• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI POLA PENGELOLAAN KEUANGAN SETELAH PENERAPAN BLUD DI PUSKESMAS SOREANG KABUPATEN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI POLA PENGELOLAAN KEUANGAN SETELAH PENERAPAN BLUD DI PUSKESMAS SOREANG KABUPATEN BANDUNG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI POLA PENGELOLAAN KEUANGAN SETELAH PENERAPAN BLUD

DI PUSKESMAS SOREANG KABUPATEN BANDUNG

Ayu Laili Rahmiyati, Gunawan Irianto, Agus Riyanto, Husnia Dwi Rizkiyanti Program Studi Kesehatan Masyarakat (S-1), STIKes Jenderal Achamd Yani Cimahi

ayunasihin@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Puskesma s seba ga i Ba da n La ya nan Umum Da era h (BLUD) berpelua ng untuk dapat meningka tka n pela yanan ke ma syara kat. Puskesma s sorea ng a dala h sa la h sa tu ya ng menera pkan pola pengelolaan keua nga n, na mun pa da penera pannya ma sih terda pa t kenda la . Tujuan Penelitian: untuk mengeva lua si dan mengeta hui input, proses da n output da la m pengelola an keuanga n setela h menera pkan pola keuangan BLUD di Puskesma s Sorea ng. Metode Penelitian: jenis penelitia n ini deskriptif kua lita tif denga n ra nca nga n fenomenologi. Informa n ditentukan denga n tehnik purposive sa mpling denga n jumla h 5 ora ng. Pengumpula n da ta mela lui wa wa nca ra mendala m, observa si da n tela a h dokumen di Puskesma s Sorea ng. Hasil Penelitian: Setela h BLUD SDM terka it keua nga n berta mbah sehingga mempermudah pengelola an keuangan, namun masih ma sih merangkap denga n pekerja a n la in. Da na perenca naan keuangan masih belum terenca na denga n baik, sa ra na pra sarana setelah BLUD suda h cukup mema dai, SOP mengena i pengelola a n keua ngan masih da la m proses penyusunan. Pa da aspek proses pengelola a n keua nga n setela h BLUD pengelola a n keua nga n Puskesmas lebih lelua sa da n fleksibel da lam mengelola keua nga n na mun ma sih diba wa h penga wa sa n Dina s Keseha ta n. Kesimpulan: Puskesma s Sorea ng disa ra nka n untuk da pat mela kukan perenca naan a ngga ra n denga n lebih terperinci di setia p ta hunnya, melengkapi SDM ya ng dibutuhka n untuk mengura ngi beba n kerja petuga s da n tida k mera ngka p ja batan, menyelesa ikan SOP ya ng tela h disusun.

Kata Kunci: Badan Layanan Umum Daerah, Pengelolaan Keuangan ABSTRACT

Background: Puskesmas as a Regional Public Service Agency (BLUD) has the opportunity to improve services to the community. The Soreang Public health center is one that applies a pattern of financial management, but in its application there are still obstacles. Research Objectives: to evaluate and find out the inputs, processes and outputs in financial management after applying the BLUD financial pattern in the Soreang Community Health Center. Research Methods: this type of research is descriptive qualitative with a phenomenolog ical design. Informants were determined by a purposive sampling technique with a total of 5 people. Data collection through in-depth interviews, observation and document review at the Soreang Community Health Center. Research Results: After the BLUD, HR related to finance increased, making it easier for financial management, but it was still concurrent with other jobs. Financial planning funds are still not well planned, infrastructure after the BLUD is sufficient, SOP on financial management is still in th e process of preparation. In the aspects of the financial management process after the BLUD the Puskesmas financial management is more flexible and flexible in managing finances but is still under the supervision of the Health Office. Conclusion: Puskesmas Soreang is advised to be able to carry out budget planning in more detail each year, supplementing the human resources needed to reduce the workload of officers and not hold concurrent positions, completing SOP that have been prepared.

Keywords: Regional Public Service Agency, Financial Management

PENDAHULUAN

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan perventif,

(2)

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Paradigma baru pengelolaan keuangan Negara sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, paling tidak memiliki tiga kaidah keuangan Negara, yaitu: orientasi pada hasil, profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi. Paradigma ini dimaksudkan untuk memangkas ketidak efisienan dan ketidak efektifan pemerintah, sebagaimana selama ini telah diprsepsikan oleh masyarakat.

Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berpeluangan untuk dapat meningkatkan pelayanan ke masyarakat.

Puskesmas akan mengelola sendiri

keuangannya, tanpa memiliki ketergantungan operasional ke Pemerintan Daerah (Pemda). Puskesmas dengan status BLUD seperti yang tertuang dalam permendagri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dalam hal ini, layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga penganggaran. Demi memberikan pelayanan yang lebih maksimal terhadap masyarakat, maka perubahan Puskesmas menjadi BLUD buakn tidak mungkin untuk diwujudkan. Melalui konsep pola pengelolaan keuangan BLUD ini, Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme, mendorong enterprenership, transparansi, dan akuntablilitas dalam rangka pelayanan publik, sesuai dengan tiga pilar yang diharapkan dari pelaksanaan Pola Pengelolaan

Keuangan (PPK) BLUD ini, yaitu

mempromosikan peningkatan kinerja pelayanan publik, fleksibilitas pengelolaan keuangan dan tata kelola yang baik (Indrawati, 2007).

Upaya untuk menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLUD telah dillakukan di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung. Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas, diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan

pengadaan barang/jasa. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung, dengan diterapkannya pengelolaan keuangan BLUD terdapat bebrapa kelebihan diantaranya: pendapatan Puskesmas meningkat dari tahun 2015 yaitu Rp. 96.154.000,00 menjadi Rp. 136.102.450,00 ditahun 2016, dan semakin meningkat di tahun selanjutnya, bertambahnya jumlai pegawai BLUD dari tahun 2015 sebanyak 26 orang. Namun, terdapat kelemahan juga dalam pengelolaan keuangan setelah BLUD di Puskesmas Soreang yaitu, proses belanja barang/jasa yang lebih panjang dibandingkn sebelum di terapkan PPK-BLU, hal tersebut terjadi karena Puskesmas Soreang belum memiliki Pejabat Pengadaan Baramg. Proses penyusuna RBA pun lebih panjang di bandingkan sebelum menerapkan PPK-BLUD sehingga berdampak pada pengelolaan keuangan di Puskesmas baik untuk penggajian peawai, dan pengadaan barang/jasa yang terlambat.

Berdasarkan dari uraian diatas, banyak hal yang sangat menarik perhatian penulis oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Pola Pengelolaan Keuangan Setelah Penerapan BLUD di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui evaluasi pola pengelolaan keuangan setelah penerapan BLUD di Puskesmas Soreang, serta mengetahui bagaimana proses input, proses, dan output pengelolaan keuangan sebelum dan sesudah BLUD di Puskesmas Soreang

METODE

Desain atau rancangan penelitian yng dilakukan di Puskesmas Soreang adalah fenomenologi dengan format yang digunakan deskriptif kualitatif yang merupakan kerangka acuan bagi peneliti untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang memungkinkan seorang peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan

(3)

suatu fenomena secara holistik dengan menggunakan kata-kata tanpa harus bergantung pada sebuah angka.

Pendekatan kualitatif menkankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Tehnik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik sampling purposif (purposive sampling). Dalam tehnik ini peneliti secara sengaja memilih individu dan tempat untuk mempelajari atau memahami fenomena sentral. Standar yang digunakan dalam memilih partisipan dan tempat adalah apakah mereka kaya akan informasi.

Dalam penelitian ini orang yang dijadikan informan adalah Kepala Puskesmas karena yang paling mengetahui kondisi keuangan di lingkungan tempat kerjanya, selanjutnya adalah kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas selaku pejabat pengelola keuangan di puskesmas,

kemudian bendahara penerimaan dan

pengeluaran Puskesmas karena penelitian ini berhubungan dengan perubahan pengelolaan keuangan khususnya perbedaan sesudah dan sebelum BLU, dan yang terakhir adalah staf manajemen keuangan yang mengurus segala keuangan di Puskesmas.

. Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencara dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yang dilakukan melalui proses wawancara (in depth interview) kepada informan, observasi dan dokumentasi.

