• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN LOR SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN LOR SEMARANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

47

DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN LOR SEMARANG

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Lor Semarang

1. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan lor Semarang terletak kurang lebih 100 m dari jalan raya Pedurungan–Penggaron, yang tepatnya di jalan Pesantren No. 03 Pedurungan Lor Semarang (024) 6716657. pesantren ini berdiri di atas lahan milik pondok yang terletak di daerah yang bersebelahan dengan beberapa daerah, yaitu:

- Sebelah utara berbatasan dengan desa Banget Ayu - Sebelah barat berbatasan dengan Gayam sari

- Sebelah selatan berbatasan dengan Pedurungan kidul - Sebelah timur berbatasan dengan Penggaron.

Lokasi pondok pesantren Al-Hikmah ini stategis dan ideal sebagai sarana belajar mengajar, karena mudah dijangkau. Di sekitar pondok pesantren Al-Hikmah terdapat Sekolah Dasar Harapan Bunda, SMP dan SMA At-Thohiriyyah, SMP dan STM Pandanaran, STM Majapahit dan Madrasah Aliyah Negeri I (MAN I) Semarang.

Pondok Pesantren Al-Hikmah adalah pesantren yang bukan terdiri dari satu komplek yang terpisah dari lingkungan masyarakat, akan tetapi menyatu dengan rumah-rumah masyarakat di sekitarnya.1

2. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan lor Semarang adalah suatu lembaga pendidikan nonformal yang berbentuk pesantren di kota Semarang yang orientasi utama pendidikannya adalah bagaimana para

(2)

santri yang belajar di pondok itu dapat belajar ilmu diniyah dan mengaji Al-qur’an dengan fasih dan tartil, pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Lor dirintis oleh KH. Drs. M. Qodirun Nur beserta istrinya Ibu Nyai Hj. Nur Mardiyah, AH. Sekitar tahun 1985. dan sampai saat ini beliau masih menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren al-Hikmah Pedurungan lor.

Pada awalnya pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor didirikan karena keinginan masyarakat sekitar untuk dapat mengaji ilmu agama dan mengaji Al-Qur’an pada tahun 1986, Pondok pesantren al-Hikmah belum memiliki asrama khusus untuk menampung santrinya. Hal ini dikarenakan para santri masih bolak-balik (ngelajo-bahasa jawa). Dan pelaksanaan pengajian hanya dilaksanakan pada waktu sore setelah Ashar.

Semula yang mengaji adalah para santri di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak dipagi harinya, kemudian pada sore harinya mereka ingin mendalami lebih jauh tentang ilmu Bahasa Arab yaitu pelajaran Nahwu dan Sharaf serta kitab-kitab kuning lainnya. Tidak lama kemudian banyak para remaja yang berdatangan dengan tujuan untuk dapat mengaji Al-Qur’an serta menghafalkannya kepada Ibu Nyai. Pondok pesantren al-Hikmah yang pada waktu itu di lingkungan kelurahan Pedurungan lor pertama kali mengkhususkan dirinya sebagai pondok tahfidzul Qur’an.

Melihat semakin banyaknya santri yang datang mengaji dan tinggal di kediaman beliau, maka pada tahun 1988, beliau mendirikan sebuah bangunan untuk asrama putri. Sedangkan kegiatan-kegiatan pengajian masih dilakukan di rumah beliau. Dengan berdirinya pondok pesantren al-Hikmah jumlah santri semakin bertambah dan meningkat, baik dari dalam maupun luar daerah, maka pada tahun 1990, asrama putri ditambah lokal baru berlantai dua dan satu aula untuk kegiatan mengaji. Dan pada tahun 1992, pondok pesantren al-Hikmah tidak hanya mengasuh santri putri saja, tapi juga sudah mulai mengasuh santri putra yang mulai tinggal menetap di asrama. Dan akhirnya santri pondok pesantren al-Hikmah berkembang

(3)

tidak hanya pada masyarakat sekitar saja yang menjadi santri di Pondok Pesantren ini. Pada saat ini banyak para santri yang berdatangan dari luar kota seperti Demak, Grobogan, Kendal dan Tegal. Pondok pesantren yang berasaskan Islam ‘ala Ahli Sunnah Wal Jama’ah ini lebih berorientasi pada pengajian Al-Qur’an baik itu bil-nadlor (melihat), bil-ghib (menghafal) serta qiraat sab’ah (tujuh macam bacaan); atau sering dikenal dengan sebutan pondok Qur’an. Di samping tu para santri juga dibekali ilmu-ilmu agama seperti nahwu, sharaf, fiqih, akhlak dan hadits agar dapat menumbuhkan generasi yang Islami yang berakhlakul karimah. Di pondok pesantren al-Hikmah juga diadakan pengajian umum yaitu sima’atul Qur’an yang dilaksanakan setiap ahad pagi oleh Ibu Nyai yang diikuti oleh para santri dan warga sekitar. Dan pengajian jum’at pagi oleh Abah KH. Drs. Muhammad Qodirun Nur yang mengkaji kitab Ihya’ Ulumuddin dan Hikam yang diikuti santri dan warga sekitar.

Adapun tujuan berdirinya pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor Semarang adalah antara lain :

a. Untuk dijadikan sebagai tempat dan pusat menyebarkan dan mensyiarkan Agama Islam (Islamic Center).

b. Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan keilmuan Agama Islam.

c. Sebagai benteng pertahanan moral dari pengaruh negatif perkembangan zaman.2

3. Struktur dan Organisasi

Setiap pesantren memiliki struktur organisasi sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren. Meskipun demikian, ada kesamaan-kesamaan yang menjadi ciri-ciri umum struktur pesantren, dan tampak adanya kecenderungan perubahan yang sama di dalam menatap masa depannya.

2

(4)

Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, maka pondok pesantren al-Hikmah memiliki struktur organisasi untuk pembagian tugas dan wewenang demi kelancaran kegiatan pondok pesantren yang telah diprogramkan, dan juga untuk menyiapkan rencana-rencana secara matang sehingga hasil yang diinginkan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang3 :

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG PENGURUS PUTRA

1. Pengasuh : - KH. Drs. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

2. Ketua : - Aqil Filayati

- Achmad Fauzi

3. Sekretaris : - Fahrur Aziz 4. Bendahara : - Misbahul Munir 5. Seksi K3 : - M. Mustaqim 6. Seksi Pend. : - Ali Shodiqin 7. Seksi Minat & Minat : - Saeful Anwar 8. Seksi Perlengkapan : - Akromul Huda

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG PENGURUS PUTRA

1. Pengasuh : - KH. Drs. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

2. Ketua : - Nurul Hasanah

- Nur Halimah

3. Sekretaris : - Himatul Aliyah

(5)

4. Bendahara : - Roudlotul Lutfiyah 5. Seksi K3 : - Zainatul Mufarikah 6. Seksi Pend. : - Qurrota A’yun 7. Seksi Minat & Minat : - Afifatun Nisa’ 8. Seksi Perlengkapan : - Siti Laili Maftuhah

