• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA KUNCI : Asuhan Kebidanan, Ketuban Pecah Dini (KPD), Inpartu Kala 1 Fase Aktif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA KUNCI : Asuhan Kebidanan, Ketuban Pecah Dini (KPD), Inpartu Kala 1 Fase Aktif."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “T” UK 36-37 MINGGU INPARTU

KALA 1 FASE AKTIF DENGAN RIWAYAT KPD DI RUANG BERSALIN RSUD JOMBANG Dian Krisnawati1, Zeny Fatmawati2, Siti Mudrikatin3

123STIKes Husada Jombang email : diankrisnawati189@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : KPD atau ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban

sebelum adanya tanda-tanda inpartu. Insiden PROM (prelobour rupture of membrane) atau kejadian ketuban pecah dini (KPD) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran.Tujuan : Mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu inpartu dengan riwayat KPD dengan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Metode penelitian : Observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus..

Cara pengambilan data melalui studi kepustakaan, study dokumentasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi langsung. Analisis data menggunakan teknik Triangulasi.

Hasil : Ny “T” di kaji pada tanggal 3-04-2019 jam 08.00 WIB dengan

penatalaksanaan yaitu NST (Fetal Nonstress Test), misoprostol 50 mg / vag, 5 unit oksitosin dalam 500 ml cairan RL dimulai dengan kecepatan 4 tetes/menit dan dinaikkan 4 tetes setiap 15 menit hingga his adekuat (28 tetes/menit), injeksi antibiotic gentamicin 1x80 mg secara Intravena, observasi selama 2 jam, His 5x 10 menit 55 detik,DJJ 148x/menit, Pembukaan Lengkap Jam 10.00 WIB, bayi lahir jam 10.30 WIB,laki-laki,Apgar Score 10.

Kesimpulan : Ny “T” UK 36-37 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Dengan Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) telah mendapatkan terapi dan tindakan dengan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yakni dari kala I hingga kala IV semuanya berlangsung normal tanpa ada penyulit, tidak ditemukan komplikasi pada janin dan ibu, serta keadaan ibu dan bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal.

KATA KUNCI : Asuhan Kebidanan , Ketuban Pecah Dini (KPD), Inpartu Kala 1

Fase Aktif.

1. PENDAHULUAN

Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan atau premature repture of the

membrane (PROM) sering

disebut Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah

sebelum waktunya (KPSW). Pecahnya ketuban sebelum persalinan atau pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun

(2)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 pada kehamilan preterm. Pada

keadaan ini dimana risiko infeksi ibu dan anak meningkat. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam masalah obstetri yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi (Purwaningtyas, 2017)1.

Menurut WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM (prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur (WHO,2014). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGS. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar

390/100.000 KH, tahun 1997 sebesar 334/100.000 KH, tahun 2012 sebesar 307/100.000 KH, tahun 2007 adalah sebesar 228/100.000 KH, namun pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359/100.000 KH, Untuk Angka Kematian Bayi dapat dikatakan penurunan On The Track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukkan angka 32/1.000 KH.

Menurut laporan WHO tahun 2018 memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat dari meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2018). Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5%-6% dari seluruh kehamilan, sedangkan di luar negeri insiden KPD antara 6%-12%. Kebanyakan studi di India

(3)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 mendokumentasikan insiden

7-12% untuk PROM yang 60-70% terjadi pada jangka waktu lama. Insiden kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di beberapa Rumah Sakit di Indonesia cukup bervariasi yakni diantaranya : di RS Sardjito sebesar 5,3%, RS Hasan Sadikin sebesar 5,05%, RS Cipto Mangunkusumo sebesar 11,22%, RS Pringadi sebesar 2,27% dan RS Kariadi yaitu sebesar 5,10% (Sudarto, 2016). Pada 25 September 2015 dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sebagai agenda pembangunan global yang baru untuk periode 2016-2030. PBB kini menetapkan target mengurangi angka kematian ibu global hingga kurang dari 70 per 100 ribu kelahiran pada 2030. (WHO, 2018). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia terjadi penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2018. Pada tahun 2018, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,6 per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Jatim, 2018).

