• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN MOTIVASI VOLUNTEER SEA GAMES XXVI DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS PARAMADINA. Nur Azizah Fadhilah A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN MOTIVASI VOLUNTEER SEA GAMES XXVI DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS PARAMADINA. Nur Azizah Fadhilah A"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Azizah Fadhilah A

Abstract

This research conducted to determine the motivation of volunteer in the Southeast Asian sport event named SEA Games that held once every two years. The attribute examined is the motivation of volunteer in SEA Games sports competition. Respondents in this research are Paramadina University students who became volunteers of SEA Games XXVI. The number of respondents were 30 people who filled 44 items of volunteer motivational scale. The study found that interest in developing an understanding of themselves, parties that they help and organization that accommodates them as volunteers dominated motivation of volunteers SEA Games among students of Paramadina University. They consider SEA Games volunteer activities as a way of learning more about the world or to train soft skills. Understand volunteers’ motivation in the recruitment and execution of sport event such as SEA Games is important for recruitment and tasks implementation of the volunteer until the end. Motivation based on interest of helping committee to success the event and also useful for people.

Key words: motivation, volunteer, SEA Games.

Pendahuluan

SEA Games adalah peristiwa multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara Asia Tenggara (pustakasekolah.com, 2011). Perayaan ini diatur di bawah peraturan Federasi SEA Games dengan pengawasan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia. SEA Games adalah singkatan dari Southeast Asian Games atau dikenal sebagai Pesta Olahraga Negara-negara se-Asia Tenggara (palembangnews.com, 2011). SEA Games pertama diadakan di Bangkok pada tanggal 12-17 Desember 1959. Selanjutnya, pada tahun 2011, tuan rumah untuk SEA Games XXVI adalah Indonesia (tribunnews.com, 2011).

SEA Games XXVI yang diadakan di Indonesia digelar di dua kota, yaitu Jakarta dan Palembang. Ajang ini berlangsung pada 11-22 November 2011. Ada 44 cabang olahraga yang dipertandingkan pada ajang olahraga se-Asia Tenggara ini (palembangnews.com, 2011). Menjadi tuan rumah SEA Games XXVI memiliki arti kerja keras bagi Indonesia. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menjemput sukses di pesta olahraga negara– negara Asia Tenggara ini (beritajatim.com, 2011). Perekrutan sumber daya

(2)

522

manusia pun dibuka dan ditujukan khusus bagi pemuda-pemudi, terutama yang berada di kawasan Jabodetabek.

Perekrutan sumber daya manusia untuk SEA Games ditujukan untuk posisi volunteer atau relawan. Menurut Dinas Perhubungan DKI Jakarta, terdapat 2.193 orang volunteer dari berbagai kota untuk membantu kegiatan SEA Games di berbagai venue (tribunnews.com, 2011). Selain itu, juga dilansir dalam pedomannews.com (2011) bahwa volunteer memperoleh pelatihan mengenai uraian tugas selama SEA Games, etiket pergaulan, kemampuan interpersonal dan berkomunikasi, serta pengetahuan tentang budaya serta pariwisata Jakarta.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga menyatakan bahwa volunteer mengemban tugas penting saat SEA Games XXVI karena bertugas mendampingi tamu negara (beritajatim.com, 2011). Saat SEA Games berlangsung, volunteer menjadi pusat pembentukan citra negara ini. Mereka yang kemungkinan berinteraksi langsung dengan tamu-tamu negara setelah LO (Liaision Officer). Jika volunteer mampu memberikan kesan baik pada tamu negara, maka mereka akan memandang pelayanan dari negara ini baik. Namun jika tidak, negara ini harus bersiap mendapat cemooh dari tingkah laku volunteer yang kurang baik. Karenanya, penting persiapan matang bagi volunteer dalam melaksanakan tugas selama SEA Games berlangsung.

Dalam hal ini peneliti beranggapan bahwa ajang olahraga menimbulkan euforia tersendiri dan meningkat seiring majunya tim Indonesia dalam berbagai cabang olahraga di ajang SEA Games. Selain itu, keterlibatan masyarakat Indonesia tidak terbatas sebagai suporter, melainkan membentuk sebuah identitas serta peran baru selain warga negara dari tuan rumah penyelenggara, namun juga sebagai bagian dari pelaksanaan event tersebut, yaitu volunteer.

Dalam teori psikologi sosial, volunteer adalah sebuah perilaku prososial yang membutuhkan komitmen jangka panjang karena harus memiliki komitmen dan semangat yang kuat untuk mewujudkan tujuannya hingga tercapai. Kegiatan volunteering adalah bentuk prososial yang khusus pada kondisi yang urgen dan bersifat berkelanjutan dalam masa tertentu (Williamson dan Schulz, dalam Baron, Branscombe and Byrne, 2008).

