1.1.
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur, maka diperlukan
dokumen perencanaan terpadu yang baik dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional
dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Dokumen Rencana Terpadu dan
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kab/Kota Bidang Cipta Karya
merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam pembangunan Bidang Cipta Karya,
yang menjadi dasar dalam penyusunan program dan anggaran serta mendorong proses
pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)Bidang Cipta Karya telah diinisiasi oleh penyusunan RPIJM (Rencana Program Investasi
Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya. Sampai saat ini, hampir seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia telah menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya. Jumlah dokumen RPIJM ini harus
diiringi dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu bidang Cipta Karya yang baik
dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta
masalah di daerah.Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya perlu disusun oleh setiap Kabupaten/Kota dengan mengacu
RPI2-JM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini dimaksudkan untuk memperbarui dan
penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun penggunaan istilah RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mengganti
istilah RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Jeneponto dengan mengacu
pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah daerah dan
dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus berkembang di
daerah, yang dikelompokkan ke dalam desain program bidang cipta karya berada di 4
(empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, serta
lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan, diharapkan
infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan arahan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK) dalam RTRW Kabupaten/Kota.
Dalam proses pelaksanaan fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya
kabupaten/kota di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan kedalam bentuk
dokumen RPI2-JM, perlu mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah, Amanat Penataan
Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/CK,
dan Amanat Internasional. Acuan Amanat Penataan Ruang tercermin pada UU No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, yaitu RTRW Nasional/KSN, RTR Pulau Sulawesi, RTRW
Provinsi Sulawesi Selatan. Acuan Amanat Pembangunan nasional tercermin pada RPJPN
2005-2025, RPJMN 2010 – 2014, UU/PP (UU 32/2004, PP 38/2007,dll) MP3KI, KEK,
Direktif presiden. Acuan amanat pembangunan bidang PU/CK tercermin pada UU No 1
/2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, UU 20/2011 tentang rumah susun,
UU 28/2002 tentang bangunan gedung, UU 18/2008 tentang pengelolaan persampahan,
UU 7/2004 tentang SDA, PP 16/2005 tentang pengembangan SPAM, PP 81/2012 tentang
pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis, PP 36/2005 tentang peraturan pelaksanaan
UU BG, SPM bidang PU dan PR. Amanat internasional tercermin pada Agenda Habitat I dan II,
RIO +20, MDGs dan SDGs.
Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada penerapan
pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan berkelanjutan
(sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan
entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek ke depan
dengan membaca perkembangan global (Agenda Sustainable Cities and Human
yang efektif, serta menjalin kemitraaan internasional. Satker Randal sebagai Koordinator
pelaksanaan Keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam
melakukan fungsi koordinasi dan fasilitas terhadap Kab/Kota dalam mengawal kebijakan
tersebut. Randal juga diharapkan menjadi pusat informasi dan konsolidasi data-data
Keciptakaryaan (Bank Data) yang sangat diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
serta evaluasi pembangunan keciptakaryaan. Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun
pemrioritasan pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan,
yaitu :
Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019.
Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional
berdasarkan kategori Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, memiliki
perda RTRW, dan Perda BG sebagai Kab/Kota klutser A yang terdiri dari 94 Kab/Kota.
Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan hanya memiliki
perda RTRW sebagai Kab/Kota Klutser B yang terdiri dari 80 Kab/Kota.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab
bersama, antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota,
yang diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat
berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :
Klutser A (94 Kab/Kota) : Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI) yang memiliki Perda RTRW dan Perda BG.ibukota Provinsi yang telah memiliki perda RTRW; serta Kab/Kota Prioritas Pusat
Klutser B (80 Kab/Kota) : Kab/Kota Strategis Nasional Memiliki pedoman rencana
dan program yang berkualitas untuk memenuhi SPM Bidang Cipta Karya di Daerah Karakteristik daerah : rawan
bencana alam, cakupan air minum dan sanitasi randah, permukiman kumuh, daerah kritis (miskin);
Memiliki komitmen tinggi dan program yang responsif
Klutser D : Kegiatan Pemberdayaan
masyarakat di bidang Cipta Program innovasi baru di Bidang Cipta Karya.
Diusulkan oleh daerah /Stakeholder secara konpetatif dan selektif. Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.
