• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting. dalam operasional bisnis baik skala besar, menengah ataupun kecil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting. dalam operasional bisnis baik skala besar, menengah ataupun kecil."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam operasional bisnis baik skala besar, menengah ataupun kecil. Sumber Daya Manusia yang dalam melaksanakan tugasnya sering disebut sebagai karyawan dalam perusahaan baik yang menghasilkan jasa maupun yang memproduksi barang seperti halnya karyawan yang bekerja pada industri kecil sparepart sepeda motor UD Sinar Abadi Sidoarjo.

Keberadaan SDM dalam operasional bisnis tidak dapat dipungkiri lagi kehandalannya dalam mendukung eksistensi perusahaan dimana mereka bekerja dengan kreativitas yang tinggi. Selengkap dan secanggih apapun sarana dan prasarana produksi yang tersedia dalam suatu perusahaan, seperti mesin-mesin dan alat produksi, alat perkantoran, transportasi dan komunikasi, tanpa digerakkan oleh para karyawan yang memiliki kreativitas , motivasi dan keterampilan serta komitmen yang memadai semuanya tidak ada arti karena merupakan benda mati.

Ketersediaan karyawan yang memiliki kreativitas, motivasi, dan komitmen yang kuat (strong commitmen) dalam melaksanakan pekerjaannya merupakan kontributor terhadap suksesnya suatu usaha dalam mencapm sasarannya karena para karyawan memiliki kinerja yang maksimal.

Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia intemasional. Dampak yang paling dirasakan adalah semakin

(2)

ketatnya persamgan di sektor industri. Pesatnya perkembangan teknologi berpengaruh terhadap semakin ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk yang dihasilkan manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik baik berskala besar maupun menengah dan kecil, langsung berkompetisi dengan produk luar negeri dan dunia usahapun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan Gepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk serta semakin rendahnya margin keuntungan yang diperoleh para pengusaha.

Dari kondisi persaingan seperti digambarkan di atas, kemudian timbul pertanyaan "bagaimana cara untuk merespon ataupun beradaptasi terhadap perubahan pasar yang begitu cepat"?. Mengapa produk-produk dari luar negeri menjadi pemimpin pasar?. Sebenarnya jawabannya cukup singkat yaitu ciptakan produk yang memiliki daya saing tinggi; berkualitas, harga yang wajar, mudah untuk memperoleh dan cepat dikenal oleh konsumen. Untuk menjawab tantangan ini para pengusaha industri kecil seperti halnya UD Sinar Abadi Sidoarjo dituntut kreativitas yang tinggi, motivasi, keterampilan dan komitmen dari para karyawan.

Produk industri kecil berupa sparepart sepeda motor merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi di pasar dalam negeri maupun luar negeri dan Jika komoditas ini dikembangkan secara professional akan memberikan nilai tambah yang lebih besar.

Jika dilihat perannya untuk menyerap tenaga kerja, industri kecil sparepart sepeda motor cukup dapat diandalkan karena banyak ditekuni oleh masyarakat di

(3)

kota. Kendala utama yang dihadapi oleh pengusah industri kecil sparepart sepda motor di Sidoarjo , adalah kurangnya kreativitas dan motivasi, terbatasnya kesempatan untuk mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan kreativitas serta komitmen yang kurang kuat dalam meningkatkan kinerja.

Miles dan Snow ( 1978: 178), mengemukakan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing, perusahaan harus berorientasi pada kreativitas yang tepat. Perusahaan yang betorientasi pada kreativitas akan mendorong perusahaan menjadi pemimpin pasar (market leader) karena mampu menciptakan produk-produk baru. Artinya Setiap pelaku bisnis berlomba-lomba untuk melakukan strategi kompetisi dengan fokus pada penciptaan sesuatu yang berbeda dan unik dan berusaha untuk memperkenalkannya kepada para konsumen untuk merespon permintaan pasar (Chase et al, 1998:156). Lebih lanjut Moorman and Miner (1997:21), Ittner and Lancker (1997:35), Olson et al (1995:12), mempertegas bahwa Suatu perusahaan dapat lebih sukses jika mereka dapat menjadi pengendali atau pelopor pada pengembangan produk dan pasar yang menunjukkan kompetensi intinya. Tingginya kompetisi persaingan akan semakin tinggi penekanan pada tiap perusahaan untuk mengembangkan produk baru dan pelayanannya, dimana harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan waktu yang tepat.

Dari penjelasan di atas dapat diketuhui bahwa perusahaan yang berorientasi kepada kreativitas berpengaruh terhadap kinerja karyawan sehingga perusahaan mampu menciptakan produk-produk baru. Di samping orientasi kreativitas sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan, menurut para pakar, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, salah

(4)

satunya adalah motivasi kerja. Motivasi adalah keadaan kejiwaan yang mendorong mengaktifkan, menggerakkan usaha dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak-tanduk dengan kemauan keras seorang karyawan untuk berbuat sesuatu yang selalu terkait dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi dari masing-masing anggota. Lebih lanjut Herbert (1981:57) mengatakan bahwa perilaku bekerja seorang karyawan akan termotivasi untuk berprestasi apabila ada kaitan langsung antara tujuan dari pekerjaan (task goal), yang dapat dicapai dengan sistim imbalan material dan non material (reward), yang akan mendorong perilaku bekerja karyawan (work behavior), untuk berprestsi lebih tinggi karena kebutuhan dan harapan karyawan dapat terpuaskan

(satisfaction). Hal tersebut bermakna tercapainya tujuan pribadi karyawan (satisfaction) dan sekaligus tercapai tujuan pekerjaan (task goal) dan secara tidak

langsung tujuan (purpose) organisasi juga tercapai. Menurut hierarki kabutuhan dari Maslow bahwa motivasi kerja dibentuk oleh; (1) gaji dan tunjang, (2) tuntutan keluarga, (3) perlindungan keselamatan kerja, (4) Jaminan hari tua, (5) Hubungan baik sesama ternan pekerja, (6) Penghargaan pimpinan, (7) Kepercayaan pimpinan, (8) Pengembangan.

Motivasi kerja karyawan yang tinggi bermuara pada peningkatan kinerjanya, jika apa yang diharapkan dari perusahaan dapat terpenuhi. Dengan demikian terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan.

Disamping motivasi, terdapat faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan yaitu faktor keterampilan (Stoner, 1999: 18). Keteramplan (skill) yaitu kemampuan seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya (Stoner, 1999: 19). Jadi

(5)

keterampilan kerja karyawan adalah kemampuan yang dimiliki seorang karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik dengan pengetahuan yang mencukupi, serta mampu menggunakan alat-alat atau mesin dalam proses produksi dan teknik -teknik penguasaan proses produksi ataupun bahan produksi, sehingga proses produksi akan terlaksana dengan baik yang bermuara terhadap kesuksesan kinerja karyawan.

Karyawan yang memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik akan disukai oleh para majikan/pimpinan perusahaan, karena dengan demikian tujuan karyawan dan organisasi akan tercapai.

Selanjutnya faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah komitmen karyawan. Komitmen berarti berjanji, yaitu janji antara dua pihak yang melibatkan individu atau sekelompok individu sebagai subjek yang melakukan aktivitas, terhadap subjek lainnya. Janji atau komitmen seseorang tersebut dapat diarahkan kepada berbagai hal, misalnya janji antara individu dengan pekerjaan yang disebut sebagai komitmen profesi, janji yang dibuat oleh sekelompok individu dengan organisasi yang disebut komitmen organisasi atau perusahaan, atau dikenal pula dengan kemotmen manajemen (Smith, 1996:164).

Menurut Martin dan Nicolls dalam Mullins (1995:654), menyatakan bahwa komitmen dapat dikaitkan dengan berbagai aspek atau perspektif lingkup pembahasan, akan tetapi dari aspek apapun komitmen ini ditinjau, pada prinsipnya konsep komitmen tumbuh dan berkembeng diantara para karyawan perusahaan sehingga membentuk komitmen manajemen atau perusahaan. Sedangkan komitmen itu sendiri merupakan janji, ikhtiar dan tekad yang ada dalam diri seorang karyawan untuk sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang

(6)

dipercayakan kepadanya, searah dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan secara umum yang bermuara pada tercapainya kinerja karyawan dan tujuan perusahaan.

Kinerja (Performance) merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang atau instansi atas suatu aktivitas yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Mulyasa (2004), mengatakan bahwa kinerja diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Sedang Kinerja pegawai adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seorang pegawai dalam menjalankan tugas pokok pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai visi dan misi organisasi. Vroom dalam (Mulyasa:2004), mengemukakan bahwa "Performance = f (Ability x Motivation)" . Berdasarkan model ini kinerja seorang karyawan merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi.

Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari kemampuan dan atau motivasi yang rendah. Kemampuan seseorang berbeda satu dengan yang lainya. Kemampuan adalah karakteristik individu yang dipengaruhi oleh inteligensi, ketrampilan sifat sebagai kekuatan potensial.

Lebih lanjut menurut Bernardin dan Russel (1993:14) untuk mengukur kinerja karyawan, terdapat 5 indikator yang meliputi; (1) Quality (mutu), (2) Quantity (Jumlah), (3) Timeless (standar waktu kerja), (4), kerja sama, (5) Need for Supervision (kemampuan bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atasan).

Berdasarkan uraian yang diutarakan di atas, penulis ingin melakukan penelitian tentang : Pengaruh kreativitas, motivasi, keterampilan serta komitmen terhadap kinerja karyawan studi pada industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo?

2. Apakah kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo?

3. Manakah diantara Variabel kreativitas, motivasi, keterampilan dan Komitmen yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Sentra industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan pengaruh secara simultan kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen terhadap kinerja karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo?

2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen terhadap kinerja karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo?

3. Untuk menganalisis variabel manakah diantara kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian. 1. Dari segi teoritis

a. Sebagai pembuktian empirik tetang pengaruh kreativitas , motivasi, keterampilan dan komitmen terhadap kinerja karawan iindustri kecil Spare part sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo.

b. Bagi peneliti lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk mengembangkan teori tentang pt:ngaruh kreativitas, motivasi, keterampilan dan komitmen terhadap kinerja karyawan.

2. Dari segi praktis .

a. Bagi pihak manajemen perusahaan industri kecil spare parts sepeda motor UD Sinar Abadi di Sidoarjo , hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kinerja usaha.

b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pimpinan perusahaan industri kecil dalam menentukan kebijakan peningkatan kinerja Karyawan.

c. Sebagai bahan masukan bagi para karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi Sidoarjo dalam meningkatkan kreativits, motivasi, keterampilan, komitmen serta kinerjanya.

1.5 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada perusahaan industri kecil spare

part sepeda motor UD Sinar Abadi Sidoarjo dengan mempertimbangkan pada kepraktisan, biaya dan waktu dalam melakukan penelitian karena lokasi sangat berdekatan dengan tempat tinggal peneliti.

(9)

2. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan industri kecil spare part sepeda motor UD Sinar Abadi Sidoarjo.

3. Kinerja karyawan hanya diukur dari aspek jumlah, kualitas, waktu penyelesaian, kerja sama dan kemandirian karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Referensi

Dokumen terkait

Abad XXI sebagai era globalisasi merupakan era perubahan, atau era yang mau tak mau menuntut adanya perubahan. Perubahan kadang muncul sebagai suatu paradoks dalam

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel yang paling dominan dalam pola hubungan antara variabel bebas yang meliputi pengaruh peran orang tua,

Padahal, sesuai ketentuan UUD 1945 dalam beberapa pasal, seperti Pasal 28D Ayat (1), Pasal 28E Ayat (1) dan (2), Pasal 28I Ayat (1), dan Pasal 29 Ayat (2) yang secara tegas

Pengaturan level kecepatan pada Gambar 3.3 dilakukan pada komputer operator, lalu perintah tersebut akan dikirimkan ke rangkaian kontrol mikrokontroler melalui media

dengan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa besaran nilai koefisien komponen

Dari hasil perhitungan analisa rugi daya, dapat diketahui kerugian daya pada titik sambung pierching connector dengan selisih nilai rugi daya 134,3 W dan jika

akan tetapi Muhammadiyah masih tetap dapat berkembang pesat di Kuningansampai dengan sekarang berikut dengan berbagai jenis amal usaha yang dikembangkannya baik dalam