• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

SHOIMATUL FARIDA G 000 050 107

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009

(2)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Surakarta, Juni 2009 Kepada: Yth Dekan Fakultas Agama Islam UMS

di Surakarta

هتاكربو لا ةمحرو مكيلع ملسلا

Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi dari mahasiswa yang tersebut di bawah ini :

Nama : Shoimatul Farida No. Induk : G 000 050 107

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Judul : Manajemen Keuangan Sekolah di SMA Muhammadiyah I Simo

Maka selaku pembimbing/pembantu pembimbing kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk dimunaqosahkan.

هتاكربو لا ةمحرو مكيلع ملسلا

Pembimbing I

Drs. Ari Anshori, M.Ag

Pembimbing II

Drs. Bambang Raharjo, M.Ag

(3)

PENGESAHAN Nama : Shoimatul Farida

No. Induk : G 000 050 107

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Judul : Manajemen Keuangan Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo Tahun Pelajaran 2008/2009)

Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Ujian Munaqosah Skripsi Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) pada tanggal 29 Juni 2009 dan dapat diterima sebagai kelengkapan akhir dalam menyelesaikan Studi Strata Satu (S-1) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Surakarta, 29 Juni 2009 Dekan FAI

Dra. Hj. Chusniatun, M.Ag Dewan Penguji

Penguji I

Drs. Ari Anshori, M.Ag

Penguji II

Drs. Bambang Raharjo, M.Ag Penguji III

Drs. Ramelan, M.Ag

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis atau ditampilkan oleh orang lain kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang secara tertulis dalam naskah dan semuanya telah dijelaskan

sumbernya serta disebutkan di dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juni 2009 Penulis,

Shoimatul Farida

G 000 050 107

(5)

Kebenaran yang tidak terorganisir (dikelola) dengan baik maka mampu

dikalahkan dengan kebatilan (dikelola dengan baik). [Ali bin Abi Tholib; K.W]

IKUTILAH ARUS DIMANAPUN ENGKAU BERLAYAR NAMUN PEGANG TEGUHLAH AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH

BAGAI KARANG YANG KOKOH MESKI DIHANTAM BADAI

 …   







   

  … 

"…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…" [ ath – Thalaq: 2-3 ]

Kejarlah Impianmu dan Tinggalkanlah Kesia-siaan.

(6)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Buat suamiku tercinta yang dengan segala pengorbanannya telah menggerakkan hati saya untuk selalu semangat dalam menghadapi arti sebuah hidup yang sebenarnya serta motivasi dalam skripsi ini.

2. Ibunda dan Ayahanda; atas semua pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. 3. Adikku tersayang yang telah menyempatkan waktunya dan selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Buat mbak Tatikku sayang yang telah memberikan motivasi serta do'a bagi penulis, bahwasannya "dimanapun kita berada Allah akan selalu menguji kita".

5. Seluruh keluarga penulis; semoga skripsi ini bisa memberikan inspirasi untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

6. Teman-temanku seperjuangan group nasyid putri "Qosimatunnada" yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. 7. Seluruh umat islam; semoga cepat bangun dari tidurnya.

(7)

نمو هل لضم لف لا ه دهي نم ،انل امع أ ت ائيس نم و انسفن أ ر

،هل كي رش ل ه دحو لا لإ هلإ ل نا دهشا ،هل يد اه لف للضي

لآ ىلللعو دللمحم ىلللع ىلص مهللا ،هلوسرو هدبع ادمحم نا دهشاو

.

نيدلا موي ىلإ ن اسح إب مهعبت نمو هب احصاو دمحم

Untaian puji syukur hanya untuk Allah SWT semata. Yang Maha Melihat dan Mengetahui apa yang tersirat dalam hati hambanya. Dialah yang membimbing hati seorang hamba untuk senantiasa ridha atas segala takdir-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada figur teladan umat, berakhlaq mulia, penegak kebenaran, penerang jalan sepanjang zaman,

Rosulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah mengikuti jalan perjuangannya.

Alhamdulillah dengan susah payah akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul: Manajemen Keuangan Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

Dalam skripsi ini penulis membahas tentang manajemen keuangan sekolah serta beberapa aspek yang berkaitan dengan konsep manajemen keuangan sekolah yang merupakan ciri khas sekolah swasta, termasuk fungsi manajemen keuangan serta komponen manajemen keuangan, ditulis juga dalam skripsi ini pembahasan mengenai konsep dasar budget sekolah yang meliputi; budget kurikulum, budget administrasi dan keuangan, budget sarana dan prasarana serta budget kesiswaan.

(8)

pengelolaan manajemen keuangan sekolah tersebut sudah cukup memadai dan sesuai dengan konsep manajemen keuangan sekolah yang merupakan landasan dan tolak ukur di sekolah swasta serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Skripsi merupakan syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) jurusan pendidikan agama islam (Tarbiyah) Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Dra. Hj. Chusniatun, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Agama Islam yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian ini.

2. Jajaran Dekanat, segenap dosen dan karyawan Tata Usaha (TU) FAI, yang telah membimbing dan membantu penulis serta teman-teman organisasi dalam mengembangkan diri dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 3. Drs. Ari Anshori, M.Ag sebagai dosen pembimbing I, telah meluangkan

waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 4. Drs. Bambang Raharjo, M.Ag sebagai dosen pembimbing II, yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan sabar dan ikhlas.

5. Drs. Samudi, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah I Simo, yang telah memberikan ijin pada penulis untuk mengadakan penelitian.

(9)

menyelesaikan laporan skripsi ini.

7. Seluruh keluargaku yang senantiasa memberikan motivasi dan do'a sehingga penulis dapat menyelesaikan Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I).

8. Seluruh teman-teman Fakultas Agama Islam terima kasih atas kerja samanya, dari kalian telah terukir persahabatan yang indah.

9. Semua pihak yang telah membantu, baik materiil maupun spiritual yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal kebaikannya.

Tidak ada gading yang tak retak; no one perfect; tidak ada seorangpun yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semata. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang memerlukannya.

