• Tidak ada hasil yang ditemukan

CM-06 = Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CM-06 = Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.56303.13.09.07.07– Judul : Sistem Manajemen Biaya

Proyek (Project Cost Management)

PELATIHAN

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)

(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

Jakarta, November 2007 Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

(4)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007 Tim Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv SPESIFIKASI PELATIHAN ... vi

PANDUAN PEMBELAJARAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul... I-3 1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5 1.4. Panduan Penilaian ... I-5 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-6 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-7 1.4.3. Konteks penilaian ... I-7 1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7 1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-8

BAB II : PERENCANAAN ANGGARAN PROYEK ... II-1

2.1. Umum ... II-1 2.2. Pembuatan Perkiraan Biaya Berdasarkan WBS ... II-1

2.2.1 Penggunaan Teknik dan Cara untuk Estimasi Biaya Proyek ... II-1 2.2.2 Output/Keluaran dari Estimasi Proyek ... II-5 2.3. Pengalokasian Biaya Sesuai Pay Item ... II-5

2.3.1 Input/Masukan didalam Pengalokasian Biaya ... II-6 2.3.2 Penggunaan Teknik dan Cara Mengalokasikan Biaya ... II-6 2.3.3 Output/keluaran Mengalokasikan Biaya ... II-6

RANGKUMAN ... II-9 PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI... II-10

(6)

BAB III: MONITOR DAN PENGENDALIAN BIAYA PROYEK ... III-1

3.1. Umum ... III-1 3.2. Pengukuran Dan Penilaian Kinerja Secara Berkala ... III-1 3.3. Pencatatan Realisasi Biaya ... III-9 3.4. Penetapan Status Biaya Proyek... III-9 RANGKUMAN ……… III-9 PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI ... III-10

BAB IV: FINALISASI ANGGRAN PROYEK ... IV-1

4.1 Umum ... IVI-1 4.2 Alokasi dan Pelaksanaan Anggaran ... IV-1 4.3 Perubahan Anggaran ... IV-2 4.4 Laporan Realisasi Anggaran ... IV-2 RANGKUMAN ……… IV-3 PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI ... IV-4 DAFTAR PUSTAKA ... DP-1

DAFTAR FORMAT DAN DIAGRAM

Format 2.1 : Contoh Formulir Estimasi (Gedung) ... II-5 Diagram 2.1 : S Curve ... II-7 Diagram 2.2 : Rekonsiliasi pendanaan proyek ... II-8

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabular Report ………. III-2 Tabel 3.2 : S Curve Graphic Report ……… III-2 Tabel 3.3 : S Curve Resource Graphic Report ………. III-3 Tabel 3.4 : Resource Graphic Report ………. III-4 Tabel 3.5 : Contoh Formulir Pengendalian Biaya ………... III-5 Tabel 3.6 : Contoh Formulir Pencatatan Realisasi Biaya ... III-8 Tabel 3.7 : Contoh Status Biaya Proyek ... III-8

(7)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan

proyek konstruksi bangunan gedung.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3

(Safety & Health Management).

2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management) 3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management) 4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management) 5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu (Time Management)

6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management) 7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)

8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human

Resources Management)

9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi (Communication

Management)

10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement Management) 11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)

12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim (Claim Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Biaya (Cost Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management)”.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen

Biaya (Cost Management).

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan anggaran proyek 2. Memonitor dan mengendalikan biaya proyek.

(8)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 CMB – 01 Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3 (Safety & Health Management)

2 CMB – 02 Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management).

3 CMB – 03 Sistem Manajemen Keuangan (Financing

Management)

4 CMB – 04 Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope

Management).

5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu (Time Management).

6

CMB – 06

Sistem Manajemen Biaya (Cost

Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)

8 CMB – 08 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HR

Management)

9 CMB – 09 Sistem Manajemen Komunikasi (Communication

Management)

10 CMB – 10 Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement

Management)

11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko (Risk Management) 12 CMB – 12 Sistem Manajemen Klaim (Claim Management)

(9)

B.2 Uraian Modul

 Seri / Judul : CMB-06 / Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost

Management)

 Deskripsi Modul Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost

Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) dengan harapan dapat : Memberikan kontribusi dalam perencanaan anggaran proyek, Memonitor dan mengendalikan biaya proyek, Memberikan kontribusi pada proses finalisasi biaya proyek.

C.PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan  Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan menerapkan sistem manajemen biaya.

 Menjelaskan pengertian menerapkan sistem manajemen biaya. Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan menerapkan sistem manajemen biaya.  Mengikuti penjelasan

pengertian menerapkan sistem manajemen biaya.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Perencanaan anggaran proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Pembuatan Perkiraan biaya berdasarkan WBS

 Pemetakan Biaya-biaya sesuai

pay item pada WBS dictionary

Waktu : 70 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(10)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 3. Ceramah / Demonstrasi : Bab

III, Monitor dan pengendalian biaya proyek

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Pengukuran dan penilaian Kinerja secara periodic  Pencatatan Realisasi biaya  Penetapan Status biaya

proyek

Waktu : 95 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab IV, Finalisasi Anggaran Proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Alokasi dan Pelaksanaan Anggaran.

 Perubahan Anggaran

 Laporan Realisasi Anggaran Waktu : 105 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Modul CMB-06: Sistem Manajemen Biaya Proyek (project cost management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Perkiraan biaya dibuat berdasarkan

WBS dengan tingkat keakuratan sesuai dengan besarnya informasi data yang

diperoleh dan dapat digambarkan pada metode estimating dan hasilnya disebut Preliminari estimate (sangat kasar), budget estimate (kasar), dan definitif estimate (sesuai kontrak)., Biaya-biaya dipetakan sesuai pay item pada WBS dictionary dan dikomunikasikan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk dimasukkan ke dalam cash flow proyek sebagai anggaran (persyaratan pendanaan proyek), Kinerja diukur dan dinilai secara berkala dengan membedakan & membandingkan antara realisasi biaya (AC) terhadap Rencana pekerjaan (PV) yang menghasilkan Cost Variance (CV =0) dan Cost Performance Index (CPI=1), Realisasi biaya dicatat sebagai masukan dalam memberikan rekomendasi & akuntansi / perpajakan, Status biaya proyek saat ini, dan faktor yang mempengaruhi adanya perubahan biaya ditetapkan, Status biaya proyek saat ini, dan faktor yang mempengaruhi adanya perubahan biaya ditetapkan, Mekanisme-mekanisme yang digunakan untuk merekam, dan melaporkan kemajuan pekerjaan yang berkaitan dengan biaya ditetapkan,

