• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Pabrik kelapa Sawit (PKS) ADOLINA PTPN IV Perbaungan Sumatra Utara, di laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan, dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2018 yang memiliki Sterilizer Horizontal yang masih menggunakan Rototherm Recorder sebagai alat pengukur tekanan uap yang masuk pada rebusan.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan mengamati, mencatat, menjumlahkan, merangkum dan mengkorelasikan hasil analisa nilai luas area tekanan x waktu perebusan terhadap persentase NOS dan Protein dengan menganalisa data dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2018.

3.2.1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

 Tekanan dan waktu perebusan b. Variabel Tetap

 Berat Buah Rebus ( Berat TBS)

3.3 Alat PenelitianSTERILIZER (Rebusan)  Neraca Analitik  Oven Pengering  Cawan Penguap  Desikator  Soxhlet Extraxie  Thimbel  Labu Ekstraksi

(2)

 Heating mantel  Mesin Centrifuge  Tabung Centrifuge  labu Kjeldalh  Erlenmeyer Kapasitas 500 ml  Buret 150 ml  Stirer/Pengaduk

 Beaker glass/piala gelas kapasitas 500 ml 3.4 Bahan Penelitian

 Air kondensat Sterilizer  N-Hexan

Rototherm Recorder 3.5 Tahapan Penelitian

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan dicatat melalui penelitian, analisa, pengamatan dan wawancara yang di lakukan secara langsung dari sumber data tersebut.

a. Observasi

1) Pengambilan Sampel Air kondensat

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Air kondensat yang keluar dari Sterilizer dan diambil sebanyak 1 x dalam sehari dan dianalisa di laboratorium PKS ADOLINA.

2) Pengambilan Sampel Kertas Grafik Rothorterm

Sampel kertas grafik rotortherm diambil 1 kali dalam sehari setelah proses perebusan selama 12 jam berjalan dan dianalisa berdasarkan jam yang telah disesuaikan dengan data yang dibutuhkan.

3) Pencatatan Waktu Proses Perebusan

Penulis mencatat proses waktu perebusan menyesuaikan jam perebusan yang akan diteliti.

(3)

b. Data Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak pabrik yang dianggap expert dalam bidang pengolahan kelapa sawit terutama pada proses perebusan di stasiun sterilizer. Dan bagaimana tanggapan responden terhadap kemampuann mendeteksi mengatasi masalah yang sering terjadi khusus nya pada proses perebusan. Pihak-Pihak yang menjadi responden dalam wawancara ini adalah Asisten Proses dan Asisten Teknik.

3.6 Pengamatan Penelitian

3.6.1 Analisa Kandungan Non Oil Solid(NOS) pada Air kondensat Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstraksi:

a. Isi crystalizing dish dengan kapas ratakan seluruh permukaan usahakan semua sama rata dan tidak ada yang terlihat bocor

b. Timbang crystalizing dish yang sudah diberikan kapas dengan menggunakan timbangan analitik

c. Masukkan sampel (air kondensat rebusan) pada crystalizing dish yang sudah diberikan kapas ± 15 gram lalu timbang

d. Lipat kapas yang sudah diberi sampel usahakan semua air kondensat terserap dalam kapas

e. Masukkan crystalizing dish yang telah diisi sampel ke dalam microwave/oven dengan suhu 100oc selama 12 menit dengan range waktu masuk 4 menit pertama lalu buka pintu microwave/oven selama 4 menit juga lalu tutup lagi pintu microwave/oven selama 4 menit lalu buka kembali 4 menit dan terakhir tutup lagi pintu oven lalu tunggu 4 menit terakhir, hal ini dilakukan agar memberi ruang pada sampel untuk penyusutan dan menghindari sampel gosong.

f. Keluarkan sampel dari microwave/oven dan masukkan ke dalam desikator selama ± 1 jam.

g. Timbang kesusutan sampel dan catat hasil untuk mendapatkan persentase kadar air.

(4)

h. Lipat sampel dan bungkus dengan Filter papers/kertas saring masukkan kedalam thimble lalu tutup dengan kapas.

i. Timbang Bottom kosong dan catat hasil, lalu diisi dengan iso hexane sebanyak 150 ml

j. Masukkan thimble kedalam soklet lalu satukan bottom berisi iso hexane, lalu di ekstraksi dengan memakai kondensor sebagai pendingin dan hot plate sebagai pemanas selama ± 6 jam.

k. Setelah selesai di ekstraksi selama 6 jam Masukkan bottom kedalam microwave/oven ± 3 jam dengan suhu 130oc, untuk menghilangkan hexane

l. Dinginkan sampel di desikator selama ± 1 jam

m. Lalu di timbang kembali dihitung kadar minyak setelah itu mencari persentase Non Oil Solid(NOS)