2. Keduksi Data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

3. Penyajian data (data display) merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. 4. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya sehingga diperoleh

kesimpulan yang jelas kebenaran dan kepastiannya. Sumber data terdiri dari :

a. Hasil wawancara degan informan

penelitian yaitu Kepala Puskesmas

Soreang, Kepala bagian Tata Usaha

Puskesmas

Soreang,

Bendahara

Puskesmas

Soreang, serta Staf

bagian manajemen keuangan.

b. Hasil observasi yang didapat dengan

melakukan pengamatan langsung

tentang perbedaan yang terjadi

mengenai pengelolaaan keuangan

sesudah dan sebelum BLU

c. Sumber data sekunder terdiri dari:

Laporan keuangan, sumber dari

arsip, dokumen pribadi dan dokumen

resmi

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Input

a. Man (Sumber Daya Manusia)

Upa ya untuk mena mbah SDM telah dila kuka n di Puskesma s BLUD setela h menera pkan pola pengelola a n keua nga n BLUD. Na mun, petugas ya ng a da ma sih mera ngka p denga n pekerja a n lain khususnya di bida ng keua nga n. Ha l tersebut berda sa rka n wa wa ncara mendala m denga n informan, seba ga i berikut :

“...untuk tenaga bendahara itu sendiri masih di ra ngka p denga n petuga s da ri puskesma s, sa lah sa tunya benda hara pengelua ra n ma sih mera ngkap denga n tena ga pra na tal la bora torium Puskesma s, kemudia n benda ha ra penerimaan ma sih mera ngkap denga n tena ga a dministra si Puskesma s. Persya ra tan ya ng ditera pka n da ri ka bupaten sendiri bendahara

(4)

ha rus dija ba t oleh PNS da n tida k meliha t Ia tar bela ka ng pendidika nnya ... ” (IUI).

“...karena kalau disini bendaharanya pun kua lifika sinya ma sih da ri petuga s gizi, a da ya ng bagian ketata usahaan,dan ada yang analis....” (ITA1) b. Money (Dana)

Da na da la m sua tu progra m kesehatan memiliki pera na n penting da la m terca pa inya tujuan sua tu progra m. Da na ya ng terka it a da la h dana penunja ng untuk opera siona l da la m pengelola an Puskesma s. Da na tersebut bera sa l da ri ka pita si dan pema sukan Puskesma s, seba ga ima na yang disa mpa ika n oleh informa n seba ga i berikut:

”... dana bersumber dari 1 sumber yaitu dari ka pita si, kemudia n di ta mbah sumber-sumber Iainnya seperti da na pema sukan Puskesma s, a da dari kir a tau da ri pa sien umum, bunga ba nk da n giro juga termasuk...” (IUI).

“...sumbernya itu dari layanan itu BLUD, da ri ka rcis, tinda ka n,tindakan itu gigi, KB, UGD ma cem-macem ya h, terus ja sa la bora torium ya h di periksa kolestrol, a sa m ura t Hb ya ng gitu, kir dokter da n kir ha ji, terus a da MOU denga n pa rkir dengan dishub, itu ma suknyajasa penda pa tan Ia in -la in...” (ITA 3).

Berda sa rka n observa si ya ng dila kuka n di Puskesma s Sorea ng Ka bupa ten Ba ndung, denga n di tera pka nnya pengelola an keua nga n BLU terdapat bebera pa kelebiha n dia nta ra nya: pendapatan Puskesma s meningka t da ri da ri ta hun 2015 ya itu 96.154.000,00 menja di 136.102.450 ,00 di ta hun 2016, da n sema kin meningka t di ta hun sela njutnya.

c. Material (Sarana dan Prasarana)

Sa ra na da n pra sarana yang tersedia ba ik da ri segi kua ntitas da n kua lita s a ka n mendukung penca pa ian tujua n da ri sua tu progra m. Sa ra na dan pra sa ra na da pa t direa lisa sika n berda sa rkan perminta a n da ri pemega ng sua tu progra m ka rena pemega ng progra m ya ng mengeta hui kebutuhan apa sa ja ya ng perlu dipersia pka n da la m mela kukan kegia ta nnya. seba ga ima na ya ng disa mpa ikan oleh informa n seba ga i berikut :

“...jadi kita merealisasikan sarana dan pra sa na kemba li kepa da pemega ng progra m ka rena mereka ya ng ta hu kebutuhannya. Ka rena sa ya sebagai pengelola keua nga n denga n ba ckground gizi tidak mengeta hui kebutuhannya a pa sa ja ya ng dperluka n di lupa nga n, Ja di kita ha nya menyiapkan sa ja sesua i

spesifika si ya ng dltninta da ri lema nlema n. Jika mema ng sesua i ma ka kita cross check da n kua rea lisa sika n di ta hun depa n.. " (IUI).

