• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat berhubungan berjuta-juta cairan sel mani atau sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim. Salah satu sperma akan menembus sel telur dan peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi atau konsepsi, setelah itu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Astuti, 2011).

b. Tanda Kehamilan

Tanda adanya kehamilan adalah perubahan fisiologik pada ibu yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil. Tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomic dan fisiologik yang dapat dikenali oleh pemeriksa. Tanda kehamilan meliputi (Astuti, 2011) :

1) Tanda Tidak Pasti (Presumtif)

a) Tidak Terjadi Menstruasi (Amenorea)

Hari datangnya menstruasi bergantung pada siklus atau kebiasaan wanita itu sendiri, diawal, ditengah, ataupun

(2)

diakhir bulan. Seorang wanita yang sudah menikah sebaiknya mengingat waktu datang bulan, sehingga ketika bulan berikutnya belum mengalami menstruasi setelah tanggal menstruasi terakhir dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kemungkinan kehamilannya atau tidak. Tidak menstruasi dapat menandakan kehamilan, tetapi dapat juga merupakan tanda gangguan atau penyakit fisik yang berat, syok, kelelahan akibat perjalanan, pasca operasi, bahkan gelisah pun dapat menyebabkan menstruasi terlambat.

b) Mengidam

mengidam adalah perasaan menginginkan sesuatu, dapat berbentuk makanan, barang, ataupun tindakan tertentu. Mengidam makanan merupakan salah satu bentuk keinginan yang dapat dijelaskan dengan ilmiah.

c) Pingsan

Pada wanita hamil terjadi pengenceran darah akibat proses kehamilan. Kekentalan darah yang berkurang menyebabkan zat penting, misalnya oksigen dan sari makanan tidak dapat dialirkan dengan baik didalam tubuh. Jika otak mengalami kekurangan oksigen dapat menyebabkan terjadinya pingsan, terutama jika berada ditempat ramai yang sesak dan padat.

(3)

d) Mual Muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum pada ibu hamil disebabkan oleh pengaruh peningkatan hormon progesteron dan hCG. Hormon ini menyebabkan kerja lambung dan usus menjadi lambat sehingga makanan yang ada dilambung lambat dicerna. Selain itu, hormon ini menyebabkan peningkatan asam lambung sehingga ibu menjadi mual dan muntah.

e) Lelah

Hormon progesteron menyebabkan terjadi penurunan fungsi beberapa organ tubuh sehingga tubuh bekerja keras untuk menstabilkan dan membantu kerja organ tersebut. Salah satu organ yang dipengaruhi adalah lambung. Lambatnya proses pencernaan makanan menyebabkan kebutuhan oksigen dilambung meningkat sehingga oksigen untuk organ lain, misalnya otak, mata, dan yang lain menjadi berkurang. Oleh karena itu timbul perasaan mengantuk, lelah, dan lemas.

f) Payudara Membesar

Pada awal kehamilan 1-2 minggu setelah menstruasi terlambat, timbul rasa nyeri dan tegang pada payudara. Hal ini disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang kantong air susu dan kelenjar Montgomery

(4)

dipayudara sehingga membesar sebagai persiapan untuk menyusui. Rasa nyeri dan tegang juga diikuti oleh pembesaran payudara secara bertahap.

g) Sering Berkemih

Pada awal kehamilan ibu akan sering buang air kecil, hal tersebut dikarenakan oleh penebalan rahim yang terisi janin dan terus membesar. Rahim tersebut dibawah kandung kemih sehingga menekan kandung kemih dan menimbulkan rangsangan untuk berkemih lebih awal. Produksi urin juga bertambah karena terjadi peningkatan sirkulasi darah cairan didalam tubuh.

h) Konstipasi

Hormon steroid yang meningkat sehingga menyebabkan peristaltik atau kerja usus menjadi lambat sehingga menyebabkan konstipasi.

i) Pigmenatasi Kulit

Warna kulit diwajah, payudara (area putting susu), perut, paha, dan ketiak biasanya bertambah gelap. Muncul bercak kehitaman dan kecoklatan yang disebut hiperpigmentasi. Hal ini merupakan pengaruh hormon kehamilan.

j) Epulsi

Gusi dan mukosa menjadi mudah berdarah akibat pembuluh darah yang melebar selama kehamilan.