Di Kabupaten Jombang tahun 2018 angka kematian ibu sudah sesuai dengan target untuk AKI, yaitu sebesar 80,75 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut berdasarkan data jumlah kematian maternal 16 kasus dari 19,815 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Jombang, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh di Paviliun Melati 1 ( Kamar Bersalin) RSUD Jombang pada periode bulan Januari – April 2019 terjadi 703 kasus Inpartu dengan rincian sebagai berikut : SC sebanyak 236 kasus (33,57%), PE sebanyak 152 kasus (21,62%), normal sebanyak 125 kasus (17,78%), anemia sebanyak 31 kasus (4,41%), KPD sebanyak 27 kasus (3,84%), HPP sebanyak 25 kasus (3,56%), post date sebanyak 19 kasus (2,7%), letak sungsang

(4)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 sebanyak 17 kasus (2,42%),

letak lintang sebanyak 15 kasus (2,13%), HBsAg sebanyak 15 kasus (2,13%), solutio plasenta sebanyak 12 kasus (1,71%), gemelli sebanyak 9 kasus (1,28%), HIV sebanyak 9 kasus (1,28%), CPD sebanyak 6 kasus (0,85%) dan plasenta previa sebanyak 5(0,71%). (Rekam Medik RSUD Jombang, periode Januari-April 2019).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi salah satunya adalah pentingnya memberikan asuhan secara berkelanjutan (Continuity of care), dimulai dari masa kehamilan dengan melakukan pemeriksaan ANC minimal 4x untuk mendeteksi adanya penyulit/komplikasi dalam kehamilan, masa persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang profesional, pelayanan masa nifas yang diberikan sebanyak 4x distribusi pemberian pada 6-8 jam post partum-6 minggu setelah persalinan, bersamaan

dengan pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan keinginan pasien, dan keadaan pasien. (Dinkes Jombang, 2018).

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai pendekatan yang diharapkan nantinya dapat membawa hasil yang terbaik. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. (Moeloeng.L.J, 2013)

Sebelum melaksanakan penelitian, pada penelitian kualitatif merumuskan masalah terlebih dahulu yang menjadi fokus penelitian. Akan tetapi, rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

(5)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 peneliti masuk lapangan atau

situasi sosial tertentu. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk lebih memahami gejala yang masih remang-remang, tidak teramati, dinamis dan kompleks, sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas apa yang ada dalam situasi sosial tersebut.(Sugiyono, 2015)

Cara pengambilan data melalui studi kepustakaan, study dokumentasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi langsung. Analisis data laporan tugas akhir ini di menggunakan cara teknik Triangulasi. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu desain penelitian Observasional Deskriptif dengan pendekatan study kasus yang dilaksanakan oleh penulis melalui pendekatan menejemen asuhan kebidanan. Study kasus yang digunakan penulis dalam membuat Laporan Tugas Akhir ini adalah menggunakan asuhan kebidanan 4 langkah menurut menejemen SOAP yaitu dari pengkajian data

subyektif dan obyektif, analisa data dan penatalaksanaan pada Asuhan Kebidanan pada Ny”T” G1P00000 Inpartu Kala 1 Fase Aktif Dengan Riwayat KPD Di Kamar Bersalin RSUD Jombang.

Penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan teknik pengumpulan data Triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Asuhan Kebidanan pada Ny”T” G1P00000 Inpartu Kala 1 Fase Aktif Dengan Riwayat KPD Di Kamar Bersalin RSUD Jombang dengan menggunakan triangulasii sumber dan triangulasi teknik.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagi teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti dalam mengumpulkan data yang sekaligus menguji

(6)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 kreadibilitas data, yaitu

mengecek kreadibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.(Notoatmodjo, 2015) Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan cara observasi partisipatif, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, bertujuan untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan menggunakan teknik yang sama. (Notoatmodjo, 2015)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengkajian Data Subyektif Pada tinjauan pustaka didapatkan jika dilihat dari kapan pecahnya ketuban, maka KPD dapat diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan

(Aisyah dan Oktarina,2015). Sedangkan Persalinan menurut Mochtar, 2013, Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir dengan LBK atau dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

Ketuban pecah dini dapat disebabkan dari beberapa factor seperti Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban yang biasa menyebabkan terjadinya KPD.(Nugroho, 2015). Penyebab lainnya seperti inkompetensia serviks, Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi

uterus) misalnya trauma,

hidromnian, gemelli, Trauma yang didapat misalnya dari hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis, kelainan letak, misalnya

(7)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 sungsang, sehingga tidak ada

bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah, Keadaan sosial ekonomi juga dapat menjadi penyebab ketuban pecah dini maupun factor lain misalnya golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai, termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban, disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu (CPD), faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum, serta defisienzi gizi dari tembaga atau asam askorbat/ vitamin C (Nugroho, 2015 :2).