Karya Bertujuan untuk
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders pembangunan
Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat
tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Terkait dengan hal di atas, maka pemerintah provinsi melalui Dinas Tata Ruang dan
Permukiman sangat berkepentingan melakukan fasilitasi dan peningkatan kapasitas
manajemen pembangunan daerah untuk mendorong terwujudnya kemandirian daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur (prasarana dan sarana) bidang
keciptakaryaan, guna mendukung pembangunan permukiman perkotaan dan perdesaan
yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, berproduktif dan berkelanjutan serta saling
memperkuat dalam mendukung pengembangan wilayah.
Dalam proses pelaksanaan fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya
kabupaten/kota di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan kedalam bentuk
dokumen RPI2-JM tersebut, selain rencana dan program pembangunan juga harus disiapkan
Rencana Pembiayaan/investasi yang terintegrasi dan dapat dimobilisasi dari berbagai
sumber pembiayaan terkait, baik bersumber dari pemerintah pusat, propinsi maupun dunia
usaha dan masyarakat melalui pengembangan kerjasama usaha program pembangunan
infrastruktur permukiman. Desain program dalam Dokumen RPI-2JM Kabupaten Jeneponto
nantinya, bukan hanya merupakan penjabaran program-program pembangunan yang akan
dilakukan oleh pemerintah pusat dan provinsi saja, tetapi merupakan sharing program
pembangunan yang akan dilaksanakan oleh seluruh pihak yang berkepentingan dalam
proses pembangunan di Kabupaten Jeneponto.
Oleh karena itu, RPI2-JM ini merupakan perwujudan komitmen pemerintah, swasta
dan masyarakat di Kabupaten Jeneponto dalam upaya-upaya melaksanakan pembangunan
yang akan dilaksanakan secara bersama dalam kurun waktu tertentu.
Prinsip dasar pelaksanaan fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya
kabupaten/kota di Kabupaten Jeneponto kedalam bentuk dokumen RPI2-JM ini; Pertama,
lebih menfokuskan pada aspirasi dan kepentingan segenap masyarakat; Kedua, lebih
menfokuskan pada identifikasi dan penanganan isi-isu strategis dengan sasaran yang
dinamis (moving target); dan Ketiga, mengikuti kecenderungan baru dan aspirasi
masyarakat yang berkembang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan daerah dan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku, dalam meningkatkan keterpaduan
yang berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, serta
lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan, diharapkan
infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan arahan Kawasan Strategis Kabupaten/kota
(KSK) dalam RTRW Kabupaten Jeneponto.
1.2.
Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kabupaten
Jeneponto kedalam bentuk dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya merupakan dokumen
perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang
disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan
skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
Gambar 1.3 Memaparkan Kedudukan RPI2JM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur
Bidang Cipta Karya.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen
perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga
kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada,
dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain
mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga
mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan
pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3.
Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU
Rencana Terpadu dan
Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2-JM)
adalah rencana dan program
pembangunan infrastruktur
tahunan dalam periode tiga hingga
lima tahun, yang mensinkronkan
kegiatan pembangunan
infrastruktur, baik yang
dilaksanakan dan dibiayai
pemerintah, pemerintah daerah,
maupun oleh masyarakat/dunia
usaha. Khusus untuk Bidang Cipta
Karya, rencana dan program
pembangunan infrastruktur yang
terdapat pada RPI2-JM
dioperasionalkan melalui RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, untuk
pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.3
memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan
Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
Pada Gambar 1.3 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi
program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK,
Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung
merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.
Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan
pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya
diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial
masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur
permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan
permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di
perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota. Seluruh dokumen
perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan
pembangunan lainnya.
Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun
dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.
1.4.
Maksud dan Tujuan
1. Memberikan advis planning dan bersama-sama Tim Satgas Randal Kabupaten
Jeneponto menyusun dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten/Kota yang termasuk dalam kategori strategis
nasional terpilih sebagai dokumen perencanaan, pemrograman, dan penganggaran
infrastruktur permukiman Bidang Cipta Karya.
2. Mengkonsolidasikan data-data bidang Cipta Karya.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan “Fasilitasi Penyusunan/Revisi RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan” antara lain
:
1. Teridentifikasinya kualitas dokumen RPI2-JM Kabupaten Jeneponto.
2. Terfasilitasnya pemerintah daerah Kab. Bantaeng dalam meningkatkan kualitas
dokumen RPI2JM.