(5)

k) Varises

Pelebaran pembuluh darah vena sering terjadi pada wanita hamil, tetapi biasanya pada trimester akhir kehamilan. 2) Tanda Mungkin Hamil

a) Uterus Membesar

Uterus akan mengalami perubahan ukuran sesuai dengan usia kehamilan. Namun demikian pembesaran uterus dapat juga terjadi akibat suatu penyakit, misalnya mioma. Kista, atau kanker stadium lanjut.

b) Tanda Hegar

Melunaknya segmen bawah rahim. Pemeriksaan ini dilakukan oleh tenaga medis dengan cara pemeriksaan dalam tangan kanan dan tangan kiri berada diatas fundus. Dengan penekanan kearah dalam, pemeriksaan dapat merasakan kedua tangan seolah-olah bertemu.

c) Tanda Chadwick

Terjadi perubahan warna pada portio, yang pada awalnya berwarna merah muda menjadi kebiru-biruan.

d) Tanda Piscacek

Terjadi pembesaran dan perlunakan yang tidak simetris pada tempat hasil konsepsi (tempat implantasi) tertanam.

(6)

e) Braxton-Hicks

Ibu yang hamil dapat merasakan kontraksi yang timbul sesekali, tepatnya diperut bagian bawah, misalnya perasaan nyeri dan tegang.

f) Teraba Ballotement

Ballottement adalah pantulan pada saat rahim digoyangkan. Memeriksa kontraksi ini dilakukan dengan cara memegang bagian rahim yang mengeras sambil sedikit digoyangkan sehingga akan terasa bahwa rahim tersebut bergoyang. g) Reaksi Kehamilan Positif

Untuk mengetahui kemungkinan hamil atau tidak, ibu dapat melakukan test kehamilan menggunakan alat test kehamilan. Alat kehamilan tersebut 90% dapat dipercaya. 3) Tanda Pasti Hamil

a) Gerakan janin yang dilihat dan dirasakan. Ibu merasakan gerakan janin ketika usia kehamilan 16 minggu (akhir bulan ke empat) atau awal bulan kelima.

b) Denyut jantung janin (DJJ). Terlihat dan terdengar denyut jantung janin dengan bantuan alat, misalnya Doppler, Stetoskop-monokuler Laennec dan foto-elektro kardiogram. c) Dengan melihat tulang-tulang pada foto rontgent. Tulang rangka janin tampak jelas pada pemeriksaan foto rontgent sejak usia kandungan 8 bulan.

(7)

2. Kehamilan Resiko Tinggi

a. Pengertian Strategi Pendekatan Resiko

Pendekatan resiko adalah dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu mempunyai resiko, dengan kemungkinan bahaya atau resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif antisipatif sejak awal kehamilan, selama kehamilan, sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, suami, keluarga, serta masyarakat. Tujuan pendekatan resiko adalah meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil, janin, dan bayi baru lahir sebagai suatu kesatuan, tetapi perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada mereka yang mempunyai peluang terjadinya resiko lebih besar (Rochjati, 2011).

Upaya untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :

1) Meningkatkan cakupan, kemudian kepada semua ibu hamil diberikan perawatan dan skrining antenatal untuk deteksi dini secara proaktif, yaitu mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor resiko pada kehamilan.

2) Meningkatkan kwalitas pelayanan sesuai dengan kondisi dan faktor resiko yang ada pada ibu hamil.

(8)

3) Meningkatkan akses rujukan yaitu pemanfaatan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor resikonya melalui rujukan terencana bagi ibu resiko tinggi masih sehat, ibu Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO) dan ibu Ada Gawat Obstetrik (AGO).

b. Resiko tinggi Kehamilan

Resiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak-nyamanan atau ketidak –puasan pada ibu dan bayi (Rochjati, 2011).

Ukuran resiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya resiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok :

1) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2. 2) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. 3) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor

(9)

c. Faktor Resiko Kehamilan

Faktor resiko kehamilan adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan resiko atau bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya (Rochjati, 2011). Ciri-ciri faktor resiko ibu hamil adalah sebagai berikut :

1) Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan, sebagi contoh : pada ibu grande multi ada kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.

2) Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati atau dipantau selama kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi. 3) Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko

tunggal, ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif. Hal ini berarti menyebabkan kemungkinan terjadinya resiko lebih besar.

4) Beberapa faktor resiko pada seorang ibu hamil dapat merupakan suatu mata rantai dalam proses terjadinya komplikasi pada persalinan.

d. Kelompok Faktor Resiko

Faktor resiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam tiga kelompok I, II, dan III berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sifat atau tingkat resikonya.

(10)

1) Kelompok I

Ada potensi Gawat Obstetrik (APGO) : a) 10 faktor resiko

b) Kehamilan yang mempunyai masalah yang perlu diwaspadai. Selama kehamilan ibu hamil sehat tanpa ada keluhan yang membahayakan.

c) Harus waspada karena ada kemungkinan dapat terjadi penyulit atau komplikasi dalam persalinan.

1) Kelompok II

Ada Gawat Obstetrik (AGO) : a) 8 faktor resiko

b) Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tetapi tidak darurat.

2) Kelompok III

Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO) : a) 2 faktor resiko

b) Ada ancaman nyawa ibu atau bayi.

Menurut Rochjati (2011) dapat diketahui kapan ditemukan pada kehamilan muda atau lanjut dengan cara sebagai berikut :

1) Cara pengenalan : adanya faktor resiko dapat dikenali oleh setiap orang dengan mudah atau diduga misalnya perut sangat besar diduga ada kehamilan kembar atau ada penyakit, yang perlu dirujuk ke bidan atau dokter.

(11)

2) Tingkat dan sifat resiko, sesuai dengan derajat kegawatannya : a) Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO) ada masalah yang

perlu diwaspadai.

b) Ada Gawat Obstetrik (AGO) ada tanda bahaya awal.

c) Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO) yang mengancam nyawa ibu dan bayi.

Tabel 2.1 Kelompok Faktor Resiko

Kelompok Faktor Resiko Masalah Medik Skor Kelompok FR 1

Kelompok FR II

Kelompok FR III

Primi muda Primi tua

Primi tua sekunder Anak kecil <2 tahun Grande multi Umur >35 tahun Tinggi badan <145 cm Pernah gagal kehamilan

Persalinan yang lalu dengan tindakan

Bekas seksio sesaria Penyakit ibu hamil Preeklamsia ringan Gemeli Hidramnion IUFD Hamil serotinus Letak sungsang Letak lintang Perdarahan antepartum

Preeklamsia berat atau eklamsia

4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 4 4 4 4 4 4 8 8 8 8

Kelompok resiko dibagi menjadi tiga, yaitu kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2, kehamilan resiko tinggi (KRT) dengan jumlah skor 5-10, dan kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor >12 (Prawirohardjo, 2009).

(12)

3. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami (Mubarak, 2011). Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau kondisi nyata.

(13)

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(14)

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi (mental).

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

6) Kebudayaan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. 7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

4. Wanita Usia Subur

a. Pengertian Wanita Usia Subur

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 25-45 tahun (Karwiti dkk, 2011).

(15)

Wanita yang berusia baik untuk kehamilan berkisar antara 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang dan berfungsi secara maksimal, begitu juga faktor kejiwaannya sehingga mengurangi resiko ketika hamil (Gunawan, 2010).

Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita yang berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus alat genetalia bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 45 kali dan selama ini wanita mengalami menstruasi selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempuan masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut (Prawirohardjo, 2010).

b. Tahapan Wanita Usia Subur

Pada masa usia subur, terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna kulit, perubahan payudara, pembesaran rahim dan mulut rahim. Pada tahap usia subur seorang wanita yang melakukan hubungan seksual maka akan terjadi kehamilan.

5. Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpenting terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan

(16)

masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang (Machfoedz, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga bersedia dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz, 2005)

b. Langkah-langkah dalam Perencanaan Penyuluhan.