Dorongan yang dapat menggerakkan individu untuk melakukan sesuatu dan mencapai tujuan yang diinginkan berkaitan erat dengan motivasi. Menurut Munandar (2001), motivasi adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu. Jika kebutuhan tersebut belum dicapai maka akan menggerakkan individu untuk

(3)

523

mencapainya karena menimbulkan sebuah ketegangan. Tujuan dari melakukan kegiatan untuk mencapai dan menemukan tujuan tertentu agar ketegangan yang dirasakan oleh individu dapat berkurang. Wade dan Tavris (2007) menjelaskan bahwa motivasi adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manusia atau hewan yang menimbulkan perilaku untuk mencapai suatu tujuan atau menghindari situasi yang tidak menyenangkan. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisilogis dan psikologis untuk mengambil keputusan yang mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan dengan melakukan serangkaian kegiatan yang terarah, penuh energi dan bertahan relatif lama.

Volunteer SEA Games sebagai salah satu komponen penting dalam suksesnya SEA Games XXVI banyak melibatkan pelajar yang berstatus siswa sekolah menengah serta mahasiswa di dalamnya (tribunnews.com, 2011). Mahasiswa yang bergabung sebagai volunteer SEA Games salah satunya berasal dari Universitas Paramadina, Jakarta. Berdasarkan informasi yang dilansir oleh infolowonganterbaru.com (2011), para volunteer akan memperoleh honor sekitar Rp 200.000/hari, yaitu 16 hari kerja selama event SEA Games berlangsung.

Beberapa penelitian terkait motivasi volunteer telah banyak dilakukan. Pada tahun 1970 merupakan awal meningkatnya penelitian mengenai kegiatan volunteer dan motivasi. Pitterman (dalam Esmond, Judy & Dunlop, Patrick, 2004) menunjukkan beberapa hasil penelitian awal dalam memahami volunteer dan motivasi mereka. Di waktu yang sama, Tap dan Spanier (dalam Esmond et al., 2004) melakukan sebuah studi yang membandingkan sikap dan motivasi antara 36 volunteer dan 34 mahasiswa. Howarth (dalam Esmond et al., 2004) dalam penelitiannya dengan responden 374 volunteer perempuan menggunakan sebuah kuesioner kepribadian pengembangan diri yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap orang lain untuk menunjukkan tentang gambaran motivasi volunteer.

Pada tahun 1978, Gildron menggambarkan kajian Herzberg (dalam Esmond et al., 2004) dan teori Motivational-Hygine yang mengidentifikasikan motif instrinsik dan faktor ekstrinsik hygine pada motivasi karyawan yang memperoleh bayaran atas pekerjaan mereka. Gildron (dalam Esmond et al., 2004) kemudian mengadaptasi teori tersebut dalam kegiatan volunteering yang menduga bahwa reward bagi kegiatan volunteering juga termasuk aspek personal (misalnya, kesempatan untuk pemenuhan diri), sosial (misalnya mengembangkan hubungan interpersonal) atau ekonomi secara tidak langsung (memperoleh pengalaman kerja). Pada tahun 1980, peningkatan jumlah penelitian

(4)

524

menunjukkan bahwa penelitian yang selama ini dilakukan fokus pada pemahaman terhadap motivasi volunteer (dalam Esmond et al., 2004).

Aspek-aspek yang terdapat dalam kegiatan volunteering SEA Games XXVI turut mempengaruhi faktor-faktor keterlibatan seseorang menjadi volunteer yang ditunjukkan dari motivasi mahasiswa Universitas Paramadina menjadi volunteer SEA Games. Misalnya terkait instansi serta organisasi terkait, situasi kegiatan, perilaku membantu orang lain, penghargaan atas kegiatan volunteer, peluang untuk membangun jejaring sosial dan berinteraksi dengan orang lain, prospek untuk memperoleh pengalaman serta kecakapan di lapangan, dan sebagainya. Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Berdasarkan paparan di atas, judul penelitian ini adalah Gambaran Motivasi Volunteer SEA Games XXVI 2011 di Kalangan Mahasiswa Universitas Paramadina, Jakarta. Adapun fokus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa Universitas Paramadina yang menjadi volunteer SEA Games XXVI. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diketahui hal-hal yang melandasi keputusan menjadi volunteer SEA Games. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya kajian psikologi di Indonesia, terutama perkembangan psikologi sosial, dalam hal ini mengenai gambaran motivasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas volunteering. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui dan diidentifikasi motivasi yang mendorong mahasiswa untuk melakukan aktivitas volunteering, khususnya bagi mahasiswa Universitas Paramadina, juga sebagai kajian untuk mengetahui motivasi kegiatan volunteering dalam perspektif psikologi.

