• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.8.2 Analisis Perubahan Fungsi Lahan perkembangan pemanfaatan lahan tidak hanya terjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5.8.2 Analisis Perubahan Fungsi Lahan perkembangan pemanfaatan lahan tidak hanya terjadi"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

UPORAN AKHIR

5.8. Anallsis Penggunaan Lahan

5.8.1 Pola Penggunaan Penguasaan Dan Pemilikan Lahan

Berdasarkan penguasaan dan pemilikan tanah meliputi tanah kehutanan, tanah hak milik baik hak miliki perseorangan maupun perseroan, tanah hak guna usaha dan hak guna bangunan.

Menurut jenis status hak atas tanah yang ada di Kabupaten Pemalang, jumlah terbesar adalah tanah dengan status hak milik yang tersebar di seluruh kecamatan. Tanah kehutanan digunakan untuk kepentingan pengembangan hutan oleh Perum Perhutani yang tersebar di Kecamatan Moga, Pulosari, Belik, Watukumpul, Bodeh, Bantarbolang,

Randudongkal, Taman, Ampelgading, dan Warungpring. 5.8.2 Analisis Perubahan Fungsi Lahan

perkembangan pemanfaatan lahan tidak hanya terjadi di Kota Pemalang dan kota-kota lain'di wilayah bagian utara Kabupaten Pemalang, tetapi juga kota-kota kecamatan di bagian selatan. Perkembangan pemanfaatan lahan tersebut diindikasikan dengan adanya perubahan pemanfaatan lahan dari pertanian menjadi non pertanian (lihat juga Tabel TA 'V - - 4 6 ) .

Selain area pertanian, perubahan pemanfaatan lahan juga terjadi pada area hutan di Kabupaten Pemalang. Perubahan ini menyangkut perubahan komoditas fienis tanaman) dan perubahan fungsi. Perubahan komoditas terjadi pada sebagian area hutan jati menjadi hutan pinus, sedangkan perubahan fungsi terjadi pada sebagian area hutan jati menjadi area pertanian tanaman semusim (misalnya tembakau).

Ditinjau dari lokasinya, perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Pemalang yang sangat jelas terlihat adalah di sekitar jalan artei. Perubahan ini terjadi karena dorongan faktor besarnya arus lalu-lintas di jalur arteri. Untuk menanggulangi dampak negatif dari perubahan pemanfaatan lahan perlu dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

o Pembatasan; upaya inidilakukan untuk mengendalikan perubahan pemanfaatan pada daerah-daerah pertanian, terutama sawah beririgasi teknis'

o Pengendalian; upaya ini dilakukan dengan tujuan supaya perubahan pemanfaatan lahan tersebut tidak sporadis/ linier, sehingga pelayanan prasarana menjadi tidak efisien.

(2)

LAPORAN AKHIR

. Pengarahan; upaya ini dilakukan agar perubahan pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang yang sudah ada.

Selain di area hutan dan sawah, perubahan pemanfaatan lahan juga terjadi di daerah pantai. Untuk perubahan pemanfaatan lahan di kawasan pantai, peilu dilakukan upaya' upaya sebagai berikut:

o perubahan yang terjadi hendaknya diarahkan untuk menunjang fungsi lindung dan fungsi-fungsi budidaya yang masih sesuai.

o perubahan yang terjadi diprioritaskan untuk menunjang fungsi lindung, terutama area hutan mangrove.

. Fungsi-fungsi budidaya di kawasan pantai haruslah fungsi-fungsi yang tetap sesuai dengan kankteristik kawasan seperti budidaya perikanan dan pariwisata alam pesisir. 5.8.3 Permasalahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Pemalang

permasalahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Pemalang adalah sebagaiberikut: a. Wilayah di dominasi pertanian tanaman pangan tetapi berada pada jalur ekonomi

Potensial. '

b, Wilayah yang didominasi hutan produksi berada pada area yang berdekatan dengan wilayah yang mempunyai perkembangan pesat serta mempunyai morfologi lahan yang memungkinkan untuk berkembang.

c. JalrJr jalan kolektor dengdn pemanfaatan hutdn.

d. Wilayah bagian selatan, sebagian lahannya mempunyai morfologiyang berpotensi lindung tetdpi banyak dibudidayaltan.

e. Awasan lereng gunung slamet merupakan kawasan rwsapan air, tetapiwilayah di sekitarnya merupakan area yang miskin sumberdaya air'

f. Kawasan pertanian yang rentan terhadap perubahan pemanfaatan ke non pertanian.

(3)

UPORAN AKHIR

TabelTA : V- 46

persentase Sebaran penggunaan Lahan Kabupaten Pemalang Dirinci Perl(ecamatan Tahun 2001 (0/o) ::, No : r . Kqitlg kin{dn. ffi *,,i #

ffi

",hg*ti.,'.sder- r haira i ,_-P.eka",":i l'elisrn/j Banou+at 'ireg.la/' . Kebun , Tdn{*/

Ko{am Hutat Pe*Sunan

1 ilooa 1.ffig.( 682,t 1568.18 1028.& 105.57 0.21 821.41 189.29 408.54 6772.U

2 rulosai 32,C 843.1 4061.53 0.0( 0.0c 2886.6C 612.6t 123.3( 8752,1t

3 Selik 321.1 348,( 1860.6t 3161.58 0.0( 2.95 4372.6C 122,1t 331,41 12454,2i 4 *ukumnd 13,( 636.9€ 3187.41 0.0( 7.66 5 1 9 9 . 1 60.7r 169.8i 12901,71

5 ldeh 321.1 793.3( 894.04 2 7 . 1 i 0.0( 3780.8! 212.69 u2.62 8598.1(

6 lanlarhnlann 't.479.1 214,C 47.( 1241.16 2085.4( 40.0( 0.5( 7359.7( 4.4! 366.8( 13918.5r 7 landudonokal 2.877.! 273,8 950.38 1247.6i 53.31 0 . 1 i 3256.4i 0.00 168.06 9031.9: 8 remdang 3.905,t 39,C n62.4e 682.43 0.0( 36.41 3441.6( 26.1C 148.01 10193.4i I Iaman 4.079,( 1 1 3 5 . 5 133.55 0.00 56.1: 778.7( 0.ffi 314.31 6741.14

10 ?etarukan 5.623,( 1630.21 293.9C 7.07 65.7i 0.0( 272.U 352.44 61ZU.9t

11 Amndnadim 2.336,3 832.5( 222.61 0.0{ 0 . 1 9 1300.0( 0.0c 237.6i 53Z9.bt

12 bmal 1.279.5 1 0 7 1 . 1 101.1 0.0r 0.0c 0.00 0.tr 210.5r 2653.8t

13 Jluianl 2.798,( 1049.49 851.9r 0.0( 1305.44 0.00 3 1 5 . 6 1 114.2( 6054.7( 1 4 /Varunqpring

Junilah 27.268,1 214,1 1.421,814875.20 17951.9! n6.02 1475.3!33197.1! 1500.101 3287.861 111530.51

Sumber: Pertrikrngan Tim Penyusun, 2002

(4)

LAPORAN AKHIR

5.9 AnalisisPembiayaanPembangunan

Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas dan nyata serta bertanggungjawab, diperlukan kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuangan sendiri, yang didukung oleh perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Dalam hal ini , kewenangan keuangan yang melekat pada setiap kewenangan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, sumber-sumber penerimaan daerah adalah :

a, Pendapatan Asli Daerah, yang berasal dari Hasil Pajak daerah, Retribusi Daerah, Perusda dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

b. Dana Perimbangan, yang bersumber dari : - Bagian Daerah dari Penerimaan terdiriatas :

- PBB,Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Sumber Daya Alam - Dana AlokasiUmum

- Dana Alokasi Khusus c. Pinjaman daerah

d. Lainlain pendapatan yang dianggap sah

Realisasi penerimaan keuangan daerah di Kabupaten Pemalang pada tahun 2001, menunjukkan kontribusi yang tinggi diperoleh dari retribusi daerah, yaitu 37,43 o/0. Sedangkan penerimaan dari bagian dana perimbangan pada tahun 2001 sebesar 35,67 o/o dari total penerimaan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah berlakunya otonomi daerah dan terdapat pergeseran kontribusi sektor yang paling berperan dalam penerimaan daerah. Karena pada tahun 2000 kontribusi bagian dana perimbangan masih mencapai

45,75o/o daritotal penerimaan daerah, sementara peran retribusi daerah masih 28,95 %. Pajak daerah pada tahun 2000 memberikan kontribusi sebesar 13,88 7o dan 12,92 0/o pada tahun 2001. Penerimaan dari lain'lain pendapatan pada tahun 2000 mencapai 11,20 Yo meningkat menjadi 13,54 o/o pada tahun 2001. Sedangkan bagian laba perusahan hanya menyumbang 0,22o/o pada tahun 2000 dan 0,51 % pada tahun 2001.