Dalam kegiatan sehari-hari pondok pesantren Al-Hikmah diasuh langsung oleh KH. Drs. M. Qodirun Nur yang dibantu oleh lurah, pengurus beserta seluruh santri. Dari lurah tersebut dibantu oleh pengurus yang ada dalam bidang-bidang yang terstruktur dalam organisasi pondok. 4. Keadaan Pengajar dan Santri

a. Pengajar / Ustadz

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang bahwa jumlah ustadz atau tenaga pengajar sebanyak 15 orang, sedangkan latar belakang pendidikannya cukup bervariasi, ada yang berpendidikan tinggi, ada yang sekolah menengah dan ada pula yang hanya lulusan pesantren saja. Para ustadz (guru), sebagaian ada yang bertempat tinggal di asrama pesantren, karena selain sebagai ustadz, juga masih “nyantri” di pesantren tersebut, sedangkan sebagian lagi tinggal di luar pondok pesantren karena sudah berkeluarga dan sebagian juga telah menjadi tokoh masyarakat di sekitarnya. Untuk lebih jelasnya, lihat dewan ustadz / guru di bawah ini4:

(6)

Tabel 4.1

DAFTAR GURU / USTADZ

PONPES AL-HIKMAH PUTRA DAN PUTRI

No Nama Alamat

1 Muhammadun Zain Mranggen, Demak

2 Misbah Meteseh, tembaang Semarang

3 A. Sakhowi Plamongan, Pedurungan Semarang

4 A. Musyafa’ Godong, Purwodadi

5 Abdul Ghofur Kaliwenang, Grobogan 6 Aqil Filayati Batur sari, Mranggen Demak

7 Fahrur Aziz Guntur, Demak

8 Syeh Khabib Purwodadi

9 M. Nashuha Tegal

10 M. Asyhari Guntur, Demak

11 A. Fauzhi Dempet, Demak

12 Siti Nur Rohmah Purwodadi

13 Nur Hayati Pedurungan, Semarang

14 Zumaroh Manggar wetan, Grobogan

15 Siti Maryati Mranggen, Demak

Daftar dewan guru di atas, adalah sudah termasuk dewan guru yang mengajar di pondok putri.

b. Santri

Pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor memiliki jumlah santri (350), yang terdiri dari 135 santri putra dan 215 santri putri. Jumlah pengurus yang ada adalah 20 santri, dan 15 ustadz dan pengasuh adalah KH. Drs. M. Qodirun Nur dan HJ. Nur Mardliyah, AH.

Menurut tradisi pesantren, terdapat dua kelompok santri yaitu santri mukim dan santri kalong. Di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor keseluruhan santri mukimnya adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pesantren,

(7)

sedangkan santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang biasanya tidak menetap dalam pesantren, untuk mengikuti pelajaran di pesantren mereka bolak-balik (nglajo) dari rumah.

Santri mukim di sini ada yang sambil sekolah, kuliah, kerja dan asli mondok. Yang sekolah ada yang SMP dan SMA at-Thohiriyyah, SMP dan STM Pandanaran, STM Majapahit, MTs dan MA Futuhiyyah Mranggen dan Madrasah Aliyah Negeri I (MAN I) Semarang. Sedangkan yang kuliah tidak hanya dalam satu universitas saja, akan tetapi banyak dari seluruh universitas yang ada di Semarang.

Tabel 4.2

DAFTAR SANTRI PUTRA DAN PUTRI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG 2010-2011

No. Jenjang Pendidikan

Jumlah santri

1. Pelajar tingkat SMP 15

2. Pelajar tingkat SMA 86

3. Mahasiswa 21

4. Karyawan (sudah bekerja) 5

5. Santri murni 8

Jumlah total 135

Aktifitas santri pelajar dalam sehari-hari dapat beraneka ragam, tetapi dalam pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan memberikan peraturan atau semacam jadwal untuk dapat ditaati oleh santri pelajar, tidak hanya untuk santri pelajar saja, akan tetapi untuk semua warga yang ada di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan tersebut. Jadwal tersebut dibuat untuk menyeragamkan santri pelajar di dalam pondok agar tidak seenaknya sendiri. Peraturan jadwal yang dibuat

(8)

berdasarkan atas musyawarah pengasuh dan pengurus untuk kemaslahatan dan kemajuan pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang.5

Table 4.3

JADWAL KEGIATAN SANTRI PUTRA DAN PUTRI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH

PEDURUNGAN SEMARANG

No Waktu Kegiatan

1 04.30 - 05.00 Shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan wirid 2 05.00 - 06.00 Pengajian kitab kuning

3 06.30 – 13.30 Santri pelajar pergi sekolah 4 14.00 - 16.00 Istirahat

5 16.00 - 17.30 Mengaji, madin, setran Al-Quran 6 18.00 - 18.30 Shalat magrib dan wirid

7 18.30 - 19.00 Tadarus Al-Quran 8 19.00 - 19.30 Shalat isya berjamaah

9 19.30 - 21.00 Madin, pengajian kitab kuning 10 21.00 - 23.00 Jam belajar

Kegiatan mingguan :

Setiap malam selasa ba’da magrib ada kegiatan pengajian (latihan pengajian umum) yang dilakukan para santri putra dan putri (tugas pidato bergiliran antar kamar)

Setiap malam selasa ba’da isya’ ada kegiatan Qori’ yang diikuti semua santri putra dan santri putri (diampu Ust. Muhammadun Zain)

Setiap malam Jum’at ba’da magrib ada kegiatan takhtiman Al-Qur’an

Setiap malam Jum’at ba’da isya’ ada kegiatan berjanji atau atau shalawat diba’iyyah yang diikuti semua santri baik putra maupun putri

5 Dokumentasi dan Wawancara dengan Fakhrur Aziz selaku Sekretaris pada tanggal 23

(9)

Setiap jum’at pagi ada kegiatan pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin dan Hikam oleh KH. Drs. Muhammad Qodirun Nur yang diikuti santri dan warga sekitar Setiap minggu pagi ada kegiatan sima’atul Qur’an yang diikuti santri putri dan

warga sekitar yang dipimpin oleh Hj. Nur Mardliyah6

5. Sarana dan Prasarana

Pondok pesantren al-Hikmah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki 5 gedung utama, yaitu Masjid, gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama putra, gedung aula dan gedung madrasah serta asrama pondok putri. Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar asrama putra, gedung koperasi, dan di samping dan belakangnya dilengkapi dengan dapur umum.

Gedung asrama putra terdiri atas empat lantai yang terbagi atas lantai satu berupa aula yang berfungsi sebagai tempat baca atau perpustakaan, tempat pendidikan dan tempat musyawarah para santri, lantai dua dan tiga berfungsi sebagai asrama santri putra, sedangkan aula depan kamar asrama putra berfungsi sebagai tempat untuk mengaji, tempat belajar dan kegiatan santri yang lain. Pada tiap lantai ada 3 kamar asrama santri putra. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat berwudhu, kamar mandi dan di lantai 4 berfungsi sebagai tempat untuk menjemur pakaian

Gedung aula yang bersebelahan dengan gedung asrama putri terdiri atas dua lantai, lantai satu berupa aula yang berfungsi untuk tempat pusat kegiatan santri, pusat peribadatan santri dan juga digunakan sebagai tempat majlis ta’lim masyarakat sekitarnya pada waktu-waktu tertentu, dan lantai dua berupa aula masjid yang berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah semua santri dan warga sekitar. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat berwudlu dan kamar mandi

6

Observasi dan Dokumentasi Pondok Pesantren al-Hikmah, diambil pada tanggal 19 April 2011.

(10)

Di gedung asrama putri terdiri atas 3 lantai, pada tiap lantai terdiri 3 kamar untuk asrama putri. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat berwudlu dan kamar mandi dan juga tempat untuk menjemur pakaian. Sedangkan gedung sebelahnya adalah rumah pengasuh pondok pesantren al-Hikmah, gedung koperasi menyatu dengan gedung rumah pengasuh.

