37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. McMillan dan Schumacher (2001: 283) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengembangan soal pilihan ganda berpikir kritis Inch dan profil pencapaiannya di SMA Negeri Kota Bandung pada tema penyakit manusia.
B. Definisi Operasional
1. Berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengaji suatu situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua informasi yang diperoleh untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan. Berpikir kritis ini dijaring melalui tes tertulis berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
2. Soal yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan perangkat soal pilihan ganda berpikir kritis siswa yang mencakup delapan elemen berpikir kritis. Kedelapan elemen tersebut yaitu tujuan (purpose), pertanyaan terhadap masalah (question at issue), asumsi (assumptions), sudut pandang (point of view), informasi (information), konsep (concepts), interpretasi dan menarik
kesimpulan (interpretation and inference), serta implikasi dan akibat-akibat (implication and concequences). Berpikir kritis ini diukur oleh soal pilihan ganda (multiple choice) dengan lima pilihan jawaban.
3. Tema penyakit manusia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu contoh-contoh penyakit yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang dijaring dengan angket pengetahuan tentang penyakit-penyakit manusia pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA Negeri di Kota Bandung, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga SMA Negeri di Kota Bandung yang masing-masing mewakili cluster 1, cluster 2, dan cluster 3.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage sampling (sampel bertingkat). Multistage sampling (sampel bertingkat) ialah suatu sampel dimana pemilihan elemen-elemen populasi sebagai anggota sampel dilakukan secara bertingkat (Supranto, 1992: 12). Multistage sampling (sampel bertingkat) ini dilakukan ketika subjek yang diteliti bervariasi dan terdiri atas beberapa level atau karakteristik. Sebagai contoh, SMA Negeri di Kota Bandung memiliki jumlah yang banyak dengan cluster yang berbeda. Setiap cluster terdiri atas beberapa
SMA negeri. Setiap SMA Negeri di Kota Bandung terdiri atas beberapa kelas XII IPA.
Pengambilan cuplikan dilakukan berdasarkan penelitian dari Chiapetta et al. (1991a: 718) yang mengambil sampel sebanyak 5%. Tahap pertama pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pemilihan SMA Negeri di Kota Bandung dengan mengambil sebanyak 5% pada cluster 1, cluster 2, dan cluster 3. Tahap kedua adalah pemilihan kelas XII IPA dengan mengambil sebanyak 5% untuk setiap SMA Negeri di kota Bandung yang mewakili tiap cluster. Pada akhirnya akan terpilih 5% sampel kelas XII IPA pada tiap sekolah yang mewakili cluster 1, cluster 2, dan cluster 3.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan adalah lembar validitas konstruk (contruct validity), lembar uji keterbacaan soal, dan soal pilihan ganda berpikir kritis dengan lima pilihan jawaban berdasarkan delapan elemen berpikir kritis yang diadopsi dari Inch et al. (2006: 6). Rancangan instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Rancangan Instrumen Penelitian
Target Metode
Penilaian Instrumen Subjek Waktu
Pengemba-ngan soal berpikir kritis Penilaian ahli (experts judgment) Rating scale validitas konstruk (contruct validity)
Tim ahli Satu kali pelaksanaan Uji keterbacaan soal Anecdotal note (catatan deskripsi) Guru dan siswa Satu kali pelaksanaan Profil pencapaian berpikir kritis Tes respon terbatas (pilihan ganda) Soal berpikir kritis Siswa SMA kelas XII IPA Satu kali pelaksanaan tes (2x45 menit)
F. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan, meliputi:
a. Studi literatur untuk merumuskan masalah.
b. Penyusunan proposal penelitian kemudian diseminarkan. c. Perbaikan proposal penelitian.
d. Mempersiapkan surat izin penelitian dan menghubungi guru Biologi yang bersangkutan untuk menentukan waktu penelitian.
e. Menyusun angket pengetahuan tentang penyakit-penyakit manusia pada siswa SMA Negeri di Kota Bandung.
f. Memberikan angket pengetahuan tentang penyakit-penyakit manusia pada siswa SMA.
g. Menyusun instrumen penelitian berupa soal pilihan ganda (multiple choice) dengan lima pilihan jawaban.
h. Meminta pertimbangan (judgment) instrumen penelitian kepada dosen ahli kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgment.
i. Melakukan uji keterbacaan soal pilihan ganda berpikir kritis pada guru dan siswa.
j. Menguji coba butir soal instrumen penelitian dan analisis hasil uji coba soal instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. Pengambilan sampel untuk menentukan jumlah kelas XII IPA pada SMA Negeri di Kota Bandung yang mewakili cluster 1, cluster 2, dan cluster 3, dilakukan dengan metode multistage sampling (sampel bertingkat). Adapun tahap pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
1) Menentukan SMA Negeri di Kota Bandung dengan mengambil sebanyak 5% pada cluster 1, cluster 2, dan cluster 3.
2) Menentukan kelas XII IPA dengan mengambil sebanyak 5% untuk setiap SMA Negeri di Kota Bandung yang mewakili tiap cluster. Pada akhirnya akan terpilih 5% sampel kelas XII IPA pada tiap sekolah yang mewakili cluster 1, cluster 2, dan cluster 3.
b. Pengambilan data yaitu memberikan soal pilihan ganda (multiple choice) tema penyakit manusia dengan lima pilihan jawaban pada sampel yang telah ditentukan.