Selain itu, dari penelitian ini juga dapat diketahui gambaran mengenai cara terbaik untuk mendorong para mahasiswa, khususnya di Universitas Paramadina dalam melakukan kegiatan volunteering serta menekankan pentingnya peranan mereka sebagai volunteer dalam ajang yang berskala nasional dan regional seperti SEA Games, bahkan hingga skala internasional. Dari latar belakang penelitian ini, maka masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini, yaitu motivasi mahasiswa Universitas Paramadina untuk menjadi volunteer SEA Games XXVI.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini secara rinci ialah “bagaimana gambaran motivasi volunteer SEA Games XXVI di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina, Jakarta?”.

(5)

525

Tinjauan Pustaka

SEA Games sebagaimana dilansir dalam pustakasekolah.com (2011) adalah ajang olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11 negara Asia Tenggara yang berada di bawah naungan Federasi Pesta Olahraga Asia Tenggara atau Southeast Asian Games Federation dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA). Negara-negara peserta SEA Games sebagaimana dilansir dalam tribunnews.com (2011), yaitu Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Indonesia, Filipina dan Timor Leste.

SEA Games XXVI di Indonesia diadakan selama 11 hari, yaitu sejak 11 November 2011 hingga 22 November 2011 di dua kota, yaitu Palembang dan Jakarta dengan memperebutkan 542 medali emas melalui 44 cabang olahraga (seag2011.com, 2011). Indonesia, sebagaimana dilansir dalam palembangnews.com (2011) ditetapkan sebagai tuan rumah SEA Games XXVI dalam Rapat Dewan Federasi SEA Games di Bangkok, Thailand tanggal 6 September 2006. Tahun 2011 adalah keempat kalinya bagi Indonesia untuk menjadi negara tuan rumah festival olahraga Asia Tenggara tersebut setelah di SEA Games X tahun 1979, SEA Games XV tahun 1987, dan SEA Games XIX tahun 1997.

Komponen pendukung kesuksesan SEA Games salah satunya adalah sumber daya manusia sebagai volunteer. Volunteer dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "relawan" atau "kesukarelaan". Seorang volunteer dalam konteks ini harus menyediakan bantuannya dengan berkomitmen dalam hal waktu dan usaha selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan lebih lama (Baron, Branscombe and Byrne, 2008). Menurut pedomannews.com (2011) volunteer SEA Games adalah volunteer yang

direkrut oleh divisi Departemen Sumber Daya

Manusia (SDM) Indonesia SEA Games Organizing Committee (INASOC) untuk membantu pelaksanaan SEA Games XVII Jakarta dan Palembang.

Adapun deskripsi tugas volunteer SEA Games XXVI sebagaimana dilansir dalam jobscdc.com (2011), yaitu bertanggung jawab memberikan kenyamanan kepada delegasi dengan memberikan informasi dan fasilitas yang diperlukan, membantu eksekutif komite, cabang olahraga, tempat, acara dan komponen kegiatan lainnya selama SEA Games XXVI berlangsung hingga akhir. Adapun kriteria volunteer SEA Games XXVI (jobscdc.com, 2011) yaitu pria atau wanita yang berusia 15-35 tahun, berwawasan luas, minimal siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), memiliki kepribadian menarik dan sanggup beradaptasi dalam berbagai situasi.

(6)

526

Keputusan untuk melakukan sesuatu termasuk menjadi volunteer dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Santrock, 2009). Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, menurut Robbins dan Judge (dalam Baron, Branscombe and Byrne, 2008) intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Kegiatan volunteering umumnya termasuk kegiatan altruistik yang dimaksudkan baik untuk mempromosikan atau meningkatkan kualitas hidup manusia, tetapi juga dapat dilakukan untuk pengembangan keterampilan, bertemu orang lain serta membangun networking dengan mereka, sarana rekreasi, sebagai bidang pekerjaan atau karir, dan sebagainya.

Volunteering adalah tindakan tanpa pamrih dengan memberikan pelayanan untuk sesuatu yang kita percaya dalam hidup, melibatkan aspek keyakinan dan nilai yang secara sukarela dan tanpa dibayar (Baron, Branscombe and Byrne, 2008). Kegiatan volunteering memiliki banyak bentuk dan dilakukan oleh seseorang dengan berbagai tujuan. Banyak volunteer khusus yang dilatih untuk bekerja dalam bidang yang mereka kuasai maupun aspek dasar yang dibutuhkan. Dalam konteks ini, volunteer tidak bekerja secara gratis dan diberikan gaji reguler.

