• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PESANTREN DAARUL QUR'AN NASIONAL PLUS

TAHFIDZUL QUR'AN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Hmu Tarbiyah dan Keguruan unutk Memenuhi

Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

111.111

ilia

UIII

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh

SYIHABUDDIN

NIM. 104011000117

Oltt't'im11 .' セMNMセ darl

:·J··..

LᄋセᄋᄋᄋGHjイZZN

..)·crti!I···"

Tgi. : ..

··.z···:·..

o··'!··:;·7fii··· ·

No. Inriuk : NセONヲR

,

"Iasifikasi : .

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS

ILMU TARBIYAH

DAN KEG1JRUAN

UlNSYAJUFHIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

JurusaniSmstr :PAlIIX Angkatan Tahun : 2004

Menyatakan dengan sesungguhnya

Babwa skripsi dengan judul "I'ELAKSANAAN SISTEM l'ENDIDIKANDlPONDOK PESANTREN DAARUL QUR' AN NASIONAL PLUS TAHFIDZUL QUR'AN" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :

Dr.H. Abdul Fattah Wibisono, MA. NIP. 150236009

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekuensi seeara akademis, apabila temyata skripsi ini bukan. hasil karya sendiri.

Jakarta, November 2008

(3)

Skripsi

Diajukan kepada Faknltas limn Tarbiyah dan Keguruan Memenuhi syarat-syarat mencapai

Gclar Smjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Olcb :

SYIUABUDDIN

NIM.I04011000117

Dibawah bimbingan :

Dr. H. Abdul Fattah Wibisoll1o. MA.

NIP. 150236009

JURUSAN I>ENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

TAHFIDZUL QUR'AN" telah diujikan dalam munaqasall Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 November 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.!) pada JUJ1Jsan Pendiclikan Agama Islam.

Jakmta, 26 November 2008 l\mitia Ujian Sidang Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua JUfusanfProgram Studi) Dr. H. Abdul Faltah Wibisono, MA

NIP: ISO236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiuddin Shidiq, lvl./\g

NIl) : ISO299 477

Tmlggal

セW

"1 "'

• • f•••••••••

Tanda Tmlgan

...

セL

Penglui I

Drs. Sapiucldin Shidig, M.Ag. Nil): 150299477

Penguji 1I

Drs. Abdul Haris, M.Ag. NIP: 150275608

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruml

(5)
(6)

hasil karya tulisan dari pikiran ini. Sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat teriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta Keluarga-Nya, Sahabat-Nya, pengikut-Nya terutama kita sebagai Umat-Nya hingga akhir zaman.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana Stara Satu (S 1), di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ialah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi. Oleh karena itu, penulis membuat skripsi dengan judul " Pelaksanaan Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahjidzul Qur'an".

Pada dasamya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami berbagai halangan dan rintangan, akan tetapi karena adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarnya terutama kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di almamater ini.

2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan PAl dan Staf yang telah banyak memberikan pengarahan yang bermanfaat.

3. Bapak DR.H. Abdul Fattah Wibisono, MA. sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(7)

6. Pimpinan beserta guru-guru dan staff Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an, Bulak Santri Tangerang Khusunya kepada KH. Yusuf Mansur Selaku Pembina Pesantren, Ustadz Rohimuddin Selaku Pimpinan Harian, Ustadz Abdul Aziz Selaku Pimpinan Pesantren Riyadhoh Daarul Qur'an, Bapak Aruman Selaku Kepala Sekolah SMP & SMA Daarul Qur'an dan para Asatidz lainnya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk penulis dalam proses penyelesaian Skripsi ini.

7. Keluarga yang tercinta, Ayahanda H. Muallim Husin dan Ibunda Rukiyati yang sudah memberikan kasih sayang, semanga.t serta Do'a-Nya yang selama ini selalu terpanjatkan untuk semua anak-anaknya.

8. Kakakku tersayang Aa Udin, yang selama ini telah banyak sekali membantu baik dari segi moril dan materil dalam proses penyelesaian skripsi ini, Amin, Oby dan Keponakanku Barra terima kasih atas dukungannya.

9. Keluarga Besar Mahasiswa PAI khsusnya teman-t<Jman-Ku Kelas C. Anel, Hepy, Echi, Melli, Hafidz, Dwi, Nur, Ginan, Rahma, Dado, Lina, Amin, Ghofur, Sabar, dU. yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan. Akhrinya, hanya Allah SWT lah syukur ini ku panjatkan, semoga semua bantuan, kerjasama, dukungan dari berbagai pihak yang 8l1dah diberikan, semoga ini semua akan menjadi lading amal ibadah di Akhirat nanti.

Jakarta, 12November2008

(8)

i\BSllRA.KSI... .. . . iii

KA1li\PENGi\N1li\R... v

Dt\FllAR ISI... vii

DAFllAR lli\BEL... ix

Bi\B I PENDMIULUi\N i\. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah... 6

C. Perumusan Masalah... 6

D. llujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian , " .... 7

Bi\B II SISTEM PENDIDIKA.N PONDOK PESANI'REN i\. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren... 8

1. Pengertian Pondok Pesantren... ... ... 8

2. Pengertian Sistem Pendidikan Pesantren... 14

B. Dasar dan llujuan Pendidikan Pondok PeSat1ltren... 20

C. Kurikulum dan Metode Pendidikall PondokPesantrell... 26

1. Kurikulum Pelldidikan Pondok Pesantren... 26

2. Metode Pelldidkan POlldok Pesantren... 29

Bi\Bill METODOLOGI PENELITIAN A Deskripsi Objek Pellelitian... 33

B. Metodologi Penelitian... 34

C. Pellentuan Lokasi.. "... 34

D. llekhnik Pengumpulan Data... 34

(9)

3. Keberadaan Guru

dan

Santri '" 47

4. Jadwal Kegiatan Santri... 51

5. Struktur Lembaga Pondok Pesantren Daarul Qur'an... 54

B. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Daarnl Qur'an... 55

1. Tujuan Pendidikan POlldok Pesantren Daarnl Qur'an... 55

2. Sistem dan Metode Pelldidikan Pondok Pesantrell

Daarnl Qur'an... 57

3. Kurikulurn Pendidikan Pondok Pesantren Daarnl Qur'an. 60

C. Program Unggnlan Pondok Pesantren Daarnl Qur'an Nasional

Plus Tahfidzul Qur'an... 62

1. Program Tahfidzul Qur'an... 62

2. Program Pesantrell Riyadhoh... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan '" 68

B. Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA.. 70

(10)

Qur'an... 48

2. Data SiswaII SMP Islam Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional

Plus Tahfidzul Qur'an Tahun Ajaran 2008-2009... 51

3. Data SiswaII SMA Islam Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional

Plus Tahfidzul Qur'an Tahun Ajaran2008/2009... 51

4. Jadwal Kegiatan Santri Setiap Hari... 52

5. Jadwal Mingguan Kegiatan Santri Pondok Pesantren Daarul Qur'an... 53

6. Thematic Learning.. 60

7. Pemetaan Jumlah Jam Mengajar... 61

8. Kurikulum Program Tallfidzul Qur'an... 66

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Azyumardi Azra, Sistern pendidikan pesantren rnerupakan sistern pendidikan tertua di Indonesia. Pendidikan ini rnerupakan pendidikan yang dirnulai sejak rnuncuInya rnasyarakat Islam di negara ini pada abad ke-13. Beberapa abad kernudian penyelenggaraan pendidikan ini sernakin teratur dengan rnuncuInya ternpat-ternpat pengajian yang telah rnerurnuskan kurikulumnya, yakni pengajaran bahasa Arab, Tafsir, Hadits, Tauhid, Fiqih dan lain-lainnya. Bentukini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar (santri) yang kemudian disebut pesantren.1

(12)

Sejak dilancarkannya perubahan atau modernisasi pendidikao Islam di

berbagai kawasan dunia Muslim, tidak banyak lembaga-Iembaga pendidikan

tradisional Islam seperti pesantren yang mampu bertahan. Kebanyakannya lenyap

setelah tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umurn untuk tidak menyebut

sistem pendidikan "sekuler" atau mengalarni transformasi menjadi lembaga

pendidikao umum, atau setidak-tidakuya menyesuaikan diri dan mengadopsi

sedikit banyak isidanmetodologi pendidikanum1UU.3

Pendidikao pesantren atau madrasah sebenarnya tidak terlepas dari tujuan

umum pendidikao nasional, sebagaimana terdapat pada pasal 3 TahlUl 2003

tentang Undang-undang Sistem Pendidikao Nasional yaitu :

Pendidikao nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang betmartabat dalam rangka mencerdaskao kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulill, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokmtis serta bertanggung jawab.4

Tujuan ini memberikao acuan bahwa pendidikao semestinya tidak hanya

menghasilkan peserta didik yang memiliki ketaqwaal1 yang beroriel1tasi pada

akhirat, tetapi juga memiliki pengetahnan dan keterampilan yang berorientasi keduniaan, atau dalam kata lain pendidikao pesantren atau madrasah semestinya

berfungsi sebagai sarana mentransfer nilai-nilai Islanl dan sekaligus ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Selain itu pembaharuan pesantrel1 juga diara1lkao pada fungsi pesantren

sebagai salah satu pusat penting bagi pembangun!m masyarakat secara

keseluruhan. Dengan posisi dankedudukkaoya yangkhas, pesantren diharapakan menjadi altematif pembangunan-pembangunan yang berorientasi pada nilai.

