• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH PADA PRODUK PAPERLINE GOLD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PUBLIC RELATIONS MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH PADA PRODUK PAPERLINE GOLD)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS

MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI

KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH

PADA PRODUK PAPERLINE GOLD)

Caroline Kangsas

caroline.kang.sas@gmail.com

Dosen Pembimbing : Mia Angeline, S.Kom., M.M.

Bina Nusantara University, Jln. Kebun Jeruk Raya No.27 Jakarta Barat Telp : (62-21) 5350660/(62-21)5360644

Abstract

The purpose of this study is to determine a strategy for Public Relations used in forming the

company brand awareness and know the obstacles faced by Public Relations firms in shaping

brand awareness. The research approach used is qualitative approach with a qualitative

descriptive research type. The research method qualitative used was a case study with data

collection techniques: interviews in three informants with Product Manager and two staff

Marketing Communication, observation and documentation. Data analysis techniques used are:

data reduction, data display and conclusion verification. The Validity technique used is the

triangulation source with academics and practitioners Public Relations. The results of the study

found is that the branding strategy used by companies that publicity through the Copy Center

and installation of neon sign can help to build Brand Awareness, besides it does not cost that

many companies also can perform these activities in a sustainable manner in the long term to

establish brand awareness Paperline Gold. The conclusions of this study was Public Relations

strategy used is publicity and brand awareness to be achieved is the Brand Recall and Brand

Recognition. Obstacles encountered in the form of Public Relations Brand Awareness is uneven

publication.(CK)

(2)

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Public Relations yang digunakan

perusahaan tersebut dalam membentuk Brand Awareness dan mengetahui hambatan yang

dihadapi oleh Public Relations perusahaan dalam membentuk Brand Awareness. Pendekatan

penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif

kualitatif. Metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik

pengumpulan data: wawancara dengan tiga informan yaitu satu Product Manager dan dua staff

Marketing Communication, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah: reduksi data, display data dan verifikasi kesimpulan. Teknik validitas yang digunakan

adalah trianggulasi sumber dengan akademisi dan praktisi Public Relations. Hasil penelitian

yang ditemukan adalah bahwa strategi branding yang digunakan perusahaan yaitu publisitas

melalui tempat Fotokopi Center dan pemasangan neon box dapat membantu pembentukan Brand

Awareness, disamping tidak memakan biaya yang banyak perusahaan juga dapat melakukan

kegiatan tersebut secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama untuk membentuk Brand

Awareness Paperline Gold. Simpulan dari penelitian ini adalah strategi Public Relations yang

digunakan yaitu publisitas

dan Brand awareness yang ingin dicapai adalah Brand recall dan

Brand Recognition. Hambatan yang dihadapi

Public Relations dalam membentuk Brand

Awareness adalah publikasi yang kurang merata. (CK)

(3)

PENDAHULUAN

Saat ini PT Cakrawala Mega Indah sedang menghadapi persaingan kertas pada high segment, salah satu perusahaan yang menjadi kompetitor yang kuat dan bersaing di dalam pasar kertas yaitu The April Group, pemilik merek Paper One. Pada awalnya hanya Paper One yang memiliki kertas yang sangat putih. Melihat hal ini maka PT Cakrawala Mega Indah akhirnya menciptakan kertas dengan tingkat keputihan yang melebihi tingkat keputihan kertas milik PT April Group agar dapat bersaing.

Pada artikel Media dan Fenomena Paperless, tuntutan industri media untuk beralih ke online dan e-paper sebagai konsekuensi dari generasi paperless tampaknya kian tidak bisa dihindari dan rasionalisasi pekerja adalah pilihan yang paling bijaksana. Edisi cetak semakin tidak bisa diandalkan karena daya tariknya kian redup, sementara publik kian tertarik dengan edisi online dan e-paper.(sumber: Surat kabar Bisnis Indonesia 8/2/2011).

Penelitian ini memilih salah satu merek baru yang dimiliki oleh PT Cakrawala Mega Indah yaitu Paperline Gold. Merek ini dipilih sebagai bahan penelitian karena melihat perusahaan yang sedang melakukan pembentukan Brand Awareness pada merek Paperline Gold. Umur merek tersebut masih berumur cukup muda yaitu 7 tahun dibandingkan merek lainnya yang dimiliki perusahaan. Keunggulan produk Paperline Gold yaitu kertas yang paling putih. Tujuan PT Cakrawala Mega Indah menciptakan merek Paperline Gold untuk bersaing dengan para kompetitornya dan memenuhi kebutuhan publik yang membutuhkan kertas yang sangat putih.

