• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS LETKOL WISNU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS LETKOL WISNU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP

KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA

KELAS IV SD GUGUS LETKOL WISNU

Ni Kadek Dwi Mega Yanthi

1

, I Kmg. Ngr. Wiyasa

2

, I Wayan Darsana

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: megamasyanthi20@gmail.com

1

, komang.wiyasa@yahoo.com

2

,

w_darsana@ymail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning berbantuan media audio visual terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan “Nonequivalent Control Group Design”. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu. Sampel diambil dengan teknik Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN 11 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB SDN 5 Peguyangan sebagai kelompok kontrol. Data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan ganda. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika yang diperoleh kelompok

eksperimen, yaitu 𝑋̅=80,62 dan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan

Matematika yang diperoleh kelompok kontrol, yaitu 𝑋̅=71,35. Setelah diuji

menggunakan uji-t , didapat thitung=4,157 dan pada taraf signifikansi 5% (𝛼=0,05) dengan dk=34+31–2 diperoleh ttabel(α=0,05)=2,000. Berdasarkan kriteria pengujian thitung =4,157 > ttabel(α=0,05) =2,000, maka Ho ditolak. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika pada siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017.

Kata kunci: problem based learning, media audio visual, kompetensi pengetahuan

matematika

Abstract

The aim of the research is to determine the influence of model problem based learning audio visual aids on the mastery of the competence of knowledge mathematics in the 4th grade students of sd gugus letkol wisnu academic year 2016/2017 this type of research is a trick exsperiment. the design of this research was using "nonequivalent control group design". The population of this study were all fourth grade students of sd gugus letkol wisnu. The sample was taken by Random

Sampling technique. Samples in this research were the students of grade 4th SDN 11

Peguyangan as experimental group and students of grade 4thB SDN 5 Peguyangan as control group. The mastery of knowledge competence Mathematics was collected with instruments in the form of multiple choice test. The data were analyzed by t-test.

(2)

2

The results showed that the average of mathematical knowledge competence acquired by the experimental group X = 80,62 and the average mastery of mathematical knowledge competence obtained by the control group that is X = 71,35. After tested using the t-test, gained tarithmetic= 4,157 and at a significant level of 5% with dk = 34 + 31-2 obtained ttable (𝛼 =0,05) = 2,000. Based on the test criteria tarithmetic = 4,157 > ttable = 2,000. Then Ho was rejected. This, there were significant differences in the mastery of knowledge competence of Mathematics between groups of students who were taught through the model of problem based learning with groups of students who were taught through conventional learning in grade IV students SD Letkol Wisnu academic year 2016/2017. It can be concluded that there was influence of problem based learning model on the mastery of knowledge competence of Mathematics in fourth grade students SD Letkol Wisnu academic year 2016/2017.

Keywords: problem based learning model, audio visual media, mathematical

knowledge competence

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha dalam mempersiapkan seseorang melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peranannya di masa yang akan datang. Menurut Hamalik (2013:3), “Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai

oleh peserta didik setelah

diselenggarakannya kegiatan pendidikan”. Menurut Dirman dan Juarsih (2014:1), “Tujuan Pendidikan Nasional pada era reformasi ini yaitu untuk membangun manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui peran pengembangan dan implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas pendidikan yang lebih maju. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal berpedoman pada kurikulum yang telah ditetapkan. Menurut Hamalik (2013:6) “Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional”. Proses pembelajaran Kurikulum 2013 berlangsung secara tematik terpadu dan menggunakan

pendekatan saintifik. Menurut Rusman (2015:140), pengertian pembelajaran tematik terpadu adalah “Model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa muatan mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya”. Pada proses

pembelajaran Kurikulum 2013

menggunakan suatu pendekatan yaitu pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Dapat disimpulkan proses pembelajaran Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang menekankan pada analisis tentang proses berpikir dan memupuk kemampuan berpikir serta pemahaman siswa. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Sehingga kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara pada hari Kamis 29 Desember 2016, kendala yang muncul

(3)

3 adalah masih dirasakannya pelajaran matematika cukup sulit dibandingkan dengan pelajaran lain dan pada saat mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas, proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa terlihat masih bergantung pada guru dan masih perlu dibimbing untuk membiasakan diri dalam mencari dan membuka wawasannya sendiri. Siswa terkesan tidak memiliki motivasi untuk belajar sehingga mengakibatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa menjadi kurang optimal khususnya

dalam pelajaran Matematika.