Respon pesantren terhadap modernisasi pendidikao Islam dan

perubahan-'Masykuri Abdillah, "Pesantren dalam Konteks Pendidikan Nasional dan Pengembangunan Masyarakat" dalam Prof. Dr. H. R Tilaar M.Se Ed, (Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru 70 Tahun).(Jakarta:Geramedia, 2002), h. 410

(13)

pembahan sosial ekonomi yang berlangsnng pada masyarakat Indonesia sejak

awal abadinimencakup:

I. Pembaman subtansi atau isi pendidikan pesantren dengan memasukkan

subyek-subyek umum dan vocational.

2. Pembaman metodologi, seperti sistem klasikal, per}enjangan;

3. Pembaman kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren, difersiflkasi

lembaga Pendidikan.

4. Pembaman fungsi, dari fungsi kependidikan nntuk juga mencakup fungsi

social ekonomi.5

Untuk mewujudkan tujuan dan fungsi tersebut t,ernyata, masih banyak

permasalahan yang dihadapi oleh pesantrenlmadrasah, baik dari segi

kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, maupnn sarana. Dan hal ini memang tidak

terlepas dari latar belakang berdirinya lembaga pesantrenfmadrasah sendiri serta

kebijaksanaan umum pemerintah tentang pendidikall nasional, termasuk

pendidikan madrasah. Persoalan yang kadang-kadang masih mUllcul adalah

dnalisme sistem pendidikan di Indonesia, tidak saja antara lembaga pendidikan di

bawah Diknas dengan lembaga pendidikan dibawah Depag, tetapi juga dengan

lembaga.lembaga di bawah departemen lainnya Lembaga pendidikan

pesantrenlmadrasah memang didirikan dengan motivasi utama nntuk

melaksanakan da'wah Islam yang dapat menghasilkan peserta didik yang berilmu

danmengamalkan ilmu.ilmu agama nntuk bekal di akhirat nanti. Hal sempa juga

menjadi motivasi utama orang tua menyekolahkan anaknya di

pesantrenlmadrasah. Motivasi pendirian ini umnnyatanpa disertai dengan

persiapan yang matang, baik dari segi tenaga ー・ョァセェ。イ maupnn dana dan

sarananya. Yang penting bahwa pendirian ini mempakall da'wah dalam rangka

menyebarkan ajaran Islam, yang berarti bagian dari ibadah kepada Allah.6

5 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,

(Jakarta: Logos, 2000), eel II, h. 107

(14)

Sebagaimana kita ketahui bahwa, ada dun sistem pendidikan yang

eksistensinya sangat nampak di Indonesia. Sistem pendidikan modem dan

tradisional, keduanya sama"sama bertujuan untuk menciptakan bangsa yang

cerdas dan berakaI budi dengan berlandaskan ketaqwaan dan keimanan, meski

keduanya memiliki kecenderungan sifat yang berbeda. Dalam mewujudkan sistem

pendidikan Islam, yang berupaya memadukan antara keduanya, yaitu dengan

mengambil perangkat positif

dari

masing-masing kedun sistem pendidikan itu.

Perpaduan bentuk institusi pendidikan itu melahirkan sistem pendidikan Islam

yang komprehensif, tidak hanya menekankan penguasaan terhadap

khazanah

keilmuan Islam klasik tetapi juga menpunyai integritas dall'i keduanya. Selain itu

juga dalam upaya memodernisasikan pendidikan Islam.7

Dengan demikian, pesantren tidak lagi identik dengan kelembagaan

pendidikan Islam khas jawa, tetapi juga diadopsi oleh wilayah"wilayah lain.

Jelaslah bahwa pesantren bukan hanya mampu bertahan,エHセエ。ーゥ lebih barn dari itu,

dengan penyesuaian, akomodasi dan konsesi yang diberikannya, pesantren pada

gilirannya juga mampu mengembangkan diri, dan bahkan kembali menempatkan

diri pada posisi yang penting dalam sistem pendidikan nssional Indonesia secara

keseluruhan.

Di pesantren-pesantren tersebut sistem pembelajar.1ll1 tradisionaI (halaqah) yang berlaku pada pesantren tradisional mulai diseimbangkan dengan sistem

pembelajaran modem. Dalam aspek kurikulum, misalnya, pesantren tidak lagi

hanya memberikan mata pelajaran ilmu-ilmu Islam, tetapi juga ilmu-ilmu umum

modem yang diakomodasikan dari kurikulum pemerintah. Dalam hal ini, mata

pelajaran umum seperti Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris, dan Sejarah

menjadi mata pelajaran inti, disamping mata pelajal'an agama yang tetap

dipertahankan. Begitu pula dalam pesantren yang barn ini, sistem pengajaran yang

berpusat pada kyai mulai ditinggalkan. Pihak pesal1tren umunmya merekrut

(15)

(lAIN) menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh pengelola

pesantren.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis merasa tertarik untnk mengangkat permasalahan tentang pelaksanaan sistempendidikan di pondok

pesantren Daarul Qur'an Kp. Bulak Santri Karang Tengah Tangerang kesebuah

karya ilmiyah berbentnk skripsi dengan judul "Pelaksana:lln Sistem Pendidikan

di PondokPesantren Daarnl Qnr'an Nasional Plus Taldidzul Qur'an".

Adapun alasan penulis memilih judul tersebut didukung oleh beberapa

alasan sebagai berikut :

1.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang telah lama ada di

Indonesia masih tetap diakui oleh masyarakat, bahkan pemerintah

Indonesia dengan segala upaya turnt membantu lllntnk mengembangkan

lembaga pendidikan tersebut. Melihat hal ini, penulis tertarik untnk

melihat lebih jauh peranan pesantren dalam menc:apai tujuan pendidikan

nasional.

2. Pada sebagian masyarakat rnasih ada orang yang belum memahami seluk

beluk dania pendidikan Islam khususnya pesantren. Mereka beranggapan

bahwa kehidupan pesantren yang ekslusif dan kuno itu sudah tidak relevan

lagi dengan tuntutan zaman, karenanya tidak sedikit orang tun yang

enggan memasukkan anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam

terutama pesantren.

3. Pon-pes Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an sebagai lembaga

pendidikan Islam tentu menerapkan sistem pendidikan pesantren, sehingga

pesantreninitetap berkembang dan dimillati oleh masyarakat berdasarkan pada pertimbangan tersebut penulis ingin mengetahui lebili dalam tentang

sistem pendidikan yang di tetapkan dan keadaan intern pesantren yang

mendukullgnnya.

4. Karena itulah penulis terdorong untnk ikut serta rnemperkenalkan kepada

(16)

dan keterampilan yang seirama dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Sebagaimana lembaga-Iembaga pendidikan umum lainnya. Hal ini dapat ditemukan terutama di pesantren yang telah maju atau modern.

B. Pembatasan Masalah

Dntuk memudahkan penulis terhadap masalah-masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini perlu dibatasi agar arah dan sasarannya yang akan dibahas menjadi jelas dan teratur. Adapun masalah yang akan dibatasi pada skripsi ini adalah : sistem pendidikan pondok pesantren yang terdiri dari kurikulum, metode serta dasar dan tujuan pendidikan. Pembahasan mengenai pelaksanaan pondok pesantren ini dilengkapi dengan penjelasan mengenai kondisi pesantren yang terdiridari sejarah berdiri, sarana dan prasarana, keberadaangurudan santri.

Sistem pendidikan pondok pesantren ini meliputi pengeman pondok pesantren, pengeman sistem pendidikan pesantren, tnjuan pendidilam pondok pesantren, kurikulum serta metode pendidikan pondok pesfmtren.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan diatas maka masalah yang akan diteliti dirurnuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional PIns Tahfidzu1 Qur'an?

b. Bagaimana kondisi I keberadaan pondok pesantren Daarul Qur'an Nasional PIns Tahfidzu1 Qur'an sebagai lembaga pendidika Islam?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

I. Dntuk mendapatkan gambaran mengenai sistem JPendidikan yang ada di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an.

(17)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.

Untuk mempelajarai secara jelas bagaimana sistem dan metodologi pendidikan Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul

Qur'an.

2. Bagi ilmu pengetahuan, sebagaimana sumbangan data ilmiah mengenai

sistem pendidikan dan pengajaran dalam membentuk santri (generasi

Islam) yang berkualitas.