Setela h menera pkan pola pengelola an BLUD di Puskesma s Sorea ng, sa ra na da n pra sarana sema kin muda h untuk dipenuhi, da n dapat meningka tka n sema nga t kerja pa ra tena ga medis dan non medis. Ha l tersebut berda sa rka n hasil wa wa ncara denga n informa n seba gima na berikut :

”...semenjak BLUD yah alhamdulillah sa ra na pra sara na mula i da ri computer dulu ma h cuma sa tu rebuta n, uda h gitu ba nya k virus, tida k ada pemeliha ra a n. Ka la u seka ra ng ma h ba gus a da ruang ra pa tnya bisa ba gus, meja 1 ora ng 1 semua menga nda lkan da ri dina s la h ka la u dulu,kita ha rus penga jua n da ri dina s. Seperti ibu a ja ka la u di la b kita ingin Pipet tida k bisa itu cuma bisa untuk ruma h sakit denga n ra wa t ina p,ka la u kita mau beli itu ka n mahal pa ke ua ng sta pa da rima na.Sekarang setela h BLUD ka n semua nya kita ola h sendiri untuk kita juga ,ja di kita sema nga t mela ya ni ka rena sa ra na pra sa ranya suda h dilengka pi... "(IU 2).

d. Methode (Prosedur)

Prosedur disebut juga denga n Sta ndart Opera siona l Prosedur (SOP) ya ng berla ku di Puskesma s sorea ng terka it pengelola a n keua ngan ba ik sebelum da n sesuda h di tera pka nnya BLUD. Berda sa rka n ha sil wa wa nca ra denga n informan terka it pengelola a n keua nga n di Puskesma s Sorea ng seba ga i berikut :

“...Kalau SOP kita juga sudah melaksanakan a kredita si, ja di kita seka ra ng la gi upda ting dokumen terma suk SOP ja di untuk SOP keua nga n juga seka ra ng suda h a da , ka la u dulu tida k a da seka ra ng ka n kita ma u a kredita si ja di ma u ga ma u SOP seka ra ng ha rus a da " (IU1).

“...SOP untuk keuangan itu belum ada, tapi ka ya knya seka ra ng la gi di bikin, sebelumnya mah tida k a da ... " (IU2).

2. Proses

Proses pengelola a n keua nga n di Puskesmas da pa t berja la n denga n ba ik a pa bila ma sukan (input) nya sesua i denga n sta nda r ya ng di teta pkan. Dengan menera pka n pola pengelola a n keua nga n menjadi BLUD di Puskesma s Sorea ng, menja di lebih lelua sa da la m penera pa n a ngga ra n. berda sa rka n ha sil

(5)

wa wa nca ra denga n informa n terka it pengelola an keua nga n di Puskesma s Sorea ng seba ga i berikut :

“...jadi dengan BLUD ini kan sebenarnya kita lebih lelua sa da la m penga daan ba rang, ja di kalau dulu kita ha nya seba tas mengusulka n kebutuhan, dan ltu enta h ka pa n terea lisa sika nnya . Ta pi ka lau seka ra ng itu ka la u kita membutuhkan ba ra ng bisa la ngsung membela njakan. Ja di kita bisa lebih lelua sa da n lebihfleksibel da la m penera pa n a ngga ra n, Ja di kebutuha n lebih tepa t terpenuhi ketimba ng sebelum BLUD, ha ik SDM nya ma upun sa ra na pra sarananya. Lebih fleksibel denga n menonjolka n produktivitas, efisiensi, da n efektifita s... " (IUI).

