• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI

DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS

KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

JAWA TIMUR

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

NIRA INDRIANI SHALIHAH NIM. 115060400111006-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2015

(2)

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI

DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS

KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

JAWA TIMUR

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

NIRA INDRIANI SHALIHAH NIM. 115060400111006-64 Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dr.Ir.Rispiningtati, M.Eng NIP. 19500907 197603 2 001 Dosen Pembimbing II Dian Chandrasasi, ST, MT NIP. 780702 06 1 2 0139

(3)

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT-SEDAYU LAWAS KECAMATAN

BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Nira Indriani Shalihah1, Rispiningtati2, Dian Chandrasasi3

1

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

E-mail : indriani_nira@yahoo.com

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bangunan pengendali banjir di DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot-Sedayu Lawas dari segi ekonomi teknik dengan menggunakan empat alternatif perhitungan berdasarkan debit pengaliran Q25 2500 m

3

/detik dan Q50 2800 m 3

/detik dengan pelebaran 100 m dan 125 m. Perhitungan analisa kelayakan ekonomi bangunan pengendali banjir di DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot-Sedayu Lawas ini menggunakan metode BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas. Hasil analisa kelayakan bangunan pengendali banjir dari segi ekonomi diperoleh hasil rekomendasi proyek layak dilaksanakan dengan debit pengaliran Q25 2500 m

3

/detik dengan pelebaran 125 m. Pada analisa tersebut diperoleh hasil perhitungan perkiraan angka kerugian akibat banjir yang bernilai kecil dari pada tiga alternatif lainnya.

Kata kunci: Sungai Bengawan Solo, ekonomi teknik, pengendali banjir

ABSTRACK

This research is to determine the feasibility of floodway control in DAS Bengawan Solo Hilir

Plangwot-Sedayu Lawas based on economic aspect using four alternative based on discharge flow Q25 2500 m

3

/second and Q50 2800 m3/second with enlargement 100 m and 125 m.Calculation of analys feasibility of floodway

control in DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot-Sedayu Lawas using method BCR, NPV, IRR, Payback Period and Analysis of Sensitivitas. The result of analysis feasibility of floodway control based on economic

aspect obtained the project recommendation executed with discharge flow Q25 2500 m

3

/second with enlargement 125 m. At the analysis obtained by result of calculation of estimate amount of loss effect of floods is smaller than other alternative.

Keyword: Bengawan Solo River, economic aspect, floodway control.

A. PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir ini banyak bencana alam yang terjadi, khususnya di Negara Indonesia mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, serta gunung meletus. Salah satunya yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Banjir merupakan bencana tahunan yang selalu

terjadi di Indonesia bila musim

penghujan tiba. Banjir yang sering terjadi mampu memberikan dampak yang besar selain kerugian material juga sampai pada kematian.

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Pulau Jawa, terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan Luas wilayah sungai + 12% dari seluruh wilayah Pulau

Jawa. DAS Bengawan Solo secara geografis dibagi dalam DAS hulu dan DAS hilir dengan batas pada pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun dekat kota Ngawi. DAS hulu dibagi menjadi dua sub-DAS, yaitu DAS hulu Sungai Bengawan Solo (the Upper

Solo River basin) dengan luas 6.072 km2

di barat dan DAS Sungai Madiun dengan luas 3.755 km2 di timur. DAS sebelah hilir disebut DAS Bengawan Solo Hilir (the Lower Solo River Basin) dengan luas 6.273 km2 dan panjang sungai 300 km dari kota Ngawi menuju ke muaranya.

Pengendalian banjir yang telah

dilaksanakan, diantaranya adalah di

Wilayah Bengawan Solo Hilir

(4)

yaitu pembangunan sudetan banjir

(Floodway) Plangwot-Sedayu Lawas

sepanjang 12,4 km dengan lebar rata-rata 100 m dan kapasitas 640 m3/dt.

Pada floodway Plangwot ini terdapat pintu intake yang mengatur masuknya air yang berasal dari Sungai Bengawan Solo. Terdapat pula outlet dari Rawa Jabung yang merupakan tempat masuknya sisa air buangan dari Waduk Rawa Jabung. Selain itu terdapat bendung karet (rubber

dam) pada floodway yang berfungsi

sebagai bendung dan mengakibatkan terhalangnya sebagian sedimen yang berasal dari Sungai Bengawan Solo. Debit rencana yang akan dialirkan oleh

floodway sebesar 640m3/dt. Sedangkan

debit air Sungai Bengawan Solo di musim penghujan diperkirakan jauh lebih besar. Sehingga floodway tidak bisa mengatasi debit banjir Sungai Bengawan Solo.

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah

yang ada, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa besar biaya yang

diperlukan untuk pembangunan bangunan pengendali banjir pada tahun 2014?

2. Berapa benefit pertahun yang diperoleh dalam rentang waktu yang ditentukan ditinjau dari aspek ekonomi?

3. Bagaimana analisa kelayakan

ekonomi pembangunan

pengendali banjir yang ditinjau dari: Nilai Rasio Manfaat dan Biaya ( Benefit Cost Ratio / BCR ), Nilai Bersih pada Waktu Sekarang (Net Present Value / NPV ), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return / IRR ), dan Periode Pengembalian (Payback Period )?

4. Bagaimana analisa sensitivitas pembangunan pengendali banjir?

5. Bagaimana rekomendasi yang tepat untuk proyek pengendali banjir?

C. RUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan tersebut akan

berkembang menjadi permasalahan yang lebih luas, sehingga diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah dari studi kali ini adalah:

1. Daerah kajian berada di hilir Sungai Bengawan Solo, khususnya daerah

floodway Plangwot-Sedayu Lawas

2. Parameter yang digunakan dalam analisis ekonomi ini adalah BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas

3. Studi ini membahas kelayakan

bangunan pengendali banjir dari segi ekonomi dan segi teknis

4. Tidak membahas skema jaringan dan pola operasi sungai

5. Tidak membahas AMDAL 6. Tidak membahas erosi D. METODE PENELITIAN

Perencanaan bangunan floodway

plangwot ini diharapkan mampu menjadi

salah satu jalan alternatif guna

menghindari banjir di wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir. Setelah melalui uji

coba, baik dengan meningkatkan

kapasitas, perubahan dimensi floodway serta perencanaan ambang pada hilir sungai dapat dilakukan analisis kelayakan dari segi teknis untuk selanjutnya ditinjau dari segi finansial atau ekonomi teknik.

Data yang dibutuhkan dalam

penyelesaian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Data teknis yang meliputi

topografi, data area sungai yang di

modelkan beserta potongan

melintang tiap section untuk

perhitungan volume pekerjaan. 2. Data fasilitas meliputi harga satuan

upah, harga satuan bahan dan alat untuk perhitungan harga satuan pekerjaan.

(5)

3. Data pelengkap peta tata guna lahan dan data perkembangan

penduduk tahun 2014 untuk

menganalisa kerugian yang

diakibatkan oleh banjir dianalisa dari segi sosial dan ekonomi. 4. Berdasarkan poin 1,2 dan 3

selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisa biaya dan manfaat proyek.

5. Analisa selanjutnya analisa

ekonomi dengan menggunakan

beberapa metode: - BCR

- IRR - NPV

- Payback Periode

6. Analisa ekonomi pada poin kelima selanjutnya akan digunakan untuk menganalisa empat alternatif yaitu: - Alternatif 1 dengan pelebaran

100 m dengan Q25 2500

m3/detik

- Alternatif 2 dengan pelebaran

100 m dengan Q50 2800

m3/detik

- Alternatif 3 dengan pelebaran

125 m dengan Q25 2500

m3/detik

- Alternatif 4 dengan pelebaran

125 m dengan Q50 2800

m3/detik

7. Setelah menganalisa dengan empat

metode diatas selanjutnya

dilakukan analisa sensitivitas untuk

mengetahui kelayakan proyek

pengendali banjir. E. PETA LOKASI STUDI

Gambar Peta Lokasi Wilayah Sungai Bengawan Solo

Sumber: http://sda.pu.go.id

F. DIAGRAM ALIR

Berikut ini merupakan gambar diagram alir pengerjaan skripsi.