Cara menyatakan hasil :

Berat cristalizing dish kosong + sampel = g Berat cristalizing dish kosong = g Berat sampel = g

Setelah penguapan selama 12 menit menggunakan microwave dengan suhu 100oc Kesusutan

Berat cristalizing dish kosong + sampel = g Berat cristalizing dish setelah di oven = g Kesusutan = g Kadar air

Kesusutan/berat sampel = kadar air %

Setelah ekstraksi selama 6 jam diperoleh persentase minyak sebesar : Berat bottom kosong = g

Berat bottom e kstraksi = g Oil content = g

Oil content/berat sampel = oil losses % Persentase Non Oil Solid(NOS)

100 - Kadar air – Oil Losses = Persentase Non Oil Solid(NOS) Sumber PT. Langkat Nusantara Kepong.

(5)

a. Giling contoh uji, jika perlu di dalam penggiling mekanis yang sebelumnya telah dibersihkan dengan baik. Gunakan lebih kurang seper dua puluh berat contoh uji untuk menyempurnakan pembersihan penggilingan dan buanglah hasil penggilingan ini, gilinglah sisa contoh uji, kumpulkan hasil penggilingan, campurkan dengan hati-hati dan lakukan pengujian tanpa penangguhan.

b. Timbang dengan teliti 2 gram contoh uji dalam labu kjeldalh. c. Tambahkan 10 gram katalisator dan 25 ml H2SO4 pekat.

d. Letakkan tabung kjeldalh dengan posisi miring pada pemanas listrik dan dipanaskan sambil di goyang sampai diperoleh larutan jernih (dektruksi).

e. Dinginkan, lalu tambahkan 200 ml air, tambahkan batu didih (untuk mencegah peletupan), dan larutan NaOH 45% sampai larutan menjadi basa usahakan dinding tabung sudah tidak mengandung asam lagi. Kemudian pasang alat destilasi dengan penampung yang berisi 100 ml asam boraks. Kocok isi dalam tabung kjeldalh dengan cara digoyang-goyang.

f. Kemudian destilasikan sambil semua amoniak tartampung dalam erlemeyer yang berisi larutan asam boraks yang telah ditabahkan 0,5 ml indicator.

g. Lakukan blanko dengan perlakuan yang sama. Cara menyatakan hasil :

Kadar protein kasar dinyatakan dalam persentase bobot per bobot dihitung sebagai berikut :

(V2-V1) x N x 0,014 x 6,25 x 100 % W

Dimana :

V2 = Banyaknya larutan baku asam sulfat yang diperlukan untuk menitar contoh uji (ml).

(6)

V1 = Diperlukan untuk menitar larutan standar asam sulfat yang blanko (ml). N = Normalited lor baku H2SO4 yang digunakan untuk titrasi.

W = Berat contoh yang diambil (gram). Sumber SNI 01-0008-1987

3.6.3 Sterilization Intensity Index

a. Analisa Nilai Sterilization Intensity Index psi-h/g

Untuk mendapakan nilai psi-h/g tahapan yang dilakukan adalah Memotong kertas rothorterm menjadi 3 bagian berdasarkan waktu 0,5h, 1h, 1,5h dengan batas ukuran 40 psi pada kertas grafik rothorterm. Kemudian menimbang masing-masing berat dari 3 bagian potongan berdasarkan jam yang telah ditentukan

Untuk mendapatkan psi-jam/gram (psi-h/g) dengan menggunakan rumus:

Dimana:

h : waktu perebusan

40 psi : batas maksimum tekanan perebusan g : berat dari luas area/puncak

a. Analisa nilai Sterilization Intensity Index psi-h

Setelah psi-h/g didapat hasilnya, kemudian dilakukan tahap kedua untuk mendapatkan nilai sterilization intensity index psi-h dengan memotong kertas grafik rothorterm pada bagian luas area tekanan dan waktu perebusan kemudian menimbang berat potongan kertas luas area tekanan dan waktu perebusan.