Sebuah gedung di seberang jalan terdiri atas 3 lantai yang digunakan untuk ruang pendidikan karena hanya terdiri atas bangunan ruang kelas digunakan untuk pusat kegiatan madrasah diniyah, serta tempat pendidikan TPQ, dan satu kamar untuk kantor Taman Pendidikan Al-Qur'an. Gedung ini juga dilengkapi dengan kamar mandi, WC dan dapur umum.

Disamping bangunan yang ada, untuk menunjang proses belajar mengajar santri di Pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pra syarat infra struktur dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang adalah:

Tabel 4.5

SARANA DAN PRASARANA SANTRI

No Jenis Jumlah Keterangan

1 Kamar guru 4 Tempat guru mukim yang mengajar 2 Kamar santri putra/putri 15 Asrama

3 Ruang baca 1 Perpustakaan

4 Bak besar 2 Sebagai penampung air

5 Kamar mandi 13 2 untuk guru dan 11 untuk santri 6 Kamar kecil 8 5 untuk santri putra dan 3 untuk putri 7 Komputer 2 Untuk keperluan pengetikan dan

dokumen data

8 Laptop 1 Penunjang guru dalam mengajarar

9 LCD 1 Penunjang guru dalam mengajarar

(11)

6. Sistem Pendidikan dan Pengajaran

Sebagaimana pondok pesantren pada umumnya yang biasanya memiliki bentuk penyelenggaraan jenjang pendidikan, demikian juga pondok al-Hikmah juga menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan, yaitu :

a. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

Untuk pendidikan dan pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), digunakan metode qiro’ati yang terbagi atas 6 jilid buku, dengan menerapkan metode balaghoh dan individual, dimana santri dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil antara 10-15 anak. Materi yang diajarkan terdiri atas baca tulis al-Qur'an, hafalan bacaan sholat, hafalan surat-surat, hafalan do’a sehari-hari, ilmu tajwid dan ghorib, serta untuk yang kelas tinggi diajarkan materi tauhid aqidah al-awam.

b. Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya

Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya merupakan pendidikan lanjutan dan madrasah diniyah ibtidaiyyah, yaitu madrasah dasar yang dengan masa belajar 6 tahun. Untuk madrasah al-Wustho dan al-Ulya ini dengan masa belajar 4 tahun. Dengan demikian, pondok pesantren al-Hikmah dalam pendidikan dan pengajaran yang utama adalah dengan menggunakan sistem madrasah, dengan menggunakan sistem kelas dan berjenjang yaitu kelas 1,2,3 dan 4. Kurikulum dalam pengajarannya adalah dengan menggunakan patokan dan referensi kitab kuning, tidak mengikutsertakan pelajaran umum dalam kurikulumnya. Dalam pendidikannya, selain pembelajaran di ruang kelas, pondok pesantren ini juga menerapkan pembelajaran lain sebagai pendukung pembelajaran di kelas, yang dikenal dengan istilah taktor, mukhafadhoh, dan les. Taktor adalah semacam diskusi tentang materi pelajaran yang diajarkan di kelas yang wajib diikuti oleh setiap santri dikelompokkan sesuai dengan kelasnya, untuk waktu pelaksanaan adalah setiap hari setelah shalat isya’, dan biasanya setiap

(12)

kelas dipandu oleh santri senior yang sudah lulus kelas 4 atau biasanya disebut santri mutakharijin.

Mukhafadhah adalah sistem penghafalan materi pelajaran sekolah yang khusus materi yang berupa nadhoman seperti Milhatu al-I’rab dan Alfiyah, dilaksanakan secara bersama-sama dengan sistem bergilir perbait secara berputar, dan ini juga disesuaikan dengan kelompok kelasnya, mukhafadhoh ini dilakukan seminggu sekali. Adapun les adalah pemberian pelajaran tambahan terhadap materi (kitab-kitab) tertentu oleh guru pengampu dan biasanya dilaksanakan setelah habis sholat shubuh.

Selain sistem madrasah klasikal yang diterapkan di pesantren al-Hikmah dalam sistem pendidikan dan pengajarannya, juga digunakan sistem pengajaran kitab klasikal dengan metode sorogan dan wetonan, hal ini biasanya adalah untuk santri senior atau santri mutakharijin (santri yang sudah lulus al-Wushtho dan al-Ulya). Adapun waktunya menurut pengamatan penulis diantaranya malam hari setelah sholat maghrib dan setelah sholat isya. Untuk kitabnya bervariasi dan kitab-kitab berbagai cabang ilmu Agama Islam.

c. Pengajian dan Majlis Ta’lim

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap minggu, di pesantren al-Hikmah kegiatan ini dikelompokkan ke dalam dua kategori.Yang pertama adalah khusus untuk santri yang dilaksanakan setiap malam selasa. Yang kedua adalah di peruntukkan untuk warga sekitar, yaitu kegiatan ini dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, yakni Jum’at pagi dan minggu pagi. Kegiatan ini merupakan sarana untuk sosialisasi pondok pesantren kepada masyarakat sekitarnya. Selain pendidikan secara langsung sebagaimana disebutkan di atas, pondok pesantren juga menyelenggarakan musyawarah wustho yang pelaksanaannya melibatkan para alumni, dalam musyawarah itu dibahas tentang permasalahan-permasalahan keagamaan atau semacam bahsu al-masail diniyah, dan santri pondok yang mengikuti kegiatan

(13)

ini adalah santri-santri yang sudah senior atau sudah mutakharijin, yang pelaksanaanya dilaksanakan setiap sebulan sekali yaitu setiap hari Ahad dan malam Senin pada minggu pertama setiap bulan7.

7. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Putra Al-Hikmah Pedurungan Semarang

Secara garis besarnya, ada dua sistem pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren al-Hikmah, yaitu: sistem Bandongan, Sorogan dan sistem Madrasah. Sistem Bandongan dilaksanakan setelah shalat Shubuh, yang diikuti seluruh santri tanpa adanya perbedaan jenjang kelas, sedangkan sistem Sorogan dilaksanakan oleh beberapa santri saja mengenai waktunya tidak menentu, dan sistem Madrasah dilaksanakan setelah shalat Ashar dan Isya’ yang dimulai pukul 16.00 – 17.30 dan 19.00 – 20.30 WIB. Dalam sistem madrasah ini, santri dikelompokkan ke dalam 5 jenjang atau kelas (I’dad, Ula I, Ula II, Wustha, dan Ulya). Dalam pengklasifikasiannya didasarkan pada kemampuan santri berdasarkan hasil placement test (tes penempatan kelas) yang harus diikuti santri sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran di madrasah.

Metode pembelajaran yang dipergunakan di pondok pesantren al-Hikmah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang dipergunakan di pesantren-pesantren lain pada umumnya. Adapun metode-metode yang dipergunakan di pondok pesantren Al-Hikmah, meliputi:8

a. Metode Bandongan

Pelaksanaan dari pada metode ini yaitu santri secara bergerombol duduk di sekeliling kyai atau ustadz yang sedang membacakan kitab kuning, kemudian santri mendengarkan dan

7Wawancara dengan Aqil Filayati selaku Lurah dan Ustadz pada tanggal 23 April 2011. 8Wawancara dengan saudara Abdul Ghofur, ketua Madrasah Diniyah Putra Pondok

(14)

memaknai kitabnya, sambil membuat catatan-catatan tambahan jika dirasa penting dan perlu.

b. Metode Sorogan

Metode ini, adalah metode pengajaran dengan sistem individual, prosesnya adalah santri dan biasanya yang sudah pandai, menyodorkan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca di depan kyai, dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung dibetulkan oleh kyai. c. Metode Dialog (tanya jawab)

Metode dialog adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara santri dengan kyai atau ustadz. Santri bertanya, kemudian kyai atau ustadz menjawab, atau sebaliknya. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara kyai, ustadz dengan santri.

d. Metode Lalaran

Metode lalaran yaitu suatu metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya pelajaran itu dilagukan dengan lagu-lagu tertentu, dan metode ini tidak semua pelajaran dapat diterapkan, tetapi pelajaran yang dapat diterapkan dengan metode ini adalah pelajaran-pelajaran yang ada kaitannya dengan nazham, sehingga nadzam tersebut bisa dilagukan dan dikontekskan dengan lagu yang sedang up to date. Metode lalaran ini sering dipergunakan pada pelajaran-pelajaran yang ada nadhamnya seperti: ‘Imrithi, Alfiyah Ibnu Malik, dan sebagainya. e. Metode Hafalan (tahfidz)

Dengan metode hafalan ini diharapkan pelajaran yang telah difahami dan dimengerti dapat teringat terus sampai masa hayatnya. Pelaksanaan dari metode ini adalah santri maju dihadapan kyai, ustadz untuk menghafalkan materi atau syi’ir atau nadzam-nadzam tertentu. Setelah santri dianggap hafal semua, maka santri tersebut kembali ke tempatnya, tetapi jika santri belum hafal, maka diperintahkan kembali untuk menghafal hingga benar-benar hafal.

(15)

Biasanya metode hafalan ini ditujukan pada pelajaran-pelajaran tertentu saja yang dianggap penting untuk dihafal, seperti: ilmu alat nahwu dan sharf, kaidah-kaidah fiqh, hafalan-hafalan do’a, hafalan surat-surat pendek, dan sebagainya.

f. Metode Diskusi (Bahtsul Masail)

Metode bahtsul masail (diskusi) pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam metode diskusi ini, setiap santri diharapkan memberikan sumbangan pikiran atau ide-ide sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan sumbangan ide, pikiran atau gagasan dari santri-santri lainnya, diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, sampai dihasilkannya pemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

Metode diskusi ini biasanya digunakan di pondok pesantren al-Hikmah, ketika ustadz berhalangan hadir, yang kemudian diisi oleh santri senior (kelas Ulya) sesuai dengan jadwal piket hariannya untuk membahas suatu topik atau permasalahan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan oleh ustadz pengampu.

Metode diskusi ini juga merupakan metode rutin yang dipakai di pondok pesantren al-Hikmah setiap satu bulan sekali untuk berdiskusi masalah-masalah fiqh dengan tema yang berbeda-beda. g. Metode Tutorial

Metode tutorial adalah sebuah metode yang di dalamnya diberlakukan sistem kelompok-kelompok yang dalam tiap kelompoknya diampu oleh tutor (yang berasal dari santri senior). Melalui metode ini diharapkan mempunyai banyak manfaat yaitu: bagi santri yunior, dapat menangkap pelajaran secara lebih cermat, dan bagi

(16)

santri senior (tutor) dapat berlatih menyampaikan kembali pelajaran yang telah diterima dari kyai.

Metode ini biasanya dilakukan dengan dua session. Session pertama dilakukan setelah ngaji pagi sistem bandongan bagi santri mahasiswa yang tidak masuk pagi, dan session kedua dilakukan pada sore hari bagi santri pelajar.

h. Metode Nadham

Metode nadham ini biasa digunakan dengan cara melagukan materi yang dipelajari. Pelajaran yang biasa menggunakan metode ini adalah nahwu dan shorof.

Biasanya metode ini diterapkan selama pelajaran dan setelah pelajaran agar para santri dalam mempelajarinya tidak jenuh, kemudian dengan menunjuk beberapa santri untuk menadhamkan materi yang sedang dipelajari secara bergantian.9

i. Metode Perwalian

Metode ini diberlakukan pada ngaji Al-Qur’an. Sistem yang digunakan hampir sama dengan metode tutorial, yaitu santri senior (yang sudah lolos tes seleksi) untuk mengampu beberapa santri yunior. Wali ngaji (sebutan untuk pengampu) bertanggung jawab atas kelancaran dan kefasihan bacaan anak didiknya, meliputi: makharij al-

huruf, hukum bacaan tajwidnya maupun gharibnya.10

B. Data Tentang Modernsasi Sistem Pembelajaran Pesantren Di Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang

1. Arti penting modernisasi sistem pembelajaran pesantren

Arti penting dan tujuan dari modernisasi pondok pesantren al-Hikmah pedurungan adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah, dengan tujuan agar

9Wawancara dengan Drs.KH. Muhammad Qodirun Nur, Pengasuh Pondok Pesantren

Al-Hikmah Pedurungan Semarang, pada tanggal 21 April 2011

(17)

para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai. Yang akhir-akhir ini pada pondok pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan dari luar dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. 2. Proses modernisasi sistem pembelajaran pesantren

Dalam proses modernisasi sistem pendidikan pesantren yang ada di al-Hikmah setidaknya memenuhi beberapa syarat yang telah dikemukakan oleh Soerjono Soekanto yaitu Cara berpikir yang ilmiah, Sistem administrasi, Penciptaan iklim yang menyenangkan penggunaan alat-alat komunikasi massa, organisasi, dan kurikulum. Dalam proses tersebut al-Hikmah melakukan beberapa pengembangan yaitu:

a. Administrasi atau pengelolaan dan dana

Dalam pengelolaan dan dana ada di tangan kyai, akan tetapi secara teknis operasionalnya ditangani oleh unit-unit kerja (pengurus organisasi). Pembagian kerja pada umumnya kurang jelas dan administrator juga belum ahli, sehingga sistem dokumentasi belum teratur dan akurat. Meskipun demikian, dalam pengelolaan dana, sarana dan dokumen-dokumen berharga lainnya hampir dapat dipastikan tidak ada kebocoran-kebocoran dalam arti korupsi. Kelemahan yang terjadi akibat kurang profesional mengelola adalah tidak efektif, tidak efisien, dan tidak akurat, serta sering tumpang tindih. Dengan kata lain terjadinya kelemahan dalam mengelola bukan karena faktor “hal”, tetapi semata-mata karena belum ada profesi atau keahlian dan keterampilan mengelolanya.

Mengenai sumber dana, pada umumnya diperoleh dari: (1) usaha yayasan yang dibentuk pesantren, (2) sumbangan dari santri, (3)

(18)

sumbangan dari masyarakat, baik pribadi maupun kelompok-kelompok dan sebagainya.

Karena pada umumnya tidak terdapat perencanaan-perencanan yang tepat dan tidak mempunyai rencana induk pengembangan pesantren untuk jangka pendek maupun jangka panjang, maka sulit diukur memadai tidaknya dana, tetapi secara keseluruhan akan tampak pebedaan dari pesantren satu terhadap yang lainnya. Hal ini tampak dari jumlah gedung yang dimiliki, tanah, sumber-sumber dana, dan fasilitas-fasilitas lainnya, serta banyaknya santri yang diasuhnya.

Tetapi pada waktu-waktu ini telah tampak tanda-tanda baru bahwa pesantren menyadari pentingnya perencanaan-perencanaan yang akurat untuk mengembangkan dirinya dimasa mendatang.

b. Kurikulum

Dalam proses belajar di suatu lembaga pendidikan tidak akan dapat dipisahkan dengan adanya kurikulum atau materi-materi yang diajarkan, karena kurikulum merupakan acuan dan pedoman yang dipakai sebagai perantara oleh pengajar dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kurikulum di pesantren pada umumnya, belum ada ketentuan dan aturan baku, sehingga masih dapat dikatakan sangat sederhana. Demikian juga pondok pesantren al-Hikmah, walaupun sudah menggunakan sistem madrasah dalam pendidikan dan pengajarannya. Namun masih hanya sebatas kitab-kitab kuning yang dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar sedangkan sumber pembelajaran dari ilmu umum hanya sedikit.

Adapun karakteristik kurikulum yang ada pada pondok pesantren modern, mulai diadaptasi dengan kurikulum pendidikan Islam yang disponsori oleh Departemen Agama dalam sekolah formal (madrasah). Sedangkan kurikulum khusus pesantren dialokasikan melalui kebijaksanaan sendiri. Gambaran umum kurikulum Pondok pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang adalah pada pembagian

(19)

waktu, yaitu mereka belajar keilmuan Islam khas pesantren setelah mereka belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.

Kurikulum pendidikan pesantren modern yang merupakan perpaduan antara pesantren salaf dan sistem sekolah, diharapkan akan mampu memunculkan output pesantren berkualitas yang tercermin dalam sikap yang aspiratif, progresif dan tidak ortodok, sehingga santri bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka bukan golongan eksklusif dan mereka memiliki kemampuan yang siap pakai. Materi yang diajarkan di pesantren al-Hikmah berkisah pada ilmu-ilmu keagamaan yakni : Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balaghoh dan Tajwid), dan akhlak. Dan ilmu umum yakni Matematika dan Bahasa inggris (tambahan dari sekolah formal).

c. Struktur organisasi

Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, maka madrasah pondok pesantren al-Hikmah memiliki struktur organisasi untuk pembagian tugas dan wewenang demi kelancaran kegiatan madrasah pondok pesantren yang telah diprogramkan, dan juga untuk menyiapkan rencana-rencana secara matang sehingga hasil yang diinginkan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi madrasah Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang11 :

(20)

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG Pengasuh : - Drs. KH. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

Kepala sekolah : - Abdul Ghofur

- Aqil Filayati

Sekretaris : - Ahmad Sakhowi Bendahara : - Misbahul Munir Seksi K3 : - M. Mustaqim Seksi Pend. : - Chabib

- Ali Shodiqin Seksi Minat & Minat : - Saeful Anwar Seksi Perlengkapan : - Fudhailul Fikri

- Akromul Huda.12

d. Sarana dan prasarana

Pondok pesantren al-Hikmah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki 5 gedung utama, yaitu Masjid, gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama putra dan asrama pondok putri, gedung aula dan gedung madrasah. Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar asrama putra, gedung koperasi, perpustakaan dan di samping dan belakangnya dilengkapi dengan dapur umum.

Disamping bangunan yang ada, untuk menunjang proses belajar mengajar santri di Pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pra syarat infra struktur dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Seperti pengadaan media pembelajaran yang baru yakni laptop, LCD, akan tetapi itu masih sangat terbatas.

12

(21)

e. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipergunakan di madrasah pondok pesantren al-Hikmah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang dipergunakan di pesantren-pesantren lain pada umumnya. Adapun metode-metode yang dipergunakan di madrasah pondok pesantren Al-Hikmah, meliputi:

1) Metode Dialog (tanya jawab) 2) Metode Lalaran

3) Metode Hafalan (tahfidz)

4) Metode Diskusi (Bahtsul Masail) 5) Metode Tutorial

6) Metode Nadham f. Kegiatan Ekstra Pesantren

Untuk meningkatkan bakat dan minat santri di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan semarang, dibuat program yang terbagi menjadi dua, yaitu Ko Kurikuler dan Ekstra Kurikuler.

1. Ko kurikuler

a) Ceramah Ilmiah

Ceramah ilmiah merupakan kegiatan rutinitas setiap 1 bulan sekali dengan mendatangkan narasumber dari luar, tetapi pelaksanaannya tergantung dari situasi dan kondisi untuk mengadakan ceramah ilmiah ini, dengan mempertimbangkan mulai dari dana, waktu, dan lain-lain.

b) Pelatihan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Pelatihan KBM ini sebagai pembekalan kepada santri untuk bisa mengajar dimuka umum atau kepada masyarakat ketika nanti sudah terjun di masyarakat, tidak hanya kajian-kajian keilmuan yang dipelajari tetapi juga bagaimana mengajarkan kepada orang lain.

Pelaksanaan KBM ini bersamaan dengan mudzakarah, para santri mengajar di depan teman-temannya sendiri saling

(22)

bergantian. Dengan pelatihan KBM agar nantinya para santri terbiasa di depan umum mengajarkan ilmu yang selama ini yang mereka peroleh.

2. Ekstra Kurikuler a. Aspek ilmiah

1) Pengajian Tahfidz Quran

Pengajian ini dilaksanakan dengan dua program, yaitu program Binadhor dan Program Bilghoib dimulai setelah jama’ah shalat asyar bertempat dimasjid Pondok Pesantren. 2) Mengaji kitab

Mengaji kitab ini dilaksanakan dengan menggunakan system bandongan atau sorogan yang disesuaikan dengan tingkatan masing-masing santri. Adapun materi yang dikaji meliputi Fiqh, Hadits, Tafsir, Tasawuf dan Akhlaq.

3) Mudzakarah

Muzhakarah difungsikan oleh para santri untuk mengingat pelajaran-pelajaran yang telah lalu dengan alokasi waktu dua setengah jam. Dimulai pada pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.30 WIB. Pada saat Muzhakarah, santri dipimpin oleh santri senior sesuai dengan kelas masing-masing. Tugas santri senior ini mengarahkan kepada para santi yunior bila terdapat kesalahpahaman, atau ditemui pemahan yang kurang lurus.

b. Aspek kesenian meliputi latihan Rebana.

c. Aspek olah raga meliputi latihan sepak bola, basket, bola Volli, tenis meja, dan bela diri.13

(23)

C. Analisis Umum Terhadap Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengakar pada masyarakat, dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, karena realita yang ada menunjukkan sebagian besar Pondok Pesantren berada di daerah pedesaan. Akan tetapi letak pondok pesantren al-Hikmah berada di samping kota. Dengan berbagai keunikan, kekhasan, kelebihan dan kekurangannya penulis mencoba untuk menganalisis Pondok pesantren tersebut dengan mengkaitkan dengan beberapa tinjauan yang ada, yaitu:

1. Dari segi tipe pesantren.

Dalam perkembangan dewasa ini, pada garis besarnya Pondok Pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua :

a. Pondok pesantren salaf, yaitu lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik (salaf) sebagai inti kurikulum pendidikannya. Sedangkan sistem madrasah diterapkan hanya untuk memudahkan sistem sorogan dan wetonan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum.

b. Pondok pesantren khalaf, yaitu lembaga pesantren yang sudah memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum pendidikannya, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah umum seperti SMP, SMA dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya, akan tetapi juga tidak meninggalkan sistem salaf dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.14

Dalam buku yang berjudul Dinamika Pesantren dan Madrasah ada empat model pesantren yang berkembang, yaitu:

1) Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitasaslinya sebagai tempat mendalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-l-din) bagi para santrinya. Semua materi yang diajarkan di pesantren ini sepenuhnya

14 Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa depan, (Jakarta:

(24)

bersifat keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama abad pertengahan (7-13 H) yang dikenal dengan nama kitab kuning.