Surakarta, Juni 2009

Shoimatul Farida

(10)

NOTA DINAS PEMBIMBING...ii PENGESAHAN...iii PERNYATAAN...iv MOTTO...v PERSEMBAHAN...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL...xiv ...xv DAFTAR GAMBAR...xvi DAFTAR LAMPIRAN...xvii ABSTRAKSI...xviii BAB I...1 PENDAHULUAN...1

A.Latar Belakang Masalah...1

B.Penegasan Istilah...5

C.Rumusan Masalah...6

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

1.Tujuan Penelitian...6

2.Manfaat Penelitian...7

E.Kajian Pustaka...7

(11)

3.Metode Pengumpulan Data...11

G.Sistematika Penulisan...14

BAB II...15

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH ...15

A.Manajemen Keuangan Sekolah ...15

1.Pengertian...15

2.Prinsip Manajemen Keuangan...21

3.Dasar Manajemen Keuangan Sekolah...23

4.Tugas Manajemen Keuangan...24

5.Komponen Manajemen Keuangan...25

B.Konsep Dasar Budget Sekolah ...26

1.Budget Kurikulum dan Pembelajaran ...37

2.Budget Administrasi dan Keuangan...37

3.Budget Sarana dan Prasarana...42

4.Budget Kesiswaan...42

BAB III...44

GAMBARAN UMUM DAN BUDGET SEKOLAH...44

A.Gambaran Umum...44

1.Sejarah SMA Muhammadiyah 1 Simo...44

2.Letak Geografis...45

3.Struktur Organisasi...46

4.Fungsi dan Tugas Pengelola SMA Muhammadiyah 1 Simo...48

5.Visi dan Misi serta Tujuan Sekolah...54

6.Prestasi...57

7.Keadaan Guru dan Karyawan serta Siswa...57

(12)

2.Budget administrasi dan keuangan...73

3.Budget sarana dan prasarana...73

4.Budget kesiswaan...74

C.Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Keuangan Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo...77 1.Faktor Pendukung...77 2.Faktor Penghambat...77 BAB IV...78 ANALISIS DATA...78 A.Budget Sekolah...78 1.Budget Kurikulum...78

2.Budget Administrasi dan Keuangan...79

3.Budget Sarana dan Prasarana...81

4.Budget Kesiswaan...82

B.Usaha Sekolah dalam Menggali Dana...83

C.Faktor Pendukung dan Penghambat...85

1.Faktor Pendukung ...85

2. Faktor Penghambat dalam Manajemen Keuangan Sekolah...86

BAB V...87

PENUTUP...87

A.Kesimpulan...87

B.Saran...89

1.Bagi Kepala Sekolah...89

2.Bagi Guru...90

(13)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

Tabel 1...57

Prestasi SMA Muhammadiyah 1 Simo...57

Tabel 2 ...58

Daftar guru SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun pelajaran 2008/2009...58

Tabel 3...59

Daftar karyawan SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun pelajaran 2008/2009...59

Tabel 4...59

Kondisi Siswa Lima Tahun Terakhir...59

Tabel 5...60

Fasilitas Ruang Kepala Sekolah...60

Tabel 6...61

Fasilitas Ruang Kantor Guru...61

Tabel 7...62

Fasilitas Ruang Kantor Tata Usaha...62

Tabel 8...63

Fasilitas Ruang Kantor BP...63

Tabel 9...63

Fasilitas Ruang Dapur...63

Tabel 10...64

Fasilitas Ruang Foto Copy...64

Tabel 11...65

(15)

Fasilitas Ruang Komputer...65

Tabel 13...66

Fasilitas Ruang Olah Raga...66

Tabel 14...67

Fasilitas Ruang Perpustakaan...67

Tabel 15...68

Fasilitas Ruang Laboratorium...68

Tabel 16...69

Fasilitas Ruang Kelas...69

Tabel 17...69

Fasilitas Masjid...70

Tabel 18...75

Rekapitulasi Anggaran Pendidikan...75

Tabel 19...84

Prosentase Penerimaan Anggaran Pendidikan...84

Tabel 20...84

Prosentase Pengeluaran Anggaran Pendidikan...84

(16)

Bagan Kesimpulan Bab II...43 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 1 Simo...47

(17)

1. Denah SMA Muhammadiyah 1 Simo 2. Pengajuan judul skripsi

3. Surat keterangan telah melakukan penelitian 4. Berita acara konsultasi skripsi pembimbing I 5. Berita acara konsultasi skripsi pembimbing II 6. Permohonan menjadi pembimbing I

7. Permohonan menjadi pembimbing II 8. Permohonan ijin riset

9. Pedoman Wawancara 10. Biodata penulis

(18)

maanajemen keuangan sekolah. Manajemen pendidikan ditanggung oleh pemerintah, orangtua dan usaha lembaga pendidikan itu dan manajemen keuangan sekolah di dapat dari bagaimana merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan. Budget sekolah merupakan rencana kegiatan sekolah yang meliputi aspek-aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan belajar mengajar pada waktu tertentu dan pada waktu yang akan datang. Budget sekolah ini biasanya disebut sebagai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

Permasalahan dalam penelitian ini mengambil tema bagaimana manajemen keuangan sekolah swasta dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Simo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen keuangan sekolah dan faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen keuangan sekolah yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Simo. Subjek dalam penelitian ini adalah manajemen keuangan dengan sumber data kepala sekolah, kepala bidang bendahara Cabang Simo dan kepala bidang bedahara sekolah SMA Muhammadiyah 1 Simo. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil dokumentasi, observasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini bahwa pengelolaan manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 simo dikelola melalui pembayaran siswa ke bendahara sekolah 11% dan 89% dikelola di Persyarikatan Muhammadiyah Bagian Pendidikan dan Pengajaran Cabang Simo untuk keperluan Pendidikan dan Kebudayaan Muhammadiyah yang ada di Simo. Dalam usaha penggalian dana, SMA Muhammadiyah 1 Simo memperoleh dana dari orang tua 11% berupa uang pangkal, dana ekstrakurikuler dan sumber lain dan bantuan dari pemerintah 23% yang berupa beasiswa prestasi dan murid yang tidak mampu, dana perpustakaan, dana BOMM, dana BBE, dana rehab, dana komputer dan yayasan pendidikan. Faktor pendukung yang dimiliki SMA Muhammadiyah 1 Simo dalam manajemen keuangan meliputi bantuan dari wali murid dan dari pemerintah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah ada sebagian siswa yang telambat membayar SPP maupun uang pengembangan dan sumber pendapatannya terbatas. Hendaknya kendala yang ada segera diidentifikasi ditentukan skala prioritas penanganannya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, seperti pembayaran BP3 tepat waktu bagi siswa dalam tiap bulannya .