MULAI Data Teknis :

-Topografi 1:1000 -Data Area Sungai yang dimodelkan -Potongan Melintang -Q25 dan Q50

Data Fasilitas : -Harga Satuan Upah -Harga Satuan Bahan & Alat

Data Pelengkap : -Peta Tata Guna Lahan -Data Perkembangan Penduduk Tahun 2013 Perhitungan Volume Pekerjaan Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Perhitungan Kerugian Banjir

Analisa Biaya dan Manfaat

Analisa BCR,IRR,NPV dan Payback Periode

Analisa Sensitivitas Layak / Tidak Rekomendasi Proyek Pengendali Banjir SELESAI TIDAK LAYAK RM 1 & 2 ` ` ` RM 3 RM 4

Kesimpulan dan Saran

` RM 5

Gambar Diagram Alir Skirpsi G. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada analisa kelayakan bangunan

pengendali banjir Plangwot-Sedayu

Lawas yang ditinjau dari segi ekonomi teknik ini dengan pelebaran 100 m dan 125m dan menggunakan data debit pengaliran Q25=2500 m3/detik dan

Q50=2800 m3/detik.

Hasil perhitungan rencana anggaran biaya pelebaran 100 m senilai total Rp 566.412.571.000,00 dan pelebaran 125 m senilai total Rp 502.880.169.000,00.

Dengan menggunakan debit

pengaliran Q25=2500 m3/detik dan

Q50=2800 m3/detik dengan pelebaran

masing-masing 100 m dan 125 m diperoleh hasil perhitungan pendapatan tiap tahun adanya hasil pertambahan

pendapatan setelah adanya proyek

dengan hasil sebagai berikut:

1. Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m dengan Q25 2500 m3/detik

(6)

setelah adanya proyek sebesar Rp 512.410.438.750.658.000,00 2. Alternatif 2 dengan pelebaran 100

m dengan Q50 2800 m3/detik

adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp 512.397.248.412.145.000,00 3. Alternatif 3 dengan pelebaran 125

m dengan Q25 2500 m3/detik

adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp 512.450.192.043.967.000,00 4. Alternatif 4 dengan pelebaran 125

m dengan Q50 2800 m3/detik

adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp 512.431.660.028.827.000,00

Hasil pertambahan pendapatan

setelah adanya proyek selanjutnya akan digunakan untuk analisa ekonomi dengan menggunakan metode BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas.

Benefit Cost Ratio

Analisa berikut ini menggunakan data ekivalensi nilai sekarang dari penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC Ratio adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari pengeluaran (biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu.

Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil B/C pada alternatif 1 pelebaran 100 m dengan Q25 = 2500 m3/detik diperoleh

hasil BCR ≥ 1 maka dikatakan layak.

Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil B/C pada alternatif 2 pelebaran 100 m dengan Q50 = 2800 m3/detik diperoleh

hasil BCR ≥ 1 maka dikatakan layak. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C)

Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil B/C pada alternatif 3 pelebaran 125 m dengan Q25 = 2500 m3/detik diperoleh

hasil BCR ≥ 1 maka dikatakan layak. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C)

Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil B/C pada alternatif 4 pelebaran 125 m dengan Q50 = 2800 m3/detik diperoleh

hasil BCR ≥ 1 maka dikatakan layak.

Net Present Value

Merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dan cost (pengeluaran)

yang telah dipresent valuekan

(Mulyadi,1991). Jika NPV bernilai positif

Suku Bunga (%) 6 3813455.63 7.5 3215382.62 8 3611103.45 10 3422057.44 15 3003165.40 20 2653465.16 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Suku Bunga (%) 6 3849892.13 7.5 3205072.29 8 3655742.25 10 3471748.02 15 3056409.53 20 2702226.28 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Suku Bunga (%) 6 4295569.26 7.5 3621885.26 8 4067634.83 10 3854688.80 15 3382838.61 20 2988927.75 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Suku Bunga (%) 6 4336567.40 7.5 3610234.14 8 4117874.50 10 3910621.07 15 3442778.51 20 3043822.01 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C)

(7)

berarti proyek menguntungkan, sedangkan bila NPV bernilai negatif proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. Metode ini didasarkan atas nilai sekarang dari hasil perhitungan nilai sekarang aliran dana masuk dengan nilai sekarang aliran dana keluar selama jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu.

Tabel Hasil Perhitungan Net Present

Value Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan NPV pada alternatif 1 pelebaran 100 m dengan Q25 = 2500

m3/detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak.

Tabel Hasil Perhitungan Net Present

Value Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan NPV pada alternatif 2 pelebaran 100 m dengan Q50 = 2800

m3/detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak.

Tabel Hasil Perhitungan Net Present

Value Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan NPV pada alternatif 3 pelebaran 125 m dengan Q25 = 2500

m3/detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak.

Tabel Hasil Perhitungan Net Present

Value Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan NPV pada alternatif 4 2 pelebaran 125 m dengan Q50 = 2800

m3/detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak.