Kenda la da la m proses pengeloJa a n ba ik sebelum da n sesuda h BLUD dira sa ka n di Puskesmas Sorea ng, seba ga ima na yang di sa mpa ika n oleh informan berikut : “... kalau pengelolaan yang dulu ka n tida k pa kai piha k ke 3 gitu ya , ya ng ha nya yang besa r besa r ka la u di a la s 10 jt ha rus pa ka i piha k ke 3.ka la u seka ra ng ma h ka yaknya sa ya denger-denger 5 jt juga uda h a da ya ng pesen kita tida k bisa pesen sendiri. Terus ka la u pembayaran seka rang kita tidak bisa ca sh ka la u seka ra ng itu ha rus tra nsfer. Pemeriksa a n SPJ nya juga lebih rumit ja di ada pena mbahan, persya ra tan. Ja di leblh susa h ya ng seka ra ng. BLUD kita dipega ng sendiri ka rna kila belum punya PPK Ja di kita teta p nginduk ke Dina s. Misa lnya kita ma u beli ini itu na nti sa ma PPK ba nyak di coretla h ka rna mereka tida k ta hu kebutuhan kita. Ka rna PPK buka n di kita . Dulu ka n kila tida k pa kai ya ng ka ya k gitu, a pa ya ng kita renca nakan kapan kita ma u a mbilya di a mbil gitu. Dura si sa rna a /dl SI/I asa ka da ng lebih la ma ya ng seka ra ng SPPI) ya ng bulan mei Juga belum iurun seka ra ng. Prosesnya ua di lama jadi lieur yang sekarang...” (ITA 2).

“...kalau dulu keuangan sebisa -bisa mungkin kita nunggu da ri dina s ka la u BLU kita kendala bia sa nya di a wa l ta hun, wa la upun kita punya u a ng ketuk pa lu untuk penga ngga ra n itu dengan seba ga inya itu setela h bula n ma ret dl bula n ja nuari febua ri kita kekosonga n terma suk BOK juga . Ka lau BLU untuk ya ng tertentu untuk penyediaan bara ng itu ya ng belum ka rena ha rus a da ijinnya PPK. PPK ha rus a da SK nya ….” (ITAI).

“...perencanaan RBA itu pasti di buat akhir ta hun ya ng la lu bikinla h kita da ri user da ri ma sing-ma sing poli di a juka n nanti di a juka n di RBA. Ta hun berja la n a da progra m ta mbahan memerluka n ini itu ga k a da la h di RBA ja di kita ha rus menunggu RBA peruba ha n Cuma ma sa lahnya kita ha rus menunggu,

seka lipun ua ngnya a da di kita ta pi kita ha rus tetep ada di RBAnya . Na h peruba ha n RBA itu juga terja dwal di Dina s ga k gima na kita ma u meruba hjadi ha rus nunggu gitu. Ka ya bula n ini di a gustus a da a pa aja nih ya ng ma u diruba h di ta mba h a ta u ma u a da ya ng dikura ngi gitu ya . Ja di kenda la nya disitu kita kan pa toka nnya di RBA ka lo di RBA ga k a da kita ga k bisa beli gima na dong ma ufotokopi susa h ma beli ini itu susa h da ka la u di Dina s ka n mereka tida k ma u tau pa toka nnya RBA..." (IU2).

Upa ya penyelesa ia n ma sa lah tersebut sudah dila kuka n oleh Pusekesma s Sorea ng. Seba ga imana wa wa nca ra denga n informan berikut :

“...Solusinya ya kita bingung, kalau sesuai prosedur ya kita la kuka n peruba han sa ja baru bisa di eksekusi setela h di ketok pa lu itu juga ya ba ru boleh bela nja nih menurut prosedur ma h gitu... " (IU2)

3. Output

Output (kelua ra n) a da la h sesua tu ya ng terja di a kiba t proses tertentu denga n menggunakan ma suka n/ input ya ng tela h diteta pka n.indikator kelua ra n dija dika n la ndasan untuk menila i kemajuan sua tu a ktivita s a ta u tola k ukur di ka itka n dengan sa sa ra n-sa saran ya ng tela h diteta pka n denga n baik da n terukur. Output da ri pengelola a n keua ngan sebelum da n sesuda h BLUD di Puskesma s sorea ng da la h ha sil da ri kesesua ia n input da n proses da lam pengelola a n BLUD di puskesma s da n da mpak yang dira sa ka nnya setela h menera pkan Pola pengelola an BLUD. Berda sa rka n ha sil wa wa nca ra dengan informa n di da pa tkan :