3. Setelah tersusun skripsi ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi

pembaca khususnya yang ingin mempelajari tenlang sistem pendidikan

(18)

1. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam, yang di

daIamanya terdapat seorang kyai (pendidik) yang menglljar dan mendidik para

Santri (anak didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk

menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok sebagai

tempat tinggal para Santri.I

Pesantren yang merupakan "Bapak" dari pendidikan Islam di

Indonesia,didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman, hal ini bisa

dilihat dari peIjalanan sejarah, di mana bila dirunut kembali, sesungguhnya

pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni

menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaliguiS mencetak kader-kader

ulama atau da'i.2

Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adllllah "tempat belajar para

santri". Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang

terbuat dari bambu.3

(19)

RI)

Ada beberapa istilah yang ditemukan dan sering digmrakan ootuk menoojuk jenis pendidikan Islam tradisional khas Indonesia yang lebih terkenal di sebut pesantren.

Istilah pondok pesantren terdiri dari dua kata yang menoojukkan pada suatu pengertian yaitu kata pondokdan kata pesantren, narnoo secara umum yang di maksud adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang melembaga di Indonesia.4 Sebutan istilah ootuk pondok pesantren sendiri beragam bentuknya sesuai dengan daerahnya masing-masing. Di jawa biasanya menggmrakan sebutan pondok atau pesantren, dan sering juga digaboog dengan sebutan pondok pesantren, di Madura menggmrakan istilah penyantren, sedangkan di Pasoodan menyebutnya pondok. DiAceh menggmrakan istilah rangkang serta Minangkabau dengan surau.s

Menurut Manfred Ziemek, kata "pondok" berasal dari kata funduk (Arab) yang berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok memang merupakan tempat penginapan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari asalnya, sedangkan pesantren dengan awalan pe- dan akhiran -an berasal dari bahasa Tamil, yaitu santri yang berarti para penootut ilmu atau diartikanjugagurungaji.6

Dengan demikian yang dimaksud dengan pOlldok adalah tempat atau mmah tinggal sederhana yang dijadikan tempat tinggal para santri selama belajar di pesantrell. Zamakhsari Dhofier menyatakan bahwa perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan "pe" didepan dan akhiran "an" berarti tampat tinggal para santri.7 Menurut para ahli yang dikntip oleh Zamakhsyari Dhofier antara lain Jonns, bahwa kata pesantren juga berasal dari kata santri, dan kata santri itu sendiri berasal dari bahasa Tamil yang artinya guru ngaji.

4 Yusuf Amir Feisal,Reorien/asi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995),

Cet. Ke I, h, 94

5Aminudin Rosyad dan Baihaqi, Hk, (ed),Sejarah Pendidilwn Islam di Indonesia(Depag

6 Wahjoetomo. Perguruan Tinggi Pesan/rell, Pendidikan Al/erna/if Massa Depall,

(Jakarta: Gema Insani Perss, 1997), Cety Ke-I h. 70

7 Selanjutnya Zamakhsyari menulis bahwa pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab

Islam Idasik, dan kyai, mempakan Lima elemen dasar dari tradisi pesantren. la melanjutkan

(20)

Sedangkan CC Berg, mengatakan bahwa istilah tersebut berasal dari kata Shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku sud atan sarjana ahIi kitab sud agama Hindu. Dan menurut M. Chatlllverdi dan Tiwari, kata Shastri berasal dari kata Shastra yang berarti buku-buku sud, buku-buku agama, atau buku-buku pengetahuan, maka pengertian dasar dari kata pesantren adalah tampat belajar para santri.8

Secara terminologi, dapat dikemukakan di sini beberapa pandangan yang mel1garah pada definisi pesantrel1. Abdurrahman Wahid, memaknai pesantren secara teknis : adalah place where santri (student) live. Sedang Abdurrahman Mas'ud menulis : the word pesantren stems from "santri" which means one who seeks Islamic knowledge. Usually the word pesantren refers to a place where the

santri devotes most of this or her time to live in and acquire knowledge. Dua definisi tersebut menunjukan betapa pel1tingnya sosok pesantrel1 sebagai sebuah totalitas lil1gkungan pendidikan di dalam makna dan nuansanya secara menyeluruh.9

Dalam Buku Profil Pesantrel1 dikemukakal1 bahwa pel1gertian istilah pesantren sebagai berikut: "Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agarna Islam, Uffiunya dengan cara non klasilrnl, dimam seorang guru kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama Arab abad pertengahan. Para santri biasanya tinggal di dalam pondok (asrama) dalam pesantren tersebut".I0

Menurut buku Sejarah Pendidikan Islam di Indlonesia, istilah pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan kepada suatu pengertian, suku jawa biasa menggunakan sebutan pondok atau pesantren dan sering pula menyebutnya sebagai pondok pesantren.11

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian pondok pesantren, disini penulis kutipkan beberapa definisi sebagai berikut:

• zamakhsyarai Dhofier,Tradisi Pesantren,(Jakarta: LP38, 1994), eel. Ke-6, h. 8

9 Ismail 8M dkk.,Pendidikan Islam Demokralisasi dan Masyarakat Madani,(8emarang:

Pustaka Pelajar) h. 173-174

(21)

Definisi pondok pesantren dikemukakan oleh H.M. Arifin sebagai berikut "Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh dan besar serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah ォ・、。オセ。エ。ョ dari leadership (kepemimpinan) seorang atau beberapa orang lcyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal".12

Sementara itu A.Q. Al-Ajwary mendefinisikan pondok pesantren sebagai berikut: "Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional umat Islam yang bertujuan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam dengan memberikan tekanan pada keseimbangan antara aspek ilmu dan aspek prilaku(akhlak)".13

Pesantren sebagai lembaga Iqomatuddin (pengajaran, pemahaman, pendalaman ajaran agama Islam),14 dalam kenyataannya di kelompokan manjadi beberapa kelompok (bentuk), bentuk tersebut berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilakukan pesantren tersebut.

a. Pesantren Tradisional

Pesantren yang masih kuat memegang pola tradisional dan segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. Ciri dari pesantren ini adalah: kitab-kitab kuning, keseluruhan kitab-kitalb klasik yang diajarkan di pesantren dapat digolongkan kedalam 8 kelompok: Nahwu dan saraf, fiqh, usul fiqh, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, serta cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. System pengajaran pun, yaitu dengan system sorogan, bandongan atau weton. 15 Sedangk.an cara-cars tersebut di atas adalah cara lama yang telah turun temurun eli praktekan, ilmu yang dipelajari di pesantren ini adalah umunmya sama, demikian pula kitab-kitab yang dipakai, hanya saja ada perbedaan pengajaran diantara

12H.M. Aritin,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara), eel. Ke-3, h. 2

(22)

pesantren tersebut, yaitu: terletak pada akar ilmu yang dimiliki oleh kyai yang bersangkutan.

Ciri lain dari pesantren tradisional adalah: tidak menggunakan batasan umur bagi Santri, tidak menetapkan batas waktu pendidikan, Santri tidak diklasifikasi dalarn jenjang usia, Santri boleh mukim sarnpai mereka kehendaki, Administrasi pesantren belum tertata sec:ara tetap.

b. Pesantren Tradisional Modem

Pesantren tradisional modern adalah pesantren yang mengandung sistem tradisional di satu sisi dan di tempat lain menggunakan sistem mediasi klasikal, yang mengarah pada sistem atau pola modern dari segi penyarnpain dan pengajaran nilai-nilai Islam.16

Ciri pesantren ini adalah kewenangan seorang kyaitidak mutlak lagi, akan tetapi sudah ada pembagian tugas diantara para pengasuhnya.

Dari sisi pengajaran, disarnping menggunakan cara··cara tradisional (sistem sorogan, bendongan atau weton), juga memakai sisltem modem (ada sistem kelas) dengan pendidikan formal, untuk memberilam keseimbangan antara nilai dan tuntunan ukhrawi (pelajaran-pelajaran agama).

c. Pesantren Modern

Pesantren modem adalah pesantren yang menggunakan sistem modem (bam) dari segi penyarnpaian dan pengajaran materinya.17

Ciri-ciri pesantren ini adalah:

1) Memakai cara diskusi dan Tanya jawab dalarn menyarnpaikan materinya.

2) Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar terlebih memerhatikan dan mengeljakan hal-hal nantinya akan dialaminya dalarn masyarakat, mengingat hal yang naI1lti akan di jumpai oleh pelajar di masyarakat.

(23)

4) Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala sesuatn mengenai kehidupan mereka diatur dan di selenggarakan sendiri oleh mereka dengan eara demokrasi gotong royong dan dalam suasana ukhuwah yang mendalanl, tetapi itn semua tidak terlepas dari pengawasan dan bimbingan pengasuh-pengasuhnya.18 5) Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala

sesuatn dengan kehidupan dan kegiatan belajar sehari-hari, tata tertib, disiplin, rnasing-masing dapat menyatakan pendapatnya dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terkait dengan pendidikan dan pengajaran.

