RAPAT KOORDINASI PENYUSUNAN RENCANA AKSI
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA
BANJIR BANDANG DI BIMA
Disampaikan oleh :
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
KEJADIAN BENCANA BANJIR BANDANG DI BIMA
PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA BIMA
USULAN PERBAIKAN RENAKSI
KETERLIBATAN K/L DALAM PENANGGULANGAN BANJIR
BANDANG DI BIMA
KEJADIAN BENCANA BANJIR BANDANG
DI BIMA
Berdasarkan
informasi Badan
Nasional
Penanggulangan
Bencana (BNPB)
terjadi banjir
bandang pada
21 dan 23
Desember 2016.
kemudian
terjadi banjir
terbaru pada
tanggal 2
januari 2017.
KEJADIAN BENCANA BANJIR BANDANG DI BIMA
Penyebab
1. Curah hujan estrem yang terjadi di wilayah NTB khususnya Bima dan Sumbawa yang disebabkan
oleh Siklon tropis Yvette di Samudera Hindia Selatan Bali, sekitar 620 Km sebelah selatan Denpasar.
2. Kota Bima yang terletak di cekungan
Kerugian ekonomi
sebesar
Rp 984,40 Miliar
(per 27 Des 2017),
dan akan terus
bertambah.
Aktivitas
masyarakat
lumpuh,
perkantoran rusak,
dan aktivitas
4
Puskesmas
Rusak Berat
29
Pustu Rusak
Berat
29
Polindes Rusak
Berat
1
Labkesda Rusak
Berat
229
Rumah
Hanyut
716
Rusak Berat
739
Rusak Sedang
17.706
Rumah
Terendam
18
SD Rusak Berat
5
SMP Rusak
Sedang
4
SMA/SMK Rusak
Sedang
9
Unit Jembatan
Rusak
5 (R) dan 5 (RB)
Unit PDAM
1 (R) dan 1 (RS)
Unit DAM
DAMPAK BENCANA BANJIR BANDANG DI BIMA
KORBAN MENGUNGSI
KORBAN JIWA
MENINGGAL
RUMAH
TERDAMPAK
JIWA MENDERITA/
TERDAMPAK
979
19.390
FASILITAS
KESEHATAN RUSAK
FASILITAS
PENDIDIKAN
63
27
2
105.753
DAMPAK KEJADIAN BENCANA BANJIR BANDANG (Sampai 3 januari 2017, Pukul 19.00)
2.247 ha
LAHAN RUSAK
40 km
JALAN DLM KOTA RUSAK
PERKEMBANGAN PENANGANAN BANJIR BANDANG BIMA
Kegiatan
Start – End dateDes
Jan
Feb
Masa Tanggap Darurat 1 22 Des – 4 Jan
• Pelayanan Air Bersih 23 Des 2016
• Pembentukan Dapur Umum 23 Des 2016
• Pendistribusian Bantuan
Logistik 23 Des 2016 • Persiapan RR Dilakukan secara paralel
Masa Tanggap Darurat 2 5 Jan – 19 Jan
• Rapat Perpanjangan Tanggap
Darurat 5 Jan 2017 • Persiapan RR Dilakukan secara paralel • Rapat Persiapan Penyusunan
PENANGANAN TANGGAP DARURAT
BENCANA DI BIMA
• Pemberian Cash for Work (CFW) telah dimulai dari tanggal 5 Januari 2017 dan
akan selesai pada tanggal 18 Januari 2017;
• Balai Wilayah Sungai (BWS) telah melakukan normalisasi sungai Paroki dari
hulu, tetapi pada bagian hilir belum dikerjakan;
• Siswa sekolah sudah menerima bantuan seragam dan telah melaksanakan
aktivitas belajar, ruang kelas juga telah berfungsi;
• Puskesmas telah kembali berjalan dengan normal dan melakukan aktivitas
seperti biasa;
• Pembersihan lingkungan masih terus dilakukan dengan bantuan berbagai
pihak, diharapkan akan bersih sebelum 10 April 2017.