Dalam teori perilaku prososial, terdapat beberapa motivasi volunteer. Menurut Clary dan Snyder (dalam Baron, Branscombe and Byrne, 2008) motivasi menjadi volunteer, diantaranya values, understanding, enhancement, career, social, dan protective. Volunteer dengan motivasi values, yaitu untuk mengekspresikan atau bertindak pada nilai yang dianggap penting, misalnya kemanusiaan. Volunteer dengan motivasi understanding sebagai cara untuk belajar lebih mengenal dunia atau melatih keterampilan yang tidak sering digunakan. Volunteer dengan motivasi enhancement, sebagai upaya untuk tumbuh dan berkembang secara psikologis melalui aktivitas sukarela. Volunteer dengan motivasi career, yaitu cara untuk memperoleh pengalaman yang berhubungan dengan karir. Volunteer dengan motivasi social, sebagai cara untuk memperkuat hubungan sosial. Volunteer dengan motivasi protective, yaitu upaya mengurangi perasaan negatif, seperti perasaan bersalah atau untuk menyelesaikan permasalahan pribadi.

(7)

527

Selanjutnya penelitian Clary, Snyder dan Ridge (dalam Esmon & Dunlop, 2004) berlanjut dan menemukan beberapa aspek motivasi dalam aktivitas volunteer. Pertama, aspek value (nilai) yang menjelaskan situasi volunteer yang dimotivasi oleh prospek untuk mampu berbuat didasarkan keyakinan yang memandang penting perilaku membantu orang lain. Kedua, aspek recognition (penghargaan) menjelaskan situasi volunteer yang menyukai penghargaan yang diberikan dalam kegiatan volunteer. Mereka menyukai situasi di mana kemampuan dan kontribusi mereka diakui dan hal tersebut yang memotivasi mereka menjadi volunteer.

Ketiga, aspek social interaction (interaksi sosial) menjelaskan situasi di mana volunteer menikmati atmosfer sosial dalam kegiatan volunteer. Mereka menikmati peluang untuk membangun jejaring sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Keempat, aspek reciprocity (ketimbalbalikan) menjelaskan situasi di mana volunteer menikmati kegiatannya sebagai volunteer dan memandangnya sebagai timbal balik yang sangat setimpal. Volunteer memiliki sebuah pemahaman yang kuat tentang “kebaikan yang lebih tinggi”.

Kelima, aspek reactivity (reaktivitas) menjelaskan situasi volunteer yang melakukan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan dalam menghadapi masalah atau masa lalu mereka. Keenam, aspek self esteem (harga diri) menjelaskan situasi volunteer yang ingin meningkatkan harga diri mereka atau perasaan bahwa dirinya berharga melalui kegiatan volunteer.

Ketujuh, aspek social (sosial) menjelaskan situasi volunteer yang ingin menyesuaikan diri dengan pengaruh normatif orang lain yang berperan signifikan terhadap diri mereka, misalnya teman atau keluarga. Kedelapan, aspek career development (pengembangan karir) menjelaskan situasi volunteer yang termotivasi karena prospek untuk memperoleh pengalaman dan kecakapan di lapangan yang membantu mereka dalam menemukan pekerjaan.

Kesembilan, aspek understanding (memahami) menjelaskan situasi volunteer yang tertarik dalam mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, pihak yang mereka bantu serta organisasi di mana mereka bergabung sebagai volunteer. Kesepuluh, aspek protective (protektif) menjelaskan situasi di mana volunteer termotivasi dalam kegiatannya dengan tujuan melepaskan diri dari perasaan negatif tentang diri sendiri.

(8)

528

Metode Penelitian Responden Penelitian

Pada penelitian ini, karakteristik responden adalah mahasiswa aktif Universitas Paramadina tahun ajaran 2012-2013 yang dinyatakan lulus seleksi menjadi volunteer SEA Games XXVI dan tidak sedang menunda proses perkuliahan, baik karena cuti, maupun skorsing. Hal tersebut bertujuan agar responden benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Berdasarkan data dari pengumuman hasil seleksi volunteer SEA Games XXVI, jumlah mahasiswa aktif Universitas Paramadina yang dinyatakan lulus seleksi sebanyak 46 orang. Jadi, jumlah total populasi dalam penelitian ini adalah 46 orang. Menurut Kerlinger (2004), penelitian dengan menggunakan jumlah responden yang semakin besar maka akan semakin kecil bias (error) yang terjadi di dalamnya sehingga sebaiknya jumlah responden minimal berjumlah 30 orang. Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pilot study dan field study. Jumlah responden pada kelompok pilot study dan field study masing-masing berjumlah 30 responden.