Dan eiri lain dari Pondok Pesantren Modern yaitu sudah menggunakan kelas-kelas sebagai tempat belajar serta adanya jenjang ataa tingkatan pendidikan.

Dalam pesantren modern kemutlakan seorang kyai begitn longgar sekali sehingga tanggung jawab ada pada masing-masing bagian.

Berdasarkan pengertian dari kata pondok dan kata pesantren di atas, rnaka dapat didefinisikan bahwa pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam dengan system asrama dimana para Santri memperdalam ajaran agama Islam dengan sarana masjid yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut yang berada di bawah kepemimpinan seorang kyai sebagai sentralnya..

Adapun tentang kedudukan dan fungsi pesantren saut ini belumlah sebesar

dan sekomplek sekarang. Pada masa awal, pesantren hanya berfungsi sebagai alat Islarnisusi dan sekaligus memadukan tiga unsur pendidikun, yakni:

1. Ibadah untuk menanamkan iman, 2. Tabligh untuk menyebarkan ilmu,

3. Amal untuk mewujudkan kegiatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.19

Sedangkan pada masa sekarang

ini

pesantren tidak hanya memberikan pelayanan Pendidikan dam keagamaan, tetapi juga bimbingan sosial, kultnral dan
(24)

ekonomi bagi masyarakat lingkungarmya.20 karena itu tidaklah mengherankan, bahwa lembaga ini tetap berkembang baik dalam masyarakat bingga sekarang dalarn memberikan eorak terhadap pendidikan nasional.

2. Pengertian Sistem Pendidikan Pesantren

Seeara umum, sistem dimaknai sebagai suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berintraksi seeara fungsional yang memperoleh masllkan menjadi keluaran. Sistem juga dapat diartikan dengan satu kesatuan komponen yang satu sarna lain saling berkaitan dan saling berintraksi untuk meneapai suatu hasil yang diharapkan seeara optimal sesuai dengan tujuan ylmg telah ditetapkan.21

Istilah sistem itu sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani Systema, yang berarti sehimpunan bagian/komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Menurut Zahara Idris, sistem diartikan dengan suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen/unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar aeak, yang saling membantu untuk meneapai suatu hasil (produet).22

Menurut Ryan, sistem adalah sejumlah e1emen (objek, orang, aktivitas, rekarnan, informasi, dan lain-lain) yang saling berkait'l11 dengan proses dan struktur seeara teratur, dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan hasil yang dapat diminati (dapat dikenal wujudnya) sedangkan tujuan tereapai. Sedangkan menurut Sanafiah Faisal "istilah sistem menuju kepada totalitas yang bertujuan dan tersusun dari rangkaian unsur dan komponen.23

Jadi sistem adalah suatu kesatuan dari komponen-komponen yang masing-masing berdiri sendiri tetapi saling terkait satu dengan yang lain, sehingga terbentuk suatu kebulatan yang utuh dalarn meneapai tlljuan yang diinginkan. Komponen-komponen yang berada di dalarn sistem pendidikan sangat beragarn.

20Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), eet, ke-7, h. 76

(25)

1. 11A

Noeng Muhadjir mensistematisasi komponen tersebut dalam tiga kategori, yaitu

.24

a. Bertolak dari Lima unsur dasar pendidikan, meliputi yang memberi, yang menerima, tujuan, cara/jalan, dan konteks positif.

b. Bertolak dari empat komponen pokok pendidikan, meliputi kurikulum, subjek didik, personifikasi, dan konteks belajar mengajar.

c. Bertolak dari tiga fungsi pendidikan, meliputi pendidikan kreatifitas, pendidikan moralitas dan pendidikan produktifitas.

Dalam terminologi ilmu pendidikan, sistem dapat diartikan sebagai "suatu keseluruhan yang tersusun dari bagian-bagiall yang bekeJja sendiri-sendiri (independent) atau bekeJja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.,,25 Pengertian sistem bisa juga diberikan terhadap suatu perangkap atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian yang satu dan laiunya saling berhubungan dan saling memperkuat.26

Pengertian laiunya yang umum dipOOami di kalangan masyarakat awam adalOO bOOwa sistem itu merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat hubungaunya dengan usaha pencapaian tujuan tersebut.27

Sedangkan menurut H. M. Arifin mengartikan sistem sebagai "suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekeJja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan iimgsi daii komponen-komponen laiunya secara terpadu bergerak menuju ke arOO suatu tujuan yang telOO ditetapkan.28

24Ramayulis,IImn Pendidikan Is/am,(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cel. Ke-3, h. 4

25Abudullah Syukri Zarkasyi, Gonlor& Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:

PT. Raja Grafiudo Persada, 2005), h. 29

26Djamaluddin& Abdullah Aly,Kapila Se/ekta Pendidikan Is/am,(Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1999), Cel. Ke-2, h. 114

(26)

Menurut Budi Sutedjo, sistem ialah "kumpulan e1emen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan da1am usaha

. . ,,29

mencapal suatu tUJuan.

Dari pengertian sistem diatas dapat dipahami bahwa sistem adalah suatau kaitan atau hubungan unsur-unsur atau organ dari suatu organisasi atau benda secara menyeluruh sehingga membentuk suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Suatu IUmusan nasional tentang istilah "Pendidikan" adalah sebagai berikut : "Pendidikan OOalah usaha sOOar untuk menyiap1<lln peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peJranannya di masa yang akan datang" (DUD.1. No.2 Tahun 1989, Bab I, Pasal1).3o

Sedangkan kata pendidikklln yang dalam bahasa Inggris "education", dalam bahasa Arab "tarbiyah", yang berarti pengembangan atau bimbingan. Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunanii, yaitu "paedagogie". Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya "anak", dan again yang teljemahannya OOalah "Pembimbing" dengan demikian maka Paedagogie berarti bimbingan yang diberikan pOOa anak.31 Ngalim purwanto menyatakan pendidikan melUpakan "segala usaha orang dewasa dalam pergaularmya dengarl anak-anak untuk mempimpin perkembangan jasmani dan rohanillya ke arah kedewasaan".32 SenOOa pula dengan pendapat Freeman buc, yang dikutip H.M. djumberansyah, bahwa pendidikan adalah "suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik (memberi dan menerima pengetahuan) dan dengan penyesuaian diri ini teljadi pelUbahan-pelUbahan di manusia yang kemudian potensil-potensi pembawaanya bertumbuh dan berkembang sehingga terbentuklah berbagai macam abilitas dan kapabilitas.',33

29 Eti Rochaety, N,el, all, Sislem Informasi Manajemen Pelldidikan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2005), Cel. I, hal.3

30Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999), Cel.

Ke-2, h. 2

31Sudirman, N,el, all,llmu Pendidikan,(Bandung: CV Remaja Karya, 1992), Cel. Ke 6,

ha14

32 M. Ngalim Purwanlo, IImu Pendidikan (Teoritis dan Pralais), (Bandung: Remaja

(27)

Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau

pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang

dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan

berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk

mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau

mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan

dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmarti dan rohaninya kearah

kedewasaan.34

Pendidikan dapat dilihat dari dna segi yaitu bahasa, baik bahasa

Indonesia ataupun bahasa Arab dandarisegi istilah.

Mennrnt etimologi, kata pendidikan berasal dari kata "didik", yang

mendapat awalan "pen" dan akhiran "an", yang berarti "proses pengubahan sikap

dan tata lalm seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.35

Istilah pendidikan dalam bahasa Inggris disebut "Education"yang berasal

dari kata to educate yang artinya mendidik. Dalam konteks Islam (bahasa Arab) ada tiga istilah yang mengacu kepada istilah pendidikan, yaitu At-tarbiyah,

AI-ta'lim, dan AI-ta'dib. Istilah "tarbiyah" dari kata kerja "rabba" yang berarti

mendidik. Kata tarbiyah, khususnya dalanl al-Qur'an, menunjuk pada masa anak

dan berkaitan dengan usaha yang wajib dilakukan, dan merupakan beban

orang-orang dewasa, utamanya orang-orangtua terhadap anaknya.36

Beberapa ahli pendidilam Islam memberikan definisi pendidikan sebagai

berikut. Mennrnt pendapat Atiyah Ibrasyi dalam bukunya Tarbiyah

al-Islamiyah wa Falsafatuha, pendidikan ialah mempersiapkan manusia supaya hidup

dengan sempnrna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya sempuma budi pekertinya, teratur pikirannya, halus pernsaannya, mahir dalam

34 Ramayulis,I1mu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulin, 2002), eel. Ke-3, h. 1

(28)

adalah kegiatan

kedewasaan dan pekeIjaannya, bertolong-tolong dengan orang lain, manis tutur bahasanya, baik

dengan lisan atau tulisan. Sementara AI-Attas mendefisinikan pendidikan sebagai

proses menanamkan adab kepada manusia (education is the instilling and

inculcation of adab in man-it is ta'dib). Zakiah Daradjat berpendapat bahwa

pendidikan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam menyampaikan pelajaran, memberi contoh, me1atill keterampilan berbuat,

memberi motivasi, dan menciptakan lingkungan social yang mendukung pembentukan kepribadian anak didik atau proses penyiapan generasi mnda untuk

mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di duniadanmemetik hasilnya di akhirat.37