3. Tahap Akhir
a. Pengumpulan data.
b. Penganalisisan semua data penelitian. c. Pembahasan hasil penelitian.
d. Penarikan kesimpulan dan saran. G. Teknik Pengolahan Data
Data hasil penelitian diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Data yang diperoleh berupa skor siswa dalam menjawab soal berpikir
kritis yang merupakan data utama. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Program ANATES 2003 dan Microsoft Excel 2007. Pengolahan data bertujuan untuk menganalisis ketercapaian berpikir kritis siswa dalam menjawab soal-soal berdasarkan berpikir kritis Inch pada tema penyakit manusia.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data: a. Mengolah item soal uji coba
Dua aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur yang baik adalah validitas dan reliabilitas. Adapun analisis lain yang dilakukan terhadap soal adalah daya pembeda (D) dan taraf kemudahannya (F).
1) Validitas empiris
Pengujian validitas empiris dilakukan baik secara konvensional maupun secara statistika dengan menggunakan Program ANATES 2003. Validitas empiris terhadap instrumen tes tertulis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy =
(Kaplan dan Saccuzzo, 2005: 111)
Keterangan :
Harga rxy = indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.
X = skor item no X Y = skor total
( )( )
( )
(
2 2)
(
2( )
2)
N N N ΣΧΥ − ΣΧ ΣΥ ΣΧ − ΣΧ ΣΥ − ΣΥ43 44 45 46 43
Untuk menafsirkan validitas, digunakan acuan sebagai berikut: Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r (Korelasi)
Besarnya nilai r Tafsiran
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah (tak berkorelasi)
(Jacobs dan Chase, 1992: 35) 2) Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen terebut sudah baik (Jacobs dan Chase, 1992: 35). Jika alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama dalam kondisi yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama. Reliabilitas seringkali disebut derajat konsistensi (keajegan).
Pengujian reliabilitas dilakukan baik secara konvensional maupun secara statistika menggunakan Program ANATES 2003. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown. Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus melalui langkah membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu ganjil-genap dan belah awal-belah akhir. Teknik ini disebut juga teknik belah dua. Teknik yang digunakan adalah teknik belah awal dan akhir, belahan pertama adalah skor dari butir nomor 1 sampai dengan nomor 6, dan
belahan kedua adalah nomor 7-12. Rumus Spearman Brown untuk menentukan indeks reliabilitas soal adalah sebagai berikut:
r 11 = (Kaplan dan Saccuzzo, 2005: 110)
dimana : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
rxy = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
Sebelum dimasukkan ke rumus Spearman-Brown, terlebih dahulu dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment. Untuk menafsirkan harga reliabilitas digunakan acuan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
(Jacobs dan Chase, 1992: 35) 3) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu pokok uji atau soal (dilambangkan dengan P) ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji atau soal tersebut. Harga taraf kesukaran (P) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
P = B JS
(Kaplan dan Saccuzzo, 2005: 169) dengan : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
2 1 xy xy x
r
r
+43 44 45 46 43
Adapun kategori dari harga taraf kesukaran (P) adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Taraf Kemudahan Soal
Harga P Kategori Soal
0,00 - 0,29 Sukar
0,30 – 0,69 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Jacobs dan Chase, 1992: 30) 4) Daya Pembeda
Ukuran daya pembeda (lambangnya D) ialah selisih antara proporsi kelompok tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok rendah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis. Suatu soal sebaiknya memiliki harga D yang tinggi, artinya soal tersebut mampu membedakan siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran.
Harga daya pembeda (D) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
BA BB
D = - = PA – PB
JA JB
(Kaplan dan Saccuzzo, 2005: 170)
dimana :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P = indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
45 45
Adapun acuan penafsiran daya pembeda menurut Arikunto (2001: 218) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tafsiran Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kategori
0,00-0,19 kurang
0,20-0,39 Cukup
0,40-0,69 Baik
0,70-1,00 Sangat baik
(Kaplan dan Saccuzzo, 2005: 171) b. Mengolah data berupa nilai siswa dalam menjawab soal berpikir kritis
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Memberikan skor pada tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban.
2) Menghitung skor mentah dari setiap jawaban.
3) Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara :
4) Menghitung nilai rata-rata berpikir kritis berdasarkan cluster SMA.
( )
% = ×100%∑
∑
soal total benar yang soal jawaban siswa Nilai(
)
( )
N siswa Jumlah X siswa total Skor rata rata Skor − = ∑43 44 45 46 43
Uji Lapangan Utama Butir Soal Instrumen
Melakukan Analisis :
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Validitas Butir Soal Reliabilitas Butir Soal
Kualitas Pengecoh
Revisi II
H. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Penyebaran Angket tentang Penyakit Manusia pada 3 SMA Negeri di Kota Bandung
yang mewakili cluster 1,
cluster 2 & cluster 3
Pembuatan Instrumen Penelitian (Soal Berpikir Kritis)
Experts Judgement
Revisi I
Uji Lapangan Terbatas Butir Soal Instrumen Analisis Standar Isi
Mata Pelajaran Biologi
Studi kepustakaan Tes Respon Terbatas
(Pilihan Ganda)
Studi Kepustakaan Berpikir Kritis
Penyusunan Rancangan Instrumen Penelitian (Soal Berpikir Kritis)
Melakukan Analisis :
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Validitas Butir Soal
Reliabilitas Butir Soal
Kualitas Pengecoh
Produk Akhir: Instrumen yang Valid & Reliabel untuk
Mengukur Berpikir Kritis
Pembahasan
Kesimpulan Uji Keterbacaan Soal
pada Guru dan Siswa
Multistage sampling I :
3 SMA Negeri di Kota Bandung yang
mewakili cluster 1,
cluster 2 & cluster 3
3 kelas XII IPA SMA Negeri di Kota Bandung yang mewakili cluster 1, cluster 2, & cluster 3 Multistage sampling II : 9 SMA Negeri di Kota Bandung yang
mewakili cluster 1,
cluster 2 & cluster 3
9 kelas XII IPA SMA Negeri di Kota Bandung yang
mewakili cluster 1,
cluster 2 &cluster 3 47