Teknik Pemilihan Responden

Teknik pemilihan sampel yang akan peneliti gunakan adalah metode purposive sampling yang termasuk dalam non probability sampling. Menurut Cresswell (2005), probability sampling adalah cara pengambilan sampel di mana responden sengaja dipilih menjadi sampel dari hasil dan ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian (Nazir, 2011). Dalam penelitian ini, responden penelitian telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal tersebut bertujuan agar responden benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sehingga metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Alat Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian merupakan bahan penelitian yang utama. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap motivasi volunteer. Alat ukur ini diadaptasi dari teori Clary, Snyder, dan Ridge (1992) yang kemudian diteliti oleh Esmon & Dunlop yang disusun tahun 2004 dengan judul “Developing Volunteer Motivation Inventory (VMI)”. Alat ukur dari sumber tersebut peneliti adaptasikan sesuai dengan tujuan dan kepentingan peneliti. Kuesioner motivasi volunteer peneliti buat dengan menggunakan penskalaan model Likert. Sifat pernyataan-pernyataan dalam alat ukur ini dibagi menjadi dua, yaitu pernyataan favorable (pernyataan yang mencerminkan motivasi

(9)

529

volunteer) dan pernyataan unfavorable (pernyataan yang tidak mencerminkan motivasi volunteer).

Jenis kuesioner yang diberikan kepada responden adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden cukup memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X) (Arikunto, 1998). Kuesioner dalam penelitian dari bagian data diri responden dan pertanyaan tertutup yang menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan dari responden ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama. Kuesioner ini mengharuskan responden menjawab sejumlah pertanyaan dengan rentang nilai tertentu antara STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), RR (ragu-ragu), S (setuju), dan SS (sangat setuju). Skor jawaban memiliki range antara 1 sampai 5. Semakin setuju responden pada pernyataan yang favorable, semakin tinggi skornya. Sebaliknya, semakin setuju responden pada pernyataan pada item unfavorable maka semakin rendah skornya.

Tabel 4.1 Blue Print Kuesioner Motivasi Volunteer Pilot Study

Aspek motivasi yang diukur Nomor Butir Favorable Nomor Butir Unfavorable Jumlah Butir Va-Value (Nilai)

Rn-Recognition (Penghargaan) SI-Social Interaction (Interaksi sosial) Rp-Reciprocity (Ketimbalbalikan) Rc-Reactivity (Reaktivitas) SE-Self Esteem (Harga Diri) So-Social (Sosial)

CD-Career Development (Pengembangan karir) Ud-Understanding (Memahami) Pr-Protective (Protektif) 1, 11, 20, 29, 38 2, 30, 39 3, 13, 22, 31 4, 40 5, 14, 23, 32 6, 15, 24, 33, 41 7, 16, 25, 34, 42 8, 26, 35 9, 18, 27, 36, 43 10, 19, 28, 37, 44 - 12, 21 - - - - - 17 - - 5 5 4 2 4 5 5 3 5 5 TOTAL 44

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini, alat tes diolah dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) for Windows 17.0. Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat diketahui validitas dan reliabilitas alat ukurnya.

(10)

530

Hasil Validitas Pilot Study

Menurut Edwards (dalam Azwar, 1995), suatu item dalam alat ukur dapat dikatakan memiliki daya diskriminasi yang baik dengan harga t minimal 1.75.

Tabel 4.2 Hasil Validitas Alat Ukur Pilot Study

Variabel Penelitian Skor t-test Jumlah Item Keterangan

Motivasi volunteer -85 – 50 44 28 item tidak valid, 16 item valid

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa item yang tidak mampu membedakan antar individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang ingin diukur. Pada alat ukur ini terdapat 28 item yang tidak valid yaitu item nomor 2, 5, 8, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, dan 44. Pada item-item yang tidak valid tersebut, peneliti perbaiki tanpa mengurangi jumlah pernyataan.

Hasil Reliabilitas Pilot Study

Menurut Anastasi dan Urbina (2007), suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika koefisien reliabilitasnya > 0.60.

Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Alat Ukur Pilot Study

Variabel Penelitian Koefisien Reliabilitas (Cronbach Alpha) Jumlah Item Motivasi volunteer 0.907 44

Dengan melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa alat ukur motivasi volunteer dianggap reliable, karena memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.907.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Perolehan Data

Seluruh perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, karena bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sifat variabel yang dimiliki. Analisis atau pengolahan data, dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) for Windows 17.0. Pada bagian ini, default SPSS yang digunakan adalah analisis mengenai tendensi sentral (mean, median, dan modus), pengukuran variabilitas (SD, range, dan varians) persentil dan melihat normal tidaknya bentuk distribusi dengan menggunakan grafik.

(11)

531

Dari data yang berhasil diperoleh, peneliti melakukan analisis terhadap rumusan masalah yang peneliti paparkan sebelumnya dan diperoleh gambaran data sebagai berikut.