Mengenai arti pendidikan menurut istilah, para ahIi berbeda pendapat dalam

mendefisinikan, diantaranya :

a. M.J. Langeveld berpendapat "Pendidilam

membimbing anak mamusia menuju pada

kemandirian".38

b. Ahmad D. Marimba mengatakan "pendidikan adalah bimbingan dan

pemimpin secara sadar oleh si didik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si terdidik menuju terbentuknya keplibadian yang utama".39

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah

bimbingan atau usaha yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh

orang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Sedangkan pendidikan Islam menurut Drs. Burlian Somad adalah

pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak

diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah

mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah. Secara terperinci, beliau

37 Abudullah Syukri Zarkasyi, Gontor& Pembaharuan Pendidikan Pesantren,(Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 21

(29)

mengemukakan, "Pendidikan itu disebut pendidikan Islam apabila memiliki dua ciri khas, yaitu:40

1. Tujuanl1ya membel1tuk individu mel1jadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur'an.

2. lsi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum del1gan Iengkap di dalam AI-Qur'an yang pelaksanaatmya di dalam pl'aktek hidup sehari-hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sedangkal1 menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung pendidikan Islam ialah pel1didikan yang memiliki 4 macam fungsi yaitu:41

1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Pe,ranan

illi

berkaitan erat del1gan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.

2. Memindahkan iImu pengetahuan yal1g bersangkutan del1gan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk me'melihara keutuhan dan kesatuall masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Del1gan kata lain, nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu masyarakat, tidak akan terpelihara yang akan akhimya menyebabkan kehancuran masyarakat itu sendiri. Adapun ni1ai yang dipindahkan ialah nilai-nilai yang diambil dari

5

sumber, yaitu: Al-Qur':1I11, Sunah Nabi, Qiyas, kemaslahatan umum, dan kesepakatan atau ijma' ulama, dan ahli-ahli piliI' Islam yang dianggap sesuai dengan sumber dasar, yaitu Al-Qur'an dan Sunah Nabi.

4. Mel1didik anak agar berarnal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat.

(30)

a. Dr. Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan Islam sebagai "bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam".42

b. Omar Muhammad AI-Toumy AI-Syaibani mendefinisikall pendidikan Islam sebagai "usaha sadar dalam bentuk proses pendidikan untuk mengnbah tillgkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehiduparmya dan kehidupan dalam alam sekitarnya yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam".43

c. Mellurut Ahamad D. Marimba, pendidikan Islam adalah "bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut uknran-ukuran Islam.44 Sedangkan pendidikan Islam, menurut Qomari, mempakan suatu usaha secara sadar untuk mencapai tujuan yang jelas melalui syariat Islam; menyadarkan manusia bahwa diri mereka adalah hamba Allah yang bed'ungsi menghambakan diri kepadanya.45

B. Dasar dan Tujuan Pcndidikan Pondok Pcsantrcn

Pendidikan Islam, baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh,paripurna atau syumul, melakukan suatu dasar yang kokoh. Kajian tentang pendidikan Islam tidak boleh lepas dari landasan yang terkait dengan sumber ajaran Islam yang mendasar. Ada empatdasarfundamental pendidikan Islam, Yaitu :46

I. AI-Qur' an

Al-qur'an diakui oleh orang-orang Islam sebagai firman Allah, dan karenanya ia mempakan dasar bagi hukum mereka. Al-qur'an sepenulmya

42 Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan Do/am Perspektif Pendidikan Is/am, (Bnadung :

Remaja Rosda Karya, 1992), cet. I. hal. 32

43 Omar Mnbarnmad AI-Tonmy AI·Syaibani, Fa/safah Pendidikan Is/am, Teljemab

Hasan Langgnnung,(Jakarta:Bulan Bintang, 1979), eet.II, hal. 25 .

44 D. Arimba,Filsqfal Pendidikan Is/am,(Bandung : AI-Ma'zlfif, 1980), eet.-IVhal. 23

45 Abudullab Syukrizarkasyi, Gonlor& Pembahoruan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:

(31)

berorientasi untuk kepentingan manusia. Dialah mata air, yang kepadanya berpokok segala mata iar yang diminum untuk menetapkan hukum Al-Qur'an dan menerangkan segala keperluan manusia. Segala persoalan terdapat hal pokoknya di dalam AI-Qur'an. Dan AI·Qur'an sebagai tempat pengambilan yang menjadi sandaran segala dasar cabang, yang menjelaskan tentang pranata susila yang benar bagi kehidupan manusia. Al-Qur'an berisi aturan yang sangat lengkap dan tidak punya cela, mampunyai nilai universal dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, nilai ajarmmya mampu menembus segala dimensi rniang dan waktu.

Tentang ajarannya yang serba mancakup dan melingkup al-Qur'an menyebut dirinya sebagai cahaya (QS. Al-Nisa' (4): 174): Al-Qur'an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secm'a umum. Juga merupakan kitab pendidikan secara khusus, pendidikan social, moral dan spiritual. 2. AI-Sunnah

Dijadikan As-sunnah sebagai dasar pendidikan Islam tidak terlepas dari fungsi as-Sunnah itu sendiri terhadap Al-Qur'an. Fungsi As-sunnah terhadap al-Qur'an adalah sangat penting. Ada bebt:rapa pembenaran yang mendesak untuk segera ditampilkan. Yaitu:

a. Sunnah menerangkan ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat umum. b. Sunnah mengkhidmati AI-Qur'an.

(32)

3. Al-Kaun

Selain menurunkan ayat-ayat Qauliyah kepada nmat manusia melalui perantara Malaikat Jibril dan Nabi-nabinya, ia juga membentangkan ayat-ayat Kauniyah secara nyata, yaitu alam semesta dengan segala macam partikel dan heteroginitas berbagai entitas yang ada didalamhya: langit yang begitu luas dengan gugusanp-gugusan galaksinya, laut yang begiru membehana dengan kekayaan ikan dan aneka primata yang dikandungnya, bumi yang bulat dengan segala yang dilahirkannya: pepohonan, bebukitan, gunung-gunung, berbagai macam binatang dan sebagainya.

4.Ijtihad

Berakhimya kenabian dan turunya wahyu dengan wafatnya Rasullah Muhanunad SAW pada hakikatnya mengandung nilai yang sangat penting bagi manusia. Manusia, dengan demikian, tidak dapat lain kecuali kembali pada kemampuarmya sendiri dengan al-Qur'an sebagai wahyu dan Sunnah Rasul sebagai teladan, untuk berikhitiar menghadapi dan menyelesaikan persoalarmya sendiri di muka bumi ini. Ijtihad yang dimaksud di sini adalah pengertian yang luas, bukan ijtihad yang oleh sementara para ulama disebut sebagai ijtihad fardhi dan jama'i. kedua model ij1ihad ini teIjadi karena adanya keterikatan ruang dan waktu.

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh se8eorang atau kelompok orang yang melakukan suatu kegiatan.47

Istilah ''tujuan'' atau "sasaran"atau"maksud", dalam bahasa Arab dinyatakan dengan ghayat atau abdaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah ''tujuan'' dinyatakan dengan "goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktifitas.48

(33)

H.M. Arifin,tujuan itu bisa jadi menunjukkau kepada futuritas (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada 4 macam, yaitu: I. Mengakhiri usaha.

2. Mengarahkan usaha.

3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai エオェオ。ョMエエZセオ。ョ lain, baik tujuan-tujuan barn maupun tujuan-tujuan-tujuan-tujuan lanjutan

dari

uyuan pertama.

4. Memberi nilai sifat pada usaha-usaha itu.49

Sedangkan menurut Omar Muhammad Ail-Toumy AI-Syaibani mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok yang paling menonjol yaitu:

I. Sifat yang bercorak agama dan akblak;

2. Sifat komprehensif yang mencakup segala aspek pribadi pelajar (subjek didik), dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat;

3. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pcrtentangan antara uusur-unsur dan cara pelaksanaannya;

4. Sifat realistitk dan dapat dilaksanakan, penekanan dan perubahan yang dihendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhiumgkan perbedaan-perbedaan perorangan di antara individu, masyarakat dan kebudayaan di mana-mana dan kesanggupan untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.50

Menurut Prof. Dr. Yusuf Amir feisal, pondok pesalltren itu mencanangkan tujuan pendidikannya sebagai berikut :

I. Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ihnu agama. Hal ini sesuai dengan surat At-taubah ayat 122, yaitu :

(34)

(of; .:•.

_

スYセ

ᄋiセN

<:

セNェ[[

」Nセセ

i'VI

セ セ jセャi

t?