PT Cakrawala Mega Indah sebelumnya perusahaan sudah memiliki 5 merek kertas fotokopi dengan spesifikasi yang berbeda-beda akan tetapi perusahaan belum memiliki kertas fotokopi paling putih diantara 5 merek terdahulunya maupun kompetitor. Maka perusahaan menciptakan Paperline Gold dengan konsep kertas fotokopi yang paling putih untuk memenuhi kebutuhan pasar dan untuk bersaing dengan kompetitor.

Seorang Public Relations dibutuhkan perusahaan untuk membangun maupun menjaga citra perusahaan baik organisasinya maupun merek yang dimiliki perusahaan. Tugas Public Relations adalah sebagai perencana jangka panjang dan berkelanjutan dalam membangun dan mempertahankan citra positif serta membangun pemahaman yang sama antara publik dengan perusahaan. (Baines, Egan, Jefkins 2004:7) Hal ini dilakukan agar komunikasi yang akan dilakukan oleh perusahaan terhadap publik dapat menjadi lebih mudah dimengerti maksud dan tujuannya.

Melakukan branding menjadi salah satu cara perusahaan dalam memperkenalkan produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada publik melalui sebuah merek. Tujuan dari branding ini untuk membentuk Brand Awareness publik terhadap sebuah merek. Oleh karena itu dibutuhkan Public Relations dalam proses melakukan branding untuk mengawasi publik pada saat proses pembentukan Brand Awareness.

Dalam menyusun strategi untuk membentuk Brand Awareness, tentu perusahaan membutuhkan Public Relations dalam membuat strategi-strategi yang dapat menunjang terbentuknya Awareness publik terhadap sebuah merek. Jika Awareness sebuah merek telah terbentuk maka perusahaan akan lebih mudah dalam menawarkan produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada publik. Brand Awareness adalah kemampuan konsumen mengidentifikasi merek yang dikaitkan dengan kategori produk. Jadi kekuatan merek di benak konsumen dapat dilihat dari sejauh mana konsumen dalam mengidentifikasi sebuah merek berdasarkan produk atau jasa yang dimiliki oleh merek tersebut. (Batey, 2008:175)

PT Cakrawala Mega Indah adalah anak perusahaan dari Sinar Mas Group. PT Cakrawala Mega Indah didirikan pada tahun 1985 untuk tujuan mendistribusikan produk Pulp and Paper di Indonesia. Hingga saat ini PT Cakrawala Mega Indah bertindak sebagai distributor ekslusif dari perusahaan APP (Asia Pulp and Paper) di Indonesia. Asia Pulp and Paper juga merupakan salah satu anak perusahaan dari Sinar Mas Group selaku pabrik yang tidak boleh langsung menjual produknya kepada publik.

PT Cakrawala Mega Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produk stationary Penelitian ini memfokuskan pada produk kertas fotokopi dengan merek Paperline Gold. Merek-merek kertas fotokopi yang dimiliki PT Cakrawala Mega Indah seperti Paperline Gold, Bola Dunia, Sinar Dunia, Mirage, Office Print dan e Paper. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret sampai Mei. Fokus

(4)

penelitian ini mengacu pada bagaimana strategi Public Relations membentuk Brand Awareness (studi kasus PT Cakrawala Mega Indah pada produk Paperline Gold).

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi. Penelitian ini dilakukan di PT Cakrawala Mega Indah produk kertas fotokopi merek Paperline Gold. Metode ini dapat disesuaikan dengan tempat penelitian yang berhubungan langsung dengan informan dan data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan informan. Keadaan tempat penelitian dan informan yang berubah-ubah akan menjadi tantangan dalam melakukan penelitian kualitatif , sehingga penelitian kualitatif menjadi metode yang tepat dalam melakukan penelitian ini. (Moleong, 2013:10).