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

(12)

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. INA.56303.13.09.01.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /SMK3 (Project Safety & Health Management)

2. INA.56303.13.09.02.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Lingkungan Proyek (Project

Environmental Management)

3. INA.56303.13.09.03.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Keuangan Proyek (Project Financing

Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

4. INA.56303.13.09.04.07

Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

5. INA.56303.13.09.05.07 Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management) 6. INA.56303.13.09.06.07 Menerapkan Sistem Manajemen Biaya

Proyek (Project Cost Management) 7. INA.56303.13.09.07.07 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Proyek (Project Quality Management)

8. INA.56303.13.09.08.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. INA.56303.13.09.09.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Komunikasi Proyek (Project

Communication Management)

10. INA.56303.13.09.10.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Pengadaan Proyek (Project

(13)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

11. INA.56303.13.09.11.07 Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) 12. INA.56303.13.09.12.07 Menerapkan Sistem Manajemen Klim

Proyek (project Claim Management)

1.2. Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

(14)

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.06.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Biaya

Proyek (Project Cost Management)

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menerapkan Keahlian dalam Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memberikan kontribusi

dalam perencanaan

anggaran proyek

1.1 Perkiraan biaya dibuat berdasarkan

WBS dengan tingkat keakuratan sesuai dengan besarnya informasi data yang diperoleh dan dapat digambarkan pada metode estimating dan hasilnya disebut Preliminari estimate (sangat kasar), budget estimate (kasar), dan definitif estimate (sesuai kontrak).

1.2 Biaya-biaya dipetakan sesuai pay item

pada WBS dictionary dan

dikomunikasikan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk dimasukkan ke dalam cash flow proyek sebagai anggaran (persyaratan pendanaan proyek)

1. Memonitor dan

mengendalikan biaya

proyek

2.1 Kinerja diukur dan dinilai secara periodik dengan membedakan & membandingkan antara realisasi biaya (AC) terhadap Rencana pekerjaan (PV) yang menghasilkan Cost

Variance (CV =0) dan Cost

Performance Index (CPI=1)

2.2 Realisasi biaya dicatat sebagai

masukan dalam memberikan

rekomendasi & akuntansi / perpajakan.

2.3 Status biaya proyek saat ini, dan faktor yang mempengaruhi adanya perubahan biaya ditetapkan

(15)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Memberikan kontribusi pada

proses finalisasi biaya proyek

3.1 Tindakan yang disepakati dilakukan untuk mengalihkan mata anggaran sesuai kebutuhan proyek dan realisasinya dilaporkan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk memastikan tujuan biaya tercapai. 3.2 Perubahan biaya ditinjau ulang dan

masih dalam batas PEP

3.3 Realisasi biaya proyek dilaporkan secara berkala untuk kepentingan Laporang keuangan dan auditing.

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. Batasan / Rentang Variabel

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan

2. Tersedianya manual/prosedur dan ketentuan perundang undangan dan standar

3. Tersedianya alternatif penyediaan sumber daya yang setiap saat dapat dimanfaatkan dan dioperasikan dengan aman dan ramah lingkungan

1.4. Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

(16)

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

 Melaksankan penilaian dan  Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut

(17)

Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi terdiri dari : 1. Estimasi biaya. 2. Penganggaran. 3. Pengendalian biaya. 4. Pelaporan

5. Gambar kerja cara pengukurannya 6. Perhitungan biaya hasil pekerjaan 7. Pelaksanaan pekerjaan sesuai progress

8. Penggunaan komputer dan manual dalam melakukan pekerjaan 9. Menyimpan dokumen dengan rapi dan tertib

1.4.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian

1. Memegang prinsip mendasar yang telah disepakati bersama yang tertuang dalam dokumen kontrak termasuk perjanjian kerja.

2. Kemampuan menggerakkan dan memanfaatkan ketersediaan sumber daya secara efektif dan efisien secara aman dan ramah lingkungan. 3. Konsistensi melaksanakan kegiatan sesuai yang dijadwalkan

(18)

1.5. Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran. - Fasilitator

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman viii.

- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

(19)

BAB II

PERENCANAAN ANGGARAN PROYEK

2.1. UMUM

Alokasi terhadap sejumlah sumberdaya pada proyek akan bermuara pada kebutuhan uang atau biaya. Oleh kerana itu didalam setiap proyek perlu direncanakan anggaran yang dibutuhkan dan pengawasan alokasi biaya tersebut dalam pelaksanaannya.

2.2. PEMBUATAN PERKIRAAN BIAYA BERDASARKAN WBS

Estimasi biaya kegiatan yang melibatkan pengembangan suatu perkiraan biaya dari sumber daya yang diperlukan dalam menyelesaikan setiap jadwal kegiatan. Di dalam memperkirakan biaya, Estimator mempertimbangkan penyebab variasi dari estimasi biaya-biaya, termasuk risiko-risiko dengan masukan : Kondisi pasar, Database bisnis, kebijakan memperkirakan biaya, formulir perkiraan biaya, informasi masa lalu, file proyek, pengetahuan tim proyek, pembelajaran, Pernyataan lingkup proyek, WBS (Work Breakdown Structure), Lingkup Pekerjaan (Scope), WBS dictionary, Rencana Manajemen Proyek dalam hal Master schedule, Rencana penggunaan Sumberdaya dan Daftar risiko.

2.2.1. Penggunaan Teknik dan Cara untuk Estimasi Biaya Proyek . 2.2.2.1. Analog Estimating

Analogous Estimating (top-down estimating)

Artinya menggunakan biaya sesungguhnya dari proyek sebelum atau sejenis/mirip dengan tujuan untuk perhitungan biaya proyek saat ini.

Proyek sebelumnya yang serupa/sesungguhnya tidak hanya dilihat pada penampilan.