“...sebetulnya tujuan akhirnya itu kan untuk meningka tka n ta ra f kepua sa n terha da p ma syarakat da la m pembangunan kesehatan masyarakat. Kitakan sena p ta hun dila kuka n SKM ya (survey kesehatan ma sya rakat) ka la u ta hun la lu itu dila kuka n 2 ka li da la m 1 ta hun da la m jumla h sa sara nnya itu 300, Itu ka n a da nila i-nila i ya ng mema ng pointnya itu da ri ta hun keta hun sa ya liha t meningka t, a pa la gi dengan seka ra ng rea kredita si itu betul-betul survey tu dl SOP ka n Juga , kila a da kota k sa ra n,kita terbuka dengan a da nya medsos ya ng terbuka ya itu seba ga i input ma suka n dari ma sya rakat da n pa da kenya taannya mema ng ma sya rakat pua s denga n pela ya na n di Puskesma s ini denga n kondisi kenya ma nan sega la rupa nya itu da pa t kita liha t da ri sumber kepuasan ma sya rakat tadi. Tujuan BLUD nya juga sudah sangat dira sa ka n... " (IU1)

(6)

“....hasil keluarannya sudah sesuai, kita lebih lelua sa a pa la gi setela h SOTK ba ru 2019 ini ya. Denga n a da nya berdiri sendiri lebih lelua sa la gi BLU ta pi tetep a da ra mbunya Sih beba s ta pi tida k sebeba s-beba snya ma sih da la m penga wa sa n. Kua lita s pela ya nan juga meningka t ya ska ra ng suda h a da tim mutunya , da ri tim mutunya ternya ta bila ng ibu kotak sa ra n di penda ftran tida k nya man ta dinya pa sien da fta r ka n berdiri otoma tis ka n sa ya ha rus liha t ka lau sa ya nunggu dropping da ri dina s sa mpa i ka pan kan bergilir.ka la u seka ra ng Oh ya uda h kita eksekusi bikin perenca na an bikin PI P2 P3 ja di perenca na an dan pela ksa na anya ha rus di bikin dulu sa mpa i ya ng a khirnya seka ra ng penda ftaran bisa duduk nyaman seperti di fa silita s ya ng la in ya ng mengutamakan customer service…"(ITA l).

1. Input

a. Sumber Daya Manusia

Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa teaga kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang maksimal kepada msyarakat.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang berpotensi terhadap keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program (Purnama,2015). Ketersediaan SDM setelah menerapkan pola pengelolaan BLUD sudah di anggap cukup karena dengan di berlakukannya BLUD, Puskesmas lebih leluasa dalam pengelolaannya termasuk SDM di dalamnya, semenjak tahun 2016 Puskesmas Soreang mampu menambah jumlah SDM BLUD sebanyak 26 orang hingga tahun 20118. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan di dukung dengan hasil laporan

implementasi BLUD 2018. Sebelum

menerapkan BLUD Puskesmas Soreang hanya memiliki 1 orang bendahara yang mengurus seluruh kegiatan administrasi sendiri.

b. Dana (Money)

Permendagri No. 61 tahun 2017 yang berisi bahwa sumber pendapatan BLUD berasal dari 6 jenis pendapatan yaitu: Jasa pelayanan, Hibah, Hasil Kerjasama dengan pihak lain, APBD, APBN, lain-lain pendapatan yang sah.

Setelah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD pendapatan puskesmas meningkat dari tahun 2015 yaitu Rp.96.154.000,00 menjadi Rp.136.102.450,00 di tahun 2016, dan semakin meningkat ditahun selanjutnya.

c. Material (Sarana Prasarana)

Menurut Pemerintahan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2018 pengertian sarana adalag bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan dan digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang pelayanan. Sedangkan prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu sarana dapat berfungsi.

Dalam kurun waktu 3 tahun yaitu sejak

2015-2018 Puskesmas Soreang telah

menambahkan 50 prasarana penunjang kegiatan pelayanan di puskesmas setelelah menerapkan pola pengelolaan BLUD. Sebelum menerapkan pola BLUD prasarana di Puskesmas Soreang masih sangat terbatas dengan sarana dan prasarana seadanya.

d. Prosedur

Prosedur merupakan dasar bagi petugas melaksanakan kegiatan operasional program di Puskesmas. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil keja yang dapat dilihat dari dua hal yaitu kesesuaian implementasi kebijkan dengan SOP yang telah ditentukan dan tercapai tujuan kebijakan (Ismail dkk, 2016).