Tipe penelitian menggunakan metode deskriptif-kualitatif mencari teori, bukan menguji teori; hypothesis-generating, bukan hypothesis testing; dan heuristic, bukan verifikasi. Ciri lain metode deskriptif kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Jadi pada penelitian ini observasi menjadi salah satu cara mendapatkan fakta dan data penelitian. Metode deskriptif-kualitatif harus terjun langsung ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Pada penelitian ini bebas mengamati objek penelitian dan menemukan informasi-informasi baru sepanjang penelitian yang akan digunakan sebagai data penelitian. (Ardianto, 2011:60)

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah bagian dari metode yang ingin mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan berbagai macam sumber informasi. Pendalaman suatu kasus bertujuan untuk memperoleh data sebanyak mungkin yang akan dijadikan data penelitian. Studi kasus adalah studi tentang kekhususan dan kompleksitas suatu kasus dan berusaha untuk mengerti sebuah kasus dalam konteks, situasi dan waktu tertentu. Studi dilakukan karena memiliki kasus yang cukup unik, penting dan bermanfaat bagi pembaca maupun masyarakat tertentu. (Raco,2010:49)

Teknik pemilihan narasumber yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling atau sampel purposif. Teknik pemilihan sampel ini didasarkan pada pertimbangan pemilihan narasumber yang bertujuan untuk menjadi sumber informasi dalam mengumpulkan data penelitian. Narasumber yang dipilih juga merupakan orang yang memiliki kredibilitas dan sudah ahli dalam bidangnya sehingga pada saat membutuhkan data penelitian dari narasumber, informasi yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. (Eriyanto, 2007:250)

Teknik sampel ini dapat digunakan ketika populasi sangat menyebar di dalam sebuah perusahaan. Sehingga pemilihan sampel di dalam sebuah perusahaan cenderung melihat pada bidang pekerjaan narasumber. Narasumber harus merupakan orang yang mempunyai kemampuan dalam membantu memberikan informasi untuk data penelitian. Pemilihan narasumber yang tepat sangatlah penting, dikarenakan data penelitian lebih banyak bersumber pada informasi yang diberikan oleh narasumber. (Eriyanto, 2007:250)

Data yang sudah diperoleh ditambahkan dengan observasi lapangan di PT Cakrawala Mega Indah. Observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian.

Penelitian ini termasuk observasi partisipan karena penelitian ini ikut terjun langsung sebagai pemain dan mengikuti kegiatan di PT Cakrawala Mega Indah. Penelitian ini datang observasi ke PT Cakrawala Mega Indah namun bukan menjadi partisipan membership tetap dalam perusahaan. Penelitian datang untuk ikut berpartisipasi, melihat suasana kegiatan perusahaan dan wawancara kepada narasumber.

Metode dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen, dalam arti luas termasuk foto, monumen, artefak, CD dan hardisk.

Teknik analisis data menggunakan 3 jenis kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan. (Ardianto, 2011:223). Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Tafsiran artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai

(5)

konsep. Tafsiran menggambarkan perspektif atau pandangan penelitian, bukan kebenaran (Ardianto, 2011:215).

Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh (Moleong, 2013:330). Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2013:331). Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data yaitu triangulasi dengan sumber karena untuk menguji kebenaran informasi dengan cara membandingkan antara jawaban narasumber dengan pakar branding.

HASIL DAN BAHASAN

Peran seorang Pulic Relations menjadi penting ketika perusahaan sedang ingin melakukan aktifitas branding pada merek yang ditawarkan ke publik. Akan tetapi tidak semua perusahaan mau membentuk divisi Public Relations untuk menangani masalah merek terutama untuk aktifitas branding. Seperti PT Cakrawala Mega Indah, yang tidak memiliki divisi Public Relations dalam menangani masalah branding

PT Cakrawala Mega Indah melakukan aktifitas Public Relations yang dilakukan oleh seorang Product Manager. Menurut Leonard Mogel (2008) , Public Relations dapat didefinisikan sebagai membantu sebuah organisasi atau kelompok dengan publiknya beradaptasi saling satu sama lain. Product Manager harus dapat membantu perusahaan berinteraksi dengan publiknya agar mudah dalam mengkomunikasikan tentang merek yang ditawarkan oleh perusahaan.

Ketika perusahaan tidak memiliki Public Relations untuk menangani masalah merek, maka harus ada yang dapat menjalankan tugas dari seorang Public Relations. Menurut Paul Baines, dan John Egan dan Frank Jefkins (2004), Public Relations memiliki tugas dalam membangun maupun menjaga citra perusahaan baik organisasinya maupun merek yang dimiliki perusahaan.