HASIL PENANGANAN TANGGAP DARURAT DI BIMA
(per 17 Januari 2017)
• Bappenas dengan BNPB dan SKPD Bima pada tanggal 5-7 Januari 2017 telah
melakukan rapat untuk memutuskan perpanjangan tanggap darurat, dan
diperoleh hasil akhir untuk dilakukan perpanjangan tanggap darurat selama
14 hari sampai pada tanggal 19 Januari 2017;
• Bappenas dan BNPB juga melakukan rapat mengenai pembahasan
penyusunan rencana pemulihan pascabencana banjir bandang di Bima,
diharapkan dalam penyusunan rencana pemulihan untuk memasukkan
dokumen perencanaan penanggulangan bencana;
• Bappenas bersama BNPB dan SKPD Kab. Bima melakukan rapat penyusunan
matriks perhitungan kerusakan dan kebutuhan, dalam penyusunan matriks,
SKPD Kab. Bima masih memerlukan asistensi lebih lanjut agar dapat
menghasilkan matriks kerusakan dan kebutuhan yang akuntabel.
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
REKOMENDASI
• Sektor bekerja secara mandiri dan belum terdapat
terkoordinasi secara baik
• Perlu dilakukan pendekatan secara kewilayahan
(lokasi) agar kegiatan lintas sektor menjadi
terkoordinir, dimana 1 lokasi dikerjakan oleh
berbagai sektor dan dapat segera tuntas dari satu
lokasi ke lokasi lain;
• Perlunya dilakukan penguatan gerakan bersama TNI,
Polri, Pemda, dan semua kalangan untuk
menyelesaikan permasalahan penanggulangan
bencana di Bima.
• Penanganan bencana akan menggunakan paradigma
baru, dimana semua akan dilakukan secara paralel,
dalam masa tanggap darurat harus sudah
mempersiapkan rehabilitasi rekonstruksi
pascabencana
• Dokumen mengenai perencanaan penanggulangan
bencana harus masuk ke dalam pembuatan renaksi;
• Pendekatan yang dilakukan untuk penanganan
kebencanaan ini adalah: Pendekatan kemanusiaan,
pendekatan Sosbud, dan Pendekatan Tata Ruang
Pertanahan;
• Rencana aksi diintegrasikan dengan pengelolaan
lingkungan ke depan.
PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI (2)
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
REKOMENDASI
• Akan dilakukan relokasi bagi masyarakat yang
bermukim di sepanjang bantaran sungai
• Dokumen tata ruang pada masa ini memasuki masa
review, terkait dengan relokasi, akan dimasukkan
sebagai salah satu usulan review RTRW;
• Perlu dilakukan sertifikasi ulang pertanahan bagi
data-data yang hilang akibat bencana.
• Kondisi drainase yang terdapat di Kota Bima sudah
tidak memadai dan menjadi rusak akibat bencana
banjir
• Kondisi penanganan drainase perlu didukung dengan
teknologi drainase yang advance, mampu melepas
air ketika hujan dan mampu menahan air ketika
jarang terjadi hujan;
• Hutan yang sudah gundul di bagian hulu perlu
dilakukan reboisasi agar ekologis kembali menjadi
normal.
• Daerah (Kabupaten dan Kota Bima) diharuskan untuk
menyusun matriks perhitungan kerusakan dan
• Melalui pelaksanaan renaksi, perlu diketahui yang
PERCEPATAN TANGGAP DARURAT
Pendekatan Kemanusiaan
Mengutamakan kebutuhan masyarakat
terutama anak-anak, balita, kaum perempuan,
usia lanjut dan difable
Pendekatan Wilayah (Kerjasama
antarklaster dan antarSKPD)