Tabel 5.8 Mean dan Persentase Masing-masing Aspek Motivasi Volunteer

Aspek motivasi yang diukur Mean Persentase Va-Value (Nilai)

Rn-Recognition (Penghargaan) SI-Social Interaction (Interaksi sosial)

Rp-Reciprocity (Ketimbalbalikan) Rc-Reactivity (Reaktivitas) SE-Self Esteem (Harga Diri)

So-Social (Sosial)

CD-Career Development (Pengembangan karir) Ud-Understanding (Memahami) Pr-Protective (Protektif) 3.85 3.70 3.65 4.00 3.50 3.80 3.20 3.50 4.10 3.20 10.55 % 10.14 % 10.00 % 10.96 % 9.59 % 10.41 % 8.77 % 9.59 % 11.23 % 8.77 % Total 36.5 100 %

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa aspek motivasi dengan persentase tertinggi 11.23 % adalah motivasi memahami (understanding), diikuti motivasi ketimbalbalikan (reciprocity) dan nilai (value) dengan persentase 10.96 % dan 10.55. Selanjutnya, motivasi harga diri (self esteem), penghargaan (recognition), dan interaksi sosial (social interaction) dengan persentase 10.41 %, 10.14 %, dan 10.00 % serta motivasi reaktivitas (reactivity) dan pengembangan karir (career development) dengan persentase keduanya 9.59%. Terakhir, motivasi sosial (social) dan protektif (protective) dengan persentase sama, yaitu 8.77 %.

(12)

532

Selanjutnya, data tersebut digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

Dari diagram batang di atas dapat terlihat lebih jelas bahwa aspek motivasi dengan persentase tertinggi sebesar 11.23 % adalah motivasi untuk memahami (understanding), sedangkan aspek terendah adalah motivasi sosial (social) dan protektif (protective) dengan persentase masing-masing 8.77 %.

Diskusi dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi volunteer SEA Games XXVI di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa Universitas Paramadina yang terlibat sebagai volunteer dalam SEA Games XXVI paling dimotivasi oleh aspek understanding. Hal ini dilihat dari perolehan data yang menunjukkan bahwa aspek motivasi dengan persentase tertinggi 11.23 % adalah motivasi untuk memahami. Aspek understanding (memahami) menjelaskan sebuah situasi di mana volunteer khususnya tertarik dalam mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri atau tentang pihak yang mereka bantu serta organisasi di mana mereka bergabung sebagai volunteer. Skor yang tinggi pada skala ini mengindikasikan keinginan yang kuat untuk belajar dari pengalaman kegiatan volunteer mereka.

Selanjutnya, motivasi ketimbalbalikan (reciprocity) dan nilai (value) dengan persentase 10.96 % dan 10.55. Aspek reciprocity (ketimbalbalikan) menjelaskan sebuah situasi di mana volunteer menikmati kegiatan volunteer dan memandangnya sebagai timbal balik yang setimpal. Volunteer memiliki sebuah pemahaman yang kuat tentang “kebaikan yang lebih

(13)

533

tinggi”. Skor yang tinggi pada skala ini mengindikasikan pemahaman bahwa prospek dari pekerjaan volunteer mereka akan membawa hal-hal positif di kemudian hari.

Aspek value (nilai) menjelaskan situasi di mana seorang volunteer dimotivasi oleh prospek untuk mampu berbuat didasarkan atas keyakinan yang memandang penting perilaku membantu orang lain. Volunteer dengan motivasi values, yaitu sebagai cara mengekspresikan atau bertindak pada nilai yangg dianggap penting, misalnya kemanusiaan. Skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa volunteer dimotivasi untuk menolong orang lain semata-mata murni untuk tujuan membantu.

Selanjutnya, motivasi akan harga diri (self esteem), penghargaan (recognition), dan interaksi sosial (social interaction) dengan persentase masing-masing 10.41 %, 10.14 %, dan 10.00 %. Aspek self esteem (harga diri) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer ingin meningkatkan harga diri mereka atau perasaan keberhargaan diri melalui kegiatan volunteer. Volunteer dengan motivasi self esteem, yaitu sebagai cara untuk tumbuh dan berkembang secara psikologis melalui aktivitas sukarela. Skor yang tinggi pada skala ini mengindikasikan bahwa volunteer dimotivasi oleh prospek untuk merasa lebih baik dengan diri mereka sendiri melalui kegiatan volunteer.

Aspek recognition (penghargaan) menjelaskan situasi di mana seorang volunteer menyukai penghargaan yang diberikan oleh kegiatan volunteer kepada mereka. Mereka menyukai situasi di mana kemampuan dan kontribusi mereka diakui dan hal ini yang menjadi motivasi mereka dalam menjadi volunteer. Skor yang tinggi mengindikasikan keinginan yang kuat akan penghargaan formal dalam pekerjaan mereka.

Aspek social interaction (interaksi sosial) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer khususnya menikmati atmosfer sosial dalam kegiatan volunteer. Mereka menikmati peluang untuk membangun jejaring sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Skor yang tinggi mengindikasikan keinginan yang kuat untuk bertemu dengan orang-orang baru dan menjalin hubungan pertemanan melalui kegiatan volunteer.