Menurut Paul Baines, dan John Egan dan Frank Jefkins (2004), Tugas Public Relations adalah sebagai perencana jangka panjang dan berkelanjutan dalam membangun dan mempertahankan citra positif serta membangun pemahaman yang sama antara publik dengan perusahaan. Hal ini dilakukan agar komunikasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi lebih mudah dimengerti maksud dan tujuannya. Karena Product Manager PT Cakrawala Mega Indah hanya bertanggung jawab pada citra dari merek maka dalam menjaga citra organisasi bukan prioritas utama.

Perencanaan strategi yang efektif dibutuhkan dalam mencapai hasil yang yang diinginkan perusahaan. Menurut Paul Baines, dan John Egan dan Frank Jefkins (2004), seorang Public Relations harus melakukan perencanaan yang efektif agar peran dari Public Relations dapat terlihat dari hasil yang dicapai untuk perusahaan. Sering kali Public Relations tidak melakukan perencanaan dengan baik sehingga perusahaan menganggap peran seorang Public Relations hanya sia-sia karena tidak memiliki pencapaian yang berwujud.

Oleh karena itu peranan seorang Public Relations dibutuhkan perusahaan jika dapat melakukan perencanaan yang efektif bagi perusahaan karena perencanaan yang dibuat oleh Public Relations harus dapat dilaksanakan dan memiliki tujuan yang jelas serta memiliki nilai dan program kerja ataupun perencanaan Public Relations bersifat jangka panjang. Product Manager yang bertanggung jawab dalam perencanaan strategi branding untuk merek Paperline Gold harus menggunakan strategi seefektif mungkin agar dapat mencapai tujuan dari kegiatan branding yang dilakukan.

Selain itu Product Manager juga harus dapat menganalisis dan memprediksi kegiatan branding. Kegiatan branding yang dilakukan tentu bertujuan untuk menciptakan pemahaman mengenai merek sehingga dapat terbentuk citra positif dimata publik. Memprediksi kondisi-kondisi yang mungkin akan terjadi terhadap kegiatan yang sedang berlangsung dapat mencegah penanganan masalah yang lama.

Menurut Paul Baines, dan John Egan dan Frank Jefkins (2004), Fungsi dari seorang Public Relations untuk perusahaan yaitu menganalisis dan memprediksi yang berhubungan dengan program kerja yang sudah direncanakan maupun yang sedang berjalan. Semua program yang direncanakan bertujuan untuk membangun citra positif perusahaan dimata publik.

(6)

Public Relations juga harus memprediksi kondisi-kondisi yang mungkin terjadi pada program kerjanya sehingga jika terjadi krisis ataupun masalah pada saat menjalankan maka penanganannya akan cepat untuk dilakukan. Jika terbentuk citra positif pada perusahaan maka akan mempermudah dalam mengkomuniaksikan merek yang dimiliki perusahaan.

Dalam mengkomunikasi merek Paperline Gold kepada publik, PT Cakrawala Mega Indah juga menggunakan strategi publikasi dalam memperkenalkan merek tersebut. Menurut Em Griffin dalam bukunya A First Look At Communication Theory (2012), Proses terciptanya suatu hubungan antara perusahaan dan konsumen dapat terjadi karena komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Jika hubungan antara perusahaan dengan konsumen telah terbentuk maka konsumen dapat menafsirkan pesan dari komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk respon dari pesan tersebut. Bentuk komunikasi yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pemahan yang berbeda tentang merek. Jadi perusahaan harus menentukan bentuk komunikasi yang efektif dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada publik.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi dari Public Relations, Product Manager PT Cakrawala Mega Indah menggunakan salah satu instrumen Public Relations dalam mengkomunikasikan merek Paperline Gold kepada publik yaitu publikasi. Menurut Rachmat Kriyantono Publication & Publicity, yaitu membantu perusahaan dalam memperkenalkan suatu merek milik perusahaan kepada publik melalui sebuah tulisan yang akan diberikan ke media untuk disebarluaskan.