Individu atau kelompok yang menyiapkan estimasi harus mempunyai keahlian dibidangnya

.

2.2.2.2. Determine Resources Cost Rates

Tenaga ahli estimator atau kelompok didalam menyiapkan estimasi harus mengetahui unit cost rate, seperti :

(20)

 Sewa alat per jam/hari  Sumber daya lain

 Standar rate dengan faktor eskalasi sudah termasuk didalam kontrak. Jika aktual rate tidak diketahui, maka harus diestimasi/ asumsi.

2.2.2.3. Bottom-up Estimating

Estimasi biaya dari kegiatan secara individu atau paket pekerjaan dengan level detail yang paling rendah. Hasilnya digunakan untuk menghitung pada level yang lebih tinggi. Ketepatan pada teknik ini dimotivasi oleh besar dan komplexitas tingkat kesulitan dari paket pekerjaan.

2.2.2.4. Parametric Estimating

Melibatkan penggunaan parameter dari karakteristik proyek kedalam model matematik untuk memprediksi biaya proyek contohnya :

 Penggunaan statistik antara Informasi secara historis dan variable lain (SqM, LM di konstruksi, Code pada software dan kebutuhan jam orang/hari orang) digunakan untuk mengembangkan model dalam mengestimasi biaya pada jadwal kegiatan sumberdaya.

 Teknik ini bisa meningkatkan keakuratannya pada level yang lebih tinggi dan tergantung dari komplexitas atau tingkat kesulitan sepanjang jumlah dan data biaya termasuk dalam model.

 Quantity X harga satuan historis = estimasi biaya. 2.2.2.5. Project Management Software

Untuk cost estimates secara luas dapat menggunakan aplikasi software dari WinEst-pro, Spreadsheet, simulasi dari statistik . Menggunakan software apapun yang penting dapat menyerdehanakan didalam penggunaan pada estimasi biaya.

2.2.2.6. Vendor Bid Analysis

Cara lain dari estimasi biaya termasuk analisis harga dari penyedia jasa dan analisis dari proyek yang memerlukan

(21)

Contohnya proyek yang dimenangkan dibawah proses persaingan, tambahan pekerjaan estimasi biaya sangat diperlukan oleh tim proyek dalam menguji harga dari jasa layanan secara individu, kemudian memperoleh biaya untuk menunjang total biaya proyek.

2.2.2.7. Reserve Analysis

Banyak tenaga ahli estimate/estimator mempertimbangkan adanya suatu biaya cadangan ( contingency allowances).

Pertimbangan dalam mengantisipasi, akan tetapi belum tentu terjadi. Kejadian ini disebut “ Known-unknowns” dan ini menjadi bagian dari ruang lingkup proyek dan garis acuan biaya

(cost baseline)

Agar mendekati akurat, pilih yang bukan pessimestic.

2.2.2.8. Cost of Quality

Total biaya yang terjadi biasanya didapat dengan mengantisipasi ketidak sesuaian dari persyaratan, menilai hasil produk atau layanan agar sesuai dengan persyaratan, dan kekurangan dalam memenuhi persyaratan (rework).

Kegagalan biaya sering dikategorikan kedalam internal dan ekternal. Juga dinamakan Cost of poor quality

Kriteria Cost Estimate yang jelek :

- Terjadi Cost Overrun terhadap estimasi awal - Terjadi hasil yang tidak konsisten

- Kurang detail

- Dokumentasi yang jelek/lemah

- Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana - Tidak dapat diandalkan untuk cost control • Penyebab Jeleknya Cost Estimate

- Estimator tidak Qualified

- Estimator yang belum terbiasa dengan obyek bangunan - Data & method yang jelek

(22)

Waktu terhadap Biaya

Wi : sesuai kontrak

Methode terhadap Biaya

Metode yang ideal adalah metode yang telah disepakati. Biaya Waktu

B

1

B

2

B

i

W

1

W

i

W

2

Biaya dg waktu singkat

Biaya dg waktu longgar

Biaya dg waktu ideal

Biaya Method

B

1

B

2

B

i

W

1

W

i

W

2

Method yg kurang layak

Over method

(23)

2.2.2. Output/Keluaran dari Estimasi Biaya Proyek. 2.2.2.1. Activity Cost Estimates

Penilaian secara kuantitative dari biaya seperti biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyelesaikan jadwal kegiatan. Type estimate ini bisa disajikan dalam bentuk ringkasan atau secara detail. Termasuk didalamnya Upah, Material, equipment, layanan, fasilitas, IT, dan spesial kategori seperti inflasi atau biaya cadangan

Formatnya sesuai dengan persetujuan perencanaan

komunikasi lihat Format 2.1.

Format 2.1

CONTOH FORMULIR ESTIMASI (GEDUNG)

2.3. PENGALOKASIAN BIAYA SESUAI PAY ITEM

Melibatkan pengumpulan biaya-biaya yang diperkirakan pada jadwal kegiatan individu atau paket pekerjaan untuk menetapkan suatu acuan total biaya dalam mengukur kinerja proyek. Pernyataan lingkup proyek telah menyajikan ringkasan anggaran. Bagaimanapun, jadwal kegiatan atau perkiraan biaya paket pekerjaan disiapkan sebelum ada permintaan detail anggaran dan otorisasi pekerjaan.

Jumlah Ppn 10% Jumlah akhir Preliminaries ……… Pek. Substruktur ………. Pek. Struktur ………. Pek.M / E ………. Pek. Finishing …………. Pek. Landscaping 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah harga Harga satuan Quantity Item Pekerjaan

No.

Jumlah Ppn 10% Jumlah akhir Preliminaries ……… Pek. Substruktur ………. Pek. Struktur ………. Pek.M / E ………. Pek. Finishing …………. Pek. Landscaping 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah harga Harga satuan Quantity Item Pekerjaan

No.

(24)

2.3.1. Input/ Masukan didalam Pengalokasian Biaya

1. Project Scope Statement/Pernyataan Lingkup Proyek 2. Work Breakdown Structure/ Struktur Uraian Kerja 3. WBS Dictionary/ Kamus WBS

4. Activity Cost Estimates/ Estimasi biaya kegiatan 5. Supporting Detail/ Penunjang

6. Project Schedule/ Jadwal Proyek

7. Resources Calendars/ Kalender Sumberdaya 8. Contract/ Kontrak

9. Cost Management Plan/ Rencana Manajemen Biaya

2.3.2. Penggunaan Teknik dan Cara didalam Mengalokasikan Biaya. 2.3.2.1. Cost Aggregation

Menjadwalkan perkiraan biaya kegiatan yang dikumpulkan pada paket pekerjaan sesuai dengan WBS.

Estimasi biaya paket pekerjaan kemudian dikumpulkan pada level komponen yang lebih tinggi dalam WBS. Seperti control accounts, dan pada akhirnya untuk seluruh proyek.

2.3.2.2. Reserve analysis/ Analisis cadangan

2.3.2.3. Parametric Estimating/ Estimasi dengan parametric

2.3.2.4. Funding limit reconciliation/ Rekonsiliasi batasan pendanaan Banyak macam didalam periode penggunaan dana, biasanya dibawah pengaturan operasional. Namun didalam penggunaan dana proyek dikonsulidasikan dengan batasan pendanaan yang dibutuhkan pelanggan atau perusahaan.

Rescheduling bisa berdampak pada pengalokasian sumberdaya. Jika dana digunakan sebagai sumberdaya yang terbatas didalam proses penjadwalan proyek, maka harus melakukan peninjauan terhadap batasan waktu.

(25)

2.3.3. Output/ keluaran dari Mengalokasikan Biaya. 2.3.3.1 Cost Baseline

Cost Baseline adalah komponent dari Project management plan

Sebagai acuan anggaran yang digunakan sebagai dasar pengukuran, monitor, dan kontrol seluruh kinerja biaya proyek. Biasanya disajikan dalam bentuk S-curve

Diagram 2.1 S-curve

2.3.3.2 Project Funding Requirements

Total & Periode didapat dari cost baseline dan bisa ditetapkan melebihi, biasanya menggunakan margin didalam menentukan early progress atau cost overruns. Funding terjadi biasanya pada kenaikan tertentu yang tidak sama jumlah maupun periodenya. Kebutuhan funding termasuk didalam cost baseline ditambah management contingency, tergantung kebijakan perusahaan.

C o m m u la ti v e V a lu e Time 100 50 P ro g re s s 0

(26)

Diagram 2.2

Rekonsiliasi pendanaan proyek

C o m m u la ti v e V a lu e Time

Expected Cash flow Funding requirements

Cost Baseline

The difference between the maximum funding and the end of the cost baseline is Management Reserve

(27)

RANGKUMAN

Didalam merencanakan biaya diperlukan membuat estimasi biaya proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada pada WBS dan disusun menggunakan kode biaya yang telah tersedia setiap perusahaan sebagai standar akuntansi/keuangan.

Setelah nilai estimasi didapat digunakan sebagai pengelompokan biaya yang disusun sesuai pay item atau disebut Penganggaran sebagai acuan didalam pelaksanaan dan pengendalian.

Di dalam memperkirakan diperlukan masukan : Kondisi pasar, Database bisnis, kebijakan memperkirakan biaya, formulir perkiraan biaya, informasi masa lalu, file proyek, pengetahuan tim proyek, pembelajaran, pernyataan lingkup proyek, WBS

(Work Breakdown Structure), Lingkup Pekerjaan (Scope), WBS dictionary, Rencana

Manajemen Proyek dalam hal Master schedule, Rencana penggunaan Sumberdaya dan Daftar risiko.

Penggunaan Teknik dan Cara untuk Estimasi Biaya Proyek terdiri dari :  Analog Estimating

 Determine Resources Cost Rates  Bottom-up Estimating

 Parametric Estimating

 Project Management Software  Vendor Bid Analysis

 Reserve Analysis  Cost of Quality

Output/Keluaran dari Estimasi Biaya Proyek  Activity Cost Estimates

Pengalokasian biaya sesuai pay item.

 Input/ Masukan didalam Pengalokasian Biaya

 Penggunaan Teknik dan Cara didalam Mengalokasikan Biaya.  Cost Aggregation

 Reserve analysis/ Analisis cadangan

 Parametric Estimating/ Estimasi dengan parametrik

 Funding limit reconciliation/ Rekonsiliasi batasan pendanaan Output/ keluaran dari Mengalokasikan Biaya yaitu :

 Cost Baseline

(28)

PELATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan anggaran proyek

1.1 Perkiraan biaya dibuat berdasarkan WBS dengan tingkat keakuratan sesuai

dengan besarnya

informasi data yang diperoleh dan dapat digambarkan pada metode

estimating dan hasilnya

disebut Preliminari

estimate (sangat kasar), budget estimate (kasar), dan definitif estimate (sesuai kontrak).

1.1.1 Didalam menyusun estimasi biaya proyek mengapa diperlukan WBS?

1.1.2 Sebutkan salah satu metode estimasi biaya proyek?

1.1.3 Apa yang disebut Definitif estimate? 1.1.4 Apa tandanya dari estimasi yang jelek?

1.2 Biaya-biaya dipetakan sesuai pay item pada

WBS dictionary dan dikomunikasikan kepada

pihak yang lebih

berwewenang untuk

dimasukkan ke dalam

cash flow proyek sebagai

anggaran (persyaratan pendanaan proyek).

