• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Mendikbud Mohammad Nuh pada acara sosialisasi kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Mendikbud Mohammad Nuh pada acara sosialisasi kurikulum 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Mendikbud Mohammad Nuh pada acara sosialisasi kurikulum 2013 dihadapan guru se-Malang raya menyatakan bahwa kurikulum 2013 akan berlaku penuh di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2014. Wahyuni (2013) menyatakan bahwa pada tahun 2013 kurikulum 2013 baru akan diterapkan di 10 % SD untuk kelas 1 dan IV, 20% jenjang SMP untuk kelas VII dan 100% di jenjang SMA / SMK di kelas IX.

Sosialisasi kurikulum 2013 dilakukan oleh pemerintah pusat (Kemendikbud) dan pemerintah daerah (Dinas Pendidikan) melalui berbagai media informasi seperti internet, TV, media cetak dan juga berbagai pertemuan guru, kepala sekolah dan pengawas . kegiatan ini bertujuan agar setiap guru dapat mengetahui secara benar materi kurikulum 2013 sehingga tidak menimbulkan kebingungan di kalangan guru.

Kenyataan menunjukan kurikulum 2013 memunculkan penolakan dari berbagai kelompok masyarakat. Afifah seorang penulis pada Kompas. Com ( 2013 ) menyatakan bahwa koalisi tolak kurikulum 2013 bersama Indonesia Corruption Watch (ICW) mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) Republik Indonesia (RI) untuk menyerahkan petisi menolak kurikulum 2013. Sumampow (2013) menyatakan sekolah Katolik dan Kristen akan menunda pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga kurikulum tidak akan diterapkan Juli 2013

(2)

2 ini. Kusumah salah seorang guru di Labschool Jakarta (2013) menyatakan,“setelah membaca dokumen kurikulum 2013, mengikuti seminar sosialisasinya di kampus UNJ, dan merenung sedalam-dalamnya, maka saya ucapkan Bismillah dan memberanikan diri untuk menolak kurikulum 2013”.

Penolakan terhadap kurikulum 2013 dari berbagai kelompok masyarakat seperti guru dan politisi yang dapat dengan mudah disaksikan di berbagai media TV berakibat menimbulkan kekhawatiran dan keresahan di kalangan guru di sekolah. Hal ini banyak dirasakan dan tercermin dari apa yang dikemukakan banyak guru di SMA 1 Tanjungsari yang mempertanyakan tentang perubahan kurikulum tersebut. Beberapa pertanyaan yang muncul antara lain, apa esensi dari perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013? Apakah mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jawa dan juga mata pelajaran TIK akan dihilangkan? Kemana kami apabila mata pelajaran yang diampunya tidak lagi diberikan di sekolah? Apakah guru yang mata pelajarannya dihilangkan masih akan bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi? Apakah dengan pergantian kurikulum, para guru harus membuat administrasi mengajar yang baru? Keengganan guru untuk berubah juga ditunjukkan dari adanya laporan pengawas satuan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul yang menyatakan bahwa masih ada guru yang menggunakan kurikulum lama dalam proses pembelajarannya.Hal ini dibuktikan dari penggunaan perangkat administrasi mengajarnya yang tidak menggunakan kaidah kaidah sesuai dengan kurikulum terbaru.

(3)

3 Keresahan terhadap kurikulum 2013 direspon oleh guru dengan sikap yang berbeda. Sekelompok guru mensikapi dengan pandangan optimis terhadap penerapan krikulum 2013 tetapi sekelompok lain mensikapi dengan pandangan pesimis dan menolak adanya perubahan kurikulum. Kemungkinan penyebab perbedaan cara guru mensikapi perubahan kurikulum ini dikarenakan adanya perbedaan self efficacy guru, ada guru dengan self efficacy tinggi dan ada guru dengan self efficacy rendah sehingga berpengaruh terhadap penolakan perubahan kurikulum 2013.

Keresahan, kekhawatiran dan kebingungan guru menghadapi perubahan kurikulum 2013 dan mengimplementasikannya dalam proses kegiatan belajar siswa di kelas menumbuhkan apa yang dikenal sebagai penolakan perubahan (resistance to change).Menurut Robins (1993) penolakan terhadap perubahan dapat bersifat individual maupun organisasional. Pada batas tertentu penolakan terhadap perubahan secara lengkap dapat mengakibatkan terjadinya konflik fungsional, berkurangnya loyalitas, menurunnya motivasi dalam bekerja dan meningkatnya kesalahan kerja. Selanjutnya Robbin (1993) menyebutkan bahwa sumber penolakan terhadap perubahan yang bersifat individual berhubungan dengan karakteristik limited focus of change dasar manusia seperti persepsi, personalitas dan kebutuhan seseorang. Penolakan terhadap perubahan yang bersifat individual dapat ditimbulkan oleh beberapa sumber atau alasan yaitu , rasa takut kehilangan pekerjaan (security), rasa takut akan berkurangnya penghasilan mereka karena tidak mencapai seperti sebelum terjadi perubahan (economic factor), rasa takut karena tidak mampu untuk melakukan tugas baru

(4)

4 (fear of the unknown), adanya persepsi yang tidak mendukung perubahan (selective information processing) dan kebiasaan ( habit ).