Strategi branding dalam bentuk publikasi yang dilakukan PT Cakrawala Mega Indah yaitu melalui photocopy center dan pemasangan neon box. PT Cakrawala Mega Indah menciptakan produk kertas fotokopi merek Paperline Gold dengan konsep kertas fotokopi yang paling putih dibandingkan kertas fotokopi merek lainnya

PT Cakrawala Mega Indah saat ini tidak menggunakan instrumen lain dari Public Relations selain Publisitas seperti Event, News, Community Involvement, Identity Media, Lobbying dan Social Investment karena menurut perusahaan instrumen lainnya tidak seefektif jika perusahaan mempublikasikan melalui branding photocopy center, pemasangan neon box. Perusahaan dapat mempublikasikan dalam jangka waktu yang panjang dibandingkan menggunakan instrumen lain dari Public Relations selain Publisitas. Sedangkan jika menggunakan instrumen lain dari Public Relations hanya jangka waktu yang pendek sehingga tidak efektif dalam membentuk brand awareness.

Product Manager sebelumnya pernah menggunakan instrumen lain Public Relations adalah event yaitu event free sampling tahun 2007 pada saat pertama kali Paperline Gold diciptakan. Tujuan perusahaan mengadakan event free sampling untuk memperkenalkan merek Paperline Gold kepada publik tanpa harus membelinya terlebih dahulu dan untuk memberikan pengalaman konsumen terhadap produk baru yang dimiliki PT Cakrawala Mega Indah.

Product Manager sampai saat ini belum pernah menggunakan instrumen Public Relations adalah news karena pada dasarnya perusahaan tidak memiliki divisi Public Relations namun ada Product Manager yang melaksanakan tugas Public Relations. Product Manager lebih memfokuskan membentuk brand awareness pada merek Paperline Gold dengan menciptakan strategi yang lebih cepat daripada berita.

Product Manager belum pernah merancang strategi untuk strategi PR melalui Community Involvement karena merek Paperline Gold adalah produk kertas sehingga sulit untuk menciptakan keterlibatan komunitas tertentu di sekitar perusahaan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika memang ada komunitas tertentu yang dapat melakukan sebuah kegiatan bersama dengan perusahaan. Product Manager juga belum merancang strategi dengan menggunakan Identity-Media untuk merek Paperline Gold akan tetapi Product Manager pernah melakukan publikasi melalui media untuk merek lain yang dimiliki perusahaan.

Product Manager pernah menjalankan lobbying pada saat pertama kali bekerja sama dengan photocopy center untuk menggunakan kertas fotokopi merek Paperline Gold dan tempat fotokopi center bersedia untuk di branding dengan me-wallpaper seluruh ruangan lengkap dengan bentuk dan spesifikasinya. Product Manager belum pernah menjalankan strategi social investment karena dilakukan di divisi lain oleh perusahaan.

Merek Paperline Gold sendiri tergolong umur muda karena masih berusia 7 tahun. Merek Paperline Gold diciptakan mulai dari tahun 2007. Menurut Wijanarko kriteria mengembangkan nama merek yang efektif dimana nama merek tersebut harus unik, menarik, mudah diingat dan merek dapat digunakan untuk produk tersebut. Umur Paperline Gold dikatakan masih muda karena PT Cakrawala Mega Indah sebelumnya sudah memiliki 5 merek kertas fotokopi yang berumur diatas 25 tahun.

(7)

Berkaitan dengan teori pengembangan nama merek menurut Wijanarko, nama merek Paperline Gold ini mudah diingat dan maksud dari pembuatan nama Paperline Gold sendiri dibuat berdasarkan agar terdengar unik dan kata gold yang dapat diartikan adalah emas. Emas memiliki makna barang yang mahal. Makna mahal tersebut menggambar segmen merek Paperline Gold masuk pada high segment. Nama merek Paperline Gold juga dapat digunakan untuk produk kertas fotokopi yang dimana terdapat kata paper di merek tersebut.

PT Cakrawala Mega Indah sedang membentuk brand awareness Paperline Gold. Strategi perusahaan untuk membentuk brand awareness Paperline Gold terlihat pada photocopy center salah satunya berada di dalam Universitas Tarumanagara dan Agung photocopy center. Photocopy center di dalam Universitas Tarumanagara memiliki komitmen pada kertas fotokopi merek Paperline Gold sehingga pihak photocopy center bersedia bekerja sama dengan perusahaan untuk menjadi agen Paperline Gold.