Kata kunci: Manajemen Keuangan Sekolah

(19)

A. Latar Belakang Masalah

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta

mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan

(http://inducation.blogspot.com/2008/10/manajeme-keuangan-sekolah.html). Keuangan dan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan

merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.

Kepala sekolah sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator (pejabat yang beri wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan

(20)

penerimaan dan pengeluaran anggaran), dan dilimpahkan fungsi ordonator (pejabat yang diberi wewenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan) untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena kewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan dari samping mempunyai fungsi-fungsi

bendaharawan, juga dilimpahkan fungsi ordonator untuk menguji atas pembayaran (Susilo, 2007: 61-65).

Pembiayaan pendidikan berkaitan langsung dengan keuangan. Pembiayaan merupakan hal yang penting dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Keuangan pendidikan disuatu negara terbukti berpengaruh terhadap kinerja pendidikan nasional dinegara bersangkutan. Pengaruh positif pembiayaan pendidikan terhadap kinerja pendidikan nasional ternyata lebih signifikan pada negara-negara maju. Sementara di negara-negara berkembang dan belum maju, pengaruh itu kurang terlihat nyata. Meski kecenderungan pengaruhnya tetap positif (Widiastoro, 2004: 156).

Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

(21)

Hal ini penting, terutama dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.

Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu: (1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan peneriman keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam

pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggungjawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin1 dan biaya

pembangunan2.

Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan

pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana 1 Biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru),

serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).

2 Biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab

gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.

(22)

sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.

(http://inducation.blogspot.com/2008/10/manajeme-keuangan-sekolah.html). Berdasarkan pengamatan sementara bahwa SMA Muhammadiyah 1 Simo mengalami kemunduran yang sangat pesat dibanding tahun 2005. Hal ini bisa dilihat dari jumlah siswa yang semakin berkurang. SMA

Muhammadiyah 1 Simo merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang terletak di Desa Ngreni. Terkait dengan manajemen keuangan sekolah, sumber pendapatan SMA Muhammadiyah 1 Simo diperoleh dari wali murid yang berupa SPP tiap bulan dan dana pengembangan, serta sumbangan dari pihak luar. Karena dengan SPP dan dana pengembangan yang diterima dari siswa tersebut SMA Muhammadiyah 1 Simo dapat berdiri sampai sekarang ini. Sedangkan sumbangan dari luar itu tidak setiap sekolah mendapatkannya, meskipun di SMA Muhammadiyah 1 Simo sudah pernah mendapatkannya akan tetapi dana tersebut tidak rutin dalam tiap tahunnya.

Dana SPP digunakan untuk gaji guru dan karyawan, dana pengembangan digunakan untuk perehapan gedung dan taman jika terjadi kerusakan, sedangkan sumbangan dari luar digunakan untuk kecakapan hidup, KBM, komputer pembelajaran dan buku pegangan. Selain digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sumbangan dari luar juga memberi bantuan bagi siswa yang berprestasi dan siswa yang tidak mampu.

Berdasarkan uraian diatas itulah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti lebih jauh tentang manajemen keuangan sekolah yang ada di SMA

(23)

Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009. Dalam hal ini, penulis mengambil judul penelitian tentang ”Manajemen Keuangan Sekolah Di SMA Muhammadiyah 1 Simo Tahun Ajaran 2008/2009”.

B. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas istilah yang ada dalam judul ini, penulis memberikan penegasan agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul, istilah yang digunakan dalam judul adalah manajemen keuangan sekolah.

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan (menyusun anggaran keuangan sekolah dan pengembangan RAPBS), melaksanakan (dibentuk laporan pembiayaan yang menempatkan uang pemasukan dan uang pengeluaran pada kolom yang saling berdampingan) dan mengevaluasi (memeriksa rencana pembiayaan untuk mengetahui anggaran yang sebenarnya) serta mempertanggungjawabkannya secara efektif (laporan bulanan dan triwulan kepada Dinas Pendidikan, Badan Administrasi Keuangan Daerah) dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, Mulyasa (2006: 193-194).

Dari penegasan istilah diatas dapat disimpulkan bahwa skripsi yang berjudul ”Manajemen Keuangan Sekolah di SMA Muhammdiyah 1 Simo Tahun Ajaran 2008/2009” adalah suatu penyelidikan ilmiah untuk

(24)

memperoleh keterangan atau data-data mengenai bagaimana mendapatkan, merencanakan, mengelola, mengontrol dan mengevaluasi manajemen keuangan serta unsur-unsur pendukung dan penghambat dalam manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammdiyah 1 Simo.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009?

2. Apa faktor penghambat dan faktor pendorong dalam manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas yang didasari pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

(25)

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam manajemen keuangan di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: Sebagai peningkatan efektifitas manajerial, khususnya dalam manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

E. Kajian Pustaka

Kajian/penelitian pendidikan yang berkaitan dengan manajemen keuangan sekolah pernah dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya:

1. Ichsani (STAIN SURAKARTA), dengan judul ”Transparansi Manajemen Keuangan” (Studi di Pondok Pesantren Salaf Dan Modern Masyithoh di Desa Bolo, Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen keuangan di pondok pesantren ini sudah transparan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang mengarah kepada perwujudan transparansi meliputi penyusunan anggaran, pembukuan keuangan, evaluasi keuangan dan pertanggungjawaban.