セG

V', セ セNyGB GMGセ ャNNGセ ...:....J J

.... '.... ,.1/ ... ...." J.... .... j... t> • • ... ,.. <> J.1i ...

-::)J.J..L¢

r-Pl

ャセェ

エセャセセ

エjNjセ[jェM[f[MuQ

J

IJgao';l

"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu 'min itu pergi semuanya(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam penegtahuan mereka tentang agama dan untuk membri peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. " (Surat At-Taubah ayat 122)

Maksud dari "tafaquh fiddin" pada surat At-taubah ayat 122 yaitu orang yang mendalarni agama berdasarkan wahyu Allah yang turun kepada Rasullah yang menerangkan ayat-ayat maupun yang berupa hadits-hadits dari Rasullah yang menerangkan ayat-ayat tersebut dengan perkataan dan perbuatan Nabi. Dan tujuan orang yang mendalarni atau mengausai agama adalah agar dapat membimbing, mengajarkan ilmu, dan memberikan peringatan kepada orang lain.51 2. Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syari'at Islam, lulusan pesantren adalah mereka yang hams mempunyai kemampuan melaksanakan syari'at agama secara nyata daJam rangka mengisi, membina, dan mengembangkan mutu peradaban dalam perspektif Islam walaupun mereka tidak tergolong para ulama yang menguasai ilmu-i1mu agama secara khusus.

3. Mendidik agar para santri (objek) memiliki ketrampilan dasar yang relevan dengan terbentuknya masyarakat beragama: mereka (para santri) dalam melakukan kegiatan-kegiatan kehidupan yang turut serta mewujudkan masyarakat maju, menguasai kemampuau, dan memiliki ketrampilan yang bukan hanya mencerrninkan keragaman kawasan sosial, melainkan juga dalam mutu keutuhan sistem kultur dan peradaban tertentu.52

51 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tqftir aZ-Maraghi,(Semarallg : Toha Putra. J978). eel.

Ke-J, h. 85-86

(35)

Tujuan pendidikan pondok pesantreu yang telah dikemukakan oleh

Prof.Dr. Yusuf Amir Feisal dapat penulis paharni yaitu bahwa pendidikan pondok

pesantren bertujuan untuk menciptakan manusia muslim (para santri) yang dapat

menguasai ihnu agama, dapat melaksanakan syari'at Islam dengan baik dan

memiliki ketrampilan yang relevan dengan perkembangan zaman yang sesuai

dengan ajaran dan syari'at Islam.

Tujuan pendidikan pondok pesantren secara oprasional belurn dirumuskan

dengan jelas, sebab tujuan itu tidak terlepas dari historis berdirinya pondok

pesantren. Walaupun demikian tujuan pendidikan pondok pesantren dapat

diasumsikan sebagai berikut :

I.Tujuan Khusus : mempersiapkan para santri tmtuk menjadi orang yang

'alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan

serta mengamalkannya.

2.Tujuan Umurn : membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya manjadi

mubaligh Islam dalam masyaralcat sekitar melalui ilmu dan amalnya.53

Tujuan pendidikan pondok pesantren seperti yang dimaksudkan oleh Prof.

H.M. Arifin di atas dapat penulis pahami, yaitu bertujuan untuk mempersiapkan

para santri agar menjadi orang yang 'alim dalam bidang agama dan dapat

mengamalkan ilnm yang dimilikinya pada rnasyarakat.

Secara spesifik, beberapa pesantren yang tergabung dalam Forum

Pesantren rnerumuskan beragam tujuan pendidikannya, yang dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu:54

a. Pembentukan akhlaklkepribadian

b. Penguatan kornpetensi santri

c. Penyebaran ilmu

Tujuan pendidikan pondok pesantren memang bfillurn terangkum secara

baku karena masing-masing pesantren memiliki sistern dan tujuan sendiri-sendiri,

(36)

tujuan pendidikan pesantren menurut Dr. Mastuhu berhasil merumuskan tujuan pendidikan pesantren berdasarkan hasil wawancara dengan para pengasuh pesantren yang menjadi objek penelitian, yaitu ; "menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan dan menegakkan Islam di tengah-tengah masyarakat, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia".55

C. Knrikulnm dan Metode Pendidikan Pondol< Pesantl'en

1. Knrikulnm Pendidikan Pondok Pesantren

Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pemhelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik ootuk mencapai tqjuan pendidikan.56

Dalam Undang-oodang dasar nomor 20 taboo 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (UUSPN), disebutkan bahwa kurikuIum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahanーNセャ。ェ。イ。ョ serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ootuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Perancis, yaitu "courier" yang berarti to run, maksudnya adalah berlari. Sedangkan dalam balliasa Yooani kurikulum diartikan sebagai 'jarak" yang harns di tempuh oleh peillri, sehingga kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh anak didik guna mendapatkan

ijazah.

57

" Mastuhu,Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren.(Jakarta:INIS, 1994), h. 6

56 Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar Pendidikan,

(37)

Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan kurang lebih sejak satu abad yang lalu. IstilOO ini muncul untuk pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum dipergunakan dalam bidang 0100 raga, yaitu suatu alat yang membawa orang dari start sampai finish. Barn kemudian pada akhir tahun 1955 istilOO kurikulum dipergunakan dalam bidang pendidikan dengan arti sejurn100 mata pelajaran pada suatu lembaga pendidikan.

Dalam kamus Webster tersebut kurikulum diartikan dun macam. Yaitu:58 I. Sejurn100 mata pelajaran yang harns ditempuh atau dipelajari siswa pada

lembaga pendidikan sekolOO atau pergurunn tinggi guna memperoleh ijazOO tertentu.

2. Sejurn100 mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.

IstilOO kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia oleh raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bOOasa Yunani berasal dari kata "curir". Artinya pelari, dan currere artinya tempat berpacu. Currk:ulum diartikan ')arak" yang harns "ditempuh" oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dalam rumusan di atas, kurikulum dalam pendidikan diartikan s,:jurn1OO mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.59 Atau kurikulum dalam arti sempit yaitu sejumlOO mata pelajaran yang diajarkan di

dalam kelas.

Sejalan dengan itu, para OOli pendidikan memberi arti yang lebih luas tentang kurikulum. Di bawOO ini penulis uraikan beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan para ahli pendidikan yaitu:

1.

J.

Galen Saylor dan William M Alexander dalam buku Curriculum

Planning For Better Teaching and Learning

(1956) menjelaskan arti

kurikulum sebagai berikut. "The Curriculum is エィLセ sum total of school's efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground,

58Abudullah Syukri Zarkasyi, Gonlor& Pembaharuan Pendidikan Pesanlren, (Jakarta:

(38)

or out of school." Jadi segala usaha sekolah uunlk mempeugaruhi anak

belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar

sekolah termasuk kurikulum.

2. William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1996)

menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: "The tendency in recent decades has ben to use the termin a broader sense to refer to the whole life

and program of the school. The ternl is used...to include all the

experiences of children for which the school accepts responsibility. It

denotes the results of efferorts on the part of the adults of the community,

and the nation to bring to the children the finest, most whole some

influences that exist in the culture." Ragam mlmggunakan kurikulum

dalam arti yang luas, yang meliputi seluru1l program dan kehidupan dalam

sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah tanggung-jawab sekolah.

Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi selurull

kehidupan dalam kelas. Jadi huboogan sosial al1tara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.6o

Pengertian kurikulum yang dikemukan oleh para ahIi pendidikan di atas

dapat penulis pahami bahwa kurikulool adalah segala usaha sekolah dalam

sejurulah mata pelajaran yang dapat mempengaruhi belajar anak didik di dalam

sekolah maupoo diluar sekolah.

Sampai disini dapat disimpulkan, bahwa kurikulum adalah segenap

pengalaman dan kegiatan beajar yang direncanakan dan diorganisasikan ootuk

mempengaru1li para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditatapkan oleh suatu sekolah atau lembaga pendidikan.

Kurikulum pondok pesantren sebenanlya meliputi seluru1l kegiatan yang

dilakukan di pesantren selama sehari semalam, pada masa sebelum kemerdekaan

(39)

ada dalam praktek pengajaran, bimbingan rohani d:m latihan keeakapan

merupakan kesatuan dalam proses pendidikan di pesantren.61

Dengan dernikian, kuriknlum pendidikan pondok pesantren adalah

keseluruhan usaha lembaga pendidikan pondok pesantren dalam memberi

pengalaman kepada santri seeara teraneana dan diorganisasikan untuk mempengaruhi kegiatan belajar mengajar para santri da/am meneapai tujuan

pendidikan pondok pesantren yang telah ditetapkan.

2. Metode Pendidikan Pondok PeslIlltren

Metode berasal dari kata "meta" dan kata "hodos", meta yang berarti

melalui dan hodos berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yanghrus di/alui untuk meneapai sesuai tujuan.62 Atau metode adalah eara atau jalan yang hams

ditempuh oleh anak didik untuk meneapai tujuan atau hasi/ yang optimal atau sebaik-baiknya.