Penolakan perubahan terhadap pemberlakuan kurikulum 2013 pada guru dapat berpengaruh terhadap tingkat ketercapaian proses belajar siswa di sekolah. Kepala sekolah diharapkan mampu menjalankan peran pemimpin perubahan dalam menjalankan proses perubahan kurikulum 2013 yaitu dengan melakukan deteksi dini terhadap penyebab penolakan perubahan pada guru. Pada penelitian ini penulis membatasi pada faktor self efficacy dan kepercayaanguru pada kepala sekolah sebagai faktor faktor yang berpengaruh terhadap penolakan perubahan.

Self efficacy diduga berpengaruh terhadap penolakan perubahan kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari karena adanya perbedaan tingkat self efficacy. Guru dengan self efficacy tinggi mensikapi perubahan kurikulum 2013 dengan sikap optimis sedangkan guru dengan tingkat self efficacy rendah mensikapi perubahan kurikulum 2013 dengan dengan sikap pesimis. Kepercayaan guru pada kepala sekolah diduga berpengaruh terhadap penolakan perubahan kepala sekolah didasarkan pengamatan pada beberapa kepala sekolah di sekolah lain dimana berhasil dalam menghantarkan sebuah perubahan dikarenakan adanya dukungan dan kepercayaan guru pada kepala sekolah tersebut, sehingga di SMA 1 Tanjungsari diduga faktor kepercayaan guru pada kepala sekolah berpengaruh terhadap penolakan perubahan kurikulum 2013. 2. Rumusan Masalah

Upaya meningkatkan sumber daya manusia hanya bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu salah satunya dengan

(5)

5 melakukan perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan memunculkan resistance to change di kalangan guru, mengatasi resistance to change sangat dipengaruhi oleh self efficacy dan kepercayaanguru kepada kepala sekolah. 3. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah terdapat pengaruh self efficacy terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 guru di SMA 1 Tanjungsari

2. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan guru pada kepala sekolah terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari

4. Tujuan Penelitian

Penelitian pengaruh self efficacy dan kepercayaan guru pada kepala sekolah terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari bertujuan :

1. Menguji pengaruh self efficacy terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari

2. Menguji pengaruh kepercayaan guru pada kepala sekolah terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian pengaruh self efficacy dan kepercayaan guru pada kepala sekolah terhadap penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari bermanfaat :

(6)

6 1. Memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmumanagemen

di bidang pendidikan.

2. Memberikan manfaat praktis bagi kepala sekolah untuk menentukan kebijakan yang tepat terhadap guru dalam mensikapi adanya perubahan kurikulum.

3. Penelitian ini akan memberikan informasi tentang bagaimana sikap gurudalam menghadapi perubahan kurikulum sehingga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dapat melakukan langkah langkah antisipasi guna mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 di Kabupaten Gunungkidul.

6. Ruang lingkup atau batasan penelitian

Penelitian ini berfokus pada self eficacy dan kepercayaan guru pada kepala sekolah dan pengaruhnya pada penolakan perubahan (resistance to change) kurikulum 2013 pada guru di SMA 1 Tanjungsari

7. Sistematika penulisan

Sistematika dalam penulisan tesis ini tersusun atas 5 bab dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Pendahuluan.

Pada bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah munculnya penolakan perubahan (resistance to change)kurikulum 2013 pada

(7)

7 guru di SMA 1 Tanjungsari, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

2. Tinjauan Pustaka.

Pada bab tinjauan pustaka diuraikan tentang pengertian resistance to change, faktor faktor yang mempengaruhi resistance to change, dimensi dari resistance to changedan mengatasi resistance to change. Selain itu diuraikan tentangteori Self efficacy, dimensi self efficacy dan sumber sumber self efficacy. Selanjutnya diuraikan tentang pengertian kepercayaan, dimensi kepercayaan dan dibagian akhir bab ini diuraikan tentang pengaruh self efficacy terhadap resistance to change dan pengaruh kepercayaan guru pada kepala sekolah terhadap resistance to change.

3. Metodologi Penelitian.

Pada bab metodologi penelitian diuraikan mengenai desain penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini diuraikan mengenai profil SMA 1 Tanjungsari, data deskriptif responden, analisis data hasil penelitian yang mencakup uji validitas dan reliabilitas, skor hasil penelitian, uji normalitas data, uji multikolinearitas dan heteroskedastisitas serta uji regresi beganda yang mencakup uji F dan uji t.

(8)

8 5. Simpulan, Saran dan Keterbatasan.

Pada bab ini diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian, saran untuk kepala sekolah sebagai hasil adanya data hasil penelitian dan keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan yang penting yang harus dilakukan dalam rangka mengasilkan kurikulum yang baik, sebab kurikulum merupakan suatu

memerlukan suatu pengaman yang bagus untuk mengamankan sistem

Pada masalah khusus membahas mengenai tata bangunan kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan untuk sebagai bangunan penunjang aksibilitas petugas Pemadam Kebakaran

Proyek tersebut dibangun dengan luas tanah 4.720 m2, serta luas bangunan 45.211,7 m2, yang terdiri dari Office Tower 29 lantai, Car Parks 3 lantai pada basemant dan 8 lantai

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu dua variabel bebas (independent va riables) dalam penelitian ini adalah: kepemimpinan instruksional

Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksanaan pemerintah daerah yang diberikan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas tugas penanganan masalah

Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan teknik preparasi ikan wader, bader, dan patin yang paling aplikatif dan tepat guna dalam proses fillet sehingga memudahkan

[r]