2. Sri Suratno (STAIN SURAKARTA) dengan judul ”Manajemen Pembiayaan Pendidikan” (Studi kasus di TK Islam Unggulan Bazsra Sragen Tahun Ajaran 2005/2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen yang diterapkan di TK Islam Unggulan

(26)

sudah sesuai dengan fungsi dan manajemen pembiayaan pendidikan dalam ruang lingkup administrasi pendidikan. Hal tersebut terlihat tugas manajemen pembiayaan pendidikan yang diterapkan antara lain sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembiayaan Sekolah

Merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis dengan melakukan fungsinya yaitu membuat Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

b. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Sekolah

Dalam pelaksanaannya semua pembiayaan pendidikan dicatat oleh bendahara baik pengeluaran maupun pemasukan. Dalam pencatatannya menggunakan bentuk staffel yakni bentuk pelaporan pembiayaan yang menempatkan uang pemasukan dan uang pengeluaran pada kolom yang saling berdampingan.

c. Evaluasi Anggaran Pembiayaan Sekolah

Merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana manajemen pembiayaan yang dilakukan pihak sekolah sesuai dengan Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang dalam proses perencanannya diterapkan sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) sehingga tidak lepas dari tujuan yang ditetapkan sebelumnya sehingga perlu dilakukan evaluasi dengan cara mengoreksi dan memeriksa ulang seluruh rencana

(27)

pembiayaan dan penjabarannya guna mengetahui posisi anggaran atau biaya yang sebenarnya.

3. Dr. Harsono, 2007 dalam bukunya yang berjudul "Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan" menyimpulkan bahwa kemampuan menyusun budget sekolah yang meliputi kegiatan dan program yang harus dikerjakan oleh sekolah dari waktu ke waktu, secara transparan, akuntabel, dan responsibel. Budget sekolah merupakan serangkaian kegiatan sekolah, pendapatan sekolah, biaya-biaya yang harus dibayar pada waktu tertentu dan pada waktu yang akan datang. Budget sekolah meliputi master budget yaitu budget lengkap yang dimiliki sekolah. Master budget dijabarkan lagi menjadi beberapa detail budget, detail budget meliputi budget kurikulum, budget kesiswaan, budget personalia, budget sarana prasarana. Budget dibuat oleh tim sekolah, kalau warga sekolah tidak memiliki keahlian untuk menyusun budget sekolah, maka sekolah dapat menyerahkan kepada pihak lain yang kompeten.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas hanya mengupas seputar manajemen pembiayaan dan keuangan sekolah, serta transparansi manajemen keuangan saja. Sedangkan yang mengkaji tentang manajemen keuangan sekolah belum pernah ada yang membahas, jadi penelitian ini mengandung unsur kebaruan sehingga layak diteliti dan tidak ada duplikasi.

(28)

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis peneltian ini adalah field research, karena yang diteliti adalah sesuatu yang ada dilapangan secara langsung. Dalam hal ini, objek yang diteliti adalah SMA Muhammadiyah 1 Simo. Penelitian lapangan ini bersifat kualitatif, yaitu berupa penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Robert Begnan dan Steven yang dikutip Lexy Moleong, 2000: 35).

2. Metode Penentuan Subjek Penelitian

a. Populasi

Menurut Mardalis (1995: 52), populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sample atau sekumpulan kasus telah memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, kasus tersebut dapat berupa orang, barang atau peristiwa. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, bidang bendahara dan bendahara cabang Simo.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, oleh karenanya pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara

(29)

sedemikian rupa sehinga dapat diperoleh sampling yang benar-benar mampu menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan kata sampel harus representative. Cara mengambil sampel yaitu dengan teknik pengambilan sampel yang disebut teknik sampling.

Teknik sampling menurut Djarwanto dan Pangestu (1981: 96), sampling adalah cara atau teknik yang diperuntukkan untuk mengambil sampel. Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel bertujuan atau purpose sampling. Menurut Suharsimi (2002: 127), sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Adapun yang menjadi syaratnya adalah pengambilan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang merupakan ciri pokok dari populasi dan subjek yang diambil benar-benar merupakan subjek yang paling mengandung ciri-ciri dalam populasi.

Terkait dengan penelitian ini, maka yang menjadi sampel adalah kepala sekolah dan bidang bendahara, guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 1 Simo.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian ini akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:

(30)

a. Metode Interview (wawancara)

Menurut Moleong (2002: 135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pelaku, yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewed) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sutopo (1988: 23) mengemukakan wawancara merupakan salah satu sumber informasi riset yang sangat penting didekati dengan interview. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang SMA Muhammadiyah 1 Simo, untuk mencari informasi dan data tentang budget sekolah, usaha sekolah dalam menggali dana, hambatan dan pendukung yang dihadapi dalam manajemen keuangan sekolah.

b. Metode Observasi (pengamatan)

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1981: 136). Hal ini senada dikemukakan Mardalis (2002: 63) bahwa observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang struktur organisasi, sarana dan prasarana dan visi, misi SMA Muhammadiyah 1 Simo.

(31)

c. Dokumentasi

Menurut Guba dan Licoln dalam Lexy Moleong (2002: 16) mendefinisikan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan antara lain letak geografis, visi dan misi, prestasi, keadaan guru dan karyawan, daftar siswa, sarana prasarana dan rekapitulasi anggaran pendidikan.

d. Analisis Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau vertifikasi (Milles dan Haberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian dilakukan reduksi data, yaitu menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan menarik kesimpulan.

(32)

G. Sistematika Penulisan

Bagian awal skripsi terdiri atas halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar. Bagian inti dibagi menjadi lima bab sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan. Pembahasan dalam bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Manajemen Keuangan Sekolah. Pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang pengertian manajemen keuangan sekolah yang meliputi: pengertian manajemen keuangan sekolah, prinsip manajemen keuangan serta konsep dasar budget sekolah.

BAB III: Gambaran Umum dan Budget Sekolah. Pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang gambaran umum SMA

Muhammadiyah 1 Simo letak geografis, struktur organisasi, visi dan misi sekolah, serta budget sekolah SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

BAB IV: Analisis Data. Pembahasan dalam peneltian ini membahas tentang manajemen keuangan sekolah, analisis budget sekolah, usaha sekolah dalam menggali dana, serta faktor pendukung dan penghambat manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Simo tahun ajaran 2008/2009.