Menurut Machfoedz (2005), dalam melaksanakan penyuluhan ada beberapa cara yang harus dilakukan antara lain :

1) Mengenal Masalah, Masyarakat, dan Wilayah a) Mengenal Masalah

Dalam rangka mengenal masalah, kegiatan yang dilakukan secara berurutan adalah :

(1) Menegnakan program yang akan ditunjang dengan penyuluhan

(2) Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut

(3) Dasar-dasar pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan

b) Mengenal Masyarakat

Program yang akan direncanakan adalah untuk masyarakat, karena itu sudah jelas bahwa siapapun yang merencanakan

(17)

program harus mengenal masyarakat dalam segala segi kehidupannya. Sehubung dengan perencanaan penyuluhan yang perlu dikenal dengan masyarakat ini antara lain : (1) Jumlah penduduk

(2) Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat (3) Pola komunikasi dimasyarakat

(4) Sumber daya

(5) Bagaimana pengalaman masyarakat terhadap program-program sebelumnya, dan bagaimana sikap mereka terhadap pelayanan yang diberikan, terhadap para petugas, dan sebagainya.

c) Mengenal Wilayah

Program akan bisa dilakukan dengan baik jika yang merencanakan program tersebut mengetahui benar situasi medan atau situasi lapangan.

2) Menentukan Prioritas

Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang ditentukan oleh program yang ditunjang.

3) Menentukan Sasaran Penyuluhan

Sasaran program dan sasaran penyuluhan tidak selalu sama. Dalam penyuluhan yang dimaksud dengan sasaran adalah kelompok sasaran, yaitu individu atau kelompok yang diberi penyuluhan.

(18)

4) Menentukan isi penyuluhan

Dalam isi penyuluhan ini harus dikembangkan juga apa keuntungannya jika sasaran melaksanakan apa yang dianjurkan dalam penyuluhan tersebut. Isi harus dituangkan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran, dan pesannya sendiri harus jelas, dan benar-benar bisa dilaksanakan oleh sasaran dengan dengan sarana yang mereka miliki, atau yang terjangkau oleh mereka.

5) Menentukan Metode Penyuluhan

Metode atau cara penyuluhan harus sesaui pada tujuan penyuluhan yang ingin dicapai.

6) Menentukan Media Penyuluhan

Apabila telah ditentukan menggunakan pendekatan massa, maka selanjutnya masih perlu ditentukan media yang akan digunakan untuk menunjang pendekatan, misalnya poster, leaflet, dan sebagainya.

7) Membuat Rencana Penilaian atau Evaluasi

a) Apa indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian

b) Perlu diingat kembali, apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan program

(19)

d) Metode dan instrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi tersebut

e) Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada pimpinan program

8) Membuat Rencana Jadwal Pelaksanaan

Setelah pokok-pokok kegiatan penyuluhan ditetapkan, termasuk waktu, tempat, dan pelaksanaanya, maka dibuatlah jadwal pelaksanaannya yang dicantumkan dalam suatu daftar.

(20)

B. Kerangka Teori

Keterangan:

: Yang tidak diteliti : Yang diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Komunikasi Penyuluhan Faktor Pendukung Ketersediaan sumber- sumber dan fasilitas Pemberdayaan Masyarakat Perilaku Faktor Pendorong Sikap dan perilaku

petugas kesehatan Faktor Presdisposisi Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Training

(21)

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

D. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : ada perbedaan pengetahuan WUS tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan.

Penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi

Pengetahuan Wanita Usia Subur terhadap kehamilan resiko tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Namun mengingat keterbatasan ruang parkir yang ada di badan jalan yang kadang tidak seimbang dengan permintaan parkir kendaraan, akibat dari suatu bentuk aktivitas

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Penggunakan media busur derajat dapat digunakan

Pilih kembali Assigned Load Case, masukan informasi besar serta arah beban seperti pada gambar dibawah dan pastikan setiap input tipe beban dilakukan dan SELALU diakhiri dengan

Federasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengadakan diskusi publik untuk merespon situasi Papua yang mengarah semakin tidak baik dan tanpa

A. Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang Oleh Polresta Padang. Proses penyidikan mulai dilakukan setelah diketahui atau diduga telah terjadi suatu

Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 Makassar dalam pelajaran bahasa Indonesia, untuk mencapai

Dalam pengasuhan di Tempat Penitipan Anak, anak juga harus mendapatkan pengasuhan yang baik, seperti halnya istirahat, karena anak yang masih balita mereka harus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh (0.016) lebih kecil daripada signifikansi yang telah ditetapkan (0.05) sehingga dapat