Berikutnya, motivasi reaktivitas (reactivity) dan pengembangan karir (career development) dengan persentase yang sama yaitu 9.59 %. Aspek reactivity (reaktivitas) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer melakukan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan dalam menyembuhkan atau menghadapi masalah masa lalu mereka. Skor yang tinggi pada skala ini mengindikasikan bahwa kebutuhan memperbaiki

(14)

534

kesalahan dalam hidup memotivasi mereka untuk melakukan pekerjaan volunteer.

Volunteer dengan motivasi career, yaitu sebagai cara untuk memperoleh pengalaman yang berhubungan dengan karir. Aspek career development (pengembangan karir) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer dimotivasi menjadi volunteer dengan prospek untuk memperoleh pengalaman dan kecakapan di lapangan yang pada akhirnya bermanfaat dalam membantu mereka menemukan pekerjaan. Skor yang tinggi pada skala ini adalah indikasi dari sebuah keinginan yang kuat memperoleh pengalaman berharga untuk prospek pekerjaan di masa depan dan membuat koneksi pekerjaan.

Terakhir, adalah motivasi sosial (social) dan protektif (protective) dengan persentase masing-masing 8.77 %. Aspek social (sosial) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer ingin menyesuaikan dengan pengaruh normatif orang lain yang berperan signifikan terhadap diri mereka. Volunteer dengan motivasi social, yaitu sebagai cara untuk memperkuat hubungan sosial. Skor yang tidak begitu tinggi dalam aspek ini mengindikasikan bahwa seorang volunteer memiliki sedikit teman atau anggota keluarga yang telah menjadi volunteer. Aspek protective (protektif) menjelaskan sebuah situasi di mana seorang volunteer termotivasi dalam kegiatannya dengan tujuan melepaskan diri dari perasaan negatif tentang diri sendiri. Volunteer dengan motivasi protective, yaitu sebagai cara untuk mengurangi perasaan negatif, seperti perasaan bersalah atau untuk menyelesaikan permasalahan pribadi. Skor yang tidak begitu tinggi mengindikasikan bahwa volunteer tidak menggunakan kegiatannya dengan tujuan menghindari perasan negatif tentang diri mereka sendiri.

Aspek motivasi dengan persentase tertinggi yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah motivasi untuk memahami (understanding). Volunteer dengan motivasi understanding, yaitu sebagai cara untuk belajar lebih mengenal dunia atau melatih keterampilan yang tidak sering digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara motivasi volunteer SEA Games XXVI dengan harapan para stakeholder yang terlibat dalam penyelenggaraan SEA Games di Indonesia.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyatakan bahwa volunteer SEA Games XXVI mengemban tugas penting karena mereka akan dihadapkan pada pendampingan terhadap tamu-tamu negara (beritajatim.com, 2011). Saat SEA Games berlangsung, volunteer menjadi pusat pembentukan citra negara ini. Mengingat pentingnya peran volunteer SEA Games maka dilakukan persiapan matang bagi mereka dalam melaksanakan tugas selama event tersebut berlangsung. Hal ini sejalan dengan motivasi untuk memahami yang mendominasi di kalangan mahasiswa Universitas

(15)

535

Paramadina. Untuk mencapai tujuan yang ditargetkan, volunteer SEA Games dilatih khusus dengan beberapa materi, yaitu etiket dalam pergaulan, kemampuan interpersonal dan berkomunikasi, serta pengetahuan tentang budaya serta pariwisata Jakarta.

Keterlibatan mahasiswa Universitas Paramadina yang turut terlibat langsung sebagai volunteer membentuk sebuah identitas serta peran baru selain warga negara Indonesia yang menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games, namun juga sebagai bagian dari pelaksanaan event tersebut, yaitu volunteer. Menjadi volunteer SEA Games di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina digunakan sebagai cara untuk belajar lebih mengenal dunia.

Kesimpulan

Penelitian ini berjudul gambaran motivasi volunteer SEA Games XXVI di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek motivasi dengan persentase tertinggi adalah motivasi untuk memahami (understanding) dan aspek terendah adalah motivasi sosial (social) dan protektif (protective). Aspek motivasi dengan untuk memahami (understanding) mengindikasikan keinginan yang kuat untuk belajar dari pengalaman kegiatan volunteer. Motivasi sosial (social) dan protektif (protective) dengan dengan skor yang rendah mengindikasikan bahwa volunteer memiliki sedikit teman atau anggota keluarga yang telah menjadi volunteer serta indikasi bahwa volunteer tidak menggunakan kegiatannya dengan tujuan menghindari perasan negatif tentang diri mereka sendiri.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian mengenai gambaran motivasi volunteer ini, maka rekomendasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

Rekomendasi untuk Universitas

Rekomendasi untuk universitas yaitu peningkatkan dukungan kampus yang memungkinkan munculnya motivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan volunteer, misalnya dengan peningkatan kerjasama dengan organisasi tertentu yang membuka rekrutmen volunteer, maupun kegiatan sharing/discussion sehingga dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk menjadi volunteer. Selanjutnya, perlu pengenalan lebih

(16)

536

dalam terkait konsep kegiatan volunteer sehingga dapat memacu semangat yang tinggi. Pengetahuan yang memadai mengenai gambaran motivasi volunteer dalam perspektif psikologi sosial merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep volunteering yang tepat dan sesuai. Selain itu, perlu adanya penelitian lanjutan terkait dengan hasil penelitian ini, sehingga mampu memberikan gambaran yang komprehensif tentang gambaran motivasi volunteer. Pemahaman yang relevan mengenai aktivitas volunteering yang melibatkan mahasiswa diharapkan membuat aktivitas ini dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.

Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya

Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menyarankan untuk mengurangi jumlah pernyataan dalam alat ukur yang digunakan namun tetap mempertimbangkan aspek-aspek yang akan diteliti. Hal ini bertujuan agar responden tidak cepat bosan dan lelah saat mengisi kuesioner. Selanjutnya, sebaiknya penelitian yang akan datang menggunakan metode observasi dan wawancara untuk menggali lebih dalam, sehingga kelemahan dan kekurangan dari penggunaan kuesioner dapat diatasi. Selain itu, dalam penelitian ini hanya melihat dari beberapa aspek motivasi yang diteliti. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa mencoba meneliti faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi kegiatan volunteer di kalangan mahasiswa Universitas Paramadina, Jakarta.

***** Daftar Pustaka

Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Esmond, Judy & Dunlop, Patrick. (2004). Developing the Volunteer Motivation Inventory to Assess the Underlying Motivational Drives of Volunteers in Western Australia. Lotterywest Social Research Grant and CLAN WA Inc.: Western Australia.

Zurnali, Cut. (2004). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan Divisi Long Distance PT Telkom Tbk. Tesis Unpad: Bandung.

Wade, Carol & Tavris, Carol. (2007). Psikologi Umum Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit PT Indeks.

Baron, R. A., Branscombe, R. N., & Byrne, D. (2008). Social Psychology Twelfth Edition. Boston: Pearson.

Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

(17)

537

Media Center Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang . (2011, November 11). Retrieved Mei 10, 2012, from Dinas Kominfo Kota Palembang: http://palembangnews.com.

TRIBUNnews.com Network. (2011, Desember 27). Retrieved Mei 2011, 13, from TRIBUNnews: http://www.tribunnews.com.

Syafaruddin, M. (2011, November 12). Portal Jatim Media. Retrieved Mei 10, 2012, from Berita Jatim Website: http://www.beritajatim.com.

Webhosting Indonesia. (2011, Oktober 31). Retrieved Mei 10, 2012, from Pustaka Sekolah Website: http://www.pustakasekolah.com

(2012, Mei 2012). Retrieved Mei 13, 2012, from Gelora Bung Karno Website: http://www.gelorabungkarno.co.id/.

___. (2011). About SEA Games. http://seag2011.com/en/about-seagames/ (diunduh pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2011).

Gambar

Tabel 4.1  Blue Print  Kuesioner Motivasi  Volunteer Pilot Study  Aspek motivasi yang diukur  Nomor Butir
Tabel  5.8  Mean dan Persentase Masing-masing Aspek Motivasi Volunteer           Aspek motivasi yang diukur                       Mean  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar laba / rugi bersih setelah pajak dengan metode komersial dan metode fiskal, dan bagaimana

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada indikasi yang jelas dari persaingan antara rusa timor dan penggembalaan liar kuda di kawasan Tanjung Torong Padang.. Rusa timor dan kuda

Seleksi Umum dengan metode Prakulifikasi ini terbuka untuk semua penyedia Jasa Konsultansi yang mempunyai.. kompetensi dan kemampuan usaha untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut

Untuk pengguna panitia, apendo versi 4 untuk membuka token dari aplikasi spse 4 yang berisi penawaran dari penyedia. Halaman SPSE 4 yang berisi Token Geret Token ke

Panitia Pengadaan pada Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Depok akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Pengadaan

Sedangkan tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh hasil penjualan terhadap laba bersih pada PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA, Tbk pada tahun 2003 sampai

Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadits dari satu orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu segala sesuatu yang disandarkan

Hal ini dapat direkomendas ikan sebagai salah satu intervensi keperawatan Perbedaan: Terletak pada variabel independen dimana penelitan ini meneliti menggunakan metode