BAB V: Penutup. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi : kesimpulan, saran dan penutup.

(33)

A. Manajemen Keuangan Sekolah

1. Pengertian

Pengelolaan keuangan sekolah haruslah memenuhi persyaratan responsibel, akuntabel dan transparan. Pengelolaan keuangan sekolah yang responsibel artinya bahwa semua hal ihwal yang berkaitan dengan penerimaan sumber dana dan pemanfaatan dana serta bukti administrasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan apabila ada kesesuaian antara penerimaan, perencanan kegiatan, perencanaan pemakaian dana, realisasi pemakaian dana, serta kondisi pasar yang melingkupinya.

Pengelolaan keuangan yang akuntabel merupakan kondisi dari aspek pengelolaan dana baik penerimaan, pengeluaran dan administrasinya dapat dipertanggungjawabkan didepan hukum. Kalau ada perbedaan penafsiran dan perbedaan kondisi, maka personal atau lembaga yang dapat disamakan dengan personal dapat dikenai delik pidana dan perdata.

Pengelolaan dana yang transparan terjadi manakala aspek-aspek administrasi dari pengelolaan dana itu dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait, misalnya internal audit, eksternal audit, petugas audit dari pemerintah, pejabat yang terkait, dan pihak yang terkait. Transparansi bukan berarti semua aspek administrasi keuangan dapat dilihat oleh siapa

(34)

saja. Lembaga memiliki aturan siapa saja yang boleh dilibatkan dalam pencatatan administrasi keuangan, mengetahui, memahami dan mendalami administrasi keuangan (Harsono, 2007:89-90).

Anggaran dasar Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, serta peraturan-peraturan tentang rangka dan pimpinan organisasi. Anggaran dasar juga memuat ketentuan tentang persidangan, pengangkatan, penggantian pimpinan, serta ketentuan tentang pembubaran organisasi. Adapun ART mengandung rincian dan ketentuan yang terkandung dalam AD yang meliputi syarat, kewajiban dan hak anggota, ketentuan Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah kedudukan pimpinan, permusyawaratan, pembiayaan maupun ketentuan korespondensi.

Bentuk amal usaha Muhammadiyah terdiri dari empat bidang yaitu:

a. Usaha di bidang keagamaan yaitu: memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah yang dihimpun dalam ketetapan Tarjih Muhammadiyah, terbentuknya Departemen Agama, dimasukkannya Pendidikan Agama sebagai mata pelajaran wajib di sekolah negeri atau umum, penyempurnaan pelayanan ibadah haji, menghilangkan kebiasaan yang non islami yang berbau ajaran (syirik, tahayul, khurofat) serta diakui oleh pemerintah ”Muhammadiyah sebagai badan Keagamaan”, SK Menteri Agama RI No. 1 tahun 1971.

(35)

b. Usaha di bidang pendidikan yaitu: pendidikan formal dari TK-PT dengan berbagai jenis pendidikan, pendidikan non formal-pengajian-pendalaman Keagamaan, serta diakui oleh pemerintah ”Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak di bidang pedidikan dan pengajaran”, SK Menteri P & K No. 23628/MPK/74.

c. Usaha di bidang kemasyarakatan yaitu: memelihara dan penyantun anak-anak yatim piatu dengan panti asuhan, menyelenggarakan penyantunan medis berupa (rumah sakit, BP, BKIA), serta diakui oleh pemerintah ”Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial”, SK Menteri Sosial No. K/162/I.K/71/HS.

d. Usaha di bidang Politik Kenegaraan yaitu ikut andil dalam berbagai arena perjuangan politik, baik pada zaman penjajahan Belanda, zaman Fascisme-Jepang, zaman Kemerdekaan dan zaman Pembangunan, Muhammadiyah tidak pernah absen, selalu memberikan sumbanganyang positif terhadap gerakan pembangunan bangsa.

Maksud dan tujuan persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah mendasarkan gerak dan amal usahanya atas prinsip Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu: manusia harus beriman dan taat pada Allah,

(36)

manusia harus bermasyarakat, mematuhi ajaran agama Islam, menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, ittiba’urrasul, serta melancarkan amal usaha Muhammadiyah (Shobron, 2005: 82-83).

Pelaksanaan program oleh Amal Usaha Muhammadiyah dilaksanakan melalui:

a. Rumusan program Amal Usaha Muhammadiyah dilakukan dengan mengacu secara umum pada (1) Program Nasional Muhammadiyah, Program Wilayah Muhammadiyah, dan Program Persyarikatan di lingkungan masing-masing, dan (2) Program Majelis terkait, sesuai dengan jenis/bidang amal usaha yang bersangkutan. b. Rumusan program amal usaha disusun secara fleksibel, sesuai dengan Statuta, Qaidah atau Pedoman Amal Usaha yang bersangkutan dengan mengindahkan prinsip-prinsip penyusunan program sebagaimana tercantum pada Program Muhammadiyah dan tetap terikat pada nilai-nilai dan peraturan Persyarikatan.

c. Perumusan program amal usaha hendaknya disusun secara dinamis dengan memperhatikan kebutuhan dan permasalahan serta potensi jenis/bidang garap di tempat amal usaha berada.

d. Perumusan dan penjabaran Program Amal Usaha secara rinci ditetapkan oleh majelis terkait yang kemudian dibakkan dalam kegiatan amal usaha yang bersangkutan.

(37)

e. Pelaksanaan program di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah selain mengacu pada landasadan prinsip Program Muhammadiyah, juga dikembangkan kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang semakin mengarah pada kualitas sesuai dengan jenis/bidang dan tujuan amal usaha yang bersangkutan (Syamsudin, 2005: 59-60).

