• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu restoran cepat saji yang telah dikenal masyarakat di Indonesia, yaitu Kentucky Fried Chicken. Dikarenakan banyaknya store Kentucky Fried Chicken di Indonesia, penulis mengambil satu sampel store, yaitu store cabang Ciracas-Jakarta Timur. Adapun store ini beralamat di Jalan Raya Bogor KM. 25, Ciracas, Jakarta Timur. Lokasi penelitian ini dipilih karena KFC merupakan salah satu tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan bagi calon karyawan KFC merupakan salah satu bentuk dari program pendidikan nonformal, sehingga diharapkan lokasi ini dapat memberikan data dan informasi mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 yang mencakup rancangan pelatihan, proses pelatihan, dan faktor pendukung serta penghambat pada penyelenggaraan pelatihan STAR 2000.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian sebagai informan pada penelitian ini, merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan berpengaruh dalam suatu penelitian, yang berguna untuk mendapatkan jawaban penelitian. Penelitian ini tidak hanya menjadikan manusia sebagai subjeknya, tapi juga dapat memilih benda, tempat, dan interaksi yang terjadi didalamnya.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak lima orang yang berkaitan dan terlibat langsung dalam pelatihan ini, yaitu : satu orang manager training KFC selaku informan utama, satu orang people development officer/PDO (trainer), satu orang restaurant manager/RM, dan dua orang crew/karyawan selaku informan triangulan. Jumlah tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa penelitian kualitatif lebih mementingkan banyaknya informasi yang mendalam dibandingkan jumlah informannya.

Pemilihan ke-lima orang sumber data diatas dikarenakan oleh narasumber merupakan pelaku yang terdapat pada lingkungan kerja, dimana Sugiyono

(2)

(2013:297-299) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, namun situasi sosial (social situation) yang didalamnya terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu, kemudian hasilnya digunakan pada situasi sosial yang memiliki kesamaan pada situasi sosial yang kasusnya dipelajari. Penentuan subjek pada penelitian ini dilakukan secara purposive, dimana mereka dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka dianggap dapat dipercaya oleh peneliti dan dapat memberikan informasi data yang diperlukan, sehingga dapat memudahkan peneliti menemukan jawaban penelitian ini.

Melalui pengelola PT. Fastfood Indonesia, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai profil lembaga/organisasi, latar belakang, rancangan pelaksanaan dan tujuan dari program pelatihan STAR 2000, serta manfaat yang didapat setelah menerapkan pelatihan tersebut. Melalui people development officer, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 pada calon karyawan, dimulai dari awal proses pelatihan dimulai hingga pelaksanaan proses pelatihan tersebut, penggunaan metode dan media, materi yang disampaikan, hingga evaluasi, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami. Melalui restaurant manager, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta setelah mengikuti pelatihan. Melalui karyawan, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, pengalaman belajar pada pelatihan STAR 2000, manfaat yang dirasakan, serta faktor pendukung dan penghambat selama mengikuti pelatihan ini.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua langkah-langkah berikut proses yang dibutuhkan dalam merencakan dan melaksanakan penelitian. Perencanaan dimulai dari identifikasi, pemilihan, serta rumusan masalah, sampai kepada perumusan

(3)

hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Selanjutnya merupakan tahapan operasional dari penelitian. (Nazir, 2005:84-85)

1. Persiapan

Persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian. Tahap ini diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang berisi tentang rancangan pelaksanaan kegiatan penelitian. Dalam penyusunan proposal ini, peneliti melakukan bimbingan intensif dengan dosen pembimbing skripsi, sampai proposal disetujui dan akhirnya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Proposal ini disusun berdasarkan observasi awal pada lembaga/tempat dilakukannya penelitian. Peneliti juga mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan penelitian seperti pembuatan surat izin penelitian, instrumen/pedoman wawancara dan observasi, serta hal-hal lainnya yang berkaitan demi kelancaran penelitian ini.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pencarian dan penggalian mengenai informasi yang dibutuhkan secara mendalam. Pelaksanaan ini melibatkan banyak subjek dan objek yang terkait dengan penelitian. Melalui instrumen/pedoman yang telah dibuat sebelumnya, peneliti akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan penelitian yang akan diberikan sebelumnya telah diseleksi, dikoreksi dan kemudian disetujui oleh dosen pembimbing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada informan melalui wawancara. Setelah jawaban dan data-data yang diperlukan telah terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data.

3. Pelaporan

Tahap ini diawali dengan pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh melalui triangulasi data. Triangulasi data merupakan pengecekan atau pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh dari informan kepada informan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan informan. Hal ini bertujuan untuk membandingkan informasi yang telah diperoleh agar dapat dijamin kebenarannya. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang

(4)

didapat dari informan yang berbeda.Setelah data dicek atau diperiksa, maka selanjutnya peneliti melakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data, yaitu data hasil observasi dan wawancara. Setelah laporan ini selesai disusun, maka didapatkan hasil penelitian mengenai hal-hal yang dimaksud dengan tujuan penelitian, lalu selanjutnya disusun kembali secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pemilihan metode ini dikarenakan pada penelitian ini ditemukan adanya kesesuaian antara sifat penelitian dengan masalah yang dipecahkan. Nazir (2005:54) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Artinya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai keadaan yang terjadi pada saat ini, dimana didalamnya peneliti berupaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan keadaan tersebut.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013:15) mengemukakan bahwa, “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.” Pendekatan ini digunakan karena penulis ingin meneliti bagaimana penerapan pelatihan yang ada pada salah satu perusahaan fastfood dalam menyiapkan calon karyawan yang kompeten dan profesional. Masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini yaitu, pertama mengenai rancangan program pelatihan calon karyawan sebelum bekerja pada PT. Fastfood Indonesia, kedua

(5)

mengenai proses pelatihan STAR 2000 untuk meningkatkan keterampilan kerja calon karyawan, dan ketiga mengenai faktor pendukung dan penghambat pada pelatihan STAR 2000.

Maka dalam penelitian ini, metode diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan selama proses penelitian, sehingga metode tersebut digunakan dengan alasan/tujuan agar penulis mendapatkan data yang mengandung informasi untuk memecahkan masalah penelitian.

D. Definisi Operasional

Penelitian yang akan dibahas adalah mengenai “Penerapan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan (Studi pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur)”. Agar pembahasan lebih terarah dan untuk menghindari salah pengertian judul dalam penelitian ini, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerapan Pelatihan STAR 2000

Penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1448), berasal dari kata “terap” yang artinya berterap, sedangkan penerapan itu sendiri berarti proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan; pemanfaatan perihal mempraktikkan. Penerapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi. Menurut Browne dan Wildavsky dalam artikel “Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli” [diakses tanggal 09/012014].[Online], definisi dari implementasi itu sendiri adalah perluasan aktivitas yang saling menguntungkan. Penerapan adalah suatu kegiatan dimana didalamnya digunakan prinsip-prinsip, teori-teori, maupun konsep-konsep yang telah ditentukan.

Pelatihan adalah upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan organisasi (Friedman dan Yarbough dalam Sudjana, 2007:4). Pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Fastfood Indonesia salah satunya adalah pelatihan untuk calon karyawan yang akan bekerja di restoran milik perusahaan yaitu, Kentucky Fried Chicken.

(6)

Pelatihan calon karyawan ini dinamakan pelatihan STAR 2000 (yaitu singkatan dari store training and rating, merupakan pelatihan yang diadakan langsung di store/cabang restoran KFC secara berjenjang, yang mulai diselenggarakan pada tahun 2000). Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini menginformasikan segala informasi dan materi mengenai bagaimana prosedur bekerja disana dan melatih keterampilan calon karyawan pada bidang-bidang yang telah ditentukan dan distandarisasi oleh PT. Fastfood Indonesia.

Maka penerapan pelatihan STAR 2000 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis pada proses pelaksanaan pelatihan yang mencakup kegiatan awal pelatihan, kontrak belajar, dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

2. Rancangan Pelatihan

Rancangan dalam situs artikata.com [diakses tanggal 09/01/2014].[Online] didefinisikan sebagai sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain. Rancangan memiliki arti kata yang hampir sama dengan desain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [diakses tanggal 09/01/2014].[Online],

desain adalah kerangka bentuk; rancangan; motif; pola; corak.

Rancangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model/bentuk desain pelatihan STAR 2000, yang mencakup : rancangan kurikulum (tujuan, isi materi, metode dan media yang digunakan), peserta, fasilitator, tempat pelatihan, waktu penyelenggaraan, sarana pendukung, dan biaya pelatihan.

3. Proses Pelatihan

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil (wikipedia, [diakses tanggal 05/02/2014]. [online]).

Proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran dalam pelatihan STAR 2000, yang mencakup : awal kegiatan (pembukaan dan pembinaan keakraban), kontrak belajar (teknis, isi, dan respon), serta

(7)

pelaksanaan kegiatan (kesiapan dan kemampuan fasilitator, evaluasi pada setiap kegiatan, rencana tindak lanjut, dan monitoring pasca pelatihan).

4. Keterampilan Kerja

Keterampilan adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Hal ini tidak hanya melibatkan aspek motorik sebagai faktornya, tetapi juga menghadirkan fungsi mental yang bersifat kognitif (Ahira, 2013) [diakses tanggal 04/04/2013]. [online]. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat). Pada penelitian ini, keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan calon karyawan dalam bekerja di PT. Fastfood Indonesia.

Keterampilan kerja yang dimaksud pada penelitian ini adalah keterampilan yang dimiliki karyawan dalam melayani customer, mencakup : hospitality and coutessy, HWWT (how we work together), customer connection, cleaning hygiene, CSTM (customer service team member; section cashier, kitchen, back up, dining), dan FSTM (food service team member; cook/chicken product, kitchen, back up, dining.

5. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji atau upah; pegawai;pekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:629). Menurut Hasibuan (2007:12), Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Pada penelitian ini, karyawan yang dimaksud adalah seseorang yang telah bekerja di KFC dan pernah mengkuti pelatihan STAR 2000 di Kentucky Fried Chicken sebagai peserta pelatihan.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian sangat dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan dan bagaimana data dikumpulkan (pengumpulan data). Pada penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen atau alat penelitian. Peneliti kualitatif sebagai “human instrument”, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

(8)

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, serta membuat kesimpulan dari temuannya. (Sugiyono, 2013:305-306)

Segala sesuatu yang dicari dalam penelitian kualitatif dari obyek penelitian, keseluruhannya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument (peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif)”. Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan. (Sugiyono, 2013:306-307)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peneliti merupakan instrumen sebelum permasalahannya jelas dan pasti, namun setelah masalahnya pasti, maka akan dapat dikembangkan suatu instrumen. Adapun instrumen penelitian yang peneliti gunakan terdiri dari, pedoman wawancara untuk pengelola, pelatih, dan karyawan sebagai peserta pada pelatihan STAR 2000. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan media/alat yang menunjang dalam mengumpulkan data seperti; pedoman wawancara, buku dan alat tulis, tape recorder, kamera, dan lain-lain.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini, dimungkinkan adanya proses pengembangan intrumen untuk kebutuhan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengembangan intrumen ini antara lain:

(9)

1. Membuat kisi-kisi penelitian.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian tersebut ke dalam pedoman observasi dan wawancara.

3. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing terkait dengan pedoman observasi dan wawancara tersebut.

4. Melakukan penelitian dan terjun ke lapangan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data yang benar dan dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, maka data harus dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang baik dan benar. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data digunakan pada kondisi yang ilmiah (natural setting), sumber data dan teknik pengumpulan data lebih banyak kepada observasi serta wawancara yang mendalam dan dokumentasi. Pada penelitian ini digunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi dokumen, dan triangulasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Nasution dalam Sugiyono (2013:310) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Nazir (2005:175) mengemukakan, “pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada kegiatan atau tingkah laku dari pengelola pelatihan (manager training), pelatih (people development officer), dan peserta pelatihan (crew/karyawan). Proses observasi dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian. Observasi dilakukan secara partisipatif dan non partisipatif. Pada observasi partisipatif peneliti terlibat pada kegiatan sehari-hari terhadap objek dan subjek yang sedang diteliti, tetapi tidak sepenuhnya lengkap. Sedangkan pada observasi non partisipatif, peneliti melakukan pengamatan terhadap data/dokumen/kelengkapan sarana yang terkait dengan kegiatan pelatihan. Yang menjadi objek observasi kegiatan pelatihan STAR 2000 yang dilakukan oleh pelatih dan peserta pelatihan.

(10)

Tabel 3.1

Pelaksanaan Observasi

No. Aspek Tanggal

observasi

Lama

observasi Alat 1. Proses pelatihan 25-11-2013 ± 120 menit Buku catatan,

alat tulis, alat perekam 29-11-2013 ± 120 menit 30-11-2013 ± 120 menit 19-12-2013 ± 120 menit 20-12-2013 ± 120 menit Sumber : Pedoman observasi, Jakarta 2013

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide/panduan wawancara (Nazir, 2005:193-194). Esterberg dalam Sugiyono (2013:317) mendefinisikan wawancara/interview yaitu merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara tersebut, dimana peneliti dan informan terlibat dalam sebuah percakapan sehingga informan bersedia mengeluarkan pendapatnya secara terbuka.

Wawancara dilakukan pada informan kunci atau primer dan informan sumber atau sekunder. Informan kunci merupakan seseorang yang memiliki informasi mendalam mengenai seluruh aspek yang dikaji, sedangkan informan sumber merupakan seseorang yang mengusai aspek tertentu. Informan kunci pada penelitian ini yaitu pengelola pelatihan (manager training) dan informan sumber atau sekunder, yaitu pelatih dan peserta pelatihan. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan terkait pada penelitian yaitu mengenai rancangan pelatihan, proses pelatihan, dan faktor pendukung serta penghambat pada penyelenggaraan pelatihan STAR 2000. Sebagai penunjang pada pelaksanaan wawancara, peneliti menyiapkan sebuah pedoman wawancara untuk seriap masing-masing informan yang digunakan pada saat melakukan wawancara.

(11)

Tabel 3.2

Pelaksanaan Wawancara

No. Sumber yang diwawancara

Tanggal wawancara

Lama

wawancara Aspek Tempat

1. Pengelola pelatihan

30-10-2013 ± 60 menit  Program pelatihan KFC  Rancangan pelatihan  Penerapan pelatihan  Faktor pendukung dan penghambat Store KFC

25-11-13 ± 15 menit  Proses pelatihan Store KFC 20-12-13 ± 15 menit  Faktor pendukung

dan penghambat

Store KFC 2. Pelatih 25-11-13 ± 70 menit  Proses pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat Store KFC 3. Manager restoran 29-11-2013 ± 30 menit  Rancangan pelatihan  Proses pelatihan Store KFC 19-12-2013 ± 15 menit  Rancangan pelatihan  Proses pelatihan Store KFC 4. Peserta pelatihan

29-11-2013 ± 15 menit  Proses dan penerapan pelatihan  Faktor pendukung dan penghambat Store KFC

30-11-2013 ± 15 menit  Proses dan penerapan pelatihan  Faktor pendukung dan penghambat Store KFC

19-12-2013 ± 20 menit  Proses dan penerapan pelatihan  Faktor pendukung dan penghambat Store KFC

(12)

Peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur kepada kelima subjek penelitian (responden) yang berhubungan dengan penelitian ini, karena pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh informan. Untuk menggali secara lebih mendalam, peneliti tidak hanya melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang telah disusun, tetapi juga melakukannya secara informal melalui percakapan yang tidak formal, yang terjadi secara alami dan tidak berfokus pada satu hal tertentu.

3. Studi Dokumen

Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan studi dokumen dengan cara mengumpulkan data-data yang ada, seperti catatan, arsip, foto, dan lain sebagainya. Sugiyono (2013:329) mengatakan, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dan hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh data-data/dokumen-dokumen yang ada.

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Dokumen dipilih sesuai dengan fokus penelituan. Dokumen dihimpun sesuai dengan apa yang dibutuhkan kemudian isinya dianalisis dan dipadukan sehingga dapat menghasilkan suatu kajian yang terpadu.

4. Triangulasi

Trangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Melalui triangulasi, maka peneliti sudah mengumpulkan data sekaligus menguji kebenaran data tersebut. Terdapat dua jenis triangulasi, yaitu : 1) triangulasi teknik, dimana peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, dan 2) triangulasi sumber, dimana peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

(13)

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sama (Sugiyono, 2013:330).

Pada penelitian ini, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan dan sumber data yang ada dengan menguji kebenaran data mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data ini bersifat induktif, dimana data yang diperoleh dianalis kemudian dikembangkan menjadi hipotesis, selanjutnya hipotesis tersebut disesuaikan kembali dengan data lainnya secara berulang-ulang, hingga dapat disimpulkan apakah data tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan pada keseluruhan data yang telah terkumpul. Apabila hipotesis diterima, maka dapat dikembangkan menjadi sebuah teori. (Sugiyono, 2013:335)

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama di lapangan, dimulai dengan mengumpulkan data selama periode tertentu. Pengumpulan data ini terkait dengan segala yang berhubungan dengan penelitian. Adapun langkah-langkah analisis data yang dikutip dari Sugiyono (2013:337-345) adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Setelah mengumpulkan data di lapangan, peneliti akan memperoleh data yang jumlahnya cukup banyak, kompleks, dan rumit, oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, kemudian membuang hal yang tidak perlu.

(14)

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mampu memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya berupa catatan lapangan. Dengan menyajikan data tersebut, maka akan lebih memudahkan peneliti dan pembaca untuk memahami kondisi yang terjadi di lapangan, kemudian membuat rencana kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah berikutnya merupakan langkah terakhir dalam analisis data kualitatif, yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dkemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat, yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan dan mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masuh bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. (Sugiyono, 2013:345)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono penelitian kualitatif sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisime digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Sugiyono (2014:13) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk

Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk

Menurut Sugiyono 2013, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Sugiyono 2015:15 mengungakapkan: “Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang