• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Kreativitas Dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Komitmen Berwirausaha Dan Kinerja Bisnis Industri Makanan Khas Pada Usaha Kecil Menengah di Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kemampuan Kreativitas Dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Komitmen Berwirausaha Dan Kinerja Bisnis Industri Makanan Khas Pada Usaha Kecil Menengah di Kota Makassar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

131 | R o n i H e r i s o n

Kemampuan Kreativitas Dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Komitmen Berwirausaha Dan Kinerja Bisnis Industri Makanan Khas

Pada Usaha Kecil Menengah di Kota Makassar

Roni Herison, Romansyah Sahabuddin, Muh. Azis

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Email: roni.herison1969@gmail.com

Abstract: The diversity of food products in South Sulawesi Province is a very promising business opportunity for creative industry and SME business players. The purpose of this research is to analyze the effect of creative ability and work motivation on the business performance of the typical food industry in small and medium enterprises in Makassar City, both directly and when using entrepreneurial motivation as a mediating variable. The results of the study found that creative ability had a significant positive effect on entrepreneurial commitment, work motivation had a significant positive effect on entrepreneurial commitment, creative ability had a significant positive effect on business performance, work motivation had a significant positive effect on business performance, entrepreneurial commitment had a significant positive effect on business performance, commitment entrepreneurship is significant as a mediation of the influence of creative ability on business performance, entrepreneurial commitment is significant as a mediation of the effect of work motivation on business performance.

Keywords: creative ability, work motivation, entrepreneurial commitment and entrepreneurial performance

PENDAHULUAN

Kota Makassar merupakan salah satu daerah yang memiliki ragam jenis makanan khasnya, di antaranya yang sudah cukup populer adalah coto makassar, sop saudara, konro dan masih banyak lagi jenis makanan khas yang bersumber dari hasil komoditi dari beberapa daerah di provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil pangan lainnya berupa : pisang yang dibuat makanan khas lainnya, antara lain adalah: pisang epek, pallu butung, dan pisang hijau dan masih banyak lagi jenis makanan khas yang terbuat dari komoditas hasil pangan yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil pangan suatu daerah merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis, karena kebanyakan makanan hasil khas daerah merupakan pengembangan dari bahan pokok olahan yang dihasilkan suatu daerah.

Keberagaman hasil pangan di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi pelaku usaha industri kreatif dan UKM. Hal tersebut ditunjukkan melalui tumbuhnya usaha industri makanan

khas daerah, baik dalam skala usaha kecil maupun menengah di kota Makassar.

Perbedaan usaha kecil dan menengah dapat dibedakan berdasarkan jumlah karyawannya maupun total aset serta omzet yang dimiliki oleh kedua tipe usaha tersebut.

Dari aspek modal, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), modal dasar yang harus dimiliki usaha kecil ditetapkan dengan kisaran modal awal lebih dari Rp1 miliar sampai Rp5 miliar. Usaha menengah memiliki modal awal lebih dari Rp5 miliar sampai Rp10 miliar. Selanjutnya mengenai omzet usaha, pada usaha skala kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2 miliar sampai dengan Rp15 miliar. Sementara usaha menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.15 miliar sampai dengan Rp. 50 miliar. Sementara untuk jumlah karyawannya, berdasarkan kriteria BPS, jumlah karyawan pada usaha kecil, berkisar antara 5 hingga 19

(2)

P r o s i d i n g S e m i n a r N a s i o n a l D i e s N a t a l i s U N M - 6 1| 132 orang. Sementara pada usaha menengah,

jumlah karyawannya sekitar 20 hingga 99 orang.

Industri makanan khas umumnya mampu bertahan dan tetap eksis disebabkan masyarakat kota Makassar mudah memilih di antara berbagai jenis dan beragam pilihan makanan khas Makassar. Pelaku usaha industri makanan khas Kota Makassar umumnya berada pada usaha skala kecil yang tumbuh dan berkembang pada segmen pasar masyarakat umum dengan tingkat harga yang relatif lebih murah. Sementara pelaku usaha makanan pada skala menengah lebih banyak melayani konsumen tertentu yang umumnya memiliki kebutuhan hajatan. Hal lain sehingga usaha industri makanan khas Makassar dapat bertahan karena konsumennya berasal dari semua kalangan masyarakat untuk mencoba makanan khas Makassar.

Pengembangan berbagai jenis makanan dari berbagai komoditas hasil pangan masih terkendala dari segi kemampuan kreativitas, serta semakin kuatnya persaingan usaha dengan hadirnya berbagai jenis makanan dari luar dengan harga yang lebih terjangkau.

Dalam hal lain ketertarikan konsumen terhadap makanan khas tidak hanya pada tingkat harga produk dan bentuk penyajiannya, tetapi juga komitmen untuk tetap menjaga dan mempertahankan cita rasa, kualitas dan kemasan produk yang bertujuan agar tetap menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pelaku usaha yang memiliki komitmen berwirausaha.

Komitmen dalam berwirausaha adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun, memajukan, dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun. Robbins (2015) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Sementara berwirausaha adalah suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang terbarukan melalui kemampuan menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif.

Sejalan dengan Suryana (2013) mengemukakan bahwa: kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar atau kiat dalam

usaha untuk perbaikan hidup melalui kemampuan kreativitas dan inovatif.

Selanjutnya Drucker (2006), kewirausahaan atau entrepreneurship is ability to create the new and different. Oleh karena itu kewirausahaan kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovatif dalam memecahkan persoalan serta menemukan peluang-peluang baru untuk perbaikan kehidupan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa komitmen berwirausaha adalah keinginan yang teguh untuk tetap menjaga dan mempertahankan nilai-nilai kreativitas dan inovatif untuk menghasilkan sesuatu kebaruan dan berbeda, baik dalam hal produk maupun jasa atau ide-ide untuk menjadikan peluang baru dalam memperbaiki kehidupan (Halik et al., 2021).

Semangat dan jiwa kewirausahaan harus lahir di tengah-tengah komunitas pelaku usaha berskala kecil dan menengah guna mempertahankan eksistensi usaha yang dijalankan (Naninsih dan Hardiyono, 2019).

Kemampuan melihat peluang usaha menjadi modal utama yang dapat melahirkan berbagai ide-ide kreatif dan inovatif, terutama di sektor kuliner makanan khas daerah.

Seseorang wirausaha harus memiliki komitmen yang tinggi dalam berwirausaha dengan memegang teguh janji dan tetap berkeinginan kuat untuk bekerja keras yang selanjutnya akan menghasilkan kinerja usaha yang diinginkan. Buchari (2013) mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat atau menemukan peluang dan menciptakan kebaruan, baik berupa barang dan jasa serta ide-ide yang terbarukan dan berupaya untuk merealisasikannya dalam bentuk inovasi. Mengacu pada peluang usaha, kota Makassar merupakan kota dagang dengan berbagai sarana dan prasarana publik serta objek wisata yang beragam sehingga menjadi daya tarik para pengunjung dari berbagai daerah atau negara lain, sehingga tidak sedikit pelaku usaha memanfaat peluang tersebut untuk menawarkan berbagai pilihan produk dan jasa. Di sektor pariwisata dan kuliner Kota Makassar sudah menjadi alasan utama wisata domestik dan manca negara untuk berkunjung ke kota Makassar.

Lahirnya ekonomi kreatif merupakan wujud pembangunan ekonomi berkelanjutan.

(3)

133 | R o n i H e r i s o n

Suryana (2013) menegaskan bahwa melalui pengembangan ekonomi kreatif pada setiap sektor, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah: (a). pemberdayaan bahan baku lokal dan tidak harus mengimpor, (b). sumber daya menjadi terbarukan, (c). mendorong iklim kreatif untuk setiap sektor, (d). menciptakan pemerataan, baik pendapatan maupun kesempatan berusaha, (e). menjamin kelangsungan berusaha, (f). menciptakan lapangan kerja dan lapangan usaha sehingga tenaga kerja Indonesia tidak perlu mencari pekerjaan ke luar negeri. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa industri makanan khususnya makanan khas kota Makassar merupakan industri yang strategis.

Kegiatan pengolahan produk makanan khas daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat, dimana sumber daya alam di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar cukup potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah. Hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan potensi laut sangat besar, dan dapat dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, coto Makassar, Sop konro, ikan bakar, sop kepala ikan kakap, otak-otak. Selain itu berbagai jenis kue-kue tradisonal yang unik dan merupakan hasil budaya yang turun temurun yang memiliki cita rasa yang khas. Berbagai jenis kue khas Makassar seperti kue barongko¸

kue cucur bayao, sanggara belanda, kue sikaporo, berbagai makanan isi bosara lainnya.

Selain itu beraneka minuman khas Makassar yang populer di masyarakat antara lain markisa, sirup pisang ambon dan berbagai aneka makanan khas Makassar yang merupakan hasil budaya yang turun temurun dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya dan masyarakat kota Makassar pada khususnya. Di lain hal kemudahan sumber bahan baku, maka mendorong terjadinya persaingan yang ketat. Sehingga menuntut pelaku bisnis makanan di kota Makassar mampu menggunakan strategi bersaing yang relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnisnya agar dapat mempertahankan keunggulan bersaing secara berkesinambungan serta tetap eksis.

Salah satu faktor yang menentukan adalah kemampuan sumber daya manusia, yang memiliki kompetensi dalam memahami kondisi

persaingan dan menerjemahkan kedalam nilai- nilai usaha melalui kemampuan kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan produk atau jasa yang bernilai kebaruan dan memiliki daya tarik pasar(Furwanti et al., 2020). Tidak sedikit usaha yang mampu berkembang dengan memanfaatkan kemampuan kreativitas dalam menghasilkan produk yang sama dengan para pesaing, namun memiliki keunikan tersendiri sehingga menambah minat masyarakat konsumen. Misalnya dalam hal pelayanan, kemasan produk, bentuk dan ukuran produk serta cara pemesanan yang tidak dilakukan oleh pesaing lainnya, menjadi daya tarik serta peluang pasar yang sangat menjanjikan.

Dalam hal ini penanaman nilai-nilai kewirausahaan terhadap pelaku usaha atau pemilik dan segenap karyawan dalam sebuah usaha penting artinya dalam meningkatkan kinerja usaha (Aswar et al., 2020). Kemampuan kreativitas dan motivasi kerja merupakan nilai- nilai kepribadian kewirausahaan yang dapat mengarahkan tindakannya pada komitmen dan pencapaian kinerja usaha. Beberapa hasil penelitian sebelumnya diantaranya Husain (2001) mengemukakan bahwa kemampuan kreativitas dan inovasi akan berimplikasi terhadap keberlangsungan usaha. Hal tersebut juga berlaku pada usaha kecil menengah yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan kreativitas dan motivasi kerja memiliki peran penting bagi industri makanan. Sejalan dengan Robbins dan Judge (2008), mengemukakan bahwa motivasi kerja sebagai kemauan untuk mengupayakan level-level usaha kerja yang tinggi menuju tujuan-tujuan keorganisasian, dikondisikan oleh kemampuan usaha kerja untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih jauh peran sumber daya manusia yang terlibat dalam industri makanan khas di kota Makassar dalam membangun nilai- nilai kewirausahaan sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya di tengah-tengah tingkat persaingan yang semakin ketat. Adapun topik yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Kemampuan Kreativitas Dan Motivasi Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Bisnis Industri Makanan

(4)

P r o s i d i n g S e m i n a r N a s i o n a l D i e s N a t a l i s U N M - 6 1| 134 Khas Melalui Komitmen Berwirausaha Pada

Usaha Kecil Menengah Di Kota Makassar.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei, di mana penelitian ini mengambil sampel dari populasi pelaku usaha kuliner makanan khas daerah kota Makassar dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok atau data primer

Jenis data yang dikumpul termasuk data kualitatif yang dikuantifisir dan formasi data penelitian ini disusun dalam bentuk cross- section antara unit-unit analisis. Cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu saja

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari wirausahawan pelaku usaha kuliner makanan khas berskala kecil dan menengah yang tersebar di kota Makassar.

Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan responden mengenai kemampuan kreativitas, motivasi kerja, komitmen berwirausaha, dan kinerja bisnis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) berupa jumlah pelaku usaha kuliner makanan khas berskala kecil dan menengah di kota Makassar. Data sekunder ini bermanfaat untuk penunjang dan pendukung peneliti untuk melakukan penilaian dan pelaporan hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha kuliner makanan khas berskala kecil dan menengah di kota Makassar sebanyak 65.500 (Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulsel, 2020). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelaku usaha kuliner makanan khas berskala kecil dan menengah yang telah beroperasi di atas 3 (tiga) tahun. Selanjutnya penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana PEMBAHASAN

Untuk melihat signifikansi pengaruh antar konstrak independen terhadap dependen dan menjawab apa yang telah dihipotesiskan.

Pengujian dengan taraf signifikansi 5% jika nilai t-statistic > 1.96 maka hipotesis nol (H0)

ditolak. Nilai t-statistik koefisien pengaruh dari konstrak laten diperoleh dari PLS Bootstrapping. Hasil Model PLS Bootstrapping disajikan pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Model PLS Bootstraping Nilai koefisien parameter dapat dilihat pada nilai (original sample), standard error (standard deviation) dan nilai t-statistik dan p- values dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Koefisien (Original Sample), Standard Error dan T-Statistics

Jalur Pengaruh Langsung

Original Sample

(O)

P

Values Keterangan Kemampuan

Kreativitas ->

Kinerja Usaha

0,151 0,028 Signifikan Kemampuan

Kreativitas ->

Komitmen Wirasusaha

0,543 0,000 Signifikan

Komitmen Wirasusaha ->

Kinerja Usaha

0,460 0,000 Signifikan Motivasi

Kerja ->

Kinerja Usaha

0,377 0,000 Signifikan Motivasi

Kerja ->

Komitmen Wirasusaha

0,414 0,000 Signifikan

Hipotesis 1

Nilai koefisien pengaruh Kemampuan Kreativitas terhadap Komitmen Wirausaha sebesar 0.543, nilai standard error 0.066, nilai t-statistik 8.207 dan p-values 0.000. Karena nilai t-statistik 8.207 > 1.96 dan p-value 0.000

< 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Kemampuan Kreativitas signifikan berpengaruh positif terhadap Komitmen Wirausaha.

Komitmen berwirausaha merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk tetap mempertahankan nilai-nilai kepribadian

(5)

135 | R o n i H e r i s o n

kewirausahaan yang berorientasi pada keinginan untuk menciptakan kebaruan baik dalam hal proses maupun hasil yang dicapai dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut sebagai ungkap sikap dan kepribadian seseorang melalui perilaku yang mengarah pada upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai dan tujuan perusahaan atau organisasinya.

Hipotesis 2

Nilai koefisien pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komitmen Wirausaha sebesar 0.414, nilai standard error 0.069, nilai t- statistik 6.037 dan p-values 0.000. Karena nilai t-statistik 6.037 > 1.96 dan p-value 0.000 < 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Motivasi Kerja signifikan berpengaruh positif terhadap Komitmen Wirausaha.

Komitmen dapat menjadi gambaran atau wujud yang sering diidentikkan dengan ikrar atau ikatan atas suatu tindakan yang tertentu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa komitmen merupakan perwujudan sikap dan perilaku individu yang didasarkan atas kesetiaan untuk tetap bertahan bekerja atau melakukan segala sesuatu berhubungan dengan suatu pekerjaan, nilai-nilai dan tujuan usaha atau organisasi guna menciptakan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Hipotesis 3

Nilai koefisien pengaruh Kemampuan Kreativitas terhadap Kinerja Usaha sebesar 0.151, nilai standard error 0.069, nilai t- statistik 2.205 dan p-values 0.028. Karena nilai t-statistik 2.205 > 1.96 dan p-value 0.028 < 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Kemampuan Kreativitas signifikan berpengaruh positif terhadap Kinerja Usaha.

Seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya selalu komitmen terhadap nilai-nilai kebaruan melalui kemampuan kreatif dan inovatif melalui ide dan gagasan yang bersifat kebaruan.

Hipotesis 4

Nilai koefisien pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Usaha sebesar 0.377, nilai standard error 0.072, nilai t-statistik 5.258 dan p-values 0.000. Karena nilai t-statistik 5.258 > 1.96 dan p-value 0.000 < 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Motivasi

Kerja signifikan berpengaruh positif terhadap Kinerja Usaha.

Kinerja usaha dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: tingkat penjualan, keuntungan, pengembalian modal, tingkat pengembalian atau turn over dari pangsa pasar yang diraihnya. Terkait dengan kinerja bisnis dan dan pendapatan, kinerja bisnis dan pendapatan memiliki keterkaitan dalam hal pertumbuhan usaha, di mana kinerja diukur melalui kemampuan dan keinginan berdasarkan tingkat pendapatan usaha. Dengan demikian jika pendapatan usaha yang meningkat, maka akan memungkinkan sebuah usaha untuk berkembang.

Hipotesis 5

Nilai koefisien pengaruh Komitmen Wirausaha terhadap Kinerja Usaha sebesar 0.460, nilai standard error 0.066, nilai t- statistik 8.207 dan p-values 0.000. Karena nilai t-statistik 8.207 > 1.96 dan p-value 0.000 < 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Komitmen Wirausaha signifikan berpengaruh positif terhadap Kinerja Usaha.

Wirausahawan yang sukses umumnya memiliki komitmen yang ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya dalam menjalankan usaha. Sikap dan perilaku yang terarah dapat membantu untuk mencapai prestasi atau kinerja yang diharapkan. Istilah kinerja berasal dari istilah job performance atau actual performance yaitu prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya dicapai oleh seseorang.

Sementara pengertian kinerja atau prestasi usaha adalah hasil kerja yang dicapai perusahaan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas dalam kurun waktu tertentu

Selanjutnya hasil nilai koefisien pengaruh langsung tidak langsung selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Nilai Koefisien Pengaruh tidak langsung

Pengaruh Tidak Langsung

Original Sample

(O)

T Statistics (|O/STD

EV|)

P Values Kemampuan

Kreativitas ->

Komitmen Wirasusaha ->

Kinerja Usaha

0,250 4,351 0,000

(6)

P r o s i d i n g S e m i n a r N a s i o n a l D i e s N a t a l i s U N M - 6 1| 136 Motivasi

Kerja ->

Komitmen Wirasusaha ->

Kinerja Usaha

0,191 4,165 0,000

Hipotesis 6

Nilai koefisien pengaruh tidak langsung Kemampuan Kreativitas terhadap Kinerja Usaha melalui Komitmen Wirausaha sebesar 0.250, nilai standard error 0.057, nilai t-statistik 4.351 dan p-values 0.000. Karena nilai t- statistik 4.351 > 1.96 dan p-value 0.000 < 0.05 maka tolak H0. Hasil ini menyatakan bahwa Komitmen Wirausaha signifikan sebagai mediasi pengaruh Kemampuan Kreativitas ke Kinerja Usaha.

Hipotesis 7

Nilai koefisien pengaruh tidak langsung Motivasi Kerja terhadap Kinerja Usaha melalui Komitmen Wirausaha sebesar 0.191, nilai standard error 0.046, nilai t-statistik 4.165 dan p-values 0.000. Karena nilai t-statistik 4.165 >

1.96 dan p-value 0.000 < 0.05 maka tolak H0.

Hasil ini menyatakan bahwa Komitmen Wirausaha signifikan sebagai mediasi pengaruh Motivasi Kerja ke Kinerja Usaha

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pengaruh kemampuan kreativitas dan motivasi kerja pengaruhnya terhadap komitmen berwirausaha dan kinerja bisnis industri makanan khas pada Usaha Kecil Menengah Di Kota Makassar, dapat diketahui bahwa untuk mengembangkan kinerja usaha dibutuhkan kemampuan kreativitas yang setiap saat harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, motivasi kerja yang kuat untuk memajukan usaha, komitmen untuk menghasilkan produk kuliner yang berkualitas dan senantiasa menjaga cita rasa yang khas.

DAFTAR PUSTAKA

Aswar, N. F., Burhanuddin, M. K., & Latiep, I.

F. (2020). Product Quality and Price on the Purchase Decision of Hawai Bakery Agents Merauke Products. Economics and Digital Business Review, 1(2), 75–81.

https://doi.org/10.37531/ecotal.v1i2.12 Buchari, A. (2013). Kewirausahaan (18th ed.).

Alfabeta.

Drucker, P. F. (2006). Knowledge-Worker Productivity: The Biggest Challenge.

California Management Review.

Furwanti, R., Lestari, D. M., & Hardiyono, H.

(2020). Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Persepsi Risiko:

Preferensi Masyarakat Dalam Berinvestasi Pada Perusahaan Emiten Yang Terdaftar Di Jii. Jurnal Al-Tsarwah, 3(2), 16–34.

Halik, J., Halik, M., Nurlia, N., Hardiyono, H.,

& Alimuddin, I. (2021). The Effect of Digital Marketing and Brand Awareness on the Performance of SMEs in Makassar City. https://doi.org/10.4108/eai.4-11- 2020.2304613

Husain, U. (2001). Metode Penelitian. PT.Raja Grafindo Perkasa.

Naninsih, N., & Hardiyono, H. (2019).

Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Kepuasan Dan Keputusan Pembelian Produk Usaha Kecil Menengah (Ukm) 310 Di Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen & Kewirausahaan

MASSARO, 1(1), 47–61.

https://doi.org/10.37476/massaro.v1i1.64 4

Robbins, S. (2015). Perilaku Organisasi.

Salemba Emapt.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku organisasi edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat, 11.

Suryana. (2013). Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses.

Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam dunia kerja, jaringan komputer menjadi salah satu hal yang penting dalam menunjang kinerja masing-masing user. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen sistem

Penyakit gagal ginjal kronik terjadi apabila penyakit ginjal yang berjalan lebih dari 3 bulan, dengan tanda- tanda proteinuria serta penurunan laju

Hasil ini mendukung temuan Suroso (2005) yang mengungkapkan bahwa kinerja jangka panjang IPO underperformed sebesar 18,95% pada tahun pertama ketika disesuaikan dengan return

Faktor-faktor lain yang memengaruhi proses Evaluasi Informasi adalah aplikasi-aplikasi yang terapat pada gadget, tampilan fisik gadget, harga, prestise (merek), dan sebagainya..

Dilihat dari hasil pengujian pada tabel 1 mengindikasikan bahwa seluruh variabel baik persepsi kemudahan (PEOU), persepsi kegunaan (PU) dan minat menggunakan media

Sebagai sebuah kerajaan yang bertanggungjawab dan ingin memastikan Selangor menjadi negeri maju dan berkebajikan sesuai dengan konsep “Baldatun Toyyibah wa Robbun

Dalam konteks Islam, kurikulum pendidikan bagi seseorang kanak-kanak khasnya di peringkat awal perkembangan melibatkan segala pengalaman pembelajaran yang

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer adalah dengan melakukan survey (penyebaran kuesioner kepada pengguna jasa transportasi PT. Blue Bird