Manajemen keuangan pendidikan terutama di sekolah tidak lepas dari pembicaraan APBS/RAPBS, oleh sebab itu pembicaraan manajemen keuangan pendidikan akan bertitik tolak dari pembicaraan APBS/RAPBS. Penyusunan anggaran merupakan tahap yang dilakukan setelah menyusun program kerja sekolah, jadi penyusunan anggaran harus berdasarkan program sekolah yang telah dibuat. Penyusunan anggaran tradisional mendasarkan pada pendekatan fungsi (struktur organisasi fungsional), sekarang pendekatan tersebut dipandang sudah tidak memadai lagi. Penyusunan anggaran harus didasarkan pada aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi:

a. Proses penyusunan APBS/RAPBS yang mengarah kepada seluruh personal sekolah untuk mencari berbagai peluang terhadap sistem yang digunakan untuk menghasilkan nilai bagi stake holder pendidikan.

b. Kepala sekolah akan mendapatkan gambaran yang jelas antara penyebab dengan akibat terhadap biaya yang timbul.

(38)

c. Mendorong personal sekolah untuk berpikir berbasis sistem.

d. Fungsi anggaran tidak lagi sebagai alat perencanaan dan pengendalian, tetapi berfungsi sebagai alat perencanaan dan pemotivasi personal untuk melakukan perbaikan terhadap proses (TIM FKIP, 2002: 71-72).

Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar disekolah. Karena seluruh komponen pendidikan disekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana prasarana dan sumber belajar. Banyak sekolah-sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar-mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.

Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, yang menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, serta masalah keuangan menjadi kewenangan secara langsung dalam pengelolaannya kepada sekolah. Masalah keuangan sekolah juga dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan politik yang sedang berkembang di masyarakat, demikian halnya masalah evaluasi sekolah tidak terlepas dari masalah politik. Agar

(39)

keuangan sekolah dapat menunjang kegiatan pendidikan dalam proses belajarmengajar di sekolah, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah tersebut. Untuk menjadi kepala sekolah profesional dituntut mengelola kemampuan keuangan sekoah, baik melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawabannya, selain itu harus memahami konteks politik dan ekonomi serta implikasinya terhadap keuangan sekolah.

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkannya secara efektif dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, manajemen keuangan sekolah perlu dilakukan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka mengefektifkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Mulyasa (2006: 193-194).

(40)

Agar dalam pengelolaan manajemen keuangan terarah dengan baik dan transparan, maka perlu diterapkan beberapa prinsip manajemen keuangan sebagai berikut:

a. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

b. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.

c. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.

d. Sedapat mungkin menggunakan

kemampuan/hasil produksi dalam negeri.

Implementasi prinsip-prinsip keuangan diatas mengacu pada pendidikan, khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Sumber dana sekolah tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi juga diperoleh dari sumber ketiga komponen di atas. Selain itu sekolah perlu dibentuk organisasi orang tua siswa yang implementasinya dilakukan dengan membentuk komite sekolah.

Komite tersebut beranggotakan wakil wali siswa, tokoh masyarakat, pengelola, wakil pemerintah dan wakil ilmuwan/ulama diluar sekolah dan dapat juga memasukkan kalangan dunia usaha dan industri.

(41)

Selanjutnya pihak sekolah bersama komite atau majelis sekolah pada setiap awal tahun anggaran perlu bersama-sama merumuskan RAPBS sebagai acuan bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan manajemen keuangan yang baik. (http://inducation.blogspot.com/2008/10/manajeme-keuangan-sekolah.html).

3. Dasar Manajemen Keuangan Sekolah



 





  

  

 

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar…” (Al Baqarah: 282).

Menurut Sayyid Quthb (2000: 391-392) bahwa ayat di atas menjelaskan tentang prinsip umum yang hendak ditetapkan, maka menulis merupakan suatu yang diwajibkan dengan nash, tidak dibiarkan manusia memilihnya (untuk melakukannya atau tidak) pada waktu melakukan transaksi secara bertempo (utang-piutang), karena suatu hikmah yang akan dijelaskan pada akhir nash. Juru tulis ini diperintahkan menulisnya dengan adil (benar), dan tidak boleh mengurangi atau menambahkan suatu dalam teks yang disepakati.

(42)

Menurut Teungku Muhammad Hasbi (2000: 498-499) menjelaskan bahwa kita sebagai seorang mukmin, agar setiap mengadakan perjanjian utang-piutang dilengkapi dengan perjanjian tertulis (membuat surat perjanjian utang-piutang) dan hendaknya orang yang menulis surat perjanjian itu seorang yang adil dan tidak berpihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun.

Muhammad Quraish Shihab (2006: 603) berpendapat bahwa ayat diatas secara redaksional ditujukan kepada orang-orang yang beriman, tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi utang-piutang, bahkan yang lebih khusus adalah yang berhutang. Ini agar yang memberi piutang merasa lebih tenang dengan penulisan itu. Karena menulisnya adalah perintah atau tuntutan yang sangat dianjurkan, meskipun kreditor tidak memintanya.

4. Tugas Manajemen Keuangan

Menurut Susilo (2007: 63), tugas manajemen keuangan dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

a. Financial Planning (Perencanaan Finansial)

Merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.

(43)

Ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat atau disusun dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan.

c. Evaluation Involves

Merupakan pelaksanaan evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

5. Komponen Manajemen Keuangan

Menurut (Susilo, 2007: 65) ada lima komponen pokok dari manajemen keuangan. Komponen utama manajemen keuangan tersebut meliputi; (1) Prosedur anggaran; (2) Prosedur akuntansi keuangan; (3) Pembelanjaan, pergudangan dan prosedur pendistribusian; (4) Prosedur investasi; dan (5) Prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat berwenang yang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas yang telah diterapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan memuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

(44)

Ketiga jabatan tersebut bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan manajemen keuangan yang masing-masing memiliki tugas dan wewenang berbeda. Dua jabatan pertama, yakni otorisator dan ordonator biasanya dijabat oleh seorang Kepala Sekolah. Sedangkan jabatan bendaharawan harus dipegang oleh orang tersendiri, tidak boleh dijabat oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah memiliki kewajiban melakukan pengawasan kedalam (bendahara, sekertaris, dan anggota yang lain). Biaya dalam ekonomi adalah pengorbanan-pengorbanan dalam bentuk uang diberikan secara rasional, melekat pada proses produksi, dan tidak dapat dihindarkan. Bila tidak demikian, maka pengeluaran tersebut

dikategorikan sebagai pemborosan

(http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/konsep-dan-analisis-biaya-pendidikan/).