Dari tinjauan kasus pada tanggal 03 April 2019 jam 08.00 WIB, dilakukan pengkajian ibu inpartu dengan Riwayat KPD Ny”T” G1P00000 UK 37 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif mengeluh perut merasa kencang-kencang sejak jam 23.30 WIB tanggal 02-04-2019 dan terdapat pengeluaran lendir, darah dan air ketuban. Ketuban pecah sejak tanggal 01 - 04 - 2019 jam : 23.30 WIB

dan telah dilakukan terminasi kehamilan. Dilakukan pemeriksaan dalam VT Ø 6 cm, Porsio teraba lunak, effecement 50%, ketuban (-), bagian terendah kepala, denominator UUK kiri depan, tidak ada bagian kecil di samping kanan dan kiri bagian terendah, tidak ada mollase, penurunan bagian terendah kepala di hodge I.

Jadi diantara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karna ketuban pecah dini dapat diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan (Aisyah dan Oktarina, 2015 ).

b. Pengkajian Data Obyektif Pada tinjauan pustaka didapatkan tanda dan gejala ketuban pecah dini yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus

(8)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 diproduksi sampai kelahiran.

Tetapi, bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Nugroho, 2015 ).

Pada tinjauan kasus didapatkan keadaan umum ibu baik, pada pemeriksaan fisik genetalia terdapat pengeluaran air ketuban melalui vagina berwarna keruh sejak 2 hari yang lalu, setelah dilakukan pemeriksaan penunjang didapatkan hasil kertas lakmus merah berubah menjadi biru, hasil USG yaitu janin tunggal, letak kepala, ketuban cukup, jenis kelamin laki-laki, UK 36-37 Minggu, tafsiran persalinan tanggal 28-04-2019.

Pada data obyektif tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu tanda dan gejala ketuban pecah dini yang terjadi adalah keluarnya cairan

ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. (Nugroho, 2015)

c. Analisa Data

Pada tinjauan kasus didapatkan diagnosa Ny”T” G1P00000 UK 37 minggu, hidup, tunggal, imtrauterin, presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif dengan Riwayat KPD. d. Penatalaksanaan

Pada tinjauan pustaka laporan tugas akhir ini didapat Kasus KPD yang kurang bulan jika menempuh cara-cara aktif harus di pastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan jika menempuh cara koservatif dengan maksud memberikan waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memeperjelek prognosis janin. Penatalaksanaan KPD

(9)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 tergantung pada umur

kehamilan tidak di ketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh Karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan matang, choriamnionitis yang diikuti dengan sepsis pada janin merupakan sebab utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya periode laten.

Adapun penatalaksanaannya dapat menggunakan 2 cara yaitu konservatif dan aktif. Adapun cara konservatif yaitu Rawat di rumah sakit, Beri antibiotic : bila ketuban pecah > 6 jam berupa: Ampisilin

4x500 mg atau gentamycin 1x 80 mg. Umur kehamilan < 32-34 minggu: dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi, bila usia kehamilan 32-34 minggu, masih keluar air ketuban, maka usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan (hal ini sangat tergantung pada kemampuan keperawatan bayi prematur), nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterine).Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan paru-paru janin.

Sedangkan cara Aktif yaitu kehamilan > 35 minggu: induksi oksitosin, bila gagal dilakukan seksio sesarea. Cara induksi: 1 ampul syntocinon dalam dektrosa 5 %, dimulai 4 tetes sampai maksimum 40 tetes/ menit. Pada keadaan CPD, letak lintang dilakukan secsio sesarea.Bila ada tanda infeksi beri antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri (Taufan, 2015 :8-9).

(10)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 Pada tinjauan kasus

laporan tugas akhir ini di dapat bahwa umur kehamilan subyek penelitian 37 minggu dan telah dilakukan pemeriksaan lengkap sehingga penatalaksaanaan yang di lakukan yaitu diberikan steroid untuk memacu kematangan paru dan kemudian dilakukan terminasi kehamilan menggunakan misoprostol 50 mg/ vag.