Menetapkan prioritas desa/kelurahan yang
paling parah dengan mengutamakan kerjasama
antarklaster
Gerakan Bersama
Keterlibatan dan partisipasi aktif semua pihak
Tata Kelola
• Rencana kerja 7-14 hari dengan prioritas lokasi
• Pelaporan dan pertanggungjawaban
1. Alam adalah anugrah dan berkah.
1)
Mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijaksana dan berkelanjutan;
2)
Menjaga dan memelihara lingkungan dengan sebaik-baiknya
2. Bencana adalah kelalaian, keteledoran dan ketidapsiapan.
1)
Mengenali dan memahami perilaku lingkungan sekitar dengan cermat dan sebaik-baiknya;
2)
Menyiapkan rencana untuk mengurangi risiko bencana;
3)
Meningkatkan kapasitas dalam mengurangi risiko dan kesiapsiagaan menghadapi bencana;
4)
Menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system);
5)
Meningkatkan manajemen mitigasi dan pengurangan risiko bencana.
PENANGGULANGAN BENCANA PADA TAHAP
PASCA-BENCANA
Pemulihan dini
• Melengkapi/
melanjutkan
tindakan bantuan
darurat.
• Mendukung
pemulihan
spontan.
• Meletakkan
fondasi pemulihan
jangka panjang.
Rehabilitasi
• Refungsionalisasi
layanan dasar.
• Mendampingi
pemulihan
spontan.
• Menghidupkan
kembali aktivitas
ekonomi.
• Menyediakan
dukungan
pemulihan kondisi
psikologis dan
sosial.
Rekonstruksi
• Pembangunan
kembali:
• pelayanan/fasum.
• Infrastruktur.
• Penggantian
bangunan rusak.
• Revitalisasi
ekonomi.
• Pemulihan
kehidupan Sosial
budaya.
• Pengurangan risiko
bencana.
TUJUAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
Tujuan:
Memulihkan
kondisi seperti
sebelum bencana
dan menjadi lebih
baik
Memulihkan kondisi dan kehidupan sosial dan budaya: kehidupan
keluarga, sekolah, masyarakat, keagamaan dan lainnya;
Memulihkan kondisi dan kegiatan ekonomi: produksi, jasa,
perdagangan dan pariwisata;
Membangun kebersamaan dan gotong royong;
Memulihkan penyelenggaraan pelayanan publik: pelayanan
pendidikan, kesehatan, air bersih dan listrik;
Pendekatan : Terpadu, Memulihkan
kondisi seperti sebelum bencana dan
menjadi lebih baik
Pendekatan kemanusiaan
Pendekatan sosial, budaya dan ekonomi
Pendekatan wilayah: tata ruang dan
pertanahan
PENDEKATAN DAN PRINSIP REHABILITASI
REKONSTRUKSI
Dengan prinsip:
1) Partisipatif
2) Terpadu
3) Transparan
4) Akuntabel
5) Berkelanjutan
JANGKA WAKTU PEMULIHAN
• Pemulihan kondisi dan
kehidupan sosial dan
budaya
• Pemulihan kondisi dan
kehidupan ekonomi
• Penyiapan Revisi Rencana
Tata Ruang Wilayah dan
Master Plan
Pembangunan Kota Bima
2-6 Bulan
• Pembangunan prasarana
dan sarana dasar
• Pembangunan prasarana
dan sarana ekonomi
• Pembangunan prasarana
dan sarana transportasi
dan komunikasi
6-12 Bulan
• Penataan perumahan dan
permukiman
• Rehabilitasi kawasan hulu
• Penataan daerah aliran
sungai
Perencanaan
• Integrasi Rencana RR ke dalam RPJMD, RKPD dan RTRW;
• Koordinasi dan kerjasama antara Pemerintah Kota Bima (Bappeda, BPBD, SKPD), Pemerintah Provinsi NTB (Bappeda,
BPBD, SKPD), Pemerintah Pusat (Bappenas, BNPB, dan K/L), dan perguruan tinggi.
Penganggaran
• Sinkroniasi pendanaan: DSP, APBD Kota, APBD Provinsi, belanja K/L;
• Skema pembiayaan lainnya: CSR dan swasta.
Pelelangan
• Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan
Pelaksanaan
• Keterlibatan masyarakat
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
KETERLIBATAN K/L DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
DI BIMA
1.Mendorong dan menumbuh kembangkan budaya sadar bencana
2.Peningkatan sosialisasi dan diseminasi PRB kepada masyarakat
3.Penyediaan dan penyebarluasan informasi kebencanaan kepada masyarakat
4.Pelatihan menghadapi bencana secara berkala dan berkesinambungan
5.Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder
6.Peningkatan kualitas hidup masyarakat daerah pasca bencana
7.Pemeliharaan dan penataan lingkungan di daerah rawan bencana alam
1.Integrasi PRB dalam perencanaan nasional dan daerah;
2.Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana
3.Pemanfaatan kajian dan peta risiko untuk penyusunan RPJMD;
4.Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review RTRWP/K/K;
5.Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di Pusat dan daerah;
6.Penyusunan rencana kontinjensi pada kabupaten/kota
1.Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur
2.Penyediaan sistem peringatan dini bencana
3.Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan pendidikan
4.simulasi dan gladi kesiapsiagaan menghadapi bencana secara berkala dan berkesinambungan
5.Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan
6.Pengembangan desa tangguh bencana 7.Peningkatan kapasitas manajemen dan
SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA
Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi
Internalisasi PRB dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat dan
daerah
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penanggulangan bencana
Strategi
Sasaran Nasional
1. Menurunkan risiko bencana
2. Meningkatkan kapasitas pemerintah, pemda dan masyarakat dalam menghadapi bencana
Arah Kebijakan
KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL
Pencegahan
&
Penanggulan
gan Bencana
Pemberday
aan
Masyara-kat
Penguatan
Kapasitas
SDM
Sarana dan
Prasarana
Pelayanan
Dasar
Pengem-bangan Ekonomi di DaerahPengelo-laan SDA
dan LH
Penguatan
Kelemba-gaan dan
Regulasi
KP.1
KP.2
KP.3
KP.7
Sosialisasi dan Simulasi
Bencana;
Pembentukan dan pelatihan
SDM Penanggulangan Bencana
Penyediaan Sistem Peringatan
dini;
Pembangunan pusat logistik
kebencanaan;
Pembangunan infrastruktur
mitigasi bencana;
Pengembangan teknologi
kebencanaan
Pemulihan pelayanan dasar di daerah
pascabencana
;
Penyediaan layanan data dan informasi
bencana
Penataan ruang kawasan rawan
bencana untuk meningkatkan
kapasitas kawasan;
Rehabilitasi DAS;
Pencegahan dan
Penanggulangan Karhutla;
Rehabilitas DAS
Penyusunan kajian dan peta risiko;
Penguatan koordinasi
penanggulangan bencana;
Harmonisasi kebijakan dan regulasi
Penanggulangan Bencana
Pemulihan dan peningkatan
KP.6
Pembentukan Masyarakat
Tangguh Bencana pada daerah
risiko bencana tinggi
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat dan daerah 1.Pengarusutama -an PRB dalam perencanaan pembangunan 2.Pengkajian risiko bencana tingkat kabupaten/kota 3.Kajian risiko bencana untuk penyusunan RPJMD 4.Integrasi Kajian Risiko bencana dalam 5.Harmonisasi kebijakan dan peraturan Pusat dan daerah 6.Penyusunan rencana kontinjensi