Metode merupakan komponen pendidikan yang membahas mengenai

semua eara yang di gunakan dalam uapaya untuk mendidik. Metode juga

merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan dan

peran seorang guru dalam penyampaian metode tersebut I.e dalam proses belajar mengajar. Selain itu , seorang guru hams pula memperhatikan faktor-faktor seperti usia peserta didik, kemampuan (intelegenee)" situasi dan kondisi

lingkungan belajar serta penguasan metode dari guru tersebut. Dalamhaliui, Thnu Khaldun berpendapat sebagimana yang dikutip oleh Ali al-Jumbulati bahwa: "

tidaklah eukup seorang guru hanya membekali anak dengan ilmu pengatahuan dalam belajamya, akan tetapi guru juga wajib memperbaiki metode penyajian ilmu kepada anak didiknya. Pola pembelajaran ini tidak akan sempuma keeuali seorang lebih dahulu mempelajari hidup bawaan anak dan bakat ilrnialmya,

(40)

sehingga ia mampu menerapkannya sesuai dengan tingkat pikiran mereka.

Dengan cara demikian teJjalinlah hubungan antaragurudartanakmuridnya.63 Metode pendidikan atau pengajaran dapat diartikan dengan carn pendekatan

dan penyampaian pendidikan atau pengajaran agama Islam di pondok pesantren.

Suatu tujuan pendidikan yang hendak dicapai biasanya ltimbul dari pandangan

hidup (falsafah) seseorang atau golongan atau masyarakat. Oleh karena itu,

menciptakan suatu metode biasanya dikaji dan disesuaikan dengan kemungkinan

dapat tidaknya dipergunakan untuk mencapai tujuan p(lIldidikan yang

dicita-citakan. Dengan demikian, dalam rangka mencapai tujuHn tersebut; diperlukan

suatu metode yang sangat oprasional yaitu metode pengajuan materi pendidikan

dan pengajaran yang menyangkut pendidikan Islam dan keterampilan di lembaga

pendidikan pondok pesantren.

Adapun metode pengajarannya, sebenarnya adalah suatu hal yang setiap

kali dapat berkembang dan berubah sesuai dengan penemuan metode yang lebih

efektif dan efisien untuk mengajarkan masing-masing cabang ilmu pengetahuan.

Meskipun demikian, dalam waktu yang sangat panjang pesantren secara agak

seragam mempergunakan metode pengajaran yang I:azim disebut sebagai

weton/bandungan dan sorogan.

a. Metode Weton

Metode weton adalah metode kuIiah, dimana para santri mengikuti

pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran

secara kuIiah. Santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan

padanya. Istilah weton ini berasal dari kata wektu (jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu,

yaitu sebelum dan sesudah melaknkan shalat fardhu. Di jawa barat,

metode ini disebut dengan bandungan sedangkan di Sumatra dipakai

(41)

b. Metode sorogan

Metode ini berupa santri menghadap guru seorang demi seorang dengan

membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakan pel:yaran

yang berbahasa Arab itu kalimat derni kalimat kemudian

menteJjemahkannya dan menerangkan maksudnya. Santri menyimak dan

ngesahi (jawa, mengesahkan), dengan memberi catatan pada kitabnya,

untuk mensahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh kyai. Adapun istilah

sorogan tersebut berasal dari kata sorog (jawa) yang berarti

menyodorkan.64

Dalam rangka mencapai tujuan diperlukan suatu metode yang sangat

oprasional pula, yaitu metode penyajian materi pendidikan dan pengajaran yang menyangkut pendidikan agama Islam dan keterampilan di lembaga pendidikan

pondok pesantren.

Metode penyajian atau penyampaian tersebut ada yang bersifat tradisional

menurut kebiasan-kebiasan yang lama dipergunakan dallUn institusi itu, seperti

weton dan sorogan tadi. Ada juga metode non tradisicnal dengan pengertian

metode yang barn diintrodusir ke dalam institusi tersebut berdasarkan pendekatan

ilmiah.

Adapun metode yang dapat dipergunakan di lingkungan pondok pesantren

antara lain, seperti tersebut di bawah ini dengan penyesuaian menurut situasi dan

kondisi masing-masing.6S

I. Metode tanya jawab.

2. Metode diskusi.

3. Metode imla.

4. Metode muthala'ahlricitial.

5. Metode Proyek.

6. Metode dialog.

7. Metode karyawisata.

64 M. Habib Chirzin, "Agama, lImu, dan Pesanfren", dalam M. Dawam RahaNijo,

(42)

8. Metode hafalan. 9. Metode sosiodrama. 10. Metode problem solving II. Metode pemberian situasi. 12. Metode pembiasaanya/habituasi.

13. Metode percontohan tingkah laku/dramatisasi. 14. Metode reinforcement.

15. Metode widyawisata.

Macam-macam metode itu menjadi efektif atau tidak bagi santri (anak didik) bergantung kepada pribadi pendidik (guru/pengajar/pengasuh) itu.

(43)

A. Deskripsi Objek Penelitilln

Dalam penulisan skripsi

ini,

penulis memilih Pondok PesllJ1tren Daarul Qur'llJ1 Nasional Plus Tahfidzul Qur'llJ1 sebagai objek penelitillJ1 dengllJ1 menekankllJ1 atau fokus yllJ1g diteliti adalall system pendidikan yllJ1g dilaksllJ1akllJ1 di pondok pesantren Daarul Qur'llJ1 Nasional Plust。ィヲゥ、コオセ Qur'llJ1.
(44)

B. Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, metode mempakan upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang peneliti dalam mengumpulkan data dan mencari kebenaran terhadap masalah yang akan diteliti.

Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis yang bersifat development, yaitu pemecallan masalah dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang penulis peroleh sebagaimana adanya kemudian di analisa, di interpretasi untuk mengambil sebuah kesimpulan.

Metodologi yang digunakan dalanl penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Library Reseatch (penelitian Kepustakaan) tentang sistem pendidikan. Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang cukup relevan dengan permasalahan yang diteliti, dengan tujuan untuk memudahkan dalam membuat konsep-konsep dan teori yang berkaitan dengan bahasan dalam skripsi ini.

2. Metode Field Reseatch (Penelitian Lapangan).

yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke objek penelitian yaitu pondok pesantren Daaru\ Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an.

C. Penentuan Lokasi

Tempat atau lokasi yang penulis jadikan objek penelitian adalah pondok pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an yang berlokasi Di

Kp.Bulak Santri Kec. Karang Tengah Kota Tangerang.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Dntuk mendapatkan penelitian yang akurat dari penelitian ini penulis menggunakan tekhnik sebagai berikut :

a. Observasi

(45)

data ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pondok pesantren Darul-Qur'an, dengan berbagai informasi lainnya sebagai pelengkap penelitian. Dalam hal ini penulis mendatangi pondok pesantren tersebut guna memperoleh data yang konkrit tentang hal-hal yang menjadi subjek penelitian. Selain melihat dan mengamati

langsung dari dekat seluruh kegiatan pesantren. b. Wawancara

Istilah interview atau wawancara mempunyai arti sebagai sesnatu percakapan atau Tanya jawab secara lisan antara dna orang atau lebih, yang duduk berhadapan secara fisik, dan diarahkan pada masalah tertentu.

(46)

c. Dokumentasi

(47)

A. Gambaran Umnm Pondok Pesantren Daarul Qur'an Nasional Plus

Tahfidzul Qur'an

1. Latar belakang Pendiri dan Sejarah Berdil"in;ya Pondok Pesantren

Daarul Qur'an Nasional Plus Tahfidzul Qur'an

Di mulai dari tanggal 19 Desember 1976, ketika Dstadz Yusuf Mansur lahir di Jakarta dari rahim Hururifah. Beliau ditinggal oleh ayalmya yang bernama Abdurrahman Mimbar pada usia 7 bulan. Namun keuletan seorang ibu yang ingin membesarkan beliau sangat tinggi.1

Yusuf Mansur lahir dari sebuah keluarga yang dikenal religious dan disiplin. Meskipun religius metode pendidikan agama yang ditanamkan orang tuanya dalam ke1uarga sebenarnya seperti yang diterapkan keluarga lain pada umumnya. Namun disiplin yang ketat dan demokratis dari orang tuanya merupakan suatu hal yang tak dapat dipisahkan dari pola hidupnya sejak keeil.

(48)

beliau sudah merasakan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang dimiliki oleh

buyutnya.