Tempat photocopy center di Universitas Tarumanagara di branding oleh pihak PT Cakrawala Mega Indah dengan memasang wallpaper Paperline Gold. Oleh karena itu, photocopy center secara tidak langsung menjadi media bagi perusahaan untuk memperkenalkan merek Paperline Gold ke mahasiswa Untar karena di photocopy center kampus Untar hanya ada kertas fotokopi merek Paperline Gold. Pihak photocopy center di Universitas Tarumanagara sudah bekerjasama dengan PT Cakrawala Mega Indah tidak boleh menggunakan merek kertas lain selain Paperline Gold selama masa kontrak program branding photocopy center masih berlaku.

Agung copy center dan printing yang memiliki outlet sendiri dan diberi papan iklan merek Paperline Gold. Papan iklan dipasang agar publik mengetahui adanya photocopy center menggunakan kertas fotokopi merek Paperline Gold yaitu kertas fotokopi paling putih. Papan iklan yang berada pada tempat fotokopi ini diharapakan dapat menjadi salah satu media untuk mengenalkan produk Paperline Gold kepada publik.

PT Cakrawala Mega Indah melakukan branding photocopy center untuk memanfaatkan keramaian dari masing-masing tempat tempat fotokopi yang menjadi target dari PT Cakrawala Mega Indah dalam memperkenalkan merek Paperline Gold. Biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan media iklan dalam memperkenalkan sebuah merek. PT Cakrawala Mega Indah bukan hanya ingin memperkenalkan merek kepada publik, tetapi ingin membentuk brand awareness Paperline Gold.

Me-wallpaper seluruh tempat fotokopi dengan design Paperline Gold dalam bentuk kemasan, warna serta spesifikasi produk membantu konsumen yang datang ke tempat fotokopi lebih mengenal merek tersebut hingga mencoba mencoba menggunakannya. Menurut Mark Batey (2008), Brand awareness adalah kemampuan konsumen mengidentifikasi merek yang dikaitkan dengan kategori produk. Jadi kekuatan merek di benak konsumen dapat dilihat dari sejauh mana konsumen dalam mengidentifikasi sebuah merek berdasarkan produk atau jasa yang dimiliki oleh merek tersebut.

Selain menggunakan strategi branding photocopy center, PT Cakrawala Mega Indah juga menggunakan sarana pemasangan neon box pada toko buku. Melihat jumlah keramaian pada toko buku membuat PT Cakrawala Mega Indah ingin membentuk awareness publik yang datang ke toko buku dengan merek Paperline Gold. Neon Box memanfaatkan keramaian pada toko buku untuk membantu pembentukan merek Paperline Gold. Hal ini lebih memungkinkan lebih banyak konsumen tahu mengenai merek tersebut.

Menurut Tilde Heding, Charlotte Knudtzen, dan Mogens Bjerre (2009), Brand Recognition adalah dimana konsumen harus mengkonfirmasi sebelumnya telah memiliki pemaparan mengenai suatu merek. Jadi konsumen tahu produk yang dimiliki suatu merek hanya dengan melihat atau mendengar mereknya saja. Strategi yang digunakan memanfaatkan keramaian dari toko buku serta tempat fotokopi yang memungkinakan konsumen akan cepat mengenal produk tersebut bahkan mencoba untuk menggunakannya.

Strategi branding melalui photocopy center dan neon box diharapkan dapat membantu dalam pembentuk brand awareness Paperline Gold. Tilde Heding, Charlotte Knudtzen, dan Mogens Bjerre (2009), Brand recall adalah dimana lebih menuntut konsumen dalam mengingat merek pada penyebutan sebuah isyarat seperti kategori produk. Ketika konsumen ditanya tentang suatu merek, maka konsumen sudah tahu produk atau jasa yang ditawarkan sebuah merek. Ketika seringnya konsumen melihat wallpaper di tempat fotokopi maupun neon box maka kemungkinan konsumen mengingat produk dari Paperline Gold akan semakin besar. Intensitas jumlah konsumen yang datang ke tempat fotokopi dan toko buku akan meningkatkan jumlah konsumen yang mengenal produk Paperline Gold hingga yang mencoba menggunakannya atau sudah menggunakan.

(8)

Strategi publikasi yang diharapkan dapat membantu membentuk Brand Awareness Paperline Gold yaitu pemasangan billboard. Pemasangan billboard di wilayah yang ramai dengan jangka waktu yang relatif lama diharapkan membuat konsumen yang melewati wilayah tersebut dapat mengenal, mengingat dan mencoba menggunakan produk yang ditawarkan Paperline Gold. Dalam hal ini PT Cakrawala Mega Indah mencoba menggunakan variasi lain publikasi selain branding photocopy center dan neon box. Pembentukan brand awareness merupakan target dari PT Cakrawala Mega Indah dalam kegiatan branding yang sedang dilakukan.