3. Tersusunnya dokumen RPI2-JM Kabupaten Jeneponto (hasil Fasilitasi
Penyusunan/Revisi RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan) yang dapat mengakomodasi; keterpaduan
program berdasarkan entitas; penanganan keciptakaryaan dengan prinsip multi
sektor, multi pendanaan, dan multi tahun; berbasis pada kondisi kebutuhan, dan
aspirasi daerah; serta sesuai dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat.
4. Terkumpulnya data-data sekunder terkait dengan penyelenggaraan infrastruktur
bidang Cipta Karya.
5. Terpilahnya/terpetakannya data-data bidang Cipta Karya yang diperlukan untuk
penyusunan perencanaan dan penganggaran kegiatan/program bidang Cipta Karya.
1.5.
Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah :
1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana
investasi yang disusun.
2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem
pelayanan air limbah, pengembangan sistem pemusatan kota/drainase, peningkatan
kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan
kebakaran dan penataan bangunan gedung.
3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,
sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat
terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta
dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan
masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.
4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai
pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
maupun pada saat pelaksanaan program.
5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah di
Kabupaten Jeneponto dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien
dapat tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap
tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai
dengan kebutuhan daerah.
1.6.
Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan
dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang
Cipta Karya.
1.6.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat,
dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat
Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan
Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan
Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur
Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota
yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan
anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BLHD, Dispenda, SKPD
terkait pembangunan
Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.4 memaparkan Keterkaitan
Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan
efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan.
1.6.2. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen
perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral,
maupun perencanaan spasial. Gambar 1.5 memaparkan langkah-langkah penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.5. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No Aktivitas
01 Review Outline Dokumen RPI2JM
Permukiman
07 Check terhadap arahan SPPIP/RPKPP
09 Check Terhadap Dok. RTBL
13 Check terhadap RIS Air Minum
14 Review Aspek sosial dan lingkungan
19 Review aspek legalitas
4 Minggu
Dok. RPI2JM kab/kot a berdasa
rkan review tahunan
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
Dari Gambar 1.5 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat,
Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur
Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.
1.6.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk
meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut
menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah
ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa
kriteria yaitu :
a. Kelengkapan Dokumen : Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi
dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan
buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan : Penilaian terhadap
kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen
perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan
Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN,
dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus
(MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program : Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program
investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor
PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial : Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan
e. Kelayakan Pendanaan : Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk
program / kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan Kelembagaan : Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan
kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.
g. Matriks Program : Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas
program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM
Bidang Cipta Karya.
Tabel 1.6 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara
kuantitatif.
Tabel 1.6. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX
KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)
A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0
B OUTLINE DOKUMEN
1 Pendahuluan 0,5
2 Arahan Perencanaan Pembangunan Biidang Cipta Karya 0,5
3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0,5
4 Profil Kabupaten/Kota 0,5
5 Keterpaduan Strategi Pengembangan kabupaten/Kota 0,5
6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0,5
7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0,5
8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0,5
9 Aspek Pembiayaan 0,5
10 Aspek Kelembagaan 0,5
11 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 0,5
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
C
ARAHAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta
Karya 0,5
2 Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait
Bidang Cipta Karya 0,5
3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5
D
ARAHAN STRATEGIS
NASIONAL BIDANG CIPTA
KARYA UNTUK
KABUPATEN/KOTA
1 Arahan RTRW Nasional 0,5
2 Arahan RTRW Pulau 0,5
3 Arahan RTRW Provinsi 0,5
4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5
5 Arahan MP3EI / KEK 0,5
PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)
E PROFIL KABUPATEN/KOTA
1 Geografi dan Administrasi Wilayah 0,3
2 Demografi 0,2
1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0
2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2,0
Permukiman (RP2KP)
4 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0
5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1,0
6 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 1,0
7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0
8 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kab/Kota (RTBL KSK) 1,0
9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor 2,5
KELAYAKAN PROGRAM (46)
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan
Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness
Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 2,0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0
H RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PBL
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan
Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness
Criteria) Sektor Penataan Bangunan & Lingkungan 2,0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0
I RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR PLP
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air
Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0
3
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)
6,0
4
Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor
Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan,
Drainase)
6,0
J
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR AIR MINUM
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness
Criteria) Sektor Air Minum 2,0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0
K KETERPADUAN PROGRAM 1 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan Komunitas 4,0
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
L PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN DAN SOSIAL
1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal,
UKL-UPL dan SPPLH) 3,0
2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
M ASPEK PEMBIAYAAN
1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1,0
2
Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya
(APBN, APBD Prov. APBD Kab/Kota, Swasta,
Masyarakat)
1,0
3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 2,0
4 Strategis Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya 2,0
N ASPEK KELEMBAGAAN
1 Kondisi Eksisting (Organisasi, Tata Laksana dan SDM) 2,0
2 Analisis Permasalahan (Organisasi, Tata Laksana dan
SDM) 2,0
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0
MATRIKS PROGRAM (6)
Telah Memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Untuk Jangka Menengah (lima Tahun)
3,0
2
Telah Memuat Informasi Keterpaduan Pembangunan
Berdasarkan Entitas Wilayah dan Sumber
Pembiayaannya
3,0
1.7.
Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Adapun muatan Laporan Akhir (final report) adalah sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Latar Belakang, Pengertian dan
Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dengan RPI2-JM Bidang PU, Maksud dan Tujuan, Prinsip Penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, dan Mekanisme Penyusunan serta Penilaian RPI2-JM Bidang
Cipta Karya berdasarkan hubungan kerja, langkah-langkah penyusunan dan
penilaian kelayakan dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
BAB 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pada Bab ini menguraikan tentang Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan
Program Ditjen Cipta Karya, Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta
Karya (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, Direktif Presiden), Peraturan
Perundangan Terkait Bidang Cipta Karya (UU No.1 Tahun 2011, UU No. 28 Tahun
2002, UU No. 7 Tahun 2004, UU No. 18 Tahun 2008, dan UU No. 20 Tahun
2011), Amanat Internasional Bidang Cipta Karya (Agenda Habitat, Konfrensi
BAB 3. RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPESIAL RPI2JM
Dalam bab ini berisi tentang arahan RTRW Provinsi Sulawesi Selatan, dan arahan
RTRW Kabupaten Jeneponto.
BAB 4. ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
Dalam bab ini berisi tentang kawasan strategis nasional (KSN), pusat kegiatan
strategis (KSN), pusat kegiatan nasional (PKN), masterplan percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), dan kawasan ekonomi
khusus.
BAB 5. PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA
Dalam bab ini berisi tentang posisi Kabupaten Jeneponto dalam prioritas strategis
nasional (klaster B), dalam rangka pemenuhan standar pelayanan (SPM) untuk
(kluster C), Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D), klaster E bagi daerah dengan
program dan inovasi yang kreatif.
BAB 6. PROFIL KABUPATEN JENEPONTO
Dalam bab ini berisi tentang gambaran geografis dan adminitrasi wilayah,
gambaran demografi, gambaran topografi, gambaran geohidrologi, gambaran
BAB 7. KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN JENEPONTO
Bab ini membahas tentang arahan rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Jeneponto, arahan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD),
arahan peraturan daerah tentang bangunan gedung, arahan rencana induk
system penyediaan air minum kabupaten barru, arahan strategis sanitasi kota
(SSK), arahan rencana tata bangunan dan lingkungan, arahan rencana
pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman (RP2KP) Kabupaten
Jeneponto, arahan rencana tata bangunan dan lingkungan di kawasan strategis
Kabupaten Jeneponto (RTBL KSK), dan Integrasi strategis pembangunan
Kabupaten Jeneponto dan sektor.
BAB 8. ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Dalam bab ini berisi tentang pengembangan permukiman, penataan bangunan
dan lingkungan, sistem penyediaan air minum, penyehatan lingkungan
permukiman.
BAB 9. KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
Dalam bab ini berisi usulan program di entitas regional, usulan program di entitas
Kabupaten Jeneponto, usulan program di entitas kawasan, dan usulan program di
entitas lingkungan/komunitas.
BAB 10. ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
DI KABUPATEN JENEPONTO
Dalam bab ini berisi aspek lingkungan dan aspek sosial.
BAB 11. ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN
JENEPONTO
Dalam bab ini berisi tentang arahan kebijakan pembiayaan bidang cipta karya dan
profil APBD Kabupaten Jeneponto,
BAB 12. ASPEK KELEMBAGAAN DI KABUPATEN JENEPONTO
Dalam bab ini berisi tentang arahan kebijakan kelembagaan, kondisi saat ini,
disertai analisis dan rencana pengembangan kelembagaan di Kabupaten
Jeneponto,
BAB 13. MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)
Dalam bab ini berisi matriks rencana terpadu dan program investasi infrastruktur
jangka menengah (RPI2-JM) bidang cipta karya Kabupaten Jeneponto, matriks
rencana terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2-JM)