Nuansa religius dirasakannya dikarenakan buyutnya adalah seorang ulama

besar yang terkenal, masyarakat menyebutnya guru Mansur seorang ahli ilmu

Falaq yang bertempat di Jembatan Lima Jakarta.2

Masa kecilnya tidak berbedajauh dengan yang lain; bermain, belajar serta

mengaji. Pada usia 17 tahun ia sudah merasakan pendidikan perkuliahan, yang

ketika itu ia memilih IAIN (lnstitut Agama Islam Negeri) Jakarta yang sekarang

terkenal dengan nama Universitas Islam Negeri (UlN) Jakarta pOOa Fakultas

Syari'ah. Perawakan yang kecil, berkulit kuning, bermata jeli dengan alis yang

melengkung hitam membuat teman-temannya tidak per<:aya bahwa dia sudah

merasakan pendidikan perkuliahan, bahkan salah satu dosen pOOa Fakujltas

tersebut tidak menyangka bahwa dia sudah duduk di perguruan tinggi.

Kejeniusan dan kepandaian Yusuf Mansur ditunjukkan pada usaha yang

digelutinya yaitu bergerak dalam bidang pengembangan kursus computer,

sehingga usaha yang dijalaninya berkembang pesat bahkllll ia sempat berbisnis

lain. Menurutnya, usaha bisnis yang dia jalani lumayan sukses untuk ukuran

sekelas dia. Buktinya ia mampu membeli mobil dan bahlcan rumah yang cukup

lumayan, akunya. POOahal jarang sekali bahkan langka ur:tuk sekelas mahasiswa

manapun dalam waktu relative singkat sanggup membeli mobil dan rumah.

Yusuf Mansur yang ketika kecil bernama Jam'an Nurkhatib Mansur

rnengalami kemerosotan dalam usahanya, akhirnya beliau merasakan penjara yang

pertama pada tahun 1998 yang diakibatkan oleh hutangnya yang tak terbayar

akibat kesalahan dalam mengelola khususnya tentang kewmgan membawanya ke

penjara Polsek Serang, menurut pengakwumya secara jujur, dia telah

mengecewakan banyak pihak, terutama keluarga dekat yang bersangkutan,

khususnya Ibundaunya yang tercinta Puncak kekecewaan Iceluarganya itu, terlihat

dari tindakan pengiklan di sebuah harlan Ibukota, yang menegaskan pelepasan

(49)

Kehidupan masa penjara beliau rasakan selama 2 bulan, namun beliau

mengulangi hal yang serupa untuk membayar hutangnya yang membawanya

kedalam penjara dengan berteori "gali lobang tutup lobang", (membayar hutang

dengan cara meminjam kepada orang lain) hingga akhimya semna semakin gelap.

Sampailah ia pada penjara yang kedna pada tah:un 1999. Pada penjara

pertama masih ada orang yang mau bertanggung jawab dan simpati padanya.

Namun, pada penjara yang kedna tidak ada lagi yang dapat menolongnya kecuali

ia sendiri. Ada hal yang menarik, dua kali ditahan, dua kali dipenjara, dna kali pula YusufMansur menyikapi dengan dua hal yang berbeda. Pada saat di penjara

yang pertama, ia masih mengandalkan tiga hal; kemampuan negosiasi, kekuatan nang, dan sedikit sentuhan duma (mencari dukungan aparat yang lebih tinggi

wewenang dan kekuasaanya). Bukan langsung bersandar pada kekuasaan Allah. Dengan sentuhan tiga hal tersebut, Yusuf Mansur berhasil mendapatkan

kebebasmillya dalam dna bulan masa tahanan penjara dan khususnya tidak dilanjutkan ke pengadilan.

Di penjara yang kedua, ia tidak bisa lagi mendapatkan sentuhan tiga hal

diatas, kemampaun negosiasi, kekuatan nang, dan sedikit sentuhan kekuasan

dunia, kerena ia sudah tidak punya apa dan sudah tidak bisa me1akukan

apa-apa.

Namun, disaat ketidakberdayaan, ia mendatmgi Allah. Di saat kemustahilan membayangi ia mendatangi Allah. Hasilnya beliau malah

mendapatkan kebebasan lebih cepat dari yang pertama, yaitu hanya 14 hari masa

tahanan. Karena di penjara yang kedna ini, ia memakai teori kepasrahan dan

inabah kepada sang maha. Bandingkan dengan penjara yang pertama, disana ia

keluar dalam tempo dua bulan, padahal dia keluar uang cukup banyak,

bemegosiasi cukup alot, dan memakai sedikit power kekuasaan.3

Pada saat di penjara yang kedna Yusuf Mansur mengalami pengalaman

yang sangat menakjubkan, ketika itu ia merasakan lapar st:ka1i. Pada hari itu, nasi

(50)

jatah makan untuknya tidak datang. Saat beliau tengah tidur-tiduran dibale-bale,

ingat masih ada sepotong roti. Begitu hendak beliau makan, ingat tidak ada air

minum. Maka ia batalkan untuk makan roti itu. Saat itu pula ia melihat semut

berbaris di dinding, saat itu pula iaturundan berdialog dengan semut. "mut, tuhan kalian sama dengan tuhan saya, Allah. Begini saja, mungkln jika saya berdo'a

sekarang ini tidak akan terkabul karena dosa-dosa saya. Tetapi jika kalian yang

berdo'a mungkin Allah akan mengabulkan. Saya akan tukar roti ini dengan sebuah do'a, kalian makan roti, tapi kalian mendoakan agar saya bisa makan

nasi".4

Rupanya ada sesuatu yang ingin Allah ajarkan kepadanya, tidak beberapa

lama kemudian, datang seorang reserse yang membawakan satu bungkus nasi

padang. Ajaib memang jika kita melihat dengan mata "telanjang",akantetapi jika kita resapi ajaran yang Allah berikan bahwa sedekah itu arnat istimewadan inilah

yang dirasakan oleh seoranganakmuda yang memiliki wajah tampan.5

Pada saat penjara yang kedua ia sempat menghafalkan 4 juz AI-Qur'an dan

menulis sebagian isi buku yang saat ini penulis miliki yaitu "Mencari Tnhan Yang

Hilang" yang dilanjutkannya pasca penjara kedua.

Di hari kebebasanya yang kedua pada tanggal 25 juni 1999, beliau

mel1dapat teguran keras dari abang angkatnya bahwa sudah saatnya ia melakukan

pertaubatan yang serius, sebelum semuanya terlambat. Ia memulia kehidupannya

pada salah satu terminal di Jakarta yaitu Pulo Gadung, hal yang pertama yang

dilakukannya yaitu menjnal es di terminal tersebut dan akhimya usaha yang

dijalaninya mengalami pembahan.

Udara yang segar dan janh dari keramaian adalah pilihan bagi orang yang

mengalami masalah dalam kehidupan. YusufMansur memilih kampung Ketapang

kelurahan Cipondoh kota Tangerang mel1jadi tempat pe:ristirahatan dan untuk

memulai kehidupan yang barn.

Yusuf Mansur sering sekali mengikuti pengajial1-pengajian baile yang

(51)

Arif (Cilandak), Kyai Jerijis (pandegelang), bahkan beliau pernab mengikuti

pengajian Muallim Syafi'I Hadzami yang ketika itu beliau ingat Muallim Syafi'I

adalab salab satu mood dari buyutnya.

Pada masa pencarian Tuhan dan pelarian beliau sering sekali datang ke

sebuab Mushalla SMP Bina Insani Ciledug Tangerang, sampai ia menanyalcan

kepada kepala sekolab untuk membiayai anak yatim, yang kemudian ia

mendapatkan 2 orang anak yatim untuk dibiayai sekolalmya lalu salab satu anak

yatim tersebut dipersunting yang bernama Maemunab.

<

Gambar

Tabel3Data SiswaII SMA Islam Pondok Pesantren Daarul iQur'an Nasional Plus
Jadwal Mingguan Kegiatan Santri Pondok Pesantr.m DaarulTabel5 Qur'an
Tabel6Thematic Learning
PemetaanTabel7 Jumlah Jam Mengajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Sel mast adalah sel jaringan ikat berbentuk bulat sampai lonjong, bergaris tengah 20-30 µm, sitoplasmanya bergranul kasar dan basofilik. Intinya agak kecil, bulat, letaknya di

Activity diagram ini menjelaskan bagaimana user melakukan akses terhadap menu laporan hasil rekomendasi. User yang telah masuk kedalam Halaman Administrator, memilih

Dalam rangka pengembangan Unit Usaha Syariah Bank BPD Kalsel, dengan memperhatikan minat, semangat serta harapan masyarakat dan Pemerintah Daerah

Pada kuadran ini karyawan memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap kinerja aktual organisasi/perusahaan namun kinerja aktual organisasi/perusahaan dipersepsikan rendah oleh

Pendidikan Islam yang selanjutnya akan dikaji ini adalah konsep pendidikan berdasarkan pada pemikiran Hasyim Asy’ari, penulis merasa penting untuk mengkaji pemikiran

Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa tugas da'i yang bersifat nahi munkar adalah upaya liberasi atau memerdekakan dan membebaskan orang lain dari berbagai

Menganalisis struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial teks factual report dengan menyatakan dan menanyakan tentang teks ilmiah faktual