Dalam membentuk brand awareness Paperline Gold tentu ada hambatan dalam proses pembentukannya. Salah satu masalah yang terus dievaluasi oleh PT Cakrawala Mega Indah yaitu masalah pemerataan publikasi, karena cakupan wilayah publikasi Paperline Gold bukan hanya di wilayah tertentu saja melainkan ingin menjangkau semua wilayah di Indonesia.

Jika publikasi kurang merata, menyebabkan sulitnya produk Paperline Gold ditemukan di wilayah tertentu sehingga pembentukan brand awareness Paperline Gold di wilayah tertentu akan sulit, karena brand awareness akan terbentuk ketika konsumen dapat menemukan bahkan melihat langsung produk yang ditawarkan sebuah perusahaan. Oleh karena itu evaluasi mengenai pemerataan publikasi terus dilakukan oleh PT Cakrawala Mega Indah agar dapat menjangkau pangsa pasar publik seluas-luasnya.

Dalam membentuk awareness publik terhadap suatu produk tidaklah muda, karena setiap individu memilki persepsi sendiri mengenai sebuah produk, baik dari cara perusahaan memperkenalkan mereknya maupun kualitas dari produk yang ditawarkan. PT Cakrawala Mega Indah membuat produk Paperline Gold yang memiliki spesifikasi yang tidak dimiliki oleh kompetitornya yaitu kertas paling putih. Hal ini diharapkan dapat membuat publik lebih tertarik untuk mengetahui produk Paperline Gold. Perbedaan spesifikasi membuat PT Cakrawala Mega Indah harus tetap menjaga kualitas yang ditawarkan karena publik yang sedang dalam tahap pembentukan awareness merek Paperline Gold.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

PT Cakrawala Mega Indah melakukan publikasi dengan strategi branding photocopy center melalui pemasangan wallpaper Paperline Gold di seluruh dinding tempat photocopy center untuk me-remind publik dan konsumen mengenai merek Paperline Gold. Selain itu perusahaan memasang neon box di beberapa toko buku dan memasang billboard di jalan. Perusahaan melakukan strategi Public Relations untuk membentuk Brand Awareness pada Paperline Gold agar publik dapat lebih aware.

PT Cakrawala Mega Indah dalam menjalankan strategi branding untuk membentuk Brand Awareness pada merek Paperline Gold, PT Cakrawala Mega Indah juga menghadapi hambatan dalam masalah publikasi Paperline Gold yang kurang merata. Jadi tidak semua publik tahu akan merek Paperline Gold. Jika publikasi yang kurang merata dapat menghambat publik untuk aware pada Paperline Gold. Seperti pemasangan billboard di wilayah Jakarta Barat maka hanya publik di Jakarta Barat dan sekitarnya yang mengetahui produk Paperline Gold.

Adapun beberapa saran akademis dan praktis yaitu terdiri dari :

1. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan, jika ada yang ingin melakukan penelitian mengenai Brand Awareness.

2. Konsep-konsep yang digunakan pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi yang ingin melakukan penelitian Brand Awarenes.

3. Penelitian ini diharapkan dapat bahan pembelajaran bagi yang baru memulai sebuah penelitian mengenai Public Relations dan Brand Awareness.

4. PT Cakrawala Mega Indah harus mulai menggunakan instrumen lain dari Public Relations selain Publisitas seperti event. PT Cakrawala Mega Indah dapat mencoba event melalui joint dengan produk yang berhubungan dengan kertas fotokopi seperti pameran bersama produk printer dalam menjalankan sebuah event, contohnya Indocomtech. PT Cakrawala Mega Indah juga dapat mulai menggunakan instrumen news melalui social media sebagai salah satu sarana dalam mengetahui kritik dan saran publik maupun konsumen pada produk Paperline Gold. Penggunaan social media dapat membantu dalam menginformasikan mengenai perusahaan maupun merek

.

5. PT Cakrawala Mega Indah juga dapat mencoba menggunakan instrumen Community Involvement yaitu bekerja sama dengan komunitas tertentu, seperti komunitas yang berada pada sebuah Universitas. Pada instrumen Identity Media, perusahaan mulai menjalin hubungan baik dengan media/pers sehingga dapat mempermudah ketika ingin melakukan publikasi. Pada instrumen Lobbying, perusahaan dapat mulai melakukan lobby pada tempat fotokopi serta toko buku selain dari tempat-tempat yang telah bekerja sama dengan perusahaan. Pada instrumen Social Investment, perusahaan dapat mulai membuat program-program sosial yang berhubungan dengan kertas fotokopi, seperti pemanfaatan kertas bekas yang dapat digunakan untuk hal ini contohnya kerajinan tangan /paper craft.

6. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai PT Cakrawala Mega Indah serta merek Paperline Gold.

7. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai branding yang dilakukan PT Cakrawala Mega Indah untuk masyarakat.

8. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai strategi Public Relations yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

(10)

REFERENSI

Ardianto, DR. Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.

Baines, Paul dan Egan, John dan Jefkins, Frank. (2004). Public Relations Contemporary Issues and Techniques.1st edition.

Batey, Mark. (2008). Brand Meaning. New York

Bungin, Burhan, (2011). Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. 1st edition. Jakarta.

Butterick, Keith. (2011) Introducing Public Relations; Theory and Practice.

Durianto, Darmadi. Sugiarto. Budiman, Lie Joko. (2004). Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Durianto, Darmadi. Sugiarto. Sitinjak, Tony. (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. PT LKis Pelangi Aksara Yogyakarta.Yogyakarta. Griffin, Em. (2012). A first Look at Communication Theory. Mc Graw-Hill. New York.

Heding, Tilde. Knudtzen, Charlotte. Bjerre, Mogens. 2009. Routledge. New York. Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. Prenada Media Group. Jakarta.

Keller, K.L. (2013). Strategic Brand Management. 4th edition. PreMediaGlobal. The United States of America.

Mallen, John. (2007). Public Relations As a Branding Tool; Industry Leaders on creating An Image, Securing Customer Loyalty, And Building Brand Awareness and Value.

Mogel, Leonard.(2008). Making it in Public Relations; An Insider’s Guide to Career Opportunities.Mahwah, Jersey.

Moleong, Prof. DR. Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. Jakarta

Romli, Asep Syamsul. (2004). Bandung. Komunikasi Politik: Pendekatan Teori dan Praktik. Penerbit Nuansa. Bandung.

Susanto, A.B dan Wijarnako, Himawan. (2004). Power Branding; membangun merek unggul dan organisasi pendukungnya. Penerbit Quantum Bisnis dan Manajemen. Jakarta.

(11)

Daftar Pustaka Online

www.duniakertas.com/product

http://mirror.unpad.ac.id/koran/bisnis/2011-02-08/bisnis_2011-02-08_011.pdf

RIWAYAT PENULIS

Caroline Kangsas lahir di Jakarta, 26 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University pada Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Pemasaran. Saat ini penulis sebagai freelance untuk produk tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam dunia kedokteran upaya mempercepat kematian seorang pasien yang sudah dalam kondisi koma (sekarat) ini dikenal 2 (dua) macam cara: 47 Pertama, dengan

Pertama, Fokus perencanaan, berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat serta memperhatikan aspirasi masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya

Berdasarkan penjabaran RPP DGR6, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pendahuluan, telah mencakup aspek mengaitkan pengetahuan/pengalaman terdahulu dengan KD yang akan

Peneliti melihat dari beberapa referensi diatas memiliki perbedaan dalam konteks pembahasan. Perbedaan yang peneliti temukan yaitu penggunaan hermeneutika Paul

( scramble). Setiap anggota kelompok harus bekerja sama mencari kartu jawaban yang tepat untuk kartu soal yang didapatkan. Guru membagikan kartu refleksi, siswa

Kerjasama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dan Kanada dilakukan karena mengingat Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang yang diadakan oleh dua buah negara untuk

Dahil nga naging busy ako sa aming school ay naging bihira na ang paghahanap ko ng panandaliang kaligayahan sa pagsilip sa butas sa kisame ng banyo namin na hanggang sa mga

Berdasarkan hasil evaluasi mutu teknik produksi ikan gurami diperoleh hasil bahwa, mutu teknik produksi ikan gurami segmen pembesaran yang dilakukan oleh para