Jadi dari laporan tugas akhir ini tidak terjadi kesenjangan penatalaksanaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

4. KESIMPULAN

Dari penyusunan Asuhan Kebidanan pada Ny “T” UK 36-37 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif dengan Riwayat KPD Di RSUD Jombang dapat diambil kesimpulan dari masing-masing langkah yang sesuai dengan manajemen SOAP. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan didapatkan kesimpulan pada pengkajian data, yaitu data subyektif ibu mengatakan mengeluarkan air

ketuban dari jalan lahir pada tanggal 01-04-2019 jam 23.00 wib dan di bawa ke IGD Rsud Jombang, dan kemudian diperiksa di kamar bersalin. Ibu mengeluh kencang- kencang sejak jam 23.00 tanggal 02-02-2019 , semakin sering dan teratur sejak jam 06.00 wib tgl 03-04-2019.

Pada data obyektif di dapatkan Keadaan umum Baik, Kesadaran: Composmentis, TD: 120/80 mmHg, Nadi : 80x/mnt, Suhu : 36,8, RR : 20x/mnt, BB sebelum hamil : 49 kg, BB sekarang : 58 kg, TB: 161 Cm, Lila: 27cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil inspeksi pada mata konjungtiva merah muda, sklera putih. Abdomen His adekuat, DJJ 144x/menit, genetalia terdapat pengeluaran lendir bercampur darah dan ketuban berwarna keruh, VT Ø 6cm, porsio teraba lunak, ketuban (-), eff 50%,presentasi kepala, denuminator uuk kidep. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru, hasil USG : janin tunggal, letak

(11)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 kepala, ketuban cukup, jenis

kelamin laku-laki, UK 36-37 minggu, tafsiran persalinan 28-04-2019.

Pada Analisa didapatkan diagnosa Ny “T” G1P00000 UK 36-37 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Tunggal, Hidup, Intrauterin Dengan Riwayat KPD. Sedangkan pada penatalaksanaan meliputi : melakukan pendekatan terapeutik pada pasien, melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran dan TTV pada ibu, konseling pada ibu dan keluarga tentang kondisi pasien saat ini, melakukan kolaborasi dengan dokter SPoG yaitu di terminasi dengan misoprostol 50 mg/ vag, infuse RL 500 ml/ 12 jam, dan mengobservasi kemajuan persalinan.

5. REFERENSI Jurnal

Aisyah,S dan Oktarina A, (2015) .“Perbedaan Kejadian Ketuban Pecah Dini Antara Primipara

dan Multipara. JurnalMidpro Sunarti. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “R” Gestasi 37-38 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa. BUKU

Moleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mochtar, R. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi. Jakarta : EGC. Nugroho, T. (2015). Obstetri.

Jakarta : Medical Book. Notoatmojo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Profil Kesehatan Provinsi

(12)

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 Dinkes Kota Jombang, (2018).

Profil Kesehatan kota Jombang.

Survey penduduk antar Sensus (2017).

Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Jombang (2019)

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi median ,nilai min dan max Indeks Plak, indeks Gingivitis, Indeks deft, Indeks DMFT dengan umur , jenis kelamin dan keparahan plak dan

The objective of this research is to find out whether there is a significant difference between the listening narrative text of the tenth grade students of SMA N 1 Mejobo

Adapun variabel yang juga memiliki dampak pengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu faktor kesepakatan termasuk interpersonal bahwa seseorang dapat bekerjasama dan bergaul

keadaan lain, terutama pada keadaan infark miokardium, selain ALT atau SGPT, parameter lain pemeriksaan enzim yang digunakan untuk menegakkan diagnosa penyakit

 Diberitahukan kepada seluruh Koordinator Sektor &amp; Wakil Koordinator sektor, Pengurus ke 6 Pelkat dan Koordinator Komisi GPIB Jemaat Petra, jika ingin memberikan

Teknologi Penyimpanan Rebung Betung (Dendro calamus asper) Segar Dengan Pengendalian Atmos- fer

1) Perbaikan kurikulum dan sistem pengelolaan kuliah kerja sibermas (KKS) berbasis keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat. KKS-Pengabdian Revolusi Mental ini

Trauma rotasi eksterna biasanya disertai dengan trauma abduksi dan terjadi fraktur pada fibula di atas sindesmosis yang disertai dengan robekan ligamen medial atau fraktur avulsi