• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan namanya tercatatkan ke dalam daftar negara dengan penduduk terbanyak dan memiliki peringkat keempat di dunia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki Indonesia sebanyak 119.630.913 jiwa dan perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Jumlah yang sangat fantastis dan sebenarnya memiliki potensi jika dilihat dari pangsa pasar bagi dunia industri. Tapi di sisi lain, dengan jumlah penduduk yang sangat banyak itu diimbangi pula dengan berbagai permasalahan sosial yang kini dihadapi, seperti dalam penyediaan kebutuhan sandang, pangan dan papan, sarana dan prasarana pendidikan serta ketersediaan lapangan pekerjaan dan masih banyak masalah lainnya.

Pertumbuhan laju penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahunnya akan menambah jumlah angkatan tenaga kerja otomatis jumlah lapangan pekerjaan pun harus ikut ditingkatkan. Menurut BPS (2012) angka pengangguran pada Februari 2011 adalah 8,12 juta jiwa kemudian Agustus 2011 adalah 7,7 juta jiwa, dan Februari 2012 adalah 7,61 juta jiwa, pada Februari 2012 ini jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta jiwa. Dari angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta jiwa. Dari jumlah pengangguran yang banyak tersebut lapangan kerja pun harus ditingkatkan, peningkatan lapangan kerja salah satunya adalah melalui cara peningkatan jumlah umkm atau orang yang berwirausaha yang disebut wirausahawan.

               

(2)

Dari sumber data Kemenkop dan UKM, BPS data diolah disebutkan Indonesia membutuhkan sedikitnya 4,07 juta wirausaha atau 2% dari jumlah penduduk, sedangkan jumlah wirausahawan yang ada baru sebanyak 564.240 orang. Sejalan dengan pernyataan dari Benhard Limbong (2010) bahwa peranan para wirausahawan pada suatu negara yang sedang berkembang tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya.

Pada prakteknya di Indonesia seperti halnya di negara-negara berkembang lainnya, perkembangan wirausaha sangat berpotensi sebagai motor penggerak utama yang mendorong proses pemberdayaan dan transformasi sosial, yang kemudian pada akhirnya bisa sangat berdampak positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Terlebih, Indonesia termasuk negara di dunia yang berkomitmen untuk mencapai Tujuan - Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau MDGs), dimana salah satunya adalah tentang mengurangi kemiskinan ekstrim hingga tingkat lebih rendah tertentu pada tahun 2015.

Menurut Suharyadi (2007) disebutkan keunggulan wirausaha dalam mendukung perekonomian negara yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi,meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta menciptakan perubahan dan kompetisi. Maka itu dengan banyaknya keunggulan yang disebutkan diatas munculnya wirausahawan terus didorong pertumbuhannya oleh pemerintah, seperti mendorong pertumbuhan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan mengadakan program-program pengembangan wirausaha. Program penciptaan wirausaha yang diusung Kemenkop dan UKM seperti Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang diimplementasikan pada tingkat pusat dan daerah, pelatihan nasional kewirausahaan, sosialisasi kewirausahaan di seluruh provinsi. Selanjutnya program ekspo kewirausahaan, magang di perusahaan, pembekalan teknis dan                

(3)

manajerial bagi wirausaha dan pengembangan inkubator bisnis melalui perguruan tinggi. Potensi paling besar, juga dihasilkan melalui Tempat Pelatihan Keterampilan Usaha (TPKU) yang dipusatkan pada sekolah-sekolah kejuruan di daerah maupun di Pondok Pesantren yang jumlahnya mencapai ribuan titik. Serta dengan menyediakan akses pembiayaan bagi wirausahawan melalui program kredit usaha rakyat (KUR) maupun dari lembaga keuangan lain. Berbagai hal dan upaya terus dilakukan untuk meningkatkan jumlah wirausahawan.

Wirausahawan adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka dan menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Seorang wirausahawan harus mempunyai karakteristik khusus seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, mempunyai ambisi dan suka mencoba sesuatu. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan adalah seseorang yang mampu memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi dan kemampuan peka terhadap lingkungan sekitar. Agar produk atau jasa yang ditawarkan tersebut bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau konsumen. Wirausahawan itu dituntut harus mengetahui dengan baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, ia harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kecakapan manajerial, serta mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Wirausaha dimulai dari penangkapan dan pengenalan peluang usaha kemudian ditindaklanjuti dengan pengembangan produk atau jasa. Keberhasilan dari seluruh proses tersebut sangat dipengaruhi oleh motivasi dan faktor-faktor kognitif seperti pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari seorang wirausahawan.

Membuka dan menjalankan suatu usaha bukanlah perkara gampang. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya. Penelitian Cunningham dalam Riyanti (2003) terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura,                

(4)

menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc. Ber & CO dalam Riyanti, (2003) menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2007), melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan, Kemandirian berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemilik usaha warnet di Padang Bulan. Variabel motif berprestasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemiliki usaha warnet di Padang Bulan.

Disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut bersumber dari pengetahuan kewirausahaan dan keinginan untuk maju atau motif berprestasi sehingga setiap pengusaha mampu secara maksimal memanfaatkan keterampilan usaha pada dirinya. Kemampuan memahami lingkungan bisnis, menurut Cunningham dalam Riyanti(2003) merupakan faktor yang menyebabkan 28,1% keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Menurut Dinsi (2004) mengatakan bisnis adalah ajang kompetisi yang peka terhadap perubahan.

Kepekaan ini menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berpikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan mandiri dalam pencapaian sukses usaha.

Mengenai sepak terjang dunia kewirausahaan di Indonesia khususnya di Jawa Barat Priangan Timur terdapat satu sentra kerajinan tangan yang sangat                

(5)

terkenal yaitu kerajinan tangan Rajapolah. Rajapolah adalah nama sebuah kecamatan sekaligus nama sebuah desa yang terdapat di wilayah kabupaten Tasikmalaya. Dengan kondisi geografis dilewati jalan raya utama yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Ciawi, terdapat pula stasiun dan jalur kereta api. Jalan raya juga menghubungkan wilayah Rajapolah dengan Kabupaten Ciamis dan daerah Jawa Tengah. Berdasarkan jaringan lalu lintas yang strategis tersebut maka Rajapolah mempunyai jalur komunikasi yang baik bagi pengembangan kerajinan tangan khususnya anyaman pandan, mudah mendatangkan bahan baku dan mudah menjual barang kerajinan ke pasar. Usaha kerajian pandan ini sudah sejak lama ditekuni oleh sebagian penduduk secara turun temurun di lokasi sentra produksinya.

Kata kunci kerajinan bisa diartikan buah tangan dari sifat rajin seseorang atau sekelompok masyarakat untuk bereksplorasi dan mencoba-coba sehingga melahirkan berbagai hasil kerajinan dari bermacam-macam bahan baku yang ada di sekitarnya menjadi sesuatu yang bernilai dan mempunyai nilai jual.

Kerajinan tangan yang digeluti oleh sebagian besar masyarakat Rajapolah ini tentu saja kita tidak dapat melihatnya hanya semata-mata sebagai aktifitas motorik, melainkan melibatkan kesenangan yang memancing keingintahuan dan kreatifitas untuk mengerjakannya dengan baik. Barangkali pelajaran ini mengambil kearifan lokal dari warga masyarakat Rajapolah itu sendiri, yaitu kalau mereka rajin bekerja dan berkarya maka mereka dapat bertahan hidup bahkan bisa mencapai keberhasilan, baik bagi pribadi ataupun lebih besarnya lagi bisa membantu perekonomian negara.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya (2010) Jumlah penduduk Kecamatan Rajapolah pada tahun 2009 yaitu 47.785 orang, terdiri dari laki-laki 25.590 orang dan perempuan 21.195 orang. Dari sejumlah penduduk di atas bila dibandingkan dengan luas wilayah 15,38 km2 maka kepadatan penduduk per km2 adalah 291 jiwa. Bila dirinci per desa maka yang terpadat adalah Desa                

(6)

Rajapolah dan yang terjarang penduduknya yaitu Desa Dawagung. Kemudian data untuk keseluruhan dari sektor industri bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1 Jumlah Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga Menurut Desa Di Kecamatan Rajapolah Tahun 2009

Desa Kayu Anyaman Makanan Lainnya

Rajamandala - - - 4 Dawagung - 1 2 - Rajapolah - 2 1 - Manggungjaya - - 2 - Sukanagalih - - - 9 Sukaraja - 26 - - Manggungsari - 12 - 1 Tanjungpura - - - 1 Jumlah - 41 5 15

Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya (2010)

Data di atas merupakan hasil BPS 3 tahun yang lalu, dan pada saat observasi di lapangan ternyata jumlahnya bisa lebih dari angka yang dikeluarkan oleh BPS tersebut, memang banyak diketahui pusat bisnis dari kerajinan tangan Rajapolah berada di sepanjang Jalan Raya Rajapolah, tapi tidak menutup kemungkinan di jalan-jalan atau daerah lain terdapat banyak usaha-usaha kerajinan tangan ini.

Kemudian dari industri anyaman kerajinan tangan ini setiap bulannya pengusaha bisa meraup omzet Rp 10.000.000,-. Hasil tersebut jauh menurun bila dibandingkan pada tahun 2006, ketika itu omzet yang bisa dihasilkan sampai dengan Rp 30.000.000,- per bulan. Kini, omzet itu terpangkas hingga tinggal sepertiganya. Tren penurunan omzet tersebut sudah terjadi sejak tujuh tahun terakhir. Sebagai perbandingan tabel di bawah ini merupakan perhitungan kalkulasi omzet dari salah satu usaha kerajinan tangan di Rajapolah.

               

(7)

Tabel 1.2 Omzet Rizqi Art Shop Periode 2006-2012 Tahun Omzet (Rp) 2006 573.063.600 2007 485.800.200 2008 370.605.000 2009 328.090.000 2010 303.754.500 2011 249.700.400 2012 176.897.000

Sumber : Laporan Keuangan Rizqi Art Shop (2013)

Bisa dilihat dari tabel di atas bagaimana setiap tahunnya omzet terus menurun, bukan hanya pada unit Rizqi Art Shop saja, komentar unit usaha yang lain juga mengindikasikan permasalahan yang sama penurunan omzet dari tahun ke tahunnya. Dibandingkan dengan omzet pada tahun 2006 sekarang hanya bisa meraup omzet sepertiganya. Selain penurunan omzet ditenggarai oleh banyaknya pesaing yang muncul, juga semakin berkembangnya dunia teknologi sekarang ini, dimana ilmu pengetahuan semakin berkembang, khususnya semakin marak penjualan-penjualan online serta berbagai macam bentuk pemasaran baru seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, dan sebagai pengusaha harus bisa menjawab akan tantangan tersebut.

Hal menarik lainnya yang bisa diangkat adalah motif berprestasi dari seseorang. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002), jika diperhatikan entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini, maka dijumpai berbagai macam profil, salah satunya adalah Family-Owned Business. Usaha kerajinan tangan yang dijalankan di Rajapolah sebagian besar termasuk Family-Owned Business maksudnya adalah sebuah keluarga dapat memulai membuka berbagai jenis cabang dan usaha. Dikatakan usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah usaha bapak ini maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain dengan jenis                

(8)

usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka.

Dengan kenyataan tersebut maka dikhawatirkan pewaris usaha yang ditunjuk sebenarnya tidak benar-benar termotivasi untuk berprestasi bersama dengan usaha tersebut, dikarenakan ada hal-hal atau faktor-faktor tuntutan dari keluarga tadi bukan murni dari keinginan orang yang diwarisi.

Berdasarkan fenomena, dan penjelasan di atas untuk itu dalam penyelesaikan tugas akhir ini penulis tertarik mengambil judul penelitian: ”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Motif Berprestasi Terhadap Perilaku Kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang tersebut terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan kewirausahaan dan motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan?”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengetahuan kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?

2. Bagaimanakah motif berprestasi di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?                

(9)

3. Bagaimanakah perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?

4. Seberapa besarkah pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan terhadap perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?

5. Seberapa besarkah pengaruh antara motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?

6. Seberapa besarkah pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dengan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengetahuan kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

2. Untuk mengetahui motif berprestasi di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

3. Untuk mengetahui perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

5. Untuk mengetahui seberapa pengaruh antara motif berprestasi dengan perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

               

(10)

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan dan motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tangan Rajapolah.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi banyak pihak, diantaranya:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Secara umum tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberi dukungan terhadap hasil penelitian sejenis yang diadakan sebelumnya dan sebagai sumber pengayaan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan disiplin ilmu khususnya di dalam bidang kewirausahaan dimana diyakini pengetahuan dan motif seseorang untuk berprestasi bisa menjadi salah satu acuan perilaku berwirausaha. 2. Bagi Peneliti

a. Menjadi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Jurusan Administrasi Niaga program studi Administrasi Bisnis D4 Politeknik Negerti Bandung.

b. Sebagai media pengembangan ilmu.

c. Dapat memperluas ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktisi pendidikan ilmu pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni.

d. Sebagai acuan atau bahan dasar bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi akademisi

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka bagi perguruan tinggi baik di tingkat jurusan maupun politeknik                

(11)

khususnya mengenai pegetahuan kewirausahaan dan motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan.

b. Sebagai bahan informasi bagi pemerhati ilmu pengetahuan serta praktisi dan civitas akademika pendidikan yang ada pada lingkungan Politeknik Negeri Bandung mengenai pegetahuan kewirausahaan dan motif berprestasi terhadap perilaku kewirausahaan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori

Landasan teori berisikan uraian teoritik variabel-variabel penelitian, meliputi landasan teori dari pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi serta perilaku kewirausaan serta hubungan-hubungannya. BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi metode dan teknik yang di gunakan dalam penelitian, instrumen penelitian, operasional penelitian yakni definisi operasional dari tiga variabel, serta metode analisis data yang digunakan.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan. BAB V Simpulan dan saran.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sentra kerajinan anyaman tangan di Kecamatan                

(12)

terhitung sejak tanggal 15 Juni - 24 Juni 2013 kemudian proses penelitian secara keseluruhan dari mulai pengajuan proposal sampai menyelesaikan laporan penelitian dilaksanakan selama lima bulan sejak Februari sampai dengan Juli 2013.                

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga  Menurut Desa Di Kecamatan Rajapolah Tahun 2009
Tabel 1.2 Omzet Rizqi Art Shop Periode 2006-2012  Tahun  Omzet (Rp)  2006  573.063.600  2007  485.800.200  2008  370.605.000  2009  328.090.000  2010  303.754.500  2011  249.700.400  2012  176.897.000

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena