• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menjadi cerdas, memiliki kemampuan, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan bisa menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberikan keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa yang bermartabat dan menjadikan indivudunya menjadi manusia yang memiliki derajat.

Pendidikan dilakukan manusia sepanjang kehidupannya atau pendidikan dilakukan sepanjang hayat yang makna prasa tersebut mengharuskan manusia untuk menjalani pendidikan selama manusia tersebut melakukan segala tugas aktivitasnya setiap hari. Pendidikan yang terbaik tersebut merupakan pendidikan yang unggul dan bermutu, dengan bermutunya pendidikan tersebut maka para pelaku pendidikan mampu memberikan yang terbaik bagi sesama manusia yang merupakan pengguna jasa pendidikan yaitu peserta didik. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada proses dan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berhasil dan memiliki mutu yang baik.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sarana yang dipakai manusia dalam mencapai cita-citanya. Hal ini menyebabkan kedudukan pendidikan yang dilembagakan dalam berbagai bentuk atau model dalam masyarakat. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus diselenggarakan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara bertahap. Pendidikan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan Nasional, pendidikan dijadikan andalan utama untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia Indonesia.

(2)

Untuk mengatasi perkembangan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi : (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8) standar penilaian.

Implikasi dari hal tersebut bermakna bahwa tingkat pentingnya pendidikan menuntut pada upaya-upaya untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik, tertata dan sistematis serta antisipatif terhadap perubahan yang terjadi sebab pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, sehingga proses yang terjadi di dalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia/pengembangan potensi manusia, yang pada akhirnya akan berdampak pada makin meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat.

Salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah adalah kepala sekolah. Selanjutnya Daryanto, (2013: 113) berpendapat bahwa kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, memberikan pengarahan, dan mengatur pembagian kerja serta mengelola kepegawaian yang ada di lingkungan sekolah agar keseluruhan proses administrasi dalam sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan dengan lancar dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan produktivitas sekolah yang terus bertambah.

(3)

Sedangkan Danim Sudarwan, (2010: 7) menyatakan bahwa tugas yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah (1) membuat perencanaan; (2) mempersiapkan program pengajaran; (3) dan memanfaatkan serta menambahkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang salah satunya adalah tercapainya peningkatan produktivitas sekolah.

Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja manajerial yang dimiliki dalam upaya memberdayakan semua fasilitas sarana prasarana sekolah untuk meningkatkan produktivitas suatu sekolah. Kepala sekolah yang mempunyai kinerja yang baik yaitu seorang kepala sekolah yang mempunyai kapasitas intelektual, emosional, dan spiritual yang baik serta berwawasan luas dan futuristik. Kapasitas intelektual diperlukan dalam mencermati, memahami, dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh. Kapasitas emosional diperlukan dalam menghadapi berbagai tekanan dan dalam membangun hubungan. Sedangkan kapasitas spiritual diperlukan pada saat melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang berpihak pada kebenaran.

Menyadari hal tersebut di atas, kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan produktivitas sekolah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, kinerjanya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala sekolah secara profesional untuk mensukseskan program-program pemerintah.

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan

(4)

pengelolaannya, agar tujuan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Hasil pengamatan di lapangan khususnya pada Sekolah Menegah Atas (SMA) baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Karawang Jawa Barat bahwa kinerja kepala sekolah dikatagorikan cukup baik walaupun belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan seperti yang diharapkan oleh pemerintah karena kemungkinan kurangnya pengertian, pelatihan dan penerapan tentang kinerja kepala sekolah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan pemilihan kepala sekolah baru yang sering dicampuradukan dengan kepentingan-kepentingan tertentu, seperti tim sukses dari kemenangan seorang kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang terpilih adalah calon kepala sekolah yang memiliki ikatan yang khusus atau faktor-faktor yang lain dan ini jauh dari keprofesionalnya seorang pemimpin di suatu sekolah.

Begitu juga dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang sangat minim seperti kurangnya ruangan kelas, ruangan laboratorium, tempat olahraga dan fasilitasnya, serta kamar kecil (WC) yang tidak memenuhi standar, dan lain sebagainya yang akan memperlambat atau menghalangi peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Walaupun demikian keadaannya masih tetap bisa dilihat dan dirasakan keberhasilan dalam pencapaian prestasi di berbagai bidang yang jumlahnya sangat sedikit.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Yudhi Saparudin dalam jurnal administrasi pendidikan (2011: 23) menyimpulkan bahwa makin tinggi ketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana yang tepat maka makin tinggi produktivitas sekolah itu . Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyu Sri A. A (2007: 5) bahwa sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang

(5)

dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keingginan penggeraknya. Ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang relevan sangat diperlukan supaya semua kegiatan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Pada saat ini sekolah baik yang negeri maupun swasta dihadapkan dalam berbagai masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah untuk menciptakan sekolah yang produktif. Persoalan atau masalah ini juga terjadi pada SMA se-Kabupaten Karawang, hal ini seiring perkembangan zaman, keinginan atau tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang diharapakan semakin meningkat.

Kabupaten Karawang yang berbatasan dengan tiga kabupaten yang terdekat yaitu kabupaten Bekasi, kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang dalam hal ini perlu disampaikan sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan pendidikan sekolah antara lain Indeks Pemabangunan Manusia (IPM), Indeks Pendidikan (IP), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang diambil dari

http://litbang.kemdikbud.go.id. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 69,06 71,34 72,65

2 Bekasi 72,10 73,74 74,90

3 Purwakarta 70,31 72,13 73,38

4 Subang 70,43 71,69 72,20

Tabel. 1.1

(6)

Memperhatikan data pada tabel di atas dapt kita ketahui bahwa pada tahun 2008 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Karawang 69,06, kabupaten Bekasi 72,10, kabupaten Purwakarta 70, 31 dan kabupaten Subang 70, 43. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang adalah kabupaten yang terendah dari tiga kabupaten yang lainnya, meskipun data proyeksi yang akan dicapai pada tahun 2011 dan 2013 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Bila dilihat dari data Indeks Pendidikan (IP) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 76,88 80,25 81,66

2 Bekasi 80,45 81,30 81,84

3 Purwakarta 79,28 80, 75 81,63

4 Subang 76,25 77,98 78,20

Tabel. 1.2

Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Indeks Pendidikan (IP) pada tahun 2008 kabupaten Karawang 76,88, kabupaten Bekasi 80,45, kabupaten Purwakarta 79,28 dan kabupaten Subang 76,25. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang pada urutan ke tiga dari empat kabupaten di atas.

(7)

Sementara data untuk rata-rata lama sekolah yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 6,68 7,02 7,22

2 Bekasi 8,10 8,24 8,31

3 Purwakarta 7,00 7,31 7,46

4 Subang 6,60 7,33 7,42

Tabel. 1.3

Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2008 kabupaten Karawang 6,68, kabupaten Bekasi 8,10 kabupaten Purwakarta 7,00 dan kabupaten Subang 6,60. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang sedikit di atas dari kabupaten Subang, namun masih di bawah kabupaten Bekasi dan Purwakarta.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan pengamatan empiris di lapangan, serta data-data yang telah disajikan di atas, khususnya dalam konteks pendidikan, penilaian terhadap produktivitas sekolah pada kabupaten Karawang berada di bawah dibanding dengan kabupaten yang di sekitarnya, walaupun dalam hal ini tidak dapat dilihat hanya secara parsial, tetapi saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam suatu sistem. Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah yang kurang menjalankan visi dan misi sekolah tersebut dan tidak maksimalnya penggunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Apabila sistem ini dapat berjalan dengan benar dan baik serta semua elemen-elemen yang terlibat dalam sistem tersebut bekerja keras, maka hasil yang diproyeksikan ke depan akan dapat tercapai.

(8)

Tercapainya hasil produktivitas sekolah tentunya tidak terlepas dari peran seorang pemimpin sekolah yang diharapkan mampu untuk menggerakkan berbagai elemen yang terkait dan bagaimana seorang kepala sekolah dapat memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil produktivitas sekolah yang meningkat.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut di atas, disadari bahwa kepala sekolah melalui kinerjanya dan pemanfaatn fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan baik akan sangat menentukan terhadap terciptanya sekolah yang memiliki peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang : “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sarana Prasarana terhadap Produktivitas Sekolah”. (Studi Kasus pada Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kabupaten Karawang).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini berfokus pada tiga variabel yaitu produktivitas sekolah, kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana. Lembaga Pendidikan dihadapkan pada berbagai masalah yang berkenaan dengan perubahan lingkungan pendidikan, baik dalam mempertahankan eksistensi maupun dalam upaya pengembangan lembaga itu sendiri. Demikian pula sekolah yang ada di lingkungan Kabupaten Karawang khususnya tingkat SMA yang dihadapkan pada upaya peningkatan produktivitas sekolahnya.

Ada beberapa alasan mengapa kita perlu bersungguh-sungguh mempelajari masalah produktivitas sistem pendidikan kita dewasa ini, dan bersungguh-sungguh pula mencari siasat serta daya upaya untuk meningkatkan produktivitas seitem pendidikan tersebut. Menurut (Engkoswara & Aan, 2011: 27-28) menyatakan bahwa (1) Aspirasi maupun tuntutan kemasyarakatan makin luas dan tinggi, (2) Kerjasama dan persaingan di dalam pelbagai bidang kehidupan dewasa ini ternyata makin luas, tetapi juga tajam kadang-kadang justru makin keras, dan (3) Setiap institusi dalam masyarakat, termasuk pendidikan makin terbuka dan makin dituntut akuntabel oleh publik.

(9)

Untuk meningkatkan produktivitas sekolah, faktor kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Kinerja kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah secara teori dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas sekolah, tetapi dalam praktik langsung dilapangan hal ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Begitu juga dengan faktor pemanfaatan sarana prasarana secara teori dapat memberikan pengaruh pada peningkatan produktivitas sekolah, hal ini didasarkan pada bagaimana sarana dan prasarana menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung peningkatan produktivitas sekolah. Hal yang perlu ada kajian lebih mendalam adalah praktik dilapangan tentang bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana dapat meningkatkan produktivitas sekolah. Lebih jauh lagi, Sondang P. Siagian (2009: 10-12) memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah: a) perbaikan terus menerus, b) peningkatan mutu hasil pekerjaan, c) pemberdayaan sumber daya manusia, d) pemanfaatan sarana dan prasarana, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas (Menurut Sondang P. Siagian, 2009 )

Produktivitas perbaikan terus menerus peningkatan mutu hasil pekerjaan pemberdayaan SDM pemanfaatan Sarana dan Prasarana

(10)

Apabila merujuk pada peraturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan setidaknya terdapat delapan variabel besar yang harus diperhatikan dalam rangka mencapai produktivitas suatu sekolah. Kedelapan variabel tersebut sebagai berikut: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana belajar, pembiayaan, pengelolaan dan standar penilaian. Bila variabel-variabel tersebut dihubungkan dengan produktivitas sekolah akan didapat gambar sebagai berikut:

Gambar 1.2

Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Sekolah (Menurut Engkoswara & Aan Komariah, 2011)

Standar isi Standar Proses Penilaian Produktivitas Sekolah : Stability, Integrity, Voluntarism, dan Achievement Penge- lolaan Kompeten si Lulusan Pendidik & Tendik Standar Pembiaya-an Sarana & Prasarana

(11)

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal ini perlu ada kajian yang berkenan dengan “seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan

pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah di SMA Kabupaten Karawang.” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang ?

2. Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang?

3. Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

4. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

5. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

6. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meperoleh data dan informasi tentang pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:

a. mendeksripsikan kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang;

b. mendeksripsikan pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang;

(12)

d. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

e. menganalisis pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

f. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Memperkaya keilmuan administrasi pendidikan khususnya bagi kepentingan akademis dalam kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana prasarana dan produktivitas sekolah;

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya dalam mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya pengembangan kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana dan prasarana serta produktivitas sekolah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat untuk dijadikan: a. Informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki,

meningkatkan, dan mengembangkan produktivitas sekolah yaitu (1) prestasi peserta didik, (2) kesempatan pendidikan lebih tinggi, (3) kesempatan kerja, dan (4) pengembangan diri.

b. Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dalam merencanakan, melaksanakan, menempatkan, dan melakukan pengawasan serta mengevaluasi kinerja kepala sekolah dalam pemanfaatan sarana prasarana serta meningkatkan produktivitas sekolah.

(13)

c. Masukan bagi SMA Kabupaten Karawang untuk dijadikan pertimbangan secara konstektual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan produktivitas sekolah.

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan sistematika penulisan dalam penelitian ini disesuaikan dengan panduan penulisan karya ilmiah UPI tahun 2012 yang terdiri dari terdiri dari lima Bab yang diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai: (1) latar belakang masalah,

(2) identifikasi dan perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Pada bab II ini dibahas beberapa terori yang berkaitan dengan judul

penelitian, yaitu teori produktivitas kerja, teori kinerja kepala sekolah dan teori pemanfaatan sarana dan prasarana. Dalam bab II juga diuraikan mengenai kerangka pikir penelitian serta asumsi dasar dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Dalam Bab III diuraikan mengenai

metodologi dari penelitian yang dilakukan. Dimulai dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan juga teknik analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Pada Bab IV dijelaskan

mengenai: 1) Hasil Penelitian; meliputi deskripsi setiap variabel penelitian, uji normalitas dan juga hasil uji hipotesis, 2) Pembahasan penelitian. Diuraikan mengenai beberapa temuan dari hasil penelitian yang kemudian dibahas

Bab V Kesimpulan Dan Saran. Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang

berisikan ‘point’ utama dari hasil penelitian dan juga diuraikan mengenai beberapa saran yang ditujukan untuk kepala sekolah, guru, komite sekolah dan juga peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh campuran pasir sungai Lumajang terhadap kualitas batu bata lumpur Lapindo dilakukan dengan cara memberikan penambahan pada bahan baku

Efek penyuluhan juga dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Farid, 2019 tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap pengetahuan siswa kelas

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Dari permasalahan yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya lompat jauh, maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi

Simple Pay 0% untuk 3, 6 & 12 bulan Minimum transaksi Rp.1.000.000,- Berlaku di seluruh outlet ORISKIN Berlaku untuk PermataKartuKredit Berlaku hingga 31 Mei 2018 Moira Beauty

a. Kegiatan awal proses pelaksanaan sorogan perlu adanya penyesuaian dan persiapan anak. Kegiatan awal ini bertujuan sebagai pengkondisian anak, agar anak siap

Dari hasil sintesis didapatkan senyawa N-(2-nitrobenzil)-1,10- fenantrolinium klorida yang berupa padatan amorf berwarna dengan rerata rendemen yang optimal sebesar 37%+5%,