Dillihat dari pertumbuhannya rehibusi daerah menunjukkan perkembangan yang cukup besar, yaitu mencapai 123 o/o pada tahun 2001 dibandingkan pada tahun 2000. Pertumbuhan bagian laba perusahaan cukup tinggi pada tahun 2001, yaitu mencapai

(5)

LAPORAN AKHIR

307 o/o, sedangkan pajak daerah tumbuh sebesar 61 70. Bagian dana perimbangan

tumbuh sebesar 35 %. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa untuk menunjang

perekonomian daerah, peranan retribusi daerah cukup bisa diandalkan. Selain itu pajak

daerah meskipun kontribusinya tidak sebesar retribusi daerah, namun merupakan

penerimaan yang cukup potensialdi Kabupaten Pemalang.

5.10 AnalisisKelembagaan

Penataan Ruang Wilayah kabupaten mencakup rangkaian perencanaan tata ruang pemanfdaatan

ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten. Proses ini tidak akan berjalan

seperti yang diharapkan tanpa keterlibatan dan peranan yang tepat diantara berbagai pihak

sebagai pelaksanaan Pembangunan

Dalam proses tersebut, perlu dipertegas pihak-pihak yang terlibat, mekanisme keeria dan

hubungan kerjanya diantara masing-masing pihak sesuai dengan tugas dan bidangnya

masing-masing agar tidak terjadi duplikasi tanggung jawab dan kewenangan diantara para penyandang

tugas serta untuk menghindari pemborosan dana,

Lembaga Teknis yang terlibat dalam penyusunan rencana tata ruang adalah Tim Koordinasi Tata

Ruang Daerah, Yang terdiridari :

- a. Tim Pengarah

Tim pengarah dalam TKPRD bertugas sebagai Tim Pengarah dalam pelaksanaan kegiatan '

penyusunan RTRW Kabupaten sesuai dengan SK Bupati.

Tim Pengarah ini menunjuk Ketua Tim teknis Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebagai

pemrakarsa kegiatan penyusunan mated RTRW sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja,

b. Sekretaris

Sekretaris TKPRD adalah Ketua Bidang Tata Ruang Bappeda yang dibantu oleh Kasi Tata

Ruang.

c, Tim Teknis Tata Ruang KabuPaten

Tim teknis ini diketuai atau dikoordinasikan oleh instansi teknis yang mempunyai tugas dan

kewenangan dan teknis penataan ruang, misalnya BPN, Dinas Pekerjaan Umum,

d. Tim Penyusun

Tim penyusun ini adalah seluruh atau sebagian dari anggota Tim Teknis dilengkapi dengan

unsur TKPRD Kabupaten serta unsur lainnya yang mempunyai ketrekaitan dengan

penyusunan RTRW KabuPaten .

(6)

LAPOR:AN AKHIR

BAB} \NU

PERUIIWUSAN

TU-N[,AN,

KONSEP

DAN

STRATIEGI

PIEMAINFAA]IAN

RTUANG

6,1 Potensi Dan Permasalahan Kabupaten Pemalang \ 6.1,1 Kedudukan Wilayah Dalam Konstelasi Regional

Kabupaten Pemalang terletak di pesisir utara Pulau Jawadan dilalui oleh jalur

transpoftasi utama yang menghubungkan wilayah Jawa bagian barat dengan wilayah bagian timur. Selain itu, masih terdapat jalur regional yang menghubungkan jaringan

Jalan Pantai Utara Jawa dengan wilayah bagian selatan Jawa Tengah. seperti Kabupaten Banyumas, dan Purbalingga. Kondisi tersebut merupakan potensi tersendiri dari Kabupaten Pemalang ditinjau dari kedudukan wilayahnya. Lokasi di pesisir utara Jawa memberikan peluang yang cukup besar dibidang kelautan baik perikanan, maupun terbukanya jalur transportasi laut. Keberadaan jaringan utama Pantai Utara

"tawa (baik jaringan jalan maupun kereta api) juga membuka peluang yang lebih besar untuk pengembangan potensi lokal wilayah, terutama dalam distribusi dan arus barang maupun jasa dan informasi.

Adanya jalur regionalyang menghubungkan wilayah bagian utara Jawa Tengah dengan wilayah bagian selatan juga mengukuhkan kedudukan wilavah Kabupaten Pemalang sebagai salah satu simpul penghubung seluruh wilayah ,Jawa Tengah, dan inipun memberikan nilai tambah bagi Kabupaten Pemalang untuk mengembangkan. potensi yang dimiliki terutama untuk pengembangan r;ektor sekunder dan tersier disamping untukmemasarkanproduk-produkdarisektorprimer.

Namun disisi lain kedudukan wilayah Kabupaten Pemalang yang diapit oleh Kabupaten ', Pekalongan clan Kabupaten Tegal merupakan tantangan tersendiri mengingat kedua

Jawa Tengal". Oleh karena iitu, pemerintah daerah dituntut kemampuannya clalam memanage pembangunannya agar tidak tertinggal dari kedua kabupaten tersebut.

(7)

TAPORAN AKHIR 6.1.2 Kependudukan dan Perekonomian

Penduduk dalam pembangunan merupakan subyek dan obyek, dimana keterlibatannya dalam pembangunan perlu ditingkatkan di era yang akan datang. Sesuai dengan asas pemberdayaan masyarakat dan prinsip "bottom-up developmenf maka peran serta penduduk dalam pembangunan perlu ditingkatkan. 'lrlamun peran sefta penduduk dalam

penduduk. Untuk itu perlu dicermati terlebih dahulu. pemasalahan di sektor kependudukan dalam rangka mengantisipasi dampak ndgatif dari permasalahan kependudukan sehingga pembangunan dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan fakta dan analisa kependudukan, di Kabupaten Pemalang terdapat beberapa permasalahan di bidang kependudukan, yaitu:

o Ketidakmerataan distribusi penduduk. PenducJuk di Kabupaten Pemalang lebih banyak terkonsentrasi di wilayah bagian utara dimana lebih banyak terdapat berbagai kemudahan dan peluang yang lebih terbuka untuk berusaha dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketidak merataan distribusi penduduk ini akan memberikan beban yang besar bagi wilayah bagidn utara Kabupaten Pemalang, terutama dalam hal penyediaan lahan bagi aktivitas penduduk dan penyediaan jaringan fasilitas dan utilitas.

. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Sebagaimana dijelaskan dalam analisa kependudukan, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pemalang dari tahun 1997 - 1999 pernah mengalami penurunan yang signifikan. Namun trend pada tahun-tahun berikutnya menunjukkan adanya peningkatan kembali laju pertumbuhan penduduk. Penirrgkatan laju pertumbuhan penduduk ini perlu diatasi mengingat laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Pemalang telah mendekati angka laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Penyebab utama dari peningkatan laju pertumbuhan pendudtik dilGbupbten Pemalang adalah masih tingginya angka kelahiran. Untdk itu pdrlu'diupayakan penggalakan program-program penekanan tingkat kelahiran seperti Keluarga Berencanet (KB) dan sosialisasi pentingnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).

(8)

LAPORAN AKHIR

. Semakin sempitnya luas lahan terbangun. Kurangnya luas lahan terbangun menyebabkan kepadatan penduduk netto menjadi tinggi. Meskipun sampai dengan kondisi tahun 2001 tingkat kepadatan penduduk netto Kabupaten Pemalang masih tergolong sedang,' namun jika pertumbuhan penduduk tidak diimbangil dengan perluasan lahan terbangun akan menyebabkan angka kepadatan penduduk nettonya menjadi besar (tinggi).

Di sektor perekonomian terdapat beberapa hal penting yang merupakan karakteristik perekonomian wilayah Kabupaten Pemalang, antara lain :

o Masih dominannya sektor pertanian dalam struktur perekonomian Kabupaten Pemalang. Meskipun dominan, namun kecenderungan sektor pertanian dari tahun-ketahun mengalami penurunan yang disertai dengan penurunan luas lahan pertanian dan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian.

r Munculnya potensi ekonomi dari sektor industri, terutama industri kecil. Meskipun dari analisa LQ sektor industri belum menjadi sektor basis, namun trend perkembangan selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan produksi dan kontribusi terhadap struktur perekonomian kabupaten. Pada era pasca krisis moneter peningkatan produksi dan kontribusi di sektor industri (terutama industri kecil/ rumah tangga) merupakan potensi yang cukup signifikan untuk dikembangkan agar menjadi salahsatu sektor andalari dalam struktur perckonomian.

. Adanya potensi-potensi wilayah lain yang belum dikemllangkan secara optimal, terutama dalam rangka mengatasi kesenjangan antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian selatdn. Potensi-potensitersebut antara lain berupa potensi dibidang jasa pariwisata, hasil-hasil tanaman pertanian/ perkebunan yang dapqt diolah agar mempunyai nilai tambah, dan sumber-sunber mineral ya4g yang belum

dieksploitasi. I

(9)

LAPORAN AKHIR 6.1.3 Permasalahan Tata Ruang Kabupaten Pemalang

A. Morfologi Lahan

Kondisi lahan yang berbeda antara utara-selatan, dimana utara kondisinya subur, topografi landai, sedangkan selatan kondisiya kurang subur, berbukit-bukit, dan sebagian merupakan area yang rawan terhadap terjadinya bencana alam. Antara wilayah utara dan selatan dipisahkan oleh areal hutan sehingga secara fisikpun terlihat sebagai dua wilayah yang berbeda. Pembatas ini juga merupakan penghalang bagi terjadinya hubungan yang lebih besar antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian selatan, terlebih jika tidak didukung dengan adanya sarana perhubungan yang memadai.

B. MorfologiKegiatan

Aktivitas yang masih terkonsentrasi di wilayah bagian utara dengan der{at perbedaan yang cukup besar. Aktivitas-yang ada di bagian utara antara lain pertanian. industri, perdagangan dan jasa, dan lain-lain, Aktivitas di bagian selatan lebih didominasi oleh pertanian dan perkebunan.

Kuantitas dan kualitas pelayanan fasilitas dan utilitas umum yang belum merata antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian'selatan.

Kurangnya sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah bagian utara (pusat pelayanan) dengan witayah bagian selatan (hinterland). Tercukupinya kebutuhan sarana penghubung (transportasi) akan dapat memperbesar arus informasi dan arus/ pergerakan barang dan jasa sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah

Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Pemalang

Dari potensi yan dimiliki dan permasalahan yang dihadapi Kabupaten Pemalang dhpat dirumuskan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Pemalang adalah:

. untuk memberikan arahlsebagai pedoman pernbangunan Kabupaten pemalang. ' Mengatasi kesenjangan utara - selatan sehingga tercapai suatu pemerataan

pembangunan.

' Menitikberatkan pembangunan ekonomi pada pemberdayaan ekonomi lokar.

(10)

LAPORAN AKHIR

Menjaga kelestarian lingkungan dan pemantapan kawasan fungsi linclung dan pengarahan pemanfaatan kawasan budidaya.

Mengoptimalkan sumberdaya alam dengan memperhatikan kelestarpn'dan keberlanjutannya.

Mengkoordinasikan pembangunan antar sektor sehingga tercipta suatu pembangunan yang komprehensif.

Mengembangkan sistem prasarana yang dapat melayani seluruh lapisan pada seluruh pelosok wilayah Kabupaten Pemalang secara efektif dan efisien.

Menitikberatkan pembangunan ekonomi pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan memanfaatkan ruang vrilayah yang memiliki potensi ekonomi namun tetap memperhatikan kawasan-kawasan yang memiliki fungsi lindung untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Pemalang.

6.3 Konsep Penataan Ruang Kabupaten Pemalang

Untuk mencapai tujuan umum penataan ruang wilayah di atas, dirumuskan bebercpa kcnsep umum pengembangan Kabupaten pemalang adalah sebagai berikut :

A. Skenario Tahap l: Merhbentuk pusat pertumbuhan traru di wilayah bagian selatan dengan sektor unggulan agrowisata.

Fenomena pengembangan wilayah yang terjadi di Kabupaten pemalang adalah adanya perbedaan pertumbuhan wilayah yang sangat besar antara wilayah Utana dan selatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik alam yang dipisahkan oleh hutan produksi di Kecamatan Bantarbolang yang berfungsi juga sebagai kawasan penyangga untuk wilayah utara. Bila kondisi tersebut tetap dipertahankan, akan sangat sulit bagi wilayah selatan untuk mengejar ketertinggalannya dari wilayah utara. Oleh karena itu diusulkan untuk mengkonversi sebagian hutan di Bantarbolang tersebut menjadi kawasan terbangun yang berfungsi sebagai koridor pusal pelayanan bersama-sama dengan Randudongkal untuk wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan.

wilayah selatan Kabupaten Pennalang memiliki pcrtensi produksi pertanian yang cukup baik terutama perkebunan, selain itu wilayah selatan juga memiliki potensi alamiah berupa keindahan alam pegunungan yang bisa dikembangkan menjadi RTRW i<ABUPAI'EN PEMALANG 2AW _ 2012

v t - 5

(11)

LAPORAN AKHIR

obyek wisata, bila kedua potensi tersebut dikembangkan bersama menjadi kawasan wisata agro di Kecamatan Moga akan menambah nilai ekonomis dan cliharapkan dapat mempercepat pertumbuhan wilayah selatan. Untuk itu disusun satrr skenario sebagai berikut:

:

' Membehtuk koridor pertumbuhan baru di Kecamatan Bantarbolang, Randudongkal, dan Moga, Koridor ini dirancang untuk mendorong percepatan pertumbuhan wilayah selatan Kabupaten pemalang sehingga diharapkan akan dapat mengejar ketinggalannya dari wilayah utara. percepatan pembangunan di pusalpusat pertumbuhan ini dilakukan dengan mengembangkan potensi-potensi yang ada diwilayah bagian selatan terutama potensj alam dan tiuOiOaya tanaman perkebunan dengan aktivitas unggulan berupa agrowisata. pemilihan pengembangan sektor ini diambil dengan pertimbangan banyaknya obyek wisata alam di pemalang bagian selatan serta fungsi kawasan yang berupa fungsi lindung dan penyangga yang mr,'mpunyai keterbatasan untuk dijadikan kalvasan terbangun,

' Membentuk satu Koridor pelayanan di Kecarnatan Bantarbolang - Randudongkal dengan pertimbangan kemudahan akses clan efektivitas pencapaian dari seluruh wilayah selatan. Hal ini dapat ditindaklanjuti dengarr membangun sarana dan prasarana pendukung pengembangan wilayah selatan.

' Membangun akses langsung ke Kabupaten Tegal dan Kabupaten pekalongan serta mengoptimalkan pemanfaatan akses ke Kabupaten purbalingga untuk pemasaran hasil pertanian dan perkebunan.

' Untuk wilayah bagian utara pengembangan dititik beratkan pada pengembangan sektor industri terutama indushi kecil dan menengah serta memberikan support dan fasilitas untuk pengembangan industri kecil dan rumahtangga.

' Mengoptomalkan pemanfaatan jalur pantura dan jalur kereta api untuk pema$aran hasil produksi lokal ke wilayah 'u,n.

, . ,,i , i

. Pengembangan kawasan prioritas yang terdiri dari wilayah yang pertumbuhan perekonomiannya tertinggal dengan pengembangan ekonomi kerakyatan,

(12)

LAPORAN AKHIR

wilayah yang pertumbuhannya pesat dan pengembangan

wirayah yang.memiriki

fungsi lindung.

B' skenario Tahap il: Mernbentuk Rurar- urban Linkage di Kabupaten pemarang. Agar pembangunan dapat berjaran seimbang maka

diperrukan suatu hubungan timbal barik antara wirayah perkotaan dan ;redesaan yarg saring mendukung

untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten pemalang

2003 - 2012 seperti yang terah disebutkan diawar. Bira hubungan yang

saring menguntungkan ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tidak akan ada rgi wirayah kota dan hinterland, karena desa dan kota adalah mitra sejajar.

Konsep ini dapat diterapkan pada baik di penrarang

bagian utara, bagian seratan maupun pemalang secara keseruruhan dengan mengasumsikan pemala0g

utara sebagai kota dan pemarang seratan sebagai desa. konsep pengembangan

untuk wilayah bagian utara lebih ditekankan pada aktivitas-aktivitas industri pengolahan, terutama untuk komoditas hasil pertanian. sebaliknya wilayah selatan harus mampu menyediakan bahan baku bagi industri yang dikembangkan

di wirayah utara.

Untuk mewujudkan skenario Rurar - urban Linkage di Kabupaten pemarang, perru dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

r Memperbanrrak akses ke seratan baik dengan pembangunan jaran

bary maupyn dengan penambahan jumrah trayek angkutan penumpang,

dan terutama angkutan barang untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan hasil-hasil petanian dan perkebunan.

' Penyecliaan fasiltas umum seperti fasilitas kesehatan

dan ekonomi di wilayah bagian seratan (Koridor Bantarborang - Randudongkar) dengan pertimbangan kemudahan pencapaian masyarakat yang tinggar di wirayah

seratan. ' Mengoptimarkan wirayah bagian utara

dengar mengenrbangkan kegiatan sesuai dengan daya dukung lahan dengan mengoptimarkan potensi ekonomis kawasan, sekarigus menjaga kawasan-kawasan yang memiriki fungsi rindung. ' Mengalokasikan prasarana yang dapat memebentuk sistem

stuktur untuk , mendukung pembangunan perekonomian yang berkelanjutan,

RTRW KAtsUPA'TEN PEMALANG 2OO3 _ 2012

(13)

LAPORAN AKHIF? 6.4 Strategi Pengenrbangan Tata Ruang Kabupaten pemalang

6.4.1 StrategiPengembanganKawasanLindung

Strategi pengembangan liawasan yang berfungsi lindung mencakup tiga hal yang utama yaitu: pemeliharaan, pemulihan dan pengkayaan. Dalam menentukan cakupan kawasan-kawasan lindung yang berfungsi untuk perlindungan wilayah balvahannya, perlindungan wilayah setempat, dan perlindungan,wilayah rawan bencana alam, harus jelas dan tegas,

Kawasan lindung yang terbentuk di Kabupaten Pernalang tidak kenal batas-batas administrasi kecamatan dan mengacu pada kawasan lindung yang ditetapkan sebelumnya. Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini otidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya, yang dapat mengurangi

atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya.

Secara keruangan, kawasan lindung meliputi kawasan air, tanah dan udara, sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mengisi rlalam proses pelestarian lingkungan/alam. Pengembangan kawasan lindung harus rnemperhatikan keterkaitan lingkungan air, tanah dan udara.

6.4.2 Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

Pengembangan kawasan budidaya harus berorientasi pada mengoptimalkan surnberdaya yang dimiliki dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan dengan menjaga fungsi lindung dan penyangga guna mewujuclkan pembangunan yang berkelanjutan

Pengembangan kawasan budidaya harus mempunyai sinergi yang seimbang, baik secara pengembangan urilayah yaitu dengan penentuan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan, tetapi juga memperhatikan potensi-potensi yang ada s_ebagai aset dan sumber pengembangan wilayah-wilayah baru terutama untuk perdesaan. Sehingga diharapkan pengembangan wilayah tidak hanya memperhatikan keterkaitan antar kota kecamatan, tetapi juga memperhatikan harmonisasi antar wilayah perkotaan dan perdesaan.

(14)

LAPORAN AKHIR

Konsep tersebut secara umum dapat diganrbar:kan sebagai upaya menyeimbangkan antara pengernbangan wilayah utara dan pengembangan wilayah selatan sebagai upaya optimalisasi penggalian sumberdaya serta optimalisasi pemanfaatan, disamping unsur pengendalian dan pengawasan, yang didukung oleh sistem perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan.

6.4.3 Strategi Pengembangan Struktur Tata Ruang Wilayah

Strategi pengembangan struktur ruang upaya yang dilakukan untuk dapat mendukung pola keterkaitan antar antar ruang berupa kegiatan dan pusat-pusat kegiatan yang akan dikembangkan, Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:

. Struktur ruang wilayah yang terbentuk;

. Ketersediaan dan rencana jaringan prasarana wilayah; ' Potensi dan permasalahan kawasan; dan

' Kegiatanpotensialsetiapkawasan.

Selanjutnya strategi pengembangan struktur tata ruang Kabupaten Pemalanq secara lebih spesifik dimaksudkan untuk mengarahkan sistem pusat-pusat permukirnan (kota-desa) sesuai dengan skenario pengembangan terpilih.

Shategi pengembangan struktur tata ruang wilayah, secara umum adalah dengan cara peningkatan aktivitas, dimana peningkatan aktivitas dapat dilihat sebagai peningkatan sarana dan prasarana wilayah yang tersedia untuk mendukung aktivitas utama ekonomi yang meliputi perdagangan, jasa dan industri. Sedangkan secara khusus pengembangan sistem perkotaan adalah menciptakan kota yang dinamis.

A. HirarkiKota

l-lirarki kota tidak dimaksudkan untuk membedakan atau memperjelas kesenjangan yang telah ada tetapi agar dapat menentukan suatu sistem jenjang pelayanan yang dikaitkan dengan pusat-pusat pelayanan (kota) yang ada. Strategi'pengembangan kota-kota diarahkan untuk lebih memantapkan keterkaitan antar hirarki dengan tujuan memeratakan pusat pelayanan yang efektif dan efisien sampai ke tingkat desa.

(15)

LAPO|IAN AKHIR

Hirarki kota di Kabupaten Pemalang diharapkan akan nrevrujuclkan perktlmbangan wilayah siecara merata baik dengan pengenibanglan pusat baru maupun didukung keterkaitan desa dan Rola (rural-urban linkage).

B. Sistem Kota. Desa

Dalam sistem kota - desa, kawasan pedesaah dan perkotaan membentuk suatu sistem yang saling ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (tinkage) antara satu dengan yang lain secara hirarkis,

Sistem kota - desa selanjutnya digunakan untuk mengarahkan pengembangan Kabupaten Pemalang kedalam pembagian wilayah pembangunan (WP) dan suhr wilayah pembangunan (SWP), Penentuan WP dan SWP dilakukan dengan mempertimbangkan pola keterkaitan (linkage) dan kemiripan karakteristik (homogenitas) setiap kawasan. Skala aksesibilitas antara kota-kota tersebut hendaknya memiliki pola pelayanan yang berimbang sesuai dengan fungsi dan peran kota/desa, memilikijaringan yang menjadi penghubung dan juga memiliki alur pengembangan yang terintegrasi

Untuk mewujudkan bentuk struktur ruang sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka dalam pembagian struktur ruang wilayah Kabupaten Pemalang dihfufan dengan menerapkan strategi sebagai berikut :

o Pembagian wilayah Kabupaten pemalang kedalam sub-sub wlayah Pembangunan (SWP),

o Menentukan kawasan-kawasan prioritas pembangunan, yaitu kawasan yang dianggap memerlukan perlakuan-perlakuan khusus karena kondisinya atau karena direncanakan sebagai pusat-pusat pemicu pertumbuhan (Growth

point).

6.4.4 StrategiPengembanganPerdesaan

Strategi pengembangan perdesaan adalah untuk menyeimbangkan laju pertumbuhan pembangunan di perkotaan, terutama dalam pengembangan Kabupaten Pemalang. Sesuai dengan konsep pengembangan Kabupaten Pemalang secara umum, yaitu dengan memperkuat basis perekonomian lokal dengan mempertahankan sektor pertanian dan pengembangan sektor industri kecil dan pariwisata. Kawasan perdesaan RTRW KABUPATEN PEMALANG 2OO3 - 2012

vt-10

(16)

LAPOI?AN,AKHif?

diarahkan menjadi tempat transformasi fungsi perl<otaan kepada kawasan perdesaan, clan menia'di pusat clistribusi dan koleksi sumberclaya yang diperlukan bagi pengembangan wilayah perdesaan,

Selanjutnya peningkatan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pelayanan untuk meningkatkan intensitas kegiatan perekonomian dan pelayanan, memperkuat keterkaitan (linkage) dengan daerah pusat, sehingga tenrrrujud pemerataan pembangunan.

6.4.5 Strategi Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah

Strategi pengembangan sistem prasarana dan sarana Kabupaten Pemalang diarahkan untuk dapat mewujudkan pemerataan pertumbuhan di seluruh witayah sesuai dengan potensi dan kendalanya, serta pemenuhan pelayanan kebutuhan yang efektif dan efisien.

Pemerataan pertumbuhan ini dapat dicapai dengan dua cara: pertama dengan peningkatan sistem jaringan transportasi yang menghubungkan antara wilayah relatif maju (wilayah bagian utara) dengan wilayah relatif stagnan dan terbelakang (wilayah bagian selatan) ini untuk mendukung terciptanya konsep lJrban - Rural Linkage. Kedua dengan membentuk satu kutub pertumbuhan baru yang dilengkapi dengan segala fasilitas dan utilitas yang dibutuhkan. Kedua shategi tersebut meskipun sekilas. tampak berbeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuka lebar-lebar pintu kemajuan dan pertumbuhan bagi wilayah yang masih terisolir dan wilayah terbelakang serta wilayah stagnan.

Selain itu jaringan yang lain juga perlu ditingkatkan untuk mendukung sistem informasi dan alur energi yang seimbang, untuk mendukung kawasan-kawasan potensial untuk pengembangan sektor-sektor unggulan dan strategis yang mungkin dapat dikembangkan. Sementara penyediaan sarana pelayanan terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara merata di seluruh wilayah.

(17)

LAPORAN AKHIR

B4\B TrUU

lR:iFlVM

lKAlilulPATEN

PlhNftA[,ANGi

TAHilJN

2CI03,.

z(uxz

Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang mencakup wilayah perkotaan dan perdesaan yang menunjukkan adanya hirarki dan keterkaitan,pemanfaatan

ruang. Rencana umum Tata Ruang wilayah Kabupaten, adalah kebijakan pemerintah daerah yang menetapkan lokasi kawasan yang harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan permukiman, pola jaringan prasarana

dan wilayah-wilayah dalam kabupaten yang akan diprioritaskan pengembangannya

dalam kurun waktu perencanaan.

7.1 Rencana Struktur dan pola pemanfaatan Ruang 7.1.1 Rencana Struktur Ruang

7.1.1.1 Rencana Hirarki pusat pelayanan

Rencana . struktur ruang menggambarkan susunafl rJr'rsur:un$ur

pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk

struktur ruang kabupaten' lsi rencana struktur ruang diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat pemukiman, hirarki sarana dan prasarana, sistem jaringan transportasi seperti sistem jalan

arteri, jalan kolektor jalan lokal dan kelas terminal.

Struktur ruang Kabupaten pemalang direncangkan mengikuti konsep

dan skenario pengembangan yaitu pembentukan koridor pertumbuhan di pemalang

bagian sehtan untuk memacu pertumbuhan di kawasan tersebut agar tidak jauh

tertinggal dari wilayah bagian utara. Untuk itu ditetapkan rencana hirarki kota sebagai berikut:

A . H i r a r k i t

r Kota-kota yang termasuk dalam hirarki I adalah Kota pemalang yang meliputi wilayah Kecamatan pemalang dan Taman.

' Sebagai kota berhirarki l, Kota Pemalang niempunyai peran dan fungsisebagai :

(18)

LAPORAN AKHIR - Pusat penrerintahan Kabupaten pemalang

- Pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala kabupaten - Peirgembangan kawasan permukiman perkotaan

- Pengembangan kawasan wisata - Pusat penelitian budidaya perikanan Hirarki ll

Kota yang berperan sebagai kota berhirarki ll dalam pengembangan wilayah Kabupaten Pemalang adalah :

1. Kota Petarukan

Dalam pengembangan wilayahnya, Kota petarukan memiliki fungsi pelayanan

sebagai: ,

- Pusat perdagangan dan jasa - Agroindustri

- Permukiman - Pertanian lahan basah

- Pengembangan pelabuhan pendaratan lkan (ppl) 2. Kota Comal

Fungsi pelayanan Kota Comaladalah sebagai: - Pusat perdagangan dan jasa

- Pengembangan industri besar dan menengah (ten,tama textil) - Pengembangan kawasan permukiman perkotaan

- Kawasan pertanian lahan basah 3. Kota Randudongkal

Fungsi pelayanan Kota Randudongkal adalah sebagai:

Pusat perdagangan/ distribusi (terutarna hasil-hasil pertanian) Pelayanan jasa transportasi (angkutan umum)skala regional (AKDP) Pelayanan kesehatan skala Kabupaten (RSU)

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan

(19)

LAPORAN AKHIR 4 Koi:r Moga

Kota Moga bersatna dengan Krtta Randudongkal direncanakan sebagai pusat pengembang (growth pornf) untuk wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan. Fungsi pelayanan yang direncanakan untuk Kota Moga adalah :

Pusat pengembangan kawasan pariwisata - Pertanian lahan kering tahunan (perkebunan) - Pengembanganpermukimanperkotaan C. Hirarkilll

Kota yang dikembangkan menjadi kota berhirarki lll adalah Kota Ampelgading, ulujami, Bodeh, Bantarbolang, warungpring dan Belik. Fungsi pelayanan yang direncanakan untuk kota-kota tersebut adalah :

- Pusat perdagangan dan jasa skala lokal

- Kawasan pertanian lahan basah (Ampelgading, Ulujami dan Bodeh), pertanian lahan kering semusim (Bantarbolang), pertanian lahan kering tahunan (Warungpring dan Belik)

- Kawasan permukman

- Pengembangan industri skala besar (Ampelgading)

- Pusat pengembangan budidaya ikan air tarvar (Bodeh dan Ulujami) D. HirarkilV

Kota yang ditetapkan menjadi kota berhirarki lV dalam strategi pengembangan wilayah Kabupaten Pemalang adalah Koia Pulosari dan Watukumpul. Fungsi pelayanan yang dikernbangkan untuk kota-kota iniadalah :

- Pusat perdagangan dan jasa skala lokal (kecamatan)

' Kawasan pertanian lahan kering semusim dan lahan kering tahurlan , - Kawasan permukiman

- Pusat pengembangan budidaya ternak,besar (Watukumpul) dan ternak kecil (Putosari).

: 7.1,1.2 Rencana Sisfem Perwilayahan Pembangunan

Sistetn perkotaan merupakan tindak lanjut dari hirarki kota-kota yang telah ditentukan. Pada hirarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang. sementara dalanr sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang membentuk

(20)

LAPORAN AKHIR hubungan saling ketergantungan (interdependency) clan keterkaitan (tinkage) antam kota satu dengan yang lain secara hirarkis. Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah pelayanan.

Sistem perkotaan selanjutnya digunakan untuk mengarahkan pengembangan wilayah di Kabupaten Pemalang melalui pernbagian Sub Wilayah Pembangunan (SWp). Penentuan SWP dilakukan dengan mempertimbangkan pola keterkaitan (/rnkage) dan kemiripan karakteristik (homogenitas/ setiap kawasan disamping kedekatan jarak dalam kesatuan wilayah. Berdasarkan pada hirarki kota-kota yang ada serta potensi dan permasalahan masing-masing wilayah, maka pembagian SWp dalam rangka pengembangan wilayah ini adalah sebagai berikut :

Kota Pemalang.

Kota Comal.

Bodeh.

dengan pusat Kota Randudongkal.

Moga. ,

7.1.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Rencana pola pemanfaatan ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. lsi rencana pola pemanfaatan lahan adalah deliniasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi,. budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung.

Dalam menyusun rencana pola pemanfaatan lahan diperlukan satu landasan yang kuat agar dala pelaksanaannya tidak lagi terjadi benturan antar fungsi seperti yang sering terjadi, Untuk itu dalam merencanakan kawasan-kawasan dibawah inididasarkan pada: . Kesesuaian lahan

. Tata Guna Tanah Eksisting

(21)

LAPORAN AKHIR ' Teknologi yang ada

" Masukan dari berbagai sektor terkait " UU N0.24 Tahun 1992

. Keppreq No 32 Tahun 19g0 . UU No 22 dan 25 tahun 1g99 . KebUakan daerah yang berlaku

. Lokasipemanfaatan SDA dan kegiatan pembangunan , . Keamanan wilayah.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka rencana

pola pemanfaatan lahan Kabupaten pemalang adalah sebagai berikut:

7.1.2.1 Kawasan Lindung

Pada prinsipnya kawasan lindungi non budidaya

ditetapkan Karena sifat fisiknya yang mempunyai daya dukung sangat terbatas atau bahkan dapat mengancam kelestarian lingkungan dan manusia jika dibudidayakan. sifat

fisik yang menentukan penetapan fungsi suatu kawasan meliputi faktor kelerengan, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi, dan intensitas air hujan.

Dalam menentukan kawasan-kawasan lindung pemerintah telah mengeluarkan Kepres 571 1989 dan Kepres 32l1ggo tentang Pengelolaan Kawasan Lindung sebagaipedoman. Dalam Kepres tersebut disebutkan bahwa Kawasan Lindung yang dimaksud

adalah metiputi ;

a' Kawasan yang Memberi perrindungan Kawasan DiBawahnya Pada prinsipnya kawasan non budidaya/ kawasan

rindung yang memberikan perlindungan pada kawasan dibawahnya merupakan kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupaun kawasan bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir an erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah, Dengan ditetapkannya

lokasi kawasan inidiharapkan dapat mencegah terjadinya erosi tanah, bencana banjir, sedimentasi,

serta dapat menjamin ketersediaan kualitas dan kuantitas unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

RTRW KABUPATEN PEMAI.ANG TAHUN 2OO3 - 2012

(22)

LAPORAN AKHIR

Kawasan lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya terdiri da1 kawasan lindung, kawasan bergambut, dan kawasart resapan air, Atas dasar kriteria tersebut, di Kabupaten Pemalang hanya terdapat dua jerris kawasan lindung yang menrberikaq perlindungan dibawahnya, yaitu kawasan yang berupa kawasan hutan lindung, dan kawasan rcsapan air,

1. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung menurut UU N0.41 tahun 199g tentang Kehutanan didefinisikan sebagai kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, m'encegah intrusi air laut, dan memerihara kesuburan tanah. Kriteria kawasan hutan lindung berdasarkan sK Mentan N0.837/KPTS/UM/1 1/ 1980 adalah:

r Mempunyai nilai skor fisik wilayah 175 atau lebih . Atau memenuhi salah satu atau beberapa syarat:

./ Kemiringan lereng diatas 40%

./ Jenis tanah sangat peka terhadap erosi ,/ Ketinggian tempat 2000 m atau lebih

Selain kriteria umum diatas ada kriteria khusus yaitu refungsionalisasi hutan produksi menjadi hutan lindung karena pertimbangan fisik wilayahnya sesuai untuk kawasan lindung.

Hutan lindung di Kabupaten Pemalang tersebar di Kecamatan pulosari, Watukumpul, Belik, Moga dan Bodeh, Randudongkal, dan Warungpring dengan luas kurang lebihnya sebesar 2.325 Ha. '

t

(23)

LAPORAN AKHIR

b. Kawasan Perlindungan SetemPat

Kawasan Indung yang berfungsi untuk memberikan perlindungan setempat lebih ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap kawasan yang memerlukan perlindungan guna menjamin kelestariannya. Kawasan ini terdiri dari kawasan sempadan pantai, sepanjang aliran sungai, serta kawasan sumber mata air.

Di Kabupaten Pemalang, jenis kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan setempat adalah:

1. Sempadan Pantai

Kawasan tertentu sepanjang pantai, yang bermanfaat penting untuk menjaga kelestarian fungsi pantai dari berbagai kegiatan yang dapat mengancam kelestariannya. Kriteria kawasan ini adalah sepanjang tepian pantai dengan

lebar sekurang-kurangnya 100 m diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat, dengan pengecualian untuk daerah yang ipergunakan untuk pertahanan

keamanan, kepentingan umum dan pemukiman yang sudah ada'

,. Sempadan pantai di Kabupaten Pemalang terdapat di sepanjang pantai utara dari kecamatan Ulujami sampai Pemalang dengan luas sekitar 3,07 Ha'

2. Sempadan Sungai

Kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk sungai bUatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahdnkan fungsi sungai.

KriteriA perlindungan kawasan ini adalah:

Sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan sungai besar, dan 50 m di kiri kdnan anak sungai yang berada di luar pemukiman (SK mErttan No. 837/KPTS/UM/1980).

SempAdan sungai dikawasan pe/nukiman berupa daerah sepanjdhg sungai yang diperkirakan cukup untuk dlbarrgun jalan irtspeksi (10 - 15 m).

Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Pemalang terdapat di sepanjang DAS yang ada, yakni DAS Rambut, DAS Comal, DAS Waluh, dan DAS Srengseng dan DAS Medono

(24)

LAPORAN AKHIR

3 Kawasan Sekitar Mata Air

Kriteria perlindungan kawasan ini adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 m di sekeliling mata air, kecuali untuk kepentingan umum.

Di Kabupaten Pemalang kawasan yang termasuk dalam kawasan yang melindungi sumber mata air di Kabupaten Pemalang meliputi beberapa kecamatan yang mempunyai mata air, yaitu Kecamatan Belik dan Pulosari. Beberapa mata air yang terdapat di wilayah ini seperti mata air Kamanda, Bayur, Sumurdawa, Sumur jagung, Setan, Sumurteplok, Sumurkidang, Tapang' Pagedangan, Wanasari, Kesepian, Gambreng, Tengkolo, Blimbing, Danasari, Lesung, Telaga Gede / sodong, Pagengan, Setu, Binangun, Jangkung, Pekutukan, Royom, Gunungmas, Jambu, Gondangleko, Banyumudal, Balaikambang, Suci, ketug, Jambe, Benoa, Sablekok, Arus, Ketuwon, Glagah, Rawa Kembang, Patoman, Wakim, Sikalong, Rumput, Sipedil, Suci, Sumber, Karangbolong, Putanggeni, Buntu, Waluh, Dodokan, Wringin, Pagedangan, Blokbuner, Kali Gedang, Kali Koran, kali Cawiyen, Pengasinan, Tuk Jati, Tuk Kasen, Tuk Pucung, Tuk Pejagan, Oren, Embbr, Gintung, Panas, Mudal, Kemadu, Kerep, Mangis, Longsor, Sumur Getak, Tuk Semiliran, Pring Kisut, dan mata air SuraJaya.

c. Kewasan StrCIta Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Suaka alam berupa Cagar alam Yaitu : Cagar alam Mogd di desa dahyumudal Kdc, Moga; Curdg Bengkawah di desa Slkasur Kec, Belik dan Cagar alam Bantarbdlang dan Kebon gede di desa Keboh gede Kec. BantarbOlang. Sedangkan ttbffAsan cagar budaya yang ada berupA Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kec. Pemalang.

d. Kawasan Rauilh Bencana.

Kriteria kawasan ini adalah semua lokasiyang diidentifikasikan memiliki potbnsitinggi terjadi/ mengalami bencana alam seperti: tanah longsor, letusan gunung api, dan sebagainya. Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan manusia terhindar dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia.

(25)

LAPQRAN AKHIR

Di Kabupaten Pemalang terdapat kawasan rawan bencana longsor, yaitu:

- llawan bencana longsor, lokasinya di sebagian wilayah Kecamatan Belik, Watukumpul, Randudongkal, Bantarbolang, Ampelgading dan Bodeh.

- Rawan bencana banjir, di Kecamatan Bodeh, Ulujamidan Patarukan.

7.1.2.2 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan budidaya yang dimaksud meliputi:

A. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi adalah kalvasan hutan yang digunakan sebagai tempat memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan hasil hutan ini harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, sehingga potensi yang ada dapat mencukupi penyediaan sumber bahan baku bagi industri pengolahan hasil hutan secara berlanjut dan dapat mendukung pembangunan sektor lainnya. Menurut jenisnya, kawasan ini terbagi menjadi hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap

Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan yang diperuntukkan untuk hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam. Sedangkan kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap dimana eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam

Penetapan kawasan hutan produksi dilakukan berdasarkan pertimbangan kesesuaian lahan untuk kawasan hutan prodriksi dan disesuaikan denEan trasil tata batas kawasan hutan clengan memperhatikan :

1. Kesesuaian lahan untuk lahan hutan produksi, 2. Kondisi pemanfaatan ruang untuk hutan yang telah ada.

3. Kepemilikan lahan dan kesesuaian lahan dengan jenis tanaman tahunan.

(26)

LAPORAN AKHIR

Dari 3 (tiga) jenis Hutan produksi (Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Tetap, dan flutan Produksi Konversi), di Kabupaten Pemalang hanya ada satu, yaitu Kawasan Hutan Produksi Tetap yang terdapat di vrilayah Kecamatan Bantarbolang, Watukumpul, Moga, Bodeh, Pemalang, Petarukal, Ampelgading, Taman, Belik dan Pulosari. Lahan tersebut seluas 24.905 Ha.

B. Kawasan Pertanian

1. Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah

Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah merupakan kawasan pertanian yang tersedia air secara terus menerus sepanjang tahun dan cocok untuk komoditas tanaman padi, dengan ciri pengolahan tanah sawah. Kawasan ini diperuntukkan bagi tanaman dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun secara teknis.Kawasan ini digunakan tidak hanya sebagai lahan produksi tetapijuga digunakan sebagai daerah resapan air.

Kriteria kawasan ini adalah lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah yang mempunyaisistem dan atau potensi pengembangan yang meliputi: - Ketinggian kurang dari 1000 m.

- Kelerengan kurang dari40%.

- Kedalaman elektif lapisan tanah atas lebih dari 30 cm. - Curah hujan rata-rata 1500 = 4000 mm per tahun.

Lokasi yang sesuai dengan kriteria pengembangan tersebut adalah di Kecamatan Pemalang, Taman, Petarukan, Ampelgading, Comal, Ulujami, Bodeh, Randudongkaldan Bantarbolang seluas 36.810 Ha, ;

2. Pertaniar Tanaman Pangan Lahan Kering

Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering adalah kawasan yang berfungsi untuk kegiatan pertanian lahan kering karena didukung oleh kondisi dan topografi tanah yang memadai dengan tujuan pengelolaan untuk memanfatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan pertanian lahan kering dalam meningkatkan produksi pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Tanaman yang dimaksud meluputi tanaman pangan dan hortikultura. Kawasan ini selain diperuntukkan bagi kegiatan pertanian lahan kering, juga diperkenankan pengusahaan tanaman keras yang sesuai dengan syarat tumbuh

(27)

LAPQRAN AKHIR tananlan, selain itu pada kawasan ini clapat clikembangkan kegiatan agroindushi dan agrowisata.

Kawasan ini diperuntukkan bagi palawija, hortikultura dan tanamaH tahunan. Kriterianya sebagai berikut:

- Ketinggian kurang dari 1000 m. - Kelerengan kurang dari 400/0,

- Kedalaman efektif tanah lapisan atas lebih dari 30 cm: - Curah hujan antara 1500 _ 4000 mm per tahun.

Berdasarkan anarisa, di Kabupaten pemarang tidak terdapat rahan yang mempunyai karakteristik sangat sesuai untuk budidaya tanaman lahan

kering (semusim). Narnun terdapat lahan yang mempunyai karakteristik cukup sesuai untuk jenis tanaman tersebut hanya saja terdapat faktor pembatas berupa drainase. Lokasi lahan dengan karakteristik tersebut adalah Kecamatan Pemalang, Taman, petarukan, Bantarborang dan Randudongkar

seruas 25.525Ha.

3, Kawasan Tanaman Tahunan

Kawasan tanaman tahunan/ perkebunan adalah kawasan pertanian yang sesuai untuk komoditas tanaman perkebunan yang rnenghasilkan bahan pangan dan bahan baku industri dengan memperhatikan asas-asas konservasi. Adapun yang termasuk daram kawasan ini adarah seruruh kawasan yang sesuai untuk budidaya tanaman tahunan/perkebunan baik yang menghasilkan bahan pangan ataupun bahan baku industri, termasuk kawasan yang terah dikembangkan oreh masyarakat (perkebunan rakyat) maupun oleh perusahaan perkebunan (perkebunan besar).

Kriterianya penetapan arokasi ruang untuk kegiatan perkebunan adarah : - Ketinggian kurang dari 2000 m.

- Kelerengan kurang dari40%.

- Kedalantan efektif tanah lapisan atas lebih clari 30 cm. - Curah hujan antara 1500 mm per tahun.

Lokasi' Kecamatan pemarang, Taman, petarukan,

comar, urujami, Ampergading, Bodeh, Bantarborang, dan Randudongkar seruas 44.g61 Ha.

RTRW KABIJPATEN PEMALANG'TAHUN 2OOg - 2012

(28)

Kawasan Peternakan

Kawasan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan

untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam meningkatkan produksi peternakan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kriteria kawasan yang sesuaiuntuk kawasan peternakan adalah: 1. Ketinggian < 1.000 m.

2. Kelerengan < 15 %.

3. Jenis tanah dan ikrim yang sesuai untuk padang rumput irmiah.

Berdasarkan kriteria tersebut, wilayah yang sangat sesuai untuk pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten pemalang adalah Kecamatan

watukumpul, Pulosari, warungpring, Belik dan Moga. Berdasarkan analisa produktivitas peternakan diperoleh kesimpulan bahwa Kecamatan Watukumpul

dan pulosari merupakan wirayah yang produksi hewan ternaknya paring besar, sehingga untuk pengembangan kawasan peternakan ditetapkan di wilayah Kecamatan

watukumpul dan Pulosari. Jenis-jenis hewan ternak yang dikembangkan antara lain berupa

D. Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan perikanan dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan

yang sesuai untuk kegiatan perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan

tetap memperhatikan kerestarian ringkungan. Kegiatan yang criijinkan pada kawasan perikanan adalah perikanan tangkap dan budidaya ikan.

Kriteria kawasan yang sesuai untuk kawasan perikanan adarah: 1. Kelerengan < 8%.

2. Persediaan air cukup.

3, kondisi perairan yang cocok untuk budidaya ikan.

LAPORA.N AKHIR

RTRW KABIJPATEN PEMALANG TAHUN 2OO3 - 2012

(29)

LAPORAN AKHIR

Kalvasan yang diperuntukkan bragi perikanan yaitu kawasan di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa (perikanan laut dan air payau baik tangkap maupun budidaya). Adapun untuk budidaya perikanan darat dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan:

- Budidaya air tawar di seluruh wilayah Kabupaten pemalang

- Budidaya air payau di Kecamatan Pemalang, Taman, Petarukan dan Ulujami.

E. Kawasan Pariwisata

Kawasan wisata adalah kawasan dengan fungsi utama kegiatan pariwisata dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Pengembangan kawasan ini harus melihat potensi yang dimiliki dan menjadi daya tarik konsumen wisata, seerta setidaknya mempunyai potensi/ karakteristik sebagai berikut :

- Mempunyai obyek wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, Obyek wisata tersebut dapat berupa poterrsi alam maupun buatan - Mempunyai keindahan alam, panorama, potensi pertanian, dan kekayaan alam

yang khas dan menarik

- Mempunyai kekayaan budaya, tradisi, dan adat istiadat yang bernilai tinggi dan diminati wisatawan.

- Mempunyai peninggalan budaya dan peninggalan lain yang bernilai sejarah. - Mempunyai fasilitas penunjang

Mempunyai aksesibilitas yang cukup guna kemudaharr dalam pencapaiannya. Di Kabupaten Pemalang kawasan-kawasan yang telah memenuhi kriteria tersebut adalah :

- Kawasan Wisata Pantai Widuridi Kecamatan Pemalang - Kawasan Wisata Tingkir di Kecamatan Petarukan - Kawasan Wisata Pantai Blendung di Kecamatan Ulujami

- Kawasan Wisata Goa Gunung WangidiKecamatan Bantarbolang - Kawasan Wisata Gunung Gajah di Kecamatan Randudongkal

- Kawasan Wisata Telaga silating, Curug Bengkawah, Bukit Mendelem, Curug Barong, dan Curug Lawang di Kecamatan Belik

- Kawasan Wisata Wanawisata Cepaka Wulung, Curug Sibedildan kolam renang di Kecamatan Moga

(30)

LAPORAN AKHIR - Kawasan Wisata Telaga Rengganis di Kecarnatan Watukumpul

- Kawasan Wisata Gunung Kukusan Di Kecamatan pulosari

_ , . ; t . . , : , 1 , ,

F. Kawasan Industri

r . ,; , i: : ,

Kawasan indushi adalah kawasan yang ,secara khusus dikembangkbn untuk kegiatan industri dengan integrasi sarana dan prasarana serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung.

Arah pengelolaan kawasan ini bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan pemanfaatan teknologi dan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup

Kriteria kawasan untuk kawasan industri adalah:

1. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri 2. Memiliki struktur tanah yang stabil dengan erodibilitas baik.

3. Tersedia sumber air baku dan pembuangan limbah yang memadai. 4. Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat,

5, Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi teknis dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi.

Disamping syarafsyarat fisik, juga perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sosial ekonomi meliputi sumberdaya alam, sumber energi, tenaga kerja, transportasi, aglomerasi, dan pasar. oleh karena itu, lokasi industri yang potensial juga harus mempertimbangkan kondisi pengembangan industri sebelumnya dan keterkaitan dengan pembangunan industriyang telah ada maupun sedang dalam perencanaan. Kegiatan industri yang dikembangkan meliputi industri pengolahan hasil pertanian (termasuk perkebunan/kehutanan), dan industri pengolahan manufaktur.

Di Kabupaten Pemalang sendiri telah berkembang sejumlah kawasan sindustri baik besar, sedang, maupun'kecil/ industri rumah tangga. pada umumnya industri yang berkembang di Kabupaten Pemalang berupa indushi textil/ garmen dan manufaktur. Adapun kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk pengembangan aktivitas industri adalah :

- Kawasan industri Pelutan dan sugihwaras (Kecamatan pemalang), diprioritaskan untuk pengembangan industri besar dan menengah

- Kawasan industri Beji (Kecamatan Taman), untuk industri besar dan menengah

(31)

LAPORAN AKHIR

- Kawasan industri Tasikrelo' Kaliprau' Samong' Bumirejo' dan Kertosari' untuk pengembangan industri besar' sedang dan kecil

- Sentra-sentra industri kecil (rumah tangga) yang tersebar di banyak tempat di

w i l a y a h K a b u p a t e n P e m a l a n g , k h u s u s n y a d i w i | a y a h K e c a m a t a n B e l i k , Watukumpul, Taman' Petarukan' Comal' dan Uluiami'

G. Kawasan Permukiman

Kawasanyangdiperuntukkanbagipermukiman,harusmemenuhikriteriasebagai berikut:

- Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada' - Ketersediaan air terjamin'

- L o k a s i t e r k a i t d e n g a n k a w a s a n h u n i a n y a n g t e l a h a d a d a n b e r k e m b a n g .

- T i d a k t e r l e t a k p a d a k a w a s a n t a n a m a n p a n g a n | a h a n b a s a h , k a w a s a n y a n g berfungsilindung'kawasanhutanproduksitetapdanterbatas'

K a w a s a n p e r m u k i m a n t e r s e b a r d i s e | u r u h w i | a y a h K a b u p a t e n P e m a l a n g , d e n g a n penyebaranpadawilayahpedesaan(rurat)danPerkotaan(urban)'Dengandemikian terdapat 14 pemukiman perkotaan (desa/ kelurahan ibukota kecamatan)

dan 208 (desa/ kelurahan) permukiman perdesaan'

7.2 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya

R e n c a n a p e n g e l o | a a n k a w a s a n | i n d u n g d a n b u d i d a y a d a | a m b u k u p e d o m a n p e n y u s u n a n R T R W K a b t r p a t e n d i d e s k r i p s i k a n s e b a g a i b e n t u k . b e n t u k u p a y a p e n g e l o l a a n u n t u k mewuludkan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang'

7.2.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan |indung meliputi penetapan kawasan, pengaturan,!1e!epbagaan,

d a n u p a y a p e n a n g a n a n l p r o g r a m p e m a n f a a t a n . P e n e t a p a n k a w a s a n | i p u n g m e | i p u t i identifikasi kawasan lindung, penetapan status dEn kategosisasi ienis kawasan

Indung'

P e n g a t u r a n k e l e m b a g a a n m e t i p u t i p e m b a g i a n k e w e n a n g a n p e n g e l o | a a n k a w a s a n l i n d u n g d a n b u d i d a y a k e p a d a p e m e r i n t a h k a b u p a t e n , k e c a m a t a n , d a n d e s a , s w a s t a , lembaga kemasyarakatan, dan masyarakat secara langsung. Program pemanfaatan'

meliputigarisbesarprogram-programpemanfaatanpadakawasan|indungdanbudidaya u n t u k j a n g x a p a n j a n g , m e n e n g a h , d a n p e n d e k ' P e n g a w a s a n , m e | i p u t i t a t a c a r a d a n

RTRW KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2OO3 - 2012

(32)

LAPORAN AKHIR prosedur pengawasan terhadap kesesuaian rencana untuk pemanfaatan ruang

kawasan lindung dan budidaya yang dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah kabupaten, kecamatan, dandesa dengan masyarakat. Penertiban, meliputi tata cara dan prosedur penertiban terhadap pelanggaran-pelanggaran pemanfaatan ruang

kawasan lindung dan budidaya yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang wirayah Kabupaten pemarang.

Garis-GarisBesar program pengelolaan Kawasan Lindung

Pada kawasan fungsi lindung, kawasan secara permanen dipertahankan sebagai hutan tetap. Perlindungan daerah ini meliputi peruntukan sebagai hutan lindunn, nu,rn produksi, hutan suaka alam atau sebagai hutan wisata. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna mengatur tata air, mencegah banjir, dan erosi, serta guna memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang digunakan untuk memproduksi hasil hutan untuk keperluan bahan bangunan, industri, dan komoditi ekspor. Hutan suaka alam adalah kawasan hutan dengan sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati

dan atau manfaat lain.

Adapun kebijaksanaan pernanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan berdasarkan tujuan pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya bencana

dan menjaga ketestarian kawasan. Kebijaksanaan tersebut meliputi :

1. Kawasan yang Memberikan perrindungan Kawasan Bawahnya

Kebijakan yang diambil dalam pengerolaan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya meliputi :

a. Kawasan Hutan Lindung

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalair:

. Lokasi hutan lindung berdasar ketetapan lokasi merupakan lahan milik masyarakat, bahkan sudah difungsikan sebagai area budidaya.

. Hutan rindung yang terdapat diwirayah Kabupaten pemarang ditengarai terah mengalami kerusakan akibat aktivitas penebangan liar.

Adapun arahan upaya pengerolaan.hutan rindung untuk jangka waktu sepuruh , tahun mendatang adalah sebagai berikut : ,, ; ,

(33)

LAPORAN AKHIR

Inventarisasi kawasan hutan, meliputi langliah-langkah pendataarr kondisi, potensi sumberdaya, status kepemilikan lahan serta lingkungannya (termasuk komunitas masyarakat yang tinggal di sekitarnya)

Pengukuhan/ penetapan kawasan hutan,n meliputi penunjukkan kawasan hutan, penetapan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan, dan penetapan kawasan hutan. Pengukuhan ini ditakukan untuk memberi kepastian status hukum guna mencegah okupasi kawasan hutan untuk fungsi-fungsi non kehutanan

Penatagunaan kawasan hutan, meliputi kegiatan . penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan. Arahan pemanfaatan kawasan hutan pada hutan lindung menurut PP No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan dapat berupa:

1) Pemanfaatan kawasan hutan lindung, berupa segala bentuk usaha yang menggunakan kawasan dengan tidak mengurangi fungsi utama kawasan. Bentuk-bentuk usaha tersebut meliputi:

- Budidaya tanaman obat (herba) - Budidaya tanaman hias

- Budidaya perlebahan - Budidaya jamur

- Budidaya penangkaran satwa liar - Budidaya sarang burung walet.

2) Pemanfaatan jasa lingkungan hutan lindung, yaitu bentuk usaha yang memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya. Pemanfaatan jasa lingkungan hutan lindung tersebut meliputi:

- Usaha wisata alam

- Usaha olah raga tantangan - Usaha pemanfaatan air - Usaha perdagangan karbon

- Usaha penyelamatan hutan dan lingkungan.

(34)

LAPORAN AKHIR

Usaha pernanfaatan jasa lingkungan hutan lindung tersebut tidak boleh memb-angun sarana dan prasarana yang dapat mengubah bentang alam. 3) Pemungutan hasil hutan bukan kayu yang dapat dilaksanakan dengan

mengambil hasil hutan bukan kayu yang sudah ada secara alarni dengan tidak merusak fungsi utama kawasan. tJpaya pemungutan hasil hutan bukan kayu tersebut dapat berupa:

Mengambilrotan - Mengambilmadu

- Mengambil buah dan aneka hasil hutan lain

Perburuan satwa liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara tradisional.

Upaya-upaya pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan tersebut diselenggarakan melalui pemberian ijin.

b. Kawasan Resapan Air

Arahan pengelolaan kawasan resapan air meliputi :

- Perlindungan kawasan inidengan cara penanaman tanaman tahunan. - Kegiatan yang ada dibatasi perkembangannya.

- Bangunan yang menutup tanah cukup luas ticlak diperkenankan. 2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Setempat

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan setempat yang terdiri dari Kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air adalah:

. Erosi disepanjang sungai yang menyebabkan timbunan lumpur di muara-muara sungai

. Rusaknya kawasan pantai berhutan bakau

. Pemanfaatan lahan untuk permukiman banyak terdapat di beberapa bagian DAS . Pemilikan lahan di sempadan sungai banyak yang berupa tanah masyarakat . Kerusakan hutan di kawasan sekitar mata air.

Adapun arahan pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan setempat meliputi :

(35)

LAPORAN AKHIR

' Pencegahan dilakukanya kegiatan buclidaya di sepanjang DAS dan sekitar mata air yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya, serta ekosistem disekitar mata air yang dapat menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas air.

' Kegiatan diarahkan perlindungan dan memperkuat serta pengaturan aliran air, yaitu meliputi kegiatan penanaman tanaman.keras, atau perlindungan tebing dengan beton dan krib pengendali saluran air;

' Pengendalian kegiatan yang telah adal berkembang di sekitar DAS dan mata air.

I

. Pengamanan DAS,

' Pembatasan daerah terbangun yang dapat merusak fungsi lindung DAS dan kawasan sekitar mata air.

Kawasan Rawan Bencana

Pengelolaan kawasan rawan bencana pada intinya harus mempertimbangkan aspek keselamatan manusia dan kelestarian kondisi arami lingkungan sehingga diupayakan untuk menghindari upaya-upaya budidaya maupun upaya lain yang dapat mengubah pemanfaatan lahan yang dapat menimbulkan potensi terjadinya bencana akibat perlakuan yang dikenakan. oleh karena itu pokok-pokok kebijakan dalam pengelolaan kawasan rawan bencana meliputi:

' upaya pengembalian fungsi kawasan yang telah berubah agar kembali meniadi fungsi lindung.

' Pembatasan kegiatan yang sudah ada serta mengusahakan relokasi pada kawasan berbahaya.

' Perbaikan kondisi alam dengan penanaman jenis-jenis pohon yang bersifat menguatkan struktur tanah terutama untuk kawasan rawan bencana erosi/ tanah longsor.

' Perlindungan kawasan dengan pelarangan segala jenis pemanfaatan kawasan yang menyimpang dari fungsi lindung dan pernanfaatan yang dapat nrenyebabkan terjadinya peru ba han kondis i ekosistem kawasan.

7.2.2 Rencana Pengelolaan Kawasan Budidaya

F.awasarr budidaya merupakan kawasan yang dapat dimanfaatakan untuk melakukan aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengelolaan kawasan budioaya

(36)

LAPORAN AKHIR

berlu,juan untuK meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup'

Sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah:

a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kese.iahteraan masyarakatdengantetapnremperhatikanke|estarian|ingkungan' b. Terhindarinya konflik pemanfaatan

'sumberdaya

dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat'

Pengalokasian pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan mempernatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian' kesesuaian dan kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan

perlindungan terhadap kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan clitujukan agar nilai manfaat ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hiclup masyarakat secara optimal, .

Secara regional dan lokal, pengembangan kawasan budidaya harus mempunyai sinergi yang seimbang, baik secara pengembangan wilayah yaitu dengan penentuan

pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan maupun dengan memperhatikan potensi'potensi yang ada sebagai aset dan sumber pengembangan wilayah-wilayah baru terutama untuk perdesaan. Sehingga diharapkan pengembangan wilayah tidak hanya memperhatikan keterkaitan antar wilayah kabupaten (regional) dan antar wilayah kota dalam kabupaten (lokal), tetapi juga memperhatikan harmonisasi antar wilayah perkotaan dan perdesaan' Dengan.pertimbangan-pertimbangan berbagai asas tersebut dan dengan mendasarkan pada hasil kegiatan analisis, pengembangan kawasan budidaya disajikan secara rinci lebih lanjut dalam sub bab tersendiri.

7.2.2.1 Kawasan Hutan Produksi

permasalahan pengelolaan kawasan hutan produksi adalah areal hutan produksi sebagian digunakan untuk budidaya perkebunan dimana fungsi konservasinya menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Mengidentifikasi bentuk Emoticon yang paling sering digunakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ketika menggunakan Instant Messaging. Mengetahui aplikasi yang

Seperti jumlah armada pengangkutan sampah yang masih kurang seimbang dengan volume sampah yang dihasilkan, cuaca yang seringkali tidak mendukung sehingga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Menaming seperti yang di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, model Pembelajaran

Pada hasil penelitian diketahui terjadi perbedaan pada sifat fisik adonan ( gumminess, springiness, dan stickiness ) dan sifat fisik hasil akhir Mexico Buns (volume

Kesiapan masyarakat dalam menghadapi rencana pembangunan waduk kuningan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Keanekaragaman

Persamaannya, teori tindakan sosial, interaksionisme simbolik maupun fenomenologi memiliki dasar ide, yakni (a) manusia adalah “aktor yang kreatif dari realitas

untuk menjawab kekurangan yang ada dari metode pengajaran klinik sebelumnya serta dapat diaplikasikan pada sistem pelayanan kebidanan dan keperawatan di Indonesia umumnya