Internal Rate of Return

Internal Rate of Return adalah merupakan tingkat suku bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit

(penerimaan) yang telah dipresent

valuekan dan cost (pengeluaran) yang

telah dipresent valuekan sama dengan nol. Dengan demikian IRR menunjukkan kemampuan proyek untuk menghasilkan

returns atau keuntungan yang dapat

dicapainya.

Hasil analisa berdasarkan tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR) pada keempat alternatif diperoleh hasil memenuhi persyaratan karena hasil perhitungan IRR sebesar 39%. Suku Bunga (%) 6 3,771,340,171,448,500,000.00 7.5 2,853,731,345,055,660,000.00 8 3,438,273,393,827,390,000.00 10 3,148,761,502,510,570,000.00 15 2,571,787,361,585,390,000.00 20 2,148,023,938,365,910,000.00 NPV Suku Bunga (%) 6 3,853,123,827,769,960,000.00 7.5 2,853,657,631,569,110,000.00 8 3,527,034,254,926,970,000.00 10 3,238,964,553,713,380,000.00 15 2,653,755,720,991,840,000.00 20 2,215,246,204,274,320,000.00 NPV Suku Bunga (%) 6 3,771,340,171,448,500,000.00 7.5 2,853,731,345,055,660,000.00 8 3,438,273,393,827,390,000.00 10 3,148,761,502,510,570,000.00 15 2,571,787,361,585,390,000.00 20 2,148,023,938,365,910,000.00 NPV Suku Bunga (%) 6 3,853,123,827,769,960,000.00 7.5 2,853,657,631,569,110,000.00 8 3,527,034,254,926,970,000.00 10 3,238,964,553,713,380,000.00 15 2,653,755,720,991,840,000.00 20 2,215,246,204,274,320,000.00 NPV

(8)

Payback Period

Pada dasarnya periode pengembalian (Payback Period) adalah jumlah periode

(tahun) yang diperlukan untuk

mengembalikan (menutup) ongkos

investasi awal dengan tingkat

pengembalian tertentu. Perhitungannya dilakukan berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun yang merupakan nilai

sisa. Untuk mendapatkan periode

pengembalian pada suatu tingkat

pengembalian (rate of return).

Rencana anggaran biaya proyek

penambahan kapasitas floodway

Plangwot Sedayu Lawas sebesar dengan

pelebaran 100 m senilai Rp

566.412.571.000,00 dengan umur

ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut.

Rencana anggaran biaya proyek

penambahan kapasitas floodway

Plangwot Sedayu Lawas sebesar dengan

pelebaran 100 m senilai Rp

566.412.571.000,00 dengan umur

ekonomis 5 tahun, syarat periode

pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut.

Tabel 4.64 Arus Kas Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Sedangkan untuk pelebaran 125 m dengan rencana anggaran biaya proyek senilai Rp 502.880.169.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut.

Tabel Arus Kas Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan payback period pada kedua alternatif dinyatakan proyek layak untuk dilaksanakan.

Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas pada keempat alternatif dihitung dengan menggunakan lima kondisi yang berbeda yaitu:

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap dan Benefit Tetap Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25% Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25% Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif 1 Rp 283,206,285,500 Rp 283,206,285,500 2 Rp 278,206,285,500 Rp 561,412,571,000 3 Rp 273,206,285,500 Rp 834,618,856,500 4 Rp 268,206,285,500 Rp 1,102,825,142,000 5 Rp 263,206,285,500 Rp 1,366,031,427,500

Payback period = 2 (566.412.571.000−561.412.571.000834.618.856.500−561.412.571.000) x 1 tahun = 2,2

Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif 1 Rp 251,440,084,500 Rp 251,440,084,500 2 Rp 246,440,084,500 Rp 497,880,169,000 3 Rp 241,440,084,500 Rp 739,320,253,500 4 Rp 236,440,084,500 Rp 975,760,338,000 5 Rp 231,440,084,500 Rp 1,207,200,422,500

Payback period = 2 (502.880.169.000−497.880.169.000739.320.253.500−497.880.169.000) x 1 tahun = 2,2 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3813455.634 3,771,340,171,448,500,000 7.5 3215382.623 2,853,731,345,055,660,000 8 3611103.447 3,438,273,393,827,390,000 10 3422057.437 3,148,761,502,510,570,000 15 3003165.400 2,571,787,361,585,390,000 20 2653465.159 2,148,023,938,365,910,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 2860091.725 2,828,504,881,347,290,000 7.5 2411536.967 2,140,298,286,910,510,000 8 2708327.586 2,578,704,807,335,660,000 10 2566543.078 2,361,570,896,848,630,000 15 2252374.050 1,928,840,307,099,250,000 20 1990098.869 1,611,017,751,395,220,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 4766819.542 4,714,175,461,549,710,000 7.5 4019228.278 3,567,164,403,200,810,000 8 4513879.309 4,297,841,980,319,120,000 10 4277571.797 3,935,952,108,172,520,000 15 3753956.751 3,214,734,416,071,530,000 20 3316831.449 2,685,030,125,336,600,000

(9)

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Turun 25% Benefit Tetap Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Naik 25% Benefit Tetap Alternatif 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap dan Benefit Tetap Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25% Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25% Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Turun 25% Benefit Tetap Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Naik 25% Benefit Tetap Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap dan Benefit Tetap Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25% Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25% Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5084607.512 3,771,340,418,687,580,000 7.5 4287176.830 2,853,731,566,936,890,000 8 4814804.597 3,438,273,631,862,270,000 10 4562743.250 3,148,761,732,544,880,000 15 4004220.534 2,571,787,575,675,180,000 20 3537953.546 2,148,024,140,745,130,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3050764.507 3,771,339,924,209,410,000 7.5 2572306.098 2,853,731,123,174,430,000 8 2888882.758 3,438,273,155,792,500,000 10 2737645.950 3,148,761,272,476,270,000 15 2402532.320 2,571,787,147,495,600,000 20 2122772.127 2,148,023,735,986,700,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3849892.133 3,853,123,827,769,960,000 7.5 3205072.291 2,853,657,631,569,110,000 8 3655742.247 3,527,034,254,926,970,000 10 3471748.018 3,238,964,553,713,380,000 15 3056409.526 2,653,755,720,991,840,000 20 2702226.285 2,215,246,204,274,320,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 2887419.100 2,889,842,620,617,550,000 7.5 2403804.218 2,140,243,001,087,580,000 8 2741806.685 2,645,275,449,996,930,000 10 2603811.013 2,429,223,182,047,660,000 15 2292307.145 1,990,316,573,679,010,000 20 2026669.714 1,661,434,448,259,260,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 4812365.166 4,816,405,034,922,370,000 7.5 4006340.363 3,567,072,262,050,630,000 8 4569677.809 4,408,793,059,857,010,000 10 4339685.022 4,048,705,925,379,090,000 15 3820511.908 3,317,194,868,304,680,000 20 3377782.856 2,769,057,960,289,380,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5133189.511 3,853,124,077,979,880,000 7.5 4273429.721 2,853,657,854,158,360,000 8 4874322.996 3,527,034,496,125,270,000 10 4628997.357 3,238,964,786,950,740,000 15 4075212.701 2,653,755,938,056,720,000 20 3602968.380 2,215,246,409,220,800,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3079913.706 3,853,123,577,560,040,000 7.5 2564057.832 2,853,657,408,979,860,000 8 2924593.798 3,527,034,013,728,670,000 10 2777398.414 3,238,964,320,476,010,000 15 2445127.621 2,653,755,503,926,970,000 20 2161781.028 2,215,245,999,327,840,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 4295569.258 3,771,632,535,414,820,000 7.5 3621885.259 2,853,952,589,254,940,000 8 4067634.829 3,438,539,943,273,460,000 10 3854688.801 3,149,005,613,181,340,000 15 3382838.614 2,571,986,753,564,140,000 20 2988927.749 2,148,190,486,331,970,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3221676.943 2,828,724,182,053,920,000 7.5 2716413.944 2,140,464,244,947,570,000 8 3050726.122 2,578,904,746,119,700,000 10 2891016.601 2,361,754,005,653,800,000 15 2537128.960 1,928,989,875,096,980,000 20 2241695.812 1,611,142,685,069,900,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5369461.572 4,714,540,888,775,720,000 7.5 4527356.574 3,567,440,933,562,310,000 8 5084543.536 4,298,175,140,427,210,000 10 4818361.002 3,936,257,220,708,890,000 15 4228548.267 3,214,983,632,031,310,000 20 3736159.686 2,685,238,287,594,050,000

(10)

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Turun 25% Benefit Tetap Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Naik 25% Benefit Tetap Alternatif 3

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap dan Benefit Tetap Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25% Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25% Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Turun 25% Benefit Tetap Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost Naik 25% Benefit Tetap Alternatif 4

Sumber: Hasil Perhitungan

Apabila ditinjau berdasarkan hasil analisa sensitivitas dengan menggunakan lima kondisi pada keempat alternatif dapat direkomendasikan proyek layak pada kondisi cost tetap benefit naik 25% pada alternatif keempat.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan skripsi yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan dari segi teknis menggunakan data percobaan di Laboratorium Sungai dan Rawa

Teknik Pengairan Universitas

Brawijaya debit yang digunakan

pada uji fisik penambahan

kapasitas pada floodway Plangwot Sedayu Lawas ini adalah Q25

sebesar 2500 m3/detik dan Q50

sebesar 2800 m3/detik dengan pelebaran 100 m dan 125 m. 2. Besarnya biaya yang diperlukan

untuk pelaksanaan proyek

penambahan kapasitas floodway

Plangwot Sedayu Lawas

berdasarkan data rekapitulsi

rencana anggaran biaya sebesar

Rp 566.412.571.000,00 untuk pelebaran 100 m dan Rp Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5727425.677 3,771,632,754,922,020,000 7.5 4829180.345 2,853,952,786,248,570,000 8 5423513.106 3,438,540,154,608,850,000 10 5139585.069 3,149,005,817,413,550,000 15 4510451.485 2,571,986,943,640,280,000 20 3985236.999 2,148,190,666,011,060,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3436455.406 3,771,632,315,907,630,000 7.5 2897508.207 2,853,952,392,261,300,000 8 3254107.863 3,438,539,731,938,070,000 10 3083751.041 3,149,005,408,949,140,000 15 2706270.891 2,571,986,563,488,010,000 20 2391142.199 2,148,190,306,652,890,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 4336567.402 3,853,382,708,505,570,000 7.5 3610234.140 2,853,849,377,671,600,000 8 4117874.504 3,527,271,232,066,520,000 10 3910621.067 3,239,182,181,070,230,000 15 3442778.514 2,653,934,039,585,260,000 20 3043822.012 2,215,395,067,969,070,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3252425.551 2,890,036,809,234,380,000 7.5 2707675.605 2,140,386,835,631,460,000 8 3088405.878 2,645,453,209,905,910,000 10 2932965.800 2,429,386,428,726,680,000 15 2582083.886 1,990,450,336,971,430,000 20 2282866.509 1,661,546,119,018,410,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5420709.252 4,816,728,607,776,760,000 7.5 4512792.676 3,567,311,919,711,740,000 8 5147343.130 4,409,089,254,227,120,000 10 4888276.333 4,048,977,933,413,790,000 15 4303473.143 3,317,417,742,199,080,000 20 3804777.515 2,769,244,016,919,730,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 5782089.869 3,853,382,930,650,370,000 7.5 4813645.521 2,853,849,575,293,840,000 8 5490499.339 3,527,271,446,210,490,000 10 5214161.422 3,239,182,388,146,230,000 15 4590371.352 2,653,934,232,302,770,000 20 4058429.349 2,215,395,249,927,460,000 Tingkat Bunga B/C B-C (%) (Rp) (Rp) 6 3469253.921 3,853,382,486,360,770,000 7.5 2888187.312 2,853,849,180,049,360,000 8 3294299.603 3,527,271,017,922,540,000 10 3128496.853 3,239,181,973,994,240,000 15 2754222.811 2,653,933,846,867,750,000 20 2435057.610 2,215,394,886,010,680,000

(11)

502.880.169.000,00 untuk pelebaran 125 m.

3. Berdasarkan aspek ekonomi

diperoleh perbandingan dengan menggunakan empat alternatif dalam melakukan perhitungan analisa ekonomi dengan metode BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas. Suku bunga yang digunakan adalah 6%, 7,5%, 8%, 10%, 15% dan 20%. Adapun tingkat bunga bank yang berlaku saat ini menurut Bank Indonesia sebesar 7,5%.

4. Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan setelah adanya proyek diperoleh hasil :

- Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m (Q25=2500 m3/detik)

senilai total Rp

512.410.483.750.658.000,00 - Alternatif 2 dengan pelebaran

100 m (Q50=2800 m3/detik)

senilai total Rp

512.397.248.412.145.000,00 - Alternatif 3 dengan pelebaran

125 m (Q25=2500 m3/detik)

senilai total Rp

512.450.192.043.967.000,00 - Alternatif 4 dengan pelebaran

125 m (Q50=2800 m3/detik)

senilai total Rp

512.431.660.028.827.000,00 5. Berdasarkan hasil perhitungan

analisa ekonomi yang meliputi BCR, NPV, IRR, dan Payback

period diperoleh hasil BCR pada

keempat alternatif yang telah dihitung memperoleh nilai BCR ≥

1 maka memenuhi syarat

kelayakan. Hasil perhitungan

berdasarkan analisa NPV pada keempat alternatif yang telah dihitung memperoleh nilai NPV > 0 dengan kesimpulan memenuhi

syarat kelayakan. Sedangkan

berdasarkan hasil perhitungan

metode IRR diperoleh nilai IRR ≥ 1 yaitu sebesar 39% maka apabila menurut metode IRR proyek layak

untuk dilaksanakan. Selanjutnya

berdasarkan hasil perhitungan

Payback Period dengan syarat

pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% diperoleh hasil

yang memenuhi dengan

persyaratan maka proyek layak dilaksanakan.

6. Analisa sensitivitas pada keempat

alternatif dihitung dengan

menggunakan lima kondisi yang berbeda yaitu:

- Kondisi Cost Tetap dan

Benefit Tetap

- Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25%

- Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25%

- Kondisi Cost Turun 25%

Benefit Tetap

- Kondisi Cost Naik 25%

Benefit Tetap

7. Jumlah perkiraan kerugian yang diakibatkan apabila terjadi bajir

sepanjang floodway Plangwot

Sedayu Lawas adalah sebagai berikut:

- Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m (Q25=2500 m3/detik)

senilai total Rp

1.605.700.000,00

- Alternatif 2 dengan pelebaran 100 m (Q50=2800 m3/detik)

senilai total Rp

2.007.200.000,00

- Alternatif 3 dengan pelebaran 125 m (Q25=2500 m3/detik)

senilai total Rp 1.200.000,00 - Alternatif 4 dengan pelebaran

125 m (Q50=2800 m3/detik)

senilai total Rp 3.300.000,00 8. Jika ditinjau berdasarkan angka

perkiraan kerugian perbandingan antara Tahun 2014 pada alternatif 3 memiliki angka kerugian yang

lebih kecil. Maka dapat

direkomendasikan dengan

pelebaran 125 m dengan debit pengaliran Q25=2500 m3/detik

(12)

dapat mengurangi angka kerugian yang diakibatkan oleh banjir I. SARAN

Dalam perencanaan suatu proyek

selain menghitung teknis desain

bangunan yang akan dibangun juga perlu memperhitungkan manfaat yang akan diterima oleh penduduk disekitar daerah proyek apabila proyek tersebut telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan guna mendapatkan gambaran berapa perbandingan dampak positif dan negatif yang akan didapatkan oleh penduduk sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Gambaran Umum Kabupaten Lamongan <URL:

http://bps.lamongankab.go.id>

Kerugian Banjir Lamongan <URL:

http//bebasbanjir2025.wordpress.co

m/aspek-aspek-tentang-banjir/aspek-kerugian-banjir/> Kondisi Tata Guna Tanah Kabupaten

Lamongan <URL:

http://lamongankab.go.id>

Perhitungan Payback Period <URL: http://sekaranindya.wordpress.com/ 2012/12/25/ekonomi-teknik> Peta Wilayah Sungai Bengawan Solo

<URL: http://sda.pu.go.id>

Peta Kabupaten Lamongan <URL:

http://maps.google.co.id>

Pujawan, I Nyoman. 1995. Ekonomi

Teknik. Jakarta: PT.Guna Widya.

Pramitasari, Dyah Ayu. 2008.

Perencanaan dan Analisis. Jakarta:

Fakultas Teknik Universitas

Indonesia.

Riyanto, Bachtiar. 2013. Perencanaan

Peningkatan Kapasitas Floodway Sungai Bengawan Solo. Tugas

Akhir S1.

Suyanto, Adhi., Sunaryo, Trie M., Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi Teknik

Gambar

Gambar Diagram Alir Skirpsi
Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C)  Alternatif 1
Tabel Hasil Perhitungan Net Present  Value Alternatif 1
Tabel Analisa Sensitivitas Kondisi Cost  Tetap dan Benefit Tetap Alternatif 1

Referensi

Dokumen terkait