2) Pesantren yang memasukkan materi-materi umum ke dalam pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun sendiri menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah secara nasionalsehingga ijazah yang dikeluarkan tidak mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal. Para santri yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus mengikuti ujian persamaan di sekolah-sekolah lain.

3) Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalamnya, baik bentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di bawah naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjangnya, bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan melainkan juga fakultas-fakultas umum.

4) Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam di mana para santrinya belajar di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi di luarnya. Pendidikan agama di pesantren model ini diberikan di luar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya.15

Berpijak dari klasifikasi tersebut, dan dengan memperhatikan fenomena riil pondok pesantren Al-Hikmah, dapat penulis simpulkan bahwa pondok pesantren Al-Hikmah termasuk dalam kategori jenis pesantren masih dalam proses menjadi pondok pesantren khalaf. Hal ini berdasarkan bahwa :

a. Pesantren Al-Hikmah dalam pengajarannya menggunakan kurikulum perpaduan antara pesantren salaf dan sistem madrasah.

b. Sistem madrasah diterapkan untuk membagi tingkatan atau kelas.

15

Ismail SM, et.al., Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 149-150

(25)

c. Misi utama pesantren adalah mempersiapkan santri untuk memiliki kemampuan keagamaan dan santri bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka bukan golongan eksklusif dan mereka memiliki kemampuan yang siap pakai.

d. Penggunaan metode-metode dalam pengajarannya di samping sistem madrasah, metode sorogan, wetonan, juga ada metode yang lain seperti: Metode Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz), Metode Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham.

e. Meskipun sedikit, sudah ada pelajaran pengetahuan umum dalam kurikulumnya,

Dengan demikian, pesantren Al-Hikmah dalam berbagai bidang telah berusaha mengadakan pengembangan dan pembaruan, seperti adanya cara berpikir yang ilmiah, sistem administrasi, kurikulum, struktur organisasi, sarana dan prasarana, metode pengajaran.

Di samping lokasi pesantren yang berbaur dengan perumahan penduduk, sehingga akan terjadi interaksi dan komunikasi secara langsung, yang tentunya akan menyebabkan terjadinya pembelajaran aspek-aspek kehidupan secara langsung.

2. Metode Pendidikan dan Pengajaran Pesantren.

Pesantren dengan ruh kulturalnya yang agamis, dikawal bersamaan dengan kehidupan kyai sebagai contoh sentralnya dan pondok serta masjid sebagai pusat lembaganya merupakan sistem pendidikan yang sangat unik dan bersifat khusus.

Kebersamaan kyai dan santri dalam kehidupan keseharian di pesantren itulah letak keunikan dan kekhususan pondok pesantren sebagai sebuah sistem pendidikan Islam, sehingga dalam proses belajar mengajar (PBM) terjadi komunikasi antara kyai sebagai pendidik dan santri sebagai anak didik sangat erat dan dekat. Hal inilah yang menyebabkan proses pendidikan dan pengajaran pesantren bersifat humanis dan kekeluargaan.

(26)

Namun demikian, bentuk-bentuk metode dalam sistem pendidikan dan pengajarannya masih belum banyak mengalami perubahan dan perkembangan, akan tetapi antara satu pesantren dengan pesantren yang lainnya memiliki corak dan pembaruan yang berbeda dalam menentukan sistem pendidikannya.

Pondok pesantren al-Hikmah sebagaimana telah penulis diskripsikan dalam bab sebelumnya, jelas bahwa pesantren al-Hikmah dalam klasifikasi pesantren termasuk tipe pesantren yang masih dalam proses menjadi pesantren khalaf, karena belum sepenuhnya sistem pendidikan dan pengajarannya telah mengalami perubahan dan pembaharuan, akan tetapi masih dalam proses menuju sistem pendidikan yang modern. Dengan proses tersebut pondok pesantren al-Hikmah masih tetap memegang dan mempertahankan sebagian sistem lama untuk menjaga konsistensi sebagai lembaga pendidikan Islam.

Sistem madrasah yang diterapkan dalam pondok pesantren dengan berbagai perangkat kelengkapannya seperti adanya evaluasi semester, raport, kenaikan kelas dan ijazah. Disatu sisi, metode yang semacam itu memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam pengajarannya, akan tetapi disisi lain, merupakan metode yang praktis dan baik dalam memahami kitab-kitab yang berbahasa Arab. Karena paling tidak ada dua keuntungan dan kemanfaatan yang diraih dengan pendekatan ini, yaitu penguasaan ilmu yang terkandung dalam kitab tersebut dan penguasaan segi bahasa.

Dengan menempuh cara seperti itu, pesantren al-Hikmah dari segi metode belum sepenuhnya melakukan pengembangan dan pembaharuan dalam sistem pendidikannya, pesantren al-Hikmah hanya melakukan dan memilih metode yang tepat pada penyampaian materi pelajaran dengan tetap menggunakan metode-metode lama yang masih dianggap relevan.

Hal ini, masih sesuai dengan prinsip pesantren dengan kaidah sosialnya yang progresif, yaitu “memelihara sistematika dan metodologi

(27)

lama yang masih relevan dan mengambil serta mengembangkan cara baru yang lebih baik”.16

Demikian halnya dengan penyelenggaraan lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), pondok pesantren al-Hikmah telah banyak mengikuti pola-pola baru dalam sistem pembelajarannya dengan menggunakan metode Qiro’ati dan lain sebagainya.

Semua itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan di luar pesantren, karena memang proses pendidikan untuk menjaga eksistensinya harus menyesuaikan dengan perkembangan sistem pendidikan yang ada. Sebagaimana diungkapkan oleh KH. MA. Sahal Mahfudh :

“tidak mungkin suatu sistem pendidikan akan bisa berjalan secara kontinu dan lestari tanpa melalui proses perubahan dan perkembangan. Setiap sistem pendidikan yang telah berlaku dalam suatu lembaga pendidikan akan berjalan dan sesuai dengan faktor kondisional yang mempengaruhinya. Manakala faktor tersebut berkembang dan menuntut penyesuaian, mau tidak mau lembaga pendidikan harus menempuh transformasi kalau tidak ingin ketinggalan. Oleh karenanya sistem pendidikan akan selalu menempati proses penyesuaian dan pengembangan sebagai strategi kebijak sanaannya”.17

Wujud dari pengembangan dan pembaharuhan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren al-Hikmah adalah dengan dikembangkannya sistem madrasah, lembaga TPQ dengan metode Qiro’atinya, akan tetapi dari segi metode al-Hikmah belum memasukkan salah satu metode pembelajaran modern yang ada pada zaman sekarang ini. di samping masih mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan pesantren dan lembaga kemasyarakatan dengan tetap

16 Sahal Mahfudh, Nuansa Feqih Sosial, (Yogyakarta: LkiS, 1994), hlm. 347 17 Sahal Mahfudh, Nuansa Feqih Sosial, hlm. 298

(28)

menerapkan metode-metode lama seperti bandongan, wetonan, selain dari metode tersebut ada juga metode-metode yang digunakan yaitu: metode Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz), Metode Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham dan lain sebagainya, serta pendekatan kebahasaan dalam pengkajian kitab kuning dan majlis ta’lim yang merupakan wahana komunikasi dan interaksi langsung dengan ummat di sekitarnya.