MEKANISME KOORDINASI DAN KETERLIBATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM INTERNALISASI PRB
BNPB, Bappenas,
Kemendagri, Pemda
Pedoman dan Standardisasi
Pengurangan Risiko Bencana
BNPB, BPBD, PT
BNPB, Bappenas, Kemendagri,
Pemda
Kajian Pengurangan Risiko
Bencana
BNPB, Bappenas, Kemendagri,
Kemen ATR, Kemen PU-PR,
Pemda
Pedoman dan Standardisasi
Pengurangan Risiko Bencana
Penyusunan dan harmonisasI
produk Hukum
BNPB, KL, Pemda
Rencana Kontinjensi
BNPB, BPBD
1
2
4
5
6
3
Penurunan
tingkat
kerentanan
terhadap
bencana
1.Menumbuh-kan kesadaran
dan
pengetahuan
bencana
2.Sosialisasi PB
melalui media
3.Penyebarlua
s-an informasi
kebencanaan
4.Kerjasama
Pemerintah
dengan
5.Percepatan
penyelesaian
6.Penataan
dan
pemeliharaan
lingkungan
rawan
bencana
7.Menumbuh-kan kearifan
lokal
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM
PENURUNAN KERENTANAN TERHADAP BENCANA
BNPB, Kemendagri,
Kemendikbud, Kemendes PDTT, Pemda
• Pendidikan dan pelatihan PB • Pertukaran Pengetahuan
Pengurangan Risiko Bencana
BNPB, Kemenkominfo, BIG, Pemda Penyebaran Informasi Kebencanaan BNPB, Kemenkominfo, BMKG, BIG, Pemda
Penyusunan data dan informasi kebencanaan
Kerjasama Antar Lembaga Kerjasama Internasional
BNPB, Kemen PU-PR, Kemenhub, Kemenkes, Kemendikbud, Kementan, Kemenhut,
Kemensos, Kemendag, dll, Pemda
• Fasilitasi Penyusunan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
• Fasilitasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Fisik
• Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi dan Sosial di Wilayah Pascabencana
BNPB, Kemen PU-PR, Kemen ATR, Kemen LHK, Pemda
Penerapan Mitigasi Bencana
• Fasilitasi dan Pengembangan Kapasitas Relawan PB
• Fasilitasi dan Pengembangan Pemberdayaan kelompok Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
• Fasilitasi pemberdayaan dan Pengembangan ketangguhan masyarakat
1
2
3
4
5
6
7
Peningkatan
kapasitas dalam
penanggulangan
bencana
1.Kapasitas kelembagaan dan aparatur 2.Penguatan tata kelola PB 3.Pengembang -an sistem peringatan dini 4.Pengembang -an dan pemanfaatan IPTEK 5.Simulasi dan 6.Infrastruktur 7.Perlindungan dan layanan pada saat darurat bencana 8.Desa tangguh bencana untuk desa hebat 9.Pusat logistik kewilayahanKOORDINASI DAN KETERLIBATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM
PENINGKATAN KAPASITAS MENGHADAPI BENCANA
BNPB, Kemenristek, BPPT, LIPI
• Teknologi modifikasi cuaca
• Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
BNPB, BPKP,BPK, Itwil
• Koordinasi Kesiapsiagaan
• Peningkatan Kapasitas Penanganan Darurat
BNPB, BMKG. Kemen ESDM, Kemen PU-PR, Kemen LHK, Pemda
• Fasilitasi Kesiapsiagaan
• Penguatan Pengurangan Risiko Bencana Daerah
BNPB, Kemendagri, Pemda
Pendidikan dan pelatihan
• Simulasi PRB
Kemen PU-PR, Kemenhub, KKP, BIG,dll, Pemda
Pembangunan EWS, TES, jalur evakuasi, dll
BNPB, Kemensos, Kemendikbud, Kemenkes, Kemen PU-PR, Kemen LHK, Kementan, BASARNAS dll
Penyaluran Bantuan Kedaruratan
BNPB, Kemendagri,
Kemenkes, Kemendes PDTT, KKP, Kemensos, dll, Pemda
• Fasilitasi dan Pengembangan Pemberdayaan kelompok Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
• Penyediaan dan distribusi logistik dan peralatan