SOP sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sebagai acuan standar. Puskesmas Soreang belum memiliki SOP untuk mengelola keuangannya, selama ini hanya berdasarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana dari Dinas Kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara SOP baru akan di buat saat akan menghadapi Akreditasi Puskesmas.

2. Proses

Bidang layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah degan

(7)

Pola Pengelolaab Keuangan BLUD meliputi kegiatan pemerintah yang bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan barang dan jasa. Puskesmas dengan status BLUD seperti dalam Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, yaitu: layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga penganggaran, demi memberikan pelayanan yang lebih maksimal terhadap masyarakat.

Melalui konsep pola pengelolaan keuangan BLUD ini, Pueskesmas diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme, mendorong enterpreneurship, transparansi, dan akuntabilitas dalam rangka pelayanan publik, sesuai dengan tiga pilar yang diharapkan dari pelaksanaan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD ini, yaitu mempromosikan peningkatan kinerja pelayanan publik, fleksibilitas pengelolaan keuangan dan tata kelola yang baik (Indrawati, 2007).

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dalam proses pengelolaan pendapatan sebelum BLUD seluruh pendapatan di setorkan ke kas Daerah dan dikelola oleh Dinas Kesehatan. Sedangkan setelah BLUD proses pendapatan keuangan dapat dikelola sendiri. Pada roses pembelanjaan sebelum BLUD di kelola oleh

dinas Kesehatan dan setelah BLUD

pembelanjaan dilakukan sendiri tetapi tetap dalam pengawasan Dinas Kesehatan.

3. Output

Output adalah ahsil langsung yang dapat diraakan dari suatu proses, dalam hal ini terkait dengan pengelolaan keuangan sebelum dan sesudah BLUD. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa engutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya di dasarkab pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Tujuan dari BLUD sendiri adalah meningkatkan kualitas pelayanan

masyarakat, memjukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran input perubahan pola

pengelolaan keuangan sebelum dan sesudah BLUD di Puskesmas soreang yaitu:

a. Man (Sumber Daya Manusia) yang terlibat sebelum menerapkan pengelolaan keuangan BLUD hanya ada 1 bendahara yang mengerjakan seluruh pengelolaan keuangan di

Puskesmas soreang. Setelah

menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD semenjak tahun 2015

Sumber Daya Manusia yang

mengelola keuangan pun bertambah

yaitu bendahara pemasukan,

bendahara pengeluaran, bendahara pembantu pengeluaran, dan akuntan. b. Money (Dana) terkait pengelolaan

keuangan di Puskesmas Soreang berasal dari kapitasi, jasa layanan umum BLUD, pendapatan lain-lain yang sah„ BOK, Giro,bunga bank. Kendala terkait dana dalam penelitian ini yaitu adanya silpa defisit hampir disetiap tahunnya setelah menerapkan pengelolaan keuangan BLUD, di karenakan perhitungan kebutuhan dari setiap unit yang kurang tepat. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permaslahan tersebut adalah dengan terus melakukan sosialisasi terkait kebutuhan di setiap unitnya.

c. Materiał (sarana dan prasarana) terkait pengelolaan keuangan sebelum dan sesudah BLUD yaitu : sebelum menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD prasarana yang tersedia sangat terbatas shingga dałam

(8)

penggunaannya masih harus bergantian. Setelah menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLUD

prasarana di Puskesmas Soreang mulai dilengkapi dengan komputer masing-masing,meja kerja dll.

d. Methode (prosedur) Standart Operasional Prosedur (SOP) terkait pengelolaan keuangan di Puskesmas

Soreng masih dałam proses

pembuatam Sebelumnya, dałam pengelolaan keuangan Puskesmas hanya mengikuti juknis (petunjuk teknis) dan juplak (petunjuk pelaksanaan) yang diberikan oleh Dinas kesehatan. Namun, belum ada peraturan baku yang tertulis mengenai tata kelola keuangan iłu sendiri sehingga aturannya pun sering berubah-rubah.

2. Proses pengelolaan keuangan setelah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD menjadi lebih leluasa karena

Puskemas dapat membelanjakan

kebutuhannya sendiri, namun tetap dałam pengawasan Dinas Kesehatan karena belum memiliki pejabat pengadan barang dan fasa sendiri, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan sebelum menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD. Masalah lainnya adalah jika suatu waktu membutuhkan dana urgent maka harus melakukan perubahan RBA terlebih dahulu yang dijadwalkan oleh Dinas kesehatan sehingga membutuhkan waktu lama.

3. Output (hasil) dari penerapan pola pengelolaan keuangan BLUD adalah keleluasan dalam mengelola keuangan, kelengkapan sarana dan prasarana, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung.

SARAN

1. Bagi Puskesmas Soreang

a. Puskesmas

diharapkan

dapat

melakukan perencanaan anggaran

dengan lebih terperinci di setiap

tahunnya.

b. Menghimbau kepada setiap unit

program

untuk

mendata

kebutuhannya medis dan non medis

secara

rinci

agar

segala

kebutuhannya dapat terrealisasikan.

c. Melengkapi SDM yang dibutuhkan

agar tidak merangkap jabatan dan

dapat mengurangi

beban

kerja

petugas.

d. Menyelesaikan SOP yang sedang

disusun agar dapat segera digunakan

sebagai

pedoman

petugas

menjalankan kegiatan operasional

terkait pengelolaan keuangan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjumya

diharapkan dapat melakukan penelitian lengkap terkait pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang belum diteliti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Armen, F., dan Azwar, V.2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Didik, SA. 2015. Hubungan Unsur Meneiemen Dengan Penerapan Sistem Informasi Menejemen Puskesmas di Kabupaten Boyolali. Ilmu Kesehatan.Universitas Muhamadiyah Surakarta.

https://blud.co.id/wp/2017/10/polapengelolaan-keuangan-bludpuskesmas/ (di akses 30 Juni 2019)

Indrawati,Ph.D. , 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Refika Aditama

(9)

Nurningsi, R. A. (2018). Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Di Rsud Haji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, elSSN : 2302-2531. Jogianto.2005. Pengertian Sistem.Yogyakarta:

andi

Moelong, J.2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja rosdakarya.

Notoatmojo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Nyoman Trio Susandi, K. B. (2017). Kinerja Keuangan Dan Efisiensi Proses Internal Sebelum Dan Sesudah Penerapan PPK-BLUD Pada Rsud Kab.Klungkung. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 1701-1730.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Perubahan atas PP Nomor 23 Tahun 2005.

Permendagri, No.79 Tahun 2018. Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Restianto, YE., dan Bawono,IR. 2015. Pengelolaan Keuangan BLU/BLUD. Yogyakarta: Sekolah Tinggi limu Menejemen YKPN.

Riyanto, Agus. 2013.Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan.Yogyakarta: Nuha

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiono, B. W. 2016. Analisis Kinerja

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rsud Dr. Saiful Anwar Malang. e — Jurnal Riset Manajemen.

Suryaningsih, R. 2015. Kinerja Keuangan Layanan Kesehatan Sebelum Dan Sesudah Penerapan PPK BLU. Jurnal Bisnis & Manajemen, 57 - 80.

Suwarsi, Y. 2015. Penerapan Pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) Pada Program Kesehatan Jiwa Masyarakat Puskesmas Di Kabupaten Sleman. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 44 - 49.

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

www.djpk.kemenkeu.go.id (diakses pada 21-07-2019)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

ket et apan-ket et apan yang t ermuat dalam Surat Keput usan ini, akan dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran yang berlaku. KEENAM : Surat keput usan ini bersif at sement

kan bahwa sikap dan perilaku politik masyarakat Desa Kutasari dalam pemilihan Kepala Desa umumnya lebih berorientasi pada perasaan suka atau tidak suka ketimbang faktor

Dengan ini memberitahukan bahwa setelah diadakan Penetapan oleh Panitia Pengadaan Langsung Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran maka

Iowa City and the surrounding areas have a total population of about 90,000 people, part of which are the students enrolled at the nearby University.. There are over 28,000

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Blumberg dan Pringle (1982) dan Farahmita (2013) bahwa partisipasi anggaran akan memberikan manfaat yang

Hasil penelitian menunjukkan lokasi, merchandise, pricing, promosi, atmosfer dalam gerai, dan retail service berpengaruh positif signifikan terhadap impulse buying, hal ini berarti

- Pada ruas Jalan Pongkeru – Malili terdapat 5 (lima) Unit Jembatan yang kondisi existingnya sama, berupa Jembatan lantai kayu dengan Abutmen Pasangan Batu