B. Konsep Dasar Budget Sekolah

Budget sekolah adalah serangkaian rencana kegiatan sekolah yang meliputi aspek-aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan belajar mengajar pada waktu tertentu pada waktu yang akan datang. Budget sekolah biasa disebut sebagai Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Budget merupakan rencana

operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga

(45)

dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksakan oleh suatu lembaga. Harsono (2007: 58).

Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, peyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan dibawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber dana. Fattah (2006: 47).

Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah. Maka seorang penanggung jawab program kegiatan disekolah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan. (http://inducation.blogspot.com/2008/10/manajeme-keuangan-sekolah.html).

Disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, anggaran merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat dan lemah. Oleh

(46)

karena itu, anggaraan berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalm mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Disamping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau menajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran lembaga. Anggaran mempunyai manfaat yang dapat digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu sebagai alat penaksir, sebagai alat otorisasi pengeluaran dana dan sebagai alat efisiensi.

Anggaran sebagai alat efisiensi merupakan fungsi yang paling esensial dalam pengendalian. Apabila anggaran menghendaki fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinnsip sebagai berikut:

1. Adanya pembagian wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi.

2. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.

3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.

4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.

Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara efisien, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala prioritas. Itulah sebabnya dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik. Tahapan penyusunan anggaran

(47)

yaitu: mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran, mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang, semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial, memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu, menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang, melakukan revisi usulan anggaran, persetujuan revisi usulan anggaran serta pengesahan anggaran (Fattah, 2001: 49-50).

Administrasi sekolah yang baik meminta aggaran belanja yang direncanakan dengan teliti dan penggunaannya yang efektif. Pada dasarnya anggaran belanja adalah suatu pernyataan yang terurai tentang sumber-sumber keuangan yang perlu untuk melaksanakan berbagai program sekolah selama periode satu tahun fiskal. Proses pembuatan anggaran pendidikan melibatkan penentuan pengeluaran maupun pendapatan yang bertalian dengan

keseluruhan operasi sekolah.

Dalam SKB Mendikbud dan Menkeu No. 0585/K/1997 dan No. 590/KMK.03/03/1987, tanggal 24 September 1987 tentang peraturan SPP dan DPP meliputi pelaksanaan pelajaran, pengadaan prasarana atau sarana,

pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan ujian dan pengiriman/penulisan STTB/NIM, perjalanan dinas supervisi, pengelolaan pelaksanaan pendidikan dan pendapatan (Mulyasa, 2006: 203).

(48)

Menurut Oteng Sutisna, penentuan pengeluaran biaya pendidikan melibatkan pertimbangan tentang tiap kategori anggaran belanja sebagai berikut:

1. Pengawasan umum

Dalam kategori ini termasuk sumber keuangan yang ditetapkan bagi pelaksanaan tugas-tugas administratif dan manajerial, gaji para administrator, para pembantu administratif serta biaya perlengkapan kantor dan pembekalan yang tercakup dalam pengawasan umum tersebut.

2. Pengajaran

Kategori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi buku-buku pelajaran, alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengajaran.

3. Pelayanan bantuan

Pengeluaran yang bertalian dengan pelayanan-pelayanan kesehatan, bimbingan dan perpustakaan.

4. Pemeliharaan gedung

Pergantian dan perbaikan perlengkapan, pemeliharaan gedung dan halaman sekolah.

5. Operasi

Biaya telepon, air, listrik, sewa gedung dan tanah, dan gaji personil pemeliharaan gedung.

6. Pengeluaran tetap pengeluaran modal, jasa hutan dan perkiraan pendapatan

(49)

Kategori-kategori anggaran belanja ini merupakan bagian penting dari anggaran belanja pendidikan dari suatu unit administratif sistem sekolah ditingkat mikro. Kepala sekolah tidak diserahi tanggungjawab tentang pengelolaan keseluruhan anggaran belanja, akan tetapi tanggungjawabnya hanya mengenai dana-dana untuk pengeluaran rutin, mengadministrasi dana-dana, membukukan dan melaporkannya secara periodik.

Sumber-sumber pendapatan sekolah harus dipertimbangkan dalam proses pembuatan anggaran belanja. Pendapatan sekolah pemerintah biasanya diperoleh dari APBN, SPP dan BP3. Pendapatan sekolah swasta diperoleh dari sumber-sumber sendiri dari orang tua murid dan dari pemerintah dalam bentuk subsidi kepada sekolah swasta.

Biaya investasi lahan pendidikan diatur dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia no 48 tahun 2008 BAB II pasal 7, pasal 8 dan pasal 9. Berikut isi dari pasal 7, pasal 8 dan pasal 9:

1. Pasal 7: (1) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah. (2) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran daerah. (3) Pendanaan biaya investasi

(50)

lahan satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah. (4) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. (5) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atas inisiatif Pemerintah menjadi tanggung jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah. (6) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atas usulan pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. (7) Tanggung jawab pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 6 dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. 2. Pasal 8: (1) Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah. (2) Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah.

(51)

3. Pasal 9: (1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari: Pemerintah; pemerintah daerah; masyarakat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah. (2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan program atau satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari: Pemerintah; pemerintah daerah; masyarakat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah. (3) Anggaran biaya investasi lahan satuan pendidikan yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.

Sedangkan biaya investasi selain lahan pendidikan terdapat pada pasal 10, pasal 12 dan pasal 13 dibawah ini:

1. Pasal 10: (1) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab Pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran

(52)

Pemerintah. (2) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. (3) Tanggung jawab pendanaan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1dan ayat 2 dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.

2. Pasal 11: (1) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah dan masyarakat. (2) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan masyarakat.

3. Pasal 12: (1) Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah. (2) Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi

(53)

selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah.

4. Pasal 13: (1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari: Pemerintah; pemerintah daerah; masyarakat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah. (2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari: Pemerintah; pemerintah daerah; masyarakat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah. (3) Anggaran biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 48 tahun 2008 BAB V pasal 50 sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan dan keberlanjutan. Prinsip keadilan berarti bahwa

(54)

besarnya pendanaan pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Prinsip kecukupan berati bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Prinsip berkelanjutan berarti bahwa pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan pasal 51 menyatakan bahwa pendanaan pendidikan bersumber dari pemerintah3, pemerintah daerah4

dan masyarakat5.

Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik atau orang tua atau walinya yang tidak mampu membiayai pendidikannya, ayat (2) Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi, ayat (3) Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa bersumber dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah, orang tua/wali peserta didik, pemangku kepentingan di luar peserta didik dan orang tua/walinya,

3 Anggaran Pemerintah, anggaran pemerintah daerah, bantuan pihak asing yang tidak mengikat;

dan/atau sumber lain yang sah.

4 Bantuan pemerintah daerah, bantuan Pemerintah, pungutan dari peserta didik atau orang

tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan, bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya, bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lainnya yang sah.

5 Pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat, bantuan dari

masyarakat, di luar peserta didik atau orang tua/ walinya, bantuan Pemerintah, bantuan pemerintah daerah, bantuan pihak asing yang tidak mengikat, hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau sumber lainnya yang sah.

(55)

bantuan pihak asing yang tidak mengikat, sumber lainnya yang sah (httpwww.ymp.or.idesilocontentview1667).

1. Budget Kurikulum dan Pembelajaran

Dalam konsep dasar budget sekolah, budget kurikulum terdiri dari berbagai kegiatan sederhana antaralain:

a. Kurikulum yang meliputi:

penyusunan kurikulum, penyusunan SAP, buku pegangan siswa dan metoda pembelajaran.

b. PBM yang meliputi: jadwal

pembelajaran, rencana kegiatan bidang studi, pedoman praktek dan pedoman karya wisata ilmiah.

c. Evaluasi yang meliputi: jadwal

ujian, kartu tes dan tata tertib (Harsono, 2007: 58). 2. Budget Administrasi dan Keuangan.

Masalah keuangan sangat erat hubungannya dengan budgetting (pembiayaan), sedangkan masalah pembiayaan itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan suatu organisasi seperti halnya lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga yang lain. Didalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: budgetting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan) dan auditing (pemeriksaan).

(56)

Budgetting sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Dalam dua istilah tersebut anggaran bukanlah suatu rencana. Istilah rencana telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah anggaran sebagai suatu rencana (Arikunto, 1990: 90).

Penyusunan APBS dapat dilakukan dalam waktu singkat sepanjang didukung data yang memadai. Selama ini penyusunan APBS dilakukan oleh Kepala Sekolah dan guru (sekolah negeri) untuk kegiatan-kegiatan tertentu dengan melibatkan BP3, sedangkan sekolah swasta lebih banyak oleh Kepala Sekolah dan pemilik sekolah (Persyarikatan penyelenggara pendidikan) dan untuk kegiatan-kegiatan tertentu melibatkan BP3, (TIM FKIP, 2002: 73).

Accounting adalah pembukuan atau kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal, yaitu: pertama pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan kedua menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal dengan pengurusan bendahara.

(57)

Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak yang berwenang. Bagi unit yang ada didalam departemen, mempertanggungjawabkan pengurusan keuangan ini kepada BPK melalui departemen masing-masing. Auditing ini sangat penting dan bermanfaat sekurang-kurangnya bagi empat pihak yaitu:

a. Bendahara

Manfaat bagi bendahara yang bersangkutan diantaranya: bekerja dengan arah yang pasti, bekerja dalam target waktu yang sudah ditentukan, tingkat keterampilannya dapat diukur, mengetahui dengan jelas batas wewenang, ada kontrol bagi dirinya terhadap godaan penyalahgunaan uang.

b. Lembaga

Manfaat bagi pihak lembaga antaralain memungkinkan adanya sistem kepemimpinan terbuka, menjelaskan batas wewenang dan tanggungjawab antar petugas, tidak menimbulkan rasa curiga, ada arah yang jelas dalam menggunakan uang yang diterima.

(58)

Manfaat bagi pihak atasan diantaranya: atasan dapat mengetahui bagian atau keseluruhan anggaran yang telah dilaksanakan, dapat mengetahui progress penyusunan anggaran, atasan dapat mengetahui keberhasilan pengumpulan penyimpanan dan kelancaran pengeluaran, mengetahui tingkat kecermatan dalam mempertanggungjawabkan anggaran, memperhitungkan biaya kegiatan tahun yang lampau sebagai umpan balik bagi perencanaan masa yang akan datang, sebagai arsip dari tahun ke tahun.

d. Badan Pemeriksa Keuangan

Manfaat bagi BPK antara lain: terdapat patokan yang jelas dalam melakukan pengawasan terhadap uang milik negara dan adanya dasar yang tegas untuk mengambil tindakan apabila terjadi penyelewengan. Menurut Harsono (2007: 60), konsep budget administrasi dan keuangan meliputi budget untuk bidang kesekretariatan, keuangan dan rumah tangga.

Didalam PP no. 48 tahun 2008 Pasal 16 ayat (1) disebutkan bahwa tanggungjawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi biaya personalia satuan pendidikan (baik formal maupun nonformal) dan biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan (baik formal maupun nonformal).

Biaya personalia satuan pendidikan terdiri atas: gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat; tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai

Gambar

Tabel 11 Fasilitas Ruang UKS
Tabel 16 Fasilitas Ruang Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. di SMA Muhammadiyah 03 Jember dijadikan sebagai objek

1) Bahan masukan bagi pendidik dan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam rangka meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan manajemen

Berdasarkan penegasan istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa maksud dari penelitian yang berjudul “ Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1

Penelitian Skripsi yang berjudul ”Sistem Informa si Administrasi Keuangan pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMA Muhammadiyah 1 Sragen )” disusun untuk

(2) Upaya yang dilakukan SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga dalam meningkatkan mutu output sekolah berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Kesiswaan adalah adanya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah di SMA Muhammadiyah

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala tata usaha SMA Muhammadiyah 5 Makassar mengemukakan bahwa sistem manajemen keuangan pendidikan berjalan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam peningkatan pendidikan di SMA Negeri 1 Muhammadiyah Palembang. Metode