Jam perebusan (h) x 40 psi berat luas area waktu perebusan(g)

(7)

Rumus untuk mendapatkan psi-h adalah:

3.6.4 Analisa luas Area dibawah Kurva Sterilisasi Tekanan-Waktu

Untuk menganalisa luas area dibawah kurva sterilisasi tekanan-waktu perebusan pada kertas grafik rothorterm menggunakan metode gravimetri. Untuk pelaksanaan pada metode gravimetri menggunakan replika kertas grafik yang sudah di potong menyesuaikan pola yang terdapat pada kertas grafik lalu di timbang bobot replika kertas grafik dengan menggunakan timbangan analitik. Metode Gravimetri menggunakan rumus :

Luas kertas grafik =

bobot replikakertas grafik (g) Bobot kertas 10 c m

x 10 cm(g)x 100 c m 2

3.6.5. Analisa Waktu Proses Perebusan

Waktu perebusan merupakan bagian dari penentu keberhasilan dalam proses merebus. Tujuan dari analisa waktu perebusan adalah untuk mendapatkan waktu yang paling tepat yang dapat diterapkan ketika proses merebus TBS.

3.6.6. Analisa Nilai Persamaan Regresi Linier.

Untuk mendapatkan nilai Persamaan Regresi Linier Y = a +bX data yang digunakan berasal dari data hasil perhitungan nilai Sterilisasi Intensity Index, luas area dibawah kurva sterilisasi dan catatan waktu perebusan pada masing-masing sampel.

(8)

Untuk mendapatkan Persamaan Regresi Linier Y= a + bX diperoleh dari rumus: b=n . ∑ XY −∑ X .∑Y n. ∑ X2 −(∑ X)² a=n . ∑Y −b .∑ X n

3.6.7. Penentuan Nilai Korelasi (Diagram Scatter).

Setelah Hasil data penelitian didapat kemudian langkah selanjutnya membuat Diagram Scatter yang bertujuan untuk melihat nilai korelasi hasil kuantifikasi proses perebusan pada kertas grafik rothorterm terhadap persentase losses minyak pada tandan kosong. Diagram Scatter. Diagram Scatter berfungsi untuk menguji seberapa kuat hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut, apakah hubungan yang diperoleh negatif atau positif. Bentuk diagram scatter ditandai dengan sekumpulan titik-titik dari nilai sepasang variabel X dan variabel Y.

Untuk mendapatkan koefisien Korelasi ( r ) didapatkan dengan rumus: KD = r² x 100%)

Dimana:

r² = Koefisien Determinasi

n = Banyaknya Pasangan Data X dan Y x =Jumlah Nilai Variabel X

y =Jumlah Nilai Variabel Y

r mendekati +1 = Variabel X dan Y memiliki korelasi Positif Kuat. r mendekati -1 = Variabel X dan Y memiliki korelasi Negatif Kuat. r medekati 0 = Variabel X dan Y memiliki korelasi Negatif Kuat.

(9)

Data yang digunakan untuk analisa sebab dan akibat adalah hasil wawancara dengan Asisten Proses dan Asisten Teknik dengan menggunakan Diagram Fishbone dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam proses perebus

Gambar 3.1 Diagram Sebab Akibat

Metode Lingkung an Problem Manusia Mesin/Peralat an

(10)

3.7 Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.8.1 Jadwal Penelitian

NO Jenis Kegiatan Bulan

Mulai Analisa Losses Menggunting dan Meninmbang kertas Rothorterm Pengolahan Data Analisa Data Mengkorelasikan Data Kesimpulan

(11)

Juli Agustus September

I II III IV I II III IV I II III I

V 111 . Pengajuan surat izin penelitian 2. Pengambilan Data 3. Analisa data 4. Penyusunan Laporan Penelitian 5. Seminar Tugas Akhir

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Sebab AkibatMetodeLingkungan ProblemManusiaMesin/Peralatan
Tabel 3.8.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

masalah yang berkaitan dengan tingkat Kebugaaran Jasmani Siswa. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca. c. Sebagai bahan bacaan ilmiah dan merupakan bahan

Tekanan dari klien dengan adanya batasan waktu yang mengharuskan seorang akuntan publik seringkali lembur serta adanya tingkat kompetisi yang tinggi antara karyawan, Mahasiswa

Nilai keluaran akhir THD yang diproses MLJST untuk panel 3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai individual harmonisa (IHD) seperti yang terlihat pada tabel

Toksisitas akut Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi.. Korosi kulit/iritasi Menyebabkan

Tinggi badan (Tb) adalah dimensi yang diukur dari dasar lantai sampai kepala bagian atas secara vertikal dalam posisi berdiri dengan kepala tegak.. Tinggi mata berdiri (Tmb)

1. Melakukan proses monitoring secara kontinyu saat penerimaan bahan baku agar kualitas dan spesifikasi material sesuai dengan standar yang ada. Melakukan proses

Sedangkan berdasarkan nilai korelasinya maka variabel yang berkaitan erat dengan AKB adalah persentase penolong persalinan oleh tenaga kesehatan di mana wilayah Madura persentasenya