Matematika dapat didefinisikan sebagai studi dengan logika yang ketat dari topik seperti kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika merupakan tubuh pengetahuan yang dibenarkan (justified) dengan argumentasi deduktif, dimulai dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi. Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya

(Permendikbud No. 57 Tahun 2014). Pembelajaran yang optimal dapat ditingkatkan dengan diadakannya situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat siswa untuk lebih antusias berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menanggulangi permasalahan yang muncul, siswa perlu dikondisikan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Selain penggunaan model

pembelajaran yang sesuai, penggunaan

media pembelajaran juga penting untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar agar tercipta kondisi belajar yang lebih aktif dan menarik minat siswa. Media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan berhasil dengan baik. Media pembelajaran juga berguna untuk menimbulkan semangat belajar dan menumbuhkan partisipasi aktif antara siswa dengan lingkungan. Pada penelitian ini media yang digunakan sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran Matematika adalah media audio visual. Media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan dalam suatu proses kegiatan.

Model Problem Based Learning

berbantuan media audio visual akan membuat siswa aktif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal itu dikarenakan model problem based learning berbantuan media audio visual menekankan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan memberi permasalahan nyata yang akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam pemecahannya. Sehingga memberikan kesempatan kepada

siswa untuk aktif membangun

pengetahuannya sendiri dan memberi dampak positif terhadap penguasaan kompetensi pengetahuannya.

Berdasarkan uraian tersebut, secara teoritis model problem based learning berbantuan media audio visual berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika, tetapi secara empiris perlu dibuktikan melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika Siswa Kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2016/2017”

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar

(4)

4 Utara. Pemilihan SD di Gugus ini sebagai tempat penelitian dengan alasan di SD Gugus Letkol Wisnu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dan belum pernah diadakan penelitian dengan model problem

based learning berbantuan media audio

visual. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning berbantuan media audio visual terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random. Setyosari (2015:212) menyatakan, “Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random. Kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol.” Random yang dimaksud adalah random kelompok siswa (kelas), karena tidak memungkinkan mengubah kelas yang sudah ada sehingga digunakan kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah. Oleh karena, itu jenis eksperimen penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi

exsperimental).

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control

Group Design karena menggunakan kelas

yang ada untuk diteliti. Pretest dilakukan untuk penyetaraan kedua kelompok dengan memberikan tes kepada siswa yang kemudian diuji kesetaraannya dengan uji-t. Pemberian pretest biasanya digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2012:97).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen. Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu, 1) mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran , 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika, 3) mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan ahli, 4) mengadakan validasi instrumen penelitian. Pada tahap pelaksanaan eksperimen, kegiatan yang dilakukan yaitu, 1) menentukan sampel

penelitian dengan undian, 2) kelas pertama muncul saat undian dijadikan kelas eksperimen sedangkan kelas kedua yang muncul dijadikan kelas kontrol, 3) dari kelas yang telah ditentukan sebagai sampel diuji kesetaraannya dengan memberikan

pretest, 4) melaksanakan penelitian yaitu,

memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model problem based

learning berbantuan media audio visual

serta kelompok kontrol berupa pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada tahap akhir eksperimen, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan posttest berupa tes penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika pada akhir penelitian untuk mengetahui penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa di masing-masing kelompok.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 344 siswa. Populasi tersebut terdiri dari SD Negeri 1 Peguyangan, SD Negeri 3 Peguyangan, SD Negeri 5 Peguyangan, SD Negeri 6 Peguyangan, SD Negeri 10 Peguyangan, SD Negeri 11 Peguyangan, dan SD Negeri 12 Peguyangan.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak mungkin mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan melalui undian. Kelompok ekperimen ditentukan dari kelas yang muncul pertama saat diundi, sedangkan kelas yang muncul kedua ditentukan sebagai kelompok kontrol. Menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia, dari sampel yang telah diambil, kemudian dilakukan pretest, setelah sampel dinyatakan setara dengan menguji kesetaraan berdasarkan data hasil

pretest, sampel kemudian diundi untuk

menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas yang pertama muncul saat undian dijadikan kelompok eksperimen sedangkan kelas kedua yang muncul dijadikan kelompok kontrol. Pelaksanaan penelitian yaitu memberikan

(5)

5 perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model problem based learning berbantuan media audio visual dan kelompok kontrol berupa pembelajaran konvensional. Selanjutnya dalam menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka dilakukan pengundian tahap kedua. Kelas yang muncul pertama saat diundi dijadikan sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelas yang muncul kedua saat diundi dijadikan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil undian, diperoleh kelas IV SD Negeri 11 Peguyangan berjumlah 34 siswa yang muncul pertama dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan berjumlah 31 siswa yang muncul kedua dijadikan sebagai kelompok kontrol.

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model problem based learning berbantuan media audio visual yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol. Variabel terikat penelitian ini yaitu penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika.

Definisi operasional variabel pada penelitian ini, yaitu model problem based

learning, pembelajaran konvensional, dan

penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika. Dalam suatu pembelajaran, model dan media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam penelitian ini menggunakan model problem based learning. Model Problem Based

Learning adalah suatu model pembelajaran

yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada. Model saja tidak cukup untuk membuat siswa semakin bersemangat dalam mengikuti suatu pembelajaran, oleh karena itu media pembelajaran pun sangat diperlukan. Media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual. Media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Dan

penyampaian materi atau pesan menggunakan alat elektronik. Contoh media audio visual adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

Jadi model problem based learning berbantuan media audio visual dalam penelitian ini adalah pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada dibantu dengan media audio visual yang merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru dikelas. Sanjaya (2009:270) menyatakan pembelajaran konvensional merupakan “Proses pembelajaran sepenuhnya ada pada kendali guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan pengalaman siswa terbatas hanya sekedar mendengarkan”. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, konvensi berarti berdasarkan kesepakatan. Kesepakatan kini yang berlaku di dunia pendidikan adalah penerapan Kurikulum 2013 dengan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang sengaja dirancang dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan yang baik terhadap materi matematika dan dapat menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika. Kompetensi pengetahuan matematika adalah perubahan prilaku siswa yang mencerminkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran matematika dari segi pengetahuan setelah mengalami proses belajar. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika merupakan instrumen yang digunakan. Instrumen tersebut diuji terlebih dahulu sebelum digunakan. Kisi-kisi soal

(6)

6 disusun terlebih dahulu, kemudian dibuatkan soal dan dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya dilakukan uji validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal. Uji instrumen dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 35 orang. Dari 40 soal yang diujikan, diperoleh 30 soal yang dinyatakan layak untuk digunakan pada penelitian ini.

Setelah data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika terkumpul, kemudian dianalisis dengan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan masing-masing data. Adapun penyajian data yang digunakan, yaitu dalam bentuk tabel data bergolong dan histogram serta perhitungan rata-rata (mean) dan dikategorikan pada PAP skala lima. Untuk menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi dapat ditempuh langkah-langkah, yaitu 1) menghitung rentang 2) menentukan banyak kelas, 3) menentukan panjang kelas, serta 4) menyusun tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk histogram.

Uji-t digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebelum digunakan uji-t, dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak. Rumus Chi-Kuadrat digunakan dalam uji normalitas, dengan kriteria pengujian adalah jika

2

hitung ≤

2tabel, maka ho diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan sebaran data kedua kelompok homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data yang dianalisis homogen. Data yang telah memenuhi prasyarat uji analisis tersebut kemudian dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji-t. Kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika thitungttabel. ttabel

didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikan (

) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan Ha ditolak jika thitungttabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelas IV SD Negeri 11 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media audio visual menunjukkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 97 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 57. Berdasarkan perhitungan diketahui rentangan 36, banyak kelas 6, dan panjang kelas 6.

Berdasarkan perhitungan data bergolong diketahui, rata-rata kelompok eksperimen, yaitu 80,62. Dari rata-rata tersebut, kemudian dikategorikan pada PAP skala lima. Rata-rata kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi.

Data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelas IVB SD Negeri 5 Peguyangan sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional menunjukkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 83 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 57. Berdasarkan perhitungan diketahui rentangan 27, banyak kelas 6, dan panjang kelas 5.

Berdasarkan perhitungan dengan data bergolong diketahui rata-rata kelompok kontrol, yaitu 71,35. Dari rata-rata tersebut, kemudian dikategorikan pada PAP skala lima. Rata-rata kelompok kontrol berada pada kategorik sedang.

Sebelum dilakukan analisis data dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan atas kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi harapan (fh) dari data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok eksperimen diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 2,74 dan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) serta derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 = 11,070 karena 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼=0,05)2 = 11,070 > 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 2,74 maka Ho diterima (gagal ditolak), maka sebaran data berdistribusi normal. Sedangkan data penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok kontrol

(7)

7 diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 5,25 dan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) serta derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 = 11,070 karena 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼=0,05)2 = 11,070 > 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 5,25 maka H

o diterima (gagal ditolak), maka sebaran data berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui bahwa sebaran data kedua kelompok homogen. Berdasarkan perhitungan dengan uji F diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,59 sedangkan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang 33 dan derajat kebebasan untuk penyebut 31 adalah 1,84. Ini berarti 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,59 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼=0,05) = 1,84. Dengan demikian, sebaran data kedua kelompok homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians diperoleh data

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal serta kedua kelompok homogen. Berdasarkan hal tersebut maka uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled

varians, sebab 𝑛1≠ 𝑛2, serta varian homogen. Dengan kreteria pengujian adalah Ho ditolak jika thitungttabel. Nilai

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dihitung dengan dk = n1 + n2 -2, dk = 34 + 31 - 2 = 63. Berikut disajikan

rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada Tabel 1.

Berdasarkan deskripsi data, pengujian asumsi, dan pengujian hipotesis diperloeh rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media audio visual yaitu 80,62. Dari rata-rata tersebut, kemudian dikategorikan pada PAP skala lima. Rata-rata kelompok eksperimen dapat dikategorikan tingggi. Dan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional yaitu 71,35. Dari rata-rata tersebut, kemudian diketegorikan pada PAP skala lima. Rata-rata kelompok kontrol dapat dikategorikan sedang.

Pengekategorian pada PAP skala lima kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelompok kontrol

berada pada kategori sedang. Hal ini berarti kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional memiliki pengaruh yang berbeda terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa.

Berdasarkan hasil uji-t, diperoleh bahwa thitung = 4,157 > ttabel (α=0,05) = 2,000. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017 diterima. Karena terdapat perbedaan yang signifikan, maka hal tersebut berarti terdapat pengaruh model problem based

Sampel

Rata-rata Varians N thitung ttabel Kesimpulan Kelompok Eksperimen 80,62 100,52 34

4,157 2,000 Signifikan

Kelompok Kontrol 71,35 62,99 31

(8)

8

learning berbantuan media audio visual

terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017.

Pembelajaran tematik tema 7 (Cita-citaku) muatan Matematika pada kelompok yang dibelajarkan melalui model

problem based learning berbantuan media

audio visual berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh model problem based

learning berbantuan media audio visual

yang dapat menarik minat dan memotivasi siswa untuk belajar secara aktif. Pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning ini diawali oleh adanya suatu masalah. Masalah tersebutlah yang mampu memicu kemampuan berpikir siswa serta memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga mampu memunculkan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan serta muncul pula berbagai macam kemungkinan jawaban yang mampu memupuk minat belajar siswa. Oleh karena itu masalah yang dimunculkan dalam setiap pembelajaran mampu mengajarkan siswa bagaimana mencari cara atau solusi dalam memecahkan masalah tersebut.

Masalah yang muncul ini juga mampu memupuk kreativitas siswa dalam berpikir sehingga kemampuan berpikir siswa secara perlahan berkembang. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut salah satunya melalui kerjasama. Kerjasama dapat dilakukan siswa melalui kerjasama antar kelompok. Dalam kerjasama antar kelompok siswa akan terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya dan siswa mulai terbiasa berani berpendapat di dalam kelompok serta terbiasa menghargai pendapat orang lain.

Hal ini didukung oleh pendapat dari Abdullah Ridwan (2014:127) Model

Problem Based Learning merupakan

model pembelajaran yang

penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Dengan dibantu oleh media pembelajaran yaitu media audio visual

yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep yang abstrak menjadi lebih kongkret dan menambah daya tahan ingatan tentang materi yang dipelajari. Berbeda pada kelompok kontrol, kegiatan pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan pendekatan saintifik berjalan kurang optimal. Hal ini disebabkan siswa yang kurang mampu memahami materi pada muatan materi Matematika sehingga perlu diberikan bimbingan lebih khusus. Pembelajaran menggunakan model

problem based learning berbantuan media

audio visual pada muatan materi Matematika memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya melalui kegiatan bermakna yang tentunya menyenangkan bagi siswa pada setiap langkah pembelajarannya.

Pembelajaran menggunakan model

problem based learning berbantuan media

audio visual pada penelitian ini memiliki keunggulan, yaitu pembelajaran yang melatih kerjasama, pemahaman antar siswa sehingga mereka lebih aktif dalam belajar dan dapat memberikan

kebermaknaan dalam proses

pembelajaran. Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dan bermakna dalam mengembangkan pola berpikirnya (penalarannya). Selain itu, sistem pembelajaran berkelompok memiliki tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi serta melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Hasil temuan pada penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya yang relevan dan memperkuat hasil penelitian yang diperoleh, Hal tersebut didukung hasil penelitian oleh Diantari (2014) yang

menyimpulkan bahwa model

pembelajaran Problem Based Learning lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar Matematika siswa dibandingkan

(9)

9

dengan model pembelajaran

konvensional. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen diperoleh 80,30 lebih dari nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 77,23. Berdasarkan uji-t diperoleh 2,250 > 2,000, thitung > ttabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan mengikuti model pembelajaran Problem

Based Learning dan siswa yang belajar

dengan mengikuti model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Dalung dan SDN 2 Dalung.

Selain itu diperkuat juga oleh penelitian Artapranata (2014) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media audio visual dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Kapten Japa Denpasar Utara. Hal ini terlihat dari nilai rerata hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelompok eksperimen yaitu 70,12 dan rerata hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol yaitu 61,16. Berdasarkan uji-t, diperoleh dengan thitung = 2,715 > ttabel (α = 0,05, 62) = 2,000. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran model pembelajaran Think Pair Share

berbantuan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Kapten Japa Denpasar Utara.

Dengan demikian, model problem

based learning berbantuan media audio

visual dapat direkomendasikan dalam membelajarkan siswa khususnya pada kegiatan pembelajaran yang berisi muatan materi Matematika.

SIMPULAN DAN SARAN

.Penguasaan kompetensi

pengetahuan Matematika siswa yang dibelajarkan melalui model problem based

learning berbantuan media audio visual

pada siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017 diperoleh rata-rata 80,62. Dari rata-rata tersebut, kemudian dikategorikan pada PAP skala

lima. Rata-rata kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi.

Penguasaan kompetensi

pengetahuan Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017 diperoleh rata-rata 𝑋̅ =̇ 71,35. Dari rata-rata tersebut, kemudian dikategorikan pada PAP skala lima. Rata-rata kelompok kontrol berada pada kategorik sedang.

Rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika yang diperoleh siswa yang dibelajarkan melalui model

problem based learning berbantuan media

audio visual lebih besar dari siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional (80,62>71,35). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji-t dengan dk = 63 pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 2,000 ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017 pada tema 7 Cita-citaku. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning berbantuan media audio visual terhadap kompetensi pengetahuan Matematika siswa kelas IV SD Gugus Letkol Wisnu tahun ajaran 2016/2017.

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu sebagai berikut. (1) Kepada guru kepada guru agar dapat dijadikan acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan melihat karakteristik muatan pembelajaran yang terintegrasi, pendekatan saintifik serta kebutuhan siswa. Kegiatan pembelajaranpun menjadi lebih inovatif dan variatif karena dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013. Salah satu model pembelajaran yang dapat disarankan, yaitu model problem based learning

(10)

10 berbantuan media audio visual, terutama untuk kegiatan pembelajaran yang berisi muatan materi Matematika. (2) Kepada siswa, Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis pendekatan saintifik khususnya model problem based

learning berbantuan media audio visual

dalam penelitian ini, diharapkan siswa menjadi aktif, bertanggung jawab, membentuk interaksi yang positif antar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta mampu membangun pengetahuannya sendiri untuk mencapai hasil belajar yang optimal. (3) Kepada peneliti lain diharapkan agar mampu menemukan model pembelajaran yang lebih inovatif dan bervariasi yang sesuai dengan kurikulum 2013 agar dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:

Aditya Media Publishing.

Artapranata, I Gede Heri. 2014. “Pengaruh

Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Kapten Japa Denpasar Utara. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran. Volume 2. (hlm 1-12).

Asyhar, Rayanda. 2012. Kreatif

Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Jakarta.

Daryanto. 2014. Pendekatan

Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Diantari, Putu. 2014. “Pengaruh Model

Pembelajaran Problem Based

Learning Berbasis Hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus I Kuta Utara Tahun Ajaran 2013/2014”.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Volume 2. (hlm 1-10).

Dirman dan Juarsih, Cicih. 2014.

Pengembangan Kurikulum. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad. 2015.

Model-Model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Japa, I Gusti Ngurah & I Made Suarjana. 2014. Pendidikan Matematika I. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Kariani, Ni Kadek. 2014. “Pengaruh Model

Problem Based Learning

Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 21 Pemecutan

Denpasar Utara Tahun Ajaran

2013/2014”. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran. Volume 2. (hlm 1-10). Koyan, I Wayan. 2012. Statistik

Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar Dan

Pembelajaran. Bandung: Yrama

Widya.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015.

Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesional Guru. Jakarta: Kata

Pena.

Permendikbud. 2015. Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014. Jakarta:

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan.

Permini, Ni Luh Desy. 2014. “Penerapan

Model Pembelajaran SAVI

Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bebetin”. Jurnal Pendidikan dan

(11)

11 Prihandoko, Antonius Cahya. 2006.

Memahami Konsep Matematika

secara Benar dan Menyajikannya

Dengan Menarik. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Puspitasari, Luh Dewi. 2014. “Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Based Intruction Berbantuan Media Audio

Visual Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas V Gugus

Srikandi Denpasar”. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran. Volume 2. (hlm 1-10).

Rusman. 2014. Model-Model

Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Pers.

Rusman, 2015. Pembelajaran Tematik

Terpadu. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanaky. 2011. Media Pembelajaran.

Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik untuk

Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta:

Prenada Media Group.

Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan & Pengembangan.

Jakarta: Kencana.

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media

Pembelajaran. Yogyakarta:

Pedagogia.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Dan

Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode

dalam Model Pembelajaran. Jakarta:

Referensi.

Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan anak usia prasekolah pada perawat di

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

Dari hasil pe nentuan kadar air dan nilai pH serta data yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ikan cakalang asap yang dibeli dari Pasar A

Dalam lembar pengamatan keterampilan kolaborasi terdapat enam indikator keterampilan kolaborasi kemudian peneliti mengembangkan indikator-indikator tersebut menjadi sepuluh

o Bertanggung jawab untuk membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan keseluruhan tugas dan fungsi yang berkaitan dengan Open Government Indonesia maupun keanggotaan

Program yang dilaksanakan dalam 1 periode terakhir dari implementasi program Mobil Sehat di cabang Lampung adalah penyuluhan kesehatan, kesehatan lingkungan, pembinaan

Berdasarkan hasil analisis uji-t kompetensi pengetahuan IPA kelompok yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan media Audio Visual dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun penisilin (Jatropha multifida L.) dapat mempercepat proses pembekuan darah karena mengandung Flavonoid yang