0 1 1 2 2 3 3 4 q -t-q (%) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 y-o-y (%) q tq yoy qtq 2,6 0,87 0,74 0,2 2,37 2,16 2,4 1,6 1,29 1,79 1,71 0,78 2,1 1 3,19 1,96 2,23 0,97 yoy 8,07 7,36 5,99 4,47 4,24 5,59 7,34 8,85 7,67 7,27 6,55 5,69 6,53 5,71 7,24 8,5 8,63 8,6 T w.I-04 T w.II-04 T w.III-04 T w.IV-04 T w.I-05 T w.II-05 T w.III-05 T w.IV-05 T w.I-06 T w.II-06 T w.III-06 T w.IV-06 T w.I-07 T w.II-07 T w.III-07 T w.IV-07 T w.I-08 T w.II-08 Sumber : BPS *) angka sementara
Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif
Asesmen Ekonomi
Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan
II-2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan
terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan laju pertumbuhan yang berkontraksi dari 8,63% pada tw.I-2008 menjadi 8,6% di triwulan laporan (y-o-y). Tinjauan secara triwulan (q-t-q) memperlihatkan perlambatan yang lebih agresif, dari 2,23% di tw.IV-2007 menjadi 0,97%. pada tw.I-2008.
Di sisi permintaan, penurunan laju pertumbuhan terbesar
terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga. Meski investasi PMTB
menunjukkan kenaikan yang signifikan, turunnya laju pertumbuhan ekspor yang disertai meningkatnya impor ke wilayah Kepulauan Riau semakin mengkonfirmasi perlambatan yang terjadi pada triwulan II-2008.
Asesmen Inflasi
Laju inflasi Kota Batam pada tw.II-2008 mengalami
dibanding periode yang sama tahun 2007 yang hanya 1,06% (ytd). Sedangkan inflasi tahunan tercatat sebesar 8,93% (yoy) juga lebih tinggi dibanding tingkat inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai sebesar 5,41%. Meskipun demikian laju inflasi tahunan bulan Juni (yoy) masih lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 11,03% (yoy).
Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Kota Batam & Nasional
Asesmen Perbankan
Kondisi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan
II 2008 menunjukkan peningkatan yang cukup stabil terhadap periode
sebelumnya. Beberapa indikator-indikator perbankan, seperti total
aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit oleh perbankan terus mengalami pertumbuhan.
Indikator
Periode
2007 2008
Tw. II Tw. III Tw.IV Tw.I Tw.II Bank Umum Jaringan Kantor 41 44 44 45 45 Total Asset 15.106.938 15.851.731 16.000.135 16.065.809 16.709.890 Total DPK 12.795.065 13.497.036 13.586.189 13.442.509 14.071.918 Total Kredit 7.228.680 7.726.078 8.215.755 8.583.889 9.291.399 LDR (%) 56,5 57,24 60,47 63,86 66,03 NPLs (%) 4,28 3,47 2,6 1,57 2,33 BPR Total Asset 498.558 593.383 628.812 642.366 680.641 Total DPK 410.714 461.030 476.104 498.168 504.879 Total Kredit 306.565 348.435 370.587 394.750 461.337
Total asset bank umum mencapai Rp.16,71 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 4,01% dibanding triwulan I 2008 yang tercatat sebesar Rp. 16,07 triliun, sedangkan secara tahunan terdapat peningkatan sebesar Rp.1,6 triliun (10,61%) terhadap triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank umum di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan triwulan II 2008 mencapai Rp14,07 triliun atau meningkat sebesar Rp629 milyar (4,68%) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,44 triliun.
Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan II 2008 meningkat sebesar Rp707 miliar atau tumbuh sebesar 8,24% dibandingkan posisi akhir tahun 2007. Peningkatan jumlah kredit dan penurunan DPK mengakibatkan tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) bank umum di Provinsi Kepulauan Riau meningkat menjadi 66,03% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 63,86%.
Sementara itu, total asset BPR mengalami peningkatan sebesar Rp38,26 miliar (5,96%) menjadi sebesar Rp680,64 miliar dibanding triwulan I 2008 yang tercatat sebesar Rp642,37 miliar. Sedangkan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan laporan meningkat dengan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan I 2008 total dana yang dihimpun BPR tercatat sebesar Rp498,16 miliar, maka pada triwulan II 2008 meningkat menjadi Rp504,88 miliar atau naik sebesar Rp6,71 miliar (1,35%). Jumlah kredit yang diberikan oleh BPR yang beroperasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2008 sebesar Rp461,34 miliar atau meningkat Rp66,59 miliar (16,87%) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp394,75 miliar.
Asesmen Sistem Pembayaran
Perkembangan aliran uang yang masuk (inflow) dan keluar
(outflow) di wilayah kerja Bank Indonesia Batam secara nominal
dengan triwulan II 2008 terjadi outflow sebesar Rp791 miliar sedangkan inflow sebesar Rp60 miliar sehingga terjadi net outflow Rp731 miliar. Jumlah penarikan yang cukup tinggi pada triwulan II 2008 terkait dengan penarikan oleh bank dalam rangka pemenuhan kebutuhan uang untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM pada akhir Mei 2008.
Nilai transaksi melalui sistem kliring lokal di wilayah
Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2008 mencapai Rp2,72
triliun dengan jumlah warkat sebanyak 108.574 lembar. Nilai total
kliring tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,46 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 104.027 lembar.
Transaksi BI-RTGS yang berasal dari Kota Batam tercatat sebesar Rp1,58 triliun atau 91,84% dari total seluruh transaksi BI-RTGS yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan transaksi yang berasal dari Kabupaten Tanjung Balai Karimun dan Kota Tanjung Pinang masing-masing tercatat sebesar Rp84,34 miliar dan Rp56,37 miliar.
Sementara itu, transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Batam sampai dengan Juni 2008 tercatat sebesar Rp1,92 triliun atau 90,14% dari seluruh transaksi BI-RTGS yang masuk ke Provinsi Kepulauan Riau. Transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Tanjung Pinang tercatat sebesar Rp111,53 miliar. Sedangkan transaksi BI-RTGS yang masuk ke Tanjung Balai Karimun dan Natuna tercatat sebesar Rp96,98 miliar dan 1,82 miliar.
Jumlah uang rupiah palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia
Batam pada triwulan II 2008 berjumlah Rp3.280.000,00 dengan jumlah
lembar sebanyak 52 lembar. Apabila dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, terdapat peningkatan nominal sebesar Rp3.040.000,00, sedangkan dari sisi jumlah lembar mengalami peningkatan sebesar 43 lembar.
Asesmen Keuangan Daerah
Penyerapan anggaran di tw.II-2008 lebih atraktif dibanding
triwulan sebelumnya. Realisasi penerimaan selama tw.II mencapai
24,8% dan pengeluaran/belanja mencapai 37,5% dari target 2008 yang
telah ditetapkan. Adapun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (R-APBD) Tahun Anggaran 2008 provinsi Kepulauan Riau yang disahkan sebesar Rp 1,389 triliun yang terdiri dari komponen Pendapatan sebesar Rp 1,178 triliun, Belanja sebesar Rp 1,382 triliun, dan Pembiayaan sebesar Rp 204 milyar. Dibandingkan jumlah APBD tahun 2007 sebesar Rp 1,467 triliun, APBD tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 5,32%. Penurunan lebih disebabkan karena berkurangnya penerimaan dari Dana Perimbangan dan perhitungan pembiayaan dari Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA).
Tabel 4.1 – Perkembangan APBD TA.2005-2007 & RAPBD TA.2008 Provinsi Kepulauan Riau
No STRUKTUR APBD TA. 2005 TA. 2006 TA. 2007 TA.2008
1 PENDAPATAN 371,721,840,000 911,152,768,000 1,019,498,530,494 1,178,500,000,000 2 BELANJA 483,577,930,500 1,136,081,909,773 1,459,367,000,000 1,382,500,000,000 3 PEMBIAYAAN 111,856,090,500 224,929,141,773 439,868,869,506 204,000,000,000
TOTAL APBD 501,134,743,000 1,189,966,909,773 1,467,000,000,000 1,389,000,000,000
Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah – Provinsi Kepulauan Riau
Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan III 2008
Asesmen perekonomian Kepulauan Riau pada tw.III-2008
diperkirakan kembali terkoreksi dengan tekanan yang lebih berat
dibanding triwulan sebelumnya. Di sisi sisi permintaan,
tertekannya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu masih sangat dirasakan pengaruhnya terhadap pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga. Realisasi penerapan FTZ secara riil diharapkan mampu mendorong aktivitas investasi dan perdagangan luar negeri. Sementara laju pertumbuhan sektor Industri Pengolahan yang menjadi buffer pertumbuhan di sisi sektoral diproyeksi melambat sekitar 0,5% dibanding tw.II-2008. Di samping itu, sektor Bangunan, Pengangkutan dan Listrik juga
menjadi penyumbang dominan menurunnya laju perekonomian di tw.III-2008.
Prospek harga-harga secara umum pada tw.III-2008
diperkirakan tetap mengalami peningkatan (inflasi) pada kisaran
7,99% - 9,60% (yoy), sehingga sampai dengan akhir September 2008
inflasi tahun kalender mencapai 7,43% - 8,02% (ytd). Kenaikan
harga (inflasi) masih didorong oleh efek kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu, di samping kecenderungan pergerakan beberapa indikator ekonomi regional dan internasional. Harga minyak dunia yang tetap tinggi cukup mempengaruhi pergerakan harga-harga di dalam negeri, terutama disebabkan tingginya ketergantungan provinsi Kepulauan Riau terhadap barang kebutuhan impor diluar kebutuhan pokok.