1.2.1 Apakah anggaran proyek yang realistis itu?

1.2.2 Berdasarkan apa penyusunan anggaran proyek?

(29)

KUNCI JAWABAN BAB II

1.1.1 Karena WBS disusun secara hirarqi dan mendapatkan persetujuan secara formal yang menggambarkan lingkup proyek.

1.1.2 Analogous estimating.

1.1.3 Definitive estimate, adalah biaya proyek secara detail yang bersifat definitif (Nilai kontrak), yaitu pertemuan angka antara Owner estimate dan Bid price kontraktor

1.1.4 (a) Terjadi Cost Overrun terhadap estimasi awal, (b) Terjadi hasil yang tidak konsisten (c) Kurang detail, (d) Dokumentasi yang jelek/lemah, (e) Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana (f) Tidak dapat diandalkan untuk cost control

1.2.1 Sesuai dengan biaya aktual (sesuai kemampuan manajemen) yang diharapkan.

1.2.2 Cost estimate.

(30)

BAB III

MONITOR DAN PENGENDALIAN BIAYA PROYEK

3.1 UMUM

Mempunyai kaitan dengan :

a) Mempengaruhi faktor yang menciptakan perubahan acuan biaya guna memastikan bahwa perubahan dapat disetujui,

b) Menentukan bahwa perubahan acuan biaya telah terjadi, dan c) Mengelola perubahan yang nyata ketika perubahan terjadi.

d) Meyakinkan bahwa cost overrun tidak melebihi pembiayaan yang diberi hak pada waktu tertentu dan di dalam total proyek.

e) Monitoring kinerja biaya untuk mendeteksi dan memahami perbedaan (cost variance) dari cost baseline.

f) Perekaman semua perubahan yang sesuai secara teliti terhadap cost baseline.

g) Pencegahan kesalahan, tidak sesuai, atau perubahan yang tidak disetujui dari maksud laporan biaya atau pemakaian sumber daya.

h) Memberi tahu kepada stakeholders dari perubahan yang disetujui.

i) Melakukan untuk membawa terjadinya cost overrun dalam batas yang bisa diterima.

3.2 PENGUKURAN DAN PENILAIAN KINERJA SECARA BERKALA 3.2.1. Input/masukan untuk Pengendalian Biaya

3.2.1.1. Cost Baseline

3.2.1.2. Project Funding Requirements 3.2.1.3. Laporan Kinerja

Laporan progres disusun secara ringkas dari hasil pengumpulan dari beberapa informasi lapangan. Hasilnya dianalisis dan dibandingkan dengan pengukuran kinerja baseline

Laporan harus meliputi Status dan informasi progres, detail persyaratan dari stakeholder, seperti yang telah didokumentasikan pada communication management plan. Biasanya format terdiri dari bar-chart, Pert Chart, S-curve, tabular report, Graphic Report seperti contoh dibawah ini.

(31)

Tabel 3.1

(32)

Tabel 3.2

(33)

Tabel 3.3

(34)

Tabel 3.4

(35)

Tabel 3.5

Contoh Formulir Pengendalian Biaya

3.2.1.4. Work Performance Information/ Informasi kinerja pekerjaan

Pengumpulan informasi dari status dan biaya proyek yang telah dilaksanakan.

Termasuk :

 Pekerjaan yang ditetapkan sudah selesai atau belum ?  Biaya yang dianggarkan dan yang telah digunakan?  Estimasi biaya untuk menyelesaikan pekerjaan?  Berapa Percent telah selesai secara fisik?

3.2.1.5. Approved Changes Requests/ Persetujuan Permintaan Perubahan

3.2.1.6. Project Management Plan/ Rencana Manajemen proyek

Project management plan dan komponen Cost management plan dan perencanaan lain disesuaikan dan diintegrasikan

ketika melaksanakan proses kontrol biaya.

Overhead lapangan 6. Pekerjaan persiapan 5. Subkon 4. Alat 3. Upah 2. Material 1. TOTAL f = d - e e d = a - c c b a Realisasi biaya Budget realisasi Penyim-pangan ( + / - ) Perkira-an sisa biaya Sisa budget Realisasi s/d tgl. Total budget URAIAN No . Overhead lapangan 6. Pekerjaan persiapan 5. Subkon 4. Alat 3. Upah 2. Material 1. TOTAL f = d - e e d = a - c c b a Realisasi biaya Budget realisasi Penyim-pangan ( + / - ) Perkira-an sisa biaya Sisa budget Realisasi s/d tgl. Total budget URAIAN No . BCWP ACWP

(36)

3.2.2. Penggunaan Teknik dan Cara dalam Pengendalian Biaya 3.2.2.1 Cost Change Control System/Sistem pengendalian

perubahan biaya.

Didokumentasikan pada cost management plan,

menggambarkan prosedur yang mana cost baseline bisa dirubah.

Termasuk bentuk formulir, dokumen, cara penelusuran, dan persetujuan perubahan

Integrated dengan integrated change control process.

3.2.2.2 Performance Measurement Analysis/ Analisis pengukuran kinerja

Dengan cara Earned Value analysis

mengukur kinerja dengan membandingkan besar pekerjaan yang direncanakan dengan actual pekerjaan yang selesai, untuk menentukan kinerja jadwal & biaya sesuai rencana.

Memungkinkan manager proyek mendetaksi

penyimpangan dari rencana sedini mungkin dan mengambil tindakan korektif yang sesuai.

3.2.2.3 Forcasting/ memperkirakan

Forecasting termasuk membuat estimasi atau memprediksi

kondisi proyek yang akan datang berdasarkan informasi dan pengetahuan yang ada pada saat melakukan forecasting.

Forecasts dihasilkan, diupdate, dan di review atas dasar

informasi progres.

Informasi progres terdiri dari hasil progres yang lalu dan dan informasi lain yang akan mempengaruhi proyek yang akan datang contohnya :

Estimate at completion dan Estimate to complete.

3.2.2.4 Project Performance Reviews

Review kinerja dengan membandingkan kinerja biaya

melebihi waktu, Jadwal kegiatan atau melewati paket pekerjaan yang direncanakan dan tidak terpenuhinya anggaran (planed value).

 Variance analysis/analisis perbedaan  Trend analysis/ analisis kecenderungan

(37)

 Earned value techniques/teknik nilai pendapatan. 3.2.2.5 Project Management Software

Dapat menggunakan spreadsheet atau PM software seperti

Artemis-7, Primavera, Microsoft office project. Dll.

3.2.2.6 Variance Management

Cost management plan menjelaskan bagaimana cost variance

dikelola, contoh : adanya tanggapan yang berbeda terhadap masalah “major atau minor”.

Besarnya varian menuju ke penurunan seperti tambahan pekerjaan yang terpenuhi.

Variance lebih besar diijinkan pada awal proyek dan bisa menurun pada akhir proyek.

3.2.3. Output/keluaran dari Pengendalian Biaya 3.2.3.1 Cost Estimate diperbaharui 3.2.3.2 Cost Baseline diperbaharui

3.2.3.3 Performance Measurements/ pengukuran kinerja

Hasil perhitungan CV (Cost Variance), SV (Schedule

Variance), CPI (Cost Performance Index) dan nilai SPI (Schedule Performance Index) untuk komponen WBS,

khususnya paket pekerjaan dan control accounts,

didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada stakeholders. 3.2.3.4 Forcasted Completion/Perkiraan selesainya proyek

Perhitungan nilai EAC (Estimate at Completion) atau laporan nilai EAC didokumentasikan dan nilai dikomunikasikan dengan stakehloders.

Perhitungan nilai ETC (Estimate to Complete) atau laporan nilai ETC yang disajikan perusahaan didokumentasikan dan nilai dikomunikasikan kepada stakeholders.

3.2.3.5 Requested Changes/Permintaan perubahan

3.2.3.6 Recommended Corrective Actions/Rekomendasi tindakan koreksi

Tindakan koreksi dilaksanakan untuk membawa perkiraan kinerja proyek yang akan datang segaris dengan project management plan.

(38)

Seperti tindakan khusus diambil untuk menyeimbangkan cost variances.

Tabel 3.6

Contoh Formulir Pencatatan Realisasi Biaya

TOTAL

( NILAI KONTRAK ) CADANGAN

SUB TOTAL PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

2.

OVERHEAD PUSAT / CABANG/ PERW. 1.

BIAYA TIDAK LANGSUNG III

SUB TOTAL UANG MUKA PPH / PPH final

2. PPN ( 10% ) 1. KEWAJIBAN PAJAK II SUB TOTAL OVERHEAD LAPANGAN 6. PERSIAPAN / PENYELESAIAN 5. SUBKONTRAKTOR 4. ALAT 3. UPAH 2. BAHAN / MATERIAL 1.

BIAYA LANGSUNG PROYEK I Keterangan Rp. PEMBEBANAN Sub.Kel Kel. TOTAL ( NILAI KONTRAK ) CADANGAN SUB TOTAL PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

2.

OVERHEAD PUSAT / CABANG/ PERW. 1.

BIAYA TIDAK LANGSUNG III

SUB TOTAL UANG MUKA PPH / PPH final

2. PPN ( 10% ) 1. KEWAJIBAN PAJAK II SUB TOTAL OVERHEAD LAPANGAN 6. PERSIAPAN / PENYELESAIAN 5. SUBKONTRAKTOR 4. ALAT 3. UPAH 2. BAHAN / MATERIAL 1.

BIAYA LANGSUNG PROYEK I Keterangan Rp. PEMBEBANAN Sub.Kel Kel.

(39)

Tabel 3.7

Contoh Status Biaya Proyek Dengan Earned Value Analysis

JutaIDR%

2000 100

1800 90

1600 80

1400 70

1200 60

1000 50

800 40

600 30

400 20

200 10

0

0

3

6

12

25

35

52

75

85

95

98

99 100

%

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 13

Month

Planned Cost (PV)

(BCWS)

Actual Cost (AC)

(ACWP)

C

o

s

t

Data Date

Projected Budget Completed

Projected Time Completed

Schedule Overrun

Cost Overrun

Work Performed (EV)

(BCWP)

(40)

RANGKUMAN

Monitor dan Pengendalian Biaya Proyek menjamin bahwa pelaksanaan biaya sesuai penganggaran yang telah ditetapkan, namun bila ternyata didalam pelaksanaan terjadi perubahan, maka akan dilakukan peninjauan ulang dan persetujuan adanya perubahan biaya dan anggaran.

Pengukuran/penilaian terhadap realisasi biaya dilakukan secara berkala dengan metode Earned Value Analisis yang memberikan early warning terhadap kinerja biaya/anggaran. Pengukuran dan penilaian kinerja secara berkala diperlukan Input/masukan untuk Pengendalian Biaya yaitu :

Cost Baseline

Project Funding Requirements

 Laporan Kinerja

Work Performance Information/ Informasi kinerja pekerjaan

Approved Changes Requests/ Persetujuan Permintaan Perubahan

Project Management Plan/ Rencana Manajemen proyek

Penggunaan Teknik dan Cara dalam Pengendalian Biaya yaitu :

Cost Change Control System/Sistem pengendalian perubahan biaya.

 Performance Measurement Analysis/ Analisis pengukuran kinerja dengan cara Earned Value analysis

 Forcasting/ memperkirakan  Project Performance Reviews  Project Management Software  Variance Management

Output/keluaran dari Pengendalian Biaya adalah :  Cost Estimate diperbaharui

Cost Baseline diperbaharui

 Performance Measurements/ pengukuran kinerja  Forcasted Completion/Perkiraan selesainya proyek  Requested Changes/Permintaan perubahan

(41)

PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

2. Memonitor dan mengendalikan biaya proyek

2.1 Kinerja diukur dan dinilai secara periodik dengan

membedakan &

membandingkan antara realisasi biaya (AC)

terhadap Rencana

pekerjaan (PV) yang

menghasilkan Cost

Variance (CV = 0) dan Cost Performance Index (CPI = 1)

2.1.1 Apa akibatnya bila Cost Variance kurang dari Nol ?

2.1.2 Apa artinya bila Cost Variance lebih dari Nol?

2.1.3 Apa artinya bila Cost Variance = Nol? 2.1.4 Bagaimana kalau Indek kinerja biaya

kurang dari 1? Dan bagaimana kalau lebih dari 1?