Jika kita memperhatikan unsur-unsur yang ada dalam sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren al-Hikmah, jelas bahwa sistem yang digunakan masih sesuai dan relevan dengan tujuan pendidikan Islam, bahwa tujuan umum dalam metode-metode pengajaran dalam pendidikan Islam adalah untuk :

a. Menolong pelajar atau peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya.

b. Membiasakan pelajar atau peserta didik untuk menghafal, memahami dan memperhatikan materi yang diajarkan dengan tepat.

c. Memudahkan proses pengajaran agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Menciptakan suasana yang sesuai bagi pengajaran dan saling percaya-mempercayai serta hormat-menghormai antara guru dan peserta didik.18

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan diperbaharui serta dikembangkan di pondok pesantren al-Hikmah, antara lain metode-metode pengajaran yang masih menggunakan metode lama dikembangkan dan ditambah dengan metode yang modern, menyangkut pengembangan bidang ketrampilan dan pelatihan untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki santri, seperti pelatihan komputer, ketrampilan menjahit atau mungkin pelatihan jurnalistik dan sejenisnya.

18

Oemar Muhammad Al-Thaumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.585

(29)

Serta perlu lebih membuka diri lagi terhadap masuknya pengetahuan non agama dalam kurikulumnya, dan juga pengembangan bidang menejerial sistem pendidikan dan pengajarannya, agar dapat lebih baik dan tangguh serta siap bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain dalam era globalisasi yang tentunya menuntut perubahan dan pengembangan seperti tersebut di atas.

D. Analisis Data Tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren di pondok pesantren al-Hikmah

1. Arti penting modernisasi sistem pembelajaran Pesantren

Arti penting dan tujuan dari modernisasi pondok pesantren al-Hikmah pedurungan adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah, dengan tujuan agar para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai.

Yang akhir-akhir ini pada pondok pesantren al-Hikmah mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern yaitu: mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan dari luar dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Akan tetapi pondok pesantren al-Hikmah menurut peneliti masih dalam proses pemenuhan terhadap hal-hal tersebut. Dengan demikian al-Hikmah merupakan pesantren yang mulai sadar akan pentingnya modernisasi pesantren.

2. Proses modernisasi sistem pembelajaran Pesantren

Dalam proses memodernisasi pendidikan pesantren yang ada di al-Hikmah setidaknya memenuhi beberapa syarat yang telah dikemukakan oleh Soerjono Soekanto yaitu Cara berpikir yang ilmiah, Sistem

(30)

administrasi, Penciptaan iklim yang menyenangkan penggunaan alat-alat komunikasi massa, organisasi, dan kurikulum. Dalam proses modernisasi sistem pembelajaran pesantren, tidak akan lepas dari tujuan awal pesantren serta tujuan pendidikan pesantren dan beberapa komponen yang dikembangkan.

Tujuan awal pesantren yaitu seperti yang dikemukakan Martin Van bruinessen adalah mentranmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab yang ditulis berabad-abad yang lalu.19 Sedangkan tujuan pendidikan pesantren yaitu seperti yang dikemukakan Zamkhsari Dhofier adalah “pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkahlaku yang jujur dan bermoral dan menyiapkan murid untuk hidup sederhana dan bersih hati.20

Sedangkan komponen-komponen yang perlu dikembangkan oleh al-Hikmah selain dari segi fisik atau bangunan, yaitu cara berpikir yang ilmiah, dari segi sistem administrasi pesantren, segi kurikulum, struktur organisasi, sarana dan prasarana, metode pengajaran dan ekstra pesantren. 1. Administrasi atau pengelolaan dan dana

Dalam pengelolaan dan dana ada di tangan kyai, akan tetapi secara teknis operasionalnya ditangani oleh unit-unit kerja (pengurus organisasi). Yang biasanya dalam pembagian kerja kurang jelas dan administrator juga belum ahli, sehingga sistem dokumentasi belum teratur dan akurat. Meskipun demikian, dalam pengelolaan dan dana, sarana dan dokumen-dokumen berharga lainnya hampir dapat dipastikan tidak ada kebocoran-kebocoran dalam arti korupsi. Akibat dari kurang professionalnya dalam mengelola adalah tidak efektif, tidak efisien, dan tidak akurat, serta sering tumpang tindih. Dengan

19 Martin Van Bruinessen, Kitab kuning,Pesantren, dan tarekat: Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia, (Bandung: Mizan Anggta IKAPI, 1995), hlm. 17.

(31)

kata lain terjadinya kelemahan dalam mengelola bukan karena faktor “hal”, tetapi semata-mata karena belum ada profesi atau keahlian dan keterampilan mengelolanya.

Mengenai sumber dana, pada umumnya diperoleh dari: (1) usaha yayasan yang dibentuk pesantren, (2) sumbangan dari santri, (3) sumbangan dari masyarakat, baik pribadi maupun kelompok-kelompok dan sebagainya.

Perencanaan-perencanan yang tepat dan mempunyai rencana induk pengembangan pesantren untuk jangka pendek maupun jangka panjang, maka dana dapat diukur memadai tidaknya, dengan begitu akan tampak perkembangan yang akan dituju.

Pada waktu-waktu ini telah tampak tanda-tanda baru bahwa pesantren al-Hikmah menyadari pentingnya perencanaan-perencanaan yang akurat untuk mengembangkan dirinya dimasa mendatang. Selain membenahi sistem administrasi pesantren yang semula kurang jelas kerjanya lalu diperjelas tugas kerja administratornya, juga dari tenaga yang kurang ahli diganti dengan yang ahli, sehingga dengan demikian diharapkan dari segi administrasi akan tertata dengan rapid an berjalan dengan lancar.

2. Kurikulum

Bentuk pendidikan pesantren yang hanya mendasarkan pendidikannya pada kurikulum ”salaf” dan mempunyai ketergantungan yang berlebihan pada kyai nampaknya merupakan persoalan tersendiri, jika dikaitkan dengan tuntutan perubahan zaman yang senantiasa melaju dengan cepat ini. Bentuk pesantren tersebut menurut penulis akan mengarah pada pemahaman Islam yang parsial karena Islam hanya dipahami dengan pendekatan normatif semata. Maka mereka cenderung mengambil jarak dengan proses perkembangan zaman yang serba cepat ini. Pesantren dalam bentuk ini, hidup dan matinya sangat bergantung pada kebesaran kyainya, artinya; jika di pesantren masih ada kyai yang mumpuni maka pesantren tersebut akan tetap eksis, akan

(32)

tetapi sebaliknya jika pesantren tersebut sudah ditinggal oleh kyainya dan tidak ada penggantinya, maka secara berangsur-angsur akan ditinggalkan oleh santrinya. Oleh karena itu, inovasi dan pembaharuan dalam penataan kurikulum perlu direalisasikan, yaitu dengan merancang kurikulum yang mengacu pada tuntutan masyarakat sekarang dengan tidak meninggalkan karakteristik pesantren yang ada. Di pondok pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang telah mengadopsi kurikulum dan lembaga sekolah, hubungan ideal antara keduanya perlu dikembangkan. Kesadaran dalam mengembangkan bentuk kedua ini, nampak sudah mulai tumbuh di kalangan umat Islam. Namun dalam kondisi riil, keberadaan pesantren yang telah mengadopsi kurikulum sekolah (madrasah), ternyata belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di sana-sini masih terlihat banyak sekali kendala yang dihadapi, sehingga mudah diduga bahwa hasilnya pun belum sampai pada taraf memuaskan. Oleh karena itu, upaya untuk merumuskan kembali sebuah lembaga yang bercirikan pesanten dan mampu untuk memproduksi siswa (santri) yang benar-benar mempunyai kemampuan handal dan profesional serta berakhlak mulia senantiasa perlu dilakukan terus-menerus secara berkesinambungan. Begitu pun dengan pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang dalam proses pengembangannya dilakukan secara terus-menerus dan bertahap.

3. Struktur organisasi

Pembahasan mengenai struktur organisasi yang ada dalam lingkungan pesantren tidak hanya berpijak pada pembagian kerja saja akan tetapi meliputi beberapa hal yaitu status kelembagaan, struktur organisasi, gaya kepemimpinan, dan suksesi kepemimpinan.

Pondok pesantren al-Hikamah status kelembagaannya adalah milik pribadi, sehingga dengan status pribadi tersebut pondok pesantren al-Hikmah memiliki kelebihan yaitu: memiliki kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri dan bebas`merencanakan

(33)

pola pengembangannya. Sedangkan kelemahan dari status pribadi adalah tergantung pada kemauan dan kemampuan perorangan.

Selanjutnya mengenai struktur organisasi yang ada di pondok pesantren al-Hikmah kyai merupakan tokoh kunci dalam pesantren. Kedudukan, kewenangan dan kekuasaannya amat kuat. Jadi hubungan antar santri dengan santri dan antara santri dan pimpinan (kyai, ustadz, dan pengurus) bersifat kekeluargaan. Pembagian kerja antar unit diubah dari yang bersifat co-acting (kerja sendiri-sendiri) menjadi inter-acting (tergantung dengan yang lain).

Mengenai gaya kepemimpinan pondok pesantren al-Hikmah adalah masih berpusat kepada kehendak kyai. Dan mengenai suksesi kepemimpinan dalam pondok pesantren al-Hikmah belum diketahui jelas, karena sang pendiri atau kyainyan masih hidup sampai sekarang. 4. Sarana dan prasarana

Sebagaimana disebutkan diatas, sarana-sarana dan prasarana yang sekaligus sebagai ciri khas pesantren yang dimiliki pondok pesantren al-Hikmah adalah: Masjid, rumah kyai, Asrama santri, Gedung belajar, Perkantoran, Ruang tamu, perpustakaan, tempat mandi-WC, dapur, dan sebagainya. Selain dari itu semua juga terdiri dari alat-alat pendidikan, dalam arti alat untuk belajar mengajar bagi jenis pendidikan pesantren seperti yang disebutkan diatas, amat sederhana karena sifat belajarnya yang memang tidak memerlukannya. Tetapi dalam madrasah terdapat alat-alat pendidikan dan pengajaran yang lebih lengkap seperti: bangku, papan tulis, alat tulis-menulis, alat pengeras suara, komputer, LCD dan lain-lain. Dari segi alat-alat yang dimiliki masih jauh dari kata memadai jika dilihat dari kemajuan ilmu dan teknologi saat ini. Bagaimanapun perkembangan selanjutnya sangat tergantung pada kemampuan mengelola dan dananya.

5. Metode pembelajaran

Metode adalah cara yang teratur dan sistematis yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(34)

Pelaksanaan pengajaran kitab dilakukan secara bertahap, dari kitab-kitab yang dasar yang merupakan kitab-kitab pendek dan sederhana, kemudian ketingkat lanjutan menengah dan baru setelah selesai menginjak kepada kitab-kitab takhasus, dan dalam pengajarannya dipergunakan metode-metode seperti, sorogan, bandongan, hafalan, mudzakaroh dan majlis ta’lim.

Selain metode-metode yang digunakan dalam pengajaran kitab yang disebutkan di atas masih ada beberapa metode lagi yang digunakan dalam pengajaran di madrasah yakni: metode Qiro’ati pada TPQ serta beberapa metode pembelajaran yang lain, seperti Metode Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz), Metode Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham dan sebagainya.

6. Ekstra pesantren

Usaha yang dilakukan Pondok pesantren al-Hikmah untuk meningkatkan bakat dan minat santrinya, Pondok pesantren membuat program yang terbagi menjadi dua, yaitu ko kurikuler dan ekstra kurikuler. Program ko kurikuler di al-Hikmah dibuat dalam dua bentuk, yaitu kegiatan ceramah ilmiah dan kegiatan pelatihan KBM (kegiatan belajar mengajar). Sedangkan program Ekstra Kurikuler meliputi aspek ilmiyah, keseian dan olah raga. Dalam aspek ilmiyah meliputi: Pengajian Tahfidz Quran, pengajian kitab, dan mudzkarah. Dalam aspek kesenian meliputi: latihan Rebana. Dan dalam aspek olah raga meliputi: latihan sepak bola, bola volli, tenis meja, dan basket.

Dengan keterbatasan yang ada dalam hal keuangan, sarana prasarana, serta SDM yang ada, Pondok Pesantren al-Hikmah belum membekali para santrinya dalam hal keterampilan, dengan keterampilan ini diharapkan setelah santri nantinya terjun dimasyarakat akan mempunyai keterampilan yang cukup memadahi sebagai bekal kehidupannya. Keterampilan sangat dibutuhkan dalam dunia modern seperti sekarang ini. Keterampilan ini bisa berupa komputer, menjahit,

(35)

bertani, beternak, pertukangan, dan lain-lain. Hal inilah yang menjadikan terkadang orang mengganggap keluaran pesantren kurang kompetitf dalam era globalisasi sekarang, walaupun sebenarnya keluaran pesantren memiliki kesalehan, kemandirian, dan kecakapan dalam ilmu-ilmu keislaman.

Tabel 4.5

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH

No Sistem Modern Tidak keterangan

1 Administrasi - Ada dokumentasi

2 Kurikulum - Pengetahuan umum

3 Organisasi - - Pembagian job kerja

- Membuat program bersama - Kyai masih dominan

4 Sarana prasarana - - Pembaruan media pembelajaran laptop dan LCD

- jumlah masih terbatas

5 Metode - -masih menggunakan metode yang

lama

6 Ekstra - Khitobah ilmiah dengan bahasa

Indonesia

- basket, sepak bola, pingpong, catur dilarang

Jadi di pondok pesantren al-Hikmah sudah ada modernisasi dalam sistem pembelajarannya, akan tetapi masih ada kekurangan yang perlu dikembangkan lagi secara berkesinambungan.

Referensi

Dokumen terkait

Pondok Pesantren Al-Falah Gunung Kasih sebagai salah satu lembaga pendidikan islam berupaya membuka wacana global yang terjadi di masyarakat sekitar pondok

Dari hasil penelitian ditemukan, bahwa (1) Latar belakang rorientasi pendidikan Islam yang dilakukan pondok pesantren Al-Islam, menunjukan bahwa pondok pesantren

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dalam peningkatan mutu hafalan Al-Qur ’ an, bu nyai memberikan keteladanan, pengawasan, dan pemberian motivasi, (2) hambatan yang

knowledge menjadi sangat tidak representatif manakala sebuah lembaga pendidikan tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Pondok pesantren Al-Hikmah 2 Benda

Mencermati dari penjelasan di atas, pondok pesantren Al- Iman Bulus Purworejo adalah salah satu pondok pesantren yang mencoba menginovasi pendidikan dengan

Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 diteliti dalam hal bagaimana model pendidikan Islam anti radikalisme yang dilakukan, yang meliputi kegiatan pesantren, kurikulum,

Secara definitif Imam Zarkasi, mengartikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentralnya,

Penelitian ini meneyelidiki hubungan antara tingkat kecerdasan emosional dengan perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Puteri Al Hikmah Tugurejo-Tugu Semarang. Penelitian ini