2.2 Realisasi biaya dicatat sebagai masukan dalam memberikan rekomendasi & akuntansi / perpajakan.

2.2.1 Untuk apa catatan realisasi biaya? 2.2.2 Kapan realisasi biaya dilaporkan?

2.2.3 Kepada siapa realisasi biaya dilaporkan?

2.3 Status biaya proyek saat ini, dan faktor yang

mempengaruhi adanya

perubahan biaya

ditetapkan

2.3.1 Faktor apa yang akan mempengaruhi perubahan biaya proyek?

2.3.2 Apa arti status biaya saat ini?

2.3.3 Bila perubahan biaya terjadi, apa yang akan dilakukan?

(42)

KUNCI JAWABAN BAB III

2.1.1 Menggunakan sumberdaya yang kurang berpengalaman 2.1.2 Menguntungkan proyek.

2.1.3 Sesuai rencana

2.1.4 Kurang dari 1 (satu) berarti kinerjanya jelek, Lebih dari 1 (satu) berarti kinerjanya baik.

2.2.1 Sebagai masukan dalam memberikan rekomendasi & akuntansi/perpajakan. 2.2.2 Secara berkala sesuai dengan kebutuhan perusahaan/ proyek

2.2.3 Kepada stakeholder

2.3.1 Rencana yang tidak realistis dan tidak sempurna. 2.3.2 Status biaya pada saat cut off

(43)

BAB IV

FINALISASI ANGGARAN PROYEK

4.1 UMUM

Rencana Anggaran Biaya Proyek (RAP) adalah salah satu dokumen kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operational pelaksanaan proyek, sebagai acuan/pedoman operasional pelaksanaan proyek. Khususnya dalam pengelolaan yang berhubungan dengan hasil usaha proyek, yaitu sebagai pedoman dalam mencapai pendapatan proyek dan mengendalikan biaya proyek, agar tercapai seperti yang direncanakan.

Rencana anggaran pelaksanaan proyek yang dibuat adalah hasil estimasi/perkiraan biaya proyek, termasuk perkiraan (rencana) pendapatannya.

4.2 ALOKASI DAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Componen Biaya dalam RAP Biaya Upah meliputi antara lain :  Upah borongan Mandor  Upah Harian

Biaya bahan

Biaya subkontraktor Biaya peralatan

 Biaya operasional alat

 Biaya perbaikan,perawatan dan pemeliharaan  Pembelian suku cadang

 Overhaul /perbaikan besar Biaya Tak langsung (BTL)  Biaya pekerjaan persiapan  Biaya lapangan (site expenses)

 Gaji pegawai, tunjangan dan fasilitas lain

 Perlengkapan kantor, base camp, barak pekerja dll. Biaya peralatan umum dan kendaraan

Biaya asuransi (Astek,CAR, Asuransi pihak ketiga), biaya bank (bunga,provisi) Unsur-Unsur Bahan, Upah dan Alat

Pos Persiapan/Penyelesaian Pos Overhead proyek

(44)

Biaya rumah tangga : telepon, listrik, air minum, makan, expedisi, pengiriman surat surat/dokumen dll.

Penyusutan peralatan dan kendaraan. Pengobatan, transportasi, hotel dll

Biaya perjalanan dinas, ATK, Perlengkapan kerja Alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

4.3 PERUBAHAN ANGGARAN

Perubahan anggaran bisa terjadi karena perubahan pengalokasian anggaran yang diakibatkan adanya perubahan lingkup, dan kebijakan operasional.

Perubahan harus mendapatkan persetujuan dari para stakeholder dan masih sebatas cost baseline. Contohnya : semula anggaran biaya tidak langsung dirubah menjadi biaya langsung, atau pay item supply by owner berubah menjadi supply by contractor. Atau pay item waterproofing atap dipindah menjadi waterproofing kamar mandi.

4.4 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi anggaran dibuatkan laporan secara berkala sesuai standar yang diperlakukan pada perusahaan/instansi masing masing.

Realisasi anggaran akan serasi dengan realisasi biaya sepanjang tidak ada penyimpangan. Contohnya : Pay item 4020 pada data date PV (plan value) = 50% ternyata realisasinya baru 10% (akan terlihat ada apa?), atau pay item 4010 pada data date PV = 60% ternyata realisasi anggarannya sudah habis. (ada apa?)

(45)

RANGKUMAN

Finalisasi anggaran proyek berdasarkan kebijakan yang berada pada penetapan Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek, adanya berbagai perubahan baik alokasi maupun besaranya dilakukan peninjauan ulang dan dilaporkan secara berkala.

Rencana Anggaran Biaya Proyek (RAP) adalah salah satu dokumen kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operational pelaksanaan proyek, sebagai acuan/pedoman operasional pelaksanaan proyek. Khususnya dalam pengelolaan yang berhubungan dengan hasil usaha proyek, yaitu sebagai pedoman dalam mencapai pendapatan proyek dan mengendalikan biaya proyek, agar tercapai seperti yang direncanakan.

Rencana anggaran pelaksanaan proyek yang dibuat adalah hasil estimasi/perkiraan biaya proyek, termasuk perkiraan (rencana) pendapatannya.

Componen Biaya dalam RAP meliputi Biaya Upah , Biaya bahan, Biaya subkontraktor, Biaya peralatan, Biaya Tak langsung (BTL). Dalam perubahan anggaran harus

mendapatkan persetujuan dari para stakeholder dan masih sebatas cost baseline.

Realisasi anggaran dibuatkan laporan secara berkala sesuai standar yang diperlakukan pada perusahaan/instansi masing masing.

(46)

PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

3. Memberikan kontribusi pada proses finalisasi biaya proyek

3.1 Tindakan yang disepakati dilakukan untuk

mengalihkan mata anggaran sesuai kebutuhan proyek dan realisasinya dilaporkan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk memastikan tujuan biaya tercapai.

3.1.1 Apa persyaratan mengalih pindahkan mata anggaran?

3.1.2 Berikan salah satu contoh pengalihan anggaran.

3.1.3 Bagaimana memastikan bahwa tujuan biaya tercapai?

3.2 Perubahan biaya ditinjau ulang dan masih dalam

batas PEP (Project

Execution Plan/Rencana

Pelaksanaan Proyek)

3.2.1 Apa acuan didalam meninjau ulang atas perubahan biaya?

3.2.2 Apakah diperbolehkan realisasi biaya akhir proyek melebihi Rencana yang dianggarkan?

3.2.3 Kalau boleh sebatas apa? 3.3 Realisasi biaya proyek

dilaporkan secara berkala

untuk kepentingan

Laporan keuangan dan auditing.

3.3.1 Kepada siapa laporan ini disampaikan ? 3.3.2 Kapan laporan ini disampaikan ?

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Dep. PU, Pedoman penyelenggaraan Pemberdayaan Penanggung Jawab

Teknik Badan Usaha Konstruksi. PU 2005

Asiyanto, Ir, MBA, IPM Construction Project Cost Management, PT. Pratnya Paramita, 2002.

PMI, A Guide to the Project Management Body of Knowledge, Third Edition. 2004

(48)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Perkiraan biaya dibuat berdasarkan WBS dengan tingkat keakuratan sesuai dengan besarnya informasi data yang diperoleh dan dapat digambarkan pada metode estimating dan hasilnya disebut Preliminari estimate (sangat kasar), budget estimate (kasar), dan definitif estimate (sesuai kontrak).

1 Karena WBS disusun secara hirarqi dan mendapatkan persetujuan secara formal yang menggambarkan lingkup proyek.

2 Analogous estimating.

3 Definitive estimate, adalah biaya proyek secara detail yang bersifat definitif (Nilai kontrak), yaitu pertemuan angka antara Owner estimate dan Bid price kontraktor

4 (a) Terjadi Cost Overrun terhadap estimasi awal, (b) Terjadi hasil yang tidak konsisten

(c) Kurang detail,

(d) Dokumentasi yang jelek/lemah,

(e) Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana (f) Tidak dapat diandalkan untuk cost control

(49)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Biaya-biaya dipetakan sesuai pay item pada WBS dictionary dan dikomunikasikan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk dimasukkan ke dalam cash flow proyek sebagai anggaran (persyaratan pendanaan proyek).

1 Sesuai dengan biaya aktual (sesuai kemampuan manajemen) yang diharapkan.

2 Cost estimate.

3 (a) Untuk menetapkan biaya produksi, (b) untuk keperluan sendiri. (intern)

(50)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Perkiraan biaya dibuat berdasarkan WBS dengan tingkat keakuratan sesuai dengan besarnya informasi data yang diperoleh dan dapat digambarkan pada metode estimating dan hasilnya disebut Preliminari estimate (sangat kasar), budget estimate (kasar), dan definitif estimate (sesuai kontrak).

1 Karena WBS disusun secara hirarqi dan mendapatkan persetujuan secara formal yang menggambarkan lingkup proyek.

2 Analogous estimating.

3 Definitive estimate, adalah biaya proyek secara detail yang bersifat definitif (Nilai kontrak), yaitu pertemuan angka antara Owner estimate dan Bid price kontraktor

4 (a) Terjadi Cost Overrun terhadap estimasi awal, (b) Terjadi hasil yang tidak konsisten

(c) Kurang detail,

(d) Dokumentasi yang jelek/lemah,

(e) Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana (f) Tidak dapat diandalkan untuk cost control

(51)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Biaya-biaya dipetakan sesuai pay item pada WBS dictionary dan dikomunikasikan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk dimasukkan ke dalam cash flow proyek sebagai anggaran (persyaratan pendanaan proyek).

1 Sesuai dengan biaya aktual (sesuai kemampuan manajemen) yang diharapkan.

2 Cost estimate.

3 (a) Untuk menetapkan biaya produksi, (b) untuk keperluan sendiri. (intern)

(52)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Tindakan yang disepakati dilakukan untuk mengalihkan mata anggaran sesuai kebutuhan proyek dan realisasinya dilaporkan kepada pihak yang lebih berwewenang untuk memastikan tujuan biaya tercapai.

1 3.1.1 Sesuai kebutuhan proyek dan mendapat persetujuan dari stakeholder .

2 3.1.2 Semula anggaran biaya tidak langsung dirubah menjadi biaya langsung contohnya tadinya biaya overhead head office berubah menjadi beban anggaran Lapangan/site.

3 3.1.3 Adanya perubahan masih didalam kerangka acuan anggaran.

(53)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Perubahan biaya ditinjau ulang dan masih dalam batas PEP (Project Execution Plan/Rencana Pelaksanaan Proyek)

1 3.2.1 Acuannya adalah PEP (Project execution Plan/ Rencana pelaksanaan proyek)

2 3.2.2 Secara kontraktual tidak diperbolehkan, kecuali ada persetujuan perubahan.

3 3.2.3 Maksimum 10% diatas total anggaran.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

3. Realisasi biaya proyek dilaporkan secara berkala untuk kepentingan Laporan keuangan dan auditing.

1 3.3.1 Kepada stakeholder.

2 3.3.2 Secara berkala sesuai kesepakatan/kebutuhan perusahaan/proyek.

3 3.3.3 Untuk kepentingan laporan keuangan, auditing dan peningkatan manajemen.

Gambar

Diagram 2.1  S-curve
Tabel 3.1  Tabular Report

Referensi

Dokumen terkait

Gambar berwarna sedikit lebih rumit karena kita berurusan dengan array 3D di mana setiap piksel dirender dalam tiga channel warna yang berbeda.. Menarik untuk membagi gambar asli

Proses pencarian diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama karena gejala-gejala yang dialami pada kedua subjek menyerupai penyakit lain sehingga perlu dilakukan

Menjalankan usaha dibidang pembangunan, meliputi pemborong pada umumnya (general contractor); pemasangan komponen bangunan (berat/heavy-lifting); pembangunan konstruksi

Kalusul arbitrase ini dapat dimuat dalam perjanjian pokok ataupun dapat dibuat dalam perjanjian tersendiri. Landasan pembentukan perjanjian ini dapat dibuat

Variabel bebas (X) strategi pembelajaran aktiftipe giving question and getting answer (GQGA).Variabel terikat (Y) dalam penelitian adalah hasil belajar kimia

Dengan sistem bagi hasil migas konvensional dan harga gas saat ini sangat kurang cocok untuk diterapkan pada industri Shale Hidrokarbon, karena dari perhitungan keekonomian

Prosedur yang memadai untuk memberikan keyakinan kepada Pemerintah Daerah mengenai jumlah Dana Perimbangan yang akan dialokasikan kepada suatu daerah termasuk menyebutkan

38 Pada sistem pengendalian persediaan dengan safety stock, perencana material (planner) akan menentukan berapa safety